Anda di halaman 1dari 25

KOMPREHENSIF

TEKNIK PEMBORAN

oleh
BagasPrakoso
124.15.015

Program Studi Teknik Perminyakan


Institut Teknologi dan Sains Bandung
JAWABAN
TEORI
1. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan pemboran?
 Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuat lubang sumur dengan cara
pemboran vertical maupun horizontal dengan target pada zona produktif yang
mengandung hidrokarbon yang bertujuan untuk menghubungkan zona hidrokarbon
dibawah permukaan untuk dapat di produksikan ke atas permukaan.
2. Bagaimana suatu lubang bor dapat terbentuk?
 Sebelum membuat lubang sumur pada lapangan yang memiliki zona produktif
hidrokarbon. Proses awal ialah memilih target zona yang akan dilakukan pemboran.
Dalam proses pemboran untuk membuat lubang sumur diperlukan 5 sistem
pemboran yang wajib digunakan sesuai SOP yang berlaku, seperti berikut:

o Sistem Tenaga (Power System)

Suatu system dalam rig pemboran dimana suatu perangkat instalasi


pemboran menadaptkan supply daya untuk menggerakan system-sytem
yang lain. Dalam suatu rig pemboran terdiri dari power system yaitu
mechanical & Electrical.

o Sistem Pengangkatan (Hoisting System)


Sistem Pengangkat (Hoisting System) adalah salah satu dari antara
komponen-komponen utama dari Rig yang berfungsi untuk membantu
sistem alat-alat pemutar di dalam mengebor sumur dengan menyediakan
alat-alat yang sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan untuk mengangkat
dan menurunkan drill string, casing string dan peralatan subsurface (bawah
tanah) lainnya dari dan ke lubang sumur.

o Sistem Pemutar (Rotary System)


Rotating system (Sistem Pemutar) adalah salah satu dari komponen
– komponen utama suatu drilling rig. Tugas utamanya adalah memutar mata
bor, memberi beban mata bor dan memberi saluran lumpur bertekanan
tinggi ke mata bor untuk mengebor membuat lubang sumur.

o Sistem Sikulasi (Circulating System)


Circulating System adalah suatu bagian dari system utama dalam rig
pemboran yang difungsikan untuk mengalirkan lumpur pemboran, turun
melewati rangkaian pipa pemboran dan naik ke annulus membawa serbuk
bor ke permukaan.

o Sistem Pencegah Semburan Liar (Blow Out Preventer System)


Merupakan system rig pemboran yang berfungsi :

- Menutup lubang sumur pd keadaan ada pipa atau tidak ada pipa dlm
lubang serta utk pekerjaan stripping in atau stripping out

- Menahan tekanan sumur yg timbul dan dpt dilalui semua peralatan yang
dipakai utk operasi pemboran / kerja ulang

-Mengendalikan tekanan sumur & dpt dipakai utk pekerjaan sirkulasi


mematikan kick

-Menggantung (hanging off) dan memotong pipa bor pd keadaan darurat.

- Memiliki system peralatan cadangan apabila salah satu rusak, khusus utk
sumur bertekanan tinggi. peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya
sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur).

Tahapan awal yang dilakukan dalam proses pengeboran yaitu pembuatan


mud pit dan cellar Mud pit dibuat dengan tujuan untuk menampung limbah-limbah
pengeboran (Cutting). Cellar adalah kolong segiempat yang dibuat di titik lokasi
yang berguna sebagai tambahan ruang di bawah lantai bor. Cellar ini berbentuk
sama seperti mud pit namun dengan ukuran yang lebih kecil. Diameter cellar juga
disebut conductor holeyang akan berada tepat di bawah lantai rig setelah
dipasang substructure diatasnya. Umumnya kedalaman cellar dibuat antara 50-80
kaki sebelum dipasang conductor casing. Conductor casing berfungsi untuk
mendukung/menjaga kestabilan tanah selama proses pengeboran berlangsung.

Setelah pembuatan cellar selesai selanjutnya dilakukan proses jetting, jetting merupakan
prosses penumbukan conductor pipe ke target. Proses jetiing ini dilakukan agar proses
pengeboran menggunakan drill bit tidak minyimpang dari trajectory yang telah ditentukan.
Setelah conductor pipe terpasang ke target dilakukan pembuatan sumur umumnya
dilakukan dengan prisnip rotary drilling. Pada rotary drilling, pembuatan lubang
dilaksanakan dengan memutar bit disertai pemberian beban pada bit oleh beratnya drill
collar. Bit ini diputar dari rotary table melalui drill string yang merupakan rangkaian dari
drill pipe dan drill collar. Ukuran dari lubang bor berbeda-beda, perbedaan tersebut
disebabkan oleh penggunaan ukuran bit yang berbeda. Ukuran bit pada saat melakukan
pemboran awal merupakan ukuran yang paling besar, ukuran bit akan selalu berubah
menjadi lebih kecil dari bit awal yang digunakan. Setelah dilakukan pemboran di surface,
dilakukan pemasangan casing dan penyemenan. Selanjutnya dilakukan pemasangan casing
dan semen pada zona intermediate dan zona produksi secara berkelanjutan. Tahap terakhir
dalam operasi pengeboran yaitu kegiatan komplesi yang bertujuan untuk mendistribusikan
hidrokarbon dapat masuk ke dalam wellbore.
2. Studi kasus desain pemboran Lapangan E, Jelaskan langkah-langkah desain sebuah
sumur pemboran (dengan study case, data silahkan dibuat sendiri, dari tekanan formasi
sampai dengan penyemenan casing).
Pada suatu lapangan dilakukan pemboran sumur, dimana kedalaman yang akan di bor
11000 ft dengan tipe sumur vertical.

Surface Casing
shoe @2000 ft

Intermediate Casing
shoe @9800 ft

Production casing
shoe @11000 ft

Berdasarkan hasil survey data pore pressure ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Pore
TVD
Pressure
(ft)
(psi)
2000 800
3000 1210
5000 2000
8300 3820
8500 4302
9000 5823
9500 6313
10000 7905
11000 9810

Berdasarkan data tersebut akan dilakukan casing seat selection untuk mengetahui
kedalaman pemboran surface, intermediate dan production pada lapangan ini. Berikut ini
adalah casing seat selection yang didesain untuk pemboran sumur x ini.
Pore Mud
Mud Fracture
TVD pressure pressure
PP (psi) Pressure gradient
(ft) gradient gradient
(psi) (psi/ft)
(psi/ft) (psi/ft)
2000 800 0.40 1000 0.50 0.80
3000 1210 0.40 1410 0.47 0.80
5000 2000 0.40 2200 0.44 0.80
8300 3820 0.46 4020 0.48 0.82
8500 4302 0.51 4502 0.53 0.84
9000 5823 0.65 6023 0.67 0.88
9500 6313 0.66 6513 0.69 0.89
10000 7905 0.79 8105 0.81 0.93
11000 9810 0.89 10010 0.91 0.96

Berdasarkan hasil casing seat selection tersebut disimpulkan bahwa :


1. Untuk melakukan pemboran surface, mud gradient yang digunakan harus lebih kecil dari
Fracture gradient formasi yang bernilai 0.80 psi/ft sampai dengan kedalaman 5000 ft.
2. Untuk melakukan pemboran intermediate, mud gradient yang digunakan harus lebih kecil
dari 0.82 psi/ft sampai dengan kedalaman 8300 ft.
3. Untuk melakukan pemboran intermediate, mud gradient yang digunakan harus lebih kecil
dari 0.84 psi/ft sampai dengan kedalaman 8500 ft.
4. Untuk melakukan pemboran intermediate, mud gradient yang digunakan harus lebih kecil
dari 0.89 psi/ft sampai dengan kedalaman 9500 ft.
5. Untuk melakukan pemboran production, mud gradient yang digunakan harus lebih kecil
dari 0.96 psi/ft sampai dengan kedalaman 11000 ft.

Setelah melakukan casing seat selection, ditentukan bahwa pemboran akan dilakukan
dengan ukuran casing dan bit sebagai berikut:
Bit Size Casing Size
Kedalaman (ft) API Casing Coupling (inch)
(inch) (inch)
2000 17.5 13.375 14.375
9800 12.25 9.625 10.625
11000 7.875 6.625 7

1. Pemboran Surface
Pemboran surface dilakukan setelah pemasangan casing dan penyemenan pada
casing konduktor. Kemudian dilakukan pemasangan casing dan juga penyemenan pada
perencanaan surface casing. Adapun desain drill collar yang digunakan dalam pemboran
surface adalah sebagai berikut:
Data Nilai
Hole Size (in) 17.5
Casing Size (in) 13.375
OD Coupling (in) 14.375
Mud Density (ppg) 9.615
DF 1.3
OD DC (in) 9.75
Iddc (in) 2
Wudc (ppf) 243
Ldc (ft) 300
BF 0.853
WOB (lbf) 52869
Number Of Joint DC 10
Setelah desain drill collar maka dilakukan pemilihan drill pipe. Adapun drillpipe
yang tersedia untuk pengeboran lapangan E adalah sebagai berikut:
Setelah desain drill collar maka dilakukan pemilihan drill pipe. Adapun drillpipe
yang tersedia untuk pengeboran lapangan ini adalah sebagai berikut

Data Nilai
Hole Depth (ft) 2000
Hole Size (in) 17.5
Mud Density (ppg) 9.615
Wudc (ppf) 243
Ldc (ft) 300
MOP (lbf) 90630.77863
BF 0.853
Wdc (lbf) 72900
Collapse at Shoe (psi) 998.9091476
Ldp yang dibutuhkan (ft) 1700
Tensile Force (lb) 152758.0214
Design Load yang 243388.8
Diijinkan (lb)
Yield Strength yang
270432
Dibutuhkan (lb)
Jumlah DP yang 42.5
dibutuhkan (joint)

Berdasarkan desain tersebut untuk melakukan pemboran surface digunakan DP 5”


grade E75 class II 19.5 lb/ft yield strength 270432 lb.
Berikut ini adalah design casing yang dilakukan untuk pemboran surface sumur x
pada lapangan FFD. Adapun data-data yang digunakan untuk melakukan design surface
casing diperlihatkan pada tabel berikut ini.

Data Nilai Satuan


Diameter Casing (OD) 13.375 inch
Panjang Casing (Lc) 2000 ft
Panjang min Casing Section (Ls min) 1000 ft
Gradient Fracture (Gfr) 15.38 ppg
Semen
0-1000 13.5 ppg
1000-2000 14 ppg
Min Drift Diameter 12.25 inch
Mud Weight (Mwic) 9.615 ppg
DF burst/collapse 1.1
DF Tension 1.6

Casing design dilakukan dengan metode maximum load casing design. Grafik
dibawah ini memperlihatkan beban burst dan beban collapse pada surface casing.
Grade Calculation
Casing Calculation
K-55 M-65
D Collapse Burst psi collapse burst collapse burst
0 0 1621.3296 1540 3090 1620 3660
2000 1430 880.16544 1540 3090 1620 3660

Berdasarkan hasil design tersebut ditetapkan casing yang akan digunakan dalam
pemboran surface adalah casing H-40 48 lb/ft pada kedalaman 0-1000 ft.
Setelah dilakukan pemasangan casing pada surface casing, dilakukan design
penyemenan. Berdasarkan data yang tersedia, conductor casing dipasang dengan ukuran
20” yang dipasang hingga kedalaman 800 ft dengan jenis K55 ID 19.73”. Desain yang
dilakukan dengan TOC 200 ft dalam 20” casing shoe, dengan tail slurry sampai 200 ft diatas
13.375” ID 12.347” dan excess 37% serta shoe track sepanjang 40 ft. Adapun data lead
slurry and tail slurry adalah sebagai berikut:
Lead :
Semen class G + 0.3 gals/sack extender + 0.2 gals/sack retarder + 11.35 gals/sack air laut
Yield = 2 cuft/sack
Densitas = 13.5 ppg
Tail :
Semen class G + 0.5 gals/sack retarder + 0.05 gals/sack dispersant + 4.8 gals/sack air
Yield = 1.1 cuft/sack
Densitas = 15 ppg
Berikut ini adalah design penyemenan sumur pada casing surface.

TOC of lead
300ft
1
20” Shoe
1000ft

40 ft
4
13.375” Shoe 2000

3 17.5” Shoe 2030

Berdasarkan gambar diatas dilakukan perhitungan untuk melakukan penyemenan.


Perhitungan volume penyemenan
1. Volume antara antara casing 20” dan 13 3/8” (Lead)
Volume = (3.14) x (ID casing cond2 -OD casing surf2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (19.1242-13.3752) x (700) /(4*144)= 714.02 cuft
2. Volume antara lubang 13.375” dan 12.175”
Volume = (3.14) x (OH2 -OD casing2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (17.52-13.3752) x (1000) /(4*144) x 1.3= 904 cuft
3. Volume rat hole
Volume = (3.14) x (OH2) x (h)/(4x144)
Volume = ((3.14) x (17.52) x (1030-1000) / (4x144)) x 1.37= 65 cuft
4. Volume shoe track
Volume = (3.14) x (ID casing2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (12.7152) x (40)/ (4*144)= 34 cuft
5. Total volume semen
Volume = 714+904+65+34 = 1717 cuft = 306 bbl
6. Displacement volume
Kapasitas drillpipe pada 13 3/8” = 450 Kapasitas volume 13 3/8” casing dari
surface sampai shoe track = (3.14 x ID casing2 x h) /(4*144) = (3.14 x 12.4152
x (1960) /(4*144) = 1649 cuft = 294 bbls

a. Lead Slurry
Lead slurry volume = 714 cuft
Slurry yield = 2 cuft/sack
Sehingga jumlah sak semen yang dibutuhkan = 714 cuft / 2 = 357 sack semen
Jumlah additives berdasarkan jumlah semen adalah
Extender = 357 x 0.3 = 107 gal
Retarder = 357 x 0.2 = 71 gal
Seawater = 357 x 11.35 = 4052 gal
Total = 4230 gal

b. Tail Slurry
Tail slurry volume = 1003 cuft
Slurry yield = 1.1 cuft/sack
Jumlah sack semen yang dibutuhkan = 1003 cuft/1.1 = 912 sack
Jumlah aditif semen yang dibutuhkan
Dispersant = 912x 0.05 gal/sack = 45.6 gal
Retarder = 912 x 0.05 gal/sack = 45.6 gal
Seawater = 912 x 4.8 gal/sack = 4378 gal
Total = 4470 gal
2. Pemboran Intermediate
Pemboran intermediate dilakukan setelah pemasangan casing dan penyemenan pada
casing surface. Kemudian dilakukan pemasangan casing dan juga penyemenan pada
perencanaan intermediate casing. Adapun desain drill collar yang digunakan dalam
pemboran surface adalah sebagai berikut.
Data Nilai
Hole Size (in) 12.25
Casing Size (in) 9.625
OD Coupling (in) 10.625
Mud Density (ppg) 13.6
DF 1.3
OD DC (in) 9.75
Iddc (in) 2
Wudc (ppf) 243
Ldc (ft) 300
BF 0.792
WOB (lbf) 49099

Number Of Joint DC 10
Setelah desain drill collar maka dilakukan pemilihan drill pipe. Adapun DP yang
tersedia adalah berikut ini.

Berikut ini adalah hasil desain pemilihan drillpipe untuk pemboran intermediate.

Data Nilai
Hole Depth (ft) 9800
Hole Size (in) 12.25
Mud Density (ppg) 13.6
Wudc (ppf) 243
Ldc (ft) 300
MOP (lbf) 103404.6275
BF 0.792
Wdc (lbf) 72900
Collapse at Shoe (psi) 6923.636364
Ldp yang dibutuhkan (ft) 9500
Tensile Force (lb) 334695.5725
Design Load yang 438100.2
Diijinkan (lb)
Yield Strength yang
486778
Dibutuhkan (lb)
Jumlah DP yang 237.5
dibutuhkan (joint)

Berdasarkan desain tersebut untuk melakukan pemboran surface digunakan DP 5”


grade E75 New Pipe class 19.5 lb/ft yield strength 395595 lb.
Setelah dilakukan drill string desain maka selanjutnya adalah desain casing. Berikut
ini adalah desain casing yang untuk lapangan E.

Intermediatee Casing Collapse


0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
0

2000 Collapse
Burst psi
4000
Collapse K55
6000 burst K55
collapse M65
8000
P-110 burst M65
10000

12000

Grade Casing
Casing Calculation
P-110 Q-125
D Collapse Burst psi collapse burst collapse burst
0 0 9130.66 7950 10900 8440 12390
9800 7394.4 5517.204 7950 10900 8440 12390

Berdasarkan hasil design tersebut ditetapkan casing yang akan digunakan dalam
pemboran intermediate adalah casing C90 53.50lb/ft pada kedalaman 1000-7900. Setelah
dilakukan pemasangan casing pada intermediate casing, dilakukan design penyemenan.
Berdasarkan data yang tersedia, surface casing dipasang dengan ukuran 13.375” yang
dipasang hingga kedalaman 1000 ft dengan jenis H-40 ID 12.715”. Desain yang dilakukan
dengan TOC 200 ft dalam 13.375” casing shoe, dengan tail slurry sampai 500 ft diatas
9.625” ID 8.535” dan excess 30% serta shoe track sepanjang 40 ft. Adapun data lead slurry
and tail slurry adalah sebagai berikut:

Lead :

Semen class G + 0.3 gals/sack extender + 0.2 gals/sack retarder + 11.35 gals/sack air laut

Yield = 2 cuft/sack

Densitas = 13. ppg

Tail :

Semen class G + 0.5 gals/sack retarder + 0.05 gals/sack dispersant + 4.8 gals/sack air

Yield = 1.1 cuft/sack

Densitas = 15 ppg

Berikut ini adalah design penyemenan sumur pada casing intermediate.


Berdasarkan gambar diatas dilakukan perhitungan untuk melakukan penyemenan.
Perhitungan volume penyemenan
1. Volume antara antara casing 12.715” dan 9.625”
Volume = (3.14) x (ID casing surf2 -OD casing inter2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (12.4152-9.6252) x (700) /(4*144)= 235 cuft
2. Volume antara lubang 12.5” dan 9.625”
Volume = (3.14) x (OH2 -OD casing2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (12.52-9.6252) x (7800) /(4*144) x 1.3= 3178 cuft
3. Volume rat hole
Volume = (3.14) x (OH2) x (h)/(4x144)
Volume = ((3.14) x (12.52) x (30) / (4x144)) x 1.3= 32 cuft
4. Volume shoe track
Volume = (3.14) x (ID casing2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (8.5352) x (40)/ (4*144)=16 cuft
5. Total volume semen
Volume = 235+3178+32+16= 3462 cuft = 616 bbl
6. Displacement volume
Kapasitas volume 9.625” casing dari surface sampai shoe track = (3.14 x ID
casing2 x h) /(4*144) = (3.14 x 8.5352 x (9760) /(4*144) =3881 cuft = 690 bbls

a. Lead Slurry
Lead slurry volume = 235 cuft
Slurry yield = 2 cuft/sack
Sehingga jumlah sak semen yang dibutuhkan = 235 cuft / 2 = 118 sack semen
Jumlah additives berdasarkan jumlah semen adalah
Extender = 118 x 0.3 = 35.4 gal
Retarder = 118 x 0.2 = 23.6 gal
Seawater = 118 x 11.35 = 1339 gal
Total = 1398 gal

b. Tail Slurry
Tail slurry volume = 3227 cuft
Slurry yield = 1.1 cuft/sack
Jumlah sack semen yang dibutuhkan = 3227 cuft/1.1 = 2934 sack
Jumlah aditif semen yang dibutuhkan
Dispersant = 2394 x 0.05 gal/sack = 120 gal
Retarder = 2394 x 0.05 gal/sack = 120 gal
Seawater = 2394 x 4.8 gal/sack = 11491 gal
Total = 11731 gal

3. Pemboran production
Pemboran production dilakukan setelah pemasangan casing dan penyemenan pada
casing intermediate. Kemudian dilakukan pemasangan casing dan juga penyemenan pada
perencanaan production casing. Adapun desain drill collar yang digunakan dalam
pemboran production adalah sebagai berikut
Data Nilai
Hole Size (in) 7.875
Casing Size (in) 6.625
OD Coupling (in) 7
Mud Density (ppg) 17.499
DF 1.3
OD DC (in) 7
Iddc (in) 2
Wudc (ppf) 120
Ldc (ft) 300
BF 0.733
WOB (lbf) 22425

Number Of Joint DC 10
Setelah desain drill collar maka dilakukan pemilihan drill pipe. Adapun DP yang
tersedia adalah berikut ini.

Data Nilai
Hole Depth (ft) 11000
Hole Size (in) 7.875
Mud Density (ppg) 17.499
Wudc (ppf) 120
Ldc (ft) 300
MOP (lbf) 100000
BF 0.733
Wdc (lbf) 36000
Collapse at Shoe (psi) 1450
Ldp yang dibutuhkan (ft) 10700
Tensile Force (lb) 260009.36
Design Load yang 360009.504
Diijinkan (lb)
Yield Strength yang
400010.56
Dibutuhkan (lb)
Jumlah DP yang 267.5
dibutuhkan (joint)

Berdasarkan hasil desain DP yang digunakan adalah DP 5” Grade S135 ID 4.276”


Setelah dilakukan drill string desain maka selanjutnya adalah desain casing. Berikut
ini adalah desain casing yang untuk lapangan E.

Grade Casing
Casing Calculation
P-110 N-80
D Collapse Burst psi collapse burst collapse burst
0 0 10853.23536 10160 12120 10320 10040
11000 9464 6806.615904 10160 12120 10320 10040
Setelah dilakukan pemasangan casing pada production casing, dilakukan design
penyemenan. Berdasarkan data yang tersedia, intermediate casing dipasang dengan ukuran
9.625” yang dipasang hingga kedalaman 7900 ft dengan jenis C90 53.50lb/ft”. Desain yang
dilakukan dengan TOC 500 ft dalam 9.625” casing shoe, dengan tail slurry sampai 500 ft
diatas 7” ID 5.920” dan excess 35% serta shoe track sepanjang 40 ft. Adapun data lead
slurry and tail slurry adalah sebagai berikut:
Lead :

Semen class G + 0.3 gals/sack extender + 0.2 gals/sack retarder + 11.35 gals/sack air laut

Yield = 2 cuft/sack

Densitas = 13.5 ppg

Tail :

Semen class G + 0.5 gals/sack retarder + 0.05 gals/sack dispersant + 4.8 gals/sack air

Yield = 1.1 cuft/sack

Densitas = 17 ppg

Berikut ini adalah design penyemenan sumur pada casing production


TOC 300ft

20” shoe 1000ft


TOC intermediate 1300ft

Surface casing shoe


Exces surface @2000ft
30%
TOC Producing
@9100

Intermediate casing
shoe @9800ft
Exces
intermediate
30%
Production casing shoe
@9800

TD
Intermediate
@9830ft
Shoe track 40ft

TD @11030

Berdasarkan gambar diatas dilakukan perhitungan untuk melakukan penyemenan :


1. Volume antara antara casing 8.535” dan 7”
Volume = (3.14) x (ID casing inter2 -OD casing prod2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (8.5352-6.6252) x (700) /(4*144)= 111 cuft
2. Volume antara lubang 8.5” dan 7”
Volume = (3.14) x (OH2 -OD casing2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (8.52-72) x (1200) /(4*144) x 1.3= 154 cuft
3. Volume rat hole
Volume = (3.14) x (OH2) x (h)/(4x144)
Volume = ((3.14) x (7.8752) x (30) / (4x144)) x 1.3= 13 cuft
4. Volume shoe track
Volume = (3.14) x (ID casing2) x (h)/(4*144)
Volume = (3.14) x (5.7912) x (40)/ (4*144)=7 cuft
5. Total volume semen
Volume = 111+154+13+7 = 286 cuft = 51 bbl
6. Displacement volume
Kapasitas volume 9.625” casing dari surface sampai shoe track = (3.14 x ID
casing2 x h) /(4*144) = (3.14 x 5.7912 x (10960) /(4*144) =2006 cuft = 357
bbls

a. Lead Slurry
Lead slurry volume = 111 cuft
Slurry yield = 2 cuft/sack
Sehingga jumlah sak semen yang dibutuhkan = 111 cuft / 2 = 56 sack semen
Jumlah additives berdasarkan jumlah semen adalah
Extender = 111 x 0.3 = 33 gal
Retarder = 111 x 0.2 = 22 gal
Seawater = 111 x 11.35 = 125 gal
Total = 180 gal

b. Tail Slurry
Tail slurry volume = 175 cuft
Slurry yield = 1.1 cuft/sack
Jumlah sack semen yang dibutuhkan = 175 cuft/1.1 = 160 sack
Jumlah aditif semen yang dibutuhkan
Dispersant = 160 x 0.05 gal/sack = 8 gal
Retarder = 160 x 0.05 gal/sack = 8 gal
Seawater = 160 x 4.8 gal/sack = 768 gal
Total = 784 gal

Anda mungkin juga menyukai