Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan Gangguan Nutrisi terkait
dengan Sistem Endokrin II. Klinikal PATHWAYS ( mengarah ke masalah keperawatan) Patofisiologi Salah satu akibat komplikasi kronik atau jangka panjang diabetes mellitus adalah ulkus diabetika. Ulkus diabetika disebabkan adanya tiga faktor yang sering disebut trias yaitu: iskemik, neuropati, dan infeksi. Pada penderita DM apabila kadar glukosa darah tidak terkendali akan terjadi komplikasi kronik yaitu: neuropati, menimbulkan perubahan jaringan saraf karena adanya penimbunan sorbitol dan fruktosa sehingga mengakibatkan akson menghilang, penurunan kecepatan induksi, parastesia, menurunnya reflek otot, atrofi otot, keringat berlebih, kulit kering dan hilang rasa, apabila diabetes tidak hati-hati dapat terjadi trauma yang akan menjadi ulkus diabetika. Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan darah dalam jaringan, sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan adanya proses makroangiopati pada pembuluh darah sehingga sirkulasi jaringan menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal. Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai (price,2007) Aterosklerosis merupakan sebuah kondisi dimana arteri menebal dan menyempit karena penumpukan lemak pada bagian dalam pembuluh darah. Menebalnya arteri dikaki dapat dapat mempengaruhi otot-otot kaki karena berkurangnya suplai darah, sehingga mengakibatkan kesemutan, rasa tidak nyaman dan dalam jangka waktulama dapat mengakibatkan kematian jaringan yang akan berkembang menjadi ulkus diabetika. Proses angiopati pada penderita diabetes mellitus berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer, sering terjadi pada tungkai bawah terutama kaki, akibat perfusi jaringanbagian distal dari tungkai menjadi berkurang kemudian timbul ulkus diabetika. Pada penderita DM yang tidak terkendali akan menyebabkan penebalan tunika intima (hyperplasia membrane basalis arteri) pada pembuluh darah besar dan pembuluh darah kapiler bahkan dapat terjadi kebocoran albumin keluar kapiler sehingga mengganggu distribusi darah ke jaringan dan timbul nekrosis jaringan yang mengakibatkan ulkus diabetika. Eritrosit pada penderita DM yang tidak terkendali akan meningkatkan HbAIC yang menyebabkan deformabilitas eritrosit terganggu, sehingga terjadi penyumbatan yang mengganggu sirkulasi jaringan dan kekurangan oksigen mengakibatkan kematian jaringan yang selanjutnya timbul ulkus diabetika (windharto, 2007) Peningkatan kadar fibrinogen dan bertambahnya reaktivitas trombosit menyebabkan tingginya agregasi sel darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat dan memudahkanterbentuknya trombosit pada dinding pembuluh darah yang akan menggangu sirkulasi darah. Penderita diabetes mellitus biasanya kadar kolesterol total, LDL, trigliserida plasma tinggi. Buruknya sirkulasi ke sebagian besar jaringan akan menyebabkan hipoksia dan cedera jaringan, merangsang reaksi peradangan yang akan merangsang terjadinya aterosklerosis (Barbara,2001) Perubahan atau inflamasi pada dinding pembuluh drah, akan terjadi penumpukan lemak pada lumen pembuluh darah, konsentrasi HDL (high-density-lipoprotein) sebagai pembersih plak biasanya rendah. Adanya factor risiko lain yaitu hipertensi akan meningkatkan kerentanan terhadap aterosklerosis. Konsekuensi adanya aterosklerosis yaitu sirkulasi jaringan menurun sehingga kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai, aerobic staphylokokus atau streptokokus serta kuman anaerob yaitu clostridium perfringens, clostridium novy, dan clostridium septikum pathogenesis ulkus diabetika pada penderita (soeparman, 2000) III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (DAFTAR MASALAH) Menurut NANDA (2012) diagnosa keperawatan yang muncul untuk penderita ulkus pedis diabetes adalah: a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren pada ekstremitras. b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi. c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis. d. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (DM). e. Kekurangan volum cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan. f. Risiko cedera berhubungan dengan faktor internal (DM) g. Kelelahan berhubungan dengan status penyakit.
IV. FOKUS INTERVENSI (NIC)
a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren pada ekstremitras. Manajemen daerah penekanan: 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian longgar. 2. Hindari kerutan pada tempat tidur. 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering. 4. Mobilisasi pasien selama 2 jam sekali. 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan. 6. Oleskan lotion atau baby oil pada daerah yang tertekan. 7. Monitor aktivitas dan mobilitas pasien. 8. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat. b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi. 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi. 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat atau dingin. 5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 6. Tingkatkan istirahat. c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis. 1. Kaji adanya alergi makanan. Rasional: untuk menghindari alergi. 2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe. Rasional: untuk meningkatkan kadar Hb. 3. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan. Rasional: untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan nutrisi. 4. Yakinkan diit yang di makan mengandung tinggi serat. Rasional: untuk mencegah konstipasi. 5. Anjurkan pasien untuk mematuhi diit. Rasional: untuk mencegah komplikasi. 6. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. Rasional: agar klien paham dengan kebutuhan nutrisi. 7. Monitor kadar albumin, Hb, Hematokrit. Rasional: untuk mengetahui keadaan umum. d. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (DM). Kontrol infeksi 1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan 2. Tingkatkan intake nutrisi 3. Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection 4. Monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local 5. Monitor terhadap kerentanan infeksi 6. Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang beresiko 7. Berikan perawatan kulit pada area epidema 8. Inspeksi kondisi luka 9. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejal infeksi e. Kekurangan volum cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan. 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. Rasional: untuk mengetahui cairan yang masuk ataupun yang keluar. 2. Monitor status hidrasi. Rasional: untuk mengetahui kebutuhan cairan dalam tubuh.\ 3. Monitor vitas sign Rasional: untuk mengetahui keadaan umum. 4. Monitor intake dan output cairan dan hitung intake kalori perhari. Rasiona: untuk mengetahui kebutuhan cairan dalam tubuh. 5. Monitor status nutrisi. Rasional: untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dalm tubuh. 6. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan. Rasional: untuk membantu pemenuhan nutrisi pasien. 7. Kolaborasi pemberian cairan IV. Rasional: untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. f. Risiko cedera berhubungan dengan risiko internal (DM) 1. Sediakan lingkungan aman. 2. Identifikasi kbutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien. 3. Menghindarkan lingkungan berbahaya. 4. Memasang side rail tempat tidur. 5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih. 6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien. 7. Membatasi pengunjung. 8. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien. 9. Mengontrol lingkungan dari kebisingan. 10. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan. 11. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit. g. Kelelahan berhubungan dengan status penyakit. 1. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan 2. Monitor nutrisi yang adekuat 3. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebih 4. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas