MPKP KLP 1
MPKP KLP 1
“METODE MPKP”
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen Keperawatan yang berjudul “Metode MPKP”.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
tentang “Metode MPKP”. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca tentang Metode MPKP. Sehingga penulis dan pembaca makalah ini
khususnya bagi perawat untuk bisa memahami dan mengaplikasikannya.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil tutorial dari step 1 sampai step 7 dengan skenario tentang
“METODE MPKP” ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui hasil tutorial
mulai dari step 1 sampai step 7 tentang METODE MPKP.
3
2. Tujuan Khusus
4
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
Ruang perawatan dewasa salah satu Rumah Sakit Tipe B memiliki 30 kapasitas
tempat tidur dengan BOR 80% dan LOS 3 hari. Rata – rata tingkat ketergantungan
pasien bervariasi yaitu 7 orang total care, 10 orang partial care, dan sisanya adalah self
care. Jumlah tenaga perawatan yang dimiliki adalah 22 orang dengan tingkat
pendidikan yang juga bervariasi yaitu 2 orang SPK dengan pengalaman kerja >20
tahun, 15 orang D.III, 2 orang diantaranya sedang melanjutkan pendidikan Ners dengan
status izin belajar, dan 5 orang Ners. Ruangan tersebut dipimpin oleh seorang perawat
dengan tingkat pendidikan Ners yang telah memiliki pengalaman kerja selama 12
tahun. metode penugasan keperawatan yang saat ini digunakan adalah metode TIM.
5
STEP I
1) BOR
2) LOS
3) Total care
4) Partial care
5) Self care
6) CCM
7) Metode TIM
8) Metode MPKP
12) Profesionalitas
15) Staff
1. BOR
Bed Occupacy Rate adalah pemakaian tempat tidur pada suatu waktu tertentu
2. LOS
Lenght Of Stay adalah lama hari rawat, 3 – 5 hari menggambarkan mutu pelayanan
6
3. Total Care
4. Partial Care
5. Self Care
6. CCM
7. Metode TIM
8. Metode MPKP
Visi adalah gagasan tertulis mengenai suatu tujuan sedangkan misi adalah tugas
untuk mencapai visi.
Seorang perawat yang bertanggung jawab penuh selama 24 jam pada 1 pasien
7
11. Perawat Assosiate
12. Profesionalitas
Seorang yang memiliki profesi sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya
Perawat profesional yang bertanggung jawab terhadap suatu ruang rawat inap
15. Staff
Seorang ahli dalam bidang tertentu dan membantu ketua untuk mengelola sesuatu.
STEP II
MENGIDENTIFIKASI MASALAH
5) Berapa maksimal pasien total care, partial care dan self care yang dapat ditangani
oleh seorang perawat ?
8) Kenapa suatu ruangan harus dipimpin oleh Ners dengan pengalaman kerja lebih
sedikit dibandingkan tingkat pendidikan lebih rendah dengan pengalaman lebih
lama ?
8
9) Apa keuntungan dan kerugian Metode TIM ?
12) Apa standar pelayanan asuhan keperawatan di suatu ruangan yang wajib ada ?
13) Apa visi dan misi yang paling penting disetiap ruangan ?
14) Apakah visi dan misi di suatu ruangan harus sesuai dengan tuntutan masyarakat ?
19) Kenapa harus ada diskusi antara Karu dan Staff untuk mengubah menjadi metode
MPKP ?
STEP III
BRAINSTORMING
9
- Untuk mempermudah distribusi klien disuatu ruangan
11. - Visi dan misi yang ada di suatu ruangan mengikuti metode apa yang
digunakan di ruangan tersebut dan harus disesuaikan dengan visi dan misi dari
rumah sakit yang bersangkutan
13. - Visi dan misi yang harus ada disetiap ruangan adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang paripurna
14. - Ya, harus sesuai dengan tuntutan masyarakat tapi tetap harus sesuai dengan
visi dan misi rumah sakit
15. - Karena Metode TIM memiliki kekurangan dan harus di sempurnakan dengan
metode yang baru seperti metode MPKP
10
17. - Karena metode fungsional sudah tidak efektif lagi digunakan di ruangan
tersebut
19. - Karena dengan diskusi Karu dan Staff dapat merundingkan metode apa yang
cocok digunakan di ruangan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti
metode MPKP
STEP IV
SKEMA
Metode MPKP
Karu
CCM
PP1 PP2
PA1 PA1
PA2 PA2
Total Care
Partial Care
Self Care
11
STEP V
1) Definisi MPKP
2) Tujuan MPKP
3) Struktur MPKP
5) Karakteristik MPKP
6) Tingkatan MPKP
8) Komponen MPKP
STEP VI
MANDIRI
12
STEP VII
1. Definisi MPKP
2. Tujuan MPKP
Menurut Sitorus & Yulia (2011), ada beberapa tujuan MPKP yaitu :
1) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2) Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan
3. Struktur MPKP
13
Bagan 1.1. Struktur Organisasi Ruangan MPKP
KEPALA CCM
RUANGAN
PA PA PA
PA PA PA
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode
pendekatan di bawah ini :
a) Metode Fungsional
Metode fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian
tersebut secara umum, sebagai berikut :
Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
Perawat staf, tugasnya :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam
masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL).
14
Pembantu Perawat, tugasnya :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
Tenaga Administrasi ruangan, tugasnya :
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat
duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat - obatan atau
persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
Kelebihan dan kekurangan metode fungsional yaitu :
1) Kerugian metode fungsional:
a. Pasien mendapat banyak perawat.
b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d. Pelayanan terputus-putus
e. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
2) Kelebihan dari metode fungsional :
a. Sederhana
b. Efisien.
c. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana.
f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
b) Metode Kasus
Metode kasus yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk
satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga
selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung
jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan
keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala
ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan
contohnya di ruang isolasi dan ICU.
15
Kelebihan dan kekurangan metode kasus yaitu :
1. Kekurangan metode kasus :
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab
klien bertugas.
2. Kelebihan metode kasus :
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
c) Metode Penugasan Tim
Metode penugasan tim yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain
itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien
serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan
tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.
Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
- Ketua tim
- Pelakaana perawatan
- Pembantu perawatan
- Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik
dengan menggunakan tenaga yang tersedia.
16
Kelebihan dan kekurangan metode tim yaitu :
1. Kelebihan metode tim :
a. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b. Pasien dilayani secara komfrehesif
c. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
d. Tercipta kerja sama yang baik .
e. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
f. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
2. Kekurangan metode tim :
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya.
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
d. Akuntabilitas dalam tim kabur.
d) Metode Perawatan Primer
Metode Perawatan Primer yaitu pemberian askep yang ditandai dengan
keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien
dirawat.
Tugas perawat primer adalah :
- Menerima pasien
- Mengkaji kebutuhan
- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
- Mengkoordinasi pelayanan
- Menerima dan menyesuaikan rencana
- Menyiapkan penyuluhan pulang
Konsep dasar :
1) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2) Ada otonomi
3) Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
17
Ketenagaan :
1) Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
2) Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
3) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
4) Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai asisten.
Kepala bangsal :
1) Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer
2) Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
3) Menyusun jadwal dinas
4) Memberi penugasan pada perawat asisten.
Kelebihan dan kekurangan metode perawatan primer yaitu :
1. Kelebihan dari metode perawatan primer :
a. Mendorong kemandirian perawat.
b. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
c. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
d. Perawatan adalah perawatan komfrehensif
e. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
f. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
g. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
2. Kelemahan dari metode perawatan primer :
a. Perlu kualitas dan
b. Kuantitas tenaga perawat,
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
5. Karakteristik MPKP
18
6. Tingkatan MPKP
MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas
Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan.
MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah
memiliki tenaga spesialis keperawatan dan doktor keperawatan yang bekerja di
area keperawatan.
a. Visi
Visi adalah suatu hal yang terlihat dalam mimpi. Suatu visi memberikan
informasi tentang bentuk dan gambaran suatu hal pada masa yang akan datang yang
bermanfaat bagi organisasi dan orang yang bekerja didalamnya.
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan
organisasi. Contoh visi di Ruang MPKP adalah "Mengoptimalkan kemampuan hidup
pasien dengan masalah kardiovaskuler sesuai dengan kemampuannya”.
19
b. Misi
Misi merupakan gambaran manfaat keberadaan organisasi tersebut. Misi ini bagi
organisasi suatu alat/cara untuk mengarahkan setiap individu dalam organisasi tersebut
berperan secara produktif.
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi
yang telah ditetapkan. Contoh misi di Ruang MPKP adalah "Memberikan pelayanan
prima secara holislik melipuli bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan
keilmuan keperawatan kesehatan yang profesional".
8. Komponen MPKP
20
akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi
pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang
jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP.
Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai
seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin
yang efektif.
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan
keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan
penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis
atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.
21
Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift.
Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat
dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan
dinas di tiap shift.
Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai
masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi,
sore, malam)
c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi
tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain ke
Tim yang mengalami kekurangan anggota
e. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila
karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih
adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti
Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan,
tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten
di antara anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik
yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua
Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim
i. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
j. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya
22
Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP
a. Kepala Ruangan
1) Management Approach:
a) Perencanaan
Menyusun visi
Menyusun misi
Menyusun filosofi
Menyusun rencana jangka pendek : harian, bulanan, tahunan
b) Pengorganisasian
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadwal dinas
Membuat daftar alokasi pasien
c) Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
d) Pengendalian
2) Compensatory reward
3) Professional relationship
23
d) Melakukan kolaborasi dengan dokter
24
b. Ketua Tim
a) Perencanaan
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
d) Pengendalian
2) Compensatory reward
3) Professional relationship
25
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan cerebral
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi
beraktifitas
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan
aktivitas
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak
efektif
h) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
i) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pertukaran gas
j) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah
jantung
k) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
l) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : lebih dari kebutuhan
m) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan
volume cairan
n) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas
o) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan cairan
p) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang
pengetahuan
c. Perawat pelaksana
a) Perencanaan
26
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan perifer
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan cerebral
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi
beraktifitas
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan
aktivitas
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak
efektif
h) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
i) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pertukaran gas
j) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah
jantung
k) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
l) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : lebih dari kebutuhan
m) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan
volume cairan
n) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas
o) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan cairan
p) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang
pengetahuan.
27
10. Pilar–Pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)
28
d. Pilar IV : Manajemen Asuhan Keperawatan (Patient Care Delivery)
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat
dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu.
Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
11. Tingkat Ketergantungan Pasien
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan, dan minum dilakukan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
d. Observasi vital sign tiap shif
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori 2 : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi,
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai kateter voley
e. Pasang infus intake-output catat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori 3 : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
b. Observasi vital stabil tiap 2 jam
c. Pemakaian selang NG
d. Terapi intravena
e. Pekaian suction
f. Kondisi gelisah / disorientasi/ tidak sadar
29
12. Cara perhitungan BOR dan LOS
Keterangan:
Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali
jumlah hari dalam satu satuan waktu
Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28 –
31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
b. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (LOS)
Length of Stay (LOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di
samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang
dijadikan tracer ( yang perlu pengamatan lebih lanjut ). Secara umum LOS yang
ideal antara 6 – 9 hari.
Di MPKP pengukuran LOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap
bulan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar
hidup atau mati dalam satu periode waktu.
Jumlah pasien keluar(hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode waktu.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.Saat ini, praktik
pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan
praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien,
melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
3.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
32