Anda di halaman 1dari 8

Strategi Instruksional

Pengertian strategi pembelajaran atau instruksional secara detail diungkapkan oleh

Suparman (2004), bahwa strategi instruksional merupakan perpadu an dari urutan kegiatan,

cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu

yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah

ditentukan.

A. Komponen Utama Pertama: Urutan Kegiatan Intruksional Urutan kegiatan intruksional

terdiri atas komponen pendahuluan, penyajian dan penutup dan disetiap komponen

terdiri ata beberapa langkah yaitu sebagai berikut:

1) Sub Komponen Pendahuluan. Pendahuluan merupakan merupakan kegiatan awal

dari kegiatan intruksional yang sesungguhnya. Adapun langkah- langkahnya

adalah sebagai berikut:

 Penjelasan singkat tentang isi pelajaran. Pada babak permulaan

pembelajaran, siswa inngin segera mengetahui apa yang akan dipelajarinya

maka seorang pengajar menjelaskanya secara singkat.

 Penjelasan Relevansi isi pelajaran baru. Siswa akan lebih cepat mempelajari

sesuatu yang baru bila sesuatu yang akan dipelajarinya itu dikaitkan dengan

sesuatu yang telah diketahuinya atau dengan sesuatu yang biasa dilakukanya

sehari- hari.

 Penjelasan Tentang Tujuan Intruksional. Siswa teruatma yang telah dewasa

atau matang akan belajar dengan lebih cepat bila ia mendapatkan tanda-

tanda yang mengarahkan proses pembelajarnya.


2) Sub Komponen Penyajian Setelah selesai kegiatan pendahuluan, pengajar mulai

memasuki kegiatan penyajian. Penyajian adalah sub komponen yang sering

ditafsirkan secara awam sebagai pengajaran karena memang merupakan inti

kegiatan pengejaran.

 Uraian, merupakan penjelasan tentang materi pelajaran atau konsep, prinsip,

dan prosedur yang akan dipelajari siswa.

 Contoh, adalah benda atau kegiatan yang terdapat dalam kegiatan siswa

sebagai wujud dari materi pengajaran yang sedang diuraikan.

 Latihan, merupakan kegiatan siswa dalam rangka menerapkan konsep,

prinsip, atau prosedur yang sedang dipelajarinya kedalam praktik yang

relevan dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

3) Sub Komponen Penutup Penutup. adalah subkomponen terakhir dalam urutan

kegiatan intruksional.

 Tes Formatif, merupakan suatu set pertanyaan untuk dijawab atau

seperangkat tugas untuk dilakukan untuk mengukur kemajuan belajar siswa

setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran. tes ini dapat diajukan secara

terulis dan lisan.

 Tindak lanjut, merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah

melakukan tes formatif dan umpan balik. Peserta didik yang telah tuntas

belajar akan melanjutkan ke bagian pelajaran selanjutnya, dan peserta didik

yang belum tuntas harus mengulangi isi pelajaran tersebut dengan

menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda.


B. Komponen Utama Kedua: Metode Intruksional Salah satu komponen utama strategi

intruksional di luar urutan kegiatan intruksional adalah metode intruksional. Berikut

adalah metode yang dapat digunakan pengajar dalam kegiatan intruksional :

 Metode Ceramah (Lecture). Metode ceramah berbentuk penjelasan mengajar

kepada siswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab. Yang dibutuhkan adalah

topik yang diuraikan dan media visual sederhana.

 Metode Demonstrasi. Metode ini mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan

suatu keterampilan atau proses kegiatan. Penggunaan mensyaratkan adanya suatu

keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan

tertentu.

 Metode Penampilan. Metode ini berbentuk praktik yang dilaksanakan atas dasar

penjelasan atau demonstrasi yang telah diterima.

 Metode Diskusi. Merupakan interaksi antar siswa dengan siswa atau dengan

pengajar untuk mendebatkan topik atau permasalah tertentu.

 Metode Studi Mandiri Metode ini berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau

penelitian tanpa bimbingan khusus.

 Metode Kegiatan Intruksional Terprogram Metode ini menggunakan basab

intruksional yang disiapkan secara khusus, yang pelajaran di dalamnya dipecah

menjadi langkah-langkah kecil, diurutkan, diarahkan untuk mengurangi kesalahan

dan diikuti umpan balik.

 Metode Latihan dengan Teman Memanfaatkan seseorang yang telah lulus dalam

latihan untuk bertindak sebagai pelatih.


 Metode Simulasi Metode ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang

mengganikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Metode ini sesuai

diterapkan untuk semua tahap belajar, memberikan kejadian-kejadian yang

analogis, memungkingkan prakti dan umpan balik dengan resiko kecil dan

diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri. Adapun kelemahannya adalah biaya

pengembangan yang tinggai dan butuh waktu yang lama, fasilitas dan alat yang

digunakan sulit diperoleh serta mahal, dan resiko tinggi.

 Metode Sumbang Pendapat atau Sumbang Saran ( Brain-Storming ). Metode ini

tepat digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengajukan

pendapatnya. Tetapi, metode ini dapat menimbulkan frustasi dikalangan siswa,

karena tidak menemukan konsesus pada akhir proses tersebut. Metode ini juga

digunakan dalam mencari berbagai kemungkinan cara memecahkan masalah.

 Metode Studi Kasus. Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian

atau situasi tertentu, yang kemudian siswa ditugaskan untuk mencari alternatif

pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan

berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep dan masalah.

 Metode Computer Assisted learning (CAL) Metode ini berbentuk seri kegiatan

belajar yang sangat bersetruktur dengan menggunakan komputer. Isi pelajaran

dimunculkan oleh komputer dalam bentuk masalah, siswa diminta untuk

memberikan jawaban dan jawab akan langsung diproses secara elektronik, dan

tidak lama siswa akan mendapat umpan balik atas jawabannya. Kesulitan metode

ini adalah pengembangan program CAL membuthkan biaya tinggi dan waktu lama

serta pengadaan dan perawatan alat mahal.


 Metode Insiden Merupakan variasi dari metode studi kasus. Siswa diberi data dasar

yang tidak lengkap tentang suatu peristiwa, kemudian ia harus mencari dat

tambahan. Tambahan data dapat diminta pada pengajar. Untuk itu, pengajar harus

mempersiapkan berbagai lembaran data untuk diberika kepada siswa jika

mengajukan permintaan. Kelemahan metode ini siswa belajar menyusun dan

menyelami masalah lebih dahulu sebelum belajar berfikir kritis untuk mencari

pemecahannya.

 Metode Praktikum. Berbentuk pemberian tugas kepada siswa untuk menyelesaikan

suatu proyek dengan praktik dan menggunakan instrumen tertentu.

 Metode Proyek. Berbentuk pemberian suatu tugas kepada semua siswa untuk

dikerjakan secara individual. Laporan dituangkan dalam bentuk makalah.

 Metode Berbasis. Peran Metode ini sering digunakan untuk memberi kesempatan

kepada siswa untuk mempraktikkan isi pelajaran yang baru saja dipelajarinya

dalam rangka menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam

pelaksanaan sesungguhnya. Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari

pengajar untuk menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan siswa.

 Metode Seminar. Metode ini berbentuk kegiatan belajar bagi sekelompok siswa

untuk membahas topik atau masalah terentu. Setiap anggota seminar diharapkan

aktif berpartisipasi. Penyelesaian tugas membahas topik atau masalah tersebut

menjadi tanggung jawab anggota seminar, sedangkan pengajar bertindak sebagai

narasumber.

 Metode Simposium. Metode ini mengetengahkan suatu seri ceramah mengenai

berbagai kelompok topik dalam bidang tertentu.


 Metode Totorial. Berbentuk pemberian bahan belajar yang telah dikembangkan

untuk dipelajari siswa secara mandiri dan kesempatan berkonsultasi secara

periodik tentang kemajuan dan masalah yang dialaminya.

 Metode Deduktif Metode ini dmulai dengan pemberian penjelasan tentang prisip-

prisip isi pelajaran, kemudian disusul dengan penerapannya atau contoh-contohnya

pada situasi tertentu. Metode ini bergerak dari yang bersifat umum ke khusus.

Metode ini tepat digunakan bila siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang

dipelajari, isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang

membutuhkan proses berfikir kritis, pengajaran mengenai pelajaran tersebut

mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang baik, serta waktu yang

tersedia singkat.

 Metode Induktif Dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau

sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing

untuk berusaha keras mensintetis, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar

dari pelajaran tersebut. Metode ini tepat digunakan bila siswa telah mengenal atau

telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut,

yang akan diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap,

pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, pengajar mempunyai

keterampilan mendengarkan yang baik, fleksibel, terampil mengajukan

pertanyaan, terampil mengulang pertanyaan, dan sabar serta waktu yang tersedia

cukup panjang.
C. Komponen Utama Ketiga : Media Intruksional Media adalah alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima.

 Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjada lebih

besar.

 Menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh dari siswa ke hadapan siswa.

 Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan sangat cepat atau

sangat lambat menjadi lebih sistematik dan sederhana.

 Menampung sejumlah besar siswa untuk mempelajari materi pelajaran dalam

waktu yang sama.

 Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan manusia.

 Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian manusia.

 Meningkatkan sistematika pengajaran, seperti penggunaan transparasi, kaset audio,

dan grafik dalam mengajar.

D. Komponen Utama Keempat : Waktu Komponen terakhir dalam strategi instruksional

adalah waktu, yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan siswa

untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Jumlah waktu

yang dibutuhkan untuk mengajar, terbatas kepada waktu yang digunakan pengajar dalam

pertemuan dengan siswa. Waktu untuk siswa adalah jumlah waktu yang digunakan dalam

pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan untuk

melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran di luar pertemuan dengan

pengajar.
MODUL INTERVENSI

Sesi Kegiatan Tujuan Durasi


Pendahuluan 1. Penjelasan singkat Memberi gambaran mengenai 30 menit
mengenai materi materi wayang yang akan
2. Memutarkan video kisah disampaikan.
pewayangan
Sesi inti 1. Murid diberikan gambar 1. Agar siswa lebih memahami 40 menit
wayang serta menghafal karakteristik
2. Murid diminta untuk masing-masing wayang
berdiskusi tentang gambar dalam materi yang
wayang tersebut dalam disampaikan.
kelompok kecil 2. Meningkatkan kemampuan
3. Murid menjelaskan hasil analisis siswa.
diskusi di depan kelas dan 3. Menjadikan kelas yang aktif,
kelompok lain diminta dengan adanya presentasi dan
untuk menanggapi. tanggapan dari kelompok
lain.

Penutup 1. Pemberian apresiasi atas 1. Agar siswa lebih termotivasi 20 menit.


hasil diskusi yang untuk mengikuti pelajaran
dilakukan. bahasa jawa berikutnya.
2. Pemberian feedback dari 2. Agar siswa mengetahui
guru (mengoreksi dan kejelasan mengenai
meluruskan hasil diskusi karakteristik wayang yang
siswa). sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai