Anda di halaman 1dari 32

BATANG

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
oleh Dr. Amprasto, M. Si., dan Dr. Hj. Sri Anggraeni, MS.

Oleh:

Kelas A/2015

Kelompok 3

Aulia Fuji Yanti (1501665)

Husna Dita Rahmah (1506468)

Naufal Ahmad Muzakki (1505601)

Zakia Nurhasanah (1505985)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2017
A. Judul
Batang

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, Tanggal : Selasa, 11, 18, dan 25 Februari 2017
Waktu : Pukul 09.30 – 11.10 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan, FPMIPA UPI

C. Tujuan
1. Untuk mempelajari struktur umum batang monokotil melalui pengamatan
pada preparat melintang batang jagung.
2. Untuk mempelajari pertumbuhan sekunder pada batang monokotil melalui
pengamatan pada preparat melintang batang Cordyline.
3. Untuk mempelajari struktur primer batang dikotil melalui pengamatan
pada preparat melintang batang Helianthus dan dikotil lainnya.
4. Untuk mempelajari pertumbuhan sekunder pada batang dikotil.
5. Untuk mempelajari pembentukan dilatasi jari-jari empelur pada Tilia
sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan sekunder.
6. Untuk mempelajari struktur meristem apeks batang dan mengidentifikasi
jaringan-jaringan derivat meristem yang terdapat pada apeks pucuk
Coleus.
7. Untuk mempelajari jalan daun dan celah daun pada tuumbuhan dikotil.
8. Untuk mengamati struktur batang Cucurbita dan mempelajari tipe ikatan
pembuluh bikolateral pada batang Cucurbita.
9. Untuk mempelajari struktur lentisel dan mengidentifikasi jaringan atau sel-
sel yang membentuk lentisel.
10. Untuk mempelajari pola pertumbuhan sekunder anomali yang terjadi pada
tumbuhan Amaranthus dan Passiflora atau Aristolochia.

D. Landasan Teori
Menurut (Nugroho, 2006) Batang merupakan organ tumbuhan yang
menopang daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak diatas tanah
(kecuali batang tanaman yang berhizoma) dan berdiri tegak. Batang tersusun
dari xilem, floem, perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Batang
berfungsi sebagai organ pengangkutan hara maupun makanan bagi organ
tanaman yang lain. Pertumbuhan menebal yang terjadi pada tumbuhan disebut
pertumbuhan sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan oleh meristem sekunder
yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus.
Menurut (Ahmad, 2016) Batang tumbuhan digolongkan menjadi dua, yaitu
batang dikotil dan batang monokotil. Perbedaan antara batang dikotil dan
monokotil dapat kamu lihat pada Tabel di bawah ini!

Gambar1. Penampang melintang (a) batang dikotil, dan (b) batang monokotil
(Ahmad, 2016)
1. Batang dikotil berkayu
Kebanyakan tumbuhan dikotil berbentuk potion, misalnya batang
Salix, Prunus, Quercus. Jaringan pembuluh merupakan suatu lingkaran
tertutup. Xilem primer merupakan bagian yang sempit di sekitar empulur,
dan dapat dibedakan dari xilem sekunder. Xilem sekunder tampak lebih
padat dan daerahnya lebih luas dari pada xilem primer, tersusun oleh
trakea, trakeida, serat, dan parenkim xilem yang tersusun paretrakheal.
Jari-jari ada yang sempit dan ada yang luas. Floem sekunder menunjukkan
susunan yang khas, karena adanya dilatasi dan jari-jari dan adanya serat
yang letaknya bergantian dengan lapisan yang mengandung buluh tapisan,
sel pengiring, dan sel-sel parenkim. (Bambang, 2015)
Jaringan korteks tetap ada, dan mudah dibedakan dari floem primer
karena floem mengandung serat dibagian perifer (serat floem primer). Di
bagian yang agak dalam dijumpai serat floem sekunder. Empulur terdiri
dari sel-sel parenkimatis, mengandung sel-sel lendir atau ruang lendir.
Bagian terluar empulur merupakan jaringan penimbun. (Bambang, 2015)
2. Batang dikotil herba
Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai pertumbuhan
sekunder dan strukturnya seperti tumbuhan berkayu, misalnya batang
Hibiscus cannabmus (Malvaceae). Pada awal pertumbuhan sekunder,
lapisan epidermis tetap ada. Periderm dengan Iwentisel muncul pada
epidermis. Satu atau dua lapisan korteks yang terdapat di bawah epidermis
mengandung kloroplas. (Dewi, 2012)
Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan dengan
korteks. Serat juga berkembang di daerah floem sekunder. Kambium
pembuluh memisahkan floem dan xilem sekunder, dan membentuk
silinder yang kompak. Jari-jari parenkim sekunder mula-mula uniseriat,
kemudian terjadi pula jari-jari yang bersifat multiseriat. Beberapa jari-jari
mengalami dilatasi di bagian floem luar, bersama dengan penuaan batang.
Empulur yang parenkimatis mengandung sel-sel lendir. Tepung dan kristal
juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari dan parenkim aksial.
Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba berkas
pengangkut dapat bertipe bikolateral (misalnya pada Solanaceae). (Dewi,
2012)
3. Batang monokotil
Batang monokotil tersusun oleh epidermis, korteks dan stele.
Epidermis dilengkapi dengan stomata dan trikomata. Korteks seperti
halnya pada batang dikotil terdiri atas sel-sel parenkim yang kadang
berkloroplas. Bagian terluar korteks biasanya terdiri atas sel-sel berdinding
tebal disebut hipodennis, misalnya pada batang jagung (Zea mays). Batas
korteks dan stele dapat nyata atau tidak nyata. Pada tumbuhan
Gramineae/Cyperaceae batas korteks dan stele tidak nyata karena stele
berisi berkas pengangkut yang letaknya tersebar. Tipe berkas pengangkut
kolateral tertutup atau konsentris amfivasal bagi tanaman monokotil
berkambium (anggota ordo Liliales). Setiap berkas pengangkut
diselubungi oleh sarung berkas pengangkut yang dindingnya tebal yaitu
sklerenkim. Pada monokotil yang berkambium batangnya dapat
mengalami pertumbuhan menebal sekunder. (Hidayat, 1995)

E. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum Batang
No. Nama Alat Jumlah
1. Mikroskop Dua set
2. Object glass Sepuluh buah
3. Cover glass Sepuluh buah
4. Silet Dua buah
5. Pisau Satu buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Batang


No. Nama Bahan Jumlah
1 Anilin Sulfat Secukupnya
2. Aquades Secukupnya
3. Preparat Helianthus dewasa Satu buah
4. Preparat Helianthus muda Satu buah
5. Batang Zea mays Secukupnya
6. Batang Tilia Secukupnya
7. Batang Cordyline Secukupnya
8. Batang Aristolochia Secukupnya
9. Batang Sambucus Secukupnya
10. Preparat Cucurbita Satu buah
11. Preparat Coleus Satu buah
12. Batang Amaranthus Secukupnya
13. Batang Passiflora Secukupnya
14. Sudan III Secukupnya
F. Langkah Kerja
1. Langkah Kerja Batang I

Bahan dan alat yang akan digunakan Preparat awetan sayatan


dipersiapakan melintang batang jagung (Zea
mays) diletakkan di meja objek

Preparat awetan sayatan


Hasil pengamatan
melintang batang jagung (Zea
didokumentasikan dan dicatat
mays) diamati di mikroskop

Diagram 1. Pengamatan Preparat awetan sayatan melintang dan memanjang


batang jagung (Zea mays)

Bahan (batang Helianthus muda & Bahan (batang Helianthus


dewasa) dan alat yang akan muda & dewasa) disayat
digunakan dipersiapakan setipis mungkin.

Bahan (Helianthus muda &


dewasa) yang sudah disayat tipis,
ditetesi dengan Aquades sebagai
Bahan (Helianthus muda &
reagen, kemudian tutup
dewasa) yang telah disayat
menggunakan cover glass
diletakan pada object glass

Diamati di bawah mikroskop dan Hasil pengamatan dicatat dan


di dokumentasikan digambar

Diagram 2. Pengamatan sayatan melintang batang Helianthus muda dan


dewasa
Bahan (batang Tilia) dan alat yang Bahan (batang Tilia) disayat
akan digunakan dipersiapakan setipis mungkin.

Bahan (Tilia) yang sudah disayat


tipis, ditetesi dengan Aquades Bahan (Tilia) yang telah
sebagai reagen, kemudian tutup disayat diletakan pada object
menggunakan cover glass glass

Diamati di bawah mikroskop dan Hasil pengamatan dicatat dan


di dokumentasikan digambar

Diagram 3. Pengamatan sayatan melintang batang Tilia

2. Langkah Kerja Batang II

Bahan dan alat yang akan digunakan Preparat awetan sayatan


dipersiapakan melintang batang Coleus
diletakkan di meja objek

Preparat awetan sayatan


Hasil pengamatan
melintang batang Coleus
didokumentasikan dan dicatat
diamati di mikroskop

Diagram 1. Pengamatan sayatan melintang awetan batang Coleus


Bahan dan alat yang akan digunakan Preparat awetan sayatan
dipersiapakan melintang batang Cucurbita
diletakkan di meja objek

Preparat awetan sayatan


Hasil pengamatan
melintang batang Cucurbita
didokumentasikan dan dicatat
diamati di mikroskop

Diagram 2. Pengamatan sayatan melintang awetan batang Cucurbita

Bahan (dahan muda Aristolochia) dan Bahan (dahan muda


alat yang akan digunakan Aristolochia) disayat setipis
dipersiapakan mungkin.

Bahan (dahan muda Aristolochia)


yang sudah disayat tipis, ditetesi
Bahan (dahan muda
dengan Aquades sebagai reagen,
Aristolochia ) yang telah disayat
kemudian tutup menggunakan cover
diletakan pada object glass
glass

Diamati di bawah mikroskop dan di Hasil pengamatan dicatat dan


dokumentasikan digambar

Diagram 3. Pengamatan sayatan melintang dahan muda Aristolochia


Bahan (batang Sambucus) dan alat Bahan (batang Sambucus) disayat
yang akan digunakan dipersiapakan setipis mungkin.

Bahan (batang Sambucus) yang sudah


disayat tipis, ditetesi dengan Aquades
Bahan (batang Sambucus) yang
sebagai reagen, kemudian tutup
telah disayat diletakan pada
menggunakan cover glass
object glass

Diamati di bawah mikroskop dan di Hasil pengamatan dicatat dan


dokumentasikan digambar

Diagram 4. Pengamatan sayatan melintang batang Sambucus

3. Langkah Kerja Batang III

Bahan (batang Amaranthus muda dan Bahan (batang Amaranthus muda


dewasa) dan alat yang akan digunakan dan dewasa) disayat setipis
dipersiapakan mungkin.

Bahan (batang Amaranthus muda dan


dewasa) yang sudah disayat tipis, Bahan (batang Amaranthus muda
ditetesi dengan anilin sulfat sebagai dan dewasa) yang telah disayat
reagen, kemudian tutup menggunakan diletakan pada object glass
cover glass

Diamati di bawah mikroskop dan di Hasil pengamatan dicatat dan


dokumentasikan digambar

Diagram 1. Pengamatan sayatan melintang batang Amaranthus muda dan


dewasa
Bahan (batang Passiflora muda dan Bahan (batang Passiflora muda
dewasa) dan alat yang akan digunakan dan dewasa) disayat setipis
dipersiapakan mungkin.

Bahan (batang Passiflora muda dan


dewasa) yang sudah disayat tipis,
Bahan (batang Passiflora muda
ditetesi dengan anilin sulfat sebagai
dan dewasa) yang telah disayat
reagen, kemudian tutup
diletakan pada object glass
menggunakan cover glass

Diamati di bawah mikroskop dan di Hasil pengamatan dicatat dan


dokumentasikan digambar

Diagram 2. Pengamatan sayatan melintang batang Passiflora muda dan


dewasa
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Batang I,II,III

No. Nama Preparat Gambar Preparat Gambar Manual Keterangan

Preparat awetan sayatan


1. melintang batang
Helianthus muda

Perbesaran 100X
Gambar 3.1 Preparat awetan sayatan
melintang batang Helianthus muda
(Dok. Kelompok 7A, 2017)

Preparat awetan sayatan


2. melintang batang
Helianthus dewasa

Perbesaran 100X
Gambar 3.2 Preparat awetan sayatan
melintang batang Helianthus dewasa
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
No. Nama Preparat Gambar Preparat Gambar Manual Keterangan

Preparat awetan sayatan


3.
melintang batang Zea mays

Perbesaran 40X
Gambar 3.3 Preparat awetan sayatan
melintang batang Zea mays
(Dok. Kelompok 3A, 2017)

Preparat awetan sayatan


4. melintang batang Tilia 3
tahun

Perbesaran 40X
Gambar 3.4 Preparat awetan sayatan
melintang batang Tilia 3 tahun
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
No. Nama Preparat Gambar Preparat Gambar Manual Keterangan

Preparat sayatan melintang


5.
batang Cordyline

Perbesaran 40X
Gambar 3.5 Preparat awetan sayatan
melintang batang Cordyline
(Dok. Kelompok 2A, 2017)

Preparat awetan sayatan


6.
melintang batang Coleus

Perbesaran 40X
Gambar 3.6 Preparat awetan sayatan
melintang batang Coleus
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
No. Nama Preparat Gambar Preparat Gambar Manual Keterangan

Preparat awetan sayatan


7.
melintang batang Cucurbita

Perbesaran 100X
Gambar 3.7 Preparat awetan sayatan
melintang batang Cucurbita
(Dok. Kelompok 3A, 2017)

Preparat sayatan melintang


8.
dahan muda Aristolochia

Perbesaran 100X
Gambar 3.8 Preparat sayatan melintang
dahan muda Aristolochia
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
No. Nama Preparat Gambar Preparat Gambar Manual Keterangan

Preparat sayatan melintang


9.
batang Sambucus

Perbesaran 100X
Gambar 3.9 Preparat sayatan melintang
batang Sambucus
(Dok. Kelompok 10A, 2017)

Preparat sayatan melintang


10.
batang Passiflora

Perbesaran 40X
Gambar 3.10 Preparat sayatan melintang
batang Passiflora
(Dok. Kelompok 8A, 2017)
No. Nama Preparat Gambar Preparat Gambar Manual Keterangan

Preparat sayatan melintang


11.
batang Amaranthus

Perbesaran 100X
Gambar 3.10 Preparat sayatan melintang
batang Amaranthus
(Dok. Kelompok 3A, 2017)
H. Pembahasan
1. Preparat awetan sayatan melintang batang Helianthus muda
Helianthus merupakan tumbuhan dikotil, tipe ikatan pembuluh pada
batang Helianthus muda adalah kolateral tertutup. Bagian korteks batang
Helianthus muda bisa dibedakan dengan empulurnya. Batang Helianthus
muda belum mengalami penebalan sekunder sedangkan batang Helianthus
dewasa ditandai dengan ciri-ciri sudah mengalami penebalan sekunder.
2. Preparat sayatan melintang batang Cordyline
Cordyline merupakan tumbuhan monokotil, tipe ikatan pembuluh pada
batang Cordyline adalah konsentris amfivasal. Pada batang Cordyline
ditemukan anomali batang yaitu berupa adanya kambium pada batang
Cordyline. Kambium tersebut berasal dari parenkim, letak kambium tersebut
lebih luar dari jaringan pembuluh atau pengangkutnya. Dengan kata lain,
kambium dibentuk di sebelah luar berkas pembuluh primer dan
menghasilkan berkas pembuluh sekunder serta parenkim ke arah dalam dan
sedikit parenkim ke arah luar.
3. Preparat awetan sayatan melintang batang Cucurbita
Tipe ikatan pembuluh pada batang Cucurbita adalah bikolateral, dimana
xilem diapit oleh floem. Sehingga terdapat floem eksternal dan floem
internal.
4. Preparat sayatan melintang batang Passiflora
Passiflora merupakan salah satu tanaman dikotil dan tergolong
tumbuhan herba. Anomali pada batang Passiflora yaitu kambium
menghasilkan lebih banyak floem dari pada xylem.
5. Sayatan melintang batang Helianthus dewasa
Helianthus merupakan tumbuhan dikotil, tipe ikatan pembuluh pada
batang Helianthus dewasa adalah kolateral tertutup. Perbedaan antara batang
Helianthus muda dengan dewasa terletak pada aktivitas kambium, dimana
Helianthus dewasa sudah mengalami penebalan sekunder. Penebalan
sekunder ditandai dengan membelahnya xilem ke arah dalam dan floem ke
arah luar.
6. Sayatan melintang dahan muda Aristolochia
Sayatan melintang dahan muda Aristolochia diamati menggunakan
mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x. Pada Sayatan melintang dahan
muda Aristolochia terlihat adanya jalan daun (leaf trace) yang berjumlah
tiga dengan celah diantaranya (leaf gap) yang berjumlah dua. Jalan dan celah
daun ini dapat diamati ketika menyayat bagian yang dekat dengan tempat
tumbuhnya daun atau ketiak daun .
7. Sayatan melintang batang Amaranthus muda dan dewasa
Sayatan melintang batang Amaranthus muda dan dewasa diamati
menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x dan 400x. Batang
Amaranthus memiliki anomali pada aktivitas kambium. Bila pada umumnya
batang dikotil memiliki berkas pembuluh yang tersusun melingkar, maka
berbeda dengan batang Amaranthus. Batang Amaranthus memiliki berkas
pembuluh yang seakan-akan telihat seperti tersebar serupa dengan berkas
pembuluh pada batang monokotil. Hal tersebut disebabkan karena adanya
degenerasi kambium yang berkembang menjadi meristem (jaringan
konjugat), walaupun begitu semakin jauh pertumbuhan berkas pembuluh
dengan empulur maka akan semakin terlihat normal, dimana berkas
pembuluh tersusun melingkar dan kambiumpun terlihat dengan jelas (tidak
mengalami degenerasi).
8. Preparat awetan penampang melintang batang Tilia
Berdasarkan hasil pengamatan, pada batang Tilia terdapat felogen yang
tersusun atas kambium gabus jika terletak ke luar dari floem disebut felem
dan jika terletak ke dalam dari floem disebut parenkim. Epidermis
menghilang karena diganti oleh periderm. Terdapat lingkaran tahunan dan
jari-jari pembuluh.
9. Sayatan melintang batang Sambucus
Berdasarkan hasil pengamatan, dengan menggunakan Sudan III sebagai
reagen, sel gabus berubah menjadi warna merah pekat karena menyerap
lemak. Pada lapisan epidermis yang sudah tua maka akan digantikan oleh
lapisan periderm, kemudian dibawah lapisan periderm terdapat lapisan
kambium gabus dan lapisan suberin (penebalan gabus) yang tidak bisa
ditembus oleh air dan penyakit karena menyerap lemak. Batang Sambucus
yang telah mengalami pertumbuhan sekunder ini stomatanya hilang dan
digantikan oleh lentisel di bagian periderm. Lentisel ini merupakan pori yang
menghubungkan ruang antar sel dalam tumbuhan dengan dunia luar.
10. Preparat awetan sayatan melintang batang Zea mays
Berdasarkan hasil pengamatan, pada batang Zea mays terdapat
epidermis, seludang sklerenkim, ikatan pembuluh kolateral dan jaringan
dasar. Letak ikatan pembuluhnya menyebar. Ikatan pembuluh kolateral
yaitu apabila floem terdapat disebelah luar xylem.
11. Preparat awetan sayatan melintang apeks pucuk Coleus
Berdasarkan hasil pengamatan, pada apeks pucu Coleus terdapat
meristem apeks, primordia daun,ruas, buku, prokambium, daerah
perpanjangan batang, protaxilem, metaxilem, tunas aksilar, korteks dan
epidermis.

I. Jawaban Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan Batang I
1. Apakah penyebaran ikatan pembuluh di bagian tengah dan tepi batang
berbeda? Jelaskan berdasarkan hasil pengamatan anda?
Jawab:
Berdasarkan hasil pengamatan, penyebaran ikatan pembuluh dibagian tengah
dan tepi batang berbeda. Pada bagian tepi, ikatan pembuluh lebih banyak dan
lebih rapat, sedangkan pada bagiann tengah lebih renggang.
2. Dibagian mana saja Anda menemukan sklerenkim? Apa fungsi sklerenkim
tersebut?
Jawab:
Sklerenkim berada mengelilingi jaringan pembuluh atau yang disebut dengan
seludang sklerenkim. Fungsi dari sklerenkim sendiri yaitu sebgai jaringan
penguatyang sel-selnya mengalami penebalan sekunder, fungsi lainnya yaitu
untuk mengokohkan batang.
3. Apakah Anda dapat menemukan bagian korteks? Bila ada, jelaskan ciri-
cirinya!
Jawab:
Ya, terdapat bagian korteks, namun tidak dapat dibedakan dengan stele.
4. Apakah anda menemukan parenkim intrafasikuler? Bila ada, bagaimana
keadaanya?
Jawab :
Ya, terdapat parenkim intrafasikuler yang terletak di antara pembuluh satu
dengan pembuluh lainnya.
5. Dari hasil pengamatan anda, buatlah satu uraian singkat tentang batang jagung
sehingga dapat menggambarkan pola umum batang monokotil!
Jawab:
Ikatan pembuluh tersebar dan tidak teratur. Terdapat sklerenkim yang
mengelilingi setiap ikatan pembuluh, sklerenkim tersebut terdapat setelah
jaringan epidermis, sklerenmkim berfungsi untuk mengokohkan batang.
Terdapat korteks dan stele yang tidak dapat dibedakan satu sama lain. Tipe
ikatan pembuluh pada batang jagung ini adalah tipe kolateral tertutup.
6. Apakah ada perbedaan letak ikatan pembuluh primer dengan ikatan pembuluh
sekunder?
Jawab:
Letak ikatan pembuluh primer dengan ikatan pembuluh sekunder sama-sama
tersebar, yang membedakan adalah aktivitas kambium. Pada ikatan pembuluh
primer belom terjadi penebalan sekunder, sedangkan pada ikatan embuluh
sekunder sudah.
7. Dibagian mana anda menemukan kambium? Kambium pada monokotil
memiliki karateristik sitologi yang hampir sama dengan sel-sel meristem pada
umumnya.
Jawab:
Kambium pada batang monokotil terletak di bawah korteks.
8. Apakah anda menemukan aktifitas kambium yang terus menerus atau ritmik dan
dibentuk secara berkala?
Jawab:
Ya.
9. Dari hasil pengamatan Anda terhadap aktifitas Kambium, buatlah uraian singkat
tentang pertumbuhan sekunder pada monokotil
Jawab:
Jika terdapat kambium pada tumbuhan monokotil, maka disebut dengan anomali
batang. Karena pada umumnya tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium.
Bila pada umumnya batang dikotil memiliki kambium yang berasal dari
prokambium, maka anomali pada batang monokotil yaitu kambiumnya berasal
dari parenkim meristematis. Contohnya pada batang Cordyline . Pertumbuhan
sekunder pada batang Cordyline terjadi akibat aktivitas meristem, meristem ini
disebut kambium pembuluh.
10. Bagaimana letak ikatan pembuluh pada batang muda dikotil? Apa perbedaan
dengan batang monokotil?
Jawab:
Letaknya sama-sama mendekati empulur, namun letak ikatan pembuluh batang
muda dikotil tersusun sedangkan ikatan pembuluh monokotil tersebar.
11. Apakah anda dapat menemukan korteks? Tunjukkan ciri-ciri korteks tersebut!
Jawab:
Ya, terdapat korteks. Ciri-ciri korteks yaitu : terdiri dari jaringan epidermis,
kolenkim, dan parenkim. Korteks terletak di bagian luar dari jaringan pembuluh.
12. Apakah sklerenkim terlihat membentuk seludang yang membungkus ikatan
pembuluh atau hanya berupa berkas-berkas atau bagaimana? Jelaskan sesuai
dengan hasil pengamatan anda!
Jawab:
Skelerenkim pada tumbuhan Helianthus ini berupa berkas-berkas yang teretak
dibagian bawah kolenkim.
13. Apakah anda menemukan parenkim intrafasikuler ? Jelaskan keadaanya dan apa
bedanya dengan batang monokotil!
Jawab:
Ya, terdapat parenkim intrafasikuler yang mengubungkan antar empulur dengan
korteks. Perbedaanya dengan monokotil yaitu, parenkim intrafasikuler pada
monokotil menghubungkan antar ikatan pembuluh.
14. Buat uraian singkat tentang pola umum batang dikotil muda berdasarkan hasil
pengamatan anda!
Jawab:
Jaringan pembuluh pada batang dikotil muda belum terlihat adanya xylem dan
floem, karena jaringan pembuluh belum berkembang. Belum ada aktivitas
kambium, sehingga masih berupa prokambium yang berkembang dari
promeristemkambium. pada jaringan dikotil muda sudah dapat dibedakan antara
korteks dan stele.
15. Di bagian mana kambium terbentuk? Apa bedanya dengan batang Cordyline!
Jawab:
Letak kambium berada diantara xylem dan floem. Perbedaanya dengan batang
Cordyline adalah letak kambiumnya, pada batang Cordyline kambium terletak
diluar jaringan pembuluh.
16. Bagaimana bentuk jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh aktifitas
kambium? Apa bedanya jaringan pembuluh sekunder Cordylin !
Jawab:
Kambium lebih terlihat jelas dan rapat, xylem dan floem sudah dapat dibedakan.
Stele terdiri dari pembuluh dan empelur, kambium sudah mulai beraktivitas.
Sedangkan pada Cordyline kambium menebal melingkar diantra korteks dan
stele.
17. Bagimana keadaan korteks setelah terjadi aktifitas kambium?
Jawab:
Sudah lebih jelas, sehingga dapat dibedakan antara korteks dan stele.
18. Apakah xylem primer masih dapat diamati? Apakah ada perbedaan dengan
xylem primer pada batang muda?
Jawab:
Xilem primer sudah dapat diamati, karena pada batang muda cilem masih
berukuran sangat kecil.
19. Buatlah uraian singkat tentang pertumbuhan sekunder pada batang dikotil dan
pengaruhnya pada jaringan primer!
Jawab:
Pertumbuhan sekunder pada batang dikotil menunjukan adanya aktivitas
kambium, dimana xylem dan bagian-bagiannya yaitu protoxylem dan
metaxylem (trakea) berkembang kearah dalam dan floem dengan sel tapis dan
pengirimgmya berkembang kearah luar. Pengaruh pada jaringan primer yaitu
jaringan primer akan terdorong kea rah luar drai bagian sekunder, selain itu
jaringan primer telihat lebih jelas.
20. Menurut anda, bagian apa yang membentuk dilatasi tersebut? Apa buktinya?
Jawab:
Bagian jari-jari empulur, buktinya yaitu pelebaran jari-jari empulur.
21. Apa sebabnya dilatasi tersebut terbentuk? Jelaskan alasannya!
Jawab:
Aktivitas jari-jari empulur yang membelah secara antiklinal.
22. Apakah dilatasi tersebut bersinambungan dengan jari-jari empulur yang terdapat
pada daerah xylem?
Jawab:
Ya, dilatasi tersebut bersinambungan dengan jari-jari empulur yang terdapat
pada daerah xylem.
23. Buatlah satu uraian tentang dilatasi yang anda amati!
Jawab:
Pada jaringan sekunder menyebabkan bertambahnya diameter batang, Reaksi ini
terjadi pada pertumbuhan sekunder dalam floem. Pada daerah ini parenkim jari-
jari empulurmelebar secara tangensial.dan mengalami pembelahan anticlinal,
sehingga kearah luar jari-jari empulur tampak melebar. Pelebaran jari-jari
empulur seperti ini disebut dilatasi jari-jari empulur.
Jawaban Pertanyaan Batang II
1. Apakah sel-sel pada bagian-bagian meristem tampak lebih gelap dibandingkan
dengan sel-sel derivate yang terletak dibawahnya? Jelaskan apa sebabnyanya hal
ini dapat terjadi!
Jawab:
Ya, sel-sel pada bagian-bagian meristem tampak lebih gelap dibandingkan
dengan sel-sel derivat yang terletak dibawahnya, karena sel pada bagian
meristem memiliki banyak sel sengan inti yang berukuran besar, protoplasma
yang pekat dan tunika yang aktif membelah.
2. Di bagian mana primordian daun dan tunas aksilar dibentuk?
Jawab:
Primordia daun terbentuk terjadi karenasel meristem membelah perikrinal
membentuk tonjolan. Primordia tunas aksilar terletak antara primordia 1 dan 2
terjadi pada ketiak primordial daun yang telah tumbuh memanjang (leaf butrees)
3. Dibagian mana prokambium dan jaringan pembuluh primer ditemukan. Jelaskan
hubungannya dengan pembentukan jaringan primer!
Jawab:
Pembuluh primer dibentuk oleh prokambium da nada pada primordial daun.
4. Apakah anda menemukan bagian berkas ikatan pembuluh yang terputus pada
daerah buku sebagai akibat membeloknya berkas ikatan pembuluh kearah daun?
Jelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi!
Jawab:
Ya, kami menemukan putusannya berkas ikatan pembuluh ke arah daun, karena
berkas pembuluh berbelok kearah daun agar daun mendapatkan nutrisi dan
bahan-bahanyang dibawa jaringan pembuluh.
5. Berapakah jumlah jalan dan celah daun pada daun Aristolochia yang anda
amati?
Jawab:
Jumlah jalan daun pada Aristolochia adalah tiga sedangkan celah daunnya
berjumlah dua.
6. Berdasarkan jumlah celah daun tersebut, disebut apakah buku dari dahan
Aristolochia?
Jawab:
Buku dari dahan Aristolochia disebut unilakuna.
7. Apakah ada perbedaan letak berkas ikatan pembuluh jalan daun pada setiap
sayatan yang anda amati? Bagaimana urutan letak tersebut? Jelaskan apa
artinya?
Jawab:
Ya, pada sayatan paling atas hanya terdapat celah daun saja, pada sayatan tengah
terlihat jalan daun saja, dan pada sayatan bawah terlihat jalan daun beserta celah
daun yang masih berkaitan dengan jaringan pembuluh.
8. Dimanakah letak berkas floem pada jalan daun? Apakah ada perbedaan dengan
berkas ikatan pembuluh batang?
Jawab:
Letak berkas pembuluh pada pada jalan daun sama dnegan berkas floem pada
batang, yaitu diluar pembuluh xylem.
9. Berdasarkan letak floem dan xylem diatas, termasuk tipe apakah ikatan
pembuluh pada Aristolochia?
Jawab:
Tipe ikatan pembuluh pada Aristolochia yaitu tipe kolateral terbuka.
10. Dengan melihat berkas floem dan xylem pada jalan daun, menurut anda
bagaimanakah letak floem dan xylem pada daun Aristolochia?
Jawab:
Xilem terletak dibagian dalam sedangkan floem dibagian luar.
11. Ada berapa lingkaran ikatan pembuluh pada batang Cucurbita?
Jawab:
Ada dua.
12. Jaringan atau sel-sel apa saja yang membentuk korteks?
Jawab :
Korteks terbentuk dari jaringan sklerenkim, kolenkim, dan parenkim
13. Apakah anda menemukan kambium vasikuler dan kambium intravasikuler? Apa
artinya keadaan yang demikian ini ? Beri penjelasan dengan menghubungkannya
pada aktivitas kambium !
Jawab:
Kambium intervasikuler adalah cambium yang terletak diantara dua ikatan
pembuluh, sedangkan kambium intravasikuler adalah kambium yang terletak
diantara xylem dan floem.
14. Ada berapa berkas floem dalam satu ikatan pembuluh? Bagaimana letak floem
tersebut terhadap xylem?
Jawab:
Ada dua berkas floem dan satu xylem dalam satu ikatan pembuluh. Floem
terdapat disebelah ujung (dalam maupun luar xylem). Floem yang terdepat
disebelah dalam disebut floem internal sedangkan floem yang terdapat disebelah
luar xylem disebut floem eksternal.
15. Bandingkan berkas ikatan pembuluh Cucurbita dengan Aristolochia! Jelaskan
perbedaanya!
Jawab:
Berkas ikatan pembuluh pada Aristolochia bertipe kolateral, sedangkan berkas
ikatan pembuluh pada Cucurbita bertipe bikolateral.
16. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap letak berkas floem, kira-kira bagaimana
definisi tipe ikatan pembuluh pada Cucurbita?
Jawab:
Tipe ikatan pembuluh pada Cucurbita adalah bikolateral karena floem terdapat
disebelah dalam maupun sebelah luar xylem. xylem yang terdapat disebelah
dalam disebut floem internal sedangkan floem yang terdapat disebelah luar
xylem disebut floem eksternal.
17. Berapa lapisam jenis sel yang membentuk lentisel yang anda amati?
Jawab:
Ada dua lapisan jenis sel yang membentuk lentisel, yaitu felem dan felogen.
18. Adakah lapisan sel-sel yang berwarna merah? Apa artinya?
Jawab:
Ada, lapisan sel berwarna merah karena dapat menyerap lemak.
19. Dengan melihat struktur sel dan dindingnya, menurut anda jaringan apa yang
membentuk lentisel tersebut?
Jawab:
Jaringan yang membentuk lentisel tersebut yaitu epidermis yang digantikan oleh
periderm.
20. Apakah ada rongga pada lentisel yang anda amati? Apa fungsi rongga tersebut?
Jawab:
Berfungsi untuk menghubungkan ruang antar sel dalam tumbuhan dengan
dunia luar.
21. Berdasarkan hasil pengamatan dan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas,
apakah lentisel terdapat pada batang yang belum mengalami pertumbuhan
sekunder? Jelaskan alasannya?
Jawab:
Tidak, karena lentisel terjadi setelah epidermis digantikan oleh periderm.
22. Di bagian mana saja pada tumbuhan kita temukan lentisel?
Jawab :
Biasanya lentisel dibentuk dibawah periderm.
Jawaban Pertanyaan Batang 3
1. Ada berapa lingkaran ikatan pembuluh pada batang muda Amaranthus dan ada
berapa lingkaran pembuluh pada batang dewasa?
Jawab:
Ada lima ikatan pembuluh pada batang muda maupun dewasa Amaranthu.
2. Apakah anda menemukan adanya penambahan jumlah lingkaran ikatan
pembuluh?
Jawab:
Tidak, namun pada ikatan pembuluh dewasa, kambium pada ikatan pembuluh
terluar terlihat sangat jelas.
3. Bila ada penambahan lingkaran pembuluh, menurut anda apakah hal ini sebagai
akibat pertumbuhan sekunder?
Jawab:
Ya, penambahan lingkaran pembuluh merupakan akibat pertumbuhan sekunder
4. Bila hal ini sebagai akibat pertumbuhan sekunder, bagaimanakah aktivitas
Kambium dalam pertumbuhan sekunder Amaranthus?
Jawab:
Aktivitas kambium dalam pertumbuhan sekunder Amaranthus terlihat dari
ikatan pembuluh muda tersusun melingkar didekat empulur sedangkan dewasa
tersusun melingkar di luar empulur kemudian kambium pada ikatan pembuluh
muda sudah terdenaturasi menjadi parenkim biasa (jaringan konjugasi)
sedangkan pada ikatan pembuluh tua kambium terliha jelas atau tidak
terdenaturasi.
5. Buatlah satu uraian tentang pertumbuhan sekunder yang terjadi pada batang
Amaranthus!
Jawab:
Berkas pembuluh semakin dewasa maka arah pertumbuhannya akan semakin
kea rah tepi, kemudia kambium akan semakin terlihat jelas(tidak terdegenerasi)
dan tersusun.
6. Bagaimana penyebaran ikatan pembuluh pada batang muda? Bagaimanakah
keadaan ikatan pembuluh tersebut pada batang dewasanya?
Jawab \:
Baik muda maupun dewasa penyebarannya tersusun seperti batang dikotil pada
umumnya, namun keadaan ikatan pembuluh pada batang dewasa mengalami
anomali, bila pada umumnya xylem primer berkembang menjadi xylem
sekunder kearah dalam dan floem promer berkembang menjadi floem sekunder
kearah luar , namun pada batang dewasa passiflora floem tidak ada xylem
skunder, sehingga letak xylem skunder digantikan oleh floem sekunder yang
menjorok kearah dalam.
7. Apakah pada batang dewasa tampak adanya floem yang menjorok ke daerah
xylem sekunder?
Jawab:
Ya, terdapat floem yang menjorok ke daerah xylem sekunder floem yang
menjorok ke daerah xylem sekunder.
8. Bagaimanakah floem yang menjorok kearah xylem tersebut terbentuk? Apakah
hal ini diakibatkan sebagai perubahan aktivitas cambium dari bidireksional
menjadi unidireksional? Apa buktinya?
Jawab:
Floem yang menjorok kearah xylem merupakan perubahan aktivitas cambium
dari bidireksional menjadi unidireksional, dimana seharusnya kambium
membelah kearah dalam membentuk (xylem) dan kearah luar membentuk floem.
tetapi pada Passiflora floem tidak membelah atau membelah kearah dalam.
9. Apakah anda menemukan perbedaan panjangnya floem yang menjorok ke arah
xylem? Bagaimana hal ini dapat terjadi? Apakah sebagai akibat bertambahnya
diameter batang? Berikan satu penjelasan singkat!
Jawab :
Ya, perbedaan panjang floem yang menjorok ke arah xylem merupakan sebagai
akibat bertambahnya diameter batang.
10. Buatlah satu uraian tentang pertumbuhan sekunder pada batang Passiflora!
Jawab :
Pertumbuhan sekunder awalnya berjalan mormal. setelah lingkaran kambium
terbentuk, beberapa bagian silinder kambium tersebut mengalami perubahan
aktivitas dari bidireksional menjadi unidireksional.

J. Simpulan
1. Struktur umum batang monokotil dapat dilihat dari pengamatan batang Zea mays
(jagung). Terlihat bahwa pada batang monokotil ikatan pembuluh menyebar tidak
beraturan.
2. Batang monokotil biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder, pelebaran
batang biasanya dilakukan oleh meristem penebalan primer.
3. Pada batang Helianthus ikatan pembuluhnya terletak dalam satu lingkaran dan
teratur, bagian korteks dan bagian silinder pusat dapat dibedakan dengan jelas.
4. Pertumbuhan sekunder terjadi sebagai akibat aktifitas kambium fasikuler
dankambium interfasikuler. Aktifitas kambium ini umunya bersifat bidereksional,
ke arah luar menghasilkan floem sekunder dan ke arah dalam menghasilkan xilem
sekunder.
5. Parenkim jari-jari empelur pada batang Tilia melebar tangensial dan mengalami
pembelahan antiklinal, sehingga ke arah luar jari-jari empelur tidak melebar.
6. Pada apeks pucuk Coleus, terdapat meristem apeks dengan dua tonjolan yang
disebut dengan primodia daun. Selain itu, terdapat tunas aksilar, prokambium dan
protaxilem.
7. Pada sayatan melintang batang Aristolochia, terdapat celah daun dan jalan daun.
terlihat terdapat tiga jalan daun dan dua celah daun pada batang Aristolochia.
8. Sayatan batang Cucurbita terdapat epidermis, korteks, ikatan pembuluh,
metaxilem, protoxilem, floem internal, floem eksternal dan kambium pembuluh.
Batang Cucurbita memiliki ikatan pembuluh bikolateral yaitu, apabila floem
terdapat di sebelah dalam maupun di sebelah luar xilem.
9. Pada sayatan batang Sambucus terdapat sel-sel penutup, jaringan pengisi, felem,
felogen, feloderm, dan rongga lentisel.
10. Pola pertumbuhan sekunder pada tumbuhan Amaranthus dan Passiflora atau
Aristolochia memiliki penyimpangan yang disebabkan karena perubahan aktifitas
kambium.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2016). Anatomi Batang. [Online]. Diakses dari:


http://www.pustakapedia.net/2016/05/struktur-anatomi-batang-dan-fungsi-batang-
pada-tumbuhan-lengkap.html. [1-05-2017].

Bambang. (2015). Batang; Anatomi, struktur, dan fungsi. [Online]. Diakses dari:
http://www.pintarbiologi.com/2015/01/batang-anatomi-struktur-dan-fungsinya.html.
[1-05-2017].

Dewi, A. (2012). Organ Batang. [Online]. Diakses dari:


http://www.pendekarilusi.com/wp-content/uploads/2016/03/BATANG.pdf. [1-05-
2017].

Hidayat, EB. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB: Bandung

Nugroho, H. (2006). struktur dan perkembangan tumbuhan. Panebar swadaya: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai