Anda di halaman 1dari 129

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pembangunan nasional, salah satu tujuan utama bangsa Indonesia sebagaimana

telah tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, yakni:

“melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Untuk mencapai pembangunan kesehatan, diharapkan dapat memelihara,

meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

Pembangunan kesehatan diutamakan yang bersifat promotif, preventif yang

didukung oleh kuratif dan rehabilitatif.

Tenaga kesehatan sebagai sumber daya manusia diharapkan mampu

melakukan usaha-usaha pembangunan kesehatan tersebut serta menempatkan

peran serta masyarakat sebagai hal yang utama. Tenaga kesehatan dituntut mampu

mengkreasikan antara teori-teori yang dimiliki dengan kondisi yang ada di

masyarakat, untuk menyelesaikan masalah kesehatan, agar tercapai peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk menjalankan pembangunan

kesehatan diperlukan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan sebagai sumber daya

manusia diharapkan mampu melakukan usaha-usaha kesehatan yang bersifat

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta menempatkan peran serta

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [1]


masyarakat sebagai hal yang utama. Tenaga kesehatan dituntut mampu

mengkreasikan antara teori-teori yang dimiliki dengan kondisi yang ada di

masyarakat, untuk menyelesaikan masalah kesehatan, agar tercapai peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam pelaksanaan upaya program

kesehatan, program yang dilaksanakan harus sesuai dengan situasi dan kondisi

daerah setempat dan diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan

secara efektif dan efesien, sehingga dipandang perlu untuk Universitas

Muhammadiyah Pontianak melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk

melaksanakan Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM).

Tujuan Praktikum Kesehatan Masyarakat ini adalah memberikan

pengalaman kepada mahasiswa mulai dari mengidentifikasi masalah-masalah

kesehatan masyarakat di lapangan dan menganalisis permasalahan tersebut serta

melakukan upaya-upaya penyelesaian berdasarkan teori dan praktik yang telah

diperoleh di bangku kuliah. Sehingga PKM dilaksanakan dengan kegiatan

analisis situasi, identifikasi masalah kesehatan masyarakat, menentukan prioritas

masalah dan menetapkan lokasi kasus serta melakukan intervensi di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Desa Sungai Ambangah merupakan desa yang terletak di wilayah

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang terdiri dari tiga dusun,

tujuh RW, serta 32 RT. Adapun nama-nama dusun tersebut yaitu dusun Mekar

Sari, Kumpai, dan Karya Sari. Luas wilayah daratan desa Sungai Ambangah +

15.560 km2 .

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [2]


Di desa Sungai Ambangah terdapat dua buah taman kanak-kanak swasta

dan empat SD Negeri, dua SLTP, dan satu SLTA. Sarana pelayanan Kesehatan

masyarakat di Desa Sungai Ambangah terdapat puskesmas pembantu berjumlah

1 buah, Poskesdes 1 buah.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta lingkungan di Desa Sungai

Ambangah masih banyak masyarakat yang belum berperilaku hidup bersih dan

sehat, penggunaan sumber air untuk keperluan rumah tangga yang digunakan

paling banyak adalah menggunakan air sumur gali dan untuk air minumnya

masyarakat Desa Sungai Ambangah menggunakan air hujan . Kepemilikan

sarana sanitasi dasar seperti kepemilikan jamban dan kepemilikan tempat sampah

sebagian masyarakatnya ada yang belum memiliki sarana sanitasi dasar tersebut,

sedangkan untuk sarana pengolahan air limbah(SPAL) tidak ada rumah tangga

yang memiliki.

Pemilihan dan penetapan lokasi kasus ini di lihat dari derajat kesehatan

masyarakat yang ada di Desa Sungai Ambangah sangat memungkinkan untuk

dilakukan kegiatan PKM (Praktikum Kesehatan Masyarakat) karena dilihat juga

dari kondisi yang ada di masyarakat Desa Sungai Ambangah masih sangat kurang

dan butuh untuk dilakukan penyelesaian masalah kesehatan, terutama dalam

peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [3]


1.2. PERMASALAHAN

Bercermin pada uraian yang terdapat pada latar belakang maka beberapa

permasalahan yang dijadikan acuan bagi mahasiswa adalah:

1. Bagaimana derajat kesehatan masyarakat yang berada di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Timur Kabupaten Kubu Raya?

2. Bagaimana melakukan identifikasi masalah kesehatan masyarakat di Desa

Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

3. Apa permasalahan kesehatan yang menjadi prioritas di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

4. Apa yang menjadi faktor determinan masalah kesehatan atau determinan

potensial masalah kesehatan di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai

Raya Kabupaten Kubu Raya?

5. Dimanakah terjadinya masalah atau lokasi fokus masalah kesehatan di Desa

Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

6. Apa yang menjadi kegiatan intervensi prioritas dalam menyelesaikan masalah

di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

7. Bagaimana memonitoring dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan

di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [4]


1.3. TUJUAN KEGIATAN

1. Mengetahui kondisi kesehatan masyarakat yang berada di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

2. Melakukan identifikasi masalah kesehatan masyarakat di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

3. Melakukan analisis prioritas masalah kesehatan masyarakat di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

4. Mengidentifikasi dan inventarisasi penyebab atau determinan masalah

kesehatan masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya?

5. Melakukan analisis penyebab atau determinan potensial masalah kesehatan

masyarakat di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya?

6. Melakukanidentifikasi, prioritas, dan analisis kelayakan solusi (pemberdayaan

masyarakat) di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya?

7. Melakukan intervensi terhadap masalah kesehatan masyarakat di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

8. Melakukan monitoring dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan di

Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya?

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [5]


1.4. RUANG LINGKUP

Kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat ini ditekankan pada kegiatan

problem solving cycle dengan menganalisis permasalahan kesehatan, khususnya

masalah penyakit menular, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan penyakit menular

berbasis lingkungan yang terjadi di desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai

Raya Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan yang dilakukan meliputi identifikasi

masalah, penetapan prioritas masalah, penentuan faktor determinan, serta

melakukan intervensi pada lokasi kasus yang telah ditentukan.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [6]


BAB II
METODOLOGI KEGIATAN

Kegiatan praktikum kesehatan masyarakat (PKM) ini dibagi kedalam 3

tahapan kegiatan berdasarkan kurun waktu pembagian pelaksanaan kegiatan, yang

secara keseluruhan di jadwalkan selama 2 bulan yang dimulai dari bulan

Desember – April 2015. Adapun tahap pertama adalah berupa analisis situasi

masalah kesehatan sampai dengan penetapan prioritas dan penetapan lokus

berdasarkan prevalensi tertinggi. Tahap kedua adalah analisis faktor determinan,

dan tahap ketiga adalah pelaksanaan intervensi terhadap masalah kesehatan yang

menjadi prioritas di lokasi kasus terpilih.

2.1 Desain Kegiatan

2.1.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah


Kesehatan Masyarakat

Kegiatan awal yang dilakukan dalam proses Praktikum Kesehatan

Masyarakat yaitu analisis situasi masalah kesehatan dengan tahapan kegiatan

pertama yaitu identifikasi masalah kesehatan dengan mengumpulkan data

sekunder dari Puskesmas, Polindes dan Desa. Tahapan kedua untuk mengAnalisis

masalah kesehatan yang ada di Desa Sungai Ambangah digunakan desain

penelitian Survei cepat. Populasi dan sampel dalam survei cepat adalah seluruh

Kepala Keluarga yang ada di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan Sampel Penelitian diambil dari keluarga yang

dipilih secara random.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [7]


Tahapan dalam teknik survei cepat meliputi:

1. Peneliti menentukan lokasi awal di tengah desa, bila perlu yang ada

persimpangan.

2. Gunakan koin untuk mengundi jalan mana yang akan dipilih.

3. Setelah ditentukan jalan, kemudian undi kembali rumah mana yang terlebih

dahulu dilakukan survei.

4. Setelah rumah pertama, rumah kedua tentukan secara zig-zag.

5. Bila jalan pertama tidak mencukupi sampel hasil perhitungan sampel maka

kembali ketahap awal, lakukan pengundian dan tidak mengulang jalan yang

sudah di survei.

Gambar. 2.1
Alur Metode Rapid Survei

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [8]


Setelah dilakukan pengumpulan data sekunder dari Puskesmas, Polindes,

dan Desa, tahapan selanjutnya adalah melakukan interview dengan Kepala Desa,

Bidan Desa dan SPL untuk mengetahui situasi kesehatan masyarakat berdasarkan

sudut pandang dari stake holder dan petugas kesehatan. Setelah semua data

terkumpul dan diketahui beberapa masalah kesehatan yang terdapat di Desa

Sungai Ambangah selanjutnya dilakukan feed back hasil temuan dari

pengumpulan data sekunder dan survei cepat ke Tokoh Masyarakat dan

Pemerintah desa untuk mendapatkan informasi dalam penentuan prioritas masalah

kesehatan.

Setelah dilakukan analisis situasi masalah kesehatan kemudian dilanjutkan

dengan penetapan prioritas masalah kesehatan dengan menggunakan Metode

MCUA. Kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah adalah :

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam

kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa

penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka

digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka

kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

2. Greetes member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena

masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit,

maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [9]


masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih

antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan

target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain

diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa

luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di

wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang

berkepentingan dengan masalah tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin

masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan

sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait

dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya

anggaran untuk kegiatan tersebut.

5. Policy

Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan

masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki

kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah

mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai

dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap

permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [10]


concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut

terpublikasi di berbagai media.

2.1.2 Analisis Faktor Determinan


Setelah dilakukan Analisis situasi masalah kesehatan dan penetapan

prioritas masalah kesehatan masyarakat tahap selanjutnya adalah analisis faktor

determinan masalah kesehatan.

Desain penelitaian yang akan digunakan dalam analisis faktor determinan

adalah observasional analatik dengan rancangan studi Cross sectional yaitu

suatu desain penelitian yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan

cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada populasi tunggal, pada

suatu waktu atau periode. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran pola penyakit dan determinan-determinannya pada populasi sasaran.

Populasi dalam kegiatan Analisis faktor determinan adalah seluruh

masyarakat yang ada di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya.

Sampel Penelitian pada tahap analisis faktor determinan diambil dari

keluarga yang terpapar masalah kesehatan berdasarkan prioritas masalah yang

telah ditentukan sebagai sampel kasus dan masyarakat yang tidak terpapar

masalah kesehatan sebagai sampel kontrol.

Syarat pemilihan kasus dan kontrol adalah memiliki karakteristik yang

hampir sama dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi

kasus adalah ibu yang memiliki bayi dan balita yang pernah menderita diare

selama 3 bulan terakhir, tinggal di wilayah Desa Sungai Ambangah, dan bersedia

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [11]


untuk diwawancarai. Kriteria inklusi kontrol adalah ibu yang memiliki bayi dan

balita dan tidak pernah menderita diare selama 3 bulan terakhir, dan bersedia

untuk diwawancarai.

Adapun rumus sampel yang digunakan yaitu :

Keterangan :

Untuk menentukan besarnya sampel maka menggunakan OR dari penelitian dari


Fauzi Mansyur (2013) di kabupaten Magelang, penelitian tentang factor risiko
kejadian diare padda balita.

OR = 7,113

Z1-α = 5% = 0,05 = 1,96 (dua arah)

Z1-β = 80% = 0,20 = 0,84


7,113
P1 =
(7,113+1)
= 0,88

0,88
P2 = = 0,51
7,113𝑥(1−0,88)+0,88

( 1.96√2𝑥(0,51)(1−0,51)+0,84√0,88(1−0,88)+0,51(1−0,51)} 2
n =
(0,88−0,51)2

n = 27,116543332=28
Untuk mmndapatkan besarnya sampel yang akan diambil dihitung selain manual
juga menggunakan aplikasi komputer yaitu sample size versi 2.0.

2.1.3 Intervensi Masalah Kesehatan

Kegiatan intervensi dilakukan dengan melakukan aplikasi langsung dengan

menggunakan metode dan kegiatan yang efektif dan efisien sesuai dengan prioritas

masalah kesehatan masyarakat yang terjadi.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [12]


Sebelum melakukan intervensi terlebih dahulu melakukan kegiatan identifikasi

alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan penetapan prioritas pemecahan

masalah dengan menggunakan metode PAHO. Indikator dalam metode PAHO yaitu :

Efektifitas jalan keluar (effectivity) scor yang digunakan:

1 = Paling tidak efektif


2 = Tidak efektif
3 = Cukup efektif
4 = Efektif
5 = Sangat efektif
Kriteria yang digunakan untuk menentukan efektivitas jalan keluar digunakan kriteria

berikut:

1. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

Hitunglah besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi apabila jalan

keluar tersebut dilaksanakan, untuk setiap alternatif. Makin besar masalah

yang dapat diatasi ,makin tinggi “prioritas jalan keluar tersebut”.

2. Pentingnya jalan keluar

Hitunglah pentingnya jalan keluar (improtancy) dalam mengatasi masalah

yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar yang

dimaksudkan disini dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah.

Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan keluar tersebut.

3. Sensitivitas jalan keluar

Hitunglah sensitifitas jalan keluar (sensitivitas) dalam mengatasi masalah

yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang dimaksud disini

dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat

masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

4. Efesiensi jalan keluar (effeciency)

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [13]


Tetapkanlah nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternative jalan keluar,

yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidakefisien), 2 (tidak efisien), 3

(cukup efisien), 4 (efisien) sampai dengan angka 5 (paling efisien). Nilai

efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk

melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan, Makin tidak

efisien jalan keluar tersebut.

5. Efektifitas, diukur dengan kriteria:


M = Magnitude, yaitu besarnya masalah (besarnya manfaat yang diperoleh
jika kegiatan tersebut dilaksanakan).
I = Importency, yaitu pentingnya jalan keluar dalam menghadapi masalah
(dikaitkan dengan kelanggengan selesainya masalah jika kegiatan
tersebut dilaksanakan).
S = Sensitivitas, yaitu kecepatan mengatasi masalah tersebut jika kegiatan
tersebut dilaksanakan.
6. Efisiensi, dikaitkan dengan biaya (cost), makin besar biaya makin tidak

efisien.

7. Rumus perhitungan untuk menetapkan prioritas alternative pemecahan

masalah adalah sebagai berikut :

2.2 Waktu dan Tempat Kegiatan


2.2.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah
Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan kegiatan Analisis situasi masalah kesehatan dan penetapan

prioritas masalah kesehatan masyarakat ini dilakukan selama 3 minggu yaitu

mulai dari tanggal 20 Februari sampai dengan 13 Maret 2015di Desa Sungai

Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [14]


2.2.2 Analisis Faktor Determinan
Pelaksanaan kegiatan analisis faktor determinan dilakukan selama 3

minggu yaitu mulai dari tanggal 14 Maret sampai dengan 24 maret 2015 di Desa

Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.2.3 Intervensi Masalah Kesehatan


Kegiatan intervensi dilaksanakan selama 8 minggu yaitu dari tanggal 24

Maret sampai 4 april 2015. Tempat kegiatan intervensi dilakukan adalah di Desa

Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [15]


2.3 Sasaran Kegiatan
2.3.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah
Kesehatan Masyarakat
Sasaran dari kegiatan analisis situasi masalah kesehatan ini adalah

masyarakat yang berada di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya yang terdiri dari empat dusun yaitu dusun Sungai

Ambangah laut, Sungai Ambangah tengah, Sungai Ambangah darat, dan dusun

parit baru.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu :


𝑁
𝑛 = 1+𝑁.(𝑑2 )

Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

N = Besarnya Populasi ( Rumah tangga)

d = limited error / presisi absolut (10% = 0,1)

N merupakan Besarnya Populasi (Rumah tangga) didapat dari hasil indept

interview kepada kepala desa dengan banyaknya jumlah rumah tangga sebesar

1661 rumah tangga. Sedangkan limited error/presisi absolut yaitu 10 % = 0,1.

Sampel diambil dengan cara simple random sampling, dimana sampel diambil

dari anggota populasi dengan mengambil rumah tangga yang dipilih secara zig-

zag tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.

2.3.2 Analisis Faktor Determinan


Sasaran dari kegiatan Analisis faktor determinan ini adalah masyarakat

yang berada di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya yang terdiri dari keluarga yang mempunyai bayi dan balita yang

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [16]


terpapar masalah kesehatan berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan

sebagai sampel Kasus dan masyarakat yang tidak terpapar masalah kesehatan

sebagai sampel kontrol.

2.3.3 Intervensi Masalah Kesehatan

Sasaran kegiatan adalah masyarakat atau keluarga yang berisiko terpapar

masalah kesehatan yang menjadi prioritas utama di Desa Sungai Ambangah

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

2.4.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan


Teknik pertama yang digunakan dalam kegiatan Analisis situasi masalah

kesehatan adalah menganalisis data sekunder dari pelayanan kesehatan untuk

melihat frekuensi penyakit dan kecendrungan dari suatu penyakit berdasarkan

perspektif dari pelayanan kesehatan.

Teknik yang kedua adalah observasional dengan menggunakan metode

survei cepat (Rapid Survei) dengan menggunakan instrument dalam pengumpulan

data adalah kuisioner yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan kesehatan

secara objektif di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten

Kubu Raya.

Teknik ketiga yang digunakan adalah wawancara dengan tokoh-tokoh

masyarakat dengan metode In-deph Interview sedangkan instrument yang

digunakan adalah panduan wawancara dan alat perekam suara(Recorder) yang

bertujuan untuk menggali informasi mengenai permasalahan kesehatan

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [17]


masyarakat yang ada di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya secara subyektif.

2.4.2 Analisis Faktor Determinan


Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam tahap
Analisis faktor determinan adalah :

1. Data Primer
Data primer adalah hasil yang didapat dari hasil jawaban responden

melalui wawancara langsung dengan instrumen kuesioner.

2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip data Puskesmas Sungai Durian

yang berkaitan dengan masyarakat di Desa Sungai Ambangah

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

2.4.3 Intervensi Masalah Kesehatan


Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam tahap

intervensi masalah kesehatan adalah dengan memberikan free tes dan post tes

pada saat sebelum dan sesudah penyuluhan.

2.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

2.5.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan


Teknik pengolahan data pada tahap analisis situasi masalah kesehatan

dilakukan secara manual dan komputerisasi, sedangkan penyajian data disajikan

dalam bentuk table, grafik dan narasi sebagai gambaran situasi kesehatan

masyarakat di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu

Raya.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [18]


2.5.2 Analisis Faktor Determinan
Teknik pengolahan dan penyajian data terdapat beberapa tahapan yang

dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Editing
Memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data, keseragaman data

secara keseluruhan dari variabel-variabel penelitian, baik kuisioner

maupun hasil pengamatan secara langsung semua termuat dalam

formulir secara survei dan pemeriksaan kesesuian jawaban.

2. Coding
Mengklasifikasikan data-data dari masing-masing variabel dengan

kode-kode tertentu dari ukuran penelitian yang digunakan.

3. Scoring
Memberikan skor terhadap item-item jawaban dari variabel untuk

memudahkan dalam malakukan entri data.

4. Entry
Proses memasukan data yang sudah diberi kode ke program statistik

komputer.

5. Tabulating
Setelah dilakukan pengolahan data selanjutnya data disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik untuk melihat kecenderungan dari suatu faktor

determinan masalah kesehatan.

2.5.3 Intervensi Masalah Kesehatan


Teknik pengolahan data pada tahap intervensi masalah kesehatan

dilakukan secara manual dan komputerisasi, sedangkan penyajian data disajikan

dalam bentuk narasi sebagai gambaran pengetahuan kesehatan masyarakat di

Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [19]


2.6 Teknik Analisis Data

2.6.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan


Teknik analisis data yang digunakan dalam Analisis situasi masalah

kesehatan adalah analisis data Univariat untuk menggambarkan karakteristik

responden serta distribusi dan frekuensi dari setiap variabel.

2.6.2 Analisis Faktor Determinan


Teknik Analisis data yang digunakan dalam Analisis faktor determinan
adalah:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah Analisis yang dilakuakan untuk

menampilkan variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan

menghitung frekuensi dan katagori dari responden (Sugiono,2002)

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah Analisis yang dilakukan untuk melihat

hubungan antara variabel bebas dn variabel terikat. Jenis statistik yang

dilakukan statistik non parametrik dengan uju Chi-Square. Kriteria

penelitian yang dipakai adalah adalah dengan melihat nilai tingkat

signifikasi yang ditunjukan dengan nilai p value. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95% terdapat nilaip value <.0,05 maka faktor

tersebut merupakan faktor resiko dari masalah kesehatan.

Bila hasil Analisis bivariat tidak terdapat nilai p value < 0,05 maka

untuk menentukan faktor determinan dengan melihat angka

kecenderungan dari hasil tabel silang. Bila dari tabel silang

menunjukan kecederungan responden yang terpapar dan mengalami

masalah kesehatan lebih banyak bila dibandingkan dengan responden

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [20]


yang tidak terpapar tetapi mengalami masalah kesehatan maka faktor

tersebut merupakan faktor determinan dari masalah kesehatan yang

ada.

Langkah selanjutnya yaitu menentukan faktor determinan utama yang

menimbulkan masalah kesehatan. Untuk menentukan faktor

determinan utama dengan melihat nilai Odd ratio (OR), bila nilai OR

dari dari salah satu faktor determinan lebih besar dibandingkan

dengan nilai OR faktor determinan yang lain, maka faktor tersebut

adalah faktor determinan utama penyebab masalah kesehatan yang

perlu dilakukan intervensi.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [21]


BAB III
HASIL ANALISA MASALAH DAN FAKTOR
DETERMINAN

3.1 HASIL ANALISIS SITUASI MASALAH KESEHATAN


3.1.1 Fasility Based
3.1.1.1 Demografi
Tabel 3.1
Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Sungai Ambangah
Kecamatan Sungai Raya Tahun 2014

PENDIDIKAN JUMLAH %
TK / PAUD 243 15,74
SD 754 48,83
SMP / SLTP 362 23,45
SMA / SLTA 102 6,61
Perguruan Tinggi (Akademi D3 + S1) 83 5,38
Jumlah 1.544
Sumber : Profil Desa Sungai Ambangah 2011

Berdasarkan tabel 3.1 tingkat pendidikan masyarakat desa Sungai

Ambangah paling banyak adalah tingkat Sekolah Dasar yaitu sebesar 48,83%,

sedangkan yang paling sedikit adalah Tingkat Pendidikan Perguruan tinggi

(Akademi D3 + S1) yaitu sebesar 5,38%.

Gambar 3.1
Mata Pencaharian Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [22]


Berdasarkan gambar 3.1, jenis pekerjaan masyarakat Desa Sungai

Ambangah sebagian besar adalah petani dengan Persentase sebesar 72,00% dan

paling sedikit adalah TNI / Polri yaitu sebesar 0,10%.

3.1.1.2 Derajat Kesehatan

 Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular

Tabel 3.2
Distribusi dan Frekuensi Penyakit pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah
Jumlah Penderita Persentase (%)
Jenis Penyakit
2012 2013 2014 2012 2013 2014
Diare 45 112 66 78,95 41,48 95,65
TBC 2 6 3 3,51 2,22 4,35
DBD 1 1 0 1,75 0,37 0,00
Malaria 0 4 0 0,00 1,48 0,00
Filariasis 0 0 0 0,00 0,00 0,00
Kusta 0 0 0 0,00 0,00 0,00
Pneumonia 0 50 0 0,00 18,52 0,00
Penyakit gigi dan mulut 9 97 0 15,79 35,93 0,00
ISPA 0 0 0 0,00 0,00 0,00
Astma 0 0 0 0,00 0,00 0,00
Jumlah 57 270 69
Sumber : Profil Puskesmas Sungai Durian Tahun 2012, 2013, 2014

Berdasarkan tabel 3.2 untuk kelompok penyakit infeksi yang tertinggi di

Desa Sungai Ambangah adalah diare dengan proporsi pada tahun 2012 sebesar

78,95%, mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 41,48%, dan kembali

mengalami peningkatan menjadi sebesar 95,65% pada tahun 2014.

Penyakit gigi dan mulut menempati urutan kedua setelah diare dengan

proporsi pada tahun 2012 sebesar 15,79%, mengalami peningkatan pada tahun

2013 sebesar 35,94 % dan pada tahun 2014 datanya tidak lengkap.

Pada Urutan ketiga yaitu penyakit pneumonia dimana terdapat 50 kasus

(18,52%) pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2012 dan 2014 tidak ditemukan

kasus tersebut.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [23]


Kasus tuberkulosis paru pada tahun 2012 terdapat 2 kasus (3,51%), 2013

terdapat 6 kasus (2,22%) yang kemudian menurun di tahun 2014 yaitu sebesaer 3

kasus (4,35%). Sedangkan untuk data penyakit tidak menular tidak ada laporan.

Tabel 3.3
Persentase Bayi BGM, ASI Eksklusif, dan Kematian Perinatal
di Desa Sungai Ambangah 2012, 2013, 2014
Jumlah Penderita Persentase (%)
Uraian
2012 2013 2014 2012 2013 2014
BGM 22 4 0 7,01 2,82 0,00
ASI Ekslusif 13 14 0 4,14 9,86 0,00
Kematian perinatal 0 0 0 0,00 0,00 0,00
Bayi ditimbang 314 142 301
Sumber : Profil Puskesmas Sungai Durian Tahun 2012, 2013, 2014
Berdasarkan tabel 3.3, Persentase bayi dengan BGM Pada tahun 2012

sebesar 7,01%, menurun pada tahun 2013 sebesar 2,82% dan pada tahun 2014

tidak ada balita dengan BGM. Cakupan Pemberian ASI eksklusif di Desa Sungai

Ambangah pada tahun 2012 sebesar 4,14% dan pada tahun 2013 sebesar 9,86%,

pada tahun 2014 data mengenai ASI tidak ada. Dalam tiga tahun terakhir tidak

ditemukan kematian perinatal.

Gambar 3.4
Jumlah Pelayanan K1, K4 dan Bumil dengan Pertolongan Yankes
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2011 s/d 2014

Berdasarkan gambar 3.4 Pelayanan K1, K4 dan Pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014

dari ibu hamil yang mendapat pelayanan K1 sebanyak 250 ibu hamil, pelayanan

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [24]


K4 sebanyak 224 ibu hamil dan 205 ibu hamil diantaranya mendapat pertolongan

persalinan oleh nakes, lebih baik dibanding tahun – tahun sebelumnya.

3.1.1.3 Lingkungan
Tabel 3.5
Persentase Keluarga dengan Akses Air Bersih
Desa Sungai Ambangah Tahun 2014

Jumlah Rumah Memiliki


Sumber Air Rumah Tangga Akses Air %
Tangga diperiksa Bersih
PDAM 0 0,00
SPT 0 0,00
SGL 89 37,87
1.455 235
PAH 146 62,13
KEMASAN 0 0,00
LAINNYA 0 0,00
Sumber : Profil Puskesmas Sungai Durian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 3.5, keluarga yang memiliki akses air bersih di Desa Sungai
Ambangah dari 235 rumah tangga yang diperiksa yang memiliki akses sumber air
SGL sebesar 37,87 %, dan PAH sebesar 62,13%, sedangkan yang lain tidak
tersedia.
Tabel 3.6
Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Desa Sungai Ambangah Tahun 2014

Jumlah Jumlah
Jumlah % KK % KK
Sarana Sanitasi Dasar KK Yang KK Yang
Sehat Memiliki Sehat
Diperiksa Memiliki

Jamban 103 100 31,89 97,09

Tempat Sampah 323 120 112 37,15 93,33

SPAL 100 95 30,96 95,00


Sumber : Profil Puskesmas Sungai Durian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa dari 323 rumah tangga yang

dilakukan pemeriksaan jumlah kepemilikikan sarana sanitasi dasar adalah

tertinggi adalah kepemilikan tempat sampah sebesar 37,15% sedangkan yang

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [25]


terendah adalah SPAL sebesar 30,96%, sedangkan berdasarkan kriteria sehat

kepemilikan jamban adalah yang tertinggi yaitu sebesar 97,09% dan terendah

yaitu kepemilikan tempat sampah yang hanya sebesar 93,33%.

3.1.1.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga

Gambar 3.7
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga
Puskesmas Sungai Durian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 3.7 laporan profil puskesmas survei prilaku hidup bersih

dilaksanakan pada tahun 2012 di empat desa di wilayah Puskesmas Sungai Durian

yaitu desa limbung, Kuala Dua, Teluk Kapuas dan Tebang Kacang dengan jumlah

sampel sebesar 473 rumah tangga. Hasil pemantauan menunjukkan jumlah rumah

tangga tidak ber PHBS (51,80%) lebih besar sedikit dibanding dengan rumah

tangga dengan PHBS yaitu sebesar 48,20%. Desa Sungai Ambangah belum

pernah dilaksanakan survei mengenai PHBS.

3.1.1.5 Pelayanan Kesehatan

Sarana Pelayanan Kesehatan di Desa Sungai Ambangah berupa Puskesmas

Pembantu (PUSTU) berjumlah 1 buah, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [26]


berjumlah 1 buah, dan Posyandu berjumlah 3 buah. Seluruh Pelayanan Kesehatan

tersebar di seluruh wilayah desa sungai ambangah.

3.1.2 Community Based

3.1.2.1 Hasil Survey Cepat

3.1.2.1.1 Demografi

Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Gambar 3.8
Tingkat Pendapatan Masyarakat
Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.8 menggambarkan pendapatan masyarakat di Desa

Sungai Ambangah paling banyak adalah pada 500.000 – 1.000.000 yaitu sebesar

28,57% sedangkan yang paling sedikit adalah 2 juta – 2,5 juta yaitu sebesar 7,14

%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [27]


3.1.2.1.2 Derajat Kesehatan

Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Gambar 3.9
Persentase Kematian dalam Keluarga
Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.9menunjukkan bahwa adanya kasus kematian

masyarakat desa Sungai Ambangah adalah sebanyak 8 kasus (8,16 %) dari 98

Rumah Tangga yang diwawancarai pada Rapid Survei dalam tiga tahun terakhir.

Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Gambar 3.10
Penyakit Penyebab Kematian Anggota Rumah Tangga
Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Berdasarkan gambar 3.10, Dari 8 kasus kematian yang terjadi penyebab

kematian antara lain Diare 1 kasus, ISPA/Pneumonia 2 kasus, Thypus 1 kasus,

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [28]


Stroke 1 kasus, Kencing Manis 2 kasus, kanker / tumor 1 kasus. Gambaran jumlah

Kasus kematian menurut penyakit penyebab dapat dilihat pada gambar 3.6

Tabel 3.11
Penyakit Tidak menular
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Nama Penyakit Jumlah %


ISPA 11 15.71
Pneumonia 4 5.71
Demam Typhoid 3 4.29
TB Paru 4 5.71
Diare 48 68.57
DBD 0 0.00
Filariasis 0 0.00
Penyakit menular lainnya 0 0.00
Total 70 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.11, menggambarkan angka kejadian diare menduduki

peringkat teratas yaitu sebesar 68,57% dan penyakit menular terendah adalah

typhoid yaitu sebesar 4,29%, sedangkan DBD, Filariasis, dan penyakit menular

lainnya tidak ditemukan kasus.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bidan PUSTU Sungai Ambangah

yang dilakukan pada hari jumat tanggal 23 januari 2015 di dapat bahwa masalah

kesehatan yang dominan di Desa Sungai Ambangah adalah diare dan batuk, pilek

(ISPA). Sedangkan menurut kader kesehatan di desa Sungai Ambangah penyakit

yang dominan di wilayah tersebut adalah asma dan diare. Menurut Kepala Desa

kejadian diare meningkat bila musim kemarau hal ini karena sumber air yang

digunakan oleh warga pada musim kemarau adalah air dari air sungai, PAH dan

air sumur yang bila musim kemarau kualitasnya tidak bagus selain itu karena ada

kebiasaan masyarakat yang meminum langsung air tanpa dimasak terlebih dahulu.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [29]


Sedangkan untuk Penyakit ISPA kasusnya meningkat pada musim kemarau,

menurut kades hal ini terjadi karena kondisi jalan ke wilayah desa sungai

ambangah terutama akses ke Dusun Kampung Baru, Dusun Parit Karya Desa,

Dusun Karya Sari, Dusun Kumpai dan Dusun Mekar Sari yang masih jalan tanah

yang bila musim kemarau kondisi jalan berdebu. Selain Diare dan ISPA Penyakit

lain yang pernah diderita masyarakat desa Sungai Ambangah adalah DBD yang

berada di dusun Sungai Ambangah laut, TB Paru, malaria, stroke, dan tiphus.

(Sumber: Hasil Indept Interview)

Tabel 3.12
Persentase Penyakit Tidak Menular
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Nama Penyakit Jumlah %


Hipertensi 25 58.14
DM 9 20.93
Jantung 1 2.33
Stroke 8 18.60
Penyakit Tidak Menular Lain 0 0.00
(Tumor,rematik,dan Usus Buntu)
Total 43 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.12, menunjukkan bahwa penyakit tidak menular yang

diderita masyarakat desa Sei Ambangah paling banyak adalah hipertensi yaitu

sebesar 58,14% dan paling sedikit adalah jantung yaitu 2,32%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Sei Ambangah yang

dilakukan pada hari rabu tanggal 21 maret 2015 di dapat bahwa masalah

kesehatan yang dominan di Desa sui ambangah adalah diare dan batuk, pilek

(ISPA). Menurut Kepala Desa kejadian diare meningkat bila musim kemarau hal

ini karena sumber air yang digunakan oleh warga pada musim kemarau adalah air

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [30]


dari hutan, air sungai, dan air sumur yang bila musim kemarau kualitasnya tidak

bagus selain itu karena ada kebiasaan masyarakat yang meminum langsung air

tanpa dimasak terlebih dahulu. Sedangkan untuk Penyakit ISPA kasusnya

meningkat pada musim kemarau, menurut kades hal ini terjadi karena kondisi

jalan ke wilayah desa sui ambangah terutama akses ke Dusun Mekar Sari, Dusun

Karya Desa, Dusun Karya Sari, Dusun Kumpai Baru yang masih jalan tanah dan

rusak yang bila musim kemarau kondisi jalan berdebu. Selain Diare dan ISPA

Penyakit lain yang pernah diderita masyarakat desa sui ambangah adalah

Hipertensi yang berada di dusun kumpai, Jantung, Stroke, Diabetes. (Sumber:

Hasil Indept Interview)

Tabel 3.13
Proporsi Bayi yang Ditimbang pada Masyarakat
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Bayi yang ditimbang 72 81.82
Bayi yang Tidak Ditimbang 16 18.18

Total 88 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.13, didapat bahwa proporsi bayi yang ditimbang pada

masyarakat Desa Sungai Ambangahadalah sebesar 81,82%. Sedangkan bayi yang

tidak ditimbang adalah sebesar 18,18%.

Tabel 3.14
Proporsi Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [31]


Uraian Jumlah %
Persalinan yang ditolong TK 69 78.41
Persalinan yang tidak ditolong TK 19 21.59

Total 88 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.14, didapat bahwa proporsi persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan professional adalah sebesar 78,41%. Sedangkan proporsi

persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan adalah sebesar 21,59%.

Tabel 3.15
Proporsi Bayi yang Diberi ASI EksklusifPada Masyarakat
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Bayi yang diberi ASI eksklusif 33 37.50
Bayi Tidak diberikan ASI eksklusif 55 62.50

Total 88 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.15 didapat bahwa proporsi bayi yang diberikan ASI

eksklusif adalah sebesar 37,50%. Sedangkan proporsi bayi yang tidak diberikan

ASI eksklusif adalah sebesar 62,50%.

3.1.2.1.3Lingkungan

Tabel 3.16
Sumber Air Keperluan Rumah Tangga pada Masyarakat
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %

PDAM 0 0.00
PAH 5 5.10
Air sumur 37 37.76
Air sungai 56 57.14

Total 98 100.00

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [32]


Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.16, didapat bahwa sumber air untuk keperluan

rumah tangga pada masyarakat desa Sungai Ambangah paling banyak digunakan

adalah air sungai yaitu sebesar 57,14%, dan yang paling sedikit sumber air yang

digunakan adalah air hujan yaitu sebesar 5,10 %

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [33]


Tabel 3.17
Sumber Air Untuk Keperluan Masak dan Minum Rumah Tangga
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
PDAM 0 0.00
PAH 98 100.00
Air sumur 0 0.00
Air sungai 0 0.00

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.17, di atas didapat bahwa sumber air masak dan

minum masyarakat Desa Sungai Ambangah yang menggunakan air hujan sebesar

100%, serta tidak di dapat yang menggunakan sumber air lainnya.

Tabel 3.18
Sumber Pencemaran Kurang Dari 10 Meter dari Sumber Air
Pada Masyarakat di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Ada sumber pencemaran 2 2.04
Tidak ada sumber pencemaran 96 97.96

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.18, di atas didapat bahwa adanya sumber pencemaran

kurang dari 10 meter dari sumber air pada masyrakat Desa Sungai

Ambangahadalah sebesar 2,94 %. Sedangkan yang tidak ada sumber

pencemarannya adalah sebesar 97,96 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [34]


Tabel 3.19
Kemudahan Mendapatkan Air
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Mudah 17 17.35
Sulit di musim kemarau 81 82.65
Sulit sepanjang tahun 0 0.00

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.19, didapat bahwa kemudahan mendapatkan air pada

masyarakat di Desa Sungai Ambangah yang menjawab mudah didapat sebesar

17,35%, sulit dimusim kemarau sebesar 82,65% dan sulit sepanjang tahun sebesar

0%.

Tabel 3.20
Kemudahan Mendapatkan Air
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Keruh 0 0.00
Berwarna 98 100.00
Berasa 0 0.00
Berbusa 0 0.00
Berbau 0 0.00

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.20, di atas di dapat bahwa air yang digunakan oleh

warga untuk keperluan masak dan minum memenuhi syarat kesehatan.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [35]


Tabel 3.21
Cara Mengolah Air
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Langsung minum 2 2.04
Di masak 96 97.96
Disaring 0 0.00
Di beri bahan kimia 0 0.00

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.21, di atas didapat bahwa pada masyarakat di desa

Sungai Ambangahyang mengolah air dengan cara dimasak adalah sebesar 97,96

%. Sedangkan yang langsung diminum adalah sebesar 2,04 %.

Tabel 3.22
Tempat Penampungan Limbah dari kamar mandi/ tempat cuci/dapur
Pada Masyarakat di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Tertutup di pekarangan/ SPAL 2 2.04
Terbuka di pekarangan 12 12.24
Di luar pekarangan 6 6.12
Tanpa penampungan 40 40.82
Langsung ke got / sungai 38 38.78

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.22, di atas didapat bahwa tempat penampungan

limbah dari kamar mandi/ tempat cuci/dapur pada masyarakat di Desa Sungai

Ambangahpada terbanyak yaitu tanpa penampungan sebesar 40,82%, sedangkan

penampungan limbah rumah tangga yang tertutup hanya sedikit yaitu sebesar 2,04

%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [36]


Tabel 3.23
Saluran Pembuangan Air Limbah di Kamar Mandi
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Terbuka 73 74.49
Tertutup 7 7.14
Tanpa saluran 18 18.37

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.23, di atas didapat bahwa masyarakat Desa Sungai

Ambangah yang memiliki saluran pembuangan air limbah di kamar mandi yang

terbuka sebesar 74,49 %, sedangkan yang tertutup adalah sebesar 7,14 %.

Tabel 3.24
Ketersediaan Pembuangan Sampah diluar rumah
diDesa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Memilki 67 68.37
Tidak memiliki 31 31.63

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.24, di atas didapat bahwa masyarakat yang memiliki

tempat pembuangan sampah di luar rumah adalah sebesar 68,37%. Dan yang

tidak memiliki tempat sampah di luar rumah adalah sebesar 31,63 %.

Tabel 3.25
Tempat Pengumpulan/Penampungan Sampah Rumah Tangga
di Luar Rumah di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %

Terbuka 64 95,52
Tertutup 3 4,48

Total 67 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [37]


Berdasarkan tabel 3.25, di atas sebagian besar masyarakat di desa sunagi

ambangah memilijki tempat penampungan sampah rumah tangga yang terbuka

yaitu sebesar 95,52 %, sedangkan sisanya memiliki tempat sampah tertutup yaitu

sebesar 4,48 %.

Tabel 3.26
Ketersediaan Tempat Penampungan Sampah Basah (Organik)
di Dalam Rumahdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %

Memiliki tempat penampungan


31 31,63
sampah basah/organik
Tidak memiliki tempat
penampungan sampah 67 68,37
basah/organik

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.26, di atas didapat bahwa masyarakat yang

mempunyai tempat sampah organik sebesar 31,63 %, lebih sedikit bila

dibandingkan dengan yang tidak mempunyai tempat sampah organik yaitu sebesar

68,37 %.

Tabel 3.27
Jenis Tempat Pengumpulan/ Penampungan Sampah Basah (Organik)
di Dalam Rumah di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Tempat penampungan sampah organik
- Terbuka 30 96,77
- Tertutup 1 3,23

Total 31 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.27 didapat bahwa masyarakat yang mempunyai

tempat pengumpulan/ penampungan sampah basah (organik) di dalam rumahyang

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [38]


terbuka di Desa Sungai Ambangah sebesar 96,77%, lebih besar dari yang tertutup

yaitu hanya sebesar 3,23%.

Tabel 3.28
Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Memelihara ternak
- Ya 42 42,86
- Tidak 56 57,14

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Tabel 3.29
Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Jenis Ternak
- Unggas 31 73,81
- Ternak sedang 2 4,76
- Ternak besar 2 4,76
- lainnya 7 16,67

Total 42 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.29, di atas didapat bahwa jenis ternak yang paling

banyak dipelihara oleh masyarakat Desa Sungai Ambangah adalah unggas yaitu

sebesar 73,81% sedangkan yanng terkecil yaitu ternak sedang dan besar yaitu

sebesar 4,76%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [39]


Tabel 3.30
Tempat Pemeliharaan Ternak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Tempat Memelihara Ternak
- Kandang dalam rumah 1 2,38
- Kandang luar rumah 26 61,90
- Rumah tanpa kandang 6 14,29
- Luar rumah tanpa kandang 9 21,43

Total 42 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.30, didapat bahwa tempat pemeliharaan ternak

masyarakat desa ambangah yang paling besar berada di kandang luar rumah

61,90%, sedangkan yang paling sedikit adalah kandangnya dalam rumah 2,38%.

Tabel 3.31
Tempat Pemeliharaan Ternak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Ventilasi Rumah
- Tertutup 61 62,24
- Terbuka 37 37,76

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.31 didapat bahwa kondisi ventilasi rumah pada

masyarakat di desa Sungai Ambangahtertutup kasa adalah sebesar 62,24%, lebih

banyak dibandingkan dengan terbuka yaitu 37,76 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [40]


Tabel 3.32
Tempat Pemeliharaan Ternak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Ventilasi Kamar
- Memenuhi syarat 75 76,53
( >15% luas ruangan)
- Tidak memenuhi syarat 23 23,47
(<15% luas ruangan)

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.32, di atas didapat bahwa kondisi ventilasi kamar

masyarakat di Desa Sungai Ambangah yang memenuhi syarat (>15% luas

ruangan) adalah sebesar 76,53%, lebih besar dibandingkjan dengan yang tidak

memenuhi syarat yaitu sebesar 20,41 %

Tabel 3.33
Kepemilikan Jamban pada Rumah Tangga
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
- Memiliki Jamban 83 84,69
- Tidak Memiliki Jamban 15 15,31

. Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.33, di atas didapat bahwa masyarakat di desa Sungai

Ambangah yang memiliki jamban adalah sebesar 84,69% lebih besar

dibandingkan dengan yang tidak memiliki jamban yaitu sebesar 15,31 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [41]


Tabel 3.34
Kondisi Jamban Rumah Tangga Pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Kondisi Jamban
- Memenuhi syarat 65 78,31
- Tdk memenuhi syarat 18 21,69

Total 83 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.34, di atas didapat bahwa masyarakat di Desa Sungai

Ambangah yang memiliki jamban dengan kondisi yang memenuhi syarat adalah

sebesar 78,31% lebih besar dibandingkan kondisi yang tidak memenuhi syarat

adalah sebesar 21,69%.

Tabel 3.35
Keberadaan Jentik Nyamuk di Tempat Penampungan Air
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Keberadaan Jentik
- Ada 95 96.94
- Tidak ada 3 3.06

Total 98 100.00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.35, di atas didapat bahwa masyarakat di desa Sei

Ambangah yang pada tempat penampungan airnya terdapat jentik nyamuk adalah

sebesar 96,94%. Sedangkan yang tidak ada jentik nyamuk didalam tempat

penampungan airnya adalah sebesar 3,06%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [42]


Tabel 3.36
Kondisi Tempat Penampungan Air Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Kondisi Tempat Penampungan Air
Terbuka 23 23,47
Tertutup rapat 75 76,53

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.36 didapat bahwa masyarakat di desa Sei Ambangah

yang kondisi tempat penampungan airnya tertutup adalah sebesar 23,47%.

Sedangkan tempat penampungan airnya yang tertutup rapat adalah sebesar

76,53%.

Tabel 3.37
Sampah Yang Dapat Menampung Air Di Sekitar Rumah
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Kondisi Sampah
- Terdapat sampah menampung air 11 11,22
- Tidak terdapat sampah menampung air 87 88,78

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.37, di atas didapat bahwa masyarakat di desa sei

Ambangah yang terdapat sampah, yang dapat menampung air di sekitar rumah

masyarakat adalah sebesar11,22%. Sedangkan yang tidak terdapat sampah yang

menampung air adalah sebesar 88,78%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [43]


3.1.2.1.3Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Tabel 3.38
Proporsi persalinan pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Persalinan
- Ya 69 70,41
- Tidak 29 29,59

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.38 didapat bahwa proporsi persalinan dalam rumah

tangga masyarakat desa Sei Ambangah yang ditolong oleh tenaga kesehatan

sebesar 70,41%.

Tabel 3.39
Proporsi pemberian ASI eksklusif
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Bayi dan Balita
- ASI Ekslusif 5 27,78
- Tidak ASI Ekslusif 13 72,22

Total 18 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.39, diketahui bahwa rumah tangga yang memiliki

balita rumah tangga. Proporsi pemberian ASI eksklusif dari rumah tangga yang

mempunyai bayi dan balitadi desa Sei Ambangah hanya sebesar 27,78% dan yang

tidak ASI eksklusif sebesar 72,22%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [44]


Tabel 3.40
Proporsi balita ditimbang masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
- Balita yang ditimbang 8 44,44
- Balita tidak ditimbang 10 55,56

Total 18 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.40, dapat diketahui bahwa proporsi balita dalam

rumah tangga yang ditimbang setiap bulan hanya sebesar 44,44% dan balita yang

tidak ditimbang sebesar 55,56%.

Tabel 3.41
Proporsi Air Minum Dimasak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Air minum dimasak 88 89,80
Air minum tidak dimasak 10 10,20

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.41, didapat bahwa proporsi rumah tangga yang air

minum dimasak terlebih dahulu sebesar 89,80% dan proporsi air minum yang

tidak dimasak terlebih dahulu sebesar 10,20%.

Tabel 3.42
Proporsi menguras bak mandi sekali seminggu
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Menguras Bak Mandi 55 56,12
Tidak Menguras Bak Mandi 43 43,88

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [45]


Berdasarkan tabel 3.42, didapat bahwa proporsi rumah tangga yang

menguras bak mandi seminggu sekali adalah sebesar 56,12% dan yang tidak

menguras bak mandi seminggu sekali sebesar 43,88%.

Tabel 3.43
Proporsi Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Sebelum makan 70 71,43
Setelah buang air besar/menceboki bayi 4 4,08
Sebelum menyiapkan makanan 21 21,43
Setelah memegang binatang 3 3,06

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.43, didapat bahwa proporsi kebiasaan mencuci tangan

menggunakan sabun di Desa Sungai Ambangah sebelum makan sebesar 71,43 %,

setelah buang air besar sebesar 4,08%, setelah memegang binatang sebesar 3,06%.

Tabel 3.44
Proporsi Tempat Buang Air Besar (BAB) masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Jamban 83 84,69
Sungai/parit 15 15,31
Kebun/halaman 0 0,00
Selokan 0 0,00
Lubang tanah 0 0,00

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.44, terlihat bahwa sebagian masyarakat desa Sungai

Ambangah mempunyai kebiasaan BAB di jamban yaitu sebesar 84,69 %,

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [46]


sementara kebiasaan BAB lainnya seperti di sungai sebesar 15,31 %. Tidak

terdapat masyarakat yang BABS di kebun, selokan maupun di lubang tanah.

Tabel 3.45
Proporsi Menggosok Gigi Setiap Hari Pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Saat mandi pagi dan/ sore 98 100,00
Sesudah bangun pagi 0 0,00
Sesudah makan pagi 0 0,00
Sebelum tidur malam 0 0,00

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.45, didapat bahwa di desa sungai ambangahproporsi

waktu menggosok gigi saat mandi pagi dan sore sebesar 100%.

Tabel 3.46
Proporsi Anggota Rumah Tangga Yang Merokok
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %

Kebiasaan Merokok
Ya, setiap hari 70 71,43
Ya, kadang-kadang 3 3,06
Tidak, sebelumnya pernah 2 2,04
Tidak pernah sama sekali 23 23,47

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.46, didapat bahwa di desa sungai ambangahproporsi

anggota rumah tangga yang merokok setiap hari sebesar 71,43%, kadang-kadang

3,60%, tidak tapi sebelumnya pernah sebesar 32,65% dan yang tidak pernah sama

sekali sebesar 23,47%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [47]


Tabel 3.47
Proporsi Kelompok Umur Yang Merokok
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Kelompok Umur Merokok
6 - 10 tahun 0 0,00
11 – 15 tahun 2 2,86
16 – 20 tahun 65 92,86
21 – 25 tahun 3 4,29
26 - 30 tahun 0 0,00

Total 70 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.47, didapat bahwa di desa sungai ambangahproporsi

kelompok umur yang merokok umur 6 – 10 tahun sebesar 0%, 11-15 tahun

sebesar 2,86%, 16-20 tahun sebesar 92,86%, 21-25 tahun sebesar 4,29%, dan 26-

30 tahnu sebesar 0 %.

Tabel 3.48
Proporsi Banyaknya Konsumsi Rokok Anggota Keluarga
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Banyaknya Konsumsi Rokok
<10 batang perhari 24 34,29
≥ 10 batang perhari 46 65,71

Total 70 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.48, didapat bahwa di desa sungai ambangahproporsi

banyaknya konsumsi rokok <10 batang perhari sebesar 34,29%, lebih sedikit

dibandingkan ≥ 10 batang perhari sebesar 65,71%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [48]


Tabel 3.49
Proporsi jenis rokok yang dihisap masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Jenis Rokok
Rokok filter 70 100,00
Rokok linting 0 0,00
Tembakau Kunyah 0 0,00
Rokok kretek tanpa filter 0 0,00
lainnya 0 0,00

Total 70 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.49, mayoritas penduduk Desa Sungai Ambangah

merokok dengan menggunakan rokok filter yaitu dengan proporsi sebesar 100

%.

Tabel 3.50
Proporsi Anggota Keluarga Yang Merokok Dalam Rumah
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Merokok didalam Rumah 40 57,14
Tidak Merokok di dalam Rumah 30 42,86

Total 70 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.50, didapat bahwa di desa sungai ambangahproporsi

yang merokok dalam rumah sebesar 57,14%, lebih banyak dibandingkan yang

tidak tidak merokok sebesar 42,86%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [49]


3.1.2.1.4 Pelayanan Kesehatan

Tabel 3.51
Proporsi Jarak Rumah Ke Pelayanan Kesehatan
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Jarak tempuh yankes
<1 KM 43 43,88
1-2 KM 35 35,71
>2 KM 20 20,41

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.51, didapat bahwa di Desa Sungai Ambangah proporsi

jarak rumah ke pelayanan kesehatan yang berjarak <1 km sebesar 43,88%, 1-2 km

sebesar 35,71 % dan >2 km sebesar 20,41%.

Tabel 3.52
Proporsi Waktu Tempuh Rumah Ke Pelayanan Kesehatan
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
waktu tempuh yankes
< 15 menit 39 39,80
15-30 menit 58 59,18
> 30 menit 1 1,02

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.52, didapat bahwa di desa sungai ambangah proporsi

waktu rumah ke pelayanan kesehatan terdekat dengan waktu <15 menit sebesar

39,80%, 15-30 menit sebesar 59,18% dan >30 menit sebesar 1,02%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [50]


Tabel 3.53
Proporsi keberadaan Angkutan Umum ke pelayanan kesehatan
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Angkutan umum ke pelayanan kesh.
Ya 0 0,00
Tidak 98 100,00

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.53, didapat bahwa di Desa Sungai

Ambangahresponden menjawab tidak ada angkutan umum ke pelayanan

kesehatan sebesar 100 %.

Tabel 3.54
Rasio Pemanfaatan PelayananKesehatan
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Pemanfaatan pelayanan kesehatan
Ya 88 89,80
Tidak 10 10,20

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.54, terlihat bahwa masyarakat Desa Sungai

Ambangah yang menggunakan peleyanan kesehatan lebih banyak dibandingkan

yang tidak menggunakan pelayanan kesehatan yaitu sebesar 89,79 %, sedangkan

yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu sebesar 10,21 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [51]


Tabel 3.55
Layanan kesehatan yang digunakan Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Penimbangan 8 9,20
Penyuluhan 1 1,15
Imunisasi 22 25,29
KIA 1 1,15
KB 26 29,89
Pengobatan 26 29,89
PMT 0 0,00
Suplementasi Gizi 0 0,00
Konsultasi risiko penyakit 0 0,00
Pemeriksaan Kehamilan 1 1,15
Persalinan 1 1,15
Pemeriksaan ibu nifas 1 1,15
Pemeriksaan neonatus 0 0,00
Pemeriksaan bayi 0 0,00

Total 87 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.55, menggambarkan bahwa di Desa Sungai

Ambangah proporsi dalam pelayanan kesehatan yang paling banyak digunakan

adalah pelayanan KB dan pengobatan sebesar 29,98%, sedangkan pemeriksaan

kehamilan dan persalinan serta pemeriksaan ibu nifas sebesar 1,15%. pelayanan

suplementasi gizi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), konsultasi resiko

penyakit, pemeriksaan neonatus dan bayi tidak ada yang mendapatkan pelayanan.

Sedangkan hasil wawancara dengan Bidan Desa pada hari Kamis tanggal

21 Maret 2015, didapat informasi bahwa di Desa Sui Ambangah terdapat 3

posyandu, yaitu di Dusun Karya Sari terdapat 2 dan Dusun Kumpai 1. Pelayanan

yang diberikan meliputi penimbangan, imunisasi, KB, dan juga pemeriksaan

kehamilan. Selain informasi tentang Posyandu informasi yang didapat adalah

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [52]


informasi tentang persalinan di Desa Sui Ambangah. Persalinan yang ditolong

oleh bidan lebih banyak di Desa Sui Ambangah dan kebanyakan mereka

membawa ke bidan atau pelayanan kesehatan yang terdekat di desa tersebut, bila

tidak bisa ditanggani mereka segera rujuk ke puskesmas induk terdekat yang ada

di kecamatan sui raya kabupaten kubu raya .(Sumber : Indept Interview)

Tabel 3.56
Proporsi Alasan Tidak Menggunakan Pelayanan Kesehatan
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Letak pelayanan kesehatan jauh 0 0,00
Tidak ada tempat pelayanan kesehatan 0 0,00
Pelayanan yang diberikan tidak lengkap 1 10,00
lainnya ...... (tidak menjawab) 9 90,00

Total 10 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.56, didapat bahwa Dari 10 Rumah Tangga yang tidak

menggunakan pelayanan kesehatan di Desa Sungai Ambangah 10,00%

mengatakan pelayanan yang di desa Sungai Ambangah alasan tidak menggunakan

pelayanan kesehatan dengan alasan karena letak pelayanan kesehatan jauh sebesar

9,20%, Tidak ada tempat pelayanan kesehatan sebesar 1,02%, pelayanan yang

diberikan tidak lengkap 22,45, dan lainnya yang tidak menjawab sebesar 68,37%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [53]


Tabel 3.57
Proporsi Penyuluhan Kesehatan Pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Pernah Mengikuti Penyuluhan Kesehatan
- Ya 29 29,59
- Tidak 69 70,41

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.57, didapat bahwa di desa Sungai Ambangah proporsi

pada penyuluhan kesehatan yang pernah diberikan hanya sebesar 29,59% dan

yang tidak sebesar 70,41%.

Tabel 3.58
Proporsi Pelayanan Kesehatan Tradisional Pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %
Menjalani Pengobatan Tradisional
- Ya 35 35,71
- Tidak 63 64,29

Total 98 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.58, didapat bahwa di desa sungai Ambangah proporsi

yang menggunaan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 35,71% dan yang tidak

sebesar64,29%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [54]


Tabel 3.59
Proporsi Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional Pada Masyarakat
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Uraian Jumlah %

Jenis Pengobatan Tradisional


- Pijit / Urut Badan 35 100,00
- Lainnya 0 0,00

Total 35 100,00
Sumber : Data Rapid Survei desa sungai ambangah tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.59, didapat bahwa di desa Sungai Ambangah proporsi

jenis pelayanan kesehatan melakukan pijit / urut badan 100%.

3.1.2.2 Hasil Analisa Data Sekunder

Hasil analisa dari data yang dikumpulkan dari data sekunder yang didapat

dari Puskesmas Sungai Bakau Kecil, hasil Survey Cepat, dan Hasil Indeph

Interview dengan Kepala Desa dan Bidan Desa Sungai Ambangah maka dapat

disimpulkan bahwa masalah kesehatan yang ada di Desa Sungai Ambangah

adalah sebagai berikut:

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [55]


Tabel 3.60
Matriks Masalah Kesehatan
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

PERMASALAHAN ALASAN

Diare Berdasarkan hasil Rapid Survei, diare merupakan Penyakit yang


paling banyak diderita masyarakat Desa Sungai Ambangah.
Dimana proporsi penyakit diare sebesar 68,57 %, dari seluruh
penyakit yang ada di masyarakat. Data dari register puskesmas
Desa Sungai Ambangah, penyakit yang paling banyak diderita
Trend penyakit diare selama 3 tahun terakhir cenderung mengalami
kenaikan yang signifikan yang dimana npada tahun 2012 terdapat
78,95%, tahun 2013 41,48%, sedangkan 2014 terjadi lonjakan
kasus yaitu sebesar 95,45%. Dari hasil wawancara dengan Bidan
PUSTU di Desa Sungai Ambangah, diare merupakan penyakit yang
rutin diderita oleh masyarakat sungai ambangah. Faktor pemicu
yang mungkin menjadi diterminan diare adalah rendahnya angka
bayi yang diberikan asi eksklusif sebesar 45,83%, masih jauh dari
target yaitu sebesar 80%. Rendahnya angka ASI eksklusif mungkin
dipengaruhi oleh masih terdapatnya masyarakat yang melahirkan di
dukun yaitu sebesar 29,99%, yang berpengaruhi terhadap
kurangnnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian ASI
terhadap balitanya. ASI sangat penting diberikan karena merupakan
nutrisi yang paling sempurna yang terkait dengan zat gizinya yang
lengakap dan seimbang serta mengandung zat kekebalan tubuh
yang berfungsi sebagai protektif tubuh terhadap penyakit. Selain
faktor diatas masih terdapat ibu-ibu tidak mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan yaitu sebesar 21,43%, hal tersebut
dikhawatirkan menjadi sumber penularaan penyakit diare.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [56]


PERMASALAHAN ALASAN

ISPA Berdasarkan hasil Rapid surveyISPA merupakan penyakit tertinggi kedua


setelah Diare yaitu sebesar 15,21 % dari seluruh penyakit menular. Data
dari register puskesmas Sungai Durian kasus ISPA tidak terlaporkan.
Berdasarkan wawancara dengan bidan PUSTU, menyebutkan bahwa
kasus ISPA merupakan penyakit yang dominan yang diderita oleh
masyarakat Desa Sungai Ambangah.Hasil survey menemukan beberapa
faktor risiko yang diduga pemicu munculnya permasalahan ISPA adalah
banyaknya masyarakat yang memlihara ternak yaitu sebesar 42,86 %,
serta membiarkan hewan ternak tersebut tanpa kandang yaitu sebesar 9,18
%. Selain itu masih terdapat masyarakat yang tidak mencuci tangan pakai
sabun setelah memegang unggas yaitu sebesar 3,06 %, tempat
penampungan sampah yang masih terbuka yaitu sebesar 95,52 %,
sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran virus penyakit lebih cepat
yang berasal dari tempat penampungan sampah yang tidak memenuhi
syarat.

Hipertensi Berdasarkan hasil Rapid survey, Proporsi kejadian hipertensi 58,14% Sedangkan
dari data register Puskesmas Sungai Durian data tidak terlaporkan.Hasil rapid
survey menemukan beberapa faktor yang diduga mejadi pemicu munculnya
penyakit hipertensi seperti kebiasaan merokok yaitu sebesar 76,53%. Dari jumlah
tersebut yang merokok setiap hari sebesar 71,43% dengan rata-rata jumlah
hisapan rokok perhari diatas 10 batang sebesar 65,72%. Hal tersebut sangat
berhubungan dengan kejadian hipertensi karena nikotin yang terdapat dalam
rokok dapat menyebabkan perlebgketan kepingan darah dan menumpuknya
kolesterol sehingga dapat terjadinya hipertensi. Selain itu rata-rata perokok
tersebut sudah mengkonsumsi rokok dalam waktu yang lama dimana jumlah
perokok diatas 10 tahun 92,86%. Hipertensi juga terkait dengan kebiasaan
merokok masyarakat dimana jumlah perokok didalam rumah sebesar 57,14%, hal
tersebut meungkinkan banyaknya perokok pasif yang menghisap asap
sampingan/ sidestream.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [57]


PERMASALAHAN ALASAN

Diabetes Berdasarkan hasil rapid survey diabetes Militusmepunyai Proporsi sebesar


Militus 20,93% dari penyakit tidak menular lainnya.Dari data register Puskesmas Sungai
Durian tidak terlaporkan atau tidak tersedia.Hasil wawancara dengan bidan
PUSTU tidak menyebutkan adanya penyakit Diabetes Militus yang diderita
warga. Kemungkinan masyarakat tidak menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada di desa sungai ambangah tetapi langsung ke Rumah Sakit terdekat karena
penyakit merupakan penyakit kronis. Faktor pemicu mungkin menjadi penyebab
kejadian diabetes militus adalah tingginya kebiasaan merokok yaitu sebesar
76,53%. Dari jumlah tersebut yang merokok setiap hari sebesar 71,43% dengan
rata-rata jumlah hisapan rokok perhari diatas 10 batang sebesar 65,72%.
Tingginya angka kejadian hipertensi juga merupakan faktor resiko angka
kejadian diabetes melitus dimana proporsi Hipertensi sebesar 58,14% di
bandingkan dengan penyakit menular lainnya. Hubungan antara diabetes melitus
dengan hipertensi karena terjadinya resistensi insulin.

3.2 HASIL PENETAPAN PRIORITAS

Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di Desa Sungai

Ambangah maka menggunakan metode MCUA. Kriteria penilaian untuk

menentukan prioritas masalah berdasarkan metode MCUA adalah sebagai berikut:

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam

kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa

penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [58]


digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka

kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

2. Greetes Member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena

masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa

penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan

untuk masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat

selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan

dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain

diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa

luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di

wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang

berkepentingan dengan masalah tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin

masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan

sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait

dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya

anggaran untuk kegiatan tersebut.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [59]


5. Policy

Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah

kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat

memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakahkebijakan

pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat

dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah

yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau

organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta

apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

Tabel 3.61
Matriks Penentuan Prioritas masalah berdasarkan metode MCUA
Desa Sei Ambangah Tahun 2015

Greetes
Permasalahan Emergency Eksp Scope Feasibility Policy Jumlah
Member
Diare 2 4 3 2 3 14
ISPA 1 3 3 2 2 11
Hipertensi 1 2 4 1 2 10
Diabetes melitus 3 2 4 1 2 12

Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode MCUA maka didapat

prioritas masalah utama adalah diare dengan skor sebesar 15. Terpilihnya diare

menjadi prioritas mjasalah utama karena kejadian diare tertinggi kedua setelah

ISPA berdasarkan hasil survey dan juga dari register pasien di puskesmas.

Sedangkan untuk kegawatannya diare berada di posisi ke dua setelah TB paru

dimana berdasarkan hasil survey cepat ditemukan 1 kematian dalam 3 tahun

terakhir yang disebabkan oleh diare, dan kelompok umur yang berisiko adalah

bayi dan balit karena sistem kekebalan tubuh masih rendah.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [60]


PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [61]
3.3 HASIL PENETAPAN FAKTOR DETERMINAN MASALAH

3.3.1 Analisis Faktor Determinan Masalah Kesehatan

a. Definisi Diare

Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode MCUA maka

didapat prioritas masalah utama adalah diare dengan skor sebesar 14.

Terpilihnya diare menjadi prioritas masalah utama karena kejadian diare

merupakan penyakit tertinggi di wilayah Desa Sungai

Ambangah.Berdasarkan register Puskesmas Sungai Durian, kejadian diare

berada di peringkat pertama dari 10 besar penyakit menular lainnya.

Sedangkan untuk kegawatannya diare berada pada posisi kedua setelah

Diabetes Melitus. karena berdasarkan hasil survey cepat, ditemukan satu

orang yang meninggal akibat Diabetes Melitus dalam 3 tahun terakhir, dan

kelompok umur yang berisiko adalah bayi dan balita karena sistem

kekebalan tubuh masih rendah.

Tabel 3.62
Distribusi dan Frekuensi Diare Berdasarkan Kelompok Umur
Di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

2012 2013 2014


KELOMPOK UMUR
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
BALITA 631 51,38 110 6,66 399 40,14
ANAK –ANAK 113 9,20 945 57,20 110 11,07
REMAJA 81 6,60 220 13,32 83 8,35
DEWASA 258 21,01 71 4,30 253 25,45
LANSIA 105 8,55 119 7,20 103 10,36
MANULA 40 3,26 196 11,86 46 4,63
TOTAL 1.228 100,00 1.652 100,00 994 100,00
Sumber : Data Register Puskesmas Sungai Durian 2012, 2013, 2014.

Data dari Register Puskesmas SungaiDurian di ketahui bahwa kelompok

umur yang berisiko terkena diare adalah kelompok umur bayi dan balita. Pada

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [62]


tahun 2012 kasus diare pada bayi dan balitasebesar 51,38%, pada tahun 2013

sebesar 6,12% dan pada tahun 2014 sebesar 40,14%.

Menurut H.L Blum penyebab utama suatu masalah kesehatan ada 4 faktor

yaitu faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor

keturunan. Berdasarkan teori H.L Blum tersebut, faktor determinan dari masalah

diare dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Faktor Perilaku

1. Pengetahuan ibu tentang diare

Pengetahun adalah hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). tingkat

pengetahuan dalam menimbulkan masalah kesehatan tidak bisa lepas dari

komponen sikap dan perilaku. Pengetahuan berfungsi sebagai stimulus

yang membuat seseorang akan bersikap menerima atau menolak, sikap

seseorang menerima maka akan terjadilah sebuah tindakan untuk

melakukan upaya-upaya preventif terhadap masalah kesehatan. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hardi, dkk (2012) di Wilayah Kerja

Puskesmas Baranglompo, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, yang

menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian diare (p value = 0,03).

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yulianto Wijaya (2012) tentang faktor risiko kejadian diare balita di

sekitar TPS Banaran, di wilayah Kelurahan Sekaran, Kota Semarang

menemukan bahwa balita dengan ibu yang mempunyai tingkat

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [63]


pengetahuan rendah terhadap diare berpeluang 16 kali mengalami

diare dibandingkan balita dengan ibu yang mempunyai pengetahuan

yang baik tentang diare (p value = 0,001, OR = 16).

2. Sikap ibu
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2010).

Sikap akan cenderung mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai

dengan apa yang dia persepsikan. Sikap ibu balita tentang penyakit

diare berpengaruh terhadap upaya preventif terhadap .diare yang akan

ibu lakukan. Bila ibu mendukung terhadap upaya-upaya pencegahan

diare maka seorang ibu akan melakukan upaya untuk mencegah

diar/pada balita. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nimas Prita,

dkk (2014) di Siantan Hilir, Kota Pontianak, terdapat hasil yang

signifikan antara sikap ibu dengan kejadian diare (p value = 0,003).

3. Kebiasaan ibu mencuci tangan menggunakan sabun


Menurut Kemenkes (2011), ada beberapa kegiatan pencegahan penyakit

diare yang benar dan efektifyakni perilaku sehat yang terdiri dari pemberian

ASI yaitu perilaku untuk menyusui bayi secara penuh sampai mereka

berusia 6 (enam) bulan, pemberian makanan pendamping ASI yaitu saat bayi

secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa,

menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban,

membuang tinja bayi yang benar serta pemberian imunisasi campak yaitu

pemberian imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan untuk

mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak, karena anak yang

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [64]


sakit campak sering disertai diare sehingga pemberian imunisasi campak

merupakan salah satu cara mencegah diare. Kegiatan lain yang dapat

mencegah kejadian diare yakni penyehatan lingkungan yang terdiri dari

penyediaan air bersih, pengelolaan sampah serta pembuangan air limbah.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa mencuci tangan menggunakan sabun

dapat mencegah timbulnya berbagai masalah kesehatan, salah satunya

adalah diare. Ahtiseptik yang terkandung di dalam sabun akan membunuh

agent penyebab penyakit yang menempel di tangan diwaktu melakukan

aktivitas. Penelitian dari Yulianto Wijaya (2012) yang dilakukan di

Kelurahan Sekaran, Kota Semarang menemukan bahwa ada hubungan

antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare (p value == 0,001

dengan OR = 16). Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauzi Mansur

(2013), di Kabupaten Magelang menemukan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara kejadian diare dengan kebiasaan ibu balita

mencuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan balita nya ( p

value = 0,000), serta kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun

sesudah buang air besar dan menceboki balitanya (p value =

0,000). Penelitian lain yang dilakukan oleh Ali Rosyidi (2012) didapat

hasil yang signifikan antara CTPS dengan kejadian diare (p value

=0,000, OR = 4,832). Hasil survey cepat yang dilakukan pada

masyarakat di Desa Sungai Ambangah, dari 98 responden yang di

survey masih ditemukan sekelompok masyarakat yang tidak mencuci

tangan setelah menceboki bayi sebesar 95,92 % dan tidak

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [65]


mencuci tangan setelah memegang binatang sebesar 96,94 %.

4. Pemberian ASI eksklusif

ASI mengandung banyak zat kekebalan tubuh, antara lain

immunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup yang diperlukan

untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu, ASI mengandung

zat yang tidak terdapat dalam susu sapi dan tidak dapat di buat

duplikasi atau tiruannya dalam susu formula, yaitu faktor bifidus . Zat

ini penting untuk merangsang bertumbuhan bakteri lactobacillus

bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan

atau penyakit akibat infeksi beberapa jenis bakteri merungikan,

seperti E. Coli. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain

dan tanpa . menggunakan botol, menghindarkan anak dari

bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare

(Kemenkes, 2011). Penelitian Yulianto Wijaya (2012) yang

dilakukan di TPS Banaran, Kelurahan Sekaran, Kota Semarang

menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian

ASI dengan kejadian diare (p value = 0,001, OR= 28,5), penelitian

tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Fauzi Mansur (2013)

yang dilakukan di Kabupaten Magelang menemukan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara balita yang tidak ASI eksklusif

dengan kejadian diare ( p value = 0,000, OR = 7,113). Penelitian yang

dilakukan oleh Hardi, dkk (2012), juga menunjukkan hasil yang

signifikan antara pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian diare (p value

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [66]


= 0,008). HasiI survey cepat yang dilakukan di Desa Parit Banjar, dari

98 rumah tangga yang disurvey ditemukan sebesar 44,17 % bayi dalam

rumah tangga tidak diberi ASI eksklusif.

5. Perilaku buang air besar di jamban

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya

dalam rumah tangga Departemen Kesehatan Repubik Indonesia

menganjurkan untuk menerapkan 10 Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) dalam rumah tangga. Salah satu PHBS dalam rumah

tangga adalah buang air besar di jamban. Jamban adalah suatu

ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang

terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa

atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit

penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Perilaku tidak

buang air besar di jamban akan meningkatkan risiko terkena diare.

Tinja yang dihasilkan oleh manusia mengandung berbagai agent

penyebab penyakit, bila dibuang sembarangan maka akan memungkinkan

masuk kembali ke manusia melalui vector seperti lalat, kecoa, tikus

atau vektor lainnya, atau secara langsung melalui air yang tercemar oleh

kotoran manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Meityn, dkk (2014)

di wilayah kerja Puskesmas Tahuna Timur, menemukan hubungan

yang signifikan antara perilaku buang air besar di jamban dengan

kejadian diare ( p value = 0,002). Dari hasil survey cepat yang

dilakukan di Desa Sungai Ambangah pada 98 rumah tangga

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [67]


ditemukan sebanyak 15,31% masyarakat yang tidak BAB di

jambanl buang air besar di sungail parit, kebun, lubang tanah dan tempat

lain.

6. Penggunaan Susu Formula Pada Balita

Angka kejadian dan kematian diare pada anak-anak di negara berkembang

masih tinggi terutama pada anak yang mendapat susu formula.

Pemberian susu formula dengan botol yang tidak sesuai prosedur

meningkatkan risiko diare karena kuman dan moniliasis mulut

yang meningkat, sebagai akibat dari pengadaan air dan sterilisasi yang

kurang baik. Penggunaan susu formula bayi yang tidak benar atau

tidak tepat dapat menimbulkan bahaya kesehatan, terutama diare;

Susu formula merupakan media yang baik bagi pertumbuhan

bakteri, sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan

dan pemberian kurang memperhatikan segi antiseptik. Penelitian

yang dilakukan oleh Astari(2013), menemukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pemberian susu formula pada bayi

dengan kejadian diare (p. value = p = 0.000; OR = 14,1; ), cara

pemberian susu formula berhubungan dengan kejadian diare (p =

0.040; OR = 4.1). hasil survey cepatynag dilakukan di Desa Sungai

Ambangah, terdapat 44,17 % bayi dalam rumah tangga tidak diberi ASI

eksklusif dan menggunakan susu formula.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [68]


b. Faktor Lingkungan

1. Kepemilikan jamban sehat

Menurut Notoatmodjo (2003), syarat pembuangan kotoran yang

memenuhi aturan kesehatan adalah tidak mengotori permukaari

tanah di sekitarnya, tidak mengotori air pennukaan di sekitarnya,

tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya, kotoran tidak boleh

terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat vektor bertelur dan

berkembang biak. Hasil penelitian dari Fauzi Mansur (2013)

menemukan bahwa ada hubungan antara kepemilikan jamban sehat

dengan kejadian diare pada balita di kabupaten magelang. (p value

= 0,049) hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kusumaningrum dkk (2011) yang dilakukan di Kelurahan Gandus

Palembang menyatakan terdapat hubungan antara kepemilikan

jamban sehat dengan kejadian diare( p ..v. alue = 0,024, OR = 3,043).

Dari hasil survey yang dilakukan di Desa Sungai Ambangah, dari 98

rumah tangga yang dilakukan observasi sebesar 15,31 % tidak

memiliki jamban.

2. Ketersediaan Sumber Air Bersih Rumah Tangga.

Beberapa indikator yang dapat mempengaruhi penyakit diare seperti

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang masih rendah, belum memiliki

akses terhadap air bersih serta kurangnya keluarga yang memiliki sarana

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [69]


sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan akan berpengaruh terhadap

peningkatan penyakit diare. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Septian

Bumulo (2012), Di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodaa Kecamatan

Kota Barat Kota Gorontalo menemukan bahwa terdapat hubungan antara

penyediaan sarana air bersih dengan kejadian diare (p value = 0,005).

Hasil survey cepat yang dilakukan pada 98 rumah tangga di Desa Sungai

Ambangah, diperoleh proporsi rumah tangga yang mengalami kesulitan

untuk mendapatkan air bersih pada musim kemarau sebesar 82,65 %.

c. Sosiodemografi

1. Tingkat Pendidikan ibu

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap keterpaparan

informasi yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Bila seseorang

berpendidikan tinggi maka keterpaparan akan informasi yang bekaitan

dengan kesehatan akan semakin banyak, sehingga akan berpengaruh

terhadap perilaku pencegahan penyakit khususnya yang berkaitan dengan

perilaku pencegahan diare. Penelitian yang dilakukan oleh Mihrete, dkk

(2014) yang dilakukan di Benishangul Gumus, Ethiopia menemukan

bahwa ibu-ibu yang tidak berpendidikan mempunyai risiko 2,26 kali

anaknya rentan terhadap kejadian diare dibandingkan dengan anak-anak

dari ibu yang berpendidikan. Data dari profil Desa Sungai Durian (2013) di

ketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Sungai

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [70]


Ambangah sebagian besar adalah pendidikan SD (45,6%) dan tidak

sekolahl tidak tamat SD (42,5%).

2. Tingkat pendapatan orang tua

Menurut WHO kondisi sosial ekonomi erat kaitannya dengan masalah

kesehatan. Salah satu indikator tingkat sosial ekonomi adalah tingkat

pendapatan keluarga. Pendapatan keluarga berhubungan dengan akses

pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga dan juga kebutuhan

asupan zat gizi keluarga. Analisis multivariat yang dilakukan oleh Jamaludin

(2012), di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa

Tengah, bahwa terdapat hubunngan yang signifikan antara status

ekonomi dengan kejadian diare( p value = 0,001, OR = 3,352). Hasil

dari survey cepat di Desa Sungai Ambangah mendapatkan bahwa

tingkat pendapatan Kepala Rumah Tangga sebesar 88,6% dengan

pendapatan dibawah 1 juta.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [71]


KERANGKA KONSEP

Pengetahuan ibu tentang diare

Sikap ibu

kebiasaan ibu mencuci tangan

Pemberian ASI Ekslusif

Perilaku Buang Air Besar Di


Jamban
penggunaan Susu formula pada
balita
Kejadian Diare
Kepemilikkan jamban sehat
Pada Balita
ketersediaan sumber air bersih di
rumah

tingkat pendidikan ibu

tingkat pendapatan orangtua

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [72]


3.3.2 Penetapan Faktor Determinan Masalah Kesehatan
3.3.2.1 Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

a. Umur Responden
Tabel 3.63
Distribusi dan Frekuensi umur responden
di Desa Sungai Ambangah 2015
Jumlah
Mean Median Minimum Maksimum
Responden
56,00 26,70 25,00 18,00 42,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.63, Rata-rata umur responden adalah 26,7 tahun,

dengan umur paling muda adalah 18 tahun dan yang paling tua adalah 42

tahun.

b. Pendidikan Responden

Tabel 3.64
Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Pendidikan F (%)
Tidak Sekolah 2 3,57
Tidak tamat SD 10 17,86
Tamat SD sederajat 11 19,64
Tamat SMP sederajat 18 32,14
Tamat SMA dan PT 15 26,79
Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.64, tingkat pendidikan responden yang paling


banyakadalah tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebesar
32,14%, dan yang paling sedikit adalah tidak sekolah yaitu sebesar 3,57%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [73]


c. Pekerjaan

Tabel 3.65
Distribusi dan Frekuensi Status Pekerjaan Responden
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Pekerjaan F (%)

Bekerja 5 8,93
Tidak bekerja 51 91,07

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.54, responden yang tidak bekerja lebih banyak

daripada yang bekerja yaitu sebesar 91,07%, sedangkan yang bekerja sebesar 8,93

%.

d. Pendapatan Keluarga

Tabel 3.66
Distribusi dan Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Pendapatan F (%)

< 500 ribu 8 14,29


>500 ribu 48 85,71

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.66, tingkat pendapatan responden yang paling

banyak adalah diatas Rp.500.000 yaitu sebesar 85,71% dan yang dibawah

500.000 sebesar 14,29%.

2. Pengetahuan ibu

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [74]


Tabel 3.67
Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Pengetahuan F (%)

Kurang baik 24 42,86


Baik 32 57,14

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.67, tingkat pengetahuan responden yang Baik


yaitu sebesar 57,14%, lebih banyak daripada tingkat pengetahuan yang
kurang baik yaitu sebesar 42,86%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [75]


3. Sikap ibu

Tabel 3.68
Distribusi dan Frekuensi Sikap Responden
di Desa Sungai Ambangah 2015

Sikap F (%)

Tidak mendukung 55 98,21


Mendukung 1 1,79

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.68, Sikap responden yang paling banyak adalah

mendukung terhadap kejadian diare yaitu sebesar 98,21%. Sedangkan yang

tidak mendukung adalah sebesar 1,79 %.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah tangga

a. CTPS Setelah Memegang Ternak

Tabel 3.69
Distribusi dan Frekuensi Kebiasaan CTPS Setelah Memegang Ternak
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Kebiasaan CTPS Setelah Memegang


F (%)
Ternak

Tidak 3 8,57
Ya 32 91,43

Jumlah 35 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.69, responden yang mencuci tangan

menggunakan sabun setelah memegang ternak lebih banyak yaitu sebesar

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [76]


91,43 %, dibandingkan responden yang tidak mencuci tangan menggunakan

sabun setelah memegang ternak yaitu sebesar 8,57 %.

b. CTPS Sebelum Memberikan Makanan/Minuman Pada Bayi/Balita

Tabel 3.70
Distribusi Dan Frekuensi Kebiasaan CTPS Sebelum
Memberikan Makanan/MinumanPada Bayi/Balita
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Kebiasaan CTPS Sebelum


Memberikan Makanan/Minuman F (%)
Pada Bayi/Balita

Tidak 55 98,21
Ya 1 1,79

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.70, responden yang mencuci tangan

menggunakan sabun setelah Memberikan Makanan/Minuman Pada

Bayi/Balita lebih banyak yaitu sebesar 98,21 %, dibandingkan responden

yang tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah Memberikan

Makanan/Minuman Pada Bayi/Balita yaitu sebesar 1,79 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [77]


c. Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Setelah BAB

Tabel 3.71
Distribusi dan Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan
Menggunakan Sabun Setelah BAB
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Kebiasaan Mencuci Tangan


F (%)
Menggunakan Sabun Setelah BAB

Tidak 0 0
Ya 56 100,00

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.71, Semua responden mencuci tangan

menggunakan sabun setelah BAB lebih yaitu sebesar 100,00%, tidak terdapat

responden yang tidak mencuci tangan setelah BAB (0 %).

4. Pemberian Asi Ekslusif

Tabel 3.72
Distribusi dan Frekuensi Pemberian Asi Ekslusif
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Pemberian Asi Ekslusif F (%)

Tidak 36 64,29
Ya 20 35,71

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [78]


Berdasarkan tabel 3.72, responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif

pada bayinya lebih banyak yaitu sebesar 64,29%, dibandingkan dengan yang

memberikan Asi Ekslusif sebesar 35,71%.

5. Pemberian Susu Formula

a. Pemberian Susu Formula Pada Bayi/Balita

Tabel 3.73
Distribusi Dan Frekuensi Pemberian Susu Formula
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Pemberian Susu Formula F (%)

Ya 51 91,07
Tidak 5 8,93

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.73, responden yang memberikan Susu

Formulapada bayinya lebih banyak yaitu sebesar 91,07 %, dibandingkan

dengan yang tidak memberikan susu formula yaitusebesar 8,93 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [79]


b. Perebusan Botol Susu

Tabel 3.74
Distribusi Dan Frekuensi Perebusan Botol Susu
Di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Perebusan Botol Susu F (%)

Tidak 20 39,22
Ya 31 60,78

Jumlah 51 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.74, responden yang merebus botol susu sebelum

digunakan pada bayinya lebih banyak yaitu sebesar 60,78 %, dibandingkan

dengan yang tidak merebus botol susu yaitu sebesar 39,22 %.

c. Kepemilikan Jamban

Tabel 3.75
Distribusi Dan Frekuensi Kepemilikan Jamban
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Memiliki Jamban F (%)

Tidak 24 42,86
Ya 32 57,14

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [80]


Berdasarkan tabel 3.75, responden yang memiliki jamban lebih banyak

yaitu sebesar 57,14 %, dibandingkan dengan yang memiliki jamban yaitu sebesar

42,86 %.

d. Kondisi Jamban

Tabel 3.76
Distribusi Dan Frekuensi Kondisi Jamban
Di Desa Sungai Ambangah Tahun2015

Kondisi Jamban F (%)

Tidak memenuhi syarat 0 0,00


Memenuhi syarat 56 100,00

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 201

Berdasarkan tabel 3.76, responden yang memiliki jamban yang

memenuhi syarat sebesar 100 %.Tidak terdapat responden yang memiliki jamban

yang tidak memenuhi syarat.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [81]


6. Ketersediaan Sumber Air Bersih Rumah Tangga

a. Asal Sumber Air Bersih

Tabel 3.77
Distribusi Dan Frekuensi Ketersediaan Air Bersih
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Sumber Air Bersih F (%)

PDAM 0 0,00
PAH 22 39,29
Sumur 2 3,57
Sungai 32 57,14

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.77, sebagian besar responden menggunakan air

sungai dengan persentase sebesar 57,14 %, PAH sebesar 39,29 % serta sumur

sebesar 3,57%. Tidak terdapat responden yang menggunakan PDAM (0 %).

b. Kemudahan Mendapatkan Sumber Air Bersih

Tabel 3.78
Distribusi dan Frekuensi Kemudahan Mendapatkan Sumber Air Bersih
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Kemudahan Mendapatkan Sumber Air Bersih F (%)

Sulit di musim kemarau dan sepanjang tahun 32 57,14


Mudah 24 42,86

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [82]


Berdasarkan tabel 3.78,respondenyangSulit mendapatkan air besih di

musim kemarau dan sepanjang tahun lebih banyak yaitu sebesar 57,14 %,

dibandingkan dengan responden yang mudah mendapatkan air besih yaitu

sebesar 42,86 %.

c. Kualitas Fisik Air Bersih

Tabel 3.79
Distribusi Dan frekuensi Kualitas Fisik Air Bersih
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Kualitas Fisik Air Bersih F (%)

Keruh 3 5,36
Berwarna 51 91,07
Berasa 2 3,57

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.79,responden dengan kualitas fisik air bersih yang

berwarna lebih banyak yaitu sebesar 91,07 %, dibandingkan yang keruh dan

berasa yaitu 5,36 % dan 3,57 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [83]


7. Ketersediaan Sumber Air Minum Rumah Tangga

a. Asal Sumber Air Minum

Tabel 3.80
Distribusi dan frekuensi Kualitas Asal Sumber Air Minum
di Desa Sungai Ambangah 2015

Sumber Air Minum F (%)

PDAM 1 1,79
PAH 49 87,50
Sungai 6 10,71
Sumur 0 0,00

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.80,responden yang menggunakan PAH lebih

banyak yaitu sebesar 87,50 %, sungai 10,71 %, dan PDAM sebesar 1,79 %.

Tidak terdapat responden yang menggunakan air sumur.

b. Kemudahan Mendapatkan Air Minum

Tabel 3.81
Distribusi Dan frekuensi Kemudahan Mendapatkan Air Minum
Di Desa Sungai Ambangah 2015

Kemudahan Mendapatkan Air Minum F (%)

Sulit dimusim kemarau dan sepanjang tahun 32 57,14


Mudah 24 42,86

Jumlah 56 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [84]


Berdasarkan tabel 3.81,responden yang sulit mendapatkan air minum

di musim kemarau dan sepanjang tahun lebih banyak yaitu sebesar 57,14 %,

dibandingkan dengan responden yang mudah akses terhadap air bersih yaitu

sebesar 42,86 %.

c. Kualitas Fisik Air Minum.

Tabel 3.82
Distribusi Dan frekuensi Kualitas Fisik Air Minum
di Desa Sungai Ambangah 2015

Kualitas Fisik Air Minum F (%)

Keruh 1 1,82
Berwarna 54 98,18
Berasa 1 1,82

Jumlah 55 100,00
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.82,responden yang kualitas fisik air minumnya

berwarna lebih banyak yaitu sebesar 98,18 %, dibandingkan yang keruh dan

berasa yaitu sebesar 1,82 %.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [85]


3.3.2 Analisa Bivariat

1. Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare

Tabel 3.83
Hubungan pengetahuan dengan Kejadian Diare
di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
P Value
Pengetahuan Kasus Kontrol (CI 95%)
N (%) N (%)
Kurang baik 23 82,10% 22 78,60% 1,255
1 (0,334-
Baik 5 17,90% 6 21,40% 4,710)
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3,83, diperoleh hasil responden yang tingkat

pengetahuannya kurang baik lebih banyak menderita diare sebanyak 23 orang

(82,1%) dibandingkan dengan tidak menderita diare sebanyak 22 orang (78,6 %).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan

kejadian diare pada balita dengan p value =1,000.

2. Sikap ibu dengan kejadian diare

Tabel 3.84
Hubungan Sikap ibu dengan Kejadian Diare
di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
P Value
Sikap Diare Tidak (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak mendukung 28 100,00% 27 96,40%
1 0
Mendukung 0 0,00% 1 3,60%
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [86]


Berdasarkan tabel 3.84, responden yang sikapnya tidak mendukung, lebih

banyak balitanya menderita diare yaitu sebanyak 28 orang (100%),dibandingkan

dengan responden yang tidak menderita diare sebanyak 27 orang (96,4 %)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan kejadian diare

pada balita dengan p value = 1,000.

3. Perilaku ibu kejadian diare

Tabel 3.85
Hubungan Perilaku ibu dengan Kejadian Diare
Di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Perilaku Ibu Diare Tidak P Value (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak mendukung 27 96,40% 27 96,40% 1
Mendukung 1 3,60% 1 3,60% 1 (0,059-
16,822)
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.85, responden yang mempunyai perilaku tidak

mendukung menderita diare sebanyak 27 orang (96,4%), sebanding dengan yang

tidak menderita diare (96,4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian diare

pada balita (p value = 1,000).

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [87]


4. Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Setelah Memegang

Ternak

Tabel 3.86
Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun
Setelah Memegang Ternak dengan Kejadian Diare
Di Desa Sungai Ambangah 2015

Penyakit Diare OR
CTPS Setelah
kasus kontrol P Value (CI 95%)
Memegang Ternak
N (%) N (%)
Tidak 1 5,60% 2 11,80% 0,441
(0,036-
Ya 17 94,40% 15 88,20% 0,603
5,368)
Jumlah 18 100 17 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.86, responden yang tidak mencuci tangan

menggunakan sabun setelah memegang ternak menderita diare sebanyak 1 orang

(5,6%), lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak menderita diare sebanyak 2

orang (11,8%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara CTPS setelah memegang ternak

dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,603).

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [88]


5. Kebiasaan CTPS Sebelum Memberikan Makanan/Minuman Pada

Bayi/Balita

Tabel 3.87
Hubungan Kebiasaan CTPS Sebelum Memberikan Makanan/
Minuman Pada Bayi/Balita dengan Kejadian Diare
di Desa Sungai Ambangah 2015
CTPS Sebelum Penyakit Diare
OR
Memberikan
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Makanan/Minuman
Pada Bayi/Balita N (%) N (%)

Tidak 0 0% 1 3,60%

Ya 28 100% 27 96,40% 1 0

Jumlah 28 100 28 100


Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.87, responden yang tidak mencuci tangan

menggunakan sabun sebelum memberikan makanan/minuman pada bayi/balita

menderita diare sebanyak 0%, lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak

menderita diare sebanyak 3,6%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara CTPS sebelum memberikan

makanan/minuman pada bayi/balita dengan kejadian diare pada balita (p value =

1,000).

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [89]


6. Kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB

Tabel 3.88
Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Setelah BAB
Dengan Kejadian Diare di Desa Sungai Ambangah 2015
Kebiasaan Mencuci Penyakit Diare OR
Tangan
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Menggunakan Sabun
Setelah BAB N (%) N (%)
Tidak 0 0% 0 0%
Ya 28 100% 28 100% 0 0
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.88, responden yang tidak mencuci tangan

menggunakan sabun setelah BAB menderita diare sebanyak 0%, sama dengan

yang tidak menderita diare sebanyak 0%.

7. Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 3.89
Hubungan Pemberian ASI EkslusifDengan Kejadian Diare
di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Pemberian ASI
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Ekslusif
N (%) N (%)
Tidak 22 78,60% 14 50,00% 3,667
(1,141-
Ya 6 21,40% 14 50,00% 0,051
11,787)
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.89, responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif

menderita diare sebanyak 22 orang (78,6%), lebih banyak dibandingkan dengan

tidak menderita diare sebanyak 50,0%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [90]


Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Ekslusif dengan

kejadian diare pada balita (p value = 0,051).

Odd Rasio pada tabel menunjukkan nilai OR=3,667 dengan CI 95%

(1,141-11,787), dimana responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif berisiko

sebanyak 3,667 kali balitanya mengalami diare dibandingkan balita yang diberi

ASI ekslusif.

8. Pemberian Susu Formula Pada Bayi/Balita

Tabel 3.90
Hubungan Pemberian Susu Formula Pada Bayi/Balita Dengan Kejadian
Diare Di Desa Sungai Ambangah 2015
Pemberian Susu Penyakit Diare OR
Formula Pada Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Bayi/Balita N % N %
Ya 27 96,40% 24 85,70% 4,5
(0,470-
Tidak 1 3,60% 4 14,30% 0,352
43,091)
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.90, responden yang memberikan susu formula pada

bayi/balitanya, lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 96,4%,

dibandingkan dengan yang tidak menderita diare yaitu 85,7%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan

bahwatidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian susu formula

pada bayi/balita dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,352)..

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [91]


PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [92]
9. Perebusan Botol Susu Bayi/Balita

Tabel 3.91
Hubungan Perebusan Botol Susu Bayi/Balita Dengan Kejadian Diare Di
Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Merebus botol susu Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
N (%) N (%)
Tidak 16 61,50% 4 16,00% 8,4
Ya 10 38,50% 21 84,00% 0,002 (2,223-
31,744)
Jumlah 26 100 25 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambabngah 2015

Berdasarkan tabel 3.91, responden yang tidak Merebus botol susu, lebih

banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 61,5%, dibandingkan yang tidak

menderita diare sebesar 16,0%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara Merebus botol susu dengan kejadian

diare pada balita (p value = 0,002).

Odd Rasio pada tabel menunjukkan nilai = 8,400 dengan CI 95% (2,223-

31,744), dimana bayi yang menggunakan botol susu tidak direbus terlebih dahulu

saat pemberian susu formula memiliki kecendrungan 8,400 kali menderita diare

dibandingkan dengan bayi yang botol susunya direbus.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [93]


10. Kepemilikan Jamban Rumah Tangga.

Tabel 3.92
Hubungan Kepemilikan Jamban Rumah Tangga.dengan Kejadian Diare
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
Penyakit Diare OR
Memiliki jamban
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
rumah tangga
N (%) N (%)
Tidak 9 32,10% 15 53,60% 0,411
Ya 19 67,9o% 13 46,40% 0,177 (0,139-
1,217)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.92, responden Memiliki jamban rumah tangga

lebihsedikit balitanya menderita diare yaitu sebesar 32,1 %, dibandingkan yang

tidak menderita diare sebesar 53,6%

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sumber air minum dengan

kejadian diare pada balita (p value = 0,177).

11. Kondisi Jamban Rumah Tangga

Tabel 3.93
Hubungan Kondisi Jamban Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Di
Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Kondisi Jamban
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Rumah Tangga
N (%) N (%)
Tidak Memenuhi
0 0% 0 0%
Syarat

Memenuhi Syarat 28 100,00% 28 100% 0 0

Jumlah 28 100 28 100


Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.93, tidak terdapat responden yang memiliki jamban

tidak memenuhi syarat.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [94]


12. Ketersediaan Sumber Air Bersih Rumah Tangga

a. Asal Sumber Air Bersih

Tabel 3.94
Hubungan Asal Sumber Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Balita
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
Penyakit Diare OR
Asal Sumber Air
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Bersih
N (%) N (%)
Sumur, Sungai 14 50% 8 28,60% 2,5
PDAM, PAH 14 50% 20 71,40% 0,171 (0,828-
7,548)
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.94, responden yang asal sumber air bersih dari

sumur/sungai lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 50,0%,

dibandingkan asal sumber air bersih dari PDAM/PAH.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan kejadian diare pada balita dengan P value = 0,171.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [95]


b. Kemudahan Mendapatkan Air Bersih

Tabel 3.95
Hubungan Kemudahan Mendapatkan Air Bersih Dengan Kejadian Diare
di Desa Sungai Ambangah 2015
Kemudahan Penyakit Diare OR
Mendapatkan Air Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Bersih N (%) N (%)
Sulit Di Musim
Kemarau Dan 20 71,40% 12 42,90% 3,333
Sepanjang Tahun
0,05
Mudah 8 28,60% 16 57,10% (1,098-
10,116)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.95, responden yangsulit mendapatkan air bersih di

musim kemarau dan sepanjang tahun lebih banyak balitanya menderita diare yaitu

sebesar 71,4%, dibandingkan yang tidak menderita diare sebesar 42,9%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara kemudahan mendapatkan air bersih

dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,05).

Odd Rasio pada tabel menunjukkan nilai = 3,333 dengan CI 95% (1,098-

10,116), dimana responden yang Sulit mendapatkan air bersih di musim kemarau

dan sepanjang tahun memiliki kecendrungan 3,333 kali menderita diare.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [96]


c. Kualitas Fisik Air Bersih.

Tabel 3.96
Hubungan Kualitas Fisik Air Bersih Dengan KejadianDiare
Di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Kualitas Fisik Air
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Bersih
N (%) N (%)
Keruh , Berwarna 27 96,40% 26 92,90% 2,077
Berasa,berbusa, berbau 1 3,60% 2 7,10% 1 (0,177-
24,313)
Jumlah 17 100 34 100
Sumber : data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.96, responden yangkualitas fisik air bersihnya

keruh/berwarna lebih banyak balitanya menderita diare yaitu sebesar 96,4%,

dibandingkan yang tidak menderita diare sebesar 92,9%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kemudahan mendapatkan air

bersih dengan kejadian diare pada balita (p value = 1,000)

13. Ketersediaan Sumber Air Minum Rumah Tangga

a. Asal Sumber Air Minum

Tabel 3.97
Hubungan Asal Sumber Air Minum Rumah Tangga dengan kejadian diare
pada balita Di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Ketersediaan
Diare Tidak P Value (CI 95%)
Sumber Air Minum
N (%) N (%)
PDAM,PAH 26 92,90% 23 82,10% 2,826
Sumur,sungai 2 7,10% 5 17,10% 0,422 (0,499-
Jumlah 17 100 34 100 15,991)
Sumber : Data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [97]


Berdasarkan tabel 3.97, responden yang sumber air bersihnya dari

PDAM/PAH lebih banyak menderita diare yaitu sebesar 92,9%, dibandingkan

yang tidak diare yaitu sebesar 82,1%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu

dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 0,422.

b. Kemudahan Mendapatkan Air Minum

Tabel 3.98
Hubungan kemudahan Mendapatkan Air Minum dengan kejadian diare
pada balita Di Desa Sungai Ambangah 2015
kemudahan Penyakit Diare OR
Mendapatkan Air Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Minum N (%) N (%)
Sulit dimusim kemarau 21 75,00% 11 39,30% 4,636
Mudah 7 25,00% 17 28,00% 0,015 (1,478-
Jumlah 28 100 28 100 14,543)

Sumber : Data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.98, responden yang sumber air bersihnya sulit di musim

kemarau lebih banyak menderita diare yaitu sebesar 75,0%, dibandingkan

yang tidak diare yaitu sebesar 39,3%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara kemudahan mendapatkan air minum

dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 0,015.

Odd Rasio pada tabel menunjukkan nilai = 4,636 dengan CI 95% (1,478-

14,543), dimana responden yang Sulit mendapatkan air bersih di musim kemarau

dan sepanjang tahun memiliki kecendrungan 4,636 kali menderita diare.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [98]


a. Kualitas Fisik Air Minum

Tabel 3.99
Hubungan Kualitas Fisik Air Minum dengan kejadian diare pada balita
di Desa Sungai Ambangah 2015
Penyakit Diare OR
Kualitas Fisik Air
Kasus Kontrol P Value (CI 95%)
Minum
N (%) N (%)
Berasa, berbau, berbusa 0 0% 1 3,60%

Keruh,berwarna 28 100% 27 96,40% 1

Jumlah 28 100 28 100


Sumber : Data Primer Desa Sungai Ambangah 2015

Berdasarkan tabel 3.99, responden yang kualitas air minumnya

berasa/berbau/berbusa lebih sedikit menderita diare yaitu sebesar 0%,

dibandingkan yang tidak diare yaitu sebesar 3,6%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas fisik air minum

dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 1,000.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa statistik, maka dapat disimpulkan faktor

determinan yang berpengaruh terhadap diare di Desa Sungai Ambangah adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.100
Matriks Penentuan Faktor determinan Desa Sungai Ambangah

Faktor determinan Penjelasan

Hasil survei penentuan faktor determinan


menyatakan terdapat hubungan antara kepemilikan
pemberian ASI ekslusif dengan kejadian diare pada
Pemberian ASI Ekslusif balita (p value = 0,051). OR=3,667 dengan CI 95%
(1,141-11,787), dimana responden yang tidak
memberikan ASI Ekslusif berisiko sebanyak 3,667
kali balitanya mengalami diare dibandingkan balita

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [99]


yang diberi ASI ekslusif.
Hasil survei penentuan faktor determinan
menyatakan terdapat hubungan antara perebusan
Perebusan Botol Susu botol susu bayi/balita dengan kejadian diare pada
Bayi/Balita balita (p value = 0,002). Keluarga yang tidak
merebus botol susu berisiko 8,40 balitanya
menderita diare.
Hasil survei penentuan faktor determinan
menyatakan terdapat hubungan antara kemudahan
Kemudahan Mendapatkan Air mendapatkan air bersihdengan kejadian diare pada
Bersih balita (p value = 0,05). Keluarga sulit mendapatkan
air bersih berisiko 3,333 kali balitanya menderita
diare.
Hasil survei penentuan faktor determinan
menyatakan terdapat hubungan yang bermakna
antara kemudahan mendapatkan air minum dengan
Kemudahan Mendapatkan Air
kejadian diare pada balita (p value = 0,015). Rumah
Minum
tangga yang sulit mendapatkan air minum dimusim
kemarau berisiko 4,636 kali balitanya menderita
diare.
Hasil survei penentuan faktor determinan
menyatakan bahwa respoden yang tingkat
Pengetahuan ibu dengan pengetahuannya kurang baik, lebih banyak
kejadian diare balitanya menderita diare sebanyak 23 orang
(82,1%) dibandingkan dengan tidak menderita diare
sebanyak 22 orang (78,6 %).
Hasil survei penentuan faktor determinan
menyatakan bahwa respoden yang sikapnya
Sikap ibu dengan kejadian diare tidak mendukung, lebih banyak balitanya
menderita diare yaitu sebanyak 28 orang
(100%),dibandingkan dengan responden yang
tidak menderita diare sebanyak 27 orang (96,4
%)
Hasil survei penentuan faktor determinan
menyatakan bahwa respoden yang responden
Pemberian Susu Formula Pada yang memberikan susu formula pada
Bayi/Balita bayi/balitanya, lebih banyak balitanya
menderita diare yaitu sebesar 96,4%,
dibandingkan dengan yang tidak menderita
diare yaitu 85,7%.

Hasil survei penentuan faktor determinan


Ketersediaan Sumber Air Bersih menyatakan bahwa respoden yang responden
Rumah Tangga yang asal sumber air bersih dari sumur/sungai
lebih banyak balitanya menderita diare yaitu
sebesar 50,0%, dibandingkan asal sumber air
bersih dari PDAM/PAH.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [100]


PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [101]
BAB IV
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM

4.1. Perencanaan Program Intervensi

4.1.1. Program Kegiatan Intervensi

Tabel 4.1
Rencana program kegiatan intervensi Praktikum Kesehatan Masyarakat
di Desa Sui Ambangah Tahun 2015

Faktor Penyebab Rencana Kegiatan Strategi Keterangan

Faktor Penyebab Rencana Kegiatan Strategi Keterangan

1. Pemberian ASI Ekslusif a. Pembentukan POKJA a. Berkoordinasi dengan pihak terkait, a. Intervensi jangka panjang.
ASI di desa Sui sehinngga POKJA ASI terbentuk
Ambangah dengan mengeluarkan SK dari
puskesmas.

b. Pelatihan kader b. Advokasi ke pimpinan puskesmas


terkait alokasi dana bagi kegiatan
pelatihan kader POKJA ASI secara
berkesinambungan.

2. Perebusan botol susu Meningkatkan pengetahuan


bayi/balita simulasi penggunaan kader tentang cara penggunaan
botol susu yang benar botol susu yang benar pada Intervensi jangka pendek
pada bayi bayi/balita

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [102]


Faktor Penyebab Rencana Kegiatan Strategi Keterangan

3 Pemberian susu formula a. Penyuluhan tentang a. Memberikan penyuluhan kepada a. Intervensi jangka pendek
pada balita pentingnya menjaga ibu-ibu yang mempunyai balita. saat kegiatan berlangsung
kebersihan botol susu
yang digunakan untuk
balita dengan sasaran
ibu yang mempunyai
balita.

4 Kepemilikan jamban a. Pemberdayaan a. Program pemberdayaan masyarakat a. Intervensi jangka pendek


Masyarakat melalui dengan terlebih dahulu dengan penyuluhan dan
Arisan Jamban Sehat. mensosialisasikan dan membentuk membentuk tim kerja disetiap
Tim Kerja Sanitasi Dasar Berbasis Dusun yang berfungsi untuk
Masyarakat (STBM) dengan fokus memicu masyarakat untuk
kegiatan utama adalah untuk membuat jamban sehat.
mengelola program arisan jamban
sehat

5 Ketersediaan sumber a. Pemberdayaan a. Program pemberdayaan masyarakat a. Intervensi jangka pendek


air bersih rumah tangga. Masyarakat melalui dengan terlebih dahulu dengan penyuluhan dan
Arisan penyediaan mensosialisasikan dan membentuk membentuk tim kerja disetiap
sumber air bersih Tim Kerja Sanitasi Dasar Berbasis Dusun yang berfungsi untuk
rumah tangga. Masyarakat (STBM) dengan fokus memicu masyarakat untuk
kegiatan utama adalah untuk membuat penampungan
menyediakan sumber air bersih di sumber air bersih rumah
Dusun Kumpai, Desa Sungai tangga.
Ambangah.

6 Ketersediaan sumber a. Pemberdayaan a. Program pemberdayaan masyarakat a. Intervensi jangka pendek


air minum rumah Masyarakat melalui dengan terlebih dahulu dengan penyuluhan dan
tangga. Arisan penyediaan mensosialisasikan dan membentuk membentuk tim kerja disetiap
sumber air minum Tim Kerja Sanitasi Dasar Berbasis Dusun yang berfungsi untuk
rumah tangga Masyarakat (STBM) dengan fokus memicu masyarakat untuk
kegiatan utama adalah untuk membuat penampungan
menyediakan sumber air minum sumber air minum rumah
rumah tangga. tangga.

Menurut Azrul Azwar (1996) cara melakukan pilihan prioritas pemecahan

masalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kriteria matriks dengan

memperhatikan kriteria diantaranya:

1. Efektifitas Jalan Keluar

Tetapkanlah nilai efektivitas (effectivity) untuk setiap alternatif jalan keluar,

yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5

(paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang efektifitasnya paling tinggi. Untuk

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [103]


menentukan efektivitas jalan keluar, pergunakanlah kriteria tambahan sebagai

berikut:

a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

Hitunglah besarnya masalah (magnitude) yang dapat diatasi apabila jalan

keluar tersebut dilaksanakan, untuk setiap alternatif. Makin besar masalah yang dapat

diatasi,makin tinggi “prioritas jalan keluar tersebut.”

b. Pentingnya jalan keluar.

Hitunglah pentingnya jalan keluar (improtancy) dalam mengatasi masalah

yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Pentingnya jalan keluar yang dimaksudkan

disini dikaitkan dengan lama selesainya masalah. Makin lama selesainya masalah,

makin penting jalan keluar tersebut.

c. Sensitivitas jalan keluar.

Hitunglah sensitifitas jalan keluar (Sensitivitas) dalam mengatasi masalah

yang dihadapi, untuk setiap alternatif. Sensitivitas yang dimaksud disini dikaitkan

dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat masalah teratasi,

makin sensitif jalan keluar tersebut.

2. Efisiensi jalan keluar.

Tetapkanlah nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternative jalan keluar,

yakni dengan memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sampai dengan angka 5

(paling efisien). Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang

diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan.

Makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [104]


Tabel 4.2
Penetapan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Diare
Berdasarkan Metode PAHO

Efektifitas Efisiensi
Altenatif Pemecahan Masalah Total Prioritas
M I S C
Pembentukan POKJA ASI 3 2 2 1 12 I
Pemasangan poster 4 2 2 2 6 II

Penyuluhan tentang IMD 2 1 1 2 5 III

Keterangan :

1. Efektifitas, diukur dengan kriteria :

 M = Magnitude, yaitu besarnya masalah (besarnya manfaat yang diperoleh

jika kegiatan tersebut dilaksanakan).

 I = Importency, yaitu pentingnya jalan keluar dalam menghadapi masalah

(dikaitkan dengan lama selesainya masalah jika kegiatan tersebut

dilaksanakan).

 S = Sensitivitas, yaitu kecepatan mengatasi masalah tersebut jika kegiatan

tersebut dilaksanakan.

2. Efisiensi, dikaitkan dengan biaya (Cost), makin besar biaya makin tidak efisien.

3. Rumus perhitungan untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah

adalah sebagai berikut :

F det = M x I x S
C
Adapun hasil penelitian untuk menetapkan prioritas alternatif pemecahan

masalah Diare di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya.

Berdasarkan identifikasi pemecahan masalah Diare berdasarkan metode

PAHO di atas, maka prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [105]


A. Pembentukan POKJA ASI .

1. Tujuan:

Tercapainya upaya peningkatan pengetahuan kader dan masyarakat

tentang ASI melalui pelatihan dan penyuluhan secara berkesinambungan.

Sasaran :

Kepala desa, Bidan Dan Kader

2. Metode :

Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

B. Pembuatan dan pemasangan poster

1. Tujuan :

memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya pencegahan

diare melalui pemberian ASI Ekslusif, sehingga terjadinya perubahan

perilaku yang signifikan.

2. Sasaran :

Masyarakat

3. Metode :

Pembagian poster ke posyandu.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [106]


1.1.2 Rencana Kegiatan

Tabel 4.4
Rencana kegiatan (Plan Of Action-POA) Kegiatan Intervensi PKM di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Mempawah Timur tahun 2013

Jenis Kegiatan Tujuan (TIU & TIK) Sasaran Waktu Lokasi Metode Media PJ Biaya

2. Koordinasi terbentuknya POKJA ASI di wilayah kerja Aula kantor


pembentukan Puskesmas Sui Durian khususnya di Desa Sui desa,
POKJA ASI dan Ambangah Desa sui
pembuatan poster ambangah
Ceramah, curah
Kepala Desa, Sabtu, 27 Maret kecamatan sui Print out dan Ronald dan
pendapat dan Rp.500.000
Bidan dan Kader 2015. raya Poster Aisyah
Tanya jawab
tercapinya upaya peningkatan pengetahuan kader dan
masyarakat tentang ASI melalui pelatihan dan
penyuluhan secara berkesinambungan.

3. Pemasangan poster memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang posyandu


di posyandu upaya pencegahan diare melalui pemberian ASI
Ekslusif. Posyandu dan
Sabtu, 4 April Pemasangan
Adanya perubahan perilaku sehingga lebih tempat-tempat Poster TIM Rp. 500.000
2015. langsung.
mengutamakan pemberian ASI Ekslusif pada bayinya. umum.

4. Penyuluhan tentang Aula kantor


pentingnya menjaga desa,
kebersihan botol
Desa sui
susu yang memberikan pengetahuan pada ibu bayi dan balita
digunakan untuk Ibu-ibu yang Sabtu, 27 Mared ambangah Ceramah,Demon
tentang Mensterikan botol dengan tujuan membunuh
balita dengan memiliki bayi dan 2015. (09.00- kecamatan sui strasi dan Tanya Poster Aisyah Rp. 300.000
kuman-kuman agar botol terhindar dari penyakit raya
sasaran ibu yang balita 15.00). jawab
diare.
mempunyai balita.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [107]


Jenis Kegiatan Tujuan (TIU & TIK) Sasaran Waktu Lokasi Metode Media PJ Biaya

4. Penyuluhan tentang Aula kantor


pentingnya menjaga desa,
kebersihan botol
Desa sui
susu yang memberikan pengetahuan pada ibu bayi dan balita
digunakan untuk Ibu-ibu yang Sabtu, 27 Mared ambangah Ceramah,Demon
tentang Mensterikan botol dengan tujuan membunuh
balita dengan memiliki bayi dan 2015. (09.00- kecamatan sui strasi dan Tanya Poster Aisyah Rp. 300.000
kuman-kuman agar botol terhindar dari penyakit raya
sasaran ibu yang balita 15.00). jawab
diare.
mempunyai balita.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [108]


1.1.3 Indikator Keberhasilan

Tabel 4.5
Indikator Keberhasilan Intervensi PKM
di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Jenis Kegiatan Indikator Satuan Target

Output :
pembentukan POKJA ASI
Terbentuknya POKJA ASI dengan Orang 2 kelompok
SK yang dikeluarkan oleh Puskesmas
Sui Durian

Outcome : terbentuknya POKJA


Adanya peningkatan persentase bayi ASI
ASI ekslusif serta menurunnya angka
kejadian diare pada bayi/balita

Input :
- Dana Paket Rp. 500.000
- Tenaga Orang 4 Orang
Proses :
koordinasi dengan kader kesehatan dan
pembuatan poster sesuai dengan Kali 1 Kali
masalah kesehatan yang di dapat.
Pembuatan dan Pembagian Output :
poster terbuat dan terpasangnya poster di
poster 20 buah
posyandu
Outcome :
adanya peningkatan pengetahuan dan terbuat dan
perubahan perilaku sehingga angka terpasangnya poster.
kejadian diare menurun

Input :
- Dana paket Rp.150.000
- Tenaga Orang 3 Orang
Proses :
Pelaksanaan pemasangan Poster
tentang diare di Posyandu dan tempat- Kali 1 Kali
tempat umur
Pemasangan poster di
posyandu dan tempat-tempat
umum.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [109]


Jenis Kegiatan Indikator Satuan Target

Input :
- Dana paket Rp.150.000
- Tenaga Orang 3 Orang
Proses :
Pelaksanaan pemasangan Poster
tentang diare di Posyandu dan tempat- Kali 1 Kali
tempat umur
Pemasangan poster di Output :
posyandu dan tempat-tempat
Terpasangnya poster tentang diare di Lembar 30 Lembar
umum.
tempat-tempat umum.

15 dari 20 Orang yang


rumahnya dekat dengan
Posyandu atau tempat
Outcome : Orang
umum yang dipasang
Poster tahu dan mengerti
pesan dari poster.
Input :
- Dana Paket Rp.200.000,-
- Tenaga Orang 2 orang
Proses :
Penyuluhan kegiatan pentingnya Kali 1 kali
Penyuluhan tentang menjaga kebersihan botol susu
pentingnya menjaga Output :
kebersihan botol susu yang terlaksananya kegiatan penyuluhan Orang 45 orang
digunakan untuk balita tentang pentingnya menjaga
dengan sasaran ibu yang kebersiahan botol susu.
mempunyai balita. Outcome : 80% atau 8 dari 10 orang
Ibu dapat mempraktikan sendiri cara ibu yang dipilih secara
pentingnya menjaga kebersihan botol acak dapat mempraktikan
susu. Orang
cara membersihkan botol
susu sebelum
digunakan.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [110]


1.1.4 Penetapan Jadwal Kegiatan

Tabel 4.6
Jadwal kegiatan Intervensi Praktikum Kesehatan Masyarakat
di desa Sungai Ambangah Tahun 2015

Kegiatan Tahapan Kegiatan Hari Tanggal Jam Tempat

1. Penyuluhan tentang - Koordinasi Rabu 24 Mared 2015 08.00 – 10.00 Kantor desa
diare. - pembuatan media penyuluhan Rabu 24 Mared 2015 11.00 – 16.00 Posko
- membuat surat undangan kegiatan Kamis 25 Mared 2015 08.00 – 10.00 Posko
- mengantarkan surat undangan kegiatan. Kamis 25 Mared 2015 13.00 - 16.30
- Rapat persiapan kegiatan Jumat 26 Mared 2015 08.00 - 10.00 kantor desa
- Kegiatan penyuluhan. Sabtu 27 Mared 2015 15.30 – 16.30
2. Sosialisasi dan - Koordinasi Rabu 24 Mared 2015 08.00 – 10.00 Kantor desa dan
pembentukan Tim puskesmas.
- Pembuatan materi sosialisasi Kamis 25 Mared 2015 16.00 – 22.00
pemicu Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat - Pembuatan Surat undangan. Sabtu 27 Mared 2015 08.00 – 10.00 Rumah Kades
(STBM). - Mengantarkan surat undangan. Sabtu 27 Mared 2015 11.00 – 17.00 Rumah Kades
- Rapat persiapan Minggu 28 Mared 2015 08.00 – 10.00 Kantor desa
- Kegiatan sosialisasi Senin 29 Mared 2015 08.00 – 10.00 Kantor desa
- Pembentukan tim STBM Senin 29 Mared 2015 10.00 – 11.00
3. Pemasangan poster - Koordinasi Rabu 24 Mared 2015 08.00 – 10.00 Kantor desa
di posyandu dan - Pembuatan Poster Rabu-sabtu 24-27 Mared 2015 08.00 – 10.00 Posko dan percetakan
tempat-tempat umum.
- Pemasangan poster Minggu 28 Mared 2015 08.00 – 10.30 Posyandu, surau,
- Evaluasi Rabu 1 Mared 2015 masjid, dan tempat
umum lain.

4. Penyuluhan tentang - Koordinasi Rabu 24 Mared 2015 08.00 – 10.00 Kantor desa
pentingnya menjaga - Penyiapan alat dan media Rabu 24 Mared 2015 11.00 – 16.00 Posko
kebersihan botol susu
- Mengantarkan surat undangan. Kamis 25 Mared 2015 13.00 – 16.30 Kantor desa
yang digunakan
- Rapat persiapan kegiatan Jumat 26 Mared 2015 08.00 – 10.00
untuk balita dengan
sasaran ibu yang - Kegiatan Sabtu 27 Mared 2015 16.30 – 17.00
mempunyai balita.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [111]


1.2 Pelaksanaan Program

1.2.1 Gambaran Umum Lokasi Intervensi

1. Geografi

Desa Sungai Ambangah merupakan desa yang terletak di wilayah

Kecamatan sSungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang terdiri dari tiga dusun,

tujuh RW, 32 RT. Adapun nama-nama dusun tersebut yaitu dusun Mekar Sari,

Karis Sari, dan Kembar. Luas wilayah daratan desa Sungai Ambangah + 15.560

km2.

berikut:

1. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Sungai Asam


2. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Sungai Raya
3. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sungai Ambawang
4. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Rasau Jaya
2. Demografi

Berdasarkan data dari Profil Desa Sui Ambangah tahun 2012, jumlah

penduduk Desa Sui Ambangah sebanyak 2.754 jiwa, dengan penduduk laki-laki

sebanyak 1.333 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.421 jiwa.,

sedangkankan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 737 kepala Keluarga. Penduduk

desa Sungai Ambangah paling banyak pada kelompok umur 17 – 29 tahun yaitu

sebesar 846 jiwa. Tingkat pendidikan masyarakat didesa Sungai Ambangah paling

banyak adalah Sekolah Dasar yaitu sebesar 45,6% dan tidak sekolah dan tidak

tamat SD sebesar 42,5%. Jenis pekerjaan penduduk, paling banyak berkerja

sebagai petani yaitu sebesar 56,6%.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [112]


3. Sarana kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Sui Ambangah terdiri dari 1 (satu)

buah Puskesmas Pembantu yang terletak di Dusun Sungai Ambangah Tengah, 1

(satu). buah Polindes yang terletak di Dusun Sungai Ambangah Laut. Fasilitas

kesehatan lain yang ada di Desa Sui Ambangah adalah posyandu sebanyak 3

(tiga) buah. Masing-masing terletak di Dusun yaitu Dusun Mekar Sari, Dusun

Kumpai, dan Dusun Karya Desa.

Intervensi

1. Pembentukan POKJA ASI .

Kegiatan intervensi kesehatan tentang pembentukan POKJA ASI

dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 Maret 2015 di AULA Kantor Desa

Desa Sui Ambangah. Dalam kegiatan intervensi tersebut dihadiri oleh Kepala

Desa, Bidan Desa dan kader kesehatan yang berasal dari masing-masing

posyandu di wilayah desa tersebut. Kegiatan i ini bertujuan untuk

memberikan sosialisasi tentang pentingnya pembentukan POKJA ASI. Media

yang digunakan berupa in Fokus dan LCD, yang berisi tentang Materi

pentingnya ASI bagi pencegahan penyakit diare pada bayi/balita.

2. Pemasangan Poster di posyandu dan tempat-tempat umum.

Kegiatan pemasangan poster dilakukan pada hari minggu tanggal 04 April

2015. Pemasangan poster dilakukan di posyandu. Sasaran dari pemasangan poster

ini adalah masyarakat khususnya masyarakat. Isi dari poster yaitu berkaitan

dengan pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi pencegahan dan penaggulangan

penyakit diare. Dengan dilakukan pemasangan poster di posyandu diharapkan

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [113]


masyarakat akan menjadi tahu dan akan terjadi perubahan perilaku masyarakat

secara perlahan.

Evaluasi

Tabel 4.7
Matriks Evaluasi Hasil Kegiatan intervensi PKM di Desa Sui Ambangah

Jenis Kegiatan Indikator Target Realisasi % Realisasi

Input :
- Dana Rp. 150.000 Rp. 150.000 100%
- Tenaga 3 orang 3 orang 100%
Proses :
Pelaksanaan Kegiatan
1 kali 1 kali 100%
Penyuluhan
Output :
Terlaksana Kegiatan
Penyuluhan tentang diare,
pencegahan, dan cara 40 orang ibu 35 orang ibu 85,70%
Penyuluhan penanggulangannya.
tentang diare.
Outcome :

Terdapat Hasil uji statistik


perbedaan menyatakan
tingkat terdapat
Adanya perbedaan tingkat
pengetahuan perbedaan tingkat
pengetahuan responden
antara sebelum pengetahuan 100%
sebelum dan sesudah
dan sesudah antara sebelum
penyuluhan.
penyuluhan dan sesudah
dengan (p penyuluhan (p
value ≤ 0,05) value = 0,000).

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [114]


Jenis Kegiatan Indikator Target Realisasi % Realisasi

Input :
- Dana Rp. 200.000 Rp.200.000 100%
- Tenaga 3 Orang 3 orang
Proses :
Pelaksanaan Sosialisasi dan
pembentukan Tim pemicu
Sanitasi Total Berbasis 1 Kali 1 kali 100%
Masyarakat (STBM) di Desa
Sosialisasi dan Parit Banjar
pembentukan Output :
Tim pemicu
Terlaksananya Sosialisasi dan
Sanitasi Total
pembentukan Tim pemicu
Berbasis
Sanitasi Total Berbasis 40 orang 36 Orang 90%
Masyarakat
Masyarakat (STBM) di Desa
(STBM).
Parit Banjar.
Outcome :
Terbentuknya Tim Pemicu Terbentuknya Terbentuknya
Sanitasi Total Berbasis Tim Kerja Tim Kerja Pemicu
Lingkungan di desa Parit Pemicu STBM STBM di 2 dusun
Banjar. di 4 dusun dari 4 dusun yang 50%
yang ada di ada di desa Parit
desa Parit Banjar.
Banjar
Input :
- Dana Rp.150.000 Rp.150.000 100%
- Tenaga 3 Orang 3 Orang
Proses :
Pelaksanaan pemasangan
Poster tentang diare di
1 Kali 1 kali 100%
Posyandu dan tempat-tempat
umur
Output :
Pemasangan
poster di Terpasangnya poster tentang 25 Lembar 25 Lembar 100%
posyandu dan diare di tempat-tempat umum.
tempat-tempat
9 dari 10 Orang
umum.
yang rumahnya
7 dari 10 rumah
dekat dengan
yang dekat
Posyandu atau
dengan tempat
tempat umum
Outcome : pemasangan 70%
yang dipasang
pernah melihat
Poster pernah
dan membaca isi
melihat dan
poster.
membaca isi
poster.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [115]


Jenis Kegiatan Indikator Target Realisasi % Realisasi

Input :
- Dana Rp. 30.000 Rp. 30.000 100%
- Tenaga 3 Orang 3 Orang
Proses :
Pelaksanaan kegiatan
Demontrasi Pembuatan Larutan 1 Kali 1 Kali 100%
Penyuluhan
Gula Garam (LGG).
tentang
pentingnya
menjaga Output :
kebersihan botol terlaksananya kegiatan
susu yang Demontrasi Pembuatan Larutan
digunakan untuk Gula Garam (LGG).
balita dengan 40 orang ibu 35 orang ibu 85,70%
sasaran ibu yang Outcome :
mempunyai 8 dari 10 ibu
balita. yang dipilih
7 dari 10 ibu yang
secara acak
dipilih secara
Ibu dapat mempraktikan sendiri dapat
acak dapat
cara membuat Larutan Gula mempraktikan 70%
mempraktikan
Garam (LGG). cara membuat
cara pembuatan
larutan Gula
LGG
garam.

- Pembahasan

1. Pembentukan POKJA ASI.

Salah satu prioritas memecahan masalah diare yang ada di Desa Sui

Ambangah adalah penyuluhan kesehatan. Pemilihan penyuluhan menjadi prioritas

pemecahan masalah karena berdasarkan hasil analisa faktor determinan faktor

yang paling banyak berpengaruh terhadap kejadian diare pemberian ASI ekslusif.

Selain faktor pemberian ASI ekslusif, faktor lain yang berpengaruh adalah

perebusan botol susu pada bayi. Menurut Ottawa Charter, pilar kesehatan antara

lain adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah proses

pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan dan

memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya

bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [116]


2. Pemasangan poster di posyandu

Kegiatan intervensi yang lain adalah pemasangan poster di posyandu.

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan

pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi untuk penanggulangan dan

pencegahan penyakit diare. Upaya pencegahan diare merupakan tanggung jawab

semua masyarakat maka perlu suatu upaya promosi kesehatan yang semua

masyarakat bisa terpapar, dan salah satu media yang bisa digunakan adalah poster

yang dipasang di posyandu.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [117]


BAB V
HAMBATAN DAN PERMASALAHAN

5.1 Hambatan dan Permasalahan

Hambatan dan permasalahan secara teknis yang ada di Desa Sui

Ambangah Kecamatan Sui Raya Kabupaten Kubu Raya dalam kegiatan

Praktikum Kesehatan Masyarakat adalah:

1. Pada tahapan analisis situasi dan identifikasi masalah kesehatan masyarakat

yaitu survey cepat dimasyarakat ( pengambilan data primer kerja kuantitatif )

terdapat hambatan-hambatan yaitu kurangnya kerja sama anatara masyarakat

dan mahasiswa yang tidak mengetahui masalah kesehatan dan kesesuaian

waktu antara masyarakat dan mahasiswa tidak sama, karena masyarakat hanya

bisa pada saat siang sampai sore hari, sehingga perlu waktu untuk

menyelesaikan tahapan tersebut menyebabkan keterlambatan pada tahap survei

cepat dengan menggunakan kuesioner, dan hambatan yang lain adalah akses

jalan yang tidak memadai dikarenakan jalan yang rusak. Sedangkan indept

interview (pengambilan data primer kualitatif), terdapat hambatan yaitu

sulitnya menemui kepala desa beserta perangkat desanya. Dan pada tahap

selanjutnya yaitu collecting data sekunder di puskesmas (laporan program,

laporan bulanan, profil, dan laporan wabah) terdapat hambatan yaitu kurang

lengkapnya laporan-laporan yang ada di puskesmas. Sehingga sulit untuk

menganalisis data sekunder yang ada di puskesmas.

2. Pada tahap analisis penyebab faktor determinan yaitu dengan mengambil data

dengan menggunakan kuesioner terdapat beberapa hambatan yang juga sama

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [118]


dengan pada saat rapid survei yaitu kesesuaian waktu antara masyarakat dan

mahasiswa tidak sama, karena masyarakat hanya bisa pada saat siang sampai

sore hari, sehingga perlu waktu untuk menyelesaikan tahapan tersebut. Dan

menyebabkan keterlambatan pada tahap analisis penyebab faktor determinan

dengan menggunakan kuesioner.

3. Pada tahap intervensi terdapat beberapa kegiatan yang mendapatkan hambatan

yaitu pada kegiatan Penyuluhan masalah diare hambatannya adalah

keterbatasan media yang digunakan saat penyuluhan dan komunikasi yang

tidak efektif karena terlalu ramai masyarakat yang mengikuti penyuluhan,

sehinggamelebihi dari yang telah ditentukan.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [119]


BAB V
PENUTUP
6.1.KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM) yang

dilakukan di Desa Sui Ambangah dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Prioritas utama masalah kesehatan yang ada di Desa Sui ambangah

Adalah penyakit diare.

2. Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian diare adalah,

Pemberian ASI Ekslusif dan Perebusan botol susu bayi/balita.

3. Prioritas pemecahan masalah diare di Desa Sui Ambangah adalah

Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan POKJA ASI,

Mengadakan kerja sama dengan forum AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui

Indonesia), Mengadakan pelatihan kader POKJA ASI secara

berkesinambungan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan

Kabupaten Kubu Raya serta pembuatan dan pemasangan poster tentang

pentingya pemberian ASI Ekslusif pada bayi.

4. Hasil evaluasi terhadap kegiatan intervensi kesehatan tentang diare,

berupa terbentunya POKJA ASI melalui penerbitan SK dari puskesmas

Sui Durian, Pemasangan Poster berhasil dilakukan di posyandu ASIH

dan posyandu MELATI dengan menggunakan model dan bahasa local.

terbentuknya tim kerja di 2 (dua) dusun di Desa Sui Ambangah.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [120]


6.1. SARAN

1. Kepada pemerintah Desa Sui Ambangah.

a. Perlu dibentuk Tim monitoring sehingga POKJA ASI yang sudah

terbentuk dapat berjalan sesuai dengan perencanaan awal, sehingga

angkat kesakitan diare pada bayi/balita dapat menurun.

b. Perlunya dilakukan penyuluhan dari petugas kesehatan setempat tentang

PHBS.

c. Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan dan LSM terkait, sehingga

dapat mengurangi angka kejadian diare.

2. Kepada pihak Puskesmas Desa Sui Durian.

a. Melakukan kegiatan penyuluhan secara berkelanjutan terutama tentang

PHBS.

b. Melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap kegiatan tim

POKJA ASI yang telah dibentuk.

c. Melakukan pelatihan terhadap kader posyandu yang ada di Desa Sui

Ambangah untuk meningkatkan peran kader khususnya dalam upaya

pencegahan dan penanggulangan diare.

d. Mengalokasikan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk

upaya pelaksanaan kegiatan POKJA ASI khususnya masyarakat Desa Sui

Ambangah.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [121]


3. Kepada Masyarakat

a. Meningkatkan PHBS sehingga angka kejadian diare berkurang.

b. Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI

Ekslusif pada bayi.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [122]


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Sungai AmbangahKecamatan Sungai Raya


Tahun 2014 ............................................................................................................ 22
Tabel 3.2Distribusi dan Frekuensi Penyakit pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah ............. 23
Tabel 3.3Persentase Bayi BGM, ASI Eksklusif, dan Kematian Perinataldi Desa Sungai Ambangah
2012, 2013, 2014 ................................................................................................... 24
Tabel 3.6Persentase Keluarga dengan Akses Air BersihDesa Sungai Ambangah Tahun 2014 ...... 25
Tabel 3.7Kepemilikan Sarana Sanitasi DasarDesa Sungai Ambangah Tahun 2014 ....................... 25
Tabel 3.8Penyakit Tidak menulardi desa sungai ambangah tahun 2015 ......................................... 29
Tabel 3.9Persentase Penyakit Tidak Menulardi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ................... 30
Tabel 3.10Proporsi Bayi yang Ditimbang pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
............................................................................................................................... 31
Tabel 3.11Proporsi Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatandi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 31
Tabel 3.12Proporsi Bayi yang Diberi ASI EksklusifPada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 32

Tabel 3.13Sumber Air Keperluan Rumah Tangga pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 32
Tabel 3.14Sumber Air Untuk Keperluan Masak dan Minum Rumah Tanggadi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 34
Tabel 3.15Sumber Pencemaran Kurang Dari 10 Meter dari Sumber AirPada Masyarakat di Desa
Sungai Ambangah Tahun 2015 .............................................................................. 34
Tabel 3.16Kemudahan Mendapatkan Airdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ......................... 35
Tabel 3.17Kemudahan Mendapatkan Airdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ......................... 35
Tabel 3.18Cara Mengolah Airdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 .......................................... 36
Tabel 3.19Tempat Penampungan Limbah dari kamar mandi/ tempat cuci/dapurPada Masyarakat di
Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ..................................................................... 36
Tabel 3.20Saluran Pembuangan Air Limbah di Kamar Mandidi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 37
Tabel 3.21Ketersediaan Pembuangan Sampah diluar rumah37di Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 37
Tabel 3.22 Tempat Pengumpulan/Penampungan Sampah Rumah Tanggadi Luar Rumah di
Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ..................................................................... 37
Tabel 3.23 38Ketersediaan Tempat Penampungan Sampah Basah (Organik)di Dalam
Rumahdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ..................................................... 38
Tabel 3.24 Jenis Tempat Pengumpulan/ Penampungan Sampah Basah (Organik)di Dalam
Rumah di Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 .................................................... 38
Tabel 3.25 Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternakdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 39
Tabel 3.26 Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternakdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 39

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [123]


Tabel 3.27 Tempat Pemeliharaan Ternakdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 .................. 40
Tabel 3.28 Tempat Pemeliharaan Ternakdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 .................. 40
Tabel 3.29 Tempat Pemeliharaan Ternakdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 .................. 41
Tabel 3.30 Kepemilikan Jamban pada Rumah Tanggadi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
............................................................................................................................... 41
Tabel 3.31 Kondisi Jamban Rumah Tangga Pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 42
Tabel 3.32 Keberadaan Jentik Nyamuk di Tempat Penampungan Airdi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 42
Tabel 3.33 Kondisi Tempat Penampungan Air Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 43
Tabel 3.34 Sampah Yang Dapat Menampung Air Di Sekitar Rumahdi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 43
Tabel 3.35 Proporsi persalinan pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ...... 44
Tabel 3.36 Proporsi pemberian ASI eksklusifdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ........... 44
Tabel 3.37 Proporsi balita ditimbang masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ..... 45
Tabel 3.38 Proporsi Air Minum Dimasakdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 ................. 45
Tabel 3.39 Proporsi menguras bak mandi sekali seminggudi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 45
Tabel 3.40 Proporsi Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabundi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 46
Tabel 3.41 Proporsi Tempat Buang Air Besar (BAB) masyarakatdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 46
Tabel 3.42 Proporsi Menggosok Gigi Setiap Hari Pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 47
Tabel 3.43 Proporsi Anggota Rumah Tangga Yang Merokokdi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 47
Tabel 3.44 Proporsi Kelompok Umur Yang Merokokdi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
............................................................................................................................... 48
Tabel 3.45 Proporsi Banyaknya Konsumsi Rokok Anggota Keluargadi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 48
Tabel 3.46 Proporsi jenis rokok yang dihisap masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 49
Tabel 3.47 Proporsi Anggota Keluarga Yang Merokok Dalam Rumahdi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 49
Tabel 3.48 Proporsi Jarak Rumah Ke Pelayanan Kesehatandi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 50
Tabel 3.49 Proporsi Waktu Tempuh Rumah Ke Pelayanan Kesehatandi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 50
Tabel 3.50 Proporsi keberadaan Angkutan Umum ke pelayanan kesehatandi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 51
Tabel 3.51 Rasio Pemanfaatan Pelayanan Kesehatandi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 51
Tabel 3.52 Layanan kesehatan yang digunakan Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 52

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [124]


Tabel 3.53 Proporsi Alasan Tidak Menggunakan Pelayanan Kesehatandi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 53
Tabel 3.54 Proporsi Penyuluhan Kesehatan Pada Masyarakatdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 54
Tabel 3.55 Proporsi Pelayanan Kesehatan Tradisional Pada Masyarakatdi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 54
Tabel 3.56 Proporsi Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional Pada Masyarakatdi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 55
Tabel 3.57 Matriks Masalah Kesehatandi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015 .................... 56
Tabel 3.50 Matriks Penentuan Prioritas masalah berdasarkan metode MCUADesa Sei
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 60
Tabel 3.62 Distribusi dan Frekuensi Pendapatan Keluarga Respondendi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 74
Tabel 3.63 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pengetahuan Respondendi Desa Sungai
Ambangah Tahun 2015 .......................................................................................... 75
Tabel 3.69 Distribusi Dan Frekuensi Pemberian Susu Formuladi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 79
Tabel 3.70 Distribusi Dan Frekuensi Perebusan Botol SusuDi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 80
Tabel 3.64 Distribusi Dan Frekuensi Kepemilikan Jambandi Desa Sungai Ambangah Tahun
2015 ....................................................................................................................... 80
Tabel 3.65 Distribusi Dan Frekuensi Kondisi JambanDi Desa Sungai Ambangah Tahun 2015
............................................................................................................................... 81
Tabel 3.66 Distribusi Dan Frekuensi Ketersediaan Air Bersihdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 82
Tabel 3.67 Distribusi dan Frekuensi Kemudahan Mendapatkan Sumber Air Bersihdi Desa
Sungai Ambangah Tahun 2015 .............................................................................. 82
Tabel 3.68 Distribusi Dan frekuensi Kualitas Fisik Air Bersihdi Desa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................ 83
Tabel 3.69 Distribusi dan frekuensi Kualitas Asal Sumber Air Minumdi Desa Sungai
Ambangah 2015 .................................................................................................... 84
Tabel 3.70 Distribusi Dan frekuensi Kemudahan Mendapatkan Air MinumDi Desa Sungai
Ambangah 2015 .................................................................................................... 84
Tabel 3.71 Distribusi Dan frekuensi Kualitas Fisik Air Minumdi Desa Sungai Ambangah
2015 ....................................................................................................................... 85
Tabel 3.76 Hubungan Kebiasaan CTPS Sebelum Memberikan Makanan /Minuman Pada
Bayi/Balita dengan Kejadian Diaredi Desa Sungai Ambangah 2015 .................... 89

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [125]


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Sungai Ambangah ......................................... 22


Gambar 3.2 Jumlah Pelayanan K1, K4 dan Bumil dengan Pertolongan Yankes di Desa Sungai
Ambangah Tahun 2011 s/d 2014 .............................................................................. 24
Gambar 3.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah TanggaPuskesmas Sungai Durian Tahun
2012 .......................................................................................................................... 26
Gambar 3.4 Tingkat Pendapatan MasyarakatDesa Sungai Ambangah Tahun 2015 .................... 27
Gambar 3.5 Persentase Kematian dalam KeluargaDesa Sungai Ambangah Tahun 2015 ............ 28
Gambar 3.6 Penyakit Penyebab Kematian Anggota Rumah TanggaDesa Sungai Ambangah
Tahun 2015 ............................................................................................................... 28

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [126]


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan Praktikum
Kesehatan Masyarakat (PKM) di Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai
Raya Kabupaten Kubu Raya dengan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak, penyusunan laporan ini tidak akan terwujud. Oleh
karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Helman Fachri, SE, MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Pontianak.
2. Ibu Indah Budiastutik, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
3. Ibu Elly Trisnawati, SKM, M.Kes (Epid) selaku ketua prodi kesehatan
masyarakat sekaligus dosen pembimbing fakultas Praktikum Kesehatan
Masyarakat.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak yang telah membekali dengan pengetahuan dan
memberi pelayanan akademik.
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan Praktikum
Kesehatan Msayarakat (PKM) ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu dimohon saran serta bimbingan kepada kami agar dapat memperbaiki
penulisan laporan ini.

Pontianak, 1April 2015

Penulis

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [127]


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................................

BAB IPENDAHULUAN .................................................................................................................. 1


1.1LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
1.2PERMASALAHAN .................................................................................................... 4
1.3.TUJUAN KEGIATAN ............................................................................................... 5
1.4.RUANG LINGKUP ................................................................................................... 6
BAB IIMETODOLOGI KEGIATAN ............................................................................................... 7
2.1 Desain Kegiatan ...................................................................................................... 7
2.1.2 Analisis Faktor Determinan ................................................................................... 11
2.1.3 Intervensi Masalah Kesehatan ............................................................................... 12
2.2.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan
Masyarakat ............................................................................................................. 14
2.2.2 Analisis Faktor Determinan ................................................................................... 15
2.2.3Intervensi Masalah Kesehatan ................................................................................ 15
2.3.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan dan Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan
Masyarakat ............................................................................................................. 16
2.3.2Analisis Faktor Determinan .................................................................................... 16
2.3.3 Intervensi Masalah Kesehatan ............................................................................... 17
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 17
2.4.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan ................................................................... 17
2.4.2 Analisis Faktor Determinan ................................................................................ 18
2.4.3 Intervensi Masalah Kesehatan ............................................................................ 18
2.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data ................................................................... 18
2.5.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan ................................................................... 18
2.5.2 Analisis Faktor Determinan ................................................................................ 19
2.5.3 Intervensi Masalah Kesehatan ............................................................................ 19
2.6 Teknik Analisis Data ............................................................................................... 20
2.6.1 Analisis Situasi Masalah Kesehatan ................................................................... 20
2.6.2 Analisis Faktor Determinan ................................................................................ 20
BAB IIIHASIL ANALISA MASALAH DAN FAKTOR DETERMINAN ................................... 22
3.1HASIL ANALISIS SITUASI MASALAH KESEHATAN ...................................... 22
3.1.1 Fasility Based ......................................................................................................... 22
3.1.1.2 Derajat Kesehatan............................................................................................... 23

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [128]


3.1.2 Community Based ................................................................................................ 27
3.2HASIL PENETAPAN PRIORITAS ......................................................................... 58
3.3HASIL PENETAPAN FAKTOR DETERMINAN MASALAH .............................. 62
3.3.2 Penetapan Faktor Determinan Masalah Kesehatan .......................................... 73
3.3.2 Analisa Bivariat .................................................................................................. 86
BAB IVPERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM ............................................... 102
BAB VHAMBATAN DAN PERMASALAHAN ........................................................................ 118
5.1HAMBATAN ............................................................ Error! Bookmark not defined.
5.2PERMASALAHAN .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB VPENUTUP ......................................................................................................................... 120
6.1.KESIMPULAN ...................................................................................................... 120
6.2.SARAN .................................................................... Error! Bookmark not defined.

PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) SUNGAI AMBANGAH [129]

Anda mungkin juga menyukai