Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP NUTRISI DAN MENYUSUI BAYI BARU LAHIR

Kelompok 1

S16C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak ibu menyusui yang tidak mengetahui pentingnya
gizi yang tepat bagi ibu yang sedang menyusui. Gizi yang tepat sangat
diperlukan bagi ibu menyusui karena zat makanan yang dimakan oleh ibu
akan berpengaruh bagi perkembangan bayi. Gizi ibu menyusui adalah
makanan sehat selain obat yang mengandung protein, lemak, mineral, air,
dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah tertentu
selama menyusui. Gizi pada ibu menyusui sangat berhubungan dengan
produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil, maka berat badan bayi
akan meningkat, integritas kulit baik, serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Ibu menyusui tidak terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya,
yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu
yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayinya.
Ibu yang telah melahirkan akan memasuki masa postpartum. Masa
postpartum merupakan masa pemulihan karena merupakan faktor
penunjang yang utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak terpenuhi
akan menghambat produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta
asupan nutrisi untuk bayi yang baru lahir. Ibu menyusui memiliki
kebutuhan gizi yang banyak yang terkandung di dalam setiap makanan
yang dikonsumsinya. Pendidikan tentang gizi sangat penting diberikan
untuk memberikan pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui,
sehingga dengan demikian pola makannya akan lebih diperhatikan melalui
penyusunan menu seimbang yang dianjurkan dalam pemenuhan
kecukupan gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa nutrisi untuk bayi yang direkomendasikan?
2. Bagaimana angka pemberian ASI?
3. Apa manfaat pemberian ASI?
4. Bagaimana memilih meted pemberian makan pada bayi?
5. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada bayi?
6. Bagaimana anatomi fisiologi laktasi?
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui nutrisi untuk bayi yang
direkomendasikan?
2. Mahasiswa mampu mengetahui angka pemberian ASI?
3. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat pemberian ASI?
4. Mahasiswa mampu mengetahui memilih metode pemberian makan
pada bayi?
5. Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan nutrisi pada bayi?
6. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi fisiologi laktasi?
BAB I

PEMBAHASAN

A. Nutrisi Untuk Bayi Yang Direkomendasikan


Organisasi kesehatan dunia PBB, yaitu World Health Organization
(WHO) mempunyai rekomendasi tentang pemberian makanan atau nutrisi
kepada bayi untuk digunakan sebagai pedoman di seluruh dunia. Hal ini
tentu bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup bayi, menekan angka
kematian pada bayi baru lahir, dan meminimalisir angka gizi buruk pada
bayi dan balita. WHO dan United Nations Children’s Fund (UNICEF)
pernah melakukan penelitian bersama dan menemukan fakta bahwa 50%
kasus kematian yang terjadi pada bayi dan balita karena kondisi kurang
gizi atau menderita gizi buruk. Penyebab bayi dan balita menderita gizi
buruk adalah karena pada awal kehidupannya bayi tidak mendapatkan
asupan makanan yang sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh
WHO. Di Indonesia sendiri, pedoman ini sudah menjadi perhatian khusus
oleh Kementerian Kesehatan RI. Pada tahun 2010 kemenkes bersama
beberapa pihak terkait menyusun buku pedoman Strategi Peningkatan
Makanan Bayi dan Anak. Hal tersebut selaras dengan Global Strategy on
Infant and Child Feeding, yang mengatur pola pemberian makan terbaik
pada bayi dari lahir sampai usia 2 tahun. Standar tersebut adalah langkah
dasar untuk meningkatkan kualitas kesehatan pada bayi dan anak, antara
lain:
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini atau dikenal dengan IMD adalah langkah dasar
untuk menunjang keberhasilan bayi mendapat ASI ekslusif. Tidak ada
nutrisi yang lebih baik untuk bayi selain air susu dari ibunya. Saat ini
sudah banyak rumah sakit sayang ibu dan bayi yang mendukung
dilakukannya IMD segera setelah bayi dilahirkan agar bayi segera
mendapatkan ASI.
2. Pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan Usia Bayi
Pemberian ASI saja, tanpa tambahan cairan atau asupan yang lain
dilakukan sejak bayi berusia 0-6 bulan. Jadi, sejak 6 bulan pertama
kehidupan bayi yang terbaik diterima oleh bayi hanya ASI saja.
3. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Sejak Bayi
Berusia 6 Bulan
Setelah melewati masa ASI ekslusif selama 6 bulan, pemberian
makanan pada bayi dilanjutkan dengan memberikan makanan
pendamping ASI yang sehat, home made, dan berasal dari bahan-
bahan lokal yang sehat. Tidak dianjurkan memberi makanan
pendamping ASI instan atau kemasan. Selain itu, pemberian ASI tetap
diberikan.
4. Pemberian ASI Sampai Usia 24 Bulan
ASI masih sangat bermanfaat bagi anak sehingga tetap dianjurkan
untuk diberikan hingga bayi berusia 24 bulan. Di usia ini pun hanya
ASI yang terbaik dan tidak disarankan untuk memberikan susu formula
atau susu yang lain.
Dengan berpedoman pada standar emas nutrisi bayi sesuia WHO
tersebut, angka kematian bayi baru lahir dan angka gizi buruk bisa
diturunkan, bahkan dihilangkan. Tentu ini, semua membutuhkan kerja
sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

B. Angka Pemberian ASI


UNICEF, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian
Kesehatan merekomendasikan bahwa bayi disusui segera setelah lahir dan
tidak diberi makanan apapun selain ASI selama 6 bulan pertama
kehidupan, tidak diberikan air, ataupun makanan lain, hanya ASI saja.
Dari 6 bulan hingga setidaknya 2 tahun, ASI harus tetap diberikan bersama
dengan makanan pendamping ASI yang aman dan bergizi. Namun di
Indonesia, meskipun sejumlah besar perempuan (96%) menyusui anak
mereka dalam kehidupan mereka, hanya 42% dari bayi yang berusia di
bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Pada saat anak-anak
mendekati ulang tahunnya yang ke dua, hanya 55% yang masih diberi
ASI. Sebuah laporan baru menjelaskan bahwa promosi dan iklan susu
formula dan susu pertumbuhan untuk anak-anak yang berusia kurang dari
3 tahun ini menjadi sebagian penyebabnya. Laporan yang diterbitkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan International Baby
Food Action Network (IBFAN) menyatakan pentingnya peraturan
perundang-undangan nasional dalam melindungi pemberian ASI dengan
melarang promosi dan iklan produk-produk tersebut. Dari 194 negara yang
dianalisis dalam laporan tersebut, Indonesia merupakan salah satu dari 135
negara yang telah menyediakan beberapa bentuk upaya hukum terkait
dengan Kode Pemasaran Internasional Pengganti ASI dan berbagai
resolusi yang telah diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia (KODE).
Namun, perundang-undangan di Indonesia yang ada saat ini hanya
melindungi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan
seorang anak.

C. Manfaat Pemberian ASI


1. ASI kaya akan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi
ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang
bayi seperti: DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasilus,
vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin, dan lisozim yang
dalam takaran dan komposisi yang seimbang untuk bayi. Oleh karena
itu, ASI jauh lebih baik dibandingkan dengan susu formula.
2. ASI sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan sang buah hati
ASI menjadi makanan utama bayi. Selain kegunaannya sebagai
makanan utama, ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa
antara sang ibu dan sang anak. Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif
dari sang ibu cenderung mempunyai kedekatan dan hubungan yang
lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan asupan
ASI.
3. ASI memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat-zat penting yang
terkandung didalamnya yang membuat bayi berkembang dengan
optimal. ASI juga berperan dalam pembentukan sistem imun sang bayi.
Sistem imum merupakan sistem kekebalan tubuh yang membuat bayi
kebal terhadap penyakit. Bayi yang mendapatkan asupan ASI
mempunyai sistem imun atau sistem kekebalan tubuh yang lebih baik.
4. ASI tidak basi dan selalu segar
Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi karena ASI
dihasilkan dari payudara ibu tanpa dicampur dengan bahan kimia.
Selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi, seimbang,
dan tepat , maka ASI yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik.
5. ASI lebih higenis dibandingkan dengan susu lain
ASI yang tersimpan di payudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril
dengan suhu yang tepat sesuai kebutuhan sang buah hati. Kesterilan
dari susu yang memerlukan alat bantu berupa botol dot perlu
dipertimbangkan, karena dalam proses pembuatan susu dan memasukan
ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa susu telah tercemar
dengan kuman.
6. ASI menjadi pelindung yang baik
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai
penyakit atau insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan
pencernaan, diare,infeksi
telinga, dan lain-lain.
7. ASI akan berubah sesuai kebutuhan bayi
ASI memiliki cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya
komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang
bayi.
8. ASI merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal
terhadap berbagai bahan makanan. Namun, keragaman dan
keseimbangan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu juga
menentukan kualitas ASI yang diproduksi.
9. ASI makanan yang tepat untuk bayi
ASI sangat penting terutama untuk bayi yang berusia 0-6 bulan, karena
di usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi bayi untuk
perkembangan dan pertumbuhan tubuh.
10. ASI bermanfaat untuk ibu dan bayi
Manfaat ASI tidak hanya untuk sang bayi akan tetapi untuk sang ibu ,
karena dengan menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang
ada pada payudaranya. Selain itu memperkecil resiko sang ibu terkena
kanker ovarium dibandingkan dengan wanita yang tidak memberikan
ASI.

D. Metode Pemberian Makan Pada Bayi


Baby led weaning merupakan suatu metode baru dalam pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI), dimana bayi dapat memegang dan
memiliki kontrol penuh atas makanannya sendiri. Melalui metode ini bayi
diharapkan memiliki kontrol berat badan dan mencapai tingkat
kemandirian yang lebih baik.
Metode MPASI yang satu ini ternyata tidak bisa dipraktekkan pada
semua bayi. Meski berhasil dilakukan sebagian besar bayi, namun tidak
bisa diterapkan pada semua bayi, khususnya mereka yang lahir prematur,
perkembangan oral motor-nya terhambat, atau bayi yang tidak tertarik
makan sendiri. Secara garis besar, BLW bermanfaat untuk:
1. Memfasilitasi perkembangan kontrol otot-otot di sekitar mulut
2. Memberi pengalaman makan yang positif (tidak dipaksa dan terasa
menyenangkan)
3. Menguatkan pengendalian diri
4. Meningkatkan pengenalan cara makan di meja makan dan makanan
yang biasa dimakan orang dewasa
5. Membantu anak menjadi petualang rasa yang senang mencicipi
makanan-makanan baru saat tumbuh dewasa

E. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi


1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap
makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun. Jumlah karbohidrat yang cukup
dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup,
tepung, dan sayur-sayuran
Karbohidrat didapat dalam bentuk :
a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa).
2. Lemak
Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI).
Sekitar 50 – 60 Persen energi yang yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak susu, Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus
dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan.
Penggunaan lemak, terutama minyak nabati dalam makanan sapihan
atau makanan tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk
memenuhi kebutuhan energi mereka.
ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk
keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga
mengandung faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah
dicerna, juga komposisi kimianya membuat ASI mudah dicerna dan
juga memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6
dan omega-3.Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah
sebagai berikut sedapat mungkin bayi diberikan ASI, komposisi asam
lemak dalam formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah
dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan selama
masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi
yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total energi
yang dibutukan per hari, dengan komposisi asam lemak yang semirip
mungkin dengan ASI.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik
plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya
sembilan asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin,
triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam
amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk
dapat menyebabkan kwshiorkor (kurang protein) dan marasmus (kurang
protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari
susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan
padi-padian.
4. Air
Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting, mengingat
kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan, air bagi
tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler, medium.
5. Mineral

F. Anatomi Fisiologi Laktasi


1. Fisiologi Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan.
a. Anatomi Payudara
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,
yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat 3 bagian utama, yaitu:
- Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
- Areola, yaitu bagian kehitaman di tengah
- Papila atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara

a. Posisi dan Perlekatan yang Benar


Posisi adalah cara ibu mendekap bayi saat sedang menyusui, dan
perlekatan adalah letak mulut bayi pada payudara ibu ketika sedang
menyusu. Posisi dan perlekatan sangatlah penting. Mengapa penting?
Perlekatan yang baik adalah posisi dagu bayi menempel pada payudara.
Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi berputar ke bawah, dan
sebagian besar daerah puting areola payudara masuk ke mulut bayi.
Pada posisi ini, lidah bayi akan dapat bergerak optimal memerasdan
mendorong ASI ke dalam mulutnya. Karena itulah, perlekatan yang
baik adalah bila dagu bayi menempel pada payudara. Karena sumber
ASI terletak di bawah daerah areola (kulit kecoklaan di sekitar puting).
Posisi dan pelekatan yang kurang tepat dapat menyebabkan kesakitan
pada ibu (payudara bengkak, puting lecet dan luka) serta bayi tidak
dapat minum ASI secara optimal ketika sedang menyusu, sehingga
mengganggu tumbuh kembangnya. Bagaimanakah posisi dan pelekatan
yang benar?
Posisi:
1. Ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman;
2. Ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi
menghadap ke payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting
ibu.
3. Badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel
ke perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1
garis lurus (kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan).
4. Kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga
kepala bayi mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah,
dalam posisi seperti ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang
akan menempel ke payudara ibu.
5. Leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan
ibu.
Pelekatan:
1. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam
mulutnya dari arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu
lebih banyak terlihat areola ibu pada bagian atas bibir atas
dibandingkan dengan areola pada bagian bawah bibir bawah
bayi.
2. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau
menangis, sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalam
mulut bayi tetapi juga sebagian besar areola, karena pabrik-
pabrik ASI banyak yang terletak dibawah areola.
3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar
(dower) dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu;
Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga
lipatan pada bagian dagu yang menandakan bahwa bayi sedang
membuka mulut dengan lebar.
Frekuensi :
Frekuensi menyusui yang efektif adalah antara 8 sampai 12 kali
dalam 24 jam. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8
sampai 12 kali menyusui dan menghasilkan perkiraan jadwal, cara
ini bukan merupakan cara makan sebagian besar bayi. Sebaiknya
menyusui tanpa jadwal, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis
bukan karena sebab lain, atau juga bisa saat ibu sudah merasa ingin
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam.
Lama Bayi Menyusu
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-
rata bayi menyusu selama 5-15 menit. Bayi dapat mengukur sendiri
kebutuhannya. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih
dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) kemungkinan
ada masalah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi pada ibu menyusui sangat penting karena nutrisi ibu
menyusui sangat berhubungan dengan produksi air susu yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembang bayi. Jika nutrisi yang
diberikan tidak mencukupi bagi kebutuhan tubuh, maka produksi ASI
tidak bisa memenuhi kebutuhan bayi. Sebaliknya bila pemberian ASI
memenuhi kebutuhan bayi, maka berat badan bayi akan meningkat,
integritas kulit baik, tonus otot, serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Prinsip gizi seimbang bagi ibu menyusui yaitu sama dengan makanan ibu
hamil, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah makanan
yang bergizi, cairan, protein, suplementasi, vitamin dan mineral, dan
aktivitas yang dilakukan oleh ibu. Makanan yang tepat bagi ibu menyusui
harus memenuhi syarat yaitu: tinggi kalori dan protein, cukup vitamin dan
mineral, mudah dicerna dan tidak merangsang, tinggi cairan : 800 – 1000
ml/hari, tinggi konsumsi cairan dan buah segar, dan susunan menu
bervariasi dan seimbang. Syarat tersebut bisa dipenuhi dengan
mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan.

B. Saran
Ibu yang sedang menyusui sebaiknya memperhatikan asupan gizi
yang dikonsumsi, karena zat gizi yang dikonsumsi sangat berhubungan
dengan jumlah ASI yang dihasilkan dan mempengaruhi perkembangan
dan pertumbuhan bayi. Selain memperhatikan zat gizi, ibu yang sedang
menyusui juga harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi produksi
ASI seperti aktivitas, suplementasi, emosi, dan keadaan psikis.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman M. Gizi dalam Daur Kehidupan 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC; 2009.

Mira Dwi W. Buku Ajar Biologi Reproduksi, Jakarta: EGC, 2009

Ayu Ida Chandranita, dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2,


Jakarta: EGC, 2009

Hayati, Aslis Wirda. 2008. BUKU SAKU GIZI BAYI. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.

Anda mungkin juga menyukai