Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap aktifitas manusia disadari atau tidak, dapat menjadi sumber bising. Seiring

perkembangan zaman manusia pun membutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Namun kebanyakan aktifitas dalam suatu industri terutama proses produksi,

dapat menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu pekerja maupun masyarakat

sekitarnya.

Kebisingan adalah bentuk energi yang bila tidak disalurkan pada tempatnya akan

berdampak serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya pengawasan dan

pengendalian kebisingan menjadi faktor yang menentukan kualifikasi suatu perusahaan

dalam menangani masalah lingkungan yang muncul.

Kebisingan merupakan salah satu aspek lingkungan yang perlu diperhatikan. Karena

termasuk polusi yang mengganggu dan bersumber pada suara / bunyi. Oleh karena itu

bila bising tidak dapat dicegah atau dihilangkan, maka yang dapat dilakukan yaitu

mereduksi dengan melakukan pengendalian melalui berbagai macam cara.

B. Tujuan

a. Dapat memahami Pengertian Kebisingan

b. Dapat memahami Sifat dan Sumber Kebisingan

c. Dapat memahami Jenis Kebisingan


d. Dapat memahami Efek Kebisingan

e. Dapat memahami Pengendalian Kebisingan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebisingan

Pengertian kebisingan menurut beberapa ahli, antara lain:

a. Menurut Doelle (1993): “suara atau bunyi secara fisis merupakan penyimpangan

tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastis seperti misalnya udara. Secara

fisiologis merupakan sensasi yang timbul sebagai akibat propagasi energi getaran

dari suatu sumber getar yang sampai ke gendang telinga.”

b. Menurut Patrick (1977): “kebisingan dapat pula diartikan sebagai bentuk suara

yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya.”

c. Menurut Prabu, Putra (2009) bising adalah suara yang mengganggu

d. Menurut Ikron I Made Djaja, Ririn A.W, (2005) bising adalah bunyi yang tidak

dikehendaki yang dapat mengganggu dan atau membahayakan kesehatan.

e. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-

48/MENLH/11/1996 definisi bising adalah “bunyi yang tidak diinginkan dari

usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan.”

Kebisingan dapat juga diartikan bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan

waktunya, sehingga secara umum kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang

merugikan manusia dan lingkungan. Bising dikategorikan pada polutan


lingkungan/buangan yang tidak terlihat, tapi efeknya cukup besar. Kebisingan adalah

bahaya yang umum di tempat kerja.

B. Sifat dan Sumber Kebisingan

a. Sifat Kebisingan

Sifat dari kebisingan antara lain (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003):

1. Kadarnya berbeda;

2. Jumlah tingkat bising bertambah, maka gangguan akan bertambah pula;

3. Bising perlu dikendalikan karena sifatnya mengganggu.

b. Sumber Kebisingan

Sumber-sumber bising sangat banyak, namun dikelompokkan menjadi kebisingan

industri, kebisingan kegiatan konstruksi, kebisingan kegiatan olahraga dan seni,

dan kebisingan lalu lintas. Selanjutnya, emisi kebisingan dipantulkan melalui

lantai, atap, dan alat-alat.

Indoor : manusia, alat-alat rumah tangga dan mesin;

Outdoor : lalu lintas, industri dan kegiatan lain.

c. Pembagian sumber bising lain dapat dibedakan menjadi :

Sumber terbesar: lalu lintas (darat, laut dan udara)

Tingkat tekanan suara dari lalu lintas dapat diprediksi dari:

1. Kecepatan lalu lintas.

2. Kecepatan kendaraan.

3. Kondisi permukaan jalan.


Industri: tergantung kepada jenis industri dan peralatan :

1. Mesin-mesin proses, pemotong, penggerinda, blower, kompresor, kipas dan

pompa.

2. Sumber terbesarnya abrasi gas pada kecepatan tinggi, fan dan katup ketel uap.

d. Bidang jasa gedung: ventilasi, pembangkit pendingin ruangan, pompa pemanas,

plambing dan elevator.

e. Bidang domestik: kegiatan rumah tangga, vaccum cleaner, mesin cuci, dan

pemotong rumput.

f. Aktivitas waktu luang: balap mobil, diskotik, ski dan menembak.

C. Jenis – Jenis Bising.

1. Bising terus menerus (continuous noise)

Bising terus menerus dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa henti, misalnya

blower, pompa, kipas angin, gergaji sirkuler, dapur pijar, dan peralatan

pemprosesan (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003).

Bising terus-menerus (Prabu,Putra, 2009) adalah bising dimana fluktuasi dari

intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi

menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising

ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik

berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.


b. Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya

mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya

gergaji sirkuler, katup gas.

2. Bising terputus-putus (intermittent noise)

Adalah kebisingan saat tingkat kebisingan naik dan turun dengan cepat, seperti

lalu lintas dan suara kapal terbang di lapangan udara (Goembira, Fadjar, Vera S

Bachtiar, 2003). Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu

bising yang berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif

tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api

3. Bising tiba-tiba (impulsive noise)

Merupakan kebisingan dengan kejadian yang singkat dan tiba-tiba. Efek awalnya

menyebabkan gangguan yang lebih besar, seperti akibat ledakan, misalnya dari

mesin pemancang, pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara

tembakan senjata api (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). Bising jenis ini

memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat

dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan suara ledakan

mercon, meriam

4. Bising berpola (tones in noise)

Merupakan bising yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau pengulangan

yang ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya

disebabkan oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas, dan pompa. Pola

dapat diidentifikasi secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif

dengan analisis frekuensi


5. Bising frekuensi rendah (low frequency noise)

Bising ini memiliki energi akustik yang penting dalam range frekuensi 8-100 Hz.

Bising jenis ini biasanya dihasilkan oleh mesin diesel besar di kereta api, kapal

dan pabrik, dimana bising jenis ini sukar ditutupi dan menyebar dengan mudah ke

segala arah dan dapat didengar sejauh bermil-mil.

6. Bising impulsif berulang

Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya

mesin tempa.

D. Efek Kebisingan

Kebisingan mempunyai pengaruh terhadap manusia, yaitu :

1. Gangguan kenyamanan dan stress pada anak-anak.

2. Kebisingan pada intensitas tinggi dan pemaparan yang lama dapat

menimbulkan gangguan pada fungsi pendengaran dan juga pada fungsi non

pendengaran yang bersifat subyektif seperti gangguan pada komunikasi,

gangguan tidur, gangguan pelaksanaan tugas dan perasaan tidak senang/mudah

marah.

3. Gangguan pendengaran sebesar 3,85 % untuk kebisingan impulsif dan gangguan

pendengaran sebesar 27,78% untuk kebisingan kontinyu pada pekerja di industri

kompor dan bengkel las.

4. Gangguan terhadap konsentrasi kerja yang dapat mengakibatkan menurunnya

kualitas dan kuantitas kerja.


5. Gangguan dalam kenikmatan bekerja terutama pada orang yang sangat rentan

terhadap kebisingan sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, gangguan

konsentrasi dan kehilangan semangat kerja.

6. Menurut (Prabu, Putra, 2009) dampak kebisingan bagi pekerja:

a. Gangguan Fisiologi

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila

terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa

peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi

pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat

menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.

Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular

dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo.

Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan

bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin,

tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

b. Gangguan Psikologi

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,

susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama

dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres,

kelelahan dan lain-lain.


c. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang

menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.

Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.

Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada

kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau

tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung

membahayakan keselamatan seseorang.

d. Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang

angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis

berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

e. Efek Pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera

pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui

dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada

pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat

sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja

terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak

dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan

kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai

frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.


E. Pengendalian Bising

Permasalahan kebisingan bisa diuraikan menjadi tiga komponen, yaitu :

1. Sumber radiasi;

2. Jalur tempuh radiasi;

3. Penerima (telinga).

Antisipasi kebisingan dapat dilakukan dengan intervensi terhadap ketiga

komponen ini. Secara garis besar, ada dua jenis pengendalian kebisingan, yaitu

pengendalian bising aktif (active noise control) dan pengendalian bising pasif

(passive noise control).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bising merupakan suatu polusi lingkungan yang tidak terlihat namun efeknya

cukup besar. Kerusakan yang diakibatkan oleh bising kebanyakan merupakan

kerusakan setempat dan sporadis. Selain berpengaruh pada fisiologis dan psikologis

manusia, bising juga berpengaruh terhadap auditori manusia.

Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumbernya,

perjalan dan penerimanya. Selain itu dapat juga dengan melakukan pengendalian

secara teknis (Engineering control),pengendalian secara administrative (Administratif

Control) dan langkah terakhir penggunaan alat pelindung pendengaran.

B. Saran

Menjadi pengetahuan dan pendidikan kesehatan mengenai kebisingan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan. Sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan

kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran.


DAFTAR PUSTAKA

Goembira, Fadjar., Vera S Bachtiar, Diktat Mata Kuliah Pengendalian Bising, 2003, Jurusan

Teknik Lingkungan, Universitas Andalas. Padang.

Doelle, L. Leslie., Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.

Prabu, Putra. 2009. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan.


TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH BLOK
HYGIENE INDUSTRI

DOSEN : Rocmawati, M. Kes

KELAS : TRANSFER A

Disusun Oleh :

ARRUMAISHA 131510288
APRIA SYAILINDRI 131510452
AYU NURANNISA .M 131510055
NOVITA ANDRIYANI 131510056
ZUNIAR FEBRIANTY 131510054

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai