Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH HASIL TUTORIAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

“METODE MPKP”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

AGUNG FAJAR KURNIAWAN 1711165783


ARNI NUR HIDAYAH 1711165788
EKA PUTRI ALRASYID 1711165784
HENDRA CIPTA 1711165782
MAYLANI GUSDA 1711165787
MUTIA SARI 1711165714
OCHTORY FARADISA 1711165789
RAIS SHOLEH 1711165781
RAHMADANI FITRIA 1711165785
R. MEIDA WANTI 1711165786
TRI MAI RIZKI 1711165653
YULITA 1711165780

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen Keperawatan yang berjudul “Metode MPKP”.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
tentang “Metode MPKP”. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca tentang Metode MPKP. Sehingga penulis dan pembaca makalah ini
khususnya bagi perawat untuk bisa memahami dan mengaplikasikannya.

Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh


karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan kritik, dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah berikutnya.

Pekanbaru, September 2018

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Step 1 ......................................................................................... 6

2.2 Step 2 ......................................................................................... 6

2.3 Step 3 ......................................................................................... 8

2.4 Step 4 ......................................................................................... 9

2.5 Step 5 ......................................................................................... 11

2.6 Step 6 ......................................................................................... 12

2.7 Step 7 ......................................................................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................ 28

3.2 Saran .......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut


perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP). MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan
keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan
derajat ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat Primer (PP) yang lulusan
S1 keperawatan, Perawat Asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Mereka
berada dalam satuan tim yang dibimbing dan diarahkan oleh Clinical Care Manager
(CCM) yang merupakan magister spesialis keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah hasil tutorial dari step 1 sampai step 7 dengan skenario tentang
“METODE MPKP” ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui hasil tutorial
mulai dari step 1 sampai step 7 tentang METODE MPKP.

3
2. Tujuan Khusus

a) Mampu mengidentifikasi step 1:


Membuat terminologi dan arti dari terminologi yang didapatkan dari skenario
b) Mampu mengidentifikasi step 2 :
Membuat pertanyaan
c) Mampu mengidentifikasi step 3 :
Membuat jawaban atas pertanyaan di step 2
d) Mampu mengidentifikasi step 4 :
Membuat skema hasil dari skenario
e) Mampu mengidentifikasi step 5 :
Membuat Learning Objective (LO)
f) Mampu mengidentifikasi step 6 :
Melakukan diskusi mandiri untuk mencari sumber referensi dari learning
objective
g) Mampu mengidentifikasi step 7 :
Membuat jawaban learning objective atau mencari kebenaran berdasarkan
referensi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO

“Perencanaan Metode Penugasan Perawat Di Ruang Rawat Inap”

Ruang perawatan dewasa salah satu Rumah Sakit Tipe B memiliki 30 kapasitas
tempat tidur dengan BOR 80% dan LOS 3 hari. Rata – rata tingkat ketergantungan
pasien bervariasi yaitu 7 orang total care, 10 orang partial care, dan sisanya adalah self
care. Jumlah tenaga perawatan yang dimiliki adalah 22 orang dengan tingkat
pendidikan yang juga bervariasi yaitu 2 orang SPK dengan pengalaman kerja >20
tahun, 15 orang D.III, 2 orang diantaranya sedang melanjutkan pendidikan Ners dengan
status izin belajar, dan 5 orang Ners. Ruangan tersebut dipimpin oleh seorang perawat
dengan tingkat pendidikan Ners yang telah memiliki pengalaman kerja selama 12
tahun. metode penugasan keperawatan yang saat ini digunakan adalah metode TIM.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan kualitas pelayanan asuhan


keperawatan yang semakin tinggi maka ruangan perlu menyusun kembali visi dan misi
ruangan. Metode penugasan yang saat ini diterapkan yaitu metode TIM perlu diubah
menjadi Metode MPKP agar dapat meningkatkan profesionalitas dari pelayanan
keperawatan. Kepala ruangan merasa akan dapat menerapkan metode tersebut jika
mendapat dukungan dari seluruh staf. Berdasarkan pengalaman sebelumnya,, ruangan
juga telah berhasil mengubah metode fungsional menjadi Metode TIM pada 5 tahun
yang lalu. Dalam upaya tersebut maka kepala ruangan mengajak seluruh staf
keperawatan membahas rencana tersebut dan didapatkan informasi bahwa telah ada
sebanyak 2 orang staf perawat yang pernah mengikuti pelatihan MPKP. Saat ini kepala
ruangan belum menetapkan siapa yang akan menjadi CCM, Perawat Primer (PP),
maupun Perawat Assosiate (PA).

5
STEP I

TERMINOLOGI (Mencari kata - kata sulit yang ada di skenario)

1) BOR

2) LOS

3) Total care

4) Partial care

5) Self care

6) CCM

7) Metode TIM

8) Metode MPKP

9) Visi dan misi

10) Perawat Primer

11) Perawat Assosiate

12) Profesionalitas

13) Kepala ruangan

14) Metode Fungsional

15) Staff

Pengertian dari kata - kata sulit

1. BOR

 Bed Occupacy Rate adalah pemakaian tempat tidur pada suatu waktu tertentu

2. LOS

 Lenght Of Stay adalah lama hari rawat, 3 – 5 hari menggambarkan mutu pelayanan

 Rata – rata lama pasien dirawat

6
3. Total Care

 Pasien dibantu sepenuhnya oleh perawat

 Klien memerlukan bantuan perawat 5 – 7 jam / 24 jam perawatan

4. Partial Care

 Pasien dibantu sebagian kebutuhannya oleh perawat

 Bantuan perawat sebagian yaitu selama 3 – 4 jam / 24 jam perawatan

5. Self Care

 Pemenuhan kebutuhan klien tanpa bantuan perawat

6. CCM

 Clinical Care Manager adalah seseorang yang sudah S2 Keperawatan

7. Metode TIM

 Metode tim adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan dimana


sekelompok perawat dipimpin oleh seorang perawat professional.

 Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat


professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif

8. Metode MPKP

 Penataan struktur untuk pemberian asuhan keperawatan secara professional

9. Visi dan Misi

 Visi adalah gagasan tertulis mengenai suatu tujuan sedangkan misi adalah tugas
untuk mencapai visi.

10. Perawat Primer

 Seorang perawat yang bertanggung jawab penuh selama 24 jam pada 1 pasien

7
11. Perawat Assosiate

 Perawat yang diberi wewenang untuk memberikan asuhan keperawatan langsung


pada klien (SPK / D.III)

12. Profesionalitas

 Seorang yang memiliki profesi sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya

13. Kepala ruangan

 Perawat profesional yang bertanggung jawab terhadap suatu ruang rawat inap

14. Metode Fungsional

 Pengorganisasian layanan kesehatan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan,


ditekankan pada penyelesaian tugas

15. Staff

 Seorang ahli dalam bidang tertentu dan membantu ketua untuk mengelola sesuatu.

STEP II

MENGIDENTIFIKASI MASALAH

1) Apa karakteristik Rumah Sakit Tipe B ?

2) Apakah BOR dan LOS berbeda di setiap Rumah Sakit ?

3) Berapa idealnya BOR dan LOS di rumah sakit tipe B ?

4) Apa kegunaan pembagian tingkat ketergantungan pasien ?

5) Berapa maksimal pasien total care, partial care dan self care yang dapat ditangani
oleh seorang perawat ?

6) Bagaimana kategori tingkat pendidikan perawat dan hubungannya dengan MPKP?

7) Apa standar pendidikan perawat di Rumah Sakit tipe B ?

8) Kenapa suatu ruangan harus dipimpin oleh Ners dengan pengalaman kerja lebih
sedikit dibandingkan tingkat pendidikan lebih rendah dengan pengalaman lebih
lama ?

8
9) Apa keuntungan dan kerugian Metode TIM ?

10) Mengapa metode TIM di gunakan di ruangan rawat inap dewasa ?

11) Kenapa harus menyusun visi dan misi kembali ?

12) Apa standar pelayanan asuhan keperawatan di suatu ruangan yang wajib ada ?

13) Apa visi dan misi yang paling penting disetiap ruangan ?

14) Apakah visi dan misi di suatu ruangan harus sesuai dengan tuntutan masyarakat ?

15) Mengapa metode TIM perlu diubah ke metode MPKP ?

16) Apa tugas KARU, KATIM DAN PP ?

17) Mengapa metode fungsional diubah ke metode TIM ?

18) Mengapa seorang perawat perlu melakukan pelatihan MPKP ?

19) Kenapa harus ada diskusi antara Karu dan Staff untuk mengubah menjadi metode
MPKP ?

20) Apa saja kriteria PP dan PA ?

STEP III

BRAINSTORMING

1. - Rumah sakit pendidikan

- Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan, penerimaan


rujukan dan merupakan milik pemerintah

2. - BOR dan LOS berbeda di setiap rumah sakit

- Berbeda, karena tergantung dengan kebijakan masing masing rumah sakit

3. - Untuk BOR adalah sebanyak 70 – 80%

- Untuk LOS adalah 6 – 9 hari

4. - Untuk mempermudah perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada


klien dan

9
- Untuk mempermudah distribusi klien disuatu ruangan

5. - Tergantung pada metode apa yang digunakan di ruangan tersebut

6. - SPK dan D.III merupakan Perawat Assosiate

S1 + Ners merupakan Perawat Primer


S2 merupakan Clinical Care Manager (CCM)
- Tergantung standar di rumah sakit masing – masing

7. - SPK, D.III, S1 + Ners, S2

8. - Karena pada pendidikan S1 + Ners diajarkan tentang pendidikan manajemen


keperawatan, sedangkan pada pendidikan SPK tidak diajarkan tentang
bagaimana manajemen keperawatan

9. - Keuntungan Metode TIM yaitu fasilitas layanan kesehatan secara


komprehensif

10. - Tergantung kebijakan rumah sakit

11. - Visi dan misi yang ada di suatu ruangan mengikuti metode apa yang
digunakan di ruangan tersebut dan harus disesuaikan dengan visi dan misi dari
rumah sakit yang bersangkutan

12. - Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada pasien meliputi


bio, psiko, sosio dan spiritual

13. - Visi dan misi yang harus ada disetiap ruangan adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang paripurna

14. - Ya, harus sesuai dengan tuntutan masyarakat tapi tetap harus sesuai dengan
visi dan misi rumah sakit

15. - Karena Metode TIM memiliki kekurangan dan harus di sempurnakan dengan
metode yang baru seperti metode MPKP

16. - Karu : mengorganisasikan ruangan, memotivasi staff

Katim : mengetahui potensi staff, menilai dan membagi sesuai potensi


PP : melaksanakan layanan kesehatan sesuai dengan arahan katim

10
17. - Karena metode fungsional sudah tidak efektif lagi digunakan di ruangan
tersebut

18. - Untuk memperluas kelimuan seorang perawat dan mengetahui pembaruan


dalam metode praktik keperawatan profesional

19. - Karena dengan diskusi Karu dan Staff dapat merundingkan metode apa yang
cocok digunakan di ruangan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti
metode MPKP

20. - Kriteria PP adalah S1 + Ners

Kriteria PA adalah SKP dan D.III

STEP IV

SKEMA

Rumah Sakit Tipe B

Metode MPKP

Karu

CCM

PP1 PP2

PA1 PA1
PA2 PA2

Total Care
Partial Care
Self Care

11
STEP V

LEARNING OBJECTIF (LO)

1) Definisi MPKP

2) Tujuan MPKP

3) Struktur MPKP

4) Macam – macam metode penugasan dengan kelebihan dan kekurangan tiap


metode MPKP

5) Karakteristik MPKP

6) Tingkatan MPKP

7) Visi dan misi

8) Komponen MPKP

9) Penyusunan pengorganisasian MPKP

10) Pilar – Pilar dalam MPKP

11) Tingkat ketergantungan pasien

12) Cara perhitungan BOR dan LOS dan Contoh soal

STEP VI

MANDIRI

1. Mengerjakan Learning Objektif (LO) secara mandiri

12
STEP VII

PEMAPARAN HASIL DISKUSI

1. Definisi MPKP

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,


proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan
(Sitorus & Yulia, 2011).
Model praktik keperawatan professional (MPKP) adalah sebagai suatu sistem
(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Huber 2010).

2. Tujuan MPKP

Menurut Sitorus & Yulia (2011), ada beberapa tujuan MPKP yaitu :
1) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2) Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan
3. Struktur MPKP

Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer


keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau
lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa
Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada
sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
bagan (Bagan 1.1).

13
Bagan 1.1. Struktur Organisasi Ruangan MPKP

KEPALA CCM
RUANGAN

PP1 PP2 PP3

PA PA PA
PA PA PA

9 – 10 Klien 9 – 10 Klien 9 – 10 Klien

4. Macam – macam Metode Penugasan dengan kelebihan dan kekurangannya

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode
pendekatan di bawah ini :
a) Metode Fungsional
Metode fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian
tersebut secara umum, sebagai berikut :
 Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
 Perawat staf, tugasnya :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
 Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam
masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL).

14
 Pembantu Perawat, tugasnya :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
 Tenaga Administrasi ruangan, tugasnya :
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat
duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat - obatan atau
persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
Kelebihan dan kekurangan metode fungsional yaitu :
1) Kerugian metode fungsional:
a. Pasien mendapat banyak perawat.
b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d. Pelayanan terputus-putus
e. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
2) Kelebihan dari metode fungsional :
a. Sederhana
b. Efisien.
c. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana.
f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
b) Metode Kasus
Metode kasus yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk
satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga
selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung
jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan
keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala
ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan
contohnya di ruang isolasi dan ICU.

15
Kelebihan dan kekurangan metode kasus yaitu :
1. Kekurangan metode kasus :
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab
klien bertugas.
2. Kelebihan metode kasus :
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
c) Metode Penugasan Tim
Metode penugasan tim yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain
itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien
serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan
tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.
Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
 Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
- Ketua tim
- Pelakaana perawatan
- Pembantu perawatan
- Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik
dengan menggunakan tenaga yang tersedia.

16
Kelebihan dan kekurangan metode tim yaitu :
1. Kelebihan metode tim :
a. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b. Pasien dilayani secara komfrehesif
c. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
d. Tercipta kerja sama yang baik .
e. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
f. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
2. Kekurangan metode tim :
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya.
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
d. Akuntabilitas dalam tim kabur.
d) Metode Perawatan Primer
Metode Perawatan Primer yaitu pemberian askep yang ditandai dengan
keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien
dirawat.
 Tugas perawat primer adalah :
- Menerima pasien
- Mengkaji kebutuhan
- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
- Mengkoordinasi pelayanan
- Menerima dan menyesuaikan rencana
- Menyiapkan penyuluhan pulang
 Konsep dasar :
1) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2) Ada otonomi
3) Ada keterlibatan pasien dan keluarganya

17
 Ketenagaan :
1) Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
2) Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
3) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
4) Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai asisten.
 Kepala bangsal :
1) Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer
2) Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
3) Menyusun jadwal dinas
4) Memberi penugasan pada perawat asisten.
Kelebihan dan kekurangan metode perawatan primer yaitu :
1. Kelebihan dari metode perawatan primer :
a. Mendorong kemandirian perawat.
b. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
c. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
d. Perawatan adalah perawatan komfrehensif
e. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
f. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
g. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
2. Kelemahan dari metode perawatan primer :
a. Perlu kualitas dan
b. Kuantitas tenaga perawat,
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

5. Karakteristik MPKP

a) Penetapan jumlah tenaga kesehatan


b) Penetapan jenis tenaga keperawatan
c) Penetapan standar rencana asuhan keperawatan
d) Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer

18
6. Tingkatan MPKP

Beberapa tingkatan MPKP yaitu:


1. MPKP Transisi
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatarbelakang
pendidikan SPK, namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3
Keperawatan
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.

3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu :


 MPKP I
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan tetapi Kepala
Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1
Keperawatan.

 MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas
Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan.

 MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah
memiliki tenaga spesialis keperawatan dan doktor keperawatan yang bekerja di
area keperawatan.

7. Visi dan Misi

a. Visi

Visi adalah suatu hal yang terlihat dalam mimpi. Suatu visi memberikan
informasi tentang bentuk dan gambaran suatu hal pada masa yang akan datang yang
bermanfaat bagi organisasi dan orang yang bekerja didalamnya.

Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan
organisasi. Contoh visi di Ruang MPKP adalah "Mengoptimalkan kemampuan hidup
pasien dengan masalah kardiovaskuler sesuai dengan kemampuannya”.

19
b. Misi

Misi merupakan gambaran manfaat keberadaan organisasi tersebut. Misi ini bagi
organisasi suatu alat/cara untuk mengarahkan setiap individu dalam organisasi tersebut
berperan secara produktif.

Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi
yang telah ditetapkan. Contoh misi di Ruang MPKP adalah "Memberikan pelayanan
prima secara holislik melipuli bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan
keilmuan keperawatan kesehatan yang profesional".

8. Komponen MPKP

Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, MPKP


tediri lima komponen atau subsistem yaitu nilai–nilai professional yang merupakan inti
MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan serta sistem
kompensasi dan penghargaan.
a. Nilai–nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi
partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi
renpra.
PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan
asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti
PP mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan
berdasarkan nilai - nilai professional.
b. Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui
perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi
informasi tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter.
Pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana
tindakan medik.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi
keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP

20
akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi
pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang
jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP.
Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai
seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin
yang efektif.
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan
keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan
penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis
atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.

9. Penyusunan Pengorganisasian MPKP

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,


penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan


pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal
ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap Tim bertanggung
jawab terhadap sejumlah pasien.
Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari:
 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi.
Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda
diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi pekerjaan

21
 Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift.

 Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat
dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan
dinas di tiap shift.
Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP

a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai
masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi,
sore, malam)
c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi
tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain ke
Tim yang mengalami kekurangan anggota
e. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila
karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih
adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti
Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan,
tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten
di antara anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik
yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua
Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim
i. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
j. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya

22
Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP
a. Kepala Ruangan
1) Management Approach:
a) Perencanaan
 Menyusun visi
 Menyusun misi
 Menyusun filosofi
 Menyusun rencana jangka pendek : harian, bulanan, tahunan
b) Pengorganisasian
 Menyusun struktur organisasi
 Menyusun jadwal dinas
 Membuat daftar alokasi pasien

c) Pengarahan

 Memimpin operan
 Menciptakan iklim motivasi
 Mengatur pendelegasian
 Melakukan supervisi

d) Pengendalian

 Mengevaluasi indikator mutu


 Melakukan audit dokumentasi
 Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya
 Melakukan survey masalah kesehatan / keperawatan

2) Compensatory reward

a) Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana


b) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf

3) Professional relationship

a) Memimpin rapat keperawatan


b) Memimpin konferensi kasus
c) Melakukan rapat tim kesehatan

23
d) Melakukan kolaborasi dengan dokter

4) Pasien care delivery

a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia


b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan perifer
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan cerebral
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi
beraktifitas
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan
aktivitas
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak
efektif
h) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
i) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pertukaran gas
j) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah
jantung
k) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
l) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : lebih dari kebutuhan
m) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan
volume cairan
n) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas
o) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan cairan
p) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang
pengetahuan

24
b. Ketua Tim

1). Management Approach

a) Perencanaan

 Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian, rencana bulanan)

b) Pengorganisasian

 Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan


 Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana

c) Pengarahan

 Memimpin pre conference


 Memimpin post conference
 Menciptakan iklim motivasi dalam timnya
 Mengatur pendelegasian dalam timnya
 Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya

d) Pengendalian

 Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien


 Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana

2) Compensatory reward

 Menilai kinerja perawat pelaksana

3) Professional relationship

 Melaksanakan konfrensi kasus


 Melakukan kolaborasi dengan dokter

4) Patient Care Delivery

a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia


b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan perifer

25
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan cerebral
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi
beraktifitas
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan
aktivitas
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak
efektif
h) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
i) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pertukaran gas
j) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah
jantung
k) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
l) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : lebih dari kebutuhan
m) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan
volume cairan
n) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas
o) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan cairan
p) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang
pengetahuan
c. Perawat pelaksana

1). Management Approach

a) Perencanaan

 Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)


2) Patient Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermi
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut

26
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan perifer
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
perfusi jaringan cerebral
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi
beraktifitas
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan
aktivitas
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak
efektif
h) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
i) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pertukaran gas
j) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah
jantung
k) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
l) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan
nutrisi : lebih dari kebutuhan
m) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan
volume cairan
n) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas
o) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan cairan
p) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang
pengetahuan.

27
10. Pilar–Pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar


diantaranya adalah :

a. Pilar I : Pendekatan Manajemen Keperawatan (Management Approach)

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen


sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama.
Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari:
1) Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;
harian,bulanan,dan tahunan).
2) Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar
alokasi pasien.
3) Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim
motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post
conference, dan manajemen konflik
4) Pengawasan
5) Pengendalian
b. Pilar II : Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan
professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian
kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP
dan setiap ada penambahan perawatan baru.
c. Pilar III : Hubungan Professional (Professional Relationship)
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim kesehatan)
dalam penerima palayanan keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan
nya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara
pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional
secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan.

28
d. Pilar IV : Manajemen Asuhan Keperawatan (Patient Care Delivery)
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat
dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu.
Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
11. Tingkat Ketergantungan Pasien

Kategori 1 : Perawatan Mandiri

a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian
b. Makan, dan minum dilakukan sendiri
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
d. Observasi vital sign tiap shif
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
f. Persiapan prosedur pengobatan
Kategori 2 : Perawatan Intermediate
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi,
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai kateter voley
e. Pasang infus intake-output catat
f. Pengobatan perlu prosedur
Kategori 3 : Perawatan Total
a. Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur
b. Observasi vital stabil tiap 2 jam
c. Pemakaian selang NG
d. Terapi intravena
e. Pekaian suction
f. Kondisi gelisah / disorientasi/ tidak sadar

29
12. Cara perhitungan BOR dan LOS

a. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai ( BOR )


Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap
baik adalah 80 – 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.

Rumus penghitungan BOR sbb:

Jumlah hari perawatan


Rumus : x 100 %
Jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu

Keterangan:
 Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali
jumlah hari dalam satu satuan waktu
 Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28 –
31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
b. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (LOS)
Length of Stay (LOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di
samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang
dijadikan tracer ( yang perlu pengamatan lebih lanjut ). Secara umum LOS yang
ideal antara 6 – 9 hari.

Di MPKP pengukuran LOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap
bulan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah hari perawatan pasien keluar


Rumus :
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Keterangan:
 Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar
hidup atau mati dalam satu periode waktu.
 Jumlah pasien keluar(hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode waktu.

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.Saat ini, praktik
pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan
praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien,
melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.

3.2 Saran

Sebagai seorang perawat nantinya, kita diharapkan mampu memahami konsep


MPKP sehingga nantinya kita dapat menerapkan konsep tersebut ketika kita sudah
bekerja.

31
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, Ratna. 2011. Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta : EGC.

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. Jakarta : Salemba Medika

32

Anda mungkin juga menyukai