Anda di halaman 1dari 14

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau

pada Masa Pendudukan Jepang


=================================================
Oleh: Siti Fatimah

ABSTARCT

As an ethnic group Minangkabau people was influenced by many


conditions developed around them, like scio-cultural, value system
they had, beliefs and religious, and status and roles they played.
Based on those conditions, Minangkabau people has been well-
known with their unique community structure and leadership pattern
in the past. This condition had been running in harmony until the
coming of Japanese colonialism in 1943. This pattern of leadership
had been changed and tended to be disfunctional. In their
colonialism era, Japanese tried to use the Tungku Tigo Sajarangan
(the pattern of Minangkabau traditional leadership) as a tool for
maintaining their power over Minangkabau colony.

Kata Kunci: Kepemimpinan, pola dan sistem kepemimpinan,


kepemimpinan tradisional, Minangkabau,

I. PENDAHULUAN
sosial budaya yang serba kompleks,
Telaah tentang pola-pola dan sistem
suku minangkabau sudah dikenal
kepemimpinan adalah suatu hal yang
mempunyai struktur masyarakat yang
menarik, karena konsep mengenai
teratur pada masa lalu. Dalam
kepemimpinan seringkali sangat erat
berbagai sumber yang terdapat, baik
hubungannya dengan kondisi-kondisi
tertulis maupun tidak, masyarakat
politik, perubahan-perubahan sosial,
minangkabau telah diperkenalkan
pergeseran dinamika-dinamika lain-
dengan sistem pola kemasyarakatan/
nya yang berlaku di tengah-tengah
pemerintahan yang secara umum
suatu masyarakat. Di sisi lain pola-
dikenal yaitu; Bodhi Caniago dan
pola kepemimpinan yang berlangsung
Koto Piliang. Di Minangkabau sering
di tengah-tengah suatu masyarakat
dikenal ”orang yang dituakan”,
tertentu tidak pula terlepas dari
kalaulah istilah orang yang dituakan
berbagai faktor yang mendukung
ini tidak identik, tetapi konsep ini
masyarakat itu sendiri, umpamanya
biasa diberikan terhadap seseorang
kondisi sosial budaya, sistem nilai
yang dianggap sebagai pemimpin,
yang dimiliki, agama dan kepercayaan
apakah itu dalam kelompok
yang dianut, peranan dan status yang
(communal) terkecil maupun kelom-
diembannya.
pok yang lebih luas.
Minangkabau sebagai salah satu
Dalam perkembangan sejarah
kelompok etnis tertentu, tidak terlepas
Minangkabau, pola-pola kepemim-
dari persoalan di atas. Dengan kondisi
pinan tradisional terlihat berjalan

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 75


dengan harmonis sampai dengan berbeda, dalam segi-segi apakah ia
masuknya pengaruh-pengaruh luar berbeda dan bagaimanakah perbedaan
atau kekuatan-kekuatan asing. Namun tersebut khusus terhadap sistem
setelah dominasi kekuatan asing, pola kepemimpinan tradisional yang
kepemimpinan masyarakat tradisio- berlaku di Minangkabau?
nal menjadi rusak. Reaksi terhadap itu Masalah utama adalah me-
ditunjukkan oleh terjadinya berulang nyangkut sekitar sistem kepemim-
kali pergolakan sosial dan intelektual.1 pinan tradisional masyarakat Minang-
Anthoni Reid dalam bukunya kabau. Karena begitu luasnya
”The Japanese and Rival Indonesian persoalan ini, maka penulis mem-
Elite: Sumatera 1942-1949”2 menje- batasinya sekitar pada periode Jepang
laskan bahwa inovasi yang sungguh (1942-1945). Dalam hal ini ditekan-
luar biasa dari pemerintahan Jepang kan pada persoalan sejauh mana
adalah diajaknya semua sumber- pengaruh Jepang menimbulkan
sumber kepemimpinan yang ada perubahan-perubahan terhadap kepe-
untuk masuk ke dalam berbagai badan mimpinan tradisional masyarakat
administratif, penasehat, propaganda, Minangkabau pada masa itu.
tempat mereka sedikit banyaknya Bagaimanapun juga, tulisan ini
harus bekerjasama. Bertitik tolak dari bertujuan untuk: (1) memahami
pendapat Reid dapat diduga bahwa secara lebih jelas bagaimana persisn-
Jepang yang dikenal dengan promosi ya pola-pola kepemimpinan tradi-
3Anya (Jepang cahaya Asia, Jepang sional masyarakat Minangkabau
Pemimpin Asia dan Jepang Pelindung sebagai suatu proses sejarah pada
Asia) ternyata tidak jauh berbeda tingkat mikro; (2) mengungkapkan
dengan pendatang sebelumnya dalam pengaruh Jepang terhadap pergeseran-
pelaksanaan politik kolonialnya. pergeseran pola kepemimpinan
Hanya yang menjadi persoalan adalah masyarakat Minangkabau; dan (3)
apakah dalam penerapannya model- membandingkan pola kepemimpinan
model yang diterapkan Jepang tradisional masyarakat Minangkabau
berbeda dengan sebelumnya? Bila pada masa Jepang dengan periode
sebelumnya.
1
Taufik Abdullah. 1972. Modernization in
the Minangkabau World; West Sumatera In II.BEBERAPA KONSEPSI TENTANG
Early of the twentienth Century. London, TEORI KEPEMIMPINAN
Ithaca, London: Cornel University Press;
Taufik Abdullah. 1972. Schools and Guna memperjelas konsep ”Kepe-
Politics: The Kaum Muda Moyement in mimpinan Tradisional” maka dicoba
West Sumatera. New York: Ithaca Cornell meminjam tipologi Weber mengenai
University Press; Taufik Abdullah. 1966.
“Adat and Islam An examination of konsepsi kepemimpinan itu sendiri.
conflict in Minangkabau” dalam Indonesia, Menurut Weber ada tiga tipe
No. 2 Oktober 1966; Schrieke. 1973. kepemimpinan umat manusia:
Pergolakan Agama di Sumatera Barat: tradisional, rasional-legal, dan kharis-
Sebuah Sumbangan Bibliografi (terjemahan matik3. Tipologi Weber ini dilihat
oleh: Soergata Poerbakawatja. Jakarta:
Bharata.
2 3
Dalam Schrieke. 1973. Ibid. Max Weber. 1947. The Theory of Social and
Economic Organization (translated by A.M

76
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011
berdasarkan bentuk-bentuk aksi sosial Pada masyarakat Minangkabau
dan dengan hubungan-hubungan bentuk kepemimpinan tradisional dapat
sosial yang menjadi ciri khas berbagai dilihat dalam institusi-institusi adat
masyarakat tertentu. yang ada. Berbeda dengan di Jawa, di
Kepemimpinan tradisional me- Minangkabau pemimpin tertinggi tidak
nurut Weber adalah orde sosial yang terletak di tangan raja melainkan di
bersandar kepada kebiasaan- tangan penghulu, sekalipun di daerah
kebiasaan kuno dengan mana status Minangkabau pernah terdapat suatu
dan hak-hak pemimpin juga sangat kerajaan di masa lalu. Kepemimpinan
4
ditentukan oleh adat kebiasaan . tradisional ini adalah berdasarkan
Kepemimpinan tradisional juga stelsel martilinial menurut tingkatannya
memerlukan unsur-unsur kesetiaan masing-masing. Pada umumnya
pribadi yang menghubungkan hamba pemimpin rumah tangga disebut
dengan Tuhannya. Berbeda dengan tungganai, pemimpin kaum disebut
tipe rasional-legal dimana semua mamak kaum, pemimpin suku adalah
peraturan tertulis dengan jelas dan penghulu.7
diundangkan dengan tegas, maka Di sisi lain, dalam konsepsi
batas wewenang para pejabat kepemimpinan Minangkabau dikenal
ditentukan oleh aturan main; apa yang disebut dengan Tungku Tigo
kepatuhan dan kesetiaan tidak Sajarangan, yang erat kaitannya
ditujukan kepada pribadi para pejabat dengan pengelompokan sistem
melainkan kepada lembaga yang kepemimpinan masyarakat Minang-
bersifat impersonal.. Sedangkan kabau, yaitu kepemimpinan ninik
analisis Weber tentang kepemimpinan mamak, kepemimpinan alim ulama,
’karismatik” adalah seorang pemim- dan kepemimpinan cerdik pandai.8
pin atau raja yang mempunyai sifat
keramat.5 III.STRUKTUR KEPEMIMPINAN
Adakalanya sulit memberikan TRADISIONAL MASYARAKAT
batasan yang tegas antara tipe MINANGKABAU
tradisional dengan karismatik, karena Struktur sosial Minangkabau tradi-
dalam realitasnya tidak jarang seorang
sional dapat dibagi dalam dua sistem
pemimpin yang memiliki tipologi
tradisional, sekaligus mengemban tipe
karismatik. Untuk ini dapat ditemu- Sajarangan dan Tali Tigo Sapilin” dalam
kan dalam beberapa kasus di Jawa A.A. Navis (Ed). 1983. Dialektika
dan Minangkabau. 6 Minangkabau dalam Kemelut Sosial.
Padang:Genta Singgalang Press.
7
Di Jawa umpamanya kepemimpinan sunan-
Henderson and Talcott Parsons). New sunan, di mana mereka bertipe tradisional
York: Oxford University Press. sekaligus juga bertipe kharismatik, di
4
April Carter. 1985. Otoritas dan Demokrasi. Minangkabau bisa terdapat pada
Jakarta: Rajawali. kepemimpinan Penghulu dan kepemim-
5
Koentjaraningrat. 1986. ”Kepemimpinan pinan para ulama seperti sech-sech di
dan Kekuasaan Tradisional, Masa Kini, Sumatera Barat. Untuk lebih jelasnya, baca
resmi dan Tak Resmi” dalam Miriam Sartono Kartodirdjo. 1984. Ratu Adil
Budiarjo. Aneka Penulisan tentang Kuasa Jakarta: Sinar Harapan.
8
dan Wibawa. Jakarta: Sinar Harapan. A.A Navis. 1984. Alam Takambang Jadi
6
Herman Sihombing. 1983. ”Hukum Adat Guru:Adat dan Kebudayaan Minangkabau.
Minangkabau mengenai Tungku Tigo Jakarta: Grafiti Press.

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 77


yang berbeda, yaitu: The Royal sebuah lembaga kampung yang
Family System (Sistem keluarga biasanya adalah Primus Interpares.
penguasa kerajaan/bangsawan) dan Tidak terdapat kaitan struktur secara
The Commoners (rakyat biasa). formal antara nagari dengan nagari
Bentuk pertama adalah sistem lainnya11. Oleh karena itu setiap nagarai
patrilinial yang tak dapat dipisahkan berdiri sendiri di mana nagari satu
dari alam Minangkabau. Ini juga terlepas dari nagari yang lainnya12.
dapat dianggap sebagai perwakilan Dengan demikian orang sering
dari The male principle. Sedangkan menyebutnya dengan republik Nagari.
yang kedua dapa dikatakan mewakili Kampung biasanya dikepalai
model sistem matrilinial (the fame oleh kepala kampung. Disamping itu
principle). Namun kedua bentuk ini juga terdapat kepala dari masing-
disatukan ke dalam a sacral marrige.9 masing suku. Biasanya ada beberapa
Berdasarkan bukti-bukti sejarah buah suku yang termasuk ke dalam
setelah abad ke-16, setelah peme- sebuah kampung. Kepala suku yang
rintahan Adityawarman, terdapat tiga tertua di antara kepala suku yang ada
raja di Minangkabau, yaitu raja Alam, dalam kampung yang bersangkutan
raja Ibadat, dan Raja Adat. Ketiga dipilih untuk menjadi kepala
raja tersebut disebut Rajo Tigo Selo. kampung, mereka dimuliakan dengan
Yosselin De Jong menyebutkan raja istilah Datuk yang dipusakai13.
adat adalah simbol kewanitaan, oleh Pada mulanya terdapat empat
karena itu kadang-kadang disebut suku pokok di Minangkabau yang
dengan Tuan Gadis 10. Raja ini boleh terdapat dari dua kelarasan. Suku
laki-laki dengan syarat harus Koto dan Suku Pilliang termasuk
memanjangkan rambutnya. Sedang- kelarasan Koto Piliang. Sedangkan
kan raja ibadat adalah simbol kaum Suku Bodhi dan Caniago termasuk
laki-laki. Keduanya disebut Rajo Duo kelarasan Bhodi Caniago.
Selo. Namun kekuasaan raja tidak Dewasa ini menurut L.C.
pernah berfungsi sebagai kepala Westenenk telah berkembang cabang-
pemerintahan di Minangkabau. cabang suku, lebih kurang 96 suku
Wilayah ini terdiri dari Dua yang menyebar di seluruh nagari di
laras dan Tiga Luhak. Luhak itu Minangkabau14.
sendiri wilayahnya amorfik dan bukan
merupakan unit politik dalam
pengertian tradisional. Organisasi 11
Masalah antara satu nagari dan nagari
sosial politik tertinggi sebelum lainnya sering terjadi perkelahian. P.E. de
masuknya pengaruh asing adalah Josselin de Jong. 1980. Minangkabau and
Nagari yang terdiri dari beberapa Negeri Sembilan: Sosio Political Structure
kampung yang saling berdekatan in Indonesia. Den Haag: Martinus Nijhoft
Iletgeverij.
nagari biasanya diperintahi oleh 12
Ahmad Dt. Batuah A. Dt. Madjoindo.
Tanpa Tahun. Tambo Alam Minangkabau.
9
Taufik Abdullah. 1966. “Adat dan Islam: Jakarta: Balai Pustaka.
13
An Examination of Conflict in Mochtar Naim. 1984. Merantau Pola
Minangkabau” dalam Indonesia, No 2 Migrasi Minangkabau. Yogyakarta: Gajah-
Oktober 1966. mada University Press.
10 14
Ibid P.E de Josselin de Jong. 1980. Op cit..

78
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011
Suku atau matriclan adalah unit olahraga dan tempat hiburan17.
utama dari struktur sosial masyarakat Bahkan nagari seharusnya juga
Minangkabau, dan seseorang tidak memiliki sawah, perkebunan dengan
dapat dipandang sebagai orang berbagai jenis tumbuhan yang ada di
Minangkabau kalau tidak mempunyai dalamnya.18
suku. Tiap suku biasanya terdiri dari Pada masa pemeintahan Belanda
beberapa parui’. Parui’ dapat dibagi terdapat istilah laras. Laras dibentuk
ke dalam Jurai, dan jurai terbagi bila nagari mempunyai adat yang
kedalam Samande15. Cara pembagian sama dalam bentuk federasi
suku seperti demikian adalah ke (gabungan) yang sering diistilahkan
dalam berbagai tingkat jenis dengan koto, seperti sebutan IV koto,
keturunan (lineage), namun dapat VI koto, XIII koto dan seterusnya.
berbeda antara satu daerah dengan Pada masa kedatangan Belanda tahun
daerah lainnya. Sebagai mana yang 1937 di Tanah Datar terdapat empat
dikatakan de Jong, Jurai adalah istilah belas kelarasan dan di Agam dua
yang kabur yang mungkin menun- belas kelarasan. 19 di dalam sukunya
jukkan persamaan consangulinealitas penghulu paling berkuasa. Ada-
saja atau pertalian kelompok di bawah kalanya penghulu bersama penghulu
atau di atas tingkatan parui’. lainnya mengadakan rapat di balai
Sebaliknya samande sukar dipandang adat nagari bila ada masalah-masalah
sebagai unit yang berdiri sendiri oleh dalam penduduk nagari. Sedangkan
karena dua atau tiga samande bisa penghulu pada dasarnya tidak bekerja
sama mendiami rumah yang satu. sendiri: dia dibantuk oleh penghulu
Sebuah nagari biasanya dapat kecil.20 di daerah lain adakalanya
berisikan empat sampai sepuluh suku. terdapat istilah atau sebutan yang
Bahkan lebih, di padang tahun 1933 berbeda untuk tujuan dan maksud
terdapat delapan sampai seppuluh yang sama.
suku di Koto Tangah16. Jadi suku Kadang-kadang terdapat perbe-
bukanlah merupakan unit teritorial,. daan penamaan yang menolak untuk
Oleh karena itu kesatuan teritorial maksud yang sama di beberapa
yang merupakan daerah otonom daerah. Di Bukittinggi masing-masing
adalah nagari. Terdapat beberapa keluarga atau parui’ dikepalai oleh
tingkat bentuk Unit teritorial, dari penghulu Andiko. Di Payakumbuh
rumah adat, berikut taratak, dusun, kepala purui’ juga disebut penghulu
koto, sampai pada nagari sebagai Andiko. Di Suliki disebut penghulu
puncaknya. Setiap nagari memiliki nan VI suku, tapi penghulu Andiko
sebuah balai adat, masjid, jalan-jalan tetap kepala parui’. Sedangkan
raya atau setapak, pandan pakuburan, menurut informasi Ronket dan
medan laga, tepian mandi, lapangan
17
Bahasan tentang Nagari pada awal abad ke
-20, lihat L.C. Westenenk. 1918. De
Minangkabau Sche Nagari Edisi ke-3.
Welstervreder.
15 18
Mochtar Naim. 1984. Opcit.; Lilat juga S. Raffles (ed). “Memoir of the Live and
Josselin de Jong. 1980. Op cit. Public Service of Sir Thomas Stamford”
16
Chistine Dobbin. 1975. The Exercice of dalam, Cibidristine Dobbin. 1975. Op cit.
19
Authority in Minangkabau in Late Century. Ibid
20
Kuala Lumpur. Ibid.

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 79


Pmuncak, sendangkan orang yang Singkarak sama dengan di Solok yang
terkemuka mengepalai nagari disebut berbeda hanya keluarga tidak disebut
pucuak, di rantau pucuak sering suku tetapi kampuang.
21
disebut raja. Data memperlihatkan
kelompok geneologis dibentuk oleh IV.STRUKTUR KEPEMIMPINAN
nagari. Setiap nagari berbentuk TRADISIONAL MASYARAKAT
republik kecil, begitu juga di rantau, MINANGKABAU
kecuali Indragiri disebut berbeda. Pada tanggal 14 Maret 1942 Belanda
Unsur-unsur Koto Piliang dan meninggalkan Batavia. Keesokan
Bodhi Caniago mungkin ditemukan harinya penduduk kota menerima
dalam nagari yang sama. Sekalipun pengumuman yang dikeluarkan
nagari tersebut terdapat suku yang bersama oleh Residen Mr.C.W.A.
berlainan. Akan tetapi biasanya Abbentunis dan wali kota Ir. E.A.
ditandai dengan suku yang dominan. Voorneman.25 Pada hari itu juga 5
Oleh karena itu orang biasanya Maret 1942. ibu kota Hindia Belanda
ditandai mengatakan bahwa Luhak jatuh ke tangan tentara Jepang.
Agam lebih didominasi oleh Bodhi Wilayah Hindia Belanda yang
Caniago, Luhak Lima Puluh Koto pertama-tama jatuh ke tangan Jepang
oleh Koto Piliang dan Tanah datar adalah kepulauan Tambelan di Laut
campuran di antara keduanya.22 Cina Selatan yang diduduki Jepang
Sedangkan keluarga kerajaan lebih pada tanggal 27 Desember 1941. Tak
didominasi oleh Koto Piliang.23 lama kemudian mendarat di Taratak
Luhak Tanah Datar yang meru- (Kalimantan Timur) dan Manado
pakan gabungan antara adat Koto (Sulawesi Utara). Balikpapan
Piliang dengan Bodho Caniago, tiga diduduki tanggal 24 Januari, Ambon
daerahnya yang terpenting adalah tanggal 2 Februari, Palembang pada
Solok, Singkarak dan Batu Sangkar. tanggal 15 Februari bersama dengan
Di Solok keluarga disebut sesuku jatuhnya Singapura, dan demikian
yang dikepalai oleh penghulu Andiko. juga daerah-daerah sumber minyak di
Bila suku atau keluarga menempati daerah Kalimantan Timur dan
beberapa rumah, maka penghulu
Sumatera Selatan sudah berada di
Andiko mengepalai beberapa mamak, bawah tangan Jepang. Timor diduduki
sedangkan nagari dikepalai oleh tanggal 20 Februari. Pendaratan di
penghulu pucuak. Tetapi ia adalah Sumatera Utara dan Timur tanggal 12
seorang penghulu Andiko yang Maret dan pada tanggal 17 Maret
dianggap Primus Interpares. 24 Di Kota Padang jatuh ke tangan Jepang.
Berdasarkan kenyataan itu,
21
P.E, de Josselin de Jong. 1980. Op cit. jelaslah bahwa intensitas pendudukan
22
Elizabeth E. Graves. 1981. The Minang- Jepang di seluruh Nusantara dirasakan
kabau Response to Duch Colonial. Rule in
the Ninetcenth Century. New York: Ithaca:
25
Cornell University Press. Arsip nasional Republik Indonesia, di
23
Christine Dobbin. 1977. “Economic Change bawah pendudukan Jepang: kenangan
in Minangkabau as a Factor in the Rise Empat puluh dua orang yang
Padri”, dalam Indonesia. 1977. mengalaminya, penerbit Sejarah Lisan
24
P. E. de Josselin de Jong.. 1980. Op cit. No.4.1988.

80
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011
berbeda-beda, demikian pula pene- Sumatera. Di Sumatera Barat pendaf-
trasi kekuasaan dan kebudayaan taran tahap pertama dimulai pada
Jepang tidak merata. Daerah yang bulan November 1943, kemudian
masuk front pertempuran lebih diikuti oleh Aceh, lalu Sumatera
menderita dibanding dengan daerah Timur dan seterusnya baru keresi-
yang tidak masuk. Sementara itu denan atau Shu lainnya. Akan tetapi
pemerintahan penduduk (Jepang) sebelum Giyugun dibentuk di
lebih banyak mendapat kesempatan Sumatera Barat, sudah dibentuk
untuk melaksanakan policy (kebijak- ”Membangun Gerakan Rakyat” Juli
sanaan) penduduk sesuai dengan 1943 dipimpin oleh Muhammad
rencananya. Syafe’i dan Chatib Sulaiman.26
Wilayah yang diduduki Jepang Gerakan ini cukup berpengaruh,
dibagi dalam dua bagian besar. Pulau karena rakyat telah memberikan
Sumatera dan jawa berada di bawah tanggapan yang positif tentang
kekuasaan militer Angkatan Darat Giyugun Sumatera sebelum Sumatera
(Rikugun), dan Kalimantan serta Gunseikanbu mengumumkan secara
wilayah yang dahulu dikenal sebagai resmi.27
daerah Timur Besar dikuasai oleh Antara pejabat militer Jepang
pemerintahan militer Angkatan Laut yang berkedudukan di Jawa dengan
(Kaigun). Dalam pelaksanaan kebi- mereka yang berkedudukan di
jaksanaan pemerintah, penguasa Sumatera hanya ada kontak yang
militer berperang kepada tiga prinsip terbatas. Masing-masing pusat
utama, yaitu 1) Mengusahakan agar pemerintahan lebih banyak menja-
dapat dukungan rakyat untuk meme- lankan tugas sendiri-sendiri.
nangkan perang; 2) Memanfaatkan Namun demikian, tetap ada
sebanyak mungkin struktur peme- kemiripan pengaturan seperti cara-
rintahan yang telah ada; 3) mele- cara mobilisasi calon-calon pemuda
takkan dasar agar wilayah yang untuk menjadi militer. Jika di Jawa
bersangkutan dapat memenuhi kebu- Jepang mengadakan pendekatan
tuhannya sendiri. melalui kantor Shumubu (Kantor
Laskar rakyat Sumatera atau Urusan Agama), maka di Sumatera
Giyugun Sumatera adalah semacam juga berlaku cara seperti ini. Bahkan
tentara yang direkrut Jepang dari di Sumatera barat jauh sebelum
kalangan Pemuda Indonesia pada pengumuman resmi Giyugun dike-
tahun kedua setelah pendudukan luarkan, para pejabat militer Jepang
Jepang. Di Jawa mereka lebih dikenal
dengan PETA (Pembela Tanah Air). 26
Nugroho Notosusanto. 1979. Tentara Peta
Keduanya dibentuk atas kebijak- pada Zaman Pendudukan Jepang di
sanaan pemerintah yang berkedu- Indonesia. Jakarta: Gramedia. Pola
dukan di Dallat (Vietnam). Setelah Kebijaksanaan Jepang antara lain adalah
PETA di Jawa diresmikan, Gunseibu menuju sasaran sumber strategis di
Indonesia yaitu penguasaan sumber-sumber
Sumatera yang berkedudukan di minyak dan karet.
Bukittinggi baru mengeluarkan 27
Aiko Korushawa. 1988. “Mobilization and
pengumuman tentang Giyugun. Training of Youth in Sumatera, during the
Pelaksanaan pembentukan pun sama Japanese Occupation 1943-1945”. (paper
sekali tidak serentak untuk seluruh yang di tulis untuk sebuah tugas di Cornell
University), dalam arsip nasional RI, 1988.

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 81


yang mengurus pemerintahan untuk tanggal 15 Oktober 1945 memasuki
masing-masing Shu, telah meng- Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
adakan pembicaraan dengan para Sebagian besar di antara mereka
pemimpin Agama setempat. memperoleh tempat tertentu dalam
Para pemimpin agama yang hierarki kemiliteran pada masa
berpengaruh dan para tokoh revolusi kemerdekaan. Di antara
Nasionalis mulai memprogandakan perwira Giyugun yang memegang
tujuan pembentukan tentara suka rela jabatan komando dan resimen pada
dalam berbagai dakwah dan tempat masa revolusi adalah Sjarief Usman,
umum28. Sentimen-sentimen agama Dahlan Ibrahim, dan Ismail Lengah.
seperti perang Jihad menjadi alat Semuanya dari Giyugun Padang.
propaganda yang paling ampuh untuk Sedangkan Hasan Basri dan Abdul
mempengaruhi para pemuda di Halim dari Giyugun Bukittinggi29.
Sumatera. Di Sumatera Barat Pada umumnya orang-orang
misalnya, Ulama Shekh Jamil Jambek Jepang yang pertama sampai ke
dan seorang tokoh Nasionalis Khatib Sumatera Barat adalah para militer
Sulaiman adalah dua orang tokoh yang tidak berpengalaman di
progaganda Giyugun yang terkenal. lapangan pemerintahan sipil seperti
Bagi Jepang penggemblengan Belanda sebagai pendahulunya. Oleh
pemuda secara militer dengan karena itu pemerintahan Jepang lebih
memakai semangat Nippon Seisin bercorak militer, tidak seperti
merupakan suatu proses untuk men- pemerintahan Hindia Belanda yang
jepang-kan pemuda Indonesia, akan bercorak pemerintahan sipil. Karena
tetapi dalam banyak hal tidak banyak dalam keadaan perang, maka orang-
yang diharapkan Jepang dalam proyek orang Jepang yang datang pertama ke
semacam ini. Semangat membela Sumatera Barat adalah orang-orang
tanah air yang ditanamkan Jepang militer yang tidak mempunyai ilmu
justru memperkuat perasaan dan pengalaman di lapangan
Nasionalisme di kalangan pemuda. pemerintahan sipil. Sekalipun tenaga
Maka pada tanggal 15 Agustus 1945, ahli pemerintahan yang didatangkan
setelah pemboman Hiroshima dan kemudian tidak pernah sampai ke
Nagasaki, Jepang menyerah kepada Indonesia, karena kapalnya diteng-
sekutu dan sekaligus awal lenyapnya gelamkan oleh terpedo sekutu30.
kekuasaan militer Jepang di daerah Oleh karena itu pada awal
pendudukan di Asia Tenggara, kekuasaannya Pendudukan Jepang di
termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Sumatera Barat terpaksa memper-
sewaktu perang kemerdekaan Indo- gunakan orang-orang Sumatera Barat
nesia meletus, maka para Seinendan,
Heiho, Keibodan, dan Giyugun inilah 29
Giyugun angkatan pertama adalah Giyugun
yang berbalik menyerang Jepang dan Padang, sebelum Giyugun Bukittinggi
Sekutu. Sebagian besar mereka pada dibuka, Giyugun Padang sudah melantik
Perwira antara lain; Mohammad Dahlan
Jambek, Ismael Lengah, Syarif Usman dan
28
Akira Oki. 1977. Social Change in The Abdul Muthalib (Laporan Hasan Basri tgl,
West Sumatera, 1908-1945, (disertasi 23 Juli 1986).
30
Doktor di ANU, Camberra. Akira Oki, 1977. Op cit.

82
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011
yang sebelumnya telah duduk juga sebanyak-banyaknya bagi wilayah
dalam administrasi pemerintahan tersebut. Anggotanya kadang-kadang
Hindia Belanda, dengan syarat tidak terdiri dai 10 sampai 20 orang, yang
melanggar otoritas Jepang. Jadi, diwakili dari setiap distrik, subdistrik,
terpaksa struktur pemerintahan Jepang kepala nagari, kepala adat, para
mengiktui struktur pemerintahan ulama, pemuda dan kaum terpelajar33.
Hindia Belanda. Hanya saja semua
nama-nama diganti dengan bahasa V.ORGANISASI KEMASYARAKATAN
Jepang, dan seluruh posisi penting DAN DAMPAK KEDATANGAN
dalam pemerintahan dipegang oleh JEPANG DI MINANGKABAU
orang-orang Jepang31. Pendudukan Jepang (1942-1945)
Sebagai pemimpin di Sumatera sering disebut sebagai garis pemisah
Barat, Kenzo Kano sampai di Padang dalam sejarah Indonesia modern.
tanggal 9 Agustus 1942 bersama Politik pemerintahan Jepang pada
dengan 68 orang pegawai sipil tahun-tahun ini dianggap penting
lainnya. Sumatera Barat yang ber- dalam memecahkan hubungan sosial
nama Sumatera West Kust diganti tradisional pada tingkat lokal, serta
dengan nama Sumatera Neishi Kaigun menyiapkan tradisi bagi terciptanya
Shu. Afdeeling yang dikepalai oleh latar belakang revolusi nasional dan
Asisten Residen diganti dengan nama sosial tahun 1945-1949. Di masa
Bun, yang dikepalai oleh Bun Shu pendudukan Jepang organisasi-
Cho. Onder Afdeeling yang dikepalai organisasi pedesaan secara langsung
oleh kontroler dirubah menjadi Baku dihubungkan dengan dunia luar dalam
Bun Cho. Distrik yang dikepalai oleh pengertian politik, ekonomi, dan
demang dirubah menjadi Gun dan spiritual. Dalam hal ini diperkenal-
dikepalai oleh Gun Cho. Onder kannya lembaga-lembaga sosial yang
District yang dikepalai oleh Asisten baru kepada masyarakat desa atau
Demang diganti dengan nama Fuko setidak-tidaknya bagaimana Jepang
Gun (Kecamatan) yang dikepalai oleh dapat memanfaatkan lembaga-
Fuko Gun Cho unit pemerintahan lembaga sosial politik yang telah ada
yang terkecil yaitu Negara tetap
bagi kepentingan politik Asia Timur
dikepalai oleh seorang kepala nagari32. Rayanya.
Disamping lembaga Admi- Sebagaimana halnya pemerin-
nistrasi pemerintahan terdapat lagi tahan Hindia Belanda, orang-orang
beberapa lembaga administrasi yang juga menyandarkan terhadap orang-
bergerak dibidang lainnya. Diantara orang setempat yang berpengaruh
koperasi bentuk baru Kumiai dan dalam kelembagaan tradisional lokal,
Rukun tetangga Tonariguni. Pada seperti: Raja di Sumatera Timur,
tanggal 1 Oktober 1942 Yano penghulu atau ninik mamak di
mendirikan majelis Kerukunan Minangkabau. Uleebelang di Aceh
Minangkabau yang bertujuan bagi dan kelompok-kelompok serupa
Jepang untuk memperoleh informasi

31
Mardjani Martamin. 1978. Sejarah
33
Kebangkitan Nasional di Sumatera Barat. Kita Sumatera Simbun, 23 September, 18
Jakarta: Depdikbud.1977/1978. dan 11 November 1943, dalam Akira Oki.
32
Ibid 1977. Op cit.

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 83


lainnya di daerah-daerah34. Oleh Jepang; 3) Meyakinkan bahwa
karena itu tidak sedikit dampak dan perkumpulan tersebut semata-mata
reaksi yang timbul dari perlakuan untuk kepentingan umat Islam.
Jepang terhadap masyarakat, baik Dalam konferensi tersebut
dalam bentuk positif maupun negatif. seolah-olah Jepang sangat memberi-
Di Minangkabau, pemerintahan kan perhatian kepada golongan Islam
telah bekerjasama dengan golongan dan bagaimana hendaknya dengan
adat, ulama dan kaum terpelajar. Pada bekerjasama dengan pihak Jepang
lembaga adat dicoba mendirikan suatu dalam perang Asia Timur Raya. Hal
lembaga yang bernama ”Balai ini dapat dilihat dari beberapa hasil
Penyelidikan Masyarakat Minang- pidato yang dilontarkan Marquisto
kabau” pada tahun 1943 dengan Tokugawa dalam konferensi tersebut,
anggota terdiri dari  56 orang ”Allah telah menciptakan 13 juta
dengan penguasa-penguasa adat dari orang muslim untuk bekerjasama
berbagai daerah agar dapat dengan Jepang. Orang-orang Islam
mempelajari seluk beluk adat bagi baik hidup maupun matinya adalah
kepentingan pemerintahan admi- bersama Jepang demi membangun
nistrasi Jepang. Begitu juga memberi Asia Baru dan orang-orang Islam
kesempatan bagi golongan terpelajar hendaklah menerima uluran tangan
khususnya para pemuda memasuhi yang demikian. Hendaklah disampai-
pendidikan di bidang militer seperti kan kepada penduduk yang beragama
Muhammad Syafe’i dan Khatib Islam oleh para tokoh Agama. Oleh
Sulaiman. Di sisi lain, Jepang juga karena itu setelah konferensi di
memberikan kebebasan terhadap umat Singapura, maka pada bulan
Islam untuk memperingati hari-hari September 1943 dibentuklah Majelis
besarnya, puasa pada bulan Islam Tinggi Minangkabau, yang
Ramadhan dan sebagainya, walaupun anggotanya terdiri dari para ulama
pada awalnya agak dibatasi. Sumatera Barat. Kemudian atas
Di pihak lain, seperti halnya gagasan Yano lembaga ini digabung
dalam kelompok adat, Jepang juga ke dalam Lembaga Studi Adat yang
berusaha mengumpulkan para ulama, bernaung di bawah satu wadah
yang terlihat dengan diadakannya Kebudayaan Minangkabau.
konferensi Islam I di Singapura pada Di sisi lain Jepang berusaha pula
tanggal 5 sampai 6 Maret 1943. menghimpun para kaum terpelajar
Sumatera mengirim 44 orang wakil, dan pemuda untuk dilatih jadi
sementara Malaya mengirim 47 orang Giyugun dan tentara sukarela, lewat
wakil. Arahan dan konferensi tersebut inisiatif dari para penghulu kaum.
adalah: 1) Menjelaskan gambaran Dalam awal oktober 1943 para
tentang dunia Jepang; 2) Menjadikan penghulu membuka kantor Barisan
orang Islam supaya memahami Sukarela di Padang atau kantor
pentingnya bekerjasama dengan Giyugun yang pertama di Sumatera
Barat. Pada waktu yang bersamaan
34
para ulama yang di Bukittinggi juga
M.C. Ricklefs. 1982. A History of Modern mendirikan kelompok-kelompok yang
Indonesia. London and Basingktoke: The
Macmilland Press.

84
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011
sama35. Dorongan yang besar bagi dalam kenyataannya semua praktek-
perkembangan Giyugun diberikan praktek yang dilakukan Jepang tidak
oleh Yano dalam suatu rapat besar kurang pahitnya dari apa yang pernah
pada tanggal 20 November 1943 di dilaksankan oleh pemerintahan
Bukittinggi. Terakhir ia mampu kolonial Belanda. Ternyata lembaga-
mempengaruhi para penghulu, yang lembaga tradisional yang ada telah
setidak-tidaknya telah dapat merekrut merupakan saluran-saluran yang
20.000 prajurit dari setiap anggota digunakan dan dimanfaatkan Jepang
keturunannya. Seruan penghulu ini untuk kepentingannya. Dari beberapa
mendapat sambutan yang baik dari hasil informasi, baik lewat wawancara
kelompok kaumnya. Propaganda maupun studi arsip, dapat
Jepang semakin intensif dalam tahun disimpulkan bahwa penderitaan
1944. Berbagai macam kelompok rakyat sungguh sangat luar biasa
yang ada disatukan dalam Hokokai, selama masa pendudukan Jepang.
yang dipimpin oleh Muhammad Ada beberapa hal yang dapat
Syafe’i dan Khatib Sulaiman dari dikemukakan pada bagian ini yang
golongan gerakan Nasionalis atau sehubungan dengan keganasan-
terpelajar. Datuk parpatih Baringek keganasan Jepang terhadap wilayak
dan Datu Majo Uang dari kelompok taklukannya, khususnya di Sumatera
adat dan Sech Djamil Djambek dan Barat. Lewat saluran-saluran tradi-
Sutan Mansur dari kelompook agama. sional, seperti para penghulu, kepala-
Sedangkan Muhammad Syafe’i kepala kampung/desa, Jepang
merupakan figur sentral dari berusaha merekrut para tenaga-tenaga
keseluruhan kelompok gabungan ini. kerja paksa untuk pembuatan-
Disamping itu para kepala kampung pembuatan jalan raya, jalan kereta api,
diberikan latihan militer yang intensif dan jembatan-jembatan. Praktek-
dengan menanamkan semangat Asia praktek demikian yang dikenal
Timur Raya. dengan Romusha. Kemudian ada satu
Bila dihubungkan dengan pola hal yang sangat erat kaitannya dengan
kepemimpinan tradisional yang politik ekonomi Jepang, yaitu
dikemukakan pada bagian terdahulu, penyerahan padi dan hasil-hasil panen
jelaslah bahwa pemerintahan Jepang lainnya secara paksa, sehingga
berusaha untuk memanfaatkan ketiga kehidupan di pedesaan sangat
saluran tersebut, seperti halnya dipengaruhi oleh politik beras selama
pemerintahan Hindia Belanda dalam pendudukan Jepang.
kepentingan politik daerah jajahan Penumpukan-penumpukan hasil
mereka. panen melalui pimpinan tradisional,
Sekalipun Jepang, secara ideal sementara rakyat diracuni dengan
telah berusaha membentuk berbagai kemiskinan dan kelaparan akibat hasil
organisasi kemasyarakatan dan panen yang tidak dapat mereka
melatih para pemuda dalam nikmati. Di antara dokumen-dokumen
pendidikan militer dengan dalih demi yang ditemukan di dalam arsip,
kepentingan Asia bersama, namun terdapat laporan yang berisikan
masalah-masalah yang diakibatkan
35
oleh pungutan padi dan situasi umum
Kita Sumatera Simbun, 28 Oktober 1945, yang sehubungan dengan kesejah-
dalam Akira Oki. 1977. Op cit.

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 85


teraan sosial di pedesaan. Di samping pengaruh Islam dan pengaruh Barat,
itu, kekejaman-kekejaman yang konsep ideal kepemimpinan tradi-
dilakukan oleh para pejabat militer sional Minang-kabau mulai bergeser
Jepang terutama terhadap kaum menjadi Tungku Tigo Sajarangan
perempuan. Tidak sedikitnya para yang terdiri dari; kepemimpinan Alim
perempuan atau gadis-gadis desa yang Ulama, Cerdik Pandai, dan Penghulu.
menjadi korban tentara Jepang. Gadis- Sampai pada masa Jepang bahkan
gadis di pedesaan direkrut untuk sampai saat ini, masyarakat
dijadikan wanita-wanita penghibur Minangkabau masih tetap mengakui
terutama di kamp-kamp atau markas- keberadaan pola kepemim-pinan
markas tentara Jepang36. Dari Tungku Tigo Sajarangan.
beberapa hasil wawancara, para orang Kedua: Pada masa pemerintahan
tua terpaksa mengawinkan anak pendudukan Jepang, Jepang berusaha
gadisnya pada usia yang sangat muda menggunakan ke tiga saluran ini
(11-15 tahun) dan diperhentikan dari untuk kepentingannya di wilayah
sekolah bila ada yang masih pendudukannya, seperti; mensponsori
bersekolah, karena takut selalu akan dan mendirikan berbagai corak
digoda oleh tentara Jepang. Di sisi organisasi yang bernafaskan Islam
lain pemerintahan militer juga dengan memanfaatkan para tokoh dan
membanjiri Indonesia dengan pemuka agama Islam, mengumpulkan
sejumlah mata uang. Akibatnya pada para pemuda untuk dilatih menjadi
masa selama pendudukan Jepang di tentara sukarela lewat parapenghulu
Indonesia, khususnya Sumatera Barat di daerah-daerah, dan memanfaatkan
mengalami penderitaan yang luar para cendekiawan untuk melakukan
biasa, inflasi, kekerasan, pencatutan, dan meyakinkan propaganda-propa-
korupsi, pasar gelap dan tingkat ganda Jepang.
kematian yang paling tinggi.

VI. PENUTUP
Sesuai dengan pokok persoalan yang
dibicarakan oleh tulisan ini dapat
diambil suatu konklusi sebagai
berikut.
Pertama: Pada masa sebelum masuk-
nya pengaruh Islam, kepemimpinan
tradisional dapat dikatakan identik
dengan kepemimpinan penghulu yang
berakar dari datuak Parpatiah Nan
Sabatang dan Datuak Katumang-
gungan. Namun, setelah masuknya
36
Tempo No. 21 Tahun XXIII. 1992. “Yang
jatuh di kaki Tentara Jepang” edisi 25 Juli
1992.
.

86
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011
DAFTAR KEPUSTAKAAN

A.A Navis. 1984. Alam Takambang Jadi Guru:Adat dan Kebudayaan


Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press.
Ahmad Dt. Batuah A. Dt. Madjoindo. Tanpa Tahun. Tambo Alam Minangkabau.
Jakarta: Balai Pustaka.
Aiko Korushawa. 1988. “Mobilization and Training of Youth in Sumatera, during
the Japanese Occupation 1943-1945”. (paper yang di tulis untuk sebuah
tugas di Cornell University), dalam arsip nasional RI, 1988.
Akira Oki. 1977. Social Change in The West Sumatera, 1908-1945, (disertasi
Doktor di ANU, Camberra.
April Carter. 1985. Otoritas dan Demokrasi. Jakarta: Rajawali.
Arsip nasional Republik Indonesia, di bawah pendudukan Jepang: kenangan
Empat puluh dua orang yang mengalaminya, penerbit Sejarah Lisan
No.4.1988
Chistine Dobbin. 1975. The Exercice of Authority in Minangkabau in Late
Century. Kuala Lumpur.
_______. 1977. “Economic Change in Minangkabau as a Factor in the Rise
Padri”, dalam Indonesia. 1977.
Elizabeth E. Graves. 1981. The Minang-kabau Response to Duch Colonial. Rule
in the Ninetcenth Century. New York: Ithaca: Cornell University Press.
Herman Sihombing. 1983. ”Hukum Adat Minangkabau mengenai Tungku Tigo
Sajarangan dan Tali Tigo Sapilin” dalam A.A. Navis (Ed). 1983.
Dialektika Minangkabau dalam Kemelut Sosial. Padang:Genta
Singgalang Press.
Koentjaraningrat. 1986. ”Kepemimpinan dan Kekuasaan Tradisional, Masa Kini,
resmi dan Tak Resmi” dalam Miriam Budiarjo. Aneka Penulisan tentang
Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Sinar Harapan.
L.C. Westenenk. 1918. De Minangkabau Sche Nagari Edisi ke-3. Welstervreder.
M.C. Ricklefs. 1982. A History of Modern Indonesia. London and Basingktoke:
The Macmilland Press.
Mardjani Martamin. 1978. Sejarah Kebangkitan Nasional di Sumatera Barat.
Jakarta: Depdikbud.1977/1978.
Max Weber. 1947. The Theory of Social and Economic Organization (translated
by A.M Henderson and Talcott Parsons). New York: Oxford University
Press.
Mochtar Naim. 1984. Merantau Pola Migrasi Minangkabau. Yogyakarta: Gajah-
mada University Press.
Nugroho Notosusanto. 1979. Tentara Peta pada Zaman Pendudukan Jepang di
Indonesia. Jakarta: Gramedia. Pola Kebijaksanaan Jepang antara lain
adalah menuju sasaran sumber strategis di Indonesia yaitu penguasaan
sumber-sumber minyak dan karet.

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Minangkabau.... 87


P.E. de Josselin de Jong. 1980. Minangkabau and Negeri Sembilan: Sosio
Political Structure in Indonesia. Den Haag: Martinus Nijhoft Iletgeverij.
Sartono Kartodirdjo. 1984. Ratu Adil Jakarta: Sinar Harapan.
Schrieke. 1973. Pergolakan Agama di Sumatera Barat: Sebuah Sumbangan
Bibliografi (terjemahan oleh: Soergata Poerbakawatja. Jakarta: Bharata.
Taufik Abdullah. 1966. “Adat and Islam An examination of conflict in
Minangkabau” dalam Indonesia, No. 2 Oktober 1966.
_______. 1972. Modernization in the Minangkabau World; West Sumatera In
Early of the twentienth Century. London, Ithaca, London: Cornel
University Press.
_______. 1972. Schools and Politics: The Kaum Muda Moyement in West
Sumatera. New York: Ithaca Cornell University Press.
Tempo No. 21 Tahun XXIII. 1992. “Yang jatuh di kaki Tentara Jepang” edisi 25
Juli 1992.

88
TINGKAP Vol. VII No. 1 Th. 2011

Anda mungkin juga menyukai