Tugas Sda 2
Tugas Sda 2
Dosen :
Oleh :
FIDYAH Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “ Pengertian Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan serta Contohnya dalam
Perencanaan Wilayah dan Kota “ Keberhasilan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini
tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
Akhir kata, karya penulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya senantiasa
menampung kritik dan saran untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita dan dapat menambah wawasan serta kepekaan kita mengenai keadaan
yang terjadi di masyarakat.
Penulis
FIDYAH Page 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………………. 1
2.2 contoh studi kasus dari pengelolaan dan perlindungan lingkungan dalam perencanaan
wilayah dan kota…….……….………………………….………………...…………. 7
FIDYAH Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik (benda hidup) misalnya manusia, hewan, dan
tumbuhan dan lingkungan abiotik (benda mati). Seringkali lingkungan yang terdiri dari
sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian
seseorang. Sedangkan pengertian dari lingkungan hidup berdasarkan UU No. 23 Tahun
1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Namun yang terjadi di masa sekarang ini lingkungan tempat hidup telah
mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan lingkungan hidup sekitar kita tidak dipelihara
dengan baik sehingga lingkungan tercemar dan rusak. Berdasarkan faktor penyebabnya,
bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:Kerusakan
Lingkungan Hidup akibat Peristiwa Alam dan Kerusakan Lingkungan Hidup karena
Faktor Manusia. Manusia memang terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Tetapi, tidak berarti harus merusak dan mencemari lingkungan sehingga
mengancam kelestarian kehidupan dan mengurangi hak generasi yang akan datang.
Ketika lingkungan telah mengalami kerusakan, manusia baru menyadari pentingnya
mengelola, melindungi serta melestarikan lingkungan yang ada sekarang ini. Pelestarian
lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.
1. 2 RUMUSAN MASALAH
FIDYAH Page 4
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan dan perlindungan lingkungan ?
2. Berikan contoh dari pengelolaan dan perlindungan lingkungan dalam perencanaan
wilayah dan kota !
1. 3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian pengelolaan dan perlindungan lingkungan
2. Mengetahui contoh studi kasus dari pengelolaan dan perlindungan lingkungan dalam
perencanaan wilayah dan kota
3. Pemenuhan tugas kuliah Sumber Daya Alam dan Lingkungan
FIDYAH Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
FIDYAH Page 7
sarana pengumpul/pengangkutan sampah dari rumah tangga : gerobak sampah : 5829
buah; gerobak celeng : 1930 buah, galvanis : 201 buah.
Sampah yang diangkut dari Lokasi Penampungan Sementara (LPS) akan diolah di
Tempat Pemusnahan Akhir (TPA). TPA yang sekarang adalah TPA Bantar Gebang,
Bekasi dengan luas yang direncanakan 108 Ha. Status tanah adalah milik Pemda DKI
Jakarta dan sistim pemusnahan yang dilaksanakan adalah “sanitary landfill”. Luas tanah
yang sudah dipergunakan sebesar 85 persen, sisanya ± 15 persen diperkirakan dapat
menampung sampah sampai tahun 2004, sehingga Pemda DKI Jakarta saat ini sudah
mencari alternatif-alternatif lain sistim penanganan sampah melalui kerjasama dengan
pihak swasta.
FIDYAH Page 8
B. PEMBANGUNAN RIBUAN PERUMAHAN KOTA BATAM DIATAS KAWASAN
HUTAN LINDUNG
FIDYAH Page 9
maka akan membawa dampak yang amat serius bagi keseimbangan tata guna lahan kota
Batam yang notabene sangat terbatas. (Sumber : Makalah Tantangan Batam dalam Era
Otonomi Daerah, Dept. PU, 2006)
Inti dari kasus perumahan Kota Batam adalah ada di permasalahan pemberian izin
penggunaan lahan dan izin lokasi yang diterbitkan oleh lembaga yang berbeda. Satu
lembaga bersifat centralized dan lembaga lainnya bersifat decentralized. Oleh karena itu,
koordinasi menjadi sulit dilakukan oleh kedua belah pihak. Berbeda dengan di negara
maju, di mana sertifikat tanah dan perizinan lokasi diterbitkan oleh lembaga yang sama.
Sehingga kasus seperti ini jarang terjadi.
Dengan koordinasi antar lembaga (antara BPN atau juga Badan Otorita Batam
dengan Pemerintah Kota Batam / Dinas – Dinas). Karena Badan Pertanahan Nasional
(BPN) maupun Badan Otorita Batam (BOB) dan Pemkot Batam (misalnya Dinas Tata
Ruang) sulit untuk melakukan hubungan / koordinasi, akibatnya terjadi tata guna lahan
yang keliru. Hal ini dikarenakan secara birokratis tidak ada garis komado / garis
koordinasi antara pemerintah Kota Batam dengan BPN atau pun Badan Otorita Batam .
Perubahan guna lahan yang tidak sesuai dengan rencana / zoning cenderung sulit untuk
diatasi, karena terbentur hak orang / lembaga atas lahan tersebut (misalnya dalam kasus
ini hak lahan yang jatuh pada para developer).
Solusi yang bisa dipertimbangkan untuk mencegah konflik masalah seperti yang
dijelaskan di atas dapat berupa :
1. Bangun koordinasi antara Badan Pertanahan Nasional (yang juga terkait dengan
Badan Otorita Batam) dengan Pemerintah Kota (terutama badan perizinan lokal
seperti dinas tata ruang) dengan sebelumnya harus diperjelas mengenai
kewenangan dari masing-masing lembaga, jangan sampai terdapat kewenangan
yang overlap. Akan tetapi mungkin Pemkot Batam justru harus melakukan
pendekatan koordinasi terlebih dahulu dengan kanwil atau kanah.
FIDYAH Page 10
2. Idealnya sistem yg sekarang dirombak, di mana badan atau lembaga yang
berwenang mengurus perizinan dan pemilikan lahan idealnya adalah lembaga
yang sama. Dengan demikian, diharapkan pemberian izin dan terkait kepemilikan
lahan dilakukan secara terpadu dan meninjau segala aspek secara komperensif
3. Badan Pertanahan Nasional (atau Kanah dalam konteks kota) sebaiknya tidak
bersifat centralized tetapi dibentuk menjadi semacam kementerian di mana dalam
lingkup kota / wilayah, badan pertanahan yang ada di kota seperti Kanah memiliki
koordinasi juga dengan pemerintah kota. Dengan demikian, tidak ada
misskoordinasi antar lembaga terkait.
Namun dewasa ini masih saja terdapat beberapa pihak yang melakukan pencemaran
lingkungan hidup, salah satunya yang dilakukan oleh pabrik PT Marimas di Semarang. Menurut
warga, Pabrik PT Marimas telah mencemari aliran sungai disekitar pabrik selamat 2 sampai 3
tahun terakhir. Pencemaran semakin parah karena saluran pembuangan limbah jebol, yang mana
mengakibatkan bau menyengat yang berasal dari pembuangan limbah tersebut. Selain mencemari
lingkungan, kini warga kesulitan untuk mencari air bersih karena limbah telah bercampur dengan
air sumur. Pencemaran tersebut telah melanggar ketentuan dalam Pasal 69 ayat (1) UU No. 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mana setiap orang
dilarang untuk:[6]
FIDYAH Page 11
b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. membuang limbah ke media lingkungan hidup;
f. membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;
g. melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan;
h. melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;
i. menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/atau
j. memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak
informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.
Dapat disimpulkan bahwa pabrik PT Marimas telah melanggar beberapa ketentuan dalam
pasal 69 UU No. 32 Tahun 2009. Maka pihak dari pabrik PT Marimas harus melakukan
penanggulangan dan pemulihan terhadap lingkungan yang sudah tercemar oleh limbah pabrik
ltersebut. Sebagaimana yang diatur dalam pasal 53 UU No. 32 Tahun 2009, setiap orang yang
melakukan pencemaran lingungan hidup wajib melakukan penanggulangan lingkungan hidup
yang dilakukan dengan:
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
kepada masyarakat;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan/atau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Apabila tahap penanggulangan lingkungan hidup telah dilaksanakan maka pihak yang
mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup wajib untuk melakukan pemulihan lingkungan
hidup sebagaimana yang diatur dalam pasal 54 UU No. 32 Tahun 2009, dilakukan dengan
tahapan:[7]
a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
FIDYAH Page 12
D. KASUS SENGKETA LIMBAH INDUSTRI PADA PT. RAYON UTAMA MAKMUR
(RUM) SUKOHARJO.
PT. Rayon Utama Makmur (RUM) merupakan anak perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk
(Sritex) yang berlokasi di Plesan, Nguter, Sukoharjo, sekitar 15 km dari Kota Surakarta. Serat
rayon (kapas sintetik) ini untuk memasok kebutuhan lini bisnis utama Sritex yaitu garmen.
Sebagai sebuah perusahaan yang memasok serat rayon, PT. RUM Sukoharjo ternyata
menghasilkan limbah industri berupa polusi udara yang cukup meresahkan masyarakat
Kabupaten Sukoharjo. Masyarakat beranggapan bahwa PT RUM memiliki Karbon Disulfida
Plant atau tempat produksi Karbon Disulfida yang sangat berbahaya bagi lingkungan Sukoharjo.
FIDYAH Page 13
sungai Bengawan solo sebagaimana termuat dalam dokumen (AMDAL PT Rayon
Utama Makmur) Solusi penyelesaian masalah lingkungan
Selain itu juga penanggung jawab perusahaan dalam rangka memenuhi ketentuan izin
lingkungan dan peraturan perundang-undanga di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, harus melakukan hal-hal sebagai berikut yaitu:
2) Melakukan pengendalian emisi sehingga tidak menimbulkan bau sesuai baku mutu,
dan
3) Menyelesaikan pemasangan pipa pembuangan air limbah hasil pengolahan limbah dari
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sampai dengan sungai bengawan solo
FIDYAH Page 14
maupun perkotaan. Hal ini diketahui setelah adanya bukti-bukti bahwa kawasan hutan raya
bukit suharto telah dirambah pertambangan batubara dan penambangan illegal yang dikenal
dengan batubara karungan yang banyak terdapat di kawasan perumahan-perumahan penduduk
di kota Samarinda makin memperparah kondisi lingkungan kota Samarinda.
Dampak perubahan iklim pun juga dirasakan pada saat ini, akibat konversi hutan
menjadi pertambangan menjadikan suhu kota Samarinda naik hampir 1,5 digit, Belum dampak
turunan dari banjir dan perubahan iklim tersebut yaitu banyak penyakit-penyakit seperti
muntahber, ISPA, Kulit dan lain-lain yang semakin sering diderita warga Samarinda.
FIDYAH Page 15
Dan dampak yang dirasakan langsung oleh warga Samarinda akibat pertambangan
batubara ialah dampak polusi udara dari kegiatan konstruksi dan operasi serta banyaknya truk-
truk pengangkut batubara yang menggunakan jalan-jalan umum kota Samarinda, selain
mengakibatkan polusi juga menimbulkan kerusakan jalan.
Penanggung jawab perusahaan dalam rangka memenuhi ketentuan izin lingkungan dan
peraturan perundang-undanga di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
melakukan hal sebagai berikut seperti yang tertera pada Pasal 85 ayat (1) tersebut menyebutkan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang menyatakan:
FIDYAH Page 16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan: a) melindungi wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup; b) menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia; c) menjamin
kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; d) menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup; e) mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup; f) menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa
kini dan generasi masa depan; g) menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas
lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; h) mengendalikan
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; i) mewujudkan pembangunan
berkelanjutan; dan j) mengantisipasi isu lingkungan global.
Beberapa contoh studi kasus dari pengelolaan dan perlindungan:
FIDYAH Page 17
DAFTAR PUSTAKA
https://bangazul.com/dasar-dasar-pengelolaan-lingkungan-2/
taff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-ir-suhartini-ms/pendampingan-guru-sma-
ma-pengayaan-materi-pengelolaan-lingkungan.pdf
https://erfan1977.wordpress.com/2011/07/31/apa-pengelolaan-lingkungan-itu/
https://datakata.wordpress.com/2015/01/17/pengelolaan-lingkungan-hidup/
http://gustiafif.blogspot.com/2015/07/studi-kasus-pertambangan.html
https://www.academia.edu/5694734/Analisis_Penyelesaian_Sengketa_Lingkungan_Hidu
p_studi_kasus_AMDAL_Pada_Usaha_Pertambangan_CV._Arjuna_di_Makroman_Sama
rinda_Kalimantan_Timur
https://www.academia.edu/34922203/ANALISIS_KASUS_PENCEMARAN_LINGKUN
GAN_OLEH_PT_MARIMAS_DI_KOTA_SEMARANG_DALAM_UPAYA_PENEGA
KAN_PRIORITAS_LEGISLASI_NASIONAL_BERDASARKAN_UNDANG-
_UNDANG_NOMOR_32_TAHUN_2009
http://eprints.ums.ac.id/67276/10/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://debbyrahmi.wordpress.com/2012/12/25/pembangunan-ribuan-perumahan-kota-
batam-diatas-kawasan-hutan-lindung/
http://yulindanurkrmh.blogspot.com/2017/01/pengertian-dan-contoh-kasus-amdal.html
FIDYAH Page 18