Anda di halaman 1dari 13

NFECE 1 (1) (2012)

Journal of Non Formal Education and


Community Empowerment
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM AKSARA


KEWIRAUSAHAAN TERNAK KELINCI (PENELITIAN DESKRIPTIF DI
BALAI BELAJAR BERSAMA HJ. MUDRIKAH DESA PAGERSARI,
KECAMATAN PATEAN KABUPATEN KENDAL)

Dedy Charisma 

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui program aksara kewirausahaan ternak kelinci di B3 Hj. Mudrikah, apa saja faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program aksara kewirausahaan ternak kelinci. Tujuannya mendeskripsikan
Diterima Januari 2012
pemberdayaan masyarakat melalui program aksara kewirausahan ternak kelinci, mendeskripsikan faktor pendukung dan
Disetujui Februari 2012 penghambat dalam pelaksanaan program aksara kewirausahaan ternak kelinci. Pendekatan kualitatif dan metode digunakan adalah
Dipublikasikan Maret metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian berjumlah 6 orang terdiri dari 3 warga belajar, 2 tutor dan 1 penyelenggara
program. Pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi menggunakan sumber dan
2012 metode. Teknik analisis data adalah display data, reduksi data, pengumpulan data dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian
________________ menunjukkan bahwa pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program aksara kewirausahaan ternak kelinci dilakukan
dengan tahapan perencanaan, pelatihan, pelaksanaan, dan pendampingan, pelaksanaannya program aksara kewirausahaan ternak
Keywords: kelinci dapat meningkatkan pengetahuan dan penghasilan warga belajar terlihat dari semakin meningkatnya keberaksaraan dan
community development, penghasilan warga belajar. Faktor pendukung yaitu respon positif dari masyarakat, adanya dukungan dari Dinas Pendidikan dan
entrepreneurial literacy, Dinas Peternakan, adanya kerjasama dari berbagai instansi dan potensi alam Desa Pagersari yang memadai. Sedangkan faktor
penghambat yaitu kurangnya pengetahuan warga belajar tentang penanganan dan penanggulangan penyakit. Simpulan dalam
rabbits, Balai Belajar penelitian ini adalah pelaksanaan program aksara kewirausahaan ternak kelinci berjalan sesuai dengan tujuan Saran dalam
Bersama (B3) penelitian adalah perlunya peningkatan jumlah materi pada proses pelatihan dan tindak lanjut yang dilakukan secara terpadu dan
____________________ berkelanjutan.

Abstract
___________________________________________________________________
The reviewed statements of problem were how the society empowerment through rabbit farming entrepreneurial literacy program in Public Learning
Center of Hj. Mudrikah was and what factors supporting and obstructing the program. This study aimed to describe the society empowerment
through rabbit farming entrepreneurial literacy program and describe the factors supporting and obstructing the program. The approach used in this
study was qualitative approach, and the method used was descriptive qualitative study method. The subjects were 6 persons consisting of 3 learning
residents, 2 tutors, and 1 program organizer. The data collection was conducted by interview, observation, and documentation. The researcher used
the main instruments in this study aided by interview and observation guidelines. The triangulation was conducted to clarify the data validity using
source and method. The data analysis techniques were data display, data reduction, data collection, and conclusion drawing. The result showed that
the society empowerment through rabbit farming entrepreneurial literacy program was implemented in the steps of planning, training, and
mentoring. In the implementation, the society empowerment through rabbit farming entrepreneurial literacy program could improve the knowledge
and income of learning residents. The factors supporting this program were the positive response from society, the support from Department of
Education and Department of Farming, the cooperation from several institutions, and the adequate natural potential of Pagersari Village. While
the factors obstructing this program was the lack of residents’ knowledge in handling and overcoming the diseases caused by extreme weather change.
The conclusion drawn from this study is that the implementation of society empowerment through rabbit farming entrepreneurial literacy program
in Public Learning Center was conducted in accordance with the expected goals, by educating, prospering, creating jobs, and improving economy of
the society. The suggested recommendation is that it is necessary to increase the number of materials in the training process and to execute the
integrated follow up, so as to create a sustainable society empowerment..

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-633
Gedung A2 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: dady.epy@gmail.com

68
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

PENDAHULUAN
Teknis Pengajuan dan Pengelolaan
Salah satu agenda utama Penyelenggaraan Program Rintisan
pembangunan nasional adalah sektor Aksara Kewirausahaan (2012:1),
pendidikan. Pendidikan berperan penting keaksaraan diartikan sebagai kemampuan
dalam membangun kerangka fisik, mental, untuk membaca, menulis, dan
dan spiritual seseorang sehingga menghitung. Keaksaraan didefinisikan
membentuk kepribadian dan karakter secara luas sebagai pengetahuan dasar dan
yang mandiri. Upaya pendidikan yang keterampilan yang diperlukan oleh
diprakarsai pemerintah diwujudkan secara semua. Aksara kewirausahaan merupakan
terpadu dengan upaya masyarakat kegiatan peningkatan kemampuan
setempat untuk meningkatkan keberaksaraan melalui pembelajaran
kesejahteraan sosial, ekonomi, politik dan keterampilan usaha yang dapat
budaya yang lebih bermanfaat dan meningkatkan produktivitas perorangan
memberdayakan masyarakat secara maupun kelompok secara mandiri bagi
nonformal dan informal. Pendidikan warga belajar yang telah mengikuti dan
aksara yang dipadukan dengan mencapai kompetensi baca, tulis, hitung
kewirausahaan merupakan keterampilan pada tingkat keaksaraan dasar. Menurut
yang diperlukan bagi setiap individu Sudjana (2001:130), kewirausahaan
untuk meningkatkan keberaksaraan dan menjadi salah satu alternatif untuk
salah satu pondasi utama untuk meningkatkan daya saing masyarakat
menciptakan individu yang berdaya dalam era globalisasi. Aksara
melalui wirausaha. Salah satu pendidikan kewirausahaan merupakan kemampuan
yang diarahkan untuk menyiapkan kewirausahaan masyarakat yang
individu menuju berdaya adalah melalui dibelajarkan melalui rintisan atau
bimbingan, latihan, dan pengajaran dalam pengembangan inkubator bisnis dan sentra
rangka mengisi peranan tertentu yang usaha mandiri untuk meningkatkan
berpusat di lingkungan masyarakat atau keberaksaraan, penghasilan warga belajar
lembaga swadaya masyarakat. dan masyarakat sekitar melalui
Pengetahuan dasar yang menjadi bekal pemberdayaan masyarakat.
utama dalam kehidupan adalah aksara, Pemberdayaan masyarakat melalui aksara
karena aksara menjadi sarana utama kewirausahaan ternak kelinci merupakan
dalam menghantarkan cakrawala suatu upaya untuk memberikan
pengetahuan dan memajukan peradaban kemampuan sekaligus kesempatan kepada
suatu bangsa, aksara membentuk wacana masyarakat untuk berperan aktif dalam
yang dapat dikenali, dipahami, proses pembangunan. Masyarakat
diterapkan, dan diwariskan dari satu disekitar Balai Belajar Bersama Hj
generasi ke generasi berikutnya. Menurut Mudrikah sebagian besar bermata
Napitupulu (1998:4), keaksaraan pencaharian dibidang pertanian yang
merupakan keterampilan yang diperlukan didalamnya adalah petani tanaman
pada diri dan salah satu pondasi bagi pangan, petani perkebunan dan juga
keterampilan-keterampilan hidup lainnya. petani ternak. Kondisi alam dan sosial
Untuk mewujudkan aksara yang masyarakat sekitar sangat menunjang
membangun peradaban diperlukan adanya program aksara yang dipadukan
kemampuan multi keaksaraan yang dengan kewirausahaan ternak kelinci.
memberdayakan. Berdasarkan Petunjuk Jumlah perkembangan populasi ternak
69
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

kelinci di Kabupaten Kendal dari tahun permasalahan yang dibahas dalam


ketahun semakin meningkat. Pada tahun penelitian ini adalah: Bagaimana
2009 jumlah ternak kelinci mencapai pemberdayaan masyarakat melalui
7.068 ekor, pada tahun 2010 mencapai program aksara kewirausahan ternak
7.073 ekor, pada tahun 2011 mencapai kelinci di Balai Belajar Bersama Hj.
7.080 ekor dan ditahun 2012 mencapai Mudrikah? Apa faktor pendukung dan
7.091 ekor (Mustang, 2009). Ternak faktor penghambat dalam pelaksanaan
kelinci masih jarang ditemui di kabupaten program aksara kewirausahaan ternak
Kendal. Masyarakat masih banyak yang kelinci di Balai Belajar Hj. Mudrikah?
belum mengerti dan memahami manfaat b. Tujuan Penelitian
dari usaha beternak kelinci. Berternak Berdasarkan rumusan masalah,
kelinci menjadi lading bisnis yang dapat diketahui tujuan penelitian ini
menggiurkan, karena reproduksi kelinci adalah: Mendeskripsikan pemberdayaan
yang cepat dan semua anggota badan masyarakat melalui program aksara
kelinci bernilai jual, dari bulu, kulit, kewirausahan ternak kelinci di Balai
daging, urine dan kotoran. Menurut Belajar Bersama Hj. Mudrikah.
Rachmiati (2007:3), ternak kelinci adalah Mendeskripsikan faktor pendukung dan
usaha pengembangbiakan hewan kelinci faktor penghambat dalam pelaksanaan
untuk memenuhi kebutuhan pangan dan program aksara kewirausahaan ternak
sebagai hewan hias yang dikerjakan kelinci di Balai Belajar Bersama Hj.
dengan cara terstruktur. Pemeliharaan dan Mudrikah.
pengembangbiakan hewan kelinci c. Landasan Teori
memiliki daya adaptasi tinggi sehingga Menurut Ambar Teguh (2004:77),
mudah di budidayakan. Fenomena pemberdayaan dimaknai sebagai suatu
pengembangan ternak kelinci dengan proses menuju berdaya atau proses
program aksara kewirausahaan di Balai pemberian daya, kekuatan, kemampuan
Belajar Bersama Hj. Mudrikah yang dan proses pemberian daya, kekuatan,
berhasil dan menjanjikan dapat kemampuan dari pihak yang mempunyai
berkembang dengan pesat sehingga daya kepada pihak yang kurang atau
menjadikan masyarakat yang berdaya dari belum berdaya. Menurut Sumaryadi
segi pendidikan aksara, sumber daya (2005:114), pemberdayaan masyarakat
manusia,sosial, budaya dan ekonomi. merupakan upaya meningkatkan harkat
Maka dari itu, penulis merasa tertarik lapisan masyarakat dan pribadi manusia.
untuk melakukan penelitian lebih Upaya ini meliputi; pertama, mendorong,
mendalam dengan mengangkat judul memotivasi, meningkatkan kesadaran
“Pemberdayaan Masyarakat Melalui akan potensinya dan menciptakan iklim
Program Aksara Kewirausahaan Ternak atau suasana untuk berkembang. Kedua,
Kelinci (Penelitian Deskriptif di Balai memperkuat daya potensi yang dimiliki
Belajar Bersama Hj. Mudrikah, Desa dengan langkah-langkah positif
Pagersari, Kecamatan Patean, memperkembangknnya. Ketiga,
Kabupaten Kendal)”. penyediaan berbagai masukan dan
pembukaan akses ke peluang-peluang.
Upaya yang dilakukan adalah
a. Rumusan Masalah peningkatan taraf pendidikan, derajat
Berdasarkan latar belakang yang kesehatan, akses kepada modal, teknologi
telah dijelaskan, penulis merumuskan tepat guna, informasi, lapangan kerja dan
70
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

pasar, dengan fasilitas-fasilitasnya. 1. Tahap penyadaran dan


Menurut Paul (dalam Suparjan dan pembentukan perilaku menuju
Hempri 2003:43), bahwa pemberdayaan perilaku sadar dan peduli
berarti pembagian kekuasaan yang adil sehingga merasa membutuhkan
sehingga meningkatkan kesadaran politis peningkatan kapasitas diri. Tahap
dan kekuasaan kelompok yang lemah ini menggambarkan bahwa pihak
serta memperbesar pengaruh mereka pemberdaya berusaha
terhadap proses dan hasil-hasil menciptakan prakondisi, agar
pembangunan. Menurut Borrini (dalam dapat memfasilitasi
Suparjan dan Hempri 2003:43), berlangsungnya proses
pemberdayaan merupakan konsep yang pemberdayaan yang efektif. Apa
mengacu pada pengamanan akses yang diintervensi dalam
terhadap sumber daya alami dan masyarakat sesungguhnya lebih
pengelolaannya secara berkelanjutan. pada kemampuan efektifnya
Menurut Suharto (2005:60), tujuan utama untuk mencapai kesadaran
pemberdayaan adalah memperkuat konatif yang diharapkan.
kekuasaan masyarakat khususnya Seutuhnya penyadaran akan lebih
kelompok lemah yang memiliki membuka keinginan dan
ketidakberdayaan, baik karena kondisi kesadaran masyarakat tentang
internal (misalnya persepsi mereka kondisinya saat itu, dan dengan
sendiri) maupun kondisi eksternal demikian akan dapat merangsang
(misalnya ditindas oleh struktur sosial kesadaran mereka tentang
yang tidak adil). Menurut Hikmat perlunya memperbaiki kondisi
(2006:135), tujuan pemberdayaan yaitu untuk menciptakan masa depan
untuk menumbuh-kembangkan nilai yang lebih baik.
tambah ekonomis, tetapi juga nilai 2. Tahap transformasi kemampuan
tambah sosial-budaya. Karena itu, kajian berupa wawasan pengetahuan,
strategis pemberdayaan masyarakat baik kecakapan keterampilan agar
masalah ekonomi, sosial, budaya maupun terbuka wawasan dan
politik menjadi sangat penting sebagai memberikan keterampilan dasar
masukan untuk reformulasi pembangunan sehingga dapat mengambil peran
yang berpusat pada rakyat. Melalui dalam pembangunan. Masyarakat
program pemberdayaan ini membuka akan mengalami proses belajar
peluang bagi masyarakat untuk tentang pengetahuan dan
membangun diri secara partisipatif. kecakapan keterampilan yang
Menurut Ambar Teguh (2004:83), memiliki relevansi dengan apa
pemberdayaan tidak bersifat selamanya, yang terjadi tuntutan kebutuhan
melainkan sampai target masyarakat tersebut. Keadaan ini akan
mampu untuk mandiri, dan kemudian menstimulasi terjadinya
dilepas untuk mandiri, meski dari jauh keterbukaan wawasan dan
dijaga agar tidak jauh lagi. Dilihat dari menguasai kecakapan
pendapat tersebut berarti pemberdayaan keterampilan dasar mereka
melalui suatu masa proses belajar, hingga butuhkan. Masyarakat akan
mencapai status mandiri. Tahap-tahap hanya dapat memberikan peran
yang harus dilalui tersebut meliputi: partisipasinya pada tingkat yang
rendah, yaitu sekedar menjadi
71
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

pengikut atau objek the existence of CLCs as institutions


pembangunan saja. Belum that are capable of providing services
mampu menjadi subjek dalam in support of the country’s
pembangunan. commitment to Education for All
3. Tahap peningkatan kemampuan indicates an awareness about the
intelektual, kecakapan value of literacy skills. Keberadaan
keterampilan sehingga CLC yaitu sebagai institusi yang
terbentuklah inisiatif dan mampu menyediakan layanan
kemampuan inovatif untuk dalam mendukung negara
mengantarkan pada kemandirian. berkomitmen terhadap
Kemandirian tersebut akan pendidikan untuk semua dan
ditandai oleh kemampuan menunjukkan kesadaran tentang
masyarakat dalam membentuk nilai keterampilan keaksaraan.
inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi Dipaparkan oleh UNESCO
dan melakukan inovasi-inovasi di (2008:2), The purpose of the CLC is to
lingkungannya. Apabila promote human development by providing
masyarakat telah mencapai tahap opportunities for lifelong learning to all people
ini, maka masyarakat dapat in the local community. Bahwa tujuan dari
secara mandiri melakukan CLC adalah untuk meningkatkan
pembangunan. Konsep pembangunan manusia dengan
pembangunan masyarakat memberikan kesempatan belajar
menggambarkan bahwa pada sepanjang hayat bagi semua masyarakat
kondisi seperti ini seringkali lokal. CLC diharapkan bisa
didudukan pada subjek mempermudah upaya untuk
pembangunan atau pemeran memberdayakan masyarakat lokal,
utama. Pemerintah tinggal terutama untuk memperoleh wawasan
menjadi fasilitator saja. UNESCO baru bagaimana untuk meningkatkan
meluncurkan Community Learning kesejahteraan ekonomi mereka. Salah satu
Center (CLC) pada tahun 1998 implementasi dari CLC adalah SKB,
dalam kerangka Asia-Pasifik BPKB, PKBM dan Balai Belajar Bersama.
Program Pendidikan Untuk Berdasarkan buku pedoman Direktorat
Semua. Dipaparkan oleh Pembinaan Pendidikan Masyarakat
UNESCO (2008:2), Community (2011:1), aksara merupakan sistem
learning centre is a local educational penulisan suatu bahasa dengan
institution outside the formal menggunakan tanda-tanda simbol, bukan
education system, usually set up and hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad.
managed by local people to provide Aksara merupakan suatu sarana yang
various learning opportunities. Pusat menghantar cakrawala pengetahuan dan
pembelajaran masyarakat adalah peradaban suatu bangsa karena aksara
lembaga pendidikan lokal diluar membentuk wacana yang dapat dikenali,
sistem pendidikan formal, dipahami, diterapkan, dan diwariskan dari
biasanya didirikan dan dikelola satu generasi ke generasi berikutnya.
oleh masyarakat setempat untuk Menurut Napitupulu (1998:4),
memberikan kesempatan belajar keaksaraan secara sederhana diartikan
yang beragam. Dipaparkan juga sebagai kemampuan untuk membaca,
oleh UNESCO (2008:48), bahwa menulis, dan menghitung. Keaksaraan
72
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

didefinisikan secara luas sebagai Berdasarkan Kamus Besar Bahasa


pengetahuan dasar dan keterampilan yang Indonesia, ternak adalah binatang yang
diperlukan oleh semua. Keaksaraan dipelihara (lembu, kuda, kambing, dsb)
merupakan keterampilan yang diperlukan untuk dibiakkan dengan tujuan produksi.
pada dirinya dan salah satu pondasi bagi Selain itu ternak juga sengaja dipelihara
keterampilan-keterampilan hidup yang sebagai sumber pangan, sumber bahan
lain. baku industri, atau sebagai pembantu
Kewirausahaan berasal dari kata pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan
dasar wirausaha dan wirausaha terdiri dari ternak disebut sebagai peternakan (atau
dua kata yaitu, “wira” yang berarti perikanan, untuk kelompok hewan
kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, tertentu) dan merupakan bagian dari
gagah berani, dan “usaha” yang berarti kegiatan pertanian secara umum.
bekerja, melakukan sesuatu. Pengertian Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
dari wirausaha ditinjau dari segi arti kata Indonesia, kelinci adalah binatang
adalah orang tangguh yang melakukan mamalia yang mengunggis, mempunyai
sesuatu. Mengacu dari keputusan menteri telinga panjang dan ekor pendek, rupanya
koperasi dan pembinaan pengusaha kecil seperti marmot besar dan merupakan
nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan hewan pengerat. Selain itu menurut Rudy
bahwa wirausaha adalah orang yang (2008:1), pada awalnya kelinci merupakan
mempunyai semangat, sikap, perilaku dan hewan liar yang hidup di Afrika hingga
kemampuan kewirausahaan. daratan Eropa. Setelah manusia
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, berimigrasi ke berbagai benua baru,
perilaku dan kemampuan seseorang kelinci juga turut menyebar ke berbagai
dalam menangani usaha atau kegiatan pelosok benua baru, seperti Amerika,
yang mengarah pada upaya mencari, Australia dan Asia. Di Indonesia
menciptakan serta menerapkan cara kerja, khususnya di Jawa, kelinci dibawa oleh
teknologi dan produk baru dengan orang-orang Belanda sebagai ternak hias
meningkatkan efisiensi dalam rangka pada tahun 1835. Kelinci dijinakkan sejak
memberikan pelayanan yang lebih baik 2000 tahun silam dengan tujuan
dan memperoleh keuntungan yang lebih keindahan, bahan pangan dan sebagai
besar. Kelinci adalah hewan mamalia hewan percobaan. Kelinci memiliki daya
yang dapat ditemukan di berbagai wilayah adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga
nusantara dan kelinci mudah diternakkan mampu hidup di hampir seluruh dunia.
di Negara tropis seperti Indonesia, kelinci
berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijnfje METODE
yang berarti anak kelinci. Dalam
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 Pendekatan penelitian yang
Tentang: Ketentuan-ketentuan pokok digunakan dalam penelitian ini adalah
peternakan dan kesehatan hewan, yang pendekatan kualitatif dan metode
dimaksud dengan Ternak yaitu hewan penelitian yang digunakan adalah metode
piaraan yang kehidupannya yakni penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
mengenai tempat, perkembangbiakannya penelitian sebanyak 6 orang yang terdiri
serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh dari 3 warga belajar. 2 tutor, 1 ketua.
manusia dan dipelihara khusus sebagai Lokasi Penelitian Balai Belajar Bersama
penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang Hj. Mudrikah, Desa Pagersari,
berguna bagi kepentingan hidup manusia. Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.
73
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

Teknik pengumpulan data dengan pedukuhan yaitu: dukuh Pesantren, dukuh


wawancara, observasi, dokumentasi. , Bungkaran, dukuh Pagersari, dan dukuh
keabsahan data dilakukan dengan meneliti Paturen dengan luas wilayah 286.887 ha.
kredibilitasnya menggunakan teknik Pada umumnya penduduk Desa Pagersari
triagulasi. (moleong, 2006:330). mempunyai mata pencaharian sebagai
petani, buruh dan ada juga yang menjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN guru, pedagang dan PNS. Selain itu Desa
Pagersari didukung juga oleh sarana dan
Berdasarkan hasil pengamatan di potensi alam yang memadai. Fasilitas
Balai Belajar Bersama Hj. Mudrikah, jalan menuju Desa Pagersari semua dapat
pengangguran dan pendidikan meupakan di lalui kendaraan dan beraspal.
sebuah indikasi lemahnya keberdayaan Ketersediaan sumber air, ketersediaan
masyarakat. Berdasarkan data Badan bahan pangan dan luas lahan yang
Pusat Statistik (BPS) angkatan kerja di dimiliki sangat membantu dalam
Indonesia pada bulan Februari 2012 meningkatkan usaha agribisnis peternakan
mencapai 120,41 juta orang, berkurang kelinci di Desa Pagersari.
sekitar 2,0 juta bila dibandingkan Hasil penelitian menunjukkan
angkatan kerja pada Februari 2011 sebesar bahwa pemberdayaan masyarakat di Balai
119,4 juta orang. Sedangkan tingkat Belajar Bersama Hj. Mudrikah, dengan
pengangguran terbuka di Indonesia pada aksara kewirausahaan ternak kelinci
bulan Februari 2012 mencapai 6,32% merupakan program yang diselenggarakan
mengalami penurunan bila dibandingkan untuk masyarakat Desa Pagersari,
tingkat pengangguran terbuka pada bulan Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.
Februari 2011 sebesar 6,80. Data PPLS Program ini berupa pemberian pendidikan
tahun 2012 dari Badan Pusat Statistik keaksaraan dan keterampilan yang dapat
(BPS) menyebutkan angka kemiskinan di digunakan untuk bekal bekerja atau usaha
Kabupaten Kendal tahun 2011 mandiri dalam bidang ternak kelinci.
mencapai 74.735 rumah tangga sasaran Keberhasilan pemberdayaan masyarakat
(RTS) atau 296.475 orang penduduk. melalui aksara kewirausahaan ternak
Berdasarkan data yang disampaikan kelinci dilakukan melalui beberapa
Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi tahapan, yaitu :
Jawa Tengah dalam peringatah hari 1. Perencanaan Program
aksara Internasional tingkat provinsi Jawa Program aksara kewirausahaan
Tengah dengan tema aksara membangun ternak kelinci disusun oleh pihak Balai
perdamaian dan karakter bangsa. Data Belajar Bersama Hj. Mudrikah bekerja
sisa tuna aksara di Kabupaten Kendal sama dengan lembaga mitra, instansi
tahun 2010 adalah 164, data statistik tuna terkait dan tokoh masyarakat. Program ini
aksara tahun 2011 adalah 30.908, data disusun sesuai dengan ketentuan pemberi
koreksi atau verifikasi tuna aksara tahun dana bantuan selaku penyalur dana
2011/2012 adalah 4.260. Desa Pagersari bantuan. Penyusunan program dilakukan
adalah salah satu desa di Kabupaten dalam upaya memberdayakan masyarakat
Kendal yang terletak diwilayah di Desa Pagersari, Kecamatan Patean,
Kecamatan Patean, berjarak 69 Km dari Kabupaten Kendal. Keadaan ekonomi
kota provinsi, 42 Km dari kota kabupaten dan perkembangan dunia usaha menuntut
dan 3 Km dari kota kecamatan. Secara dimilikinya pengetahuan keterampilan
administrasi desa Pagersari terdiri dari 4
74
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

yang spesifik oleh calon-calon Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat


wirausahawan. melalui program aksara kewirausahaan
Berdasarkan hasil pengamatan di ternak kelinci yang ada di Balai Belajar
lapangan, terdapat beberapa langkah Bersama Hj. Mudrikah sejauh ini dapat
dalam proses perencanaan program ternak dikatakan sudah terlaksana dengan baik.
kelinci yang dilakukan oleh Balai Belajar Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa
Bersama Hj. Mudrikah. masih terdapat hambatan-hambatan.
2. Identifikasi Kebutuhan Program ternak kelinci adalah bentuk
Dalam mengidentifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat yang diberikan
warga belajar, yang dilakukan oleh pihak sesuai dengan tahap-tahap pemberdayaan.
Balai Belajar Bersama Hj. Mudrikah Tahapan dalam program aksara
adalah dengan mengumpulkan kewirausahaan ternak kelinci di Balai
masyarakat Desa Pagersari untuk Belajar Bersama Hj. Mudrikah yaitu
diberikan penyuluhan tentang aksara dilakukan dengan memberikan
kewirausahaan ternak kelinci. Pengurus penyuluhan kepada masyarakat,
Balai Belajar Bersama Hj. Mudrikah perencanaan program aksara
menjelaskan bahwa aksara kewirausahaan kewirausahaan ternak kelinci dan
ternak kelinci itu salah satu program dari pelaksanaan ternak kelinci. Pembelajaran
Balai Belajar Bersama Hj. Mudrikah yang aksara dan pelatihan kepada warga belajar
akan segera dilaksanakan. Masyarakat aksara kewirausahaan ternak kelinci
Desa Pagersari ditawarkan apakah setuju dimulai pada tanggal 10 Desember 2012
dengan program aksara kewirausahaan sampai Februari 2013. Materi yang
ternak kelinci atau ada pendapat lain. Saat diajarkan didalam pembelajaran
itu masyarakat sangat setuju, antusias dan keaksaraan dan pelatihan kewirausahaan
langsung mendaftarkan diri untuk ternak kelinci yaitu:
mengikuti program aksara kewirausahaan 1) Pengetahuan ternak kelinci dan
ternak kelinci. Kemudian setelah itu baru kewirausahaan ternak kelinci
diadakan rapat untuk membicarakan (dibelajarkan dengan basis
masalah sistematis pelaksanaan, stuktur keaksaraan yang nantinya
organisasi, tujuan dan lain sebagainya. dipraktekkan)
3. Menentukan Jenis 2) Mengenai manfaat daging kelinci.
Program 3) Pemilihan bibit.
Ada beberapa tahapan yang 4) Perawatan dan pengobatan
dilakukan Balai Belajar Bersama Hj. kelinci.
Mudrikah dalam menentukan jenis 5) Pengolahan daging kelinci.
program sehingga jenis program yang 6) Pemanfaatan urin dan kotoran
ditentukan sangat beralasan diangkat kelinci.
dalam sebuah pemberdayaan masyarakat. 7) Strategi pemasaran.
Dalam hal ini Balai Belajar Bersama, 8) Cara pemeliharaan kelinci kecil
lembaga, dinas dan masyarakat ikut serta atau sapian.
dalam merencanakan jenis program yang 9) Kendala dan prospek beternak
akan diberikan kepada warga belajar. kelinci.
Dalam tahapan yang akan dilakukan Di Balai Belajar Bersama Hj.
mempertimbangkan analisis sosial, Mudrikah telah terbentuk 3 kampung
geografis, pendidikan yang merujuk kelinci. Dalam setiap kampung kelinci
terhadap suatu kebutuhan masyarakat. memiliki seorang ketua dan beberapa
75
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

anggota. Kampung Kelinci 1 yang dilakukan dengan memberikan


diketuai oleh bapak Munawar, S.Pd penyuluhan kepada masyarakat,
berada di Dukuh Pesantren dengan perencanaan program, pelatihan ternak
jumlah anggota sebanyak 6 orang. kelinci dan pelaksanaan ternak kelinci.
Kampung Kelinci 2 yang diketuai oleh Pelatihan kepada warga belajar ternak
bapak Mat Syuhri berada di Dukuh kelinci dimulai pada tanggal 10 Desember
Bungkaran dengan jumlah anggota 2012 sampai Februari 2013. Materi yang
sebanyak 6 orang. Kampung Kelinci 3 diajarkan didalam pelatihan ternak kelinci
yang diketuai oleh bapak Amin Rohudi yaitu:
berada di Dukuh Pagersari dengan jumlah 1. Pengetahuan ternak
anggota sebanyak 8 orang. kelinci dan
Pemberdayaan masyarakat melalui kewirausahaan ternak
program aksara kewirausahaan ternak kelinci (dibelajarkan
kelinci di Balai Belajar Bersama Hj. dengan basis keaksaraan
Mudrikah sejauh ini dapat dikatakan yang nantinya
sudah terlaksana dengan baik. Meskipun dipraktekkan)
tidak dapat dipungkiri bahwa masih 2. Mengenai manfaat
terdapat hambatan-hambatan. Program daging kelinci.
aksara kewirausahaan ternak kelinci 3. Pemilihan bibit.
adalah bentuk pemberdayaan masyarakat 4. Perawatan dan
yang diberikan sesuai dengan tahap-tahap pengobatan kelinci.
pemberdayaan. Menurut Ambar Teguh 5. Pengolahan daging
(2004:83) tahapan pemberdayaan yang kelinci.
pertama dengan memberikan penyadaran 6. Pemanfaatan urin dan
dan pembentukan perilaku sadar dan kotoran kelinci.
peduli, sehingga merasa membutuhkan 7. Strategi pemasaran.
peningkatan kapasitas diri, yang kedua 8. Cara pemeliharaan
dengan memberikan wawasan kelinci kecil atau sapian.
pengetahuan, kecakapan keterampilan, 9. Kendala dan prospek
sedangkan yang ketiga peningkatan beternak kelinci.
kemampuan intelektual, sehingga Di Balai Belajar Bersama Hj.
terbentuklah kemampuan untuk Mudrikah telah terbentuk 3 kampung
mengantarkan pada kemandirian. Tujuan kelinci. Dalam setiap kampung kelinci
dari pelaksanaan program aksara memiliki seorang ketua dan beberapa
kewirausahaan ternak kelinci di Balai anggota. Kampung Kelinci 1 yang
Belajar Bersama Hj. Mudrikah adalah diketuai oleh bapak Munawar, S.Pd
membelajarkan, mensejahterakan, berada di Dukuh Pesantren dengan
menciptakan lapangan pekerjaan dan jumlah anggota sebanyak 6 orang.
meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Kelinci 2 yang diketuai oleh
sampai saat ini sudah bisa dikatakan bapak Mat Syuhri berada di Dukuh
berhasil. Itu terbukti dengan Bungkaran dengan jumlah anggota
bertambahnya penghasilan masyarakat sebanyak 6 orang. Kampung Kelinci 3
setelah mengikuti program ternak kelinci. diketuai oleh bapak Amin Rohudi berada
Tahapan dalam program aksara di Dukuh Pagersari dengan jumlah
kewirausahaan ternak kelinci di Balai anggota sebanyak 8 orang.
Belajar Bersama Hj. Mudrikah yaitu
76
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

Saat awal dimulainya program Mudrikah sendiri telah memiliki banyak


aksara kewirausahaan ternak kelinci jenis kelinci. Diantaranya angora, rex,
jumlah warga belajar ternak kelinci polish, spot, lop, dutch, netherland, flemish
mencapai 25 orang. Sekarang jumlah dan lain-lain. Meskipun masih ada
warga belajarnya berkurang menjadi 20 beberapa jenis kelinci yang belum ada,
orang. Itu dikarenakan warga belajar tetapi jenis kelinci di Kampung Kelinci
merasa bosan karena sering mengalami Balai Bejar Bersama Hj. Mudrikah
kegagalan dalam beternak. Kebanyakan termasuk sudah banyak.
dari mereka adalah pemuda Desa 3. Penyiapan Sarana dan
Pagersari. Saat awal dimulainya program Perlengkapan
ternak kelinci warga belajar diberi 2 ekor Sarana dan perlengkapan kandang
bibit kelinci oleh Balai Belajar Bersama kelinci di kampung kelinci sudah bagus.
Hj. Mudrikah. Setelah 1 tahun Sesuai dengan teori yang ada di buku
berlangsung jumlah kelinci warga belajar bahan ajar Rintisan Balai Belajar Bersama
sudah menjadi banyak, tiap warga belajar (B3) Hj. Mudrikah, yaitu berukuran
kurang lebih memiliki 80-100 ekor kelinci. 200x70x70 cm alas 50 cm untuk kandang
Hasil penelitian dari pelaksanaan program betina dan jantan. Untuk kandang anak
ternak kelinci di Balai Belajar Bersama Hj. berukuran 50x30x45 cm. Sehingga kelinci-
Mudrikah dapat dilihat sebagai berikut : kelinci disana merasa nyaman. Suhu
1. Pemanfaatan Kelinci udara dan sirkulasi udara di dalam
Di Kampung Kelinci 1, Kampung kandang juga lancar. Kandang kelinci
Kelinci 2 dan Kampung Kelinci 3 berada di dalam ruangan sehingga kelinci
pemanfaatan kelinci sudah maksimal. aman dari gangguan luar.
Sesuai teori dari Rachmiati (2007:4) 4. Perawatan Bibit dan Calon Induk
bahwa tujuan pemeliharaan kelinci yaitu Di kampung kelinci baik Kampung
untuk dagingnya, kulitnya, bulunya dan Kelinci 1, 2 maupun 3 selalu melakukan
kotorannya. Semua dipasarkan, mulai dari perawatan, perawatan yang utama yang
anakan, indukan, urin dan kotoran. Satu diperhatikan adalah pemberian pakan
sak beras (25kg) kotoran kelinci atau yang cukup, pengaturan dan sanitasi
mendil laku Rp. 7.500. Sedangkan 1 liter kandang baik. Semua kandang berada
air kencing/urin kelinci dibeli pedagang didalam ruangan, sehingga mencegah
Rp. 1.000. Mendil (kotoran kelinci) untuk kandang ataupun kelinci dari gangguan
penyubur tanaman, sedangkan urin untuk luar. Semua berjalan dengan lancar dan
fermentasi atau juga disemprotkan ke tidak ada kendala.
tanaman atau sayuran. Jika anakan sudah 5. Sistem Pemuliabiakan
berusia 45 hari bisa dijual dengan harga Menurut Sarwono (2008:97)
mulai Rp. 15.000 hingga Rp. 50.000. program persilangan dilakukan dengan 3
Penghasilan mereka sebelum mengikuti cara, yaitu: in breeding, cross breeding dan
program ternak kelinci kurang lebih Rp. line breeding. Sistem pemuliabiakan di
50.000 kini setelah mengikuti program Kampung Kelinci 1, Kampung Kelinci 2
ternak kelinci menjadi kurang lebih Rp. dan Kampung Kelinci 3 kebanyakan
200.000 – Rp. 450.000. menggunakan sistem pemuliabiakan Cross
2. Jenis Kelinci Breeding, yaitu sistem pembibitan dengan
Di dunia ini jenis dan ras kelinci mengawin silangkan antara induk jantan
sangat beranekaragam. Di Kampung dan induk betina yang tidak memiliki
Kelinci Balai Belajar Bersama Hj. hubungan darah. Gunanya untuk
77
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

mendapatkan keturunan yang lebih semakin bertambah. 3) Tahap


baik/menambah sifat-sifat unggul. peningkatan kemampuan intelektual,
6. Pemeliharaan kecakapan keterampilan sehingga
Tempat pemeliharaan kelinci selalu terbentuk inisiatif dan kemampuan
dalam kondisi yang kering. Untuk inovatif untuk mengantarkan pada
pengontrolan penyakit sendiri, kelinci kemandirian. Ini terbukti dengan adanya
yang terkena penyakit baik itu pilek, pengetahuan tentang ternak kelinci, warga
kembung ataupun penyakit kulit selalu belajar bisa memiliki usaha ternak kelinci
diberi obat dengan disuntik. Jenis pakan sendiri dan bisa mandiri.
yang diberikan kelinci yaitu pelet, rumput- Tahapan pemberdayaan yang
rumputan, ampas tahu, bekatul, kangkung dilakukan di Balai Belajar Bersama Hj.
dan sayuran lainnya. Pemberian Mudrikan sudah sesuai dengan yang
pakan/minum pagi hari yaitu diberi pelet. dipaparkan oleh Friedman (dalam Huri,
Kemudian siang hari diberi 2008:86) yang menyatakan bahwa
rumput/sayuran dan malam hari diberi tahapan pemberdayaan itu yaitu
rumput lebih banyak. Pemberian air pemberdayaan individu dan
minum disediakan di dalam kandang agar pemberdayaan kelompok. Langkah awal
kebutuhan cairan tubuh kelinci bisa yang dilakukan yaitu dengan
terpenuhi. Lantai/alas kandang, tempat pemberdayaan kelompok, setelah itu baru
minum dan makanan kelinci juga sering dilanjutkan dengan pemberdayaan
dibersihkan. Dan sinar matahari pun juga individu.
langsung masuk ke dalam kandang. Beberapa hal yang harus dilakukan
Tahap-tahap pemberdayaan yang dalam rangka pemberdayaan masyarakat
dilakukan sudah sesuai dengan teori menurut Suparjan & Hempri yaitu : 1)
Ambar Teguh (2004:83) yang menyatakan Meningkatkan kesadaran kritis dan
bahwa tahapan yang harus dilalui: 1) kesadaran kritis yang muncul diharapkan
Tahap penyadaran dan pembentukan membuat masyarakat mampu membuat
perilaku menuju perilaku sadar dan peduli argumentasi terhadap berbagai macam
sehingga merasa membutuhkan eksploitasi, 2) Peningkatan kapasitas
peningkatan kapasitas diri. Ini dibuktikan masyarakat, 3) Pemberdayaan juga perlu
dengan semakin rajinnya masyarakat mengkaitkan dengan pembangunan sosial
Desa Pagersari terutama warga belajar dan budaya masyarakat. Dalam hai ini di
ternak kelinci untuk membersihkan dan Balai Belajar Bersama Hj. Mudrikah
memanfaatkan rumput, semak-semak sudah melaksanakannya dengan cukup
belukar untuk bisa dimanfaatkan menjadi baik. Masyarakat terutama warga belajar
pakan kelinci. Kesadaran ini timbul ketika sudah mulai kritis membaca potensi alam
warga belajar mengikuti program ternak yang ada di desa mereka. Mereka sudah
kelinci. Mereka akhirnya menyadari bisa mengolah potensi yang dimiliki
bahwa Desa mereka memiliki potensi sehingga bisa menghasilkan manfaat.
alam yang sebenarnya bisa dimanfaatkan. Kapasitas sosial, ekonomi dan budaya
2) Tahap transformasi kemampuan berupa juga meningkat seiring dilaksanakannya
wawasan pengetahuan, kecakapan program ternak kelinci.
keterampilan. Terbukti sekarang warga
belajar sudah memiliki pengetahuan
tentang beternak kelinci yang baik
sehingga kelinci yang mereka punya
78
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

SIMPULAN permasalahan pada warga belajar Perlu


peningkatan jaringan mitra kerja sehingga
Pemberdayaan masyarakat melalui hasil yang dicapai dapat terus
program aksara kewirausahaan ternak berkembang. Pendampingan dan tindak
kelinci di Balai Belajar Bersama Hj. lanjut dilakukan terus menerus.
Mudrikah sudah terlaksana dengan baik.
Sudah terbentuk 3 kampung kelinci di DAFTAR PUSTAKA
Desa Pagersari. Kampung Kelinci 1,
Kampung Kelinci 2 dan Kampung Kelinci Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan
3. Pemberdayaan masyarakat ini Model-Model Pemberdayaan.
dilakukan melalui tahapan yaitu Yogyakarta: Gaya Media.
perencanaan program, pembelajaran dan Badan Pusat Statistik. (2011). Keadaan
pelatihan, pelaksanaan ternak kelinci dan Ketenagakerjaan diambil tanggal 5
pendampingan program ternak kelinci. februari 2012
Tujuan pemberdayaan masyarakat http://www.bps.go.id/brs_file/n
melalui program ternak kelinci di Balai aker_07nov11.pdf
Belajar Bersama Hj. Mudrikah sudah Daman Huri dkk. (2008). Demokrasi
tercapai dengan baik, yaitu Kemiskinan. Malang: Program
membelajarkan, mensejahterakan, Sekolah Demokrasi.
menciptakan lapangan pekerjaan dan Departemen Pendidikan Nasional. (2005).
meningkatkan perekonomian masyarakat. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Faktor pendukung dari pelaksanaan Jakarta: Balai Pustaka.
program aksara kewirausahaan ternak Departemen Dalam Negeri Republik
kelinci di Balai Belajar Bersama Hj. Indonesia. (2009). Pedoman
Mudrikah adalah: (1) Respon positif dari Umum Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat, (2) Adanya dukungan dari dan Desa. Jakarta: Direktorat
Dinas Pendidikan dan Dinas Peternakan, Jenderal Pemberdayaan
(3) Adanya kerjasama dari berbagai Masyarakat Dan Desa
instansi, (4) Potensi alam yang memadai. Edi Suharto. (2005). Membangun
Sedangkan faktor penghambat dari Masyarakat Memberdayakan
pelaksanaan program aksara Masyarakat. Bandung: PT Refika
kewirausahaan ternak kelinci di Balai Aditama.
Belajar Bersama Hj. Mudrikah adalah: (1) Harry Hikmat. (2006). Strategi
Kurangnya pengetahuan tentang Pemberdayaan Masyarakat.
penanganan penyakit kelinci, (2) Bandung: Humaniora Utama
Perubahan cuaca yang ekstrim. Press.
Saran dalam penelitian adalah bagi Hj. Mudrikah. (2011). Proposal Ternak
penyelenggara program aksara Kelinci. Kendal: Tim Penyusun
kewirausahaan ternak kelinci di Balai B3.
Belajar Bersama Hj. Mudrikah hendaknya Hj. Mudrikah. (2011). Bahan Ajar
lebih ditingkatkan lagi dalam Budidaya Kelinci. Kendal: Tim
memanajemen pelatihan dan Penyusun B3.
pembelajaran sehingga program yang di Hj. Mudrikah. (2011). Modul Pedoman
selenggarakan dapat mencapai tujuan Penyelenggaraan Aksara
yang maksimal. Meningkatkan Kewirausahaan. Kendal: Tim
komunikasi dengan membahas Penyusun B3.
79
Dedy Charisma / NFECE 1 (1) (2012)

Kementerian Pendidikan dan Sudjana. (2001). Pendidikan Luar Sekolah.


Kebudayaan. (2012). Petunjuk Bandung: Falah Production.
Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian
Penyelenggaraan Program Rintisan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Aksara Kewirausahaan. Jakarta: Sumaryadi. (2005). Perencanaan
Direktorat Pembinaan Pembangunan Daerah Otonom dan
Pendidikan Masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional. Citra Utama.
(2010). Laporan Penyelenggaraan Sunyoto. (2010). Pembangunan dan
Rintisan Balai Belajar Bersama Hj. Pemberdayaan Masyarakat.
Mudrikah. Semarang: Direktorat Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jenderal P2PNFI Regional II Sunartiningsih. (2004). Pembangunan
Kementerian Pendidikan dan Masyarakat Desa Melalui Institusi
Kebudayaan. (2012). Petunjuk Lokal. Yogyakarta: Aditya Media.
Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Suparjan & Hempri. (2003). Pengembangan
Penyelenggaraan Rintisan Balai Masyarakat dari Pembangunan
Belajar Bersama. Jakarta: sampai Pemberdayaan. Yogyakarta:
Direktorat Pembinaan Aditya Media.
Pendidikan Masyarakat. UNESCO. (2008). Community Learning
Kementerian Pendidikan dan Centers Country Report From Asia.
Kebudayaan. (2012). Pedoman Bangkok: APPEAL Unit.
Program Aksara Kewirausahaan. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tentang: Ketentuan-ketentuan
Pendidikan Masyarakat. Pokok Peternakan dan Kesehatan
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Hewan.
Pendidikan. Bandung: Pustaka Zuriah. (2005). Metodologi Penelitian Sosial
Setia. dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Mia Rachmiati. (2007). Beternak Kelinci. Aksara
Jakarta: PT.Perca. http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid
Moleong. (2004). Metodologi Penelitian =137423&actmenu=38 diambil
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja tanggal 10 Februaru 2013 pukul
Rosdakarya. 14.00 WIB.
Napitupulu (1998). Keaksaraan Fungsional. http://id.wikipedia.org/wiki/Ternak
Bandung: Alfabeta diambil tanggal 10 Februari 2013
Putra, Gusti Merdeka dan N.S Budiana. pukul 18.00WIB
(2007). Panduan Memelihara
Kelinci Hias. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Rudy Hustamin. (2008). Panduan
Memelihara Kelinci Hias. Jakarta:
Agro Media Pustaka.
Sarwono. (2008). Kelinci Potong dan Hias.
Jakarta: Agro Media Pustaka
Shofan. (2007). The Realistic Education
Menuju Masyarakat Utama.
Yogyakarta: IRCiSoD
80

Anda mungkin juga menyukai