Anda di halaman 1dari 33

BAB II

PENGUJIAN – PENGUJIAN

2.1. PENGUJIAN AGREGAT KASAR


1. Kadar Air
A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat – sifat fisik,
mekanik dan teknologi sgregat serta pengaruhnya
terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a) Menentukan kadar air agregat.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan
pengujiankadar air agregat.
c) Menggunakan perlatan uji dengan
terampil.
B. Prosedur Pengujian
a) Timbang berat cawan/talam (W1).
b) Masukkan benda uji ke dalam cawan/talam dan
timbang beratnya (W2).
c) Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
d) Keringkan benda uji berikut dengan cawan/talam
di dalam oven dengan suhu (110±5)°C, sampai
beratnya tetap.
e) Timbang berat cawan/talam dan benda uji setelah
dikeringkan (W4).
f) Hitung berat benda uji kering oven (W5 = W4 –
W1).
C. Hasil pengujian
(𝑊3 −𝑊5 )
Kadar Air Agregat = × 100%
𝑊3

Dimana :
W3 = berat benda uji semula (gram)
W5 = berat cawan/talam dan berat benda uji
kering oven (gram)
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 40,6 gram 39,9 gram
Berat Cawan + Benda Uji W2 502,0 gram 452,0 gram
Berat Benda Uji W3 461,4 gram 412,1 gram
Berat Cawan + Benda Uji Kering W4 492,5 gram 445,0 gram
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven W5 451,9 gram 405,1 gram
Kadar Air = (W3 – W5)/W3 X 100% 2,06 % 1,7 %
Kadar Air Rata-rata 1,88 %

2. Pengujian Berat Jenis Kerikil


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat
mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik,
mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan perjerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a) Menetukan berat jenis dan penyerapan
agregat halus.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
berat jenis dan penyerapan agregat kasar.
c) Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau
bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan
agregat.
b. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar
selama 24 ± 4 jam.
c. Keluarkan benda uji dari perendaman dan lap
dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan
salam kondisi jenuh permukaan kering / SSD).
Perhatikan !
Untuk butiran yang besar penyaringan
dengan lap harus satu persatu.
d. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh
permukaan kering/SSD (Bj).
e. Masukkan benda uji ke dalam piknometer/gelas
ukur, tambahkan air suling hingga benda uji
terendam dan permukaan air sampai tanda batas
(pada piknometer/gelas ukur diberi tanda batas),
kemudian timbang beratnya (B1).
f. Keluarkan benda uji dan keringkan benda uji
dengan talam/cawan di dalam oven dengan suhu
(110 ± 5)⁰C, sampai beratnya tetap kemudian
dinginkan dan timbang beratnya (B2).
g. Isi kembali piknometer dengan air suling sampai
tanda batas lalu timbang beratnya (B3).
C. Hasil Pengujian
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Talam/cawan 40,8 gram 41,1 gram
Berat Benda Uji JPK/SSD Bj 424,1 gram 423,2 gram

Berat Benda Uji Kering Oven B2 417,2 gram 415,9 gram

Berat Piknometer + Air B3 797,0 gram 797,0 gram


Berat Piknometer + Air + Benda
B1 1064,7 gram 1066,4 gram
Uji

Benda Uji
Perhitungan Rerata
I II
𝐵2
Bj bulk (ov) =
(𝐵3 +𝐵𝑗 −𝐵1 ) 2,667 gram 2,704 gram 2,685 gram

𝐵2
Bj jpk =
(𝐵3 +𝐵𝑗 −𝐵1 ) 2,667 gram 2,704 gram 2,6855 gram
𝐵2
Bj app =
(𝐵3 +𝐵2 −𝐵1 ) 2,790 gram 2,838 gram 2,814 gram
𝐵𝑗 −𝐵2
Penyerapan = × 100% 1,653% 1,755 % 1,704 %
𝐵𝑗

3. Pengujian Kekerasan Kerikil


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat
mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik,
mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan
benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a) Menentukan nilai persen kekerasan agregat
kasar.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
kekerasan agregat kasar.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Timbang berat silinder dan plat alas (C).
b. Benda uji dimasukkan ke dalam silinder sebanyak
3 (tiga) lapis.
c. Padatkan benda uji pada tiap lapis dengan alat
penumbuk sebanyak 25 kali.
d. Ratakan permukaan benda uji dan timbang berat
silinder berisi benda uji dan plat alas (D).
e. Hitung berat benda uji semula (A = D – C)
f. Tempatkan pluyer di atasnya permukaan benda uji,
harus diperhatikan agar pluyer tidak mendesak
silinder.
g. Kemudian masukan ke dalam mesin tekan yang
mempunyai daya tekan 40 ton dengan kecepatan
tekan 4 ton/ menit.
h. Keluarkan benda uji dari silinder, kemudian
disaring dengan saringan ukuran 2,36 mm dan
timbang berat material yang tertahan pada saringan
tersebut (B).
C. Hasil Pengujian

Pemeriksaan Benda Uji

Berat silinder + plat alas C 2185 gram

Berat silinder + benda uji + plat


D 2573 gram
alas

Berat benda uji semula A=D–C 3880 gram

Berat benda uji tertahan saringan


B 3555 gram
2,36 mm

𝑨−𝑩
Kekerasan Agregat = X 100% 8,376 gram
𝑨
4. Pengujian Gradasi Agregat Kasar
A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik,
mekanik, dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dan bahan
perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a) Menentukan nilai persen kekerasan agregat
kasar.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
kekerasan agregat kasar.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a) Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu
(110 ± 5)°C, sampai beratnya tetap.
b) Saringan benda uji lewat susunan ayakan dengan
ukuran saringan paling besar ditempatkan paling
atas. Pengayakan ini dilakukan dengan tangan atau
dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin
penggetar/ pengguncang, dan digetarkan/
diguncang selama 15 menit.
c) Bersihkan masing-masing ayakan, dimulai dari
ayakan teratas dengan kuas.
Perhatikan!
Penyikatan jangan terlalu keras, sekedar
menurunkan debu yang mungkin masih melekat
pada ayakan.
d) Timbang berat agregat yang tertahan diatas
masing-masing lubang ayakan.
e) Hitung presentase berat benda uji yang tertahan di
atas masing-masing ayakan terhadap berat total
benda uji.
C. Hasil Pengujian
Tertahan % Komulatif
Diameter Lubang
Individu Individu
Saringan (mm) Tertinggal Tembus
(gram) (%)
39,1 0 0 0 100

19 272,5 27,428 27,428 72,572

9,5 664,5 66,885 94,313 5,687

4,75 51,5 5,184 99,497 0,503

PAN 5,00 0,503 100 0

Jumlah 993,5 100


Modulus
2,212
kehalusan

5. Pengujian Berat Isi


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik,
mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a) Menentukan berat isi agregat halus, kasar dan
campuran.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
berat isi agregat halus, kasar dan campuran.
c) Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
1) Berat isi lepas
a) Timbang dan catatlah beratnya wadah/mould baja
(W1).
b) Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak
terjadi pemisahan butir-butir, dengan ketinggian
maksimum 5 cm di atas wadah dengan
menggunakan sendok/sekop sampai penuh.
c) Ratakan permukaan benda uji dengan
menggunakan mistar perata.
d) Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda
uji (W2).
e) Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
2) Berat isi padat dengan cara penusukan
a) Timbang dan catatlah berat wadah/mould (W1).
b) Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis
yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara
merata.
c) Ratakan permukaan benda uji dengan
menggunakan mistar perata.
d) Timbang dan catatlah berat wadah besertas benda
uji (W2).
e) Hitung berat benda uji (W3 = W2 - W1).
3) Berat isi padat dengan cara penggoyangan
a) Timbang dan catatlah berat wadah (W1).
b) Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis
yang sama tebal.
c) Padatkan setiap lapisan dengan cara
menggoyang-goyangkan wadah seperti berikut:
- Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh
dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-
kira setinggi 5 cm, kemudian lepaskan.
- Ulangi hal tersebut diatas pada posisi
berlawanan dan padatkan setiap lapis
sebanyak 25 kali untuk setiap sisi.
d) Ratakan permukaan benda uji dengan
menggunakan mistar perata.
e) Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda
uji (W2).
f) Hitung berat benda uji (W3 = W2-W1).

C. Hasil Pengujian
a. Data Hasil Pengujian Berat Isi Lepas
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Mould W₁ 2225 gram 2225 gram
Berat Mould + Benda
W₂ 5923 gram 5925 gram
Uji
Berat Benda Uji W₃=W₂-W₁ 3698 gram 3700 gram
Berat Mould + Air W₄ 4890 gram 4890 gram
Berat Air/Volume
V=W₄-W₁ 2665 gram 2665 gram
Mould
Berat Isi Agregat W₃/V 1,39 gr/dm³ 1,38 gr/dm³
Rata-rata Berat Isi Agregat 1,385 gr/dm³

b. Data Hasil Pengujian Berat Isi dengan Cara


Penusukan
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Mould W₁ 2225 gram 2225 gram
Berat Mould + Benda
W₂ 6351 gram 6354 gram
Uji
Berat Benda Uji W₃=W₂-W₁ 4126 gram 4129 gram
Berat Mould + Air W₄ 4890 gram 4890 gram
Berat Air/Volume
V=W₄-W₁ 2665 gram 2665 gram
Mould
Berat Isi Agregat W₃/V 1,55 gr/dm³ 1,55 gr/dm³
Rata-rata Berat Isi Agregat 1,55 gr/dm³
c. Data Hasil Pengujian Berat Isi dengan Cara
Penggoyangan
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Mould W₁ 2225 gram 2225 gram
Berat Mould + Benda
W₂ 6266 gram 6272 gram
Uji
Berat Benda Uji W₃=W₂-W₁ 4041 gram 4047 gram
Berat Mould + Air W₄ 4890 gram 4890 gram
Berat Air/Volume
V=W₄-W₁ 2665 gram 2665 gram
Mould
Berat Isi Agregat W₃/V 1,52 gr/dm³ 1,52 gr/dm³
Rata-rata Berat Isi Agregat 1,52 gr/dm³

6. Pengujian Keausan Agregat Kasar


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda
akan dapat mengetahui dan memahami sifat –
sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dan bahan
perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :

a) Menentukan nilai persen keausan agregat


kasar
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
keausan agregat kasar.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Benda uji dan bola – bola baja dimasukan ke
dalam mesin Los Angeles.
b. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm,
500 kali putaran untuk gradasi A, B, C, dan D ;
dan 1000 kali putaran untuk gradasi E, F dan G.
c. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari
mesin, kemudian disaring dengan saringan No. 12,
butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih dan
selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu
(110 ± 5)°C sampai beratnya tetap.
C. Hasil Pengujian
Gradasi Pemeriksaan .........B..................

Ukuran Saringan (mm) Berat Material

Lewat Tertahan (gram)

76.2 63.5 -

63.5 50.8 -

50.8 37.5 -

37.5 25.4 -

25.4 19.0 -

19.0 12.5 -

12.5 9.50 -

9.50 6.30 -

6.30 4.75 -

4.75 2.36 5.000

Berat Total Material (A) 5.000

Berat Material Tertahan saringan (B) 2.242


𝐴−𝐵
Keausan Agregat = × 100% 55.16
𝐴
2.2. PENGUJIAN AGREGAT HALUS
1. Berat Jenis dan Penyerapan
A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat – sifat fisik,
mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :

a) Menentukan berat jenis dan penyerapan


agregat halus.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
berat jenis dan penyerapan agregat halus.
c) Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
1. Penentuan agregat halus dalam kondisi jenuh
permukaan kering atau SSD.
a. Masukkan benda uji ke dalam kerucut
terpancung dalam 3 (tiga) lapis, dimana pada
masing – masing lapisan ditumbuk sebanyak 8
(delapan) kali, ditambah 1 (satu) kali
penumbukan untuk bagian atasnya (total
penumbukan sebanyak 25 kali).
b. Angkat cetakan kerucut terpacung secara
perlahan – lahan.
Perhatikan!
- Sebelum diangkat, cetakan kerucut
terpacung harus dibersihkan dari butiran
agregat yang berada dibagian luar cetakan.
- Pengangkatan cetakan harus benar – benar
vertikal.
c. Periksalah bentuk agregat hasil pencetakan
setelah kerucut terpancung diangkat, keadaan
jenuh permukaan kering/SSD tercapai bila
benda uji runtuh akan tetapi masih dalam
keadaan tercetak seperti pada gambar.
2. Timbang berat jenis dan penyerapan agregat halus.
a. Timbang agregat dalam keadaan SSD sebanyak
500 gram dan masukkan ke dalam piknometer/
gelas ukur.
b. Masukkan air suling sampai mencapai 90 % isi
piknometer, dan putar sambil diguncang sampai
tidak terlihat gelembung udara dalam
piknometer dapat dipercepat dengan
menggunakan pompa hampa udara atau dengan
cara merebus piknometer.
c. Tambahkan air suling sampai mencapai tanda
batas.
d. Timbang piknometer yang berisi air dan benda
uji (B1).
e. Keluarkan benda uji dan keringkan benda uji
dengan talam/cawan di dalam oven dengan suhu
(110 ± 5)°C, sampai beratnya tetap, kemudian
dinginkan dan timbang beratnya (B2).
f. Isi kembali piknometer dengan air suling
sampai pada tanda batas air suling yang sama
dengan ketika pasir berada dalam piknometer,
kemudian timbang beratnya (B3).
C. Hasil Pengujian
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat benda uji JPK/SSD 500 gram 500 gram
Berat benda uji kering oven B2 497 gram 496,5 gram
Berat piknometer + air B3 710,5 gram 710,5 gram
Berat piknometer + air +
B1 1025,5 gram 1025,5 gram
benda uji

Benda Uji
Perhitungan Rerata
I II
𝐵2
Bj bulk (ov) = 2,686 2,684 2,685
(𝐵3 +500−𝐵1 )
gram gram gram
500
Bj jpk = 2,70 2,70 2,70
(𝐵3 +500−𝐵1 )
gram gram gram
𝐵2
Bj app = 2,73 2,74 2,733
(𝐵3 +𝐵2 −𝐵1 )
gram gram gram
500−𝐵2
Bj bulk = × 100%
𝐵2
0,60 % 0,70 % 0,65 %

2. Pengujian Kadar Organic


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik,
mekanik dan teknologi agregat serta pengaruh
terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a) Menentukan kadar organik agregat halus.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
kadar organik agregat halus.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Isikan agregat halus yang diuji ke dalam botol.
b. Tambahkan larutan sodium hidroksida 3% kurang lebih
sebanyak 2/3 isi botol.
c. Tutup botol sampai rapat, kemudian dikocok selama 10
menit.
d. Diamkan selama 24 jam.
e. Amati warna cairan di atas permukaan agregat halus
yang ada dalam botol dan bandingkan warnanya
dengan larutan pembanding.
Catatan:
a) Kadar organik dikatakan tinggi (terlalu kotor)
jika warna cairan dalam botol di atas agregat
halus lebih tua dibandingkan dengan warna
larutan pembanding.
b) Pemeriksaan kadar organik agregat halus
dilakukan minimal 2 (dua) kali, untuk
agregat halus yang sama.
C. Hasil Pengujian
Tinggi Endapan (cm) Warna
Jenis Pasir
Lapisan dasar Lapisan tengah Larutan
Pasir Coklat 2,90 0,475 Coklat pekat
Pasir Hitam 1,825 0,575 Bening

3. Pengujian Gradasi Pasir


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik,
mekanik, dan teknologi agregat serta pengaruhnya
terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan
benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a) Menentukan nilai persen kekerasan agregat
kasar.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
kekerasan agregat kasar.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu
(110 ± 5)°C, sampai beratnya tetap.
b. Saringan benda uji lewat susunan ayakan dengan
ukuran saringan paling besar ditempatkan paling
atas. Pengayakan ini dilakukan dengan tangan
atau dengan meletakkan susunan ayakan pada
mesin penggetar/ pengguncang, dan digetarkan/
diguncang selama 15 menit.
c. Bersihkan masing-masing ayakan, dimulai dari
ayakan teratas dengan kuas.
Perhatikan!
Penyikatan jangan terlalu keras, sekedar menurunkan
debu yang mungkin masih melekat pada ayakan.
d. Timbang berat agregat yang tertahan diatas
masing-masing lubang ayakan.
e. Hitung presentase berat benda uji yang tertahan di
atas masing-masing ayakan terhadap berat total
benda uji.
C. Hasil Pengujian
Tertahan % Komulatif
No.
Individu Individu
Saringan Tertinggal Tembus
(gram) (%)
9,5 1 0,079 0,079 99,921

4,75 11 0,867 0,946 99,054

2,36 98.5 7,768 8,714 91,286

1,18 221 17,429 26,143 73,857

600 333,5 26,301 52,444 47,556

300 364 28,707 81,151 18,849

150 184.5 14,550 95,701 4,299

PAN 54,5 4,299 100 0

Jumlah 1268 100


Modulus
2,652
kehalusan

4. Pengujian Kadar Air Pasir


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini , anda akan
dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat
fisik,mekanik dan teknologi agregat serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a) Menentukan kadar air agregat.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
kadar air agregat.
c) Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Timbang berat cawan / talam (W1).
b. Masukkan benda uji ke dalam cawan/talam dan
timbang beratnya (W2).
c. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
d. Keringkan benda uji berikut dengan cawan/talam di
dalam oven dengan suhu (110±5)⁰C, sampai
beratnya tetap.
e. Timbang berat cawan/talam dan benda uji setelah
dikeringkan (W4).
f. Hitung berat benda uji kering oven (W5 = W4 –
W1).
C. Hasil Pengujian
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Cawan W1 290,2 gram 301,7 gram
Berat Cawan + Benda Uji W2 500 gram 500 gram
Berat Benda Uji W3 290,8 gram 198,3 gram
Berat Cawan + Benda Uji Kering
W4 474,5 gram 475,5 gram
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven W5 184,3 gram 173,8 gram

Kadar Air = (W3 – W5)/W3 X 100% 36,62 % 12,36 %

Kadar Air Rata-rata 24,49 %

2.3. PENGUJIAN ASPAL


1. Pengujian Berat Jenis Aspal
A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini,
diharapkan dapat mengetahui serta memahami sifat
– sifat fisik, mekanik dan teknologi aspal sebagai
bahan perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :

a) Menentukan nilai berat jenis bitumen keras


dan ter dengan piknometer.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
berat jenis bitumen keras dan ter dengan benar.
c) Membandingkan antara berat bitumen atau ter
dan berat air suling dengan isi yang sama pada
suhu tertentu.
d) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Isilah nampan degan air suling sehingga
diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak
terendam 40 mm. Kemudian rendam piknometer ke
dalam nampan sehingga terendam sekurang –
kurangnya 100 mm dan masukkan nampan ke dalam
bak perendam serta atur suhu bak perendam pada
25°C.
b. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer
dan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (A).
c. Angkatlah nampan dari bak perendam. Isilah
piknometer dengan air suling, kemudian tutuplah
piknometer tanpa ditekan.
d. Letakkan piknometer kedalam nampan dan tekanlah
penutup hingga rapat, kemudian masukkan namoan
dan piknomter ke dalam bak perendam. Diamkan
dalam bak perendam sekurang – kurangnya 30
menit, kemudian angkatlah piknometer dan
keringkan dengan lap/kain. Timbanglah piknometer
berisi air suling dan penutup degan ketelitian 1 mg
(B).
e. Keringkan piknometer dan penutupnya, kemudian
tuangkan contoh uji bitumen ke dalam piknometer
sehingga terisi ¾ bagian.
f. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu
pendinginan tidak kurang dari 40 menit dan
timbanglah piknometer yang berisi benda uji dan
penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C).
g. Isilah piknometer yang berisi benda uji engan air
suling dan tutuplah tanpa ditekan, diamkan agar
gelembung – gelembung udara keluar.
h. Masukan piknometer ke dalam nampan dan tekanlah
penutup hingga rapat, kemudian rendamlah dalam
bak perendam sekurang-kurangnya 30 menit.
i. Angkat, keringkan dan timbanglah piknometer yang
berisi benda uji, air suling dan penutup dengan
ketelitian 1 mg.
C. Hasil Pengujian
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Piknometer + penutup (A) 29,9 31,1
Berat Piknometer + air +penutup (B) 79,9 81,7
Berat Piknometer + bitumen + penutup (C) 69,84 69,91
Berat Piknometer + bitumen + air + penutup (D) 81,04 82,92
( 𝐶−𝐴 )
Berat Jenis Aspal = ( 1,029 1,032
𝐵−𝐴 )–( 𝐷−𝐶 )

Berat Jenis Aspal rata - rata 1,0305

2. Pengujian Titik Lembek Aspal


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui serta memahami sifat-sifat fisik,
mekanik dan teknologi aspal sebagai bahan
perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a) Menentukan titik lembek aspal dan ter
berkisar antara 30°C sampai 200°C.
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
titik lembek aspal dan ter dengan benar.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengujian
a. Pasang dan aturlah ke dua benda uji di atas
dudukannya dan letakan pengarah bola diatasnya.
Kemudian masukan seluruh peralatan tersebut ke
dalam bejana gelas. Isilah bejan dengan air suling
baru dengan suhu (5 ± 1)° C, sehingga tinggi
permukaan air antara 101,6mm sampai 108mm.
Letakan termometer yang sesuai untuk pengujian ini
diantara kedua benda uji (kurang lebih 12,7mm) dari
tiap cincin.
Aturlah jarak antara permukaan plat dasar
dengan dasar benda uji sehingga menjadi 25,4mm.
b. Letakan bola-bola baja yang bersuhu 5°C diatas dan
ditengah-tengah permukaan masing-masing benda
uji dengan memakai penjepit.
c. Panaskan bejana dengan kenaikan suhu 5°C per
menit. Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil
dari kecepatan pemanasan rata-rata dari awal sampai
akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama
perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh
melebihi 0,5°C.
C. Hasil Pengujian
Suhu yang Waktu
Titik Lembek (°C)
No. diamati (detik)

(°C) I II I II

1. 5 0 0 0 0

2. 10 60 60 5 5

3. 15 120 120 9 9

4. 20 180 180 14 14

5. 25 240 240 18 18

6. 30 300 300 23 23

7. 35 360 360 28 28

8. 40 420 420 33 33

9. 45 480 480 37 37

10. 50 540 540 41 41

11. 55 600 600 45 45

12. 60 656 660 49 50

3. Pengujian Penetrasi Aspal


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui serta memahami sifat-sifat fisik ,
mekanik dan teknologi aspal sebagai bahan
perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini , anda dapat :

a) Menentukan nilai penetrasi bitumen keras atau


lembek (solid atau semi solid).
b) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
penetrasi bitumen keras atau lembek dengan
memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,
beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen
pada suhu tertentu.
c) Menggunakan peralatan dengan terampil .
B. Prosedur Pengujian
a. Letakkan benda uji dalam nampan dan masukkan ke
dalam bak perendam yang telah berada pada suhu
yang ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selam
1 sampai 1,5 jam untik benda uji kecil dan 1,5
sampai 2 jam untuk benda uji besar.
b. Periksalah pemegang jarum pada alat penetrometer
agar jarum dapat di pasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan pelarut / minyak
kemudian keringkan jarum tersebut dengan lap/kain
bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
c. Pasanglah pemberat 50 gram di atas jarum untuk
memperoleh beban sebesar 100 ± 0,1 gram.
d. Pindahkan nampan air yang berisi benda uji dari bak
perendam kebawah alat penetrasi.
e. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum
tersebut menyentuh permukaan benda uji. Kemudian
aturlah arloji (jarum penunjuk penetrasi)
penetrometer pada angka 0.
f. Lepaskan pemegang jarum dan secara bersamaan
jalankan stop watch selamajangka waktu (5 ± 0,1)
detik.
g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka
penetrasi yang berimpit / ditunjukkan dengan jarum
penunjuk.
h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum pada alat
penetrometer , bersihkan dan siapkan alat penetrasi
untuk pembacaan berikutnya.
i. Lakukan pembacaan penetrasi diatas tidsk kurang
dari 5 kalipada benda uji yang sama, dengan
ketentuan setiap titik pemerikasaan berjarak satu
sama lain dab dari tepi dinding cawan tidak kurang
dari 100 mm.
C. Hasil Pengujian
Pembacaan Penetrasi Benda Uji (mm)
No
I II
1 122 84
2 124 76
3 107 84
4 96 59
5 73 70
6 84 78
7 92 70
8 87 78
9 96 69
10 82 72
Jumlah 96,3 74
Rata - rata 85,15
2.4 RANCANGAN JOB MIX ASPAL
1. Persiapan Kebutuhan Agregat
Ø % Lolos
5% % Lolos
Saringan % Lolos 40% 55 % %
Filler K+H+F
(mm) Kasar Halus
38 100 40 55 95
19.0 72.6 29 39.93 68.93 11.7
9.5 5.69 99.99 2.276 54.995 57.271 22.5
4.75 0.503 99.05 0.201 54.478 54.679 15
2.36 91.286 50.207 50.207 9.6
1.18 73.857 40.621 40.621 14.5
0.6 47.556 26.156 26.156 11
0.3 18.849 10.367 10.367 8
0.15 4.299 2.364 2.364 2.7
0.075 0 0 5 0 5

Berat 1200 gram (Aspal + Agregat Campuran)


Aspal Agregat Campuran
5% 95 %
60 gram 1140 gram
19.0 mm 133.38 gram
9.5 mm 256.5 gram
4.75 mm 171 gram
2.36 mm 109.44 gram
1.18 mm 165.3 gram
0.6 mm 125.4 gram
0.3 mm 91.2 gram
0.15 mm 30.78 gram
0.075 mm 57 gram

Aspal Agregat Campuran


6% 94 %
72 gram 1128 gram
19.0 mm 131.976 gram
9.5 mm 253.8 gram
4.75 mm 169.2 gram
2.36 mm 108.288 gram
1.18 mm 163.56 gram
0.6 mm 124.08 gram
0.3 mm 90.24 gram
0.15 mm 30.456 gram
0.075 mm 56.4 gram

Aspal Agregat Campuran


7% 93 %
84 gram 1116 gram
19.0 mm 130.572 gram
9.5 mm 251.1 gram
4.75 mm 167.4 gram
2.36 mm 107.136 gram
1.18 mm 161.82 gram
0.6 mm 122.76 gram
0.3 mm 89.28 gram
0.15 mm 30.132 gram
0.075 mm 55.8 gram

2. Pembuatan Sampel Marshall


A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan
dapat mengetahui serta memahami sifat – sifat fisik,
mekanik dan teknologi aspal sebagai bahan
perkerasan jalan dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :
a) Menentukan karakteristik aspal ditinjau dari
kestabilan dan kelelehannya bila dicampur
dengan agregat.
b) Merencanakan bahan perkerasan jalan aspal.
c) Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian
campuran aspal dengan alat Marshall dengan
benar.
d) Menggunakan peralatan dengan terampil.
B. Prosedur Pengerjaan
a. Bersihkan benda uji dari kotoran – kotoran yang
menempel.
b. Berilah tanda pengenal pada masing – masing benda
uji.
c. Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm.
d. Timbang benda uji.
e. Rendam dalam air kira – kira 24 jam pada suhu
ruang.
f. Timbang dalam air untuk mendapatkan isi benda uji.
g. Timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan
jenuh.
h. Rendam benda uji aspal dalam bak perendam
selama 30 menit samapi 40 menit atau panaskan di
dalam oven selama 2 jam dengan suhu konstan (60
± 1) °C.
i. Sebelum melakukan perngujian, bersihkan batang
penuntung (guide rod) dan permukaan dalam dari
kepala penekan (test head). Lumasi batang penuntun
sehingga kepala penekan yang atas dapat meluncur
bebas, bila dikehendaki kepala penekan direndam
bersama – sama benda uji pada suhu antara 21
sampai 38°C.
j. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari
oven atau dari pemanas udara dan letakkan ke dalam
segmen bawah kepala penekan. Pasang segmen atas
di atas benda uji dan letakkan keseluruhannya ke
dalam mesin penguji. Pasang arloji kelelehan (flow
meter) pada kedudukannya diatas salash satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada
angka nol.
k. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan
beserta benda ujinya dinaikkan hingga menyentuh
atas cincin penguji. Atur kedudukan jarum arloji
tekan pada angka nol. Berikan pembebanan kepada
benda uji dengan kecepatan tetap 50 mm per menit
sampai pembebanan maksimum tercapai, atau
pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan
ajarum arloji tekan, dan catatlah pembebanan
maksimum yang dicapai dan nilai kelelehan yang
ditunjukan oleh jarum kelelehan. Waktu yang
diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari
rendaman air sampai tercapainya beban maksimum
tidak boleh melebihi 30 detik.

Benda Uji 5%
Pemeriksaan
I II III
Berat wajan 531,3 gram 530,5 gram 534,9 gram
Berat agregat campuran 1140 gram
Berat aspal 60 gram
Berat wajan + agregat
1731,3 gram 1730,5 gram 1734,9 gram
campuran + aspal
Tinggi benda uji 6,98 cm 6,91 cm 6,92 cm
Diameter benda uji 10,18 cm 10,15 cm 10,04 cm
Berat benda uji 1164,8 gram 1177,14 gram 1188,28 gram
Berat benda uji setelah
1184,69 gram 1194,18 gram 1211,54 gram
direndam air (SSD)

Benda Uji 6%
Pemeriksaan
I II III
Berat wajan 538,3 gram 536,1 gram 535,9 gram
Berat agregat campuran 1128 gram
Berat aspal 72 gram
Berat wajan + agregat
1738,3 gram 1736,1 gram 1735,9 gram
campuran + aspal
Tinggi benda uji 7,043 cm 6,943 cm 6,867 cm
Diameter benda uji 9,901 cm 10,03 cm 10,05 cm
Berat benda uji 1157,04 gram 1177,82 gram 1200,18 gram
Berat benda uji setelah
1176,12 gram 1193,49 gram 1214,22 gram
direndam air (SSD)

Benda Uji 7%
Pemeriksaan
I II III
Berat wajan 536,5 gram 542,9 gram 544,7 gram
Berat agregat campuran 1116 gram
Berat aspal 84 gram
Berat wajan + agregat
1736,5 gram 1742,9 gram 1744,7 gram
campuran + aspal
Tinggi benda uji 6,611 cm 6,753 cm 10,19 cm
Diameter benda uji 9,91 cm 10,19 cm 10,105 cm
Berat benda uji 1180,43 gram 1186 gram 1192,19 gram
Berat benda uji setelah
1190,78 gram 1197 gram 1202,39 gram
direndam air (SSD)

3. Penimbangan Berat Sampel


Benda Uji 5 %
Pemeriksaan
I II III
Berat benda uji 617.3 gram 519 gram 616.6 gram

Benda Uji 6 %
Pemeriksaan
I II III
Berat benda uji 617.9 gram 618.5 gram 659.6 gram

Benda Uji 7 %
Pemeriksaan
I II III
Berat benda uji 517.6 gram 516.4 gram 617.4 gram

4. Pengujian Stabilitas dan Kelelehan Sampel Marshall


Pengujian Stabilitas adalah kemampuan maksimum aspal
padat dapat menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis.
Sedangkan pengujian kelelehan (flow) adalah besarnya perubahan
bentuk plastis dari aspal padat akibat adanya beban sampai batas
keruntuhan.
Benda Uji 5 %
Pemeriksaan
I II I
Zero load 1351.68 kg 1450.62 kg 1136.47 kg
Zero flow 2.58 mm 2.67 mm 2.72 mm

Benda Uji 6 %
Pemeriksaan
I II I
Zero load 977.12 kg 1062.3 kg 1306.2 kg
Zero flow 2.31 mm 2.66 mm 2.26 mm

Benda Uji 7 %
Pemeriksaan
I II I
Zero load 1054.97 kg 1211.61 kg 1044.56 kg
Zero flow 2.92 mm 2.59 mm 3.06 mm
5. Analisa Hasil Sampel dan Penentuan Kadar Optimum Aspal
Formulir Perhitungan Hasil Pengujian Marshall
Tanggal : Agregat : Aspal :
Jenis Campuran : Berat jenis bulk, Gsb : 2.68 Penetrasi : 85.15
Berat jenis apparent : Berat jenis (T) : 1.0305
Kadar Aspal Berat Jenis Berat, gram % Volume % Pori Stabilitas
Berat
% % berat Volume Agregat
No. Kering jenis Aspal Flow
berat thdp
Di Dlm bulk efektif Bacaan Justifikasi Koreksi
Benda bulk, mm
thdp total Gmm Gse udara air
permukaan, Cm3 thdp
thdp
VMA VIM VFA
dial kg volume
Uji total campur ssd Gmb campuran
agregat an campuran

A B C D E F G H J K L M N P Q R S U
Mesin
1 95 5 2.546 2.76 1164.8 617.3 1184.69 567.39 2.053 9.961 70.662 27.229 19.367 28.874 1351.68 2.58
otomatis
Mesin
2 95 5 2.546 2.76 1177.14 519 1194.18 675.18 1.743 8.459 60.010 38.199 31.522 17.480 1450.62 2.67
otomatis
Mesin
3 95 5 2.546 2.76 1188.28 616.6 1211.54 594.94 1.997 9.691 68.748 29.200 21.551 26.195 1136.47 2.72
otomatis

Mesin
1 94 6 2.5075 2.76 1157.04 617.9 1176.12 558.22 2.073 12.068 70.593 27.300 17.339 36.487 977.12 2.31
otomatis
Mesin
2 94 6 2.5075 2.76 1177.82 618.5 1193.49 574.99 2.048 11.927 69.765 28.152 18.308 34.967 1062.3 2.66
otomatis
Mesin
3 94 6 2.5075 2.76 1200.18 659.6 1214.22 554.62 2.164 12.600 73.700 24.100 13.700 43.154 1306.2 2.26
otomatis

Mesin
1 93 7 2.4698 2.76 1180.43 517.6 1190.78 673.18 1.754 11.911 59.086 39.150 29.002 25.921 1054.97 2.92
otomatis
Mesin
2 93 7 2.4698 2.76 1186 516.4 1197 680.6 1.743 11.837 58.717 39.530 29.444 25.515 1211.61 2.59
otomatis
Mesin
3 93 7 2.4698 2.76 1192.19 617.4 1202.39 584.99 2.038 13.844 68.671 29.280 17.485 40.283 1044.56 3.06
otomatis

Anda mungkin juga menyukai