Bab Iii Analisa Masalah Dan Faktor Determinan 01
Bab Iii Analisa Masalah Dan Faktor Determinan 01
a. Demografi
Tabel 3.1
Tingkat Pendidikan MasyarakatDesa Sui Ambangah
No Pendidikan Jumlah %
1. Tidak Sekolah dan Tidak 1,453 47,47%
tamat SD
2. SD 788 25,74%
3. SMP 516 16,86%
4. SMA 284 9,27%
5. Perguruan Tinggi 20 0,73%
Jumlah 3061 100%
Sumber : Profil Desa Sungai Ambangah 2013
desa parit banjar paling bnayak adalah tingkat Sekolah Dasar yaitu sebesar
Tabel 3.2
Jenis PekerjaanMasyarakat Desa Parit Banjar
b. Derajat Kesehatan
Tabel 3.3
Distribusi dan Frekuensi PenyakitMasyarakat Desa Sui Ambangah
Desa Parit Banjat adalah ISPA, dengan proporsi pada tahun 2011 sebesar
64,9%,pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 47,6%, dan pada tahun
Diare berada pada urutan kedua setelah ISPA dengan proporsi pada tahun
2011 sebesar 6,1%, mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 1,1%
menjadi 7,2%, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar 5,4%.
Jenis penyakit infeksi tertinggi setelah ISPA dan Diare adalah demam
typhoid, dimana proporsi pada tahun 2011 sebesar 1,2 %, mengalami peningkatan
pada tahun 2012 menjadi 2,4%, dan pada tahun 2013 sebesar 2,2%.
Kejadian disentri tidak terjadi pada tahun 2011, namun pada tahun 2012
terjadi kasus disentri yang tercatat di Puskesmas Sungai Bakau Kecil dengan
proporsi sebesar 1,7%, dan mengalami peningkatan kasus pada awal tahun 2013
Kasus tuberkulosis paru pada tahun 2011 dan 2012 tidak terdapat kasus,
namun pada tahun 2013 terdapat 2 kasus tuberkulosis paru yang sedang berobat di
data register pasien di Puskesmas Sungai Bakau Kecil yang paling tinggi adalah
Dermatitis dengan proporsi penyakit pada tahun 2011 sebesar 2,4%, mengalami
peningkatan lebih dari 4 kali lipat pada tahun 2012 yaitu menjadi 10,7%, namun
dengan proporsi pada tahun 2011 sebesar 2,4%, tahun 2012 mengalami
peningkatan dengan proporsi sebesar 5,8%, dan awal tahun 2013 kembali
Tabel 3.4
Persentase Bayi BGM, ASI Eksklusif, dan Kematian PerinatalDesa Parit
Banjar2010, 2011, 2012
Berdasarkan tabel 3.4, proporsi bayi dengan BGM Pada tahun 2010
sebesar 8,8%, tahun 2011 sebesar 0,8% dan tahun 2012 sebesar 1,0%. Cakupan
Pemberian ASI eksklusif di Desa Parit Banjar mengalami penurunan setiap tahun.
Pada tahun 2010 cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Parit Banjar sebesar
78,5%, pada tahun 2011 menurun menjadi 70,2%, dan mengalami penurunan yang
Tabel 3.5
Rasio Bumil Risti Ditangani, persalinan oleh Nakes, dan Angka Kematian
IbuDesa Parit Banjar
kesehatan mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada tahun 2010 angka
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 23,5%, meningkat
pada tahun 2011 menjadi 36,6%, dan pada tahun 2012 kembali meningkat
menjadi 44,6%. Namun cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ini masih jauh
dari indicator didalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 90%.
c. Lingkungan
Tabel 3.6
Persentase Keluarga dengan Akses Air BersihDesa Parit Banjar
Berdasarkan tabel 3.5, keluarga yang memiliki akses air bersih di Desa
Parit Banjar dari 400 rumah tangga yang diperiksa yang memiliki akses sumber
air PDAM sebesar 13,5%, sumur gali sebesar 81,2%, air kemasan sebesar 28,7%,
air hujan sebesar 82%, dan sumber air lainnya seperti air sungai atau parit sebesar
10,7%.
Tabel 3.7
Kepemilikan Sarana Sanitasi DasarDesa Parit BanjarTahun 2012
Berdasarkan tabel 3.6, dari 400 rumah yang dilakukan pemeriksaan, rumah
tangga yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban di Desa Parit Banjar
51,7%. Sedangkan untuk sarana pengolahan air limbah (SPAL) tidak ada rumah
Tabel 3.8
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah TanggaDesa Parit Banjar
bersih dan sehat di Desa Parit Banjar sebesar 66% dari 400 Rumah Tangga yang
dilakukan pemantauan.
e. Pelayanan Kesehatan
Tabel 3.9
Sarana Pelayanan Kesehatandi Desa Parit Banjar
buah.
Tabel 3.10
Cakupan Imunisasi DasarDi wilayah kerja Puskesmas Sungai Bakau
KecilTahun 2012
IMUNISASI DASAR
SASAR
NO DESA AN HB0 PO DPT/ PO DPT DPT CA
BC POL POLI
BAYI (<7 LIO HB LIO /HB /HB MP
G IO3 O4
HR) 1 (1) 2 (2) (3) AK
Parit
1 51 49.0 86.3 86.3 88.2 88.2 68.6 68.6 56.9 56.9 68.6
Banjar
Sei. Bakau
2 102 42.2 87.3 87.3 96.1 96.1 91.2 91.2 84.3 84.3 80.4
Kecil
Pasir Wan
3 59 33.9 79.7 79.7 79.7 79.7 74.6 74.6 74.6 74.6 76.3
Salim
PUSKESM
212 41.5 84.9 84.9 89.6 89.6 81.1 81.1 75.0 75.0 76.4
AS
Sumber: Laporan Program Imunisasi Puskesmas bakau Kecil, 2012.
Berdasarkan tabel diatas dikatehui bahwa cakupan Imunisasi Dasar di
puskesmas Sungai Bakau Kecil masih di bawah target tahunan puskesmas. Jenis
a. Demografi
Tabel 3.12
Distribusi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sungai Ambangah
No Pekerjaan Jumlah %
1 Petani
2 Swasta
3 IRT
Jumlah
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
banjar paling banyak adalah petani yaitu sebesar 55,68% sedangkan yang paling
Tabel 3.13
Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Parit Banjar
No Pendapatan Jumlah %
1 Di bawah 500 ribu 9 9,18
2 500.000 - 1.000.000 28 28,57
3 diatas 1 juta - 1,5 juta 25 25,51
4 diatas 1,5 juta - 2 juta 21 21,43
5 diatas 2 juta - 2,5 juta 7 7,14
6 2,5 juta - 3 juta 8 8,16
Jumlah 98 100 %
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa pendapatan masyarakat desa
28,57% sedangkan yang paling sedikit adalah 2 juta – 2,5 juta yaitu sebesar 7,14
%.
b. Derajat Kesehatan
Tabel 3.14
Persentase Kematian dalam Keluarga diMasyarakatDesa Sui Ambangah
Tabel 3.15
Penyakit Penyebab Kematian Anggota Rumah TanggaDesa Sui Ambangah
Sumber : Data Ravid Survey desa sungai ambangah tahun 2015
Gambar 3.15 menunjukkan terdapat delapan kasus kematian dalam tiga tahun
terakhir. Dari 8 kasus kematian yang terjadi penyebab kematian antara lain Diare
Tabel 3.16
Penyakit menular di desa sungai ambangah tahun 2015
1 ISPA 11 15,71
2 Pneumonia 4 5,71
3 Typhoid 3 4,28
4 TBC 4 5,71
5 Diare 48 68,57
6 DBD 0 0
7 Filariasis 0 0
8 Penyakit menular lainnya 0 0
Total 70 100
yang dilakukan pada hari jumat tanggal 23 januari 2015 di dapat bahwa masalah
kesehatan yang dominan di Desa Sungai Ambangah adalah diare dan batuk, pilek
yang dominan di wilayah tersebut adalah asma dan diare. Menurut Kepala Desa
kejadian diare meningkat bila musim kemarau hal ini karena sumber air yang
digunakan oleh warga pada musim kemarau adalah air dari air sungai, PAH dan
air sumur yang bila musim kemarau kualitasnya tidak bagus selain itu karena ada
kebiasaan masyarakat yang meminum langsung air tanpa dimasak terlebih dahulu.
menurut kades hal ini terjadi karena kondisi jalan ke wilayah desa sungai
ambangah terutama akses ke Dusun Kampung Baru, Dusun Parit Karya Desa,
Dusun Karya Sari, Dusun Kumpai dan Dusun Mekar Sari yang masih jalan tanah
yang bila musim kemarau kondisi jalan berdebu. Selain Diare dan ISPA Penyakit
lain yang pernah diderita masyarakat desa parit banjar adalah DBD yang berada di
dusun parit banjar laut, TB Paru, malaria, stroke, dan tiphus. (Sumber: Hasil
Indept Interview)
Tabel 3.17
Penyakit tidak menular di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
diderita masyarakat desa parit banjar paling banyak adalah hipertensi yaitu
sebesar 58,14%. Sedangkan yang paling sedikit adalah jantung yaitu 2,32%.
dilakukan pada hari rabu tanggal 6 maret 2013 di dapat bahwa masalah kesehatan
yang dominan di Desa Parit Banjar adalah diare dan batuk, pilek (ISPA). Menurut
Kepala Desa kejadian diare meningkat bila musim kemarau hal ini karena sumber
air yang digunakan oleh warga pada musim kemarau adalah air dari hutan, air
sungai, dan air sumur yang bila musim kemarau kualitasnya tidak bagus selain itu
karena ada kebiasaan masyarakat yang meminum langsung air tanpa dimasak
terlebih dahulu. Sedangkan untuk Penyakit ISPA kasusnya meningkat pada musim
kemarau, menurut kades hal ini terjadi karena kondisi jalan ke wilayah desa parit
banjar terutama akses ke Dusun Parit Banjar Tengah, Dusun Parit Banjar darat dan
Dusun Parit Baru yang masih jalan tanah yang bila musim kemarau kondisi jalan
berdebu. Selain Diare dan ISPA Penyakit lain yang pernah diderita masyarakat
desa parit banjar adalah DBD yang berada di dusun parit banjar laut, TB Paru,
malaria, stroke, tiphus, dan usus buntu. (Sumber: Hasil Indept Interview)
Tabel 3.18
Proporsi Bayi yang Ditimbang pada MasyarakatDesa Sungai Ambangah
No Bayi Jumlah %
1. Bayi yang ditimbang 72 100
2. Bayi yang Tidak 0 0
Ditimbang
Jumlah 72 100
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah tahun 2015
Tabel 3.19
Proporsi Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan ProfessionalDesa
Sungai Ambangah
No Persalinan Jumlah %
1 Persalinan yang ditolong 69 95,83
TK
2 Persalinan yang tidak 3 4,17
ditolong TK
Jumlah 72 100
Sumber : Data Ravid SurveyDesa Sungai Ambangah tahun 2015
persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan adalah sebesar 4,17%.
Tabel 3.20
Proporsi Bayi yang Diberi ASI EksklusifPada Masyarakat Desa Sungai
Ambangah
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa proporsi bayi yang diberikan ASI
eksklusif adalah sebesar 45,83%. Sedangkan proporsi bayi yang tidak diberikan
Tabel 3.21
Sumber Air Keperluan Rumah Tangga pada
MasyarakatDesa Sungai Ambangah
2. PAH 98 100
3. Sumur 0 0
4. Sungai 0 0
jumlah 98 100
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa sumber air masak dan minum
masyarakat Desa Sungai Ambangah yang menggunakan air hujan sebesar 100%,
Tabel 3.26
kurang dari 10 meter dari sumber air pada masyrakat Desa Sungai
No Kemudahan Jumlah %
Mendapatkan Air
1 Mudah 17 17,35
2 Sulit di musim kemarau 81 82,65
3. Sulit sepanjang tahun 0 0
Jumlah 98
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah tahun 2015
17,35%, sulit dimusim kemarau sebesar 82,65% dan sulit sepanjang tahun sebesar
0%.
Tabel 3.29
Kualitas Air Masak Dan Minum Desa Sungai Ambangah
2. Berwarna 0 0
3. Berasa 0 0
4. Berbusa 0 0
5. Berbau 0 0
Jumlah 98 100
Sumber : rapid survey di Desa Sungai Ambangah tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas di dapat bahwa air yang digunakan oleh warga
Tabel 3.29
Cara Mengolah Air Desa Sungai Ambangah
2 Di masak 96 97.96
3 Disaring 0 0
Tabel 3. 30
Tempat Penampungan Limbah dari kamar mandi/ tempat cuci/dapur Pada
Masyarakat Di desa Sungai Ambangah
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa tempat penampungan limbah dari kamar
limbah rumah tangga yang tertutup hanya sedikit yaitu sebesar 2,04 %.
Tabel 3.31
Saluran Pembuangan air limbah di kamar mandi Desa Sungai Ambangah
2 Tertutup 7 7,14
Jumlah 98 100
Sumber : Data Ravid Survey di Desa Sungai Ambangah tahun 2015
Ambangah yang memiliki saluran pembuangan air limbah di kamar mandi yang
Tabel 3.32
Ketersediaan Pembuangan Sampah diluar rumah di Desa Sungai Ambangah
pembuangan sampah di luar rumah adalah sebesar 68,37%. Dan yang tidak
Tabel 3.33
memilijki tempat penampungan sampah rumah tangga yang terbuka yaitu sebesar
95,52 %, sedangkan sisanya memiliki tempat sampah tertutup yaitu sebesar 4,48
Tabel 3.34
Ketersediaan Tempat Penampungan Sampah Basah (Organik)
Di Dalam Rumah
Di Desa Sungai Ambangah
No Tempat penampungan Jumlah %
sampah basah/organik
1. Ya 31 31,63
2. Tidak 67 68,37
Jumlah 98 100
Sumber : Data Ravid Survey Parit Banjar
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa masyarakat yang mempunyai
tempat sampah organik sebesar 31,63 %, lebih sedikit bila dibandingkan dengan
Tabel 3.35
Jenis Tempat Pengumpulan/ Penampungan Sampah Basah (Organik) Di
Dalam Rumah di Desa Sungai Ambangah
terbuka di Desa Sungai Ambangah sebesar 93,65%, lebih besar dari yang tertutup
Tabel 3.36
Memelihara Ternak Di Desa Sungai Ambangah
ternak sebesar 42,86 % lebih sedikit dibandingkan yang tidak memelihara ternak
Tabel 3.37
Jenis Ternak Yang Dipelihara
Masyarakat Desa Sungai Ambangah
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa jenis ternak yang paling banyak
dipelihara oleh masyarakat Desa Sungai Ambangah adalah unggas yaitu sebesar
31,63 % sedangkan yanng terkecil yaitu ternak sedang dan besar yaitu sebesar
2,04 %.
Tabel 3.38
Tempat Memelihara Ternak Masyarakat Desa Sungai Ambangah
Jumlah 98 100 %
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
masyarakat desa ambangah yang paling besar berada di kandang luar rumah 26,53
Tabel 3.39
Kondisi Ventilasi Rumah Masyarakat Desa Sungai Ambangah
Tabel 3.40
Kondisi Ventilasi Kamar Rumah TanggaDesa Sungai Ambangah
ruangan) adalah sebesar 79,59%, lebih besar dibandingkjan dengan yang tidak
Tabel 3.41
Jamban Yang Dimiliki Masyarakat Desa Sungai Ambangah
No Jamban Jumlah %
1. Ada 83 84,69
2. Tidak ada 15 15,31
Jumlah 98 100
Sumber : Data Ravid Survey Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
yang memiliki jamban adalah sebesar 84,69% lebih besar dibandingkan dengan
Tabel 3.42
Kondisi Jamban MasyarakatDesa Sungai Ambangah
Ambangah yang memiliki jamban dengan kondisi yang memenuhi syarat adalah
Tabel 3.43
Keberadaan Jentik Nyamuk di Tempat Penampungan Air Desa Parit Banjar
No Jentik Jumlah %
1. Ada 95 96,94
2. Tidak ada 3 3,06
Jumlah 98 100
Sumber : Data Ravid Survey Parit Banjar
yang pada tempat penampungan airnya terdapat jentik nyamuk adalah sebesar
78,4%. Sedangkan yang tidak ada jentik nyamuk didalam tempat penampungan
Tabel 3.44
Kondisi Tempat Penampungan Air Masyarakat di Desa Parit Banjar
Sedangkan tempat penampungan airnya yang tertutup rapat adalah sebesar 76,1%.
Tabel 3.45
Sampah Yang Dapat Menampung Air Di Sekitar Rumah Desa Parit Banjar
No Sampah Jumlah %
1. Terdapat sampah 11 11,22%
menampung air
2. Tidak terdapat sampah 87 88,78 %
menampung air
Jumlah 98 100 %
Sumber : Data Rapid Survey Parit Banjar
yang terdapat sampah, yang dapat menampung air di sekitar rumah masyarakat
adalah sebesar 55,7%. Sedangkan yang tidak terdapat sampah yang menampung
Tabel 3.46
Proporsi persalinan masyarakatDesa Parit Banjar
No Persalinan Jumlah %
1. Ya 69 70,41
2. tidak 29 29,59
Jumlah 98 100
Sumber :data rapid survey Desa Parit Banjar 2013
tangga masyarakat desa parit banjar yang ditolong oleh tenaga kesehatan hanya
sebesar 26,1% dan sebagian besar di tolong oleh dukun sebesar 72,9%.
Tabel 3.47
Proporsi pemberian ASI eksklusifDesa Sungai Ambangah
balita rumah tangga. Proporsi pemberian ASI eksklusif dari rumah tangga yang
mempunyai bayi dan balitadi desa Parit Banjar hanya sebesar 5% dan yang tidak
Tabel 3.48
Proporsi balita ditimbang masyarakatDesa Parit Banjar
rumah tangga yang ditimbang setiap bulan hanya sebesar 20% dan balita yang
Tabel 3.49
Proporsi Air Minum Dimasak Desa Parit Banjar
minum dimasak terlebih dahulu sebesar 49% dan proporsi air minum yang tidak
Tabel 3.50
Proporsi menguras bak mandi sekali seminggu Desa Parit Banjar
menguras bak mandi seminggu sekali adalah sebesar 16% dan yang tidak
Tabel 3.51
Proporsi kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun Desa Sungai
Ambangah
71,43 %, setelah buang air besar sebesar 4,08%, setelah memegang binatang
sebesar 3,06% .
Tabel 3.52
Proporsi Tempat Buang Air Besar (BAB) masyarakatDesa Sungai
Ambangah
No BAB Jumlah %
1 Jamban 83 84,69
.
2 Sungai/parit 15 15,31
.
3 Kebun/halaman 0 0
.
4 Selokan 0 0
.
5 Lubang tanah 0 0
.
Jumlah 98 100
Sumber :data rapid survey Desa sungai ambangah tahun2015
Tabel 3.53
Proporsi Menggosok Gigi Setiap Hari Masyarakat Desa Sungai Ambangah
waktu menggosok gigi saat mandi pagi dan sore sebesar 100%.
Tabel 3.54
Proporsi anggota rumah tangga yang merokokDesa Sungai Ambangah
anggota rumah tangga yang merokok setiap hari sebesar 71,43%, kadang-kadang
3,60%, tidak tapi sebelumnya pernah sebesar 32,65% dan yang tidak pernah sama
Tabel 3.55
Proporsi kelompok umur yang merokokDesa Sungai Ambangah
kelompok umur yang merokok umur 6 – 10 tahun sebesar 0%, 11-15 tahun
sebesar 2,86%, 16-20 tahun sebesar 92,86%, 21-25 tahun sebesar 4,29%, dan 26-
30 tahnu sebesar 0 %.
Tabel 3.56
Proporsi banyaknya konsumsi rokok Anggota KeluargaDesaSungai
Ambangah
Jumlah 70 100
Sumber :data rapid survey Desa sungai ambangah tahun 2015
Berdasarkan tabel diatas, didapat bahwa di desa sungai ambangahproporsi
banyaknya konsumsi rokok <10 batang perhari sebesar 34,28%, lebih sedikit
Tabel 3.57
Proporsi jenis rokok yang dihisap masyarakatDesa Sungai Ambangah
3. Tembakau Kunyah 0 0
4. Rokok kretek tanpa 0 0
filter
5. lainnya 0 0
Jumlah 70 100
Sumber :data rapid survey Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
merokok dengan menggunakan rokok filter yaitu dengan proporsi sebesar 100
%.
Tabel 3.58
Proporsi Anggota Keluarga yang merokok dalam rumahDesa Sungai
Ambangah
yang merokok dalam rumah sebesar 57,14%, lebih banyak dibandingkan yang
e. Pelayanan Kesehatan
Tabel 3.59
Proporsi jarak rumah ke Pelayanan kesehatan terdekatDesa Parit Banjar
Tabel 3.60
Proporsi waktu tempuh rumah ke pelayanan kesehatanDesa Sungai
Ambangah
waktu rumah ke pelayanan kesehatan terdekat dengan waktu <15 menit sebesar
39,80%, 15-30 menit sebesar 59,18% dan >30 menit sebesar 1.02%.
Tabel 3.61
Proporsi keberadaan Angkutan Umum ke pelayanan kesehatanDesa Sungai
Ambangah
No Angk_umum Jumlah %
keyankes
1. Ya 0 0
2. Tidak 98 100
Jumlah 98 100
Sumber :data rapid survey Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
Tabel 3.62
Rasio pemanfaatan pelayana KesehatanDesa Sungai Ambangah
jumlah %
1. Penimbangan 8 13,11
2. Penyuluhan 1 1,64
3. Imunisasi 22 36,07
4. KIA 1 1,64
5. KB 26 42,62
6. Pengobatan 26 42,62
7. PMT 0 0
8. Suplementasi Gizi 0 0
9. Konsultasi risiko 0 0
penyakit
10. Pemeriksaan 1 1,64
Kehamilan
11. Persalinan 1 1,64
Jumlah 61 100
Sumber :data rapid survey Desa Sungai Ambangah tahun 2015
sebesar 2%, imunisasi, pengobatan dan bersalin sebesar 2%, KIA, KB,
Sedangkan hasil wawancara dengan Bidan Desa pada hari Kamis tanggal 7
Maret 2013, didapat informasi bahwa di Desa Parit Banjar terdapat 3 posyandu,
namun yang aktif hanya 2 posyandu yaitu di Dusun Parit Banjar Laut dan Dusun
informasi yang didapat adalah informasi tentang persalinan di Desa Parit banjar.
Persalinan yang ditolong oleh bidan lebih banyak dari dusun parit banjar laut,
sedangkan untuk parit banjar tengah dan darat lebih banyak ke dukun, mereka
anak membawa ke bidan atau pelayanan kesehatan bila dukun sudah tidak mampu
menolongnya. Informasi lain yang didapat adalah di Desa Parit Banjar pernah
terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2012 yaitu sebanyak 2 kali.
Tabel 3.64
Proporsi alasan tidak menggunakan pelayanan kesehatan pada
masyarakatDesa Parit Banjar
kesehatan jauh sebesar 6%, pelayanan yang diberikan tidak lengkap sebesar 6%,
tidal ada alasan sebesar 13%, tidak ada petugas sebesar 69%, tidak cocok berobat
Tabel 3.65
Proporsi penyuluhan kesehatan pada masyarakat Desa Parit Banjar
penyuluhan kesehatan yang pernah diberikan hanya sebesar 1% dan yang tidak
sebesar 99%.
Tabel 3.66
Proporsi pelayanan kesehatan tradisional pada masyarakat Desa Parit
Banjar
menggunaan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 52% dan yang tidak sebesar
48%.
Tabel 3.67
Proporsi jenis pelayanan kesehatan tradisional pada masyarakat Desa Parit
Banjar
40,4%, jampi/air penawar dan jamu sebesar 4,3%, jampi/air penawar dan param
sebesar 2,1%, jamu 19,1%, param sebesar 25,5%, param dan urut sebesar 2,1%,
Hasil analisa dari data yang dikumpulkan dari data sekunder yang didapat
dari Puskesmas Sungai Bakau Kecil, hasil Survey Cepat, dan Hasil Indeph
Interview dengan Kepala Desa dan Bidan Desa Parit Banjar maka dapat
disimpulkan bahwa masalah kesehatan yang ada di Desa Parit Banjar adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.68
Matriks masalah kesehatan di Desa Sungai Ambangah
No Permasalahan Alasan
1. Diare Berdasarkan hasil rapid survey, diare merupakan Penyakit
yang paling banyak diderita masyarakat Desa Sungai
Ambangah. Dimana proporsi penyakit diare sebesar 68,57
%, dari seluruh penyakit yang ada di masyarakat.
Data dari register puskesmas Desa Sungai Ambangah,
penyakit yang paling banyak diderita Trend penyakit diare
selama 3 tahun terakhir cenderung mengalami kenaikan
yang signifikan yang dimana npada tahun 2012 terdapat
78,95%, tahun 2013 41,48%, sedangkan 2014 terjadi
lonjakan kasus yaitu sebesar 95,45%. Dari hasil wawancara
dengan Bidan PUSTU di Desa Sungai Ambangah, diare
merupakan penyakit yang rutin diderita oleh masyarakat
sungai ambangah. Faktor pemicu yang mungkin menjadi
diterminan diare adalah rendahnya angka bayi yang
diberikan asi eksklusif sebesar 45,83%, masih jauh dari
target yaitu sebesar 80%. Rendahnya angka ASI eksklusif
mungkin dipengaruhi oleh masih terdapatnya masyarakat
yang melahirkan di dukun yaitu sebesar 29,99%, yang
berpengaruhi terhadap kurangnnya pengetahuan ibu
terhadap pentingnya pemberian ASI terhadap balitanya. ASI
sangat penting diberikan karena merupakan nutrisi yang
paling sempurna yang terkait dengan zat gizinya yang
lengakap dan seimbang serta mengandung zat kekebalan
tubuh yang berfungsi sebagai protektif tubuh terhadap
penyakit. Selain faktor diatas masih terdapat ibu-ibu tidak
mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan yaitu sebesar
21,43%, hal tersebut dikhawatirkan menjadi sumber
penularaan penyakit diare.
2. ISPA Berdasarkan hasil Rapid surveyISPA merupakan penyakit
tertinggi kedua setelah Diare yaitu sebesar 15,21 % dari
seluruh penyakit menular. Data dari register puskesmas
Sungai Durian kasus ISPA tidak terlaporkan. Berdasarkan
wawancara dengan bidan PUSTU, menyebutkan bahwa
kasus ISPA merupakan penyakit yang dominan yang diderita
oleh masyarakat Desa Sungai Ambangah.Hasil survey
menemukan beberapa faktor risiko yang diduga pemicu
munculnya permasalahan ISPA adalah banyaknya
masyarakat yang memlihara ternak yaitu sebesar 42,86 %,
serta membiarkan hewan ternak tersebut tanpa kandang
yaitu sebesar 9,18 %. Selain itu masih terdapat masyarakat
yang tidak mencuci tangan pakai sabun setelah memegang
unggas yaitu sebesar 3,06 %, tempat penampungan sampah
yang masih terbuka yaitu sebesar 95,52 %, sehingga
kemungkinan terjadinya penyebaran virus penyakit lebih
cepat yang berasal dari tempat penampungan sampah yang
tidak memenuhi syarat.
3. Hipertensi Berdasarkan hasil Rapid survey, Proporsi kejadian hipertensi
58,14% Sedangkan dari data register Puskesmas Sungai
Durian data tidak terlaporkan.Hasil rapid survey
menemukan beberapa faktor yang diduga mejadi pemicu
munculnya penyakit hipertensi seperti kebiasaan merokok
yaitu sebesar 76,53%. Dari jumlah tersebut yang merokok
setiap hari sebesar 71,43% dengan rata-rata jumlah hisapan
rokok perhari diatas 10 batang sebesar 65,72%. Hal tersebut
sangat berhubungan dengan kejadian hipertensi karena
nikotin yang terdapat dalam rokok dapat menyebabkan
perlebgketan kepingan darah dan menumpuknya kolesterol
sehingga dapat terjadinya hipertensi. Selain itu rata-rata
perokok tersebut sudah mengkonsumsi rokok dalam waktu
yang lama dimana jumlah perokok diatas 10 tahun 92,86%.
Hipertensi juga terkait dengan kebiasaan merokok
masyarakat dimana jumlah perokok didalam rumah sebesar
57,14%, hal tersebut meungkinkan banyaknya perokok pasif
yang menghisap asap sampingan/ sidestream.
4. Diabetes Militus Berdasarkan hasil rapid survey diabetes Militusmepunyai
Proporsi sebesar 20,93% dari penyakit tidak menular
lainnya.Dari data register Puskesmas Sungai Durian tidak
terlaporkan atau tidak tersedia.Hasil wawancara dengan
bidan PUSTU tidak menyebutkan adanya penyakit Diabetes
Militus yang diderita warga. Kemungkinan masyarakat tidak
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di desa sungai
ambangah tetapi langsung ke Rumah Sakit terdekat karena
penyakit merupakan penyakit kronis. Faktor pemicu
mungkin menjadi penyebab kejadian diabetes militus adalah
tingginya kebiasaan merokok yaitu sebesar 76,53%. Dari
jumlah tersebut yang merokok setiap hari sebesar 71,43%
dengan rata-rata jumlah hisapan rokok perhari diatas 10
batang sebesar 65,72%. Tingginya angka kejadian hipertensi
juga merupakan faktor resiko angka kejadian diabetes
melitus dimana proporsi Hipertensi sebesar 58,14% di
bandingkan dengan penyakit menular lainnya. Hubungan
antara diabetes melitus dengan hipertensi karena terjadinya
resistensi insulin.
1. Emergency
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
2. Greetes member
dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
3. Expanding Scope
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau
berbagai media.
Tabel 3.69
Matriks Penentuan Prioritas masalah berdasarkan metode MCUA
Desa Parit banjar
prioritas masalah utama adalah diare dengan skor sebesar 15. Terpilihnya diare
menjadi prioritas mjasalah utama karena kejadian diare tertinggi kedua setelah
ISPA berdasarkan hasil survey dan juga dari register pasien di puskesmas.
a. Definisi Diare
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia penyakit diare adalah bila tinja
mengandung air lebih banyak dari pada normal. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
(1984) dalam Widoyono (2011) mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali
atau lebih dalam sehari semalam (24 jam), sedangkan menurut Depkes RI diare
adalah penyakit dengan buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam
sehari). Secara klinis diare disebabkan oleh 6 faktor utama yaitu infeksi (bakteri,
kelompok umur lebih banyak pada kelompok umur bayi dan balita dengan
Tabel 3.70
Distribusi dan Frekuensi Diare Berdasarkan Kelompok UmurDi Desa Parit
Banjar
DIARE
KELOMPOK
2011 2012 2013
UMUR
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
BAYI 3 2.7 10 2.9 2 2.4
BALITA 3 2.7 9 2.6 2 2.4
ANAK-ANAK 1 0.9 3 0.9 0 0
REMAJA 0 0 4 1.2 0 0
DEWASA 1 0.9 4 1.2 0 0
LANSIA 1 0.9 1 0.3 1 1.2
MANULA 0 0 0 0 0 0
9 8.1 31 9.1 5 6
Sumber : Data Register Puskesmas Sungai Bakau Kecil 2011, 2012, 2013.
kelompok umur yang berisiko terkena diare adalah kelompok umur bayi dan
balita. Pada tahun 2011 kasus diare pada bayi dan balita sebesar 5,4%, pada tahun
Menurut H.L Blum penyebab utama suatu masalah kesehatan ada 4 faktor
yaitu faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor
keturunan. Berdasarkan teori H.L Blum tersebut, faktor determinan dari masalah
a. Faktor Perilaku
bermakna antara pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada
2. Sikap ibu
apa yang dia persepsikan. Sikap ibu balita tentang penyakit diare
balita.
seperti sebelum makan, setelah buang air besar, setelah memegang ternak,
diare antara lain adalah karena pada usia 4 bulan bayi sudah tidak ASI
eksklusif lagi, karena hal tersebut akan meningkatkan risiko kematian dan
kesakitan karena diare, karena ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan
sejalan dengan hasil penelitian dari Abdullah, dkk (2011) yang dilakukan
berisiko 5,64 kali terkena diare dibandingkan yang ASI eksklusif ( p value
Banjar, dari 88 rumah tangga yang disurvey ditemukan sebesar 92% bayi
pengolahan air minum. Cara pengolahan air minum yang paling umum di
masyarakat adalah dengan cara di masak. Tujuan dari memasak air minum
tersebut adalah agar agent penyebab penyakit terutama agent biologis mati
dan tidak virulens. Hasil dari survey cepat yang dilakukan di Desa Parit
Banjar dari 88 rumah tangga yang disurvey terdapat 51% rumah tangga
yang tidak memasak terlebih dahulu air yang digunakan untuk minum.
(PHBS) dalam rumah tangga. Salah satu PHBS dalam rumah tangga
adalah buang air besar di jamban. Jamban adalah suatu ruangan yang
jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
seperti lalat, kecoa, tikus atau vektor lainnya, atau secara langsung melalui
air yang tercemar oleh kotoran manusia. Dari hasil survey yang dilakukan
responden yang buang air besar di jamban, sisanya buang air besar di
b. Faktor Lingkungan
biak. Hasil penelitian dari umiati dkk (2009) menemukan bahwa ada
Banjar, dari 88 rumah tangga yang dilakukan observasi sebesar 42% tidak
memenuhi syarat.
Jamban merupakan sarana sanitasi yang harus di miliki oleh setiap rumah
syarat secara kesehatan, salah satunya adalah tertutup dan memiliki septic
kenyamanan dan keamanan bagi keluarga. Hasil analisa SDKI 1994 yang
antara jamban yang tidak memiliki septic tank dengan kejadian diare ( p
lain diare, oleh karena itu letak setic tank harus jauh dari sumber air yang
Republik Indonesia, Jarak sumber air bersih dari septic tank harus di atas
10 meter, agar sumber air tidak tercemar oleh rembesan air dari septic
tank. Jarak yang kurang dari 10 meter antara sumber air bersih dengan
septic tank akan memungkinkan air rembesan dari septic tank akan
mencemari sumber air bersih. Dalam menentukan jarak antara septic tank
dengan sumber air juga harus memperhatikan jenis dan tekstur tanah,
karena setiap jenis tanah mempunyai daya resapan yang berbeda. Hasil
analisa lanjutan dari SDKI 1994 yang dilakukan oleh Irianto dkk (1996),
mendapatkan bahwa jarak sumber air bersih < 10 meter dari septic tank
1,33).
Air minum merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Namun tidak semua air minum yang di konsumsi aman bagi
manusia. Salah satu ciri air minum yang aman bagi manusia adalah tidak
tercemar secara fisik, kimia, biologi. Sumber air minum yang tercemar
parasit, virus, dan bakteri. Dari agent penyebab penyakit yang terdapat di
penyakit tersebut tidak lepas dari peran vektor seperti lalat yang sangat
wilayah jelajah dari lalat tidak lebih dari 100 meter. Semakin dekat jarak
c. Sosiodemografi
Tengah (p value = 0,001, OR = 5,6). Data dari profil Desa Parit banjar
(Notoatmodjo, 2010).
asupan zat gizi keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dkk
Hasil dari survey cepat di Desa Sungai Deras mendapatkan bahwa tingkat
dibawah 1 juta.
KERANGKA KONSEP
2. Sikap Ibu
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Tabel 3.71
Distribusi dan Frekuensi umur respondenDi Desa Parit Banjar 2013
Jumlah Responden Mean Median Minimum Maksimu
m
51 26,7 25 18 42
Rata-rata umur responden adalah 26,7 tahun, dengan umur paling muda
b. Pendidikan Responden
Tabel 3.72
Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pendidikan RespondenDi Desa Parit
Banjar 2013
No Pendidikan F (%)
1 Tidak Sekolah dan tidak tamat SD 7 13,7
2 SD 20 39,2
3 SMP 14 27,5
4 SMA 8 15,7
5 Perguruan Tinggi 2 3,9
Jumlah 51 100
adalah tamat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 39,2%, dan yang paling sedikit
c. Pekerjaan
Tabel 3.73
Distribusi dan Frekuensi status pekerjaan RespondenDi Desa Parit Banjar
2013
No Pekerjaan F (%)
1 Bekerja 15 29,4
2 Tidak Bekerja 36 70,6
Jumlah 51 100
daripada yang bekerja yaitu yang bekerja sebesar 29,4%, sedangkan yang tidak
d. Pendapatan Keluarga
Tabel 3.74
Distribusi dan FrekuensiTingkat Pendapatan RespondenDi Desa Parit
Banjar 2013
No Pendapatan Keluarga F (%)
1 Dibawah UMR 20 39,2
2 Diatas atau sama dengan UMR 31 60,8
Jumlah 51 100
adalah diatas atau sama dengan UMR ( Rp. 1.060.000) yaitu sebesar 60,8% dan
2. Pengetahuan ibu
Tabel 3.75
Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Di Desa Parit
Banjar 2013
No Pengetahuan Frekuensi Persen (%)
1 Kurang baik 24 47,1
2 Baik 27 52,9
Jumlah 51 100,0
banyak adalah Baik yaitu sebesar 52,9%, dan yang sedikit adalah sedikit adalah
47,1%%.
3. Sikap ibu
Tabel 3.76
Distribusi dan Frekuensi Sikap RespondenDi Desa Parit Banjar 2013
No Sikap Frekuensi Persen (%)
1 Tidak mendukung 19 37,3
2 Mendukung 32 62,7
Jumlah 51 100,0
mendukung terhadap kejadian diare yaitu sebesar 62,7%. Sedangkan yang tidak
Tabel 3.77
Distribusi dan Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun
RespondenDi Desa Parit Banjar 2013
No Kebiasaan Cuci Tangan Frekuensi Persen (%)
1 Tidak mencuci tangan 17 33,3%
menggunakan sabun
2 Mencuci tangan menggunakan 34 66,7%
sabun
Jumlah 51 100,0
mencuci tangan sebelum makan yaitu sebesar 66,7%. Sedangkan yang tidak
Tabel 3.78
Distribusi dan Frekuensi responden berdasarkan Kebiasaan Memasak Air
MinumDi Desa Parit Banjar 2013
No Memasak Air Minum Frekuensi Persen (%)
1 Tidak Memasak Air Minum 16 31,4
2 Memasak Air Minum 35 68,6
Jumlah 51 100,0
memasak air minum yaitu sebesar 68,6%. Sedangkan yang tidak memasak air
c. ASI Ekslusif
Tabel 3.79
Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan status PemberianASI
EkslusifDi Desa Parit Banjar 2013
No ASI Ekslusif Frekuensi Persen (%)
1 Tidak Ekslusif 23 45,1
2 ASI Ekslusif 28 54,9
Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 3.77, Ibu yang memberikan ASI Ekslusif adalah sebesar
54,9%. Sedangkan yang tidak memberikan ASI Ekslusif adalah sebesar 45,1%.
Tabel 3.80
Berdasarkan tabel 3.78, yang Buang air besar di jamban yang tertutup
adalah sebesar 70,6%, Sedangkan yang tidak buang air besar di jamban yang
5. Kondisi Lingkungan
a. Kepemilikan Jamban
Tabel 3.81
Distibusi dan Frekuensi Kepemilikan Jamban Keluarga RespondenDi Desa
Parit Banjar 2013
No Kepemilikan Jamban Frekuensi Persen (%)
1 Tidak memiliki Jamban 17 33,3
2 Memiliki Jamban 34 66,7
Jumlah 51 100,0
Tabel 3.82
Distribusi dan Frekuensi Kondisi Jamban Keluarga RespondenDi Desa Parit
Banjar 2013
No Kondisi Jamban Keluarga Frekuensi Persen (%)
1 Tidak memenuhi syarat 19 37,3
2 Memenuhi syarat 32 62,7
Jumlah 51 100,0
syarat adalah sebesar 62,7%, sedangkan yang tidak memenuhi syarat adalah
sebesar 37,3%.
Tabel 3.83
Distribusi dan Frekuensi Jarak Sumber Air dengan Tempat Penampungan
Tinja RespondenDi Desa Parit Banjar 2013
No Jarak Sumber Air dgn Tempat Frekuensi Persen (%)
Penampungan Tinja
1 Tidak memenuhi syarat 26 51
2 Memenuhi Syarat 25 49
Jumlah 51 100,0
tinja responden yang tidak memenuhi syarat adalah sebesar 51%, sedangkan yang
Tabel 3.84
Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Air MinumDi
Desa Parit Banjar 2013
No Sumber Air Minum Frekuensi Persen (%)
1 Tidak Terlindungi 36 70,6
2 Terlindungi 15 29,4
Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 3.82, sumber air responden yang tidak terlindungi lebih
besar yaitu 70,6%, Sedangkan yang terlindungi lebih kecil yaitu 29,4%.
Tabel 3.85
Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Kandang Ternak
Dari RumahDi Desa Parit Banjar 2013
No Jarak Kandang Ternak Dari Rumah Frekuensi Persen (%)
1 Tidak Memenuhi Syarat 35 68,6
2 Memenuhi Syarat 16 31,4
Jumlah 51 100,0
Berdasarkan tabel 3.83, Jarak kandang ternak dari rumah responden lebih
banyak tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 68,6%. Sedangkan yang memenuhi
Tabel 3.86
Hubungan pengetahuan dengan Kejadian DiareDi Desa Parit Banjar 2013
Pengetahuan Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0,074 2.96
Kurang baik 11 64,7 13 38,2 (0,88 - 9,95)
Baik 6 35,3 21 61,8
Jumlah 43 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
pengetahuan baik.
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan
kejadian diare pada balita dengan p value = 0,074. Ibu yang berpengetahuan
kurang baik berisiko 2,9 kali balitanya terkena diare dibandingkan yang
berpengetahuan baik.
2. Sikap ibu dengan kejadian diare
Tabel 3.87
Hubungan Sikap ibu dengan Kejadian DiareDi Desa Parit Banjar 2013
Sikap Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%) 0,024 3,968
Tidak mendukung 10 58,8% 9 26,5% (1,160-13,58)
Mendukung 7 41,2% 25 73,5%
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 58,8%, dibandingkan yang
terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan kejadian diare pada
balita dengan p value = 0,024. Ibu yang sikapnya tidak mendukung berisiko 3,9
Tabel 3.88
Hubungan Perilaku ibu mencuci tangan dengan Kejadian DiareDi Desa Parit
Banjar 2013
Perilaku Ibu Penyakit Diare P Value OR
Mencuci Tangan Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak cuci Tangan 9 52,9% 8 23,5 0,036 3,66
Cuci Tangan 8 47,1 26 76,5 (1,06-12,62)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 52,9%, dibandingkan yang
mencuci tangan.
terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu mencuci tangan sebelum
diare pada balita (p value = 0,036). Ibu yang tidak mencuci tangan menggunakan
sabun sebelum member makan dan minum balita berisiko 3,6 kali balitanya
terlebih dahulu, lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 58,8%,
terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu memasak air sebelum
diminum dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,003). Ibu yang tidak
memasak air minum terlebih dahulu, berisiko 6,67 kali balitanya terkena diare
sedikit balitanya menderita diare yaitu sebesar 47,1%, dibandingkan yang tidak
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu memberikan ASI
Ekslusif dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,84). Ibu yang tidak
memberikan ASI Ekslusif, berisiko 1,12 kali balitanya terkena diare dibandingkan
Tabel 3.91
Hubungan Perilaku Buang Air Besar di Jamban Tertutup dengan Kejadian
DiareDi Desa Parit Banjar 2013
Perilaku Buang Air Penyakit Diare P Value OR
Besar di jamban Diare Tidak (CI 95%)
Tertutup N (%) N (%)
Tidak BAB di jamban 10 58,8 5 14,7 0,001 8,29
BAB di jamban 7 41,2 29 85,3 (2,14-32,09)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
Berdasarkan tabel diatas, responden yang tidak Buang air besar di jamban,
lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 58,8%, dibandingkan yang
terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku buang air besar di jamban
dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,001). Rumah tangga yang tidak
Buang air besar di jamban yang tertutup, berisiko 8,29 kali balitanya terkena diare
Tabel 3.92
Hubungan kepemilikan Jamban dengan Kejadian DiareDi Desa Parit Banjar
2013
Kepemilkan jamban Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak memiliki jamban 11 64,7 6 17,6 0,001 8,56
memiliki jamban 6 35,3 28 82,4 (2,26-32,32)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
memenuhi syarat, lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 64,7%,
diare pada balita (p value = 0,001). Rumah tangga yang tidak memiliki jamban
yang memenuhi syarat, berisiko 8,56 kali balitanya terkena diare dibandingkan
Tabel 3.93
Hubungan kondisi Jamban keluarga dengan Kejadian DiareDi Desa Parit
Banjar 2013
Kondisi jamban keluarga Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak memenuhi syarat 11 64,7 8 23,5 0,004 5, 96
Memenuhi syarat 6 35,3 26 76,5 (1,67-21,25)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
tidak memenuhi syarat, lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar
kejadian diare pada balita (p value = 0,004). Keluarga yang kondisi jamban tidak
memenuhi syarat, berisiko 5,96 kali balitanya terkena diare dibandingkan keluarga
9. Jarak sumber air dari Tempat penampungan tinja dengan kejadian diare
Tabel 3.94
Hubungan jarak sumber air dari Tempat penampuan tinja dengan Kejadian
DiareDi Desa Parit Banjar 2013
Jarak sumber air dari Penyakit Diare P Value OR
septi tank Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak memenuhi syarat 11 64,7 15 44,1 0,166 2,32
Memenuhi syarat 6 35,3 19 55,9 (0,69-7,73)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
Berdasarkan tabel diatas, responden yang jarak sumber air dari septi tank
yang tidak memenuhi syarat, lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar
64,7%, dibandingkan jarak sumber air dari septi tank yang memenuhi syarat.
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jarak sumber air dari tempat
penampungan tinja dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,116). Rumah
tangga yang jarak sumber air dari tempat pemampungan tinja atau jamban cubluk
kurang dari 10 meter, berisiko 2,32 kali balitanya terkena diare dibandingkan
rumah tangga yang jarak sumber air dari tempat penampungan tinja atau jamban
Tabel 3.95
Hubungan sumber air minum dengan Kejadian DiareDi Desa Parit Banjar
2013
Sumber air minum Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak terlindungi 13 76,5 23 67,6 0,514 1,55
terlindungi 4 23,5 11 32,4 (0,41-5,88)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sumber air minum dengan
kejadian diare pada balita (p value = 0,514). Rumah tangga yang sumber air
minumnya berasal dari air hujan, air sumur, dan air sungai berisiko 1,55 kali
balitanya terkena diare dibandingkan rumah tangga yang sumber air minum
Tabel 3.96
Hubungan jarak rumah dari kandang ternak dengan Kejadian DiareDi Desa
Parit Banjar 2013
Jarak kandang ternak Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
< 100 meter 15 88,2 20 58,8 0,033 5,25
≥ 100 meter 2 11,8 14 41,2 (1,03-26,68)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
Berdasarkan tabel diatas, responden yang jarak rumah dari kandang ternak
kurang dari 100 meter, lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar
88,2%, dibandingkan responden yang jarak rumah dari kandang ternak lebih dari
100 meter.
terdapat hubungan yang bermakna antara jarak rumah dari kandang ternak dengan
kejadian diare pada balita (p value = 0,033). Responden yang jarak rumah dari
kandang ternak kurang dari 100 meter berisiko 5,25 kali balitanya terkena diare
dibandingkan responden yang jarak rumah dari kandang ternak lebih dari 100
meter.
12. Tingkat Pendidikan ibu dengan kejadian diare
Tabel 3.97
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diare pada balitaDi
Desa Parit Banjar 2013
Tingkat pendidikan Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak sekolah dan SD 10 58,8 17 50 0,55 1,42
SMP, SMA dan 7 41,2 17 50 (0,44 – 4,63)
Perguruan Tinggi
Jumlah 17 100 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
sekolah dan Sekolah dasar lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar
58,8%, dibandingkan yang tingkat pendidikannya SMP, SMA, dan Pergurua tinggi
kejadian diare pada balita dengan OR = 0,55. Responden yang tingkat pendidikan
tidak sekolah dan SD berisiko 1,42 kali balitanya terkena diare dibandingkan
Tabel 3.98
Hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada balitaDi
Desa Parit Banjar 2013
Status Pekerjaan Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Bekerja 6 35,3 9 29,4 0,514 1,51
Tidak bekerja 11 64,7 25 70,6 (0,42 – 5,30)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
menderita diare yaitu sebesar 35,3%%, dibandingkan yang tidak bekerja yaitu
sebesar 64,7%.
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan
kejadian diare pada balita dengan p value = 0,514. Ibu yang berkerja berisiko 1,51
Tabel 3.99
Hubungan antara Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga dengan kejadian
diare pada balitaDi Desa Parit Banjar 2013
Tingkat Pendapatan Penyakit Diare P Value OR
Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
< 1 Juta 9 52,9 11 39,2 0.15 2,35
≥ 1 Juta 8 47,1 23 60,8 (0,71 – 7,75)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Parit Banjar 2013
Keluarga dibawah 1 juta lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar
52,9%, dibandingkan dengan responden yang tingkat pendapatan Kepala Keluarga
keluarga dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 0,15. Keluarga yang
tingkat pendapatan Kepala Keluarga di bawah 1 juta berisiko 2,35 kali balitanya
juta.
KESIMPULAN
determinan yang berpengaruh terhadap diare di Desa Parit Banjar adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.100
Matriks Penentuan Faktor determinanDesa Parit banjar
juta.
10. Jarak Sumber Air Hasil survei penentuan faktor determinan menyatakan
dengan Tempat
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
Penampungan Tinja
jarak sumber air dari tempat penampungan tinja dengan
11. Sumber Air value = 0,514). Rumah tangga yang sumber air
Minum minumnya berasal dari air hujan, air sumur, dan air
12. Status Pekerjaan status pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada balita
Ibu dengan p value = 0,514. Ibu yang berkerja berisiko
tidak berkerja.
13. Tingkat Hasil survei penentuan faktor determinan dinyatakan
Pendidikan Ibu
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
ASI Ekslusif.