TINJAUAN PUSTAKA
III-1
III-2
3.3 Limbah
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
itu industri maupun domestik ( Rumah Tangga). Yaitu suatu sisa atau barang yang
sudah dianggap tidak memiliki nilai dan sudah tidak dipergunakan lagi. Limbah
juga dapat diartikan sebagai barang/benda yang sudah dibuang, baik berasal dari
alam maupun dari hasil proses teknologi, yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Hal ini berlaku dimana ada
kegiatan usaha atau pabrik, maka disitu akan muncul berbagai jenis limbah yang
merupakan sisa-sisa dan buangan dari hasil produksi. Biasanya limbah dari aktivitas
usaha ini berbentuk limbah cair.
III-6
Berdasarkan dari wujudnya, limbah sejatinya dibagi menjadi tiga bagian, yakni
limbah padat, limbah gas dan limbah cair. Limbah dapat berupa tumpukan barang
bekas, sisa kotoran hewan, sayuran, tanaman, dan lain sebagainya. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Menurut definisi WHO pengertian limbah adalah segala sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Badan lingkungan hidup
menyatakan bahwa limbah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan pengertian limbah tersebut, dapat
disimpulkan bahwa limbah adalah suatu benda berbentuk padat yang berhubungan
dengan aktifitas atau kegiatan manusia, yang tidak digunakan lagi, tidak disenangi
dan dibuang secara saniter yaitu dengan cara-cara yang diterima umum sehingga
perlu pengelolaan yang baik. Sedangkan pengertian limbah rumah sakit adalah
semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya (Chandra, 2006).
Secara umum limbah dapat dibedakan menjadi limbah cair, limbah padat dan
limbah gas. Limbah padat biasa disebut juga limbah, limbah rumah sakit
merupakan produk kegiatan yang dapat mempengaruhi berbagai aspek pelayanan
yang dilakukannya, antara lain infeksi nosokomial. Disamping itu, limbah
merupakan sumber kurangnya estetika dan kenyamanan suasana rumah sakit serta
berbagai aspek yang merupakan dampak negatif dari keberadaan limbah di rumah
sakit termasuk perusakan ekosistem. Oleh sebab itu, pengelolaan limbah rumah
sakit perlu mendapat perhatian yang lebih agar kemungkinan negatif yag
diakibatkannya dapat dihindari. Disamping itu fungsi dan tujuan rumah sakit tidak
menjadi terganggu akibat buruknya pengelolaan fisiknya, karena seperti yang kita
ketahui bahwa rumah sakit merupakan tempat pengobatan dan penyembuhan
penderita penyakit. Petugas yang menangani limbah ada kemungkinan terinfeksi,
terutama disebabkan karena luka benda tajam yang terkontaminasi.
III-7
b. Limbah Infeksius
Limbah infeksius merupakan sampah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) serta sampah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan
ruang perawatan /isolasi penyakit menular.
c. Limbah Jaringan Pubuh (Patologis)
Limbah jaringan tubuh ini merupakan organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh termasuk janin dari pasien yang telah diangkat. Biasanya sampah ini berasal
dari kegiatan saat pembedahan atau pada saat autopsi.
d. Limbah Sitotoksik
Limbah sitotoksik merupakan bahan yang terkontaminasi dan mungkin
terkontaminasi dengan obat-obat sitotoksik selama pembuatan, peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
e. Limbah Farmasi
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
f. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain: tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas.
g. Limbah Genotoksik
Limbah yang mengandung bahan bersifat genotoksik seperti halnya obat-
obatan yang digunakan untuk terapi kanker yaitu zat karsinogen (Benzen,
Antrasen).
1. Golongan A
a. Dressing bedah, Swab, dan semua sampah yang terkontaminasi dari kamar
bedah.
b. Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jaringan tubuh manusia baik terinfeksi maupun tidak terinfeksi,
bangkai/jaringan dari laboratorium dan hal lainnya yang berkaitan dengan
swab dan dressing
2. Golongan B
Benda tajam seperti Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan kaca/gelas dan
benda tajam lainnya.
3. Golongan C
Limbah dari laboratorium dan postpartum kecuali yang termasuk kedalam
golongan A
4. Golongan D
Limbah bahan kimia dan bahan farmasi tertentu.
5. Golongan E
Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinnence pad dan stomach.
1. Infeksius 262
2. Non-Infeksius 151
diagnosis dan konsultasi, poloklinik laboratorium dll. Hal ini dapat dilakukan untuk
memudahkan penanganan limbah. Satu untuk limbah infeksius, satu untuk limbah
domestik, satu untuk limbah benda tajam. Wadah ini harus diberi label dengan tepat
(OXFAM, 2008). Wadah juga harus ditempatkan di tempat yang mudah terlihat dan
terjangkau.
Menurut Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, tempat sampah untuk menampung limbah medis mudah
untuk dibersihkan, tertutup rapat, tahan benda tajam, kedap air terutama untuk
menampung sampah basah, tidak mudah berkarat dan anti bocor.