TUGAS KHUSUS
3.1 Judul
Menghitung Effisiensi Reboiler LS -E6 De-Propanizer pada seksi Crude
Distiller dan Light End (CD&L) Unit RFCCU (Riser Fluid Catalytic Cracking
Unit) di PT. Pertamina RU III Plaju-Sungai Gerong.
61
62
3.3 Tujuan
Penulisan Tugas Khusus ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengevaluasi kerja meliputi efisiensi, faktor pengotor, dan
tekanan operasi alat Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU.
2. Untuk membandingkan kondisi Actual dan Design pada alat Reboiler
LS-E6 pada Unit RFCCU.
3.4 Manfaat
Manfaat dari Tugas khusus ini adalah:
1. Memahami proses dan mengetahui effisiensi Reboiler pada kolom de-
propanizer.
Proses perpindahan panas yang terjadi pada suatu fluida proses merupakan
bagian terpenting dalam proses industri kimia. Mekanisme perpindahan panas ini
63
disebabkan beda temperature antara fluida yang satu dengan fluida yang lain, baik
perpindahannya secara konduksi, konveksi maupun radiasi. Sifat perpindahan
panas adalah bila dua buah benda mempunyai suhu yang berbeda mengalami
kontak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka panas akan mengalir
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.
1) Preheater
Alat ini digunakan untuk mentransfer panas dari fluida yang masih
bersuhu tinggi ke fluida yang bersuhu rendah yang bertujuan untuk dimanfaatkan
65
oleh fluida yang bersuhu rendah sebelum masuk ke furnace, yang mana bertujuan
agar kerja furnace lebih ringan.
2) Condensor
Alat ini digunakan untuk menurunkan suhu dari uap atau vapour sampai
mencapai titk pengembunan atau kondensasi ke suhu cair, dengan mentransfer
panasnya ke fluida lain, biasanya air, dapat air tawar ataupun air laut.
3) Reboiler
Alat ini digunakan untuk memproduksi uap dari liquid, dimana liquid
tersebut dipanaskan dengan melewatkan uap air yang ada pada tube bundle.yang
mana media pemanas biasa digunakan adalah steam. Perpidahan panas yang
terjadi juga disertai perubahan fase, tetapi dari bentuk liquid menjadi vapour
dengan sumber panas dari fluida proses maupun sistem.
4) Cooler
Alat ini digunakan untuk mendinginkan liquid yang panas sampai
mencapai suhu tertentu yang dikehendaki. Peristiwa perpindahan panas yang
terjadi tanpa perubahan fasa.
5) Chiller
Alat ini digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu yang lebih
rendah. Dimana media pendingin biasanya dapat digunakan berupa air, propane,
freon, ataupun ammonia.
6) Evaporator
Alat ini digunakan untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan
suatu media pemanas (steam) atau media pemanas lainnya.
7) Cooling tower
Alat ini digunakan untuk mendinginkan fluida dengan menggunakan
hembusan udara.
8) Furnace
Alat ini digunakan bertujuan untuk menaikan suhu feed sampai temperatur
tertentu sebelum diproses dikolom CDU, HVU, dan RFFU.
Heat Exchanger ini adalah jenis yang paling sederhana yang hanya terdiri
atas pipa besar dan kecil yang disusun secara konsentris. Jenis ini biasanya
digunakan untuk mendinginkan atau memanaskan fluida proses.
e. Box Cooler
Merupakan alat pendingin yang terdiri dari suatu coil pipa yang direndam
dalam sebuah tangki terbuka ( segi empat ).
Aliran panas
Aliran dingin
Shell dan Tube Exchanger sejauh ini paling umum digunakan untuk proses
perpindahan panas di industri kimia. Keuntungan yang diperoleh dari heat
exchanger jenis ini adalah :
68
1. Thermosiphon Reboiler
Thermosiphon reboiler adalah salah satu alat penukar kalor. Alat penukar kalor
adalah perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturenya lebih tinggi
kepada fluida lain yang temperaturenya lebih rendah. Proses perpindahan panas
tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, yakni : (Subagjo,
1991)
a. Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas akan bercampur
secara langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu
bejana atau ruangan tertentu.
b. Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak berhubungan
langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas itu mempunyai
media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnnya.
Aliran yang terjadi pada thermosiphon reboiler berlangsung tanpa adanya
bantuan dari pompa melainkan terjadi secara alami akibat perbedaan suhu pada
inlet dan outlet. Seperti yang tampak pada Gambar 3.5, thermosiphon reboiler
terhubung secara langsung dengan kolom fraksinasi. Propan dan propilen dalam
kondisi cair mengalir melalui shell inlet, kemudian dipanaskan dengan bantuan
steam yang mengalir melalui tube. Propan dan propilen yang berubah fase
menjadi uap mengalir melalui shell outlet menuju kolom fraksinasi
Gambar 3.5 Thermosiphone Reboiler
Sumber:https://artikel-teknologi.com/macam-macam heat exchanger-alat-penukar-panas-bagian-
5/amp/
1. Sumber fluida
Sumber fluida sangat berpengaruh pada pemilihan jenis reboiler yang
sesuai untuk proses tersebut. Seperti tingkat kekentalan, fouling factor dan
lain-lain
2. Tekanan operasi
Tekanan operasi sangat berpengaruh dalam pemilihan jenis reboiler yang
akan digunakan dalam proses tertentu. Jenis reboiler akan berbeda untuk
proses bertekanan tinggi, rendah atau vakum.
3. Susunan peralatan
Susunan atau rangkaian reboiler pada kolom distalasi dapat menentukan
dalam pemilihan jenis reboiler yang sesuai untuk suatu proses.
Fungsi dari stabilizer III adalah untuk memisahkan fraksi C3 dengan C4.
Liquid dari accumulator D-103 akan masuk ke stabilizer feed drum D-1 di area
stab-III. Bottom D-1 akan dialirkan oleh P-1 menuju ke tiga buah exchanger
secara seri yaitu E-1, E-3, dan E-2. Liquid C3 dan C4 yang sudah panas akan
masuk ke stabilizer column T-1 pada tray nomor 25. Untuk mempertajam
pemisahan liuid pada bagian bottom stabilizer akan dipompakan oleh P-2 untuk
dipanaskan dengan reboiler E-6 menggunakan media pemanas steam.
Sebagian liquid bottom stabilizer akan dialirkan menuju E-3, E-1 dan E-5
sebelum ditampung di drum D-753 LPG Treater. C4 yang sudah bebas impurities
kemudian dialirkan menuju storage tank, C4 dari storage tank kemudian akan
dialirkan menuju Kilang Gas Plant sebagai alkyfeed.
Overhead stabilizer berupa gas C3 dan komponen yang lebih ringan akan
didinginkan di condenser E-4 sebelum ditampung di Drum D-2. Gas – gas yang
tidak terkondensasi ex. D-2 akan dialirkan ke fuel gas system sebagai off gas,
sedangkan liquid C3 akan dipompakan oleh P-3 ke storage tank untuk kemudian
dialirkan menuju Kilang Polypropilen sebagai Raw PP.
Sistem Stabilier dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:
Gambar 3.6 sistem stabilizer III unit RFCCU PT.Pertamina Plaju-Sei Gerong
a. Laju alir fluida panas (steam) dan laju alir fluida dingin (butan butilen)
b. Temperatur fluida panas (T1) dan suhu keluar fluida panas (T2)
c. Suhu masuk fluida dingin (t1) dan suhu keluar fluida dingin (t2)
Dimana :
Dimana :
LMTD = Log Mean Temperature Different
T1 = Temperatur fluida panas masuk (of)
T2 = Temperatur fluida panas keluar (of)
t1 = Temperatur fluida dingin masuk (of)
t2 = Temperatur fluida dingin keluar (of)
t 2−t 1
S=
T 1−t 2
∆ t=LMTD × F T
(Sumber ; Kern., 1983 hal 828 fig.18)
d. Perhitungan Temperatur Colorific (Tc dan tc)
∆ t c T 2−t
= 1
∆ t h T 1−t 2
(Sumber ; Kern, 1983 Hal 827. Fig.17)
Temperatur rata – rata fluida (Tc dan tc) yang terlibat dalam pertukaran
panas.
T c =T 2 + F c ( T 1−T 2 )
(Sumber ; Kern,1983 hal 827 fig.17)
t 2−t 1
)
t c =T 1−F c ¿
(Sumber ; Kern, 1983, Hal 827 fig.17)
Tube side
N t ×a ' t
at=
141× n
(Sumber ; Kern, 1983 Hal 150. Eq ; 7.48)
Dimana :
Nt = Jumlah Tube
a’t = Internal area (Kern.,1983 hal 843 Table 10)
n = Jumlah Tube Passes
Shell side
ID × B
as=
141× P T
(Sumber ; Kern.,1983, Hal 138. Eq ; 7.1)
Dimana :
ID =Inside diameter (in)
C = Jarak antara Tube (in)
B = Jarak baffle (in)
C = Tube Pitch (in)
Shell side
Ws
Gs=
as
(Sumber ;Kern,.1983, Hal 138. Eq ; 7.2)
Dimana :
Ws = laju alir fluida panas (lb/hr)
Gs = mass velocity fluida pada shell side
a. Tube Side
D× Gt
ℜt =
μ
(Sumber ; Kern,. 1983, Hal 150)
Dimana :
D = Inside diameter (Ft) (Kern.,1983 hal 843 tabel 10)
Gt = Mass velocity (lb/hr ft2)
µ = Viskositas fluida pada suhu Tc(Kern.,1983 hal.825 fig.15)
b. Shell side
De ×Gs
ℜ s=
μ
(Sumber ; D.Q.Kern, Process Heat Transfer, Hal 150)
Dimana :
De = Equivalent diameter (ft) (Kern.,1983 hal 138 eq.7.4 )
Gs = Mass velocity (lb/hr ft2)
µ = Viskositas fluida pada suhu tc ( J.B Maxwell Databook On
Hydrocarbon hal.165)
Tube side
Nilai Jh untuk sisi Tube dapat diketahui dari Kern.,1983 fig. 24 hal.834
Shell side
Nilai Jh untuk sisi Tube dapat diketahui dari Kern.,1983Fig. 28 hal 838
a. Tube Side
k Cμ 13
i=¿ jH
D k ( ) ∅t
h¿
(Sumber ; Kern,.1983, Hal 111, Eq ; 6.15a)
hIo h i ID
= ×
∅ t ∅t OD
(Sumber ; Kern,.1983, Hal 105, Eq ; 6.5)
b. Shell side
k cμ 13
hO = jH
De k ( )∅s
(Sumber ;Kern,.1983, Hal 112, Eq ; 6.15b)
Dimana :
hi = Inside film coefficient (Btu/hr.ft of)
ho = outside film coefficient (Btu/hr.ft of)
ho
∅s
tw=tc+ x (Tc−tc)
hio ho
+
∅t ∅s
a. tube side
∅t= ( μwμ )❑ 0,14
(sumber :Kern .,1983 hal 168)
hio
hio= x ∅t (sumber : Kern .,1983 hal 168)
∅t
Dimana:
b. shell side
∅ s= ( μwμ )❑ 0,14
(sumber: Kern.,1983 hal 168)
ho
ho= x ∅s (sumber : Kern .,1983 hal 168)
∅s
Dimana:
µw = Viskositas fluida pada suhu
tw = (Kern.,1983 hal.825 fig.15)
hio ×ho
Uc=
hio + ho
(Sumber :Kern.,1983, Hal. 121. Eq ; 6.38)
Dimana :
Uc = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr. Ft2 oF)
A=a ”× L × N T
Dimana :
A = Heat transfer surface (ft2)
Nr = Jumlah Tube
a” = luas area (ft2/in ft) ( Tabel 10 D.Q Kern hal 843)
L = Panjang Tube
Q
U D=
A ×∆ t
Dimana :
UD = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr. ft2of)
U C−U
Rd= D
U C ×U D
(Sumber : Kern.,1983 Hal 105 Eq :6.13)
Dimana :
Rd = Fouling Factor (hr.ft2.oF/Btu)
a. Tube Side
f × ¿2 × L ×n
∆ Pt =
5,22 ×1010 × D × s × Dt
(Sumber : Kern.,1983 Hal 148 Eq :7.45)
Dimana :
4 n v2
∆ Pr= ×
s 2g
(Sumber : Kern.,1983 Hal 148 ; Eq : 7.46)
Dimana :
∆ Pr=∆ Pt +∆ Pr
(Sumber ; Kern.,1983,Hal 148 ; Eq : 7.47)
b. Shell Side
f × Gs2 × Ds ( N +1 )
∆ Ps=
5,22 ×1010 × De ×∅ s
(Sumber :Kern.,1983 Hal 147 ; Eq : 7.46)
Dimana :
ΔPs = total pressure drop pada shell (psi)
F = Friction Factor Shell (ft2/in2) (sumber:Kern.,1983 fig 29 hal
839)
Gs = Mass velocity (lb/hr.Ft2)
s = Spec. Gravity (D.Q Kern fig 6 hal 809)
N+1 = Jumlah lintasan aliran melalui baffle
q. Penentuan % Effisiensi
Q s h ell
η= x 100
Qtube
(sumber: Kern.,1983)