Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA TERHADAP

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBATAN TERLARANG


PADA USIA REMAJA DI WILAYAH KERJA KOTA GORONTALO
Surandi Salam1, Muh. Isman Yusuf2, Rona Febriyona3
1)Sarjana Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2)3)Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Gorontalo
Email : Surandi000@gmail.com, ismanyusuf@yahoo.com, ronafebriyona@yahoo.com

Abstract
Bladder catheterization is done by inserting a plastic or rubber tube through the
urethra into the bladder. Catheters allow continuous urine flow in clients who are
unable to control urination or obstructed clients, one of which is BPH disease. This
study was done in RSUD MM. Dunda Limboto in IRD and surgery room. The
purpose of this study is to find out the rellationship of using jelly anesthesia against
urinary cat urinary pain response in patients with BPH in IRD and Surgery room in
RSUD MM. Dunda Limboto. The design of this research is descriptive analytic
method using cross sectional research design with quantitative approach. The
number of samples in this study were 23 respondents. The results showed there
was a significant relationship between the use of anesthetic jelly to the urinary
catheter catheter installation response in the BPH patient in IRD RSUD MM room.
Dunda Limboto with P value = 0,000.

Keywords : Jelly Anesthesia, Pain Response, Urinary Cat, BPH

Abstrak
Kateterisasi kandung kemih dilakukan dengan memasukkan selang plastic atau
karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan mengalirnya
urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau
klien yang mengalami obstruksi salah satunya adalah penyakit BPH. Penelitian ini
dilakukan di RSUD MM. Dunda Limboto ruang IRD dan bedah. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan Jelly anastesi terhadap respon
nyeri pemasangan kateter urin pada pasien BPH di ruang IRD dan Bedah RSUD
MM. Dunda Limboto. Desai penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yang
menggunakan desain peneitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23 responden. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan jelly anastesi
terhadap respon nyeri pemasangan kateter urin pada pasien BPH di ruang IRD
RSUD MM. Dunda Limboto dengan P value = 0,000.

Kata Kunci: jelly Anastesi, Respon Nyeri, Pemasangan Kateter Urin, BPH.

PENDAHULUAN sehingga menyebabkan gangguan


NAPZA (Narkotika, Psikotropika, kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ sosialnya karena terjadi kebiasaan,
obat yang bila masuk ke dalam tubuh ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
manusia akan mempengaruhi tubuh (dependensi) terhadap NAPZA.
terutama otak/ susunan saraf pusat, Penyalahgunaan NAPZA adalah

1
penggunaan salah satu atau beberapa Pengguna narkotika,
jenis NAPZA secara berkala atau psikotropika, dan zat adiktif pada usia
teratur diluar indikasi medis, sehingga remaja 12-21 tahun ditaksir sekitar
menimbulkan gangguan kesehatan 14.000 orang dari jumlah remaja di
fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial Indonesia sekitar 70 juta orang
(Azmiyati, 2014). (Kompas.com, 2013).
Penyalahgunaan NAPZA di dunia Indonesia telah sampai pada titik
terus mengalami kenaikan dimana yang menghawatirkan. Berdasarkan
hampir 12% (15,5 juta jiwa sampai data yang dihimpun Badan Narkotika
dengan 36,6 juta jiwa) dari pengguna Nasional (BNN), jumlah kasus narkoba
adalah pecandu berat. Menurut World meningkat dari sebanyak 3. 478 kasus
Drug Report tahun 2012, produksi pada tahun 2000 menjadi 8.401 pada
NAPZA meningkat salah satunya tahun 2004, atau meningkat 28,9%
diperkiraan produksi opium meningkat pertahun. Berdasarkan hasil survei
dari 4.700 ton di tahun 2010 menjadi BNN bekerjasama dengan Pusat
7.000 ton di tahun 2011 dan menurut Penelitian Kesehatan Universitas
penelitian yang sama dari sisi jenis Indonesia (UI) memperkirakan
narkotika, ganja menduduki peringkat prevalensi penyalahgunaan narkoba
pertama yang disalahgunakan di tingkat pada tahun 2009 sebesar 1,99% dari
global dengan angka pravalensi 2,3% penduduk Indonesia berumur 10-59
dan 2,9% per tahun (Andriyani, 2011). tahun. Pada tahun 2010 prevalensi
Menurut WHO pengguna napza di tersebut diproyeksikan naik menjadi
dunia mencapai 190 juta orang. 2,21% dan tahun 2015 naik menjadi
Sementara pengguna napza di 2,8% atau setara dengan 5,1-5,6% juta
Indonesia cenderung mengalami orang (BNN, 2011:18).
peningkatan dari tahun ke tahun. Data epidemologi yang diperoleh
Prevalensi penyalahgunaan napza dari berbagai dunia menunjukkan
menurut BNN dan Puslitkes UI tahun bahwa kebanyakan orang mulai
2009-2011 terjadi peningkatan yaitu menggunakan zat psikoaktif pada masa
1,99% dari jumlah penduduk, 2,21% remaja atau dewasa muda. Oleh karena
dari jumlah penduduk, dan 2,25% dari itu, pengetahuan tentang ciri-ciri remaja
jumlah penduduk . Tahun 2015 perlu diketahui. Beberapa ciri
diproyeksikan naik jadi 2,8 % (lima – perkembangan pada masa remaja
enam juta jiwa). Begitu juga menurut memang bersifat kondusif terhadap
Efendy (2009) bahwa kasus gangguan mental dan perilaku remaja.
penyalahgunaan napza di Indonesia Orangtua sebaiknya mengetahui situasi
meningkat rata-rata 28,9% per tahun. Di penggunaan zat psikoaktif di wilayah
Indonesia diprediksi terdapat sekitar tempat tinggalnya dan dan mengetahui
1.365.000 kasus penyalahgunaan berbagai aspek penggunaan zat
napza aktif dandata perkiraan estimasi psikoaktif. Semakin banyak
terakhir menyebutkan bahwa pengguna pengetahuan orangtua tentang zat
napza di Indonesia mencapai 5.000.000 psikoaktif, kredibilitasnya semakin tinggi
jiwa. dalam berdiskusi tentang zat psikoaktif
Menurut laporan UNODC pada dengan anak-anak. Orang tua dapat
tahun 2013 menyatakan 149 sampai membahas apa yang didengar atau
272 juta penduduk dunia usia 15-64 yang dilihat di sekitarnya atau dari
tahun yang menyalahgunakan obat media massa tentang zat psikoaktif
setidaknya satu kali dalam 12 bulan bersama anaknya. Orangtua sebaiknya
terakhir. Dari semua jenis obat terlarang waspada terhadap gejala penggunaan
ganja merupakan zat yang paling zat psikoaktif, tetapi jangan bersikap
banyak digunakan di seluruh dunia mencurigai atau sikap Universitas
yaitu 125 juta sampai dengan 203 juta Sumatera Utara berlebihan karena hal
penduduk dunia dengan prevalensi ini akan menyebabkan perasaan tidak
sebesar 2,8%-4,5% (UNODC, 2013:16). suka pada anak sehingga menghambat
komunikasi (Joewana,2014).

2
Pengetahuan merupakan hasil dan hanya sebagai penyakit biasa (febi
dari tahu dan ini terjadi setelah orang herdajani,dkk 2013).
melakukan pengindraan terhadap Saat ini, pemerintah Provinsi
suatu objek tertentu. Pengindraan Gorontalo memperketat jalur
terjadi melalui pancaindra manusia, transportasi laut darat dan udara, untuk
yakni indra penglihatan, penciuman, mengantisipasi masuknya narkotika dan
rasa, dan raba. Sebagian besar obat-obat terlarang. Seperti pelabuhan
pengetahuan manusia diperoleh melalui yang berada di kota Gorontalo, bandara
mata dan telinga, (Soekoidjo Jalaludin Gorontalo yang ada di
Notoatmodjo, 2012). Sikap adalah Kecamatan Tibawa. Serta memperketat
fenomena kejiwaan, yang biasanya jalur transportasi darat, khususnya
termanifestasi dalam bentuk tindakan penjagaan keamanan dan pemeriksaan
atau perilaku. Sikap tidak dapat diamati kendaraan masuk dan keluar
secara langsung , untuk mengamati Gorontalo, identitas kendaraan dan
sikap dapat di lihat melalui perilaku. pengendara serta barang bawaan.
Sikap merupakan reaksi atau respons Mengingat kabupaten ini berada di jalur
yang masih tertutup dari seseorang jalan trans Sulawesi, sehingga
terhadap suatu stimulus atau objek. koordinasi dengan pemerintah
Dari ujung helai rambut sampai ujung Kabupaten Gorontalo Utara dan
kuku kaki anak harus diperhatikan, Pohuwato terus dimaksimalkan.
maksudnya peran dan tanggung jawab Sedangkan menurut data yang
orang tua terhadap putra-putrinya didapatkan dari Badan Narkotika
meliputi kesuluruhan aspek. Nasional bahwa pengguna narkoba di
Kecenderungan anak kota Gorontalo tahun 2015 76 orang,
menyalahgunakan obat-obatan laki-laki 56 orang, perempuan 20 orang.
terlarang tidak bisa dilepaskan dari yang menggunakan sabu 32 0rang,
perhatian orang tua. Mau tidak mau itu ganja 2 orang aibon 4 orang, alcohol 6
adalah tugas wajib bagi orang tua orang jamur 3, obat batuk 29 orang.
mengetahui keadaan si anak. Tidak Tahun 2016 orang. Laki-laki 10 orang
hanya itu lingkungan keluarga, sekolah perempuan 2 orang. Dengan jenis sabu
dan teman sebaya mempunyai peran 5 orang ganja 2 orang, benzo 3 orang
penting bagi anak. Namun, apabila psikotropika 2 orang dan jamur 1 orang.
orang tua dapat melaksanakan peran Tahun 2017 23 orang. Laki-laki 22
dan tanggung jawab terhadap putra- orang, perempuan 1 orang. Dengan
putrinya maka pengaruh negatif apapun jenis sabu 1 orang, ganja 1 orang aibon
bisa di hindari semaksimal mungkin. 19 orang psikoytopika 2 orang.
Dalam kasus ini penulis membicarakan Kondisi ini semakin
bagaimana cara mensikapi seorang mempertegas sikap pemerintah daerah
anak yang kecenderungan terhadap untuk bersikap mawas diri dalam
narkoba sebagai jalan keluar bagi si memerangi peredaran narkoba
anak. Sebetulnya, banyak hal yang khususnya di kalangan pelajar yang
harus dilakukan orang tua untuk berdampak besar timbulnya HIV/AIDS,
menjadikan peran penting dan sedangkan bagi orang tua bisa terjadi
tanggung jawab itu bisa diandalkan banak dampak buru seperti dari aspek
semua para orang tua dalam sosial dan ekonomi..
menghadapi putraputrinya, (Dedi, Dengan melihat fenomena diatas
2011). peneliti melakukan riset penelitian
Hal ini termasuk kurangnya tentang “Hubungan Pengetahuan
pengetahuan pengguna dan khususnya Dengan Sikap Orang Tua Terhadap
para orang tua, lingkungan terdekat Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-
yang mempengaruhi perkembangan obatan Terlarang Pada Usia remaja Di
dan perilaku anak pengguna narkotika. Wilayah Kerja Kota Gorontalo”
Seperti, kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf METODE PENELITIAN
tepi. Yang tampak tidak ada kepedulian

3
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tabel 1. Distribusi Responden
Gorontalo. Penelitian dilaksanakan Berdasarkan Usia
pada bulan April 2017. Umur N Persentase(%)
Penelitian ini bertujuan untuk 30-39 2 18,2
mengidentifikasi Hubungan 40-49 5 45,5
Pengetahuan Dengan Sikap Orang Tua 50-59 3 27,3
Terhadap Penyalahgunaan Narkotika 60-69 1 9
Dan Obat-obatan Terlarang Pada Usia Total 11 100
Remaja Di Kota Gorontalo. Jenis Sumber: Data Primer (2017)
penelitian yang digunakan dalam Berdasarkan pada tabel 1 dari 11
penelitian ini adalah jenis deskritif responden sebagian besar berusia 40-
korelatif yang bertujuan untuk 49 tahun yaitu sebanyak 5 responden
mengungkapkan hubungan korelatif (45,5 %). Dan untuk usia paling rendah
antar variabel, peneliti dapat mencari, yakni 60-69 tahun sebanyak 1
menjelaskan suatu hubungan, responden (9 %).
memperkirakan, menguji berdasarkan
teori yang ada ( Nursalam, 2003 ). Tabel 2. Distribusi Responden
Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan Jenis Obat Yang
adalah seluruh orang tua remaja digunakan
pngguna narkotika yang berdasarkan Jenis Obat Jumlah
data BNN Kota Gorontalo sebanyak
Sabu-sabu 1
111 orang.
Ganja 1
Pada penelitian ini menggunakan
Psikotropika 1
“Accidental sampling” yaitu pemilihan Aibon 2
sample dengan berdasarkan secara
Obat Batuk 4
kebetulan bertemu. Jumlah sampel
Jamur 1
pada penelitian ini adalah 11 orang.
Alkohol 1
Analisis bivariat digunakan untuk
Total 11
melihat hubungan antara variabel Sumber: Data BNN Kota Gorontalo (2017)
independen dengan variabel
dependen.Variabel independen dalam Berdasarkan tabel 2 di atas
penelitian ini adalah sikap orang tua. menunjukan pengguna sabu-sabu 1
Disisi lain, variabel dependen adalah orang, ganja 1 orang, psikotropika 1
pengetahuan orang tua. Untuk menguji orang, aibon 2 orang, dan obat batuk 4
hipotesis tersebut digunakan analisis orang, jamur 1 orang, alcohol 1 orang.
data statistic Chi Squaret dengan
tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05). Analisis Univariat
Berdasarkan hasil uji tersebut di atas Tabel 3. Distribusi Responden
ditarik kesimpulan dengan kriteria Jika Berdasarkan Pengetahuan Orang
nilai p>α maka Ho ditolak, berarti tidak tua
ada hubungan antara variabel Pengetahuan N Presentase%
independent. Dengan dependent. Jika Orang Tua
nilai p ≤ α maka Ho diterima, berarti ada Baik 5 45.5
hubungan antara variabel independent Kurang 6 54.5
dengan dependent. Total 11 100
Sumber: Data Primer (2017)
HASIL PENELITIAN DAN Berdasarkan tabel 3 tentang
PEMBAHASAN distribusi pengetahuan orang tua
Karakteristik Responden terhadap narkoba menunjukan kategori
Dari hasil analisis univariat baik 5 orang dengan persentase 45,5%.
dihasilkan distribusi responden sedangkan kategori kurang 6 orang
berdasarkan karakteristikdari variabel dengan persentase 54,5%.
yang diteliti, seperti pada tabel berikut Tabel 4. Distribusi Responden
ini: Berdasarkan Sikap Orang Tua

4
Sikap Pengetahuan adalah merupakan
N Presentase % hasil tahu dan terjadi setelah orang
Orang Tua
Baik 6 54.5 melakukan penginderaan terhadap
Kurang 5 45.5 suatu objek tertentu. Penginderaan
Total 11 100 terjadi melalui panca indra manusia
Sumber :Data Primer (2017) yaitu, indera penglihatan, pendengaran,
Berdasarkan tabel 4 di atas penciuman, rasa dan raba. Sebagian
tentang distribusi sikap orang tua besar pengetahuan manusia diperoleh
terhadap narkoba menunjukan kategori melalui penglihatan dan pendengaran.
baik 6 orang dengan persentase 54,5%. Pengetahuan merupakan dasar untuk
sedangkan kategori kurang 5 orang terbentuknya tindakan seseorang
dengan persentase 45,5%. (Notoatmojo, 2002).
Menurut (Marilayani 2010)
bahwa baiknya pengetahuan tenaga
Analisis Bivariat dapat di pengaruhi oleh bebrapa factor
Tabel 5. Pengetahuan dan sikap orang diantaranya pendidikan tenaga
tua terhadap narkoba kesehatan, pendidikan sangat
Sikap F % P
Penget
Baik % Kurang % Valu
mempengaruhi terhadap pengetahuan
ahuan seseorang karena pendidikan suatu
e
Baik 4 36,4 5 45,4 9 81,8 proses pembelajaran pola pikir
Kurang 1 9,1 1 9,1 2 18,2 0,003 seseorang dari tidak tawu menjadi tahu,
Total 5 45,5 6 54,5 11 100 dan dari jenjang pendidikan inilah dapat
Sumber: Data Primer (2017) diketahui pola pikir seseorang, semakin
Tabel 5 menunjukkan Kategori tinggi pendidikan maka ilmu yang di
pengetahuan baik dengan sikap baik peroleh akan semakin banyak. Begitu
sebanyak 4 responden dengan juga pada orang tua semakin tinggi
persentase 36.4 %. Kategori pengetahuan orang tua tentang bahaya
pengetahuan baik dengan sikap kurang narkoba maka pencegahan pada anak
sebanyak 5 responden dengan tidak menggunakan narkoba akan
persentase 45,4 %. Kategori sikap baik semakin menunjang.
dengan pengetahuan kurang sebanyak Orang tua yang mengajarkan
1 responden dengan persentase 9.1%. tentang bahaya narkoba kepada anak-
Kategori sikap kurang dengan anaknya dapat mengurangi 36% resiko
pengetahuan kurang sebanyak 1 anak bereksperimen dengan ganja,
responden dengan persentase 9,1 %. 50% resiko menyalahgunakan inhael,
Dari hasil di atas nilai p = 0,003 56% pemakain kokain dan 65% LSD
lebih kecil dari atau sama dengan nilai α dibanding dengan anak yang tidak di
= 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat ajar orang tua mereka (Colondan,
disimpulkan bahwa ada hubungan 2007), oleh karena itu, perlu adanya
pengetahuan dan sikap orang tua peningkatan pengetahuan orang tua
terhadap penyalagunaan narkoba pada siswa tentang bahaya narkoba
remaja di wilayah kerja Badan sehingga dapat memberikan informasi
Narkotika Nasional Kota Gorontalo. konferenship kepada anak tentang
bahaya narkoba. Banyak upaya yang di
Pembahasan lakukan untuk pengetahuan tentang
Pengetahuan orang tua narkoba,salah satunya dengan
Berdasarkan hasil yag diperoleh mempromosikan bahaya
tentang distribusi pengetahuan orang penyalahgunaan narkoba dalam bentuk
tua terhadap narkoba menunjukan iklan. NIDA (dalam fahrul R 2015),
kategori baik 5 orang dengan
persentase 45,5 %, sedangkan kategori Sikap
kurang 6 orang dengan persentase 54,5 Berdasarkan hasil yang di
%. peroleh tentang distribusi sikap orang
tua terhadap narkoba menunjukan
kategori baik 6 orang dengan

5
persentase 54,5% sedangkan kategori memberikan hadiah kepada anak, 83%
kurang 5 orang dengan persentase responden menyatakan kadang-kadang
45,5%. mengabulkan setiap keinginan anak.
Sikap merupakan kesiapan Walaupun orang tua mempunyai
untuk bereaksi terhadap suatu objek kesibukan diluar rumah namun tidak
dengan cara-cara tertentu. Kesiapan boleh memanjakan anak sebagai
yang dimaksud disini adalah imbalan. Sebanyak 81% responden
kecenderungan potensial untuk mengaku belum bersikap jujur pada
bereaksi dengan cara tertentu apabila anak (Hendry, 2015).
individu dihadapkan pada stimulus yang Sehingga dapat katakan bahwa
menghendaki adanya respons (Azwar, antara pengetahuan dan sikap sangat
2007). Sikap dapat bersikap positif dan erat dengan suatu keadaan yang
dapat pula bersikap negatif. signifikan dalam sebuah upaya untuk
Sikap adalah fenomena memperoleh satu tindakan. Salah
kejiwaan, yang biasanya termanifestasi satunya dalah dalam suatu pencegahan
dalam bentuk tindakan atau perilaku. kepada anak agar supaya tidak
Sikap tidak dapat diamati secara melakukan hal-hal yang negative, di
langsung , untuk mengamati sikap antarnya adalah penyalahgunaan
dapat di lihat melalui perilaku. Sikap narkoba yang di ketahui berdampak
merupakan reaksi atau respons yang negatif pada kesehatan dan model
masih tertutup dari seseorang terhadap sikap anak atau remaja.
suatu stimulus atau objek. Dari ujung
helai rambut sampai ujung kuku kaki
anak harus diperhatikan, maksudnya Analisis Bivariat
peran dan tanggung jawab orang tua Hubungan pengetahuan dan sikap
terhadap putra-putrinya meliputi orang tua terhadap penyalagunaan
kesuluruhan aspek. narkoba pada remaja
Kecenderungan anak Hubungan pengetahuan dan
menyalahgunakan obat-obatan sikap orang tua terhadap
terlarang tidak bisa dilepaskan dari penyalagunaan narkoba pada remaja,
perhatian orang tua. Setelah dilakukan tabulasi silang dan uji
Sikap orang tua adalah chi square antara variabel dependent
mengetahui keadaan si anak. Tidak dengan variabel independent, diperoleh
hanya itu lingkungan keluarga, sekolah hasil nilai chi square antara
dan teman sebaya mempunyai peran pengetahuan dan sikap orang tua
penting bagi anak. Namun, apabila terhadap penyalagunaan narkoba p =
orang tua dapat melaksanakan peran 0,003 lebih kecil dari atau sama dengan
dan tanggung jawab terhadap putra- nilai α = 0,05, sehingga dapat
putrinya maka pengaruh negatif apapun disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bisa di hindari semaksimal mungkin. signifikan antara peng etahuan dan
Dalam kasus ini penulis membicarakan sikap orang tua terhadap
bagaimana cara mensikapi seorang penyalagunaan narkoba pada remaja.
anak yang kecenderungan terhadap Di Negara berkembang salah
narkoba sebagai jalan keluar bagi si satu factor atau dampak penyalagunan
anak. Sebetulnya, banyak hal yang narkoba pada remaja adalah didikan
harus dilakukan orang tua untuk orang tua yang di sertai dengan
menjadikan peran penting dan kurangnya pengetahuan orang tua
tanggung jawab itu bisa diandalkan teradap bahaya narkoba.
semua para orang tua dalam Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menghadapi putraputrinya, (Dedi, oleh Maria Andayani, 2006 dengan
2011). judul gambaran pengetahuan dan sikap
Sikap orang tua pada anak pengguna narkoba terhadap
secara wajar sebanyak 98% responden penyalahgunaan narkoba.
sering memberikan sikap baik, 85% Penyalahgunaan NARKOBA
responden menyatakan kadang-kadang merupakan masalah dunia yang tidak

6
pernah dapat dituntaskan. Walaupun penelitian ini adalah ada hubungan
demikian, upaya kearah penegakan dan yang signifikan antara pengetahuan,
pemberantasan tetap harus sikap siswa dan pekerjaan orangtua
dilaksanakan. Kesulitannya yaitu bahwa tentang narkoba pada siswa.
masalah yang dibuat oleh manusia Sehingga, terlihat perbedaan antar
sendiri ini, menyangkut banyak aspek, penelitian ini dengan penelitian yang
antara lain ekonomi, politik, moral, juga lain atau sebelumnya adalah, terdapat
ketamakan manusia dengan pada responden yaitu responden pada
memanfaatkan kelemahan manusia penelitian ini adalah orang tua. Dimana
sendiri. dari hasil yang didapat terdapat
Gaya hidup masyarakat dewasa pengaruh pengetahuan dan sikap orang
ini menimbulkan banyak masalah yang tua yang mengakibatkan remaja
mengancam berbagai aspek kehidupan melakukan hal-hal yang dilarang seperti
masyarakat terutama generasi muda, Narkotika
salah satunya penyalahgunaan dan Menurut Notoadmodjo 2008,
ketergantungan narkotika, alkohol, bebrapa factor yang mempengaruhi
psikotropika, dan zat adiktif lainnya pengetahuan seseorang diantaranya
(NAPZA). Lingkungan sekolah adalah pendidikan, informasi dan
merupakan salah satu sasaran pengalaman. Tingkat pendidikan akan
peredaran narkoba sehingga angka mempengaruhi persepsi seseorang
kejadian penyalahgunaan NAPZA pada untuk lebih mudah menerima ide dan
pelajar relatif tinggi. Kurangnya informasi baru. Pada umumnya
pengetahuan, sikap, perilaku pelajar semakin tinggi pendidikan seseorang
khususnya tingkat SMA/ SMK semakin baik pula orang tersebut dalam
mengenai bahaya NAPZA menerima suatu informasi. Semakin
menyebabkan siswa-siswi rentan banyak orang mendapatkan informasi
terhadap penyalahgunaan NAPZA. maka orang tersebut juga cenderung
Hasil menunjukkan bahwa 59,27 % lebih banyak pengetahuanya. Begitu
responden memiliki gambaran pula dengan pengalaman. Pengalaman
pengetahuan cukup, 92,73% memiliki merupakan sesuatu yang di rasakan
gambaran sikap baik, dan 92,36% (diketahui, dikerjakan). Pengetahuan
memiliki gambaran perilaku baik yang di peroleh dari pengalaman
tentang NAPZA.(Hari Tribowo 2014). berdasarkan kenyataan yang pasti dan
Berbeda dengan Penelitian oleh berulang-ulang dapat menyebabkan
Indah Lestari dengan judul hubungan terbentuknya pengetahuan.
pengetahuan, sikap siswa dan Menurut peneliti hal ini
pekerjaan orang tua tentang narkoba disebabkan oleh kurangnya
pada siswa sma negeri 1 takalar. Dalam pengetahuan dan sikap orang tua serta
penelitiannya ini menggunakan 2 pengawasan yang perventif terhadap
variabel yang terdiri dari variabel anak remaja sehingga menyebabkan
independen yaitu pengetahuan baik anak sebagai penyalahgunaan narkoba.
sebanyak 40 orang, pengetahuan PENUTUP
kurang sebanyak 34 orang. Sikap siswa Simpulan
yang baik sebanyak 40 orang Berdasarkan hasil penelitian dan
sedangkan sikap siswa yang kurang pembahasan yang telah diuraikan maka
sebanyak 34 orang dan pekerjaan peneliti mendapatkan kesimpulan
orangtua yang baik sebanyak 40 orang sebagai berikut : Rata-rata remaja yang
sedangkan pekerjaan orangtua yang pengidap narkoba adalah anak dari
kurang sebanyak 34 orang. Hasil orang tua yang memiliki umur sekitar
analisis data menunjukkan bahwa ada 40-49; Anak pengguna narkoba jenis
hubungan yang signifikan antara obat batuk lebih banyak dari jenis obat,
pengetahuan, sikap siswa dan sabu-sabu, ganja, psikotropika, aibon,
pekerjaan orangtua tentang narkoba jamur, alkohol. Yaitu 4 orang remaja;
pada siswa yang di tunjukkan dengan Pengetahuan yang baik ada 5 orang
nilai probability P=0,027. Kesimpulan dengan presentase 45.5%, sedangkan

7
yang kurang baik ada 6 orang dengan Kementerian Kesehatan RI, 2010.
presentase 54.5% Dan Sikap yang baik Rencana Strategis Kementerian
ada 6 orang dengan presentase 54.5.% Kesehatan Tahun 2010-2014.
sedangkan yang kurang baik ada 5 Jakarta.
orang dengan presentase 45.5%;Ada
hubungan antara pengtahuan dan sikap Moonti A.Mutia. (2013). Hubungan
orang tua trehadap remaja Pengetahuan dan Sikap Keluarga
penyalagunaan narkoba (p=0,003). dengan Kejadian Malaria di Desa
Akibat dari kurang pengawasan dan Moahudu Kecamatan Tabongo
pengetahuan serta sikap yang tidak Kabupaten Gorontalo. Fakultas
tercontrol. Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan Universitas Negeri
Saran Gorontalo.
Diharapkan kepada BNN Kota Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2009). Ilmu
Gorontalo agar lebih mengoptimalkan Keperawatan Komunitas; Konsep
program penyuluhan tentang bahaya dan Aplikasi. Jakarta : Salemba
narkoba; Diharapkan kepada instansi Medika.
pendidikan agar dapat menjadi bahan
acuan untuk dilakukan penelitian lebih Notoadmojo S (2002). Metode
lanjut tentang variabel – variabel yang Penelitian Kesehatan. Jakarta:
belum diteliti; Diharapkan kepada Rineka Cipta.
tenaga kesehatan, tokoh masyarakat
dan sektor – sektor terkait sangat Notoadmojo S. (2007). Ilmu Kesehatan
diharapkan berperan lebih aktif dalam Masyarakat. Jakarta: Rineka
memberikan sumbangsi tenaga dan Cipta.
pikiran tentang bahaya narkoba
terutama pada masyarakat yang kurang Ns. Padila, S. K. (2011). Buku Ajar
tahu; Bagi orang tua agar lebih Keperawatan Keluarga.
meningkatkan mutu pendidikan dan Yogyakarta, Nuha Medika.
pengetahuan terhadap pengawasan
anak tentang bahaya narkoba. Nursalam (2003). Konsep dan
1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat Penerapan Metodologi, Penelitian
mengembangkan pengetahuan dan Ilmu Keperawatan, Pedoman
menerapkan ilmu yang telah didapat Skripsi, Tesis dan Instrumen
dan membagi pengalaman yang Penelitian Keperawatan. Jakarta:
didapat oleh peneliti kepada peneliti Salemba Medika.
lain.
DAFTAR PUSTAKA Nursalam dan Pariani (2001).
Pendekatan Praktis Metodologi
Andriyani. (2011). Upaya Pencegahan Riset Keperawatan. Jakarta:
Tindak Penyalahgunaan Narkoba Sagung Seto.
Dikalangan Mahasiswa Politeknik
Negeri Sriwijaya Partodiharjo, S, 2008. Kenali Narkoba
dan Musuhi Penyalahgunaannya.
Azmiyati, SR, dkk. 2014. Gambaran Erlangga. Alifia, U, 2008. Apa Itu
penggunaan NAPZA pada anak Narkotika dan Napza. PT
jalanan di Kota Semarang. Bengawan Ilmu, Semarang.

BNN, 2011. (info@bnn.go.id). 7 Maret Putra Taat (1999). Konsep


2012. Rekapitulasi Kasus PsikoNeuroImunologi.
Narkoba Tahun 2011. Email Simposium PNI, Surabaya,
kepada Sri Novita Lubis
Universitas Airlangga
(nobi_loebis@yahoo.com).

8
Setiadi. (2008). Konsep & Proses
Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta, Graha Ilmu.

Setiadi, 2008, Keperawatan Keluarga,


EGC, Jakarta,

Setiawati. (2008). Proses pembelajaran


dalam pendidikan kesehatan,
Jakarta: TIM.

Slameto. (2006). Belajar Dan Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudiharto. (2007). Asuhan


Keperawatan Keluarga dengan
Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta:EGC.

Sumiati.2009. Kesehatan Jiwa Remaja


dan Konseling. Jakarta. Trans Info
Media

UNODC, 2011. World Drug Report


2011. diakses 20 September
2011; http://www.unodc.org.

Anda mungkin juga menyukai