Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. apa yang dimaksud dengan menejemen kurikulum pendidikan?
2. bagaimana perkembangan manajemen kurikulum pendidikan?
3. apa saja konsep dari karakteristik manajemen kurikulum pendidikan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu
1. menjelaskan definisi dari menejemen kurikulum pendidikan;
2. menjelaskan bagaimana perkembangan manajemen kurikulum pendidikan;
3. menjelaskan konsep dari karakteristik manajemen kurikulum pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan

Secara bahasa manajemen berasal dari kata "to manage" yang artinya
mengatur. Sebagaimana diungkapkan Menurut George R. Terry: Manajemen
adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta
mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.

Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Definisi manajemen
tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

1. Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruh kegiatan manajemen


yang dijabarkan ke dalam empat fungsi manajemen dilakukan secara
berkesinambungan dan semuanya bermuara kepada pencapaian tujuan
perusahaan.
2. Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang
dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi manajemen dan mencakup fungsi
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan serta pengendalian.
3. Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan efisien. Efektivitas
menunjukkan tercapainya tujuan yang diinginkan melalui serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan efisiensi menunjukkan
pencapaian tujuan secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang
paling minimal.
4. Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya
organisasi yang dimiliki oleh perusahaan.

Sedangkan, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan
curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada
saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh mendali/penghargaan.
Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari
awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam
bentuk ijazah.

Dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu;

1. adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan


2. tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.

Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut


dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah
mengikuti suatu tes atau ujian.

Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences)
yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold
B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan
kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are
provided for the students by the school). Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada
kegiatan di dalam kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh siswa diluar kelas.

Pengertian tersebut dikuatkan oleh pendapat yang dikemukakan Saylor,


Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya
sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, bail dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah, maupun di luar sekolah.

Pada dimensi lain, pengembangan kurikulum dimaknakan sebagai curriculum


asscience – kurikulum sebagai ilmu, yang mengungkap berbagai dimensi ciri-ciri
ilmu antara lain ada konsep, teori, prinsip, generalisasi berkenaan dengan
pengembangan kurikulum di sekolah. Sukmadinata (2007) memandang bahwa
kurikulum dapat dikaji dalam tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai ilmu
(curriculum as science), kurikulum sebagai sistem (curriculum as a
system),kurikulum sebagai rencana (curriculum as a plan).

Dalam konteks lain, kurikulum sebagai sistem curriculum as a system, yang


menjelaskan kurikulum sebagai subsistem dari pendidikan secara umum, dan
kurikulum sebagai sistem, mengungkap relasi dan keterkaitan satu sama lain dari
berbagai komponen kurikulum. Dalam telaah ini diungkap secara jelas pertautan
antara berbagai komponen kurikulum (tujuan, materi, metodologi, evaluasi) yang
satu sama lain saling memengaruhi dalam perkembangan kurikulum di sekolah.

Dalam konteks ini, bagaimana kurikulum dirancang dan disiapkan agar


fondasi yang menjadi pilar utama pendidikan dan pembelajaran bisa direalisasikan
dengan baik. Ini memberi makna bahwa kurikulum sebagai rencana komprehansif
pembelajaran curriculum as a plan. Dimensi kurikulum sebagai rencana inilah
yang paling banyak dikenal dan dipahami masyarakat dan mengambil kebijakan
pendidikan di tingkat sekolah ataupun tingkat kabupaten, provinsi/nasional,
karena berkaitan dengan kurikulum sebagai rencana dalam bentuk dokumen resmi
yang tertulis (official written curricullum) di sekolah, ataupun rambu-rambu
dokumen panduan kurikulum lainnya (curicullum guideline) yang menjadi acuan
pengembangan kurikulum oleh para guru di sekolah. Dalam pemahaman tersebut,
kurikulum sebagai proses yang berkesinambungan (curicullum as a sustainability
process). Dengan kata lain, dimensi proses pada dasarnya adalah implementasi
dari apa yang direncanakan dalam dimensi kurikulum tertulis berupa dokumen,
secara sistemik, berkesinambungan dan didasarkan pada kaidah validitas
kurikulum yang bisa dipertanggung jawabkan (curicculum validity).

Berdasarkan beberapa definisi manajemen dan kurikulum yang telah


dipaparkan di atas, maka manajemen kurikulum menurut Suharsimi Arikunto
adalah segala proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan
pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar
mengajar.
Sama halnya dengan pendapat B. Suryosubroto “Manajemen kurikulum
adalah kegiatan yang bahwa dititik beratkan kepada usaha-usaha pembinaan
situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen kurikulum adalah


suatu kegiatan yang dirancang untuk memudahkan guru dalam melaksanakan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang diawali dari tahap perencanaan dan
diakhiri dengan evalusi program, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah
serta dapat berdaya hasil guna dan berdaya guna.

Anda mungkin juga menyukai