Anda di halaman 1dari 21

Korelasi-korelasi Gradien Tekanan

Aliran Fluida Dua Fasa Dalam Pipa


Horizontal

TUJUAN


 Mengenal Jenis-jenis Korelasi yang Digunakan Dalam Memperkirakan Gradien
Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa Dalam Pipa HorizontalMemahami Prosedur-
Prosedur Perhitungan serta Data yang Diperlukan Dalam Masing-masing Korelasi

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 1
1. Pendahuluan
Fluida reservoir dari kepala sumur dialirkan ke proses pemisahan dan dari proses
pemisahan ini fluida reservoir dari berbagai sumur dialirkan ke stasion pengumpul.
Fluida reservoir tersebut dialirkan melalui pipa salur (flow line), yang diletakan diatas
tanah atau ditanam di dalam tanah, dan mengikuti tofography permukaan tanah. Selain itu
pipa juga ditekuk untuk mengikuti belokan, disambung dengan pipa-pipa yang berbeda
diameternya, dipasang katup-katup pengatur dan sebagainya.
Dalam perhitungan kehilangan tekanan aliran fluida dua fasa dalam pipa, semua
komponen-komponen tersebut, yang meliputi komponen pipa horizontal, komponen
belokan- belokan, komponen fitting dan sebagainya, harus diperhitungkan.
Pada bab ini akan dibahas tentang korelasi-korelasi perhitungan kehilangan tekanan
aliran fluida dua fasa, baik pada kondisi pipa horizontal, miring, pada fitting, belokan-
belokan dan sebagainya. Untuk pipa horizontal kehilangan tekanan aliran dapat dihitung
dengan salah satu korelasi berikut ini:
1. Dukler I
2. Dukler II
3. Eaton
4. Beggs dan Brill
Sedangkan untuk pipa yang mengikuti permukaan tanah perbukitan, korelasikorelasi
berikut ini dapat digunakan untuk memperkirakan kehilangan tekanan sebagai akibat
perbukitan, yaitu :
1. Flanigan
2. Ovid Baker
3. Beggs dan Brill

2 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
2. Korelasi Dukler I

2.1. Pengembangan korelasi


Dukler mengembangkan korelasinya pada tahun 1959, dengan cara melakukan
pengukuran kehilangan tekanan aliran dalam pipa dilaboratorium (dengan model
berskala kecil) dan pengukuran dilapangan. Jumlah data yang terkumpul mencapai
20.000 data, tetapi berdasarkan penilaian data yang diperoleh 2600 data yang "baik".
Berdasarkan data pengamatan tersebut, Dukler menyatakan bahwa selama fluida
mengalir dalam pipa, terdapat empat gaya yang bekerja pada fluida.
Gaya-gaya tersebut adalah :
1. Gaya tekan
2. Gaya Viscous shear
3. Gaya gravitasi
4. Gaya inertia atau percepatan fluida
Untuk kondisi aliran fluida dalam pipa horizontal, fluida tidak mengalami gaya
gravitasi, dengan demikian hanya 3 gaya lainnya yang akan bekerja. Didalam
pengembangan korelasinya, Dukler menganggap bahwa aliran fluida merupakan aliran
homogen dan tidak terjadi "slip" antar fas. Dengan demikian liquid Hold-up pada
kondisi no-slip, λL, didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan cairan
superficial dengan kecepatan superficial total atau perbandingan antara laju aliran cairan
volumetris terhadap laju fluida total volumetris. Selain itu Dkler tidak memperhitungkan
adanya pola aliran, dengan demikian berdasarkan anggapan-anggapan tersebut, ,
korelasi ini merupakan korelasi yang sederhana. Untuk menghitung gradien tekanan
aliran, hanya diperlukan perhitungan :
1. Liquid hold-up tanpa slip, yang diperlukan untuk menghitung densitas fluida
dua fasa
2. Faktor gesekan
Berikut ini akan diuraikan tentang persamaan yang digunakan dalam
perhitungan gradien tekanan aliran dalam pipa.

2.2. Persamaan-persamaan Untuk Menghitung Gradien Tekanan Aliran


Liquid hold-up tanpa slip, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
qL
L  ........................................................................................... (1)
q s  QL
Berdasarkan persamaan tadi, densitas dan viscositas fluida dua fasa dapat
diperoleh berdasarkan persamaan- persamaan berikut :
ρtp = ρ L λL + ρg (1 − λL) .................................................................. (2)
μtp = μL λL + μg (1 − λL) .................................................................. (3)
Faktor gesekan dihitung dengan menggunakan persamaan yang diturunkan dari
data pengamatan, yaitu sebagai berikut :

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 3
0.125
f tp  0.0014  0.32
..............................................................................(4)
N RE
Bilangan Reynold dihitung dengan menggunakan persamaan yang diturunkan
dari data pengamatan, yaitu sebagai berikut :
1488 Wt
N RE  ....................................................................................(5)
S / 4  p
dimana :
Wt = laju masa aliran total (gas dan cairan), lbm/detik
= WL ρL + Wg ρg
Berdasarkan harga faktor gesekan dua fasa tersebut, gradien tekanan aliran
dihitung dengan persamaan berikut :
2
W 
2 f tp  t 
A 
 dp   p  ................................................................................(6)
 
 dL  g c  tp d
dimana :
Ap = luas penampang pipa, ft2
Gradien Tekanan aliran sebagai akibat percepatan juga diperhitungkan oleh
Dukler, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
16 Wt Wg P
a ..........................................................................(7)
 g c d A P1 P2 g
2

Berdasarkan gradien tekanan aliran akibat gesekan dan percepatan, maka


gradien tekanan aliran total dihitung dengan persamaan berikut :

 dp 
 f
 dp   dL 
 t  .......................................................................................(8)
 dL  1 a
Berdasarkan untuk persamaan tersebut diatas, gradien tekanan aliran dalam pipa
dapat dihitung.

4 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
3. Korelasi Dukler II

3.1 Pengembangan Korelasi Dukler II


Pada uraian korelasi Dukler I, telah disebutkan bahwa korelasi tersebut
dikembangkan berdasarkan anggapan tidak terjadi "slip" antar fasa, karena fluida dalam
aliran dianggap homogen. Pengembangan korelasi Dukler II ini terjadi "slip"
diperhitungkan, dengan demikian perlu diturunkan persamaan
liquid hold-up.

3.2 Persamaan liquid hold-up


Dukler menurunkan persamaan liquid hold-up, YL, sebagai fungsi dari bilangan
Reynold kinetik, NRek dan no-slip liquid hold-up, λL . Hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk grafis, seperti ditunjukkan pada gambar 1. bilangan Reynold kinetik dapat
dihitung dengan menggunakan persamaanberikut :
 k Vm d
N Re k  1488 ............................................................................ (9)
n
dimana :

 L2  L  g 2 g
k   ........................................................................ (10)
yL yg

vm = VSL + vsg ..................................................................................... (11)


μn = μL λL + μg (1 − λL) ................................................................... (12)

 Gambar 1 Hubungan antara YL terhadap NRek Menurut Dukler

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 5
Dari rangkaian persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung
liquid hold-up. YL perlu dilakukan perhitungan trial & error. Hal ini disebabkan karena YL
= f (λL dan RRek) selain itu NRek = f (YL). Prosedur perhitungan sebagai berikut :
Berdasarkan laju aliran gas dan cairan, tentukan λL
1. Anggap harga YL (sebagai anggapan pertama dapat digunakan yL = 0.8 λL)
2. Hitung NRek dengan menggunakan persamaan (9)
3. Hitung YL berdasarkan Gambar (1)
4. Bandingkan harga YL dari langkah 2 dengan harga YL yang diperoleh dari
langkah 4. Apabila kedua harga tersebut cukup dekat, sesuai dengan batas
toleransi yang diberikan, maka harga YL dari langkah 4 adalah harga YL yang
dihitung. Tetapi apabiola perbedaannya lebih besar dari batas toleransi,
maka kembali ke langkah 2, dengan menganggap harga YL sama dengan
harga YL dari langkah 4.

3.3. Persamaan Faktor Gesekan


Dukler menurunkan faktor gesekan, dengan cara melakukan normalisasi faktor
gesekan, seperti ditunjukkan pada gambar 6 pada gambar tersebut ditunjukan
hubungan antara (f/fn) merupakan fungsi dari λL . fn adalah faktor gesekan yang
dinormalisasi, dan dihitung dengan persamaan berikut:

k ......................................................................(13)
0.32
f n  0.0056  0.5 N Re

Prosedur perhitungan faktor gesekan, f adalah sebagai berikut :


1. Berdasarkan laju alir gas dan cairan tentukan f/fn sesuai dengan harga YL
2. Dengan menggunakan gambar 6, tentukan f/fn sesuai dengan harga λL
3. hitung harga N Rek, dengan menggunakan persamaan (9)
4.Hitung fn, dengan menggunakan persamaan (13)
5. Hitung faktor gesekan, yaitu sebagai berikut :

 f 
f    f n ..............................................................................................(14)
 fn 
Perhitungan faktor gesekan tersebut, dapat pula dilakukan secara analitis,
dengan menggunakan persamaan berikut :
f x
1 ............................................................................................(15)
fn fX 
Dimana:
X  ln L  ................................................................................................(16)
f (x) = 1.281 − 0.478x + 0.444 x2 − 0.00843 x4 ...........................(17)
Prosedur perhitungan sama seperti prosedur grafis, hanya saja menentukan
harga f/fn, yang semula menggunakan grafik, diganti dengan persamaan (15).

6 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
3.4. Persamaan Faktor Percepatan
Kehilangan tekanan sebagia akibat percepatan, menurut Dukler, dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :

1 
 g Vsg  L VsL
2 2   g Vsg2  L VsL2  
a         ...............................................(18)
g c p
 g
  1  y g  
y yL yL

dimana :
ΔP = P2 − P1
Subkrip 1 dan 2 menunjukkan keadaan pada titik (1) dan (2).

3.5. Perhitungan gradien tekanan aliran total


Berdasarkan harga faktor gesekan, maka gradien tekanan aliran sebagai akibat
gesekan, dihitung dengan persamaan :

dp  2 f k Vm2
  f  ...........................................................................................................................(19)
 dL  12 g c d
Gradien tekanan total, sebagai akibat gesekan dan percepatan diperkirakan
menggunakan persamaan berikut :

 dp  dp / d L  f
   .........................................................................................................................(20)
 d L t 1 a
dimana :
a = faktor percepatan dihitung dengan persamaan (18)

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 7
4. Korelasi Eaton

4.1. Pengembangan Korealasi Eaton


Eaton melakukan pengamatan aliranm dalam pipa horizontal di laboratorium.
Dua ukuran pipa yang digunakan dalam percobaan tersebut, yaitu sebesar 2" dan 4 ",
sepanjang 1700 ft. Selang harga setiap variabel aliran, adalah sebagai berikut :
 Laju alir gas, MMSCF/hari : 0 - 10
 Laju Alir Cairan, bbl/hari : 50 - 5500
 Viscositas Cairan, Cp : 1 - 13.5
 Tekanan sistim rata-rata, psi : 70 - 950
 Diameter pipa, in : 2 dan 4
 Liquid hold-up : 0 - 1
Berdasarkan hasil pengamatannya, Eaton menurunkan korelasi liquid holdup dan
faktor gesekan, untuk menghitung gradien tekanan aliran. Didalam mengembangkan
korelasi liquid hold-up tersebut, Eaton menggunakan bilangan tak berdimensi, yaitu
liquid Velocity Number. Masing-masing bilangan tak berdimensi tersebut adalah
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Liquid Velocity Number :
0.25
 
N LV  1.938 VsL  L  ..............................................................................................................(21)
 L 
Gas Velocity Number :
0.25
 
N g V  1.938 VsL  L  .............................................................................................................(22)
 L 
Pipe Diameter Number :
0.5
 
N d  120.872 d  L  ..............................................................................................................(23)
 L 
Liquid Viscosity Number :
0.25
 1 
N L  0.1572  L   ...................................................................................................(24)

 L  3
L 

4.2. Korelasi Liquid hold-up


Eaton mengembangkan korelasi hold-up sebagai fungsi dari kelompok bilangan
tak berdimensi sebagai berikut :
0.575
1.84 N Lv P 0.05 N L0.1
yL  ...........................................................................................................(25)
N gv N d0.0277 Pb0.05

Variabel pb pada persamaan (25) adalah tekanan standard (base pressure), yang
dalam hal ini dapat diambil harga sebesar 14.65 psi. Fungsi YL tersebut secara grafis
ditunjukkan pada gambar 2.

8 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
 Gambar 2 Grafik Faktor Gesekan Menurut Dukler
Dalam pemakaiannya, perlu diperhatikan bahwa garis putus-putus pada gambar
7 tersebut merupakan garis ekstrapolasi. Ekstrapolasi tersebut dilakukan pada harga
kelompok tak berdimensi lebih besar dari 0.9 . Dengan demikian perlu diperhatikan
apabila dalam perhitungan dihasilkan harga kelompok variabel yang berdimensi
tersebut berharga lebih besar dari 0.9

.4.3. Korelasi Gradien Tekanan akibat gesekan


Eaton menurunkan persamaan gradien tekanan sebagai akibat gesekan sebagai
berikut :

 dp  f V 2m fw2 m
  f  n 
 dL  2g c d 2 g c d A 2 n

 Gambar 3 Korelasi Liquid Hold-Up Menurut Eaton

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 9
dimana :
ρn = no-slip densitas, lbm/cuft
vm = kecepatan campuran, ft/det
wm = kecepatan massa campuran, lbm/det
A = luas penampang pipa, ft2
d = diameter pipa, ft
Faktor gesekan f, ditentukan berdasarkan korelasi antara dua kelompok variabel
tak berdimensi yaitu :

W 
0.1
 0.057 Wg Wm 0.5 
f  L  terhadap   ............................................................................(27)
 Wm   g d 2.25 
 
Hubungan kedua kelompok variabel tak berdimensi tersebut dinyatakan dalam
bentuk grafis, seperti ditunjukkan pada gambar 4. Dalam pemakaiannya perlu
diperhatikan bahwa pada harga :
 0.057 Wg Wm 0.5 
   5 x 10 4 ...................................................................................................(28)
 g d 2.25 
 
pembacaan harga faktor gesekan untuk pipa berukuran 2 " dan 4 " digunakan
kurva yang berbeda. Selain itu untuk pipa berukuran 4" dan 17 ", masing-masing untuk
harga kelompok tak berdimensi :
Untuk pipa 4 " :

 0.057 Wg Wm 0.5 


   9 x 10 5 ...................................................................................................(29)
 g d 2.25 
 
Untuk pipa 17 " :
 0.057 Wg Wm 0.5 
   4 x 10 5 ...................................................................................................(30)
 g d 2.25 
 
kurva merupakan hasil ekstrapolasi, sehingga perlu diperhatikan tentang
pemakaiannya.
Kehilangan tekanan sebagai akibat akselerasi (percepatan), dihitung dengan
pesamaan berikut :

 dp  WL d V 2 t  W g d V 2 g
 acc  ............................................................................................(31)
 dL  2 gc q m d L
dimana :
dvL = vL (P1,T1) − vL (P,T2)
dvg = vg (P1,T1) − vL (P,T2)
Apabila Ek adalah (dp/dL)acc, maka kehilangan tekanan aliran total dalam pipa
horizontal adalah sebagai berikut :

10 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
 dp 
 
 dp 
 total   L  .........................................................................................................................(32)
d
 dL  1  Ek

 Gambar 4 Korelasi Faktor Gesekan Dua Fasa Menurut Eaton

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 11
5. Korelasi Beggs dan Brill

5.1. Pengembangan Korelasi


Beggs dan Brill mengembangkan korelasi kehilangan tekanan aliran fluida dua
fasa dalam pipa berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan di laboratorium.
Instalasi utama untuk percobaan ini terdiri dari pipa- pipa acrylic untuk beberapa ukuran
dan pengatur sudut kemiringan pipa, selain peralatan untuk pengaliran seperti pompa
dan separator dan juga berbagai alat pengukur. Berdasarkan Pengamatan terhadap pola
aliran pada pada saat pipa mempunyai kedudukan horizontal, Beggs dan Brill membagi
pola aliran sebagai berikut :
1. Pola aliran segregated
2. Pola aliran Transisi
3. Pola aliran Intermittent
4. Pola aliran Distributed
Parameter-parameter yang diperlukan untuk mendefinisikan masing-masing
pola aliran tersebut adalah sebagai berikut :

V 2m
NFR  ......................................................................................................................................(33)
gd
VsL
L  ..............................................................................................................................................(34)
Vm
L1  316  L0.302 ................................................................................................................................(35)
L2 = 0.0009252 λ L−2.4684 ................................................................................................................(36)
L3 = 0.10 λ L−1.4516 .............................................................................................................................(37)
L4 = 0.50 . λ L−6.738 ............................................................................................................................(38)
Berdasarkan parameter pola aliran tersebut, batas-batas pola aliran dapat
ditentukan dengan menggunakan persyaratan - persyaratan sebagai berikut :
1. Pola aliran segregated :
λL < 0.01 dan NFR < L1
atau
λL ≥ 0.01 dan NFR < L2
2. Pola aliran Transisi :
λL ≥ 0.01 dan L2 ≤ NFR ≤ L3
3. Pola aliran Intermittent :
0.01 ≤ λL ≤ 0.4 dan L3 ≤ NFR ≤ L1
atau
λL ≥ 0.4 atau L3 ≤ NFR ≤ L4
4. Pola aliran Distributed :
λL < 0.4 dan NFR ≥ L1
atrau

12 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
λL ≥ 0.4 dan NFR > L4
Perhitungan liquid hold-up sesuai dengan pola aliran yang terjadi, yang
ditentukan berdasarkan persyaratan diatas.

5.2. Korelasi Liquid Hold-up


Korelasi liquid hold-up diturunkan sesuai dengan pola aliran yang terjadi.
Sedangkan pola aliran yang dihasilkan oleh Beggs dan Brill berdasarkan pengamatan
terhadap pola aliran pada posisi pipa horizontal. Dengan demikian untuk perhitungan
liquid hold-up pada kedudukan pipa tidak horizontal, perlu dilakukan koreksi. Berikut ini
Beggs dan Brill menurunkan persamaan yang digunakan untuk memperkirakan harga
liquid hold-up, yaitu sebagai berikut :

yL (alpha) = yL (0) x ϕ ......................................................................... (39)


dimana :
yL (α) = liquid hold-up pada sudut kemiringan pipa sebesar
YL(0) = liquid hold-up pada posisi pipa horizontal
ϕ = faktor koreksi terhadap kemiringan pipa
Harga YL (0) ditentukan berdasarkan persamaan berikut :

a y Lb
yL 0 
NeFR
dimana :
a, b dan c adalah konstanta-konstanta yang tergantung pada pola aliran dan
ditunjukan pada Tabel 1.

 Tabel 1 Konstanta a, b dan c Persamaan 39


Pola Aliran a b c
Segregated 0.9800 0.4846 0.0868
Intermittent 0.8450 0.5351 0.0173
Distributed 1.0650 0.5824 0.0609
Faktor koreksi untuk sudut kemiringan pipa ditentukan berdasarkan persamaan
berikut :
  1  C sin 1.8   0.333 sin 3 1.8  ......................................... (40)
dimana α adalah sudut kemiringan pipa terhadap bidang horizontal.
Untuk aliran vertikal, dimana a sebesar 90 o, maka persamaan (40) dapat
disederhanakan menjadi :

ϕ = 1 + 0.3 C .......................................................................................... (41)


dimana :
C = adalah konstanta persamaan yang dihitung dengan persamaan Berikut :

C  1  y L  ln d y Le N FR
f g
N FR 
........................................................... (42)
dimana konstanta d, e, f dan g ditentukan berdasarkan tabel 2, sesuai dengan
pola aliran yang diperkirakan.

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 13
 Tabel 2 Konstanta d, e, f dan g untuk persamaan 42
Pola Aliran d e f g
Segregated Up-hill 0.011 - 3.7680 3.5390 - 1.6140
Intermittent Up-hill 2.960 0.3050 - 0.4473 0.0978
Distributed Up-hill Tidak perlu dikoreksi, C = 0
Semua Pola Aliran 4.700 - 0.3692 0.1244 - 0.5056
Downhill
Untuk pola aliran transisi, harga liquid hold-up ditentukan berdasarkan hasil
interpolasi antara harga liquid hold-up pada pola aliran segregated dan intermittent,
berdasarkan persamaan berikut ini :
yL = AyL(segregated) + By L( segregated ) .................................(43)
dimana :
L3  N FR
A B 1 A
L3  L2

5.3. Korelasi faktor Gesekan


Untuk aliran dua fasa, Beggs dan Brill mendefinisikan gesekan seperti pada
persamaan berikut :
f tp
f tp   f n  ............................................................................................(44)
fn
dimana fn adalah faktor gesekan "no-slip" yang ditentukan berdasarkan diagram
Moody untuk "smooth" pipa atau dengan menggunakan persamaan berikut :
2
  N Re n 
f n  2 log   .................................(45)
  4.4.5223 log N Re n   3.8215 
Bilangan Reynold pada kondisi no-slip ditentukan berdasarkan persamaan
berikut :
 n Vm d
N Re n  14.88 ............................................................................(46)
n
μn = μL λL + μg (1 − λL) .........................................................................(47)
Sedangkan harga ftp/fn dihitung dengan persamaan berikut :
f tp
 e s ......................................................................................................(48)
fn
dimana :
ln  y 
S (49)
 0.0523  3.182 ln  y   0.8725ln  y   0.01853 ln  y 
2 4

14 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
L
y ........................................................................................... (50)
y L  2
Apabila harga 1 y , maka harga S dihitung dengan persamaan :
S = ln (2.2 y - 1.2 ) ................................................................................ (51)
Gradien tekanan akibat gesekan, menurut Beggs dan Brill dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :

 dp  f  V 2m
  f  tp n ............................................................................ (52)
 dL  2gc d

dimana prn adalah no-slip density.

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 15
6. Korelasi Mukherjee dan Brill

6.1 Pengembangan Korelasi


Mukherjee membuat model fisik aliran fluida dua fasa dalam pipa miring, dengan
menggunakan pipa baja berukuran 1.5 ". Bagian pipa untuk pengujian, sepanjang 56
feet berbentuk "U", dapat diubah sudut kemiringannya.
Untuk satu harga sudut kemiringan yang sama dapat dilakukan dua pengukuran
dalam dua arah, yaitu aliran berarah ke atas ("up-hill flow") dan berarah kebawah
("down-hill flow").
Mukherjee menyatakan bahwa harga liquid hold - up merupakan fungsi dari :
kecepatan gas dan cairan tak berdimensi NLv dan Ngv liquid viscosity number,
Nm sudut kemiringan pipa Sedangkan gradien tekanan alir total dipengaruhi oleh
komponen hidrostatik (untuk aliran miring) dan komponen gesekan. Besar kecilnya
pengaruh dari masing-masing komponen tersebut terhadap gradien teklanan alir total,
tergantung pada :
 pola aliran
 sudut kemiringan pipa
 arah aliran
Dalam pengembangan korelasi, Mukherjee dan Brill melakukan pengukuran dan
mengumpulkan sebanyak 1500 data, yang terdiri dari pengukuran gradien tekanan
aliran total, baik dalam arah aliran ke atas dan kebawah, dengan sudut kemiringan yang
bervariasi antara 0o ( horizontal ) sampai 90 o (vertikal).

6.2. Korelasi Liquid Hold-up


Berdasarkan hasil pengukuran-pengukuran berbagai parameter aliran di
laboratorium, Mukherjee dan Brill membuat plot antara liquid hold-up dan kecepatan
gas superficial untuk suatu harga kecepatan liquid superficial.
Plot tersebut menunjukkan kurva yang kontinu. Pada suatu selang harga
kecepatan gas superficial tertentu, dihasilkan kurva yang asymptotic, pada harga liquid
hold-up mendekati nol. Berdasarkan plot tersebut diturunkan persamaan liquid hold -
up dan secara regresi dihasilkan persamaan berikut :


 N c5 
gV 
y L  E xp c1  c 2 sin   c 3 sin   c4 N L . c6  .........................(53)
2 2


 N LV 

dimana c1 sampai dengan c6 adalah konstanta yang tergantung pada pola
aliran, seperti ditunjukkan pada tabel 3.

16 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
 Tabel 3 Konstanta Korelasi Mukherjee dan Brill

Dengan menggunakan persamaan (53) tersebut, maka dapat dihitung densitas


dan faktor gesekan dengan menggunakan persamaan yang telah dikembangkan oleh
Beggs dan Brill.

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 17
7. Korelasi Minami dan Brill

7.1. Pengembangan Korelasi


Pada pipa salur yang mengalirkan gas, sering terjadi kondensasi gas menjadi
kondensat. Pada kondisi ini terjadi aliran fluida dua fasa, yang terdiri dari gas dan
kondensat, dimana kondensat yang timbul dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga
liquid hold-up aliran sangat rendah. Harga liquid hold-up ini jauh dibawah selang harga
liquid hold-up pada korelasi-korelasi yang telah telah dibicarakan sebelumnya, sehingga
korelasi- korelasi terdahulu tersebut tidak dapat digunakan, untuk menghitung gradien
tekanan dengan akurasi yang baik.
Untuk tujuan dapat menghitung gradien tekanan aliran campuran gas dan
kondensat dengan akurasi yang baik, Minami melakukan pengkuran kehilangan tekanan
pada pipa horizontal sepanjang 1333 ft yang berdiameter 3.068 ". Fluida yang mengalir
adalah campuran korosene dan udara, air dan udara serta campuran air, udara dan
surfactant. Karena jumlah cairan yang mengalir sangat sedikit, maka pengukuran liquid
hold-up dilakukan secara rata-rata diseluruh panjang pipa, dengan melakuklan
"pigging" dan menampung cairan yang diperoleh. Volume cairan yang diperoleh ini
dibandingkan dengan volume total pipa adalah harga liquid hold-up.
Berdasarkan jenis fluida yang mengalir, hasil pengukuran dikelompokkan sebagai
berikut :
1. campuran kerosene dan udara sebanyak 57 titik data
2. campuran air dan udara sebanyak 54 titik data
3. campuran air, surfactant dan udara sebanyak 8 titik data
Harga liquid hold-up yang diperoleh dari pengukuran tidak lebih besar dari 0.45,
dengan demikian model ini mewakili kondisi aliran gas basah dalam pipa. Untuk
melengkapi korelasi supaya berlaku untuk kondisi lairan dua fasa dalam pipa, Minami
menggabungkan data pengukurannya dengan hasil pengukuran yang dilakukan oleh
Beggs dan Brill. Dengan demikian dalam hal ini Minami mempunyai dua korelasi, yaitu
satu untuk kondisi aliran gas basah dan untuk kondisi aliran dua fasa.

7.2. Korelasi Liquid hold-up


Data yang telah terkumpul digunakan untuk mengembangkan korelasi liquid
hold-up dan seperti telah diuraikan sebelumnya, Minami mengembangkan dua korelasi
masing- masing untuk aliran gas basah dan alran dua fasa.
Korelasi-korelasi tersebut adalah sebagai berikut :L
Korelasi I :
untuk aliran gas basah dalam pipa, adalah sebagai berikut :
0n.8945 N d0.0796
X  0.4076
...................................................................................(54)
N LV
dimana harga X untuk korelasi ini berharga antara 0.0026 X 0.15. Apabila harga X
diluar selang tersebut tidak dianjurkan untuk melakukan ekstrapolasi.

18 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
Sedangkan harga Nd dan NLv dihitung dengan persamaan yang telah diuraikan
terdahulu. Berdasarkan harga X tersebut liquid hold-up dihitung
dengan persamaan berikut :

  Z   9.21 
4.3374

y L  1.0  exp ln   ................................................ (55)


  8.7715 
Korelasi II,
yang dikembangkan berdasarkan data gabungan Minami dan Beggs dan Brill,
merupakan korelasi untuk aliran fluida dua fasa. Persamaan liquid hold-up yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
0.05
0.575 P 
y Z  1.84 N LV   N 0.10 ......................................... (57)
N gv N d0.0277  Pb 
Harga liquid hold-up, baik dari korelasi I dan II digunakan untuk menghitung
densitas gabungan dan faktor gesekan dengan menggunakan persamaan Beggs
dan Brill.

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 19
DAFTAR PUSTAKA

1. nn., "Artificial Lift", SPE Reprint Series no.12, SPE of AIME, Dallas-Texas, 1975.
2. Brown K.E., "The Technology of Artificial Lift Methods", Vol.1-4, Penn Well Publishing
Company, Tulsa-Oklahoma, 1984.

20 SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal
DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

ρn = no-slip densitas, lbm/cuft


vm = kecepatan campuran, ft/det
wm = kecepatan massa campuran, lbm/det
A = luas penampang pipa, ft2
d = diameter pipa, ft
yL (α) = liquid hold-up pada sudut kemiringan pipa sebesar
YL(0) = liquid hold-up pada posisi pipa horizontal
ϕ = faktor koreksi terhadap kemiringan pipa
L = Liquid Hold up tanpa Slip,
ρtp = Densitas Fluida 2 Fasa, lb/ft3
ρL = Densitas Fluida 2 Fasa, lb/ft3
ρg = Densitas Fluida 2 Fasa, lb/ft3
μtp = Viskositas Fluida 2 Fasa, cp
μL = Viskositas Fluida 2 Fasa, cp
μg = Viskositas Fluida 2 Fasa, cp
ftp = Faktor Gesekan 2 Fasa
NRe = Reynold Number
Wt = Laju Alir Massa Total, lb/detik
WL =Laju Alir Massa Cair, lb/detik
Wg =Laju Alir Massa Gas, lb/detik
gc = Konstanta Gravitasi dp
dL = Gradien Tekanan, psi/ft
YL = Liquid Hold up
Vsg = Gas Superficial Velocity, ft/s
NSL = Liquid Superficial Velocity, ft/s
Ngv = Gas Velocity Number
Nd = Pipe Diameter Number
NL = Liquid Viscosity Number
σ= Surface Tension, lb/ft

SURF-008 Korelasi-Korelasi Gradien Tekanan Aliran Fluida Dua Fasa


Dalam pipa Horizontal 21

Anda mungkin juga menyukai