Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AMDAL

METODOLOGI AMDAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
KARUNA DWI MANDARI (1610401091)
NUR IVANI KHOIRI .F. (1610401092)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
PENDAHULUAN
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan dimana di dalamnya terdapat berbagai
macam kehidupan yang saling ketergantungan satu sama lainnya. Lingkungan hidup juga
merupakan penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup
yang ada. Dimana lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya
dalam kondisi yang baik.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek
dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara berkelanjutan untuk dapat menciptakan
kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan
kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan
pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya alam seharusnya dapat
memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok
masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam harus
memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta memikirkan dampak-dampak
yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas
tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu
proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang
lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Dalam perencanaan pembangunan suatu usaha, maka diperlukan adanya analisis yang
dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan proyek tersebut. Tingkat keberhasilan bukan
hanya diukur dalam skala kelompok atau segolongan tertentu saja, tetapi lebih pada bagaimana
pembangunan proyek tersebut dapat berpengaruh positif bagi lingkungan. Dimana
pembangunan proyek diharapkan dapat menambah nilai positif bagi lingkungan dibanding
sebelum adanya pembangunan proyek tersebut.
Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan suatu usaha atau proyek maka sangat
diperlukan kegiatan analisis dampak lingkungan (ANDAL). Kegiatan ANDAL berperan
penting dalam pengambilan keputusan akan tetap dilaksanakannya kegiatan pembangunan
yang tentu diharapkan dapat menambah nilai positif bagi lingkungan. Namun setiap kegiatan
suatu proyek yang berbeda serta keadaan lingkungan yang berbeda, maka pengaruh yang akan
ditimbulkan akan berbeda pula, baik dampak positif ataupun dampak negatif. Maka dari itu
dalam melaksanakan ANDAL diperlukan adanya metedologi yang mana dapat memudahkan
dalam melaksanakan kegiatan ANDAL tersebut. Sehingga alasan ini yang mendasari kami
dalam membuat makalah, dimana makalah ini diharapkan mampu membantu dalam
memudahkan untuk pelaksanaan kegiatan ANDAL.

ISI MATERI
Beberapa ahli telah menyatakan bahwa penyusunan suatu metodologi Andal yang baik
harus mendasarkan berbagai syarat, di antaranya ialah harus komprehensip, fleksibel
pemakaiannya, dapat menunjukkan dampak-dampak yang akan terjadi, obyektip, dapat
diterima ilmuwan, dapat menggambarkan besaran dari dampak dan lain sebagainya.

Metodologi Andal yang baik harus dapat memenuhi kegunaan-kegunaan sebagai

berikut:

a. Memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah,

b. Meyakinkan pemakai bahwa tidak ada komponen lingkungan penting yang harus
dipertimbangkan terlewatkan. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya komponen di alam dan
hubungannya yang sangat kompleks. Dalam menetapkan dan menyusun komponen tersebut
haruslah dibuat sistematik . mengikuti pengelompokan alam dengan kaidah ilmiah,

c. Dapat digunakan untuk menetapkan data dan informasi apa yang diperlukan dalam pendugaan
dampak. Dengan demikian dapat pula digunakan untuk menyusun rencana penelitian di lapangan,
data sekunder yang diperlukan dan penelitian-penelitian khusus,

d. Dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh dampak yang akan terjadi dan sejauh mana dampak
akan terjadi serta untuk melakukan evaluasi dari alternatif- alternatif aktivitas yang diusulkan.
Hasi! evaluasi ini akan membantu pengambil dalam mengambi! keputusannya,

e. Dapat menunjukkan usaha-usaha apa yang diperlukan untuk dapat menekan dampak negatif.
Kemudian digunakan pula untuk mengevaluasi usulan dari pemrakarsa proyek dalam usahanya
menekan dampak negatif, apakah. Dapat dianggap cukup, kurang atau salah.

f. Metoda yang baik akan memudahkan siapa saja untuk dengan cepat mengetahui dampak apa yang
akan terjadi dan usaha apa yang harus dilakukan.

Terdapat enam buku yang dinilai sangat baik dalam membandingkan metoda tersebut,
yaitu: Environmental Impact Analysis: An Examination of Three Metodologies, oleh Warner
(1973).

. Review of Environmental Impact Assessment Methodologies oleh Drobny dan Smith


(1973).
. A Review of Environmental Impact Assessment, Methodologies, oleh Warner dan
Preston (1973). |
d. Environmental Impact Analysis: A Review of Three Methodologies, oleh Warner dan Bromley
(1974).

e. Methods for Environmental Impact Assessment: A Comparison, oleh Dickert (1974).

f. Field Test of an Environmental Impact Assessment Methodology, oleh Smith (1974).

Dickert telah melakukan klasifikasi metoda Amdal berdasarkan fungsinya dalam Y


analisis dampak lingkungan, yaitu:

a. Fungsi identifikasi

Berfungsinya dalam membantu menentukan atau mengidentifikasi aktivitas-aktivitas


proyek yang dapat menimbulkan dampak dan menentukan komponen-komponen lingkungan
yang akan terkena dampak

b. Fungsi pendugaan

Berfungsi dalam menentukan perubahan kuantitatif yang meliputi dimensi waktu dan ruang
yang akan terjadi (untuk biologi, sosial-ekonomi dan sosial budaya belum banyak dikembangkan
)

c. Fungsi evaluasi

Berfungsi dalam mengevaluasi secara terpadu kelompok-kelompok komponen dan secara


keseluruhan dampak, dapat menunjukkan biaya dan keuntungan setiap dampak dan besarnya
masyarakat yang akan terkena dampak

Mengingat tiap metoda mempunyai kelebihan dan kekurangan dari fungsinya dari ketiga
hal tersebut, maka penggunaan metoda tersebut dapat disesuaikan atau dimodifikasi agar lebih
sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan. Banyak pula tim Methodologi ANDAL 165 yang
mengkombinasikan beberapa metoda dan memodilkanya sesuai dengan kehendak. dari tim dan
proyeknya.

Warner dan Bromley (1974) membuat klasifikasi metoda Andal berdasarkan caranya
dampak ditetapkan sebagai berikut,

1. Metode Ad Hoc

Sangat sedikit memberikan pedoman-pedoman cara melakukan pendugaan


dampak, diberi kebebasan tiap anggota tim lebih bebas menggunakan keahliannya,
komponen lingkungan yang digunakan tidak detail, relatif mudah, singkat tetapi kurang
keterpaduan dari disiplin ilmu yang terlibat.

2. Metode Overlays

Menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan dibangun dan daerah
sekitarnya yang tiap peta menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang
lengkap meliputi. aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi dan sosial budaya.
Penggabungan dalam bentuk penampalan akan menunjukkan kumpulan atau susunan
keadaan lingkungan daerah tersebut.

3. Metode Checklists

Merupakan metode dasar untuk mengembangkan metode lain, sangat sederhana,


berbentuk daftar komponen lingkungan yang digunakan untuk menetukan komponen
mana yang akan terkena dampak

d. Checklists sederhana (simple checklists )

e. Checklists dengan uraian ( descriptive checklists )

f. Checklists berskala (scaling checklists )

g. Checklists berskala dengan pembobotan ( scale weight checklists )

4. Metode Matrices

Berupa bentuk checklist dua dimensi yang menggunakan satu jalur (kolom) daftar
komponen lingkungan dan lajurnya (baris) daftar aktifitas proyek atau dapat pula
sebaliknya. Dengan bentuk matriks dapat ditetapkan interaksi antara aktivitas proyek
dengan komponen lingkungan atau dapat diketahui sebab-sebab yang terjadi dalam
dampak

5. Metode Network( skema aliran / flowchart / bagan alir)

Metode berupa susunan daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan
komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak. Kemudian dari kedua daftar
tersebut disusun lagi hingga dapat menunjukkan aliran dampak yang dimulai dari suatu
aktivitas proyek. Susunan aliran dampak ini menggambarkan adanya dampak langsung
dan tidak langsung serta hubungan antara komponen-komponen lingkungan, sehingga
dapat mengevaluasi dampak secara keseluruhan, dapat dicari aktivitas pokok mana yang
harus dikendalikan. Merupakan pengembangan dari metode matriks sehingga kelemahan
matriks dapat dihilangkan.

6. Metode modifikasi dan kombinasi

Bentuk modifikasi dan kombinasi dari kelima metode tersebut untuk mengurangi
kelemahan tim maupun metode Amdal , disesuaikan dengan proyek yang akan dikerjakan,
hasil penilaian tim dan pertimbangan-pertimbangan lain.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode amdal

1. Memahami kelebihan dan kelemahan dari tiap metode baik dalam fungsi maupun
cara kerja

2. penguasaan tipe aktivitas proyek yang akan di Amdal

3. penguasaan ciri dan sifat umum dan khusus dari rona lingkungan

4. pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skoping. Makin besar dan
makin kompleks dampak harus menggunakan metode yang lebih kompleks pula

5. pedoman yang diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab mengenai


bagaimana bentuk informasi yang diperlukan dan cara penyajiannya

6. batasan-batasan waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data serta teknik analisis
yang diperlukan

7. Mempelajari metode yang digunakan tim-tim lain dan pustaka mengenai proyek
yang sejenis

Banyak metoda Andal diperkenalkan oleh. beberapa ahli, tetapi dari sekian banyak
metoda tersebut beberapa metoda tampak lebih menonjol dan lebih sering digunakan.
Penggunaan dari suatu metoda biasanya juga mengalami penyesuaian oleh tim yang
menggunakan didasarkan pada proyek dan penilaian dari tim. Beberapa metoda yang seng
digunakan tersebut adalah sebagai berikut: .

1. Metoda Leopold
Metoda Leopold ini juga dikenal sebagai Matriks Leopold atau Matriks
interaksi dari Leopold. Metoda matriks ini mulai diperkenalkan oleh Leopold dan
teman-temannya pada tahun 1971. Matriks yang diperkenalkan adalah matriks dari
100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dengan 88 (delapan. puluh delapan)
komponen lingkungan. Identifikasi dampak lingkungan dari proyek ditulis dalam
interaksi antara aktivitas dan komponen lingkungan.

Langkah pertama setelah matriks dibuat ialah menentukan dampak dari tiap
aktivitas proyek pada komponen lingkungan. “Apabila diduga akan terjadi dampak
pada suatu komponen lingkungan dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan pada
matrik dari keduanya diberi tanda diagonal. Langkah kedua dari tiap kotak yang
berdiagonal akan ditetapkan besarnya (magnitude) dan tingkat kepentingan
(importance) dampaknya. Bersama dari dampak yang diduga dinyatakan dalam nilai
angka atau skala dari satu sampai sepuluh serta diberikan catatan uraian atau kriteria
yang jelas dari tiap nilai tersebut. Nilai satu merupakan besaran terkecil sedang
sepuluh merupakan terbesar. Penyusunan skala sebaiknya didasarkan pada evaluasi
nilai yang objektif.
Nilai tingkat kepentingan dampak juga diberikan nilai satu sampai dengan
sepuluh. Nilai kepentingan ini ditinjau dari kepentingan lokal atau nilai bagi masyarakat
ditempat proyek, sehingga penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang subyektif dari masyarakat dan bukan nilai subyektif dari tim.

metoda matriks dari Leopold yang menarik ialah metoda tersebut telah
digunakan berbagai tim dengan melakukan modifikasi atau perubahan, baik di dalam
jumlah aktivitas proyek maupun komponen lingkungannya. Jumlahnya dapat diubah
menjadi lebih banyak atau dapat pula menjadi lebih sedikit. Kelebihan lain dari metoda
ini ialah sangat berguna sebagai penyaring atau untuk identifikasi dampak lingkungan
dan dapat merupakan gambaran dampak secara keseluruhan yang akan menunjukkan
komponen lingkungan apa

Macam aktivitas proyek dan komponen-komponen lingkungan dalam Matriks


Leopold v Dalam Matriks Leopold aslinya, aktivitas proyek dibagi menjadi seratus
aktivitas yang terdiri dari 10 kelompok sebagai berikut:

a. Modifikasi areal (13 aktivitas)

b. Perubahan lahan dan pembuatan bangunan fisik

c. Ekstraksi sumberdaya

d. Pemrosesan

e. Perubahan lahan

f. Pembaharuan sumberdaya

g. Perubahan lalulintas

h. Penempatan dan pengolahan limbah

i. Pengolahan bahan kimia

j. Kecelakaan.

Leopold membagi komponen lingkungan menjadi 88, yang terdiri dari 5 kelompok sebagai
berikut:

1. Fisik dan Kimia


a. Bumi

b. Air

c. Atmosfir

d. Proses

2. Keadaan biologi

a. Flora

b. Fauna

3. Sosial-budaya

a. Tataguna tanah

b. Rekreasi

c. Estetika dan minat masyarakat

d. Status budaya

4. Fasilitas dan aktivitas buatan manusia

5. Ekologi

2. Metode Matrik

Metoda yang diperkenalkan Moore tahun 1973 dikenal pula dengan nama
Matrik Dampak dari Moore. Keistimewaan dari metoda Moore ini adalah dampak
lingkungan dilihat dari sudut dampak pada kelompok-kelompok daerah yang sudah
atau sedang dimanfaatkan manusia atau dapat digambarkan pula sebagai proyek-proyek
pembangunan manusia lainnya. '

Proyek yang akan dibangun disebut sebagai sumber pembuatan aktivitas baru,
dari proyek baru tersebut dikenal berbagai tipe pembuat aktivitas yang akan
dimatrikskan dengan potensi dampak utama pada tiga daerah di pantai Delaware,
Amerida Serikat, yang telah dimanfaatkan oleh manusia.

Tiga daerah yang telah dimanfaatkan tersebut adalah:

. Daerah industri berat: ,


b. Daerah milik perorangan, milik negarabagian dan suaka margasatwa milik
pemerintah federal
c. Daerah rekreasi, termasuk kota Lewes.

Matriks Moore dibagi menjadi empat kategori yang berbeda yaitu:

a. Pembentuk timbulnya aktivitas dan aktivitas lainnya yang berhubungan:


b. Potensi perubahan lingkungan
c. Pengaruh pada lingkungan yang utama
d. Pemanfaatan oleh manusia yang terkena.

Dua kategori dari dampak yang dimasukkan juga ialah:

a. Potensi kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas,


b. Besaran umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan manusia.

Potensi kerusakan lingkungan diukur dalam skala dengan pembagian sebagai


dampak yang dapat diabaikan, rendah, sedang dan tinggi. Besaran umum dari potensi
pengurangan diukur dalam skala yang sama.
3. Metoda Sorenson

Metoda yang dikembangkan Sorenson pada tahun 1971 merupakan Analysis


Networks yang pertama, disusun untuk digunakan pada proyek pengerukan dasar laut
(dredging). Bentuk jaringan kerja ini lebih cocok kalau diberi nama sebagai aliran
dampak.

Dalam analisis jaringan kerja ini diidentifikasikan berbagai hubungan timbal-


balik atau sebab-akibat antara faktor-faktor penyebab yang timbul akibat adanya
aktivitas dari proyek pengerukan, yang berarti pula suatu usaha pemindahan bahan dari
suatu lapisan bawah dan aktivitas tersebut akan menghasilkan bahan-bahan galian,
sehingga ada komponen-komponen lingkungan yang terkena dampaknya.

4. Metoda MacHarg

Metoda yang dikembangkan tahun 1968 oleh MacHarg juga dikenal sebagai
metoda Overlay atau teknik Overlay. Sesuai dengan namanya maka metoda ini
menggunakan berbagai peta yang digambarkan dalam lembar-lembar transparansi.

Daerah yang akan dianalisis dibagi dalam beberapa satuan. Satuan tersebut
dapat disusun berdasarkan topografi atau penggunaan lahan atau dasar-dasar lainnya. :
Untuk tiap satuan dikumpulkan keterangan mengenai keadaan lingkungannya . dengan
berbagai cara, baik dengan survei lapangan (wawancara, pengamatan, pengukuran dan
lain sebagainya) maupun dengan potret udara dan peta-peta yang telah ada..

Langkah berikut melakukan indentifikasi dari dampak yang diduga akan terjadi
pada berbagai komponen lingkungan dari setiap satuan daerah. Setiap komponen
lingkungan dan dampaknya digambarkan dalam satu transparasi tersendiri.

Transparansi-transparansi dari berbagai dampak yang telah tergambar saling


ditumpukkan atau ditampalkan (dari satuan geografis yang sama). Maka akan dapat
dilihat daerah tataguna lahan yang cocok, aktivitas yang cocok dan pembangunan
rekayasa yang dapat dilaksanakan. “Dengan demikian kombinasi yang berbaik dari
keadaan-keadaan tersebut dapat diidentifikasi.

Metoda ini banyak digunakan dalam menganalisis dampak lingkungan proyek


pembangunan jalan mobil, jaringan pipa-pipa, jalan keretaapi dan lain sebagainya.
Kelemahan metoda ini ialah apabila komponen lingkungan yang digunakan terlalu
banyak sehingg hasil penampalan dari peta-peta menjadi gelap dan dampaknya tak
dapat terlihat. Metoda ini dapat digunakan dengan komponen lingkungan yang banyak
setelah diketemukan mesin komputer.

5. Metoda Fisher dan Davies

Metoda yang dikembangkan oleh Fisher dan Davies pada tahun 1973 juga
dikenal sebagai Matriks dari Fisher dan Davies. Kekhususan dari metoda ini ialah tiga
macam matriks yang disusun secara bertahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Tahap pertama: Matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun


atau disebut keadaan lingkungan awal (Environmental baseline):
b. Tahap ke dua: Matriks dampak lingkungan (Environmental compatibility matrix).
c. Tahap ke tiga: Matriks keputusan (Decision matrix).
Dalam tahap pertama disusun matriks dari komponen-komponen lingkungan
yang dinilai penting, kemudian dievaluasi dan diberi nilai skala tingkat kepentingannya
pada waktu penelitian dan kepekaannya terhadap pengelolaan.

Pada tahap ke dua matriks yang disusun ialah matriks dampak lingkungan.
Bentuk matriksnya hampir sama dengan matriks Leopold, hanya dalam matriks ini
komponen lingkungan dan macam aktivitas yang dimasukkan lebih sederhana
bentuknya.
Tahap ke tiga dalam menyusun matriks keputusan. Matriks disusun berdasarkan
hubungan antara Kriteria Komponen Lingungan yang akan terkena dampak bernilai
skala 4 dan 5 baik yang menguntungkan maupun yang merugikan dari matriks tahap ke
dua dengan dua alternatif, yaitu keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan
lingkungan dengan proyek. Kolom tersebut diisi aktivitas dari proyek yang mempunyai
nilai skala 4 sampai dengan 5 dari matriks ke dua. Kolom tanpa proyek diisi dari hasil
evaluasi keadaan lingkungan sewaktu penelitian dari matriks'pertama. Dalam
menyusun kolom kriteria keputusan haruslah dipertimbangkan kriteria pengambil
keputusan, seperti: siapa yang akan terkena dampak, ketidakpastian, kompensasi,
keperluan pengelolaan, keanekaragaman dan lain sebagainya.

6. Metoda Ad Hoc
Metoda sedikit sekali memberikan pedoman-pedoman kepada tim dan tidak
membagi lingkungan ke dalam komponen-komponen lingkungan yang mendetail tetapi
membagi lingkungan ke dalam bidang dampak yang lebih luas atau membaginya ke
dalam ekosistem. Misalnya, dianalisis dampaknya pada danau, areal hutan, areal
pertanian dan seterusnya. Dapat pula membagi lingkungan ke dalam aspek flora, fauna,
tanah, drainasi, air bumi, tempat rekreasi dan lain sebagainya.

7. Metode checklis

Checklisis merupakan metoda dasar yang digunakan dalam melakukan


pendugaan dampak lingkungan. Metoda ini telah banyak dikembangkan oleh para ahli.
Secara garis besar metoda Checklists dapat dibagi sebagai berikut:

a. (Checklists sederhana (simple checklists)


Checklists Sederhana Metoda ini juga merupakan suatu bentuk metoda
checklists yang paling sederhana. Pada dasarnya berbentuk sebagai daftar dari
komponen lingkungan yang akan diduga dampakva baik yang menguntungkan
ataupun Toeokgikan terhadap tiga tingkat atau fase pembangunan yaitu:
a. Tingkat perencanaan dan desain proyek,
b. Tingkat konstruksi proyek,
c. Tingkat proyek berjalan.
Metodologi ini menjadi sederhana karena dalam mengidentifikasi berbagai potensi
dampak tidak disajikan informasi detail dalam bentuk ukuran dan interprestasi.
b. Checklists dengan uraian (descriptive checklists)
Sebenarnya metoda ini dapat juga disebut sebagai Matriks Interaksi
dengan Komputer. Metoda ini disebut sebagai 'Checklist Dengan Uraian” atau
Descriptive Checklists sebab tiap komponen lingkungan yang disusun dalam
checklists disertai dengan uraian keterangan yang mendetail dengan ukuran-
ukuran dan interprestasinya.

c. Checklists berskala (scaling checklists)

Metoda ini dikembangkan oleh Adkins dan Burke untuk melakukan


pendugaan dampak lingkungan dari beberapa alternatif dari proyek. Metoda
merupakan teknik pendugaan dampak lingkungan dengan skala yang dibuat mulai
dari minus lima sampaidengan positif lima.

Komponen dampak dari proyek yang digunakan oleh Adkins dan Burke —
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Transportasi

2. Lingkungan

3. Sosiologi

4. Ekonomi.

d. Checklists berskala dengan pembobotan (scaling-weighing Checklists).

Metoda ini telah dikembangkan oleh Biro Reklamasi, Laboratorivm


Battelde-Columbus pada tahun 1972 untuk proyek bangunan air dan juga
dikembangkan oleh Odum' pada tahun 1971 untuk proyek jalan raya di Atlanta
Utara, Amerika Serikat. Metoda ini berisi uraian mengenai komponen-
komponen. lingkungan yang tersusun 'dalam checklist seperti cara penyusunan
checklist berskala, yang memberi penilaian dari tiap parameter dan kepentingan
yang telah ditetapkan.
PENUTUP

Andal yang baik harus mendasarkan berbagai syarat, di antaranya ialah harus
komprehensip, fleksibel pemakaiannya, dapat menunjukkan dampak-dampak yang akan
terjadi, obyektip, dapat diterima ilmuwan, dapat menggambarkan besaran dari dampak dan lain
sebagainya.

Metodologi Andal yang baik harus dapat memenuhi kegunaan-kegunaan yaitu


memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah, meyakinkan pemakai bahwa tidak ada komponen
lingkungan penting yang harus dipertimbangkan terlewatkan. dapat digunakan untuk
menetapkan data dan informasi apa yang diperlukan dalam pendugaan dampak dapat
digunakan untuk mengevaluasi seluruh dampak yang akan terjadi dan sejauh mana dampak
akan terjadi serta untuk melakukan evaluasi dari alternatif- alternatif aktivitas yang diusulkan.
Dapat menunjukkan usaha-usaha apa yang diperlukan untuk dapat menekan dampak negatif.

Metode yang sering digunakan adalah metode Leopald, metode Matriks, metode
Sorenson, metode MacHarg, metode fisher dan Davies, metode Ad Hoc, Metode Checklis.

Anda mungkin juga menyukai