Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

1. Kasus ( Masalah Utama )


Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yangsalah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien.Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham ataudelusi
adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semuakenyataan dan tidak
ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat, 2009).

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat,2011 : hal. 165)

Jenis-jenis waham:
1. Waham kebesaran yaitu meyakini ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Waham curiga yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan
3. Waham agama yaitu memiliki kayakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Waham somatik yaitu Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
5. Waham nihilistik yaitu meyakini dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucakan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

2. Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor predisposisi
Biolog antara lain genetik, merupakan keturunan atau bawaan, ketidakseimbangan
neurotransmiter (dopamin dan glutamat) dan Faktor lingkungan antara lain kurang gizi
selama kehamilan, masalah proses kehamilan, stres lingkungan dan stigma
(kekambuhan).
2. Faktor Presipitasi
Individu tidak mampu mentoleransi stres yang berinteraksi dengan stresor lingkungan.
Berduka yang belum selesai Trauma masa kanak – kanak penganiayaan. Ancama
terhadap konsep diri serta Ancaman terhadap integritas diri
3. Mekanisme koping
Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi
ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-
hari. Dan Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi. Menarik Diri,
Mekanisme pertahanan jangka pendek, jangka panjang dan pertahanan ego.

A. Rentang Respons
RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS
Respons Maladaptif
 Respons
PikiranAdaptif
logis  Kadang pikiran  Gangguan proses
 Persepsi akurat terganggu pikir
 Emosi konsisten  Ilusi  Halusinasi
dengan pengalaman  Emosi berlebihan  Pertukaran proses
 Perilaku sesuai atau kurang emosi
 Hubungan yang  Perilaku yang tidak
harmonis biasa
 Menarik diri  Perilaku tidak
terorganisir
Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah sebagai berikut:
a. Respons adaptif
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang timbul dari hati
sesuai dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu sesuai dengan
stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang berhubungan baik
mengenai masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
sungguh terjadi, karena rangsangan panca indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek datar yaitu
rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan, gangguan
perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap, keyakinan yang
salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui
pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan emosi yang tepat
terhadap stimulus atau ketidakmampuan berlebihan terhadap pengendalian
kontrol diri (locus of control)
4) Perilaku yang tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai suatu keadaan negatif atau
mengancam
Jenis waham antara lain waham kebesaran, waham persekusi (curiga), waham kontrol pikir,
agama, erotomanik, somatik, siar pikir, tarik pikir, sisip pikir.
B. Prinsip tindakan
1. Lakukan pendekatan dengan tenang dan empati
2. Kaji isi waham tanpa mendukung atau membantah
3. Jangan berusaha menjelaskan secara logika tentang waham
4. Jangan meremehkan kekuatan waham
5. Jangan merendahkan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan waham dari
realita
6. Hubungkan waham dengan stres
7. Berespons terhadap perasaan yang melatarbelakangi waham
8. Anjurkan melakukan kegiatan dengan teknik distraksi untuk menghentikan berfokus
pada waham

3. Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir: Waham Core Problem

Harga Diri Rendah

A. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Gangguan Proses Pikir: Waham
DS :
- Interpretasi tidak akurat atas informasi (orang lain adalah mata-mata iblis)
- Ketidakmampuan membedakan secara internal stimuus dari suatu kejadian atau
fakta (presiden adalah pemimpin yang mengatur hidup dan mati)
- Merasa bahwa orang disekitarnya mendengarkan pikirannya
- Yakin bahwa ia bertanggung jawab atas suatu peristiwa
- Ungkapan berkuasa atau berkekuatan super
- Meyakini orang lain akan berbuat jahat
- Menghasut rasa takut atau bingung pada orang lain
- Ungkapan ide religius yang tidak benar
- Ungkapan mengeneralisasi kejadian (mata saya coklat, saya suka jalan-jalan,
semua yang bermata coklat suka jalan-jalan)

DO :
- Reaksi tidak sesuai terhadap komunikasi dan perilaku orang lain (tertawa ketika
sedih)
- Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
- Tidak dapat berpikir abstrak
- Curiga, marah, ketakutan dengan alasan tidak logis
- Mudah beralih, rentang perhatian buruk, kesulitan berkonsentrasi
- Disorganisasi bicara, inkoheren, fragmentasi, kehilangan asosiasi, sirkumstansial,
tangensial, flight of idea,
- Tidak dapat mengartikan simbolis
- Ambivalen
- Membuat gerak atau isyarat sendiri
- Pola tidur terganggu, hiperaktivitas

4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir: Waham


5. Rencana Tindakan Keperawatan (terlampir)

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).
Jakarta : EGC
Ns. Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Untuk Praktisi danMahasiswa
Keperawatan.
http://ppnikesdambrw.wordpress.com/askep-jiwa-waham/(diakses pada tanggal 06 Mei
2019 pukul 22 : 40 wib)
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan- pasien-dengan-
waham.html(diakses pada tanggal 06 Mei 2019 pukul 22 : 40 wib)
http://ahmadfirmanismail.blogspot.com/2012/06/askep-waham.html(diakses pada tanggal 06
Mei 2019 pukul 22 : 40 wib)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
SP Ke : SP 1 Waham
Ruangan :
SP. 1 Pasien Waham
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Interpretasi tidak akurat atas informasi (orang lain adalah mata-mata iblis)
- Ketidakmampuan membedakan secara internal stimuus dari suatu kejadian
atau fakta (presiden adalah pemimpin yang mengatur hidup dan mati)
- Merasa bahwa orang disekitarnya mendengarkan pikirannya
- Yakin bahwa ia bertanggung jawab atas suatu peristiwa
- Ungkapan berkuasa atau berkekuatan super
- Meyakini orang lain akan berbuat jahat
- Menghasut rasa takut atau bingung pada orang lain
- Ungkapan ide religius yang tidak benar
- Ungkapan mengeneralisasi kejadian (mata saya coklat, saya suka jalan-jalan,
semua yang bermata coklat suka jalan-jalan)
DO:
- Reaksi tidak sesuai terhadap komunikasi dan perilaku orang lain (tertawa
ketika sedih)
- Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
- Tidak dapat berpikir abstrak
- Curiga, marah, ketakutan dengan alasan tidak logis
- Mudah beralih, rentang perhatian buruk, kesulitan berkonsentrasi
- Disorganisasi bicara, inkoheren, fragmentasi, kehilangan asosiasi,
sirkumstansial, tangensial, flight of idea,
- Tidak dapat mengartikan simbolis
- Ambivalen
- Membuat gerak atau isyarat sendiri
- Pola tidur terganggu, hiperaktivitas
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Tindakan Keperawatan:
a. Bantu orientasi realita
b. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Bantu klien memenuhi kebutuhannya
d. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat pagi bu, sedang apa ? ”, perkenalkan nama saya?,
biasa dipanggil ?, saya perawat yang dinas pagi ini ini . Saya dinas dari pk 07.00-
14.00 nanti, saya ingin mengobrol dengan ibu pagi ini apakah ibu bersedia?, saya
yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya
mahasiswi profesi profesi STIkes Yatsi Tangerang. Saya berada disini selama 3
minggu disini saya akan menemani dan membantu merawat ibu dari pukul 08.00-
14.00 WIB. Jadi ibu dapat bercerita dengan saya masalah yang sedang ibu
rasakan.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini ? apakah ibu bisa
tidur malam ini.
c. Kontrak
Topik : “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu rasakan
sekarang?”
Waktu : “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang ibu, disini saja ya bu di
kursi sofa ini.
Tujuan : Agar dapat melakukan komunikasi dengan baik

2. Fase Kerja

“ibu tidak usah khawatir karena kita berada ditempat yang aman“Ibu masih ingat
tidak apa yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Oh jadi kemarin ibu di bawa ke
sini karena di bawa oleh petugas saat ibu sedang menjemur baju ya bu? Ibu
sebelumnya pernah di rawat di sini tidak bu? jadi sebelumnya ibu pernah di rawat 3
kali di sini ya? Sebelum di sini ibu pernah di rawat di mana saja? Di rumah sakit
panti Agung ya bu sebelum dari sini?” apakah ada keluarga yang sakit sama seperti
ibu?” tidak ada, tapi adik kandung saya bunuh diri gara-gara tidak punya uang”
bagaimana respon dari keluarga ibu tentang sakitnya ibu sekarang?” oh baik jadi
keluarga ibu sangat peduli ya dengan sakitnya ibu kali ini, makanya ibu di bawa ke
sini agar ibu dapat beristirahat dan bisa menenangkan fikiran ibu ya?” iya ibu
bagaimana perasaan ibu setelah di sini? Jadi ibu di sini sudah bisa mulai tenang
kalau tidak memingkirkan masalah sama kakak ipar ibu ya?” sebelumnya bagaimana
hubungan ibu dengan kakak ipar ibu? Oh kurang baik, jadi hubungan ibu sama
kakak ipar ibu kurang baik ibu tidak suka dengan kakak ipar ibu, karena kakak ipar
ibu suka menghabiskan uang suami ibu dan selalu punya niatan untuk melukai ibu
ya bu? Sebelumnya ibu tahu tidak ciri-ciri orang yang mau menyakiti?ibu sering
disakiti sama kakak ipar?bagian mana yang disakiti bu?kalau disakiti bisa hilang
dalam berapa waktu?coba bu liat bagianmana yang disakiti?nah ini tidak ada luka
bu?berati ibu?. Nah sekarang coba kita bikin jadwal kegiatan ibu..wah bagus sekali,
jadi setiap harinya ibu ada kegiatan harian.

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”
Obyektif : ”Apa saja rencana /ibu tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau jadwalal ini ibu coba lakukan, setuju bu?”
c. Kontrak
Topik : ”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah ibu miliki?
Waktu : “Bagaimana kalau saya datang kembali besok lagi?”
Tempat : ”Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

Anda mungkin juga menyukai