Anda di halaman 1dari 26

Rachmad Utomo, S.E., Ak., M.Si., C.A.

Pajak Pertambahan Nilai &


Pajak Penjualan Barang
Mewah
Untuk Politeknik Keuangan Negara STAN
SAMSUL ARIFIN, M.Ak

D1 STAN PRODI PAJAK 2003


S2 MAGISTER AKUNTANSI UI 2015

KANWIL DJP JAKARTA TIMUR


KPP PENANAMAN MODAL ASING DUA
Do this (only) in My Class
1. Mulai berdoa, pulang berdoa
2. Bawalah makanan/minuman silakan dinikmati di kelas (bagi kawanmu
bila dia memintanya)
3. Biasakan membuka situs peraturan pajak mis: TaxGuide
4. Kebiasaan saya di UI, saya tidak pernah pegang hape jika kuliah,
kecuali terpaksa. Jadi Alat komunikasi disesuaikan (silent atau off)
5. Silakan konsultasi kesulitan kalian dalam kuliah di sini (Ayo Sukses
Bersama-sama)
6. Berpenampilan rapi, bersih dan segar, (attitude juga berperan)
7. Nilai aktivitas standar 71 (B), jika masuk terus 76 (B+), sisanya mohon
ijinkan saya untuk menggunakan prerogeratif
Don’t Do in My Class
1. Ngobrol dan berbicara, berisik dan mengganggu perkuliahan
2. Tidak membaca bahan baik yang sudah diberikan maupun yang akan diberikan
3. Tidak mempersiapkan diri aktifitas kelas (Kuis, Game, Latihan dan diskusi)
4. Tidak bertanya bila kurang paham
5. Terlambat, Tidak memberi info kepada ketua kelas (bila tidak masuk, ijin dll)
6. Tidak care terhadap keberhasilan perkuliahan dan kesuksesan prestasi kelas
7. Tidak memiliki gmail, saya share bahan di google drive atau classroom
8. Jangan mengeluhkan tentang PPT, PPT hanya alat bantu pembelajaran. Seluruh foto
mahasiswa sudah seijin mereka.
KOMITMEN PENGAJAR
Saya usahakan tidak membawa mobil, selama
tidak hujan. Tapi jika saya membawa mobil
kemungkinan
Sampai kampus jam 19.30
CUKUP JELAS

ADA YANG
BERTANYA ?
Rachmad Utomo, S.E., Ak., M.Si., C.A.

TAXONOMY
PAJAK
Dan sejarah PPN di Indonesia
SEKILAS SEJARAH

Sebagian besar awal bentuk perpajakan adalah pungutan


berkaitan dengan tanah atau hasil dari tanah. ( Land, as a
representation of wealth, was a favorite subject of taxation
because it was visible and the tax was collectible)

Tentang berbagai hasil dari tanah berupa barang telah menjadi


objek sepanjang sejarah ilmu perpajakan.

Pada abad ke-10 SM kerajaan Mesir memajaki hasil pertanian


karena adanya nilai tambah. Sedangkan abad ke-17 Inggris
memajaki melalui kegiatan ekspor-impor yang kala itu dikuasai
Sekilas Taxonomy Pajak
Konsumsi •Consumtion Based Taxation
•Direct
•Expenditure Tax
•Cash-flow Tax

•Two-tiered

•Indirect
•Excise

•Sales Tax
•Retail Sales Tax

•Turnover Sales Tax

•Goods Services Tax

•Value Added Tax


Alan Schenk and Oliver Oldman (2007) dalam Value Added Tax a
Comparative Approach
Sejarah Hukum Pajak Indonesia

Kerajaan Kolonial

Hindia Belanda
Ordonansi
Upeti
1. Ordonansi Succesie 1901
2. Ordonansi Pajak Rumah Tangga 1908
3. Versponding Warde 1920
VOC 4. Aturan Bea Meterai 1921
Lanrente 5. Ordonansi Bea Balik Nama 1924
6. Ordonansi Pajak Kekayaan 1932
Inggris 7. Ordonansi Pajak Upah 1934
8. Ordonansi PKB1934
Pajak Tanah 9. Ordonansi Pajak Potong 1936
RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN 11
UUDRT No.36/1950 jo. UU No.4/1952
1945
→ 1 Jan 1951

1950
UU No. 12/1956
Penyerahan Pajak Negara kpd Daerah
• UU Pajak Radio /1947
• UU Pajak Deviden (21/1959) • UU Pajak Pembangunan/1947
• UU PPSP (19/1959) 1951 • UU Darurat Pajak Peredaran /1952
• UU BBNKB (27/1959) UU Pajak Penjualan/1951 • Ordonansi Succesie 1901
• Pajak Bangsa Asing (74/1958)
• Tata Cara Pemungutan PPd, PKk • Ordonansi Pajak Rumah Tangga 1908
& PPs (MPS/MPO) (8/1967) • Versponding Warde 1920
• Aturan Bea Meterai 1921
• UU No.12/1947 Pajak Radio
• Ordonansi Bea Balik Nama 1924 • UU No. 14/1947 Pajak Pembangunan
• Ordonansi Pajak Kekayaan 1932
• Ordonansi Pajak Upah 1934
• Ordonansi PKB1934
• Ordonansi Pajak Potong 1936
1983
RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN 12
1983 1. UU No.6/1983 KUP
2. UU No.7/1983 PPh
3. UU No.8/1983 PPN & PPnBM 1
--- Tax Reform I
--- Self Assesment
1. UU No.16/2000 Perubahan KUP
1. UU No.12/1985 PBB
2. UU No.17/2000 Perubahan PPh
2. UU No.13/1985 BM
3. UU No.18/2000 Perubahan PPN
Perubahan IPEDA menjadi PBB 4. UU No.19/2000 Perubahan PPSP
UU No. 7/1991 Perubahan PPh 5.
6.
UU No.20/2000 Perubahan BPHTB
UU No.34/2000 Perubahan PDRD
3
→ Tax Reform II
1.
2.
UU No.9/1994 Perubahan KUP
UU No.10/1994 Perubahan PPh
2 2000 UU No. 14/2002 Pengadilan Pajak
3. UU No.11/1994 Perubahan PPN
4. UU No.12/1994 Perubahan PBB
1. UU No.28/2007 Perubahan KUP
2. UU No.36/2008 Perubahan PPh
1. UU No. 19/1997 PPSP 3. UU No. 16/2009 Perubahan KUP 4
2. UU No. 21/1997 BPHTB 4. UU No. 42 2009 Perubahan PPN
5. UU No. 28/2009 Perubahan PDRD
3. UU No. 18/1997 PDRD 13

RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN


Rachmad Utomo, S.E., Ak., M.Si., C.A.

Perbandingan
Model
Pemungutan
PPn dan PPN
serta dampaknya
Produsen Distributor Pengecer Konsumen

PPn

Harga
PPn
Jual

PPn Harga
Jual
Harga
Jual

A B C D
15

RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN


Produsen Distibutor Pengecer Konsumen

Karena saat menjual kembali PPnPPn menjadi


komponen HPP, maka semakin panjang rantai
distribusi semakin tinggi beban pajak yang PPn

harus ditanggung oleh konsumen


PPn

Ayo kita coba mengerjakan Kertas Kerja Praktik Penghitungan PPn


16

RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN


Maka terbukti terdapat kelemahan bahwa:
1. Dalam pelaksanaannya UU PPn 1951 menimbulkan pengenaan
pajak berganda sehingga PPn menjadi tidak netral baik dalam
perdagangan didalam negeri maupun internasional
2. Variasi tarif yang cukup banyak, sampai 9 macam tarif, menyulitkan
tindakan pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sisi negatif
PPn ini terutama pengenaan pajak berganda mendorong wajib
pajak untuk menghindar dari pengenaan PPn bahkan kalau perlu
mereka melakukan penggelapan pajak.
(lihat di Lampiran PMK-NOMOR 194/PMK.03/2012)

RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN 17


Maka terbukti terdapat kelemahan bahwa:
3. Menghindar dari pengenaan pajak (tax avoidance) masih tergolong
sebagai tindakan legal misalnya beberapa perusahaan dalam satu
rangkaian beberapa mata rantai jalur produksi atau distribusi yang
sejenis melakukan peleburan usaha, sehingga beberapa mata rantai
produksi atau distribusi yang sejenis melakukan peleburan usaha,
sehingga beberapa mata rantai produksi atau distribusi lolos dari
pengenaan PPn (seolah-olah terpadu).
4. Bagi pengusaha yang lain yang lebih suka mengambil jalan pintas,
lebih memilih menyelundupkan atau menggelapkan pajak dengan
cara melaporkan jumlah peredaran bruto lebih rendah daripada
yang keadaan sebenarnya.

RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN 18


Rachmad Utomo, S.E., Ak., M.Si., C.A.

Legal Karakter
PPN Indonesia
Dan model pemungutannya
LEGAL KARAKTER
PPN INDONESIA
•Legal Karakter PPN
•Pajak Tidak Langsung Pajak Objektif
•Multi Stage Levy non Kumulatif
•Indirect Subtraction
•Konsumsi DN (netral)
•Tarif Tunggal
•PPN Indonesia Consumption Type VAT
LEGAL KARAKTER
PPN INDONESIA
•Legal Karakter PPN
•Pasal 3 ayat 1
•Pasal 15A (disetor oleh PKP)
•Pasal 16A (disetor oleh pemungut)
•Pasal 4 ayat 1 (multi stage levy)
•Pasal 9 ayat 3 dan 4 (non kumulatif)
•Pasal 4 ayat 1 (multi stage levy)
•Pasal 4 ayat (1) (DN)
•Pasal 16C dan Pasal 16D
•Pasal 4A (non BKP)
•Pasal 7 (tarif PPN)
•Pasal 16B (BKP yang tidak dipungut dan dibebaskan)
Biaya /
MODEL Nilai Tambah / Beban
No. Tingkat harga / Harga Jual PPN Ket
PEMUNGUTAN Mark up PPN
nilai beli
PPN INDONESIA 1 Pengepul 500 500 1,000 100 100 100-0
2 Pabrikan 1,000 1,200 2,200 220 120 220-100
3 Agen 2,200 2,500 4,700 470 250 470-220
4 Pengecer 4,700 5,000 9,700 970 500 970-470
5 Konsumen 9,700 970 end user

Multi stage 9.700


4.700
Pengecer KN =500 (PK 970 – PM 470)

2.200

Agen KN =250 (PK 470 – PM 220)

1.000
Total Beban
Pabrikan KN =120 (PK 220 – PM 100)
Kas Negara =
Rp970
Pengepul KN = 100
22

RACHMAD UTOMO untuk PKN STAN


CARILAH Kata Kunci dalam aturan PMK

“Tidak dikenai
Pajak Pertambahan Nilai”
UTK PERTEMUAN MINGGU DEPAN
BACALAH DENGAN SEKSAMA UU PPN PASAL
4A
NO PMK NO/TAHUN TENTANG
1 80/PMK.03/2012 JASA ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN JASA ANGKUTAN UMUM DI AIR YANG TIDAK
DIKENAI PPN
2 82/PMK.03/2012 KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN JASA YANG DISEDIAKAN OLEH PEMERINTAH DALAM
RANGKA MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUM YANG TIDAK DIKENAI PPN
3 83/PMK.03/2012 KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK DIKENAI PPN
4 93/PMK.03/2012 PENYERAHAN JASA PENGIRIMAN SURAT DENGAN PRANGKO YANG TIDAK DIKENAI
PPN
5 122/PMK.03/2012 KRITERIA JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR YANG TERMASUK DALAM JENIS JASA
YANG TIDAK DIKENAI PPN
6 252/PMK.011/2012 GAS BUMI YANG TERMASUK DALAM JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI PPN
7 223/PMK.011/2014 KRITERIA JASA PENDIDIKAN YANG TIDAK DIKENAI PPN
UTK PERTEMUAN MINGGU DEPAN
BACALAH DENGAN SEKSAMA UU PPN PASAL
4A
NO PMK NO/TAHUN TENTANG
8 18/PMK.010/2015 KRITERIA JASA BOGA ATAU KATERING YANG TERMASUK DALAM JENIS JASA YANG
TIDAK DIKENAI PPN
9 43/PMK.010/2015 KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN JASA PERHOTELAN YANG TIDAK DIKENAI PPN
10 158/PMK.010/2015 KRITERIA JASA KESENIAN DAN HIBURAN YANG TIDAK DIKENAI PPN
11 116/PMK.010/2017 BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAI PPN
SELAMAT BELAJAR DAN

MEMAHAMI

Anda mungkin juga menyukai