LAPORAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
Disusun oleh:
VIDYA INTANI ATHFALINA
1606911036
Laporan Akhir Ujian Tengah Semester ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
2
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan laporan akhir tengah semester yang berjudul “Skandal
Manipulasi Laporan Keuangan Toshiba”. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi penilaian mata kuliah Pengauditan dan
Asuransi. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Ahmadi Hadibroto SE, AK, M.Sc, CA, CPA, selaku dosen mata kuliah
Pengauditan dan Asuransi 1 yang telah mengajarkan ilmunya dan memberikan
wawasan yang luas mengenai praktik audit di dunia nyata dan memberikan bimbingan
terhadap mahasiswa.
(2) Orang tua, kakak, adik dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan
inspirasi sehingga Penulis mampu melewati kesulitan yang ada,
(3) Seluruh teman dan semua pihak terkait yang belum sempat disebutkan yang telah
membantu selama masa penyusunan laporan akhir
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan tengah semester untuk
mata kuliah Pengauditan dan Asuransi 1 ini.
Penulis menyadari jika laporan akhir ini tidak luput dari kesalahan yang ada karena
memang tidak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT. Sehingga kritik, masukan serta saran
sangat diharapkan dengan tujuan untuk melengkapi dan menyempurnakan laporan akhir
Tengah Semester ini. Dan diharapkan semoga laporan ini dapat membawa manfaat bagi
penbaca dan pengembangan ilmu di masyarakat.
3
Depok, Oktober 2018
Vidya Intani Athfalina
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................6
PENDAHULUAN......................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................9
LANDASAN TEORI.................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................15
PEMBAHASAN......................................................................................................................15
3.1.2 Visi.....................................................................................................................15
3.1.3 Misi....................................................................................................................16
4
3.2.1 Profil Deloitte.....................................................................................................16
3.4.1 Etika yang Dilanggar Pihak Perbankan Pemberi Dana SNP Finance................25
BAB IV....................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................30
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di
dalam standar auditing. [ CITATION Lin17 \l 2057 ]
Auditor yang mendapat masalah profesionalitas atas laporan yang di auditnya dapat
dikategorikan menjadi beberapa kelompok, yakni kurangnya kapabilitas dalam mendeteksi
adanya kesalahan saji dalam laporan keuangan dan kurangnya etika pada diri auditor,
diantaranya adanya benturan kepentingan (conflict of interest), menutup mata akan salah saji
material (material misstatement) dan juga tidak memberikan infromasi yang seharusnya
karena kepentingan pribadi. Banyaknya kasus audit yang masih banyak bermunculan
membuktikan bahwa ternyata aturan, standar audit dan standar akuntansi yang telah
ditetapkan dengan sedemikian rupa dan didukung oleh kecanggihan teknologi masa sekarang,
masih tidak mampu mencegah adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan
Penulis mengambil contoh kasus audit Akuntan Publik (AP) Marlinna, Merliyana
Syamsul, Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan, dan KAP Deloitte
dengan perusahaan multifinansial PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).
Seperti dilansir pada artikel SNP Finance mengalami permasalahan Non Performing Loan
(NPL), dimana ia mengalami gagal bayar untuk memenuhi kewajiban membayar bunga surat
utang jangka menengah atau medium term notes (MTN). Menurut Penulis, kasus ini cukup
menarik karena penyimbangan ini baru saja terjadi dan terkuak di tahun 2018 lantaran salah
satu kupon medium term notes (MTN) yang diterbitkan SNP gagal bayar. Padahal perusahaan
pembiayaan yang berada di bawah naungan Columbia Group ini terlihat dalam kondisi baik-
baik saja di atas kertas. SNP yang mulanya mendapat rating utang perseroan dengan rating
idA atau stabil dari Pefindo pada Maret 2018, berubah 180 derajat dari stabil menjadi idSD
(selective default) pada Mei 2018 [ CITATION Gum18 \l 2057 ].
Berdasarkan penjabaran penulis mengenai latar belakang sebelumnya, penulis
bermaksud untuk membahas kasus audit yang berkaitan denban profesionalitas dan etika
seorang auditor. Penulis akan menganalisis etika apa saja yang dilanggar dalam kasus ini,
sehingga dapat diambil hikmah dan pelajaran agar kejadian serupa tidak akan terjadi lagi.
Penelitian bersifat deskriptif dengan sumber sekunder yang berkaitan dengan topik ini, seperti
berasal dari artikel-artikel, jurnal, serta literasi yang mendukung dan berhubungan dengan
kasus ini.
7
b) Bagaimana kasus tersebut akhirnya terbongkar?
c) Bagaimana hubungan tanggung jawab auditor dengan pernyataan akuntansi?
d) Apa saja kesalahan yang dilakukan oleh Akuntan Publik (AP) Marlinna, Merliyana
Syamsul, Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan, dan KAP
Deloitte terkait kasus PT SNP?
e) Apa saja etika yang dilanggar oleh auditor terkait masalah SNP?
f) Apakah masalah-masalah yang muncul akibat kegagalan dalam proses audit PT SNP?
g) Apa saja hal yang dapat diperbaiki oleh pihak Akuntan Publik (AP) Marlinna,
Merliyana Syamsul, Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan, dan
KAP Deloitte?
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral. [ CITATION KBB16 \l 2057 ] Menurut Maryani & Ludigdo “Etika adalah
Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang
harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan, yang di anut oleh sekelompok atau
segolongan masyarakat atau profesi”[ CITATION Mar01 \l 2057 ].
Etika menggambarkan kumpulan prinsip moral, peraturan yang tercipta dan nilai nilai
yang biasanya berhubungan dengan manusia dan prinsik benar dan salah terhadap aksi
yang dilakukan serta baik buruk dari sebuah motif yang nantinya diakhiri dengan sebuah aksi.
Kemudian sebuah etika di aplikasikan langsung pada saat seorang individu membuat sebuah
keputusan dari beberapa alternatif yang berhubungan dengan prinsip moral. [ CITATION
Hay14 \l 2057 ]
9
2.3 Definisi Auditing
Pengertian audit menurut PSAK (Pernyataan Standar Audit Keuangan) adalah suatu
proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
dikumpulkan atas pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi, kejadian-kejadian dan
melihat tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dan kenyataan, serta
mengomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan. [ CITATION Ika12 \l 2057 ]
Audit bukan hanya merupakan proses review terhadap laporan keuangan, namun juga
mengenai pengkomunikasian yang tepat terhadap pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
dasar pengukuran kualitas audit. Oleh sebab itu, kualitas audit adalah hal yang harus
dipertahankan oleh seorang auditor dalam proses pengauditan [ CITATION Ati16 \l 2057 ]
Seorang akuntan profesional wajib mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut ini [ CITATION
Tua15 \l 2057 ]:
10
a. Integritas - lurus/tidak “berbelok ke kanan dan ke kiri”, lugas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan bisnis
b. Objektif - tidak membiarkan bias, benturan kepentingan atau tekanan pihak lain
menghilangkan kearifan dan akal sehat profesional dan bisnis
c. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - memelihara pengetahuan dan
keterampilan profesional untuk memastikan bahwa klien atau karyawan mendapatkan
jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan terakhir dalam praktik,
ketentuan perundang dan teknik, dan dan bertindak sesuai dengan standar teknis dan
standar prefesional
d. Konfidensialitas - menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hubungan
profesional dan bisnis dan, karenanya, tidak mengungkapkan informasi tersebut
kepada pihak ketiga tanpa hak/wewenang yang tepat dan spesifik; kecuali jika ada hak
atau kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya. Juga, tidak
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak pihak ketiga, untuk keuntungan
pribadi akuntan atau pihak lain.
e. Perilaku Profesional - memenuhi ketentuan undang-undang dan aturan perundangan
lainnya dan menghindari perbuatan yang merendahkan martabat profesi.
Berdasarkan sumber lain, prinsip akuntansi terdiri dari beberapa yaitu [ CITATION Uta03 \l
2057 ]:
a. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tanggung- jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.Sejalan
dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka.Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sarna dengan
sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat, dan menjalankan tanggung-jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
b. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
11
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung-jawab kepada publik.
Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, di mana publik dari profesi
akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor,
dunia bisnis dan pihak lainnya.
Dalam mememuhi tanggung-jawab profesionalnya, anggota mungkin menghadapi
tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.Dalam mengatasi
benturan ini, anggota harus bertindak dengan penuh integritar, dengan suatu keyakinan bahwa
apabila anggota memenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan penerima jasa
terlayani dengan sebaik-baiknya.
c. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional.Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan
patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh kepentingan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak di sengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.Etika Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
dapat menerima
d. Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
berada di bawah pengaruh pihak lain.
e. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan
dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan.Hal ini mengandung Aturan arti bahwa
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya
12
sesuai dengan kemampuannya, derni kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung-jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.kompetensi yang akan
meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi
seperti disyaratkan oleh Prinsip Etika.
i. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:
Pencapaian Kompetensi Profesional, Pencapaian ini pada awalnya
memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan
khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan.
Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota
ii. Pemeliharaan Kompetensi Profesional, Kompetensi harus dipelihara dan
dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan
kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta
anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk
memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang
konsisten.
f. Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
g. Perilaku professional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi sebagai perwujudan tanggung-
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
h. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar proesional yang relevan. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International
Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
13
Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan
Seorang auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjan yang ia
lakukan, agar apa yang telah dilakukan oleh auditor dapat dibaca oleh yang
berkepentingan.
Sistem Akuntansi
Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi
dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Bukti Audit
Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional. Dan harus memperoleh bukti yang sangat bermanfaat dalam
mengaudit laporan keuangan.
Pengendalian Intern
Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal,
hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan
compliance test.
Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan
Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam
hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang
didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.2 Visi
Menjadi perusahaan pembiayaan nasional yang terkemuka
SNP adalah perusahaan pembiayaan yang mandiri, menjunjung tinggi etika bisnis dan
bertanggungjawab berdasarkan portofolio/konsep bisnis yang menguntungkan dan bertumbuh
secara berkesinambungan dan dimanajemeni berdasarkan praktek bisnis yang terbaik:
a. SDM : pengembangan dan pemberdayaan SDM melalui pemberian
pengarahan yang memotivasi, dialog, pemberian inspirasi, pekerjaan yang
menantang dan memberi penghargaan kepada mereka sesuai dengan kontribusi
mereka
b. Portofolio : menerapkan portofolio jasa pembiayaan yang berkualitas yang
mengantisipasi dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan para
pelanggan
15
c. Pelanggan : dinilai oleh para pelanggan sehingga pemberi solusi pembiayaan
yang sangat berkompeten, terpercaya dan profesional
d. Mitra : membina jaringan kerja yang lebih baik dengan Bank, perusahaan
asuransi dan dealer (baik outlet yang tradisional maupun modern) untuk
menciptakan manfaat bersama dan menciptakan nilai-nilai yang langgeng
Mewarnai industri pembiayaan national dengan pengalaman dan cara SNP
Memberi layanan pembiayaan yang lain daripada yang lain melebihi harapan para
pelanggan dan memberi inspirasi kepada mereka berdasarkan pengalaman kami
3.1.3 Misi
Kami mempunyai keikatan/komitmen untuk mengembangkan dan mendarmabaktikan
profesionalisme kami dalam :
a. Pemberian jasa pembiayaan dengan kualitas yang tinggi dan terjangkau
b. Pelayanan dan pemberian nasehat kepada para pelanggan kami yang ingin
memiliki barang secara kredit
Misi kami adalah memberikan jasa pembiayaan dengan cara yang lebih cepat dan
lebih efisien
Berdasarkan pengetahuan dan kemampuan teknik dan komersial serta kesadaran kami
terhadap kesejahteraan masyarakat, maka kami menyiapkan jasa pembiayaan untuk
menciptakan nilai yang terus meningkat bagi para pelanggan, pemegang saham dan
karyawan kami
Kami membantu pelanggan kami untuk memiliki barang dengan pemberian jasa
pembiayaan yang berkualitas tinggi dan dengan kemudahan
16
Sebelumnya, kantor ini dikenal dengan nama Deloitte & Touche yang terbentuk
karena bergabungnya Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells (di luar Kerajaan Inggris)
pada tahun 1990. Dalam tahun 1993, kantor internasional mengubah namanya menjadi
Deloitte Touche Tohmatsu, nama yang ketiga berasal dari kantor Tohmatsu & Co, yang
bergabung dengan Touche Ross dalam tahun 1975. Nama kantor ini merupakan gabungan
nama William Welch Deloitte, George Touche, dan Panglima Nobuzo Tohmatsu. Nama
Deloitte adalah nama tertua yang terus-menerus digunakan dalam profesi akuntansi. Deloitte
Touche Tohmatsu berbentuk hukum Swiss Verein, suatu organisasi keanggotaan berdasarkan
Undang-undang Sipil Swiss (Swiss Civil Code) dimana setiap anggotanya merupakan badan
hukum tersendiri dan independen. Kantor pusat globalnya berkedudukan di Manhattan, New
York. Deloitte di Indonesia di wakili oleh Osman Bing Satrio dan Rekan, juga didukung oleh
PT. Deloitte Konsultan Indonesia dan Deloitte Tax Service. [ CITATION Ali12 \l 2057 ]
17
untuk meningkatkan terus menerus dan mendukung Deloitte Touche Tohmatsu dengan
kepemimpinan, infrastruktur, komunikasi, konsistensi, dan manajemen kinerja.
Deloitte Touche Tohmatsu sukses memberikan layanan yang ditunjang oleh
lingkungan konsultatif dan karyawan yang berkualitas. Hal tersebut didukung oleh program
rekruitmen, proses promosi, program pelatihan dan pengembangan, dan struktur
remunerasi.Karyawan Deloitte Touche Tohmatsu danmember firmnya, pengakuan dan
penghargaan terhadap kualitas merupakanDeloitte juga memberikan penghargaanterhadap
karyawan yang berprestasi, hal tersebut merupakan bagian integral dalam mencapai
tujuan. Reputasi bagus Deloitte Touche Tohmatsu dan member firmnya tidak terlepas dari
kerja keras dan prestasi yang baik oleh karyawannya. Karyawan Deloitte akan
memberikan kontribusi yang besar kepada perusahaan baik dari sisi pelayanan dan pencarian
klien serta pengembangan perusahaan.
Nilai-nilai yang dijunjung oleh Deloitte Touche Tohmatsu dan member firmnya adalah
sebagai berikut :
Integrity
Outstanding value to markets and clients
Commitment to each other
Strength from cultural diversity
18
Melihat kejadian ini, OJK mengambil tindakan lanjut untuk memeriksa pihak SNP
Finance. Pihaknya melakukan evaluasi dan menunjuk pengawas internal Bank Mandiri di
tahun 2018, karena OJK ingin memberikan kesempatan terhadap pihak internal perbankan
untuk menyelesaikan saat masalah teridentifikasi. Ditemukan bahwa ternyata pihak SNP
Finance belum pernah melakukan rekonsiliasi data SNP Finance dengan pihak core banking,
bermula dari hal tersebut penelitian berlanjut dengan mendalami prosesnya, dan ternyata
terdapat kesalahan pada sistem yang tidak sempurna.
Bank Mandiri sendiri menerapkan sistem executing sebagai mekanisme pemberian
pinjaman terhadap pihak SNP Finance. Mereka akan memberi kredit dalam bentuk joint
funancing/pemberian langsung pada SNP Finance yang kemudian akan diteruskan ke
pengguna yang membutuhkan. Tidak tangun-tanggung, salah satu kantor akuntan publik the
big four, Deloitte, ditunjuk sebagai kantor akuntan publik yang berkewajiban untuk
memeriksa laporan keuangan dari SNP Finance, guna mendapatkan kredit dari bank ini.
Sektor bank sudah melakukan antisipasi sewaktu-waktu SNP mengalami maslah
kredit perbankan menjadi Non Performing Loan (NPL), seiring menurunnya bisnis toko
Columbia, dengan melakukan pencadangan (PPAP) pada tahun yang telah lewat. Memastikan
agar risiko gagal bayar telah di-absorb sebisa mungkin.
SNP Finance kemudian menerbitkan Medium Term Notes (MTN) untuk mengatasi
masalah kredit. MTN yang diterbitkannya diberi peringkat oleh Pefindo berdasarkan hasil
audit laporan keuangan SNP Finance oleh Deloitte. Meskipun MTN diperingkat karena
tujuannya akan diperjualbelikan, MTN tidak melewati proses di OJK, karena memang MTN
termasuk ke dalam perjanjian yang bersifat private.
Sebelumnya, pada periode Desember 2015-2017, SNP Finance mendapatkan peringjat
idA-/stable dari Pefindo. Lalu peringkat mengalami kenaikan menjadi idA/stable di bulan
Maret 2018. Sayangnya pada tanggal 9 Mei, kondisi perusahaan berubah drastis dimana
Pefindo menurunkan rating menjadi idCCC/credit watch negative dan menurunkannya lagi
menjadi idSD/selective default pada bulan yang sama, akibat ia gagal membayar salah satu
Medium Term Notes (MTN) yang diterbitkannya. Ketika itu, kredit SNP Finance di bank
milik Mukmin Ali Gunawan ini tersisa sebesar Rp 141 miliar. Sehingga dari hal ini, diketahui
bahwa terdapat jaminan utang fiktif. [ CITATION Yud18 \l 2057 ]
Menyikapi hal tersebut, SNP Finance melakukan ajuan penundaan kewajiban
pembayarn utang (PKPU) pada kewajibannya yang sebesar Rp 4,07 triliun yang
berkomposisikan kredit perbankan sebesar Rp 2,22 triliun dan MTN sebesar Rp 1,85 triliun.
Di sisi lain, karena SNP telah gagal membayar bunga MTN sebesar Rp 6,75 miliar, OJK
19
membekukan kegiatan usaha SNP PADA 14 Mei 2018 melalui surat Deputi Komisioner
Pengawas IKNB II No. S-247/NB.2/2018.
Selain tidak melakukan rekonsiliasi, pihak SNP Finance diduga tidak menyampaikan
laporan keuangan yang benar alias fiktif, sehingga perusahaan pemeringkat dan auditor tidak
mengeluarkan peringatan atau warning sebelum gagal bayar terjadi. Padahal masalah laporan
keuangan ini sangat vital dan penting adanya, perusahaan seringkali mengalami kesulitan bila
laporan tak dikelola dengan baik.
Mempertimbangkan banyak hal, pihak Bank Mandiri dapat menyimlulman bahwa
permaslahan di SNP Finance itu bukan hanya disebabkan oleh ketidak hati-hatian bank dalam
menyalurkan kredit, ditambah saat ini sudan ditetapkannya rambu-rambu yang ketat bagi
perbankan. Terdapat itikad/niat tidak baik pengurus perseroan untuk menghindari kewajiban
mereka. Argumen ini bertambah kuat ketika SNP Finance melakukan modus pemanfaatan
celah daru ketentuan hukum terkait kepailitan, dengan segera mengajukan PKPU sukarela,
sesaat setelah nilai kreditnya turun.
Selain OJK, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga melakukan upaya mitigasi, member
usulan agar direktur keuangan sebagai penyelenggara laporan keuangan seharusnya
mempunya setifikasi sebagai pihak yang diaudit (auditee) serta criteria dari sertfikasi, yang
diantaranya adalah independen dan tidak tidak berkepentingan apapun. Karena sertikasi
terhadap auditee dinilai cukup penting dalam meminimalkan kesalahan dalam pelapora
kinerja keuangan. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menanggapi usulan dari BEI dengan sangat
baik. Usulan bahwa direktur keuangan harus memiliki standar dan kompetensi khusus dalam
membuat laporan keuangan didukung juga oleh dunia usaha.
20
kedua karakteristik tersebut sangat sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi
membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen. Mereka dapat memberi jaminan
bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan bagi pihak yang menggunakan laporan tersebut baik pihak
internal maupun pihak eksternal. Dengan demikian pihak internal dan pihak eksternal akan
semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang mereka perlukan guna kepentingan
mereka masing-masing Auditor independen harus menjamin bahwa kualitas audit yang
mereka lakukan benar-benar berkualitas supaya menghasilkan laporan auditan yang
berkualitas pula. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka
akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. [ CITATION Muh16 \l 2057 ]
Kualitas audit adalah probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit
dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan
material. Dengan demikian auditor harus memastikan tidak ada kekeliruan material ketika
melakukan proses audit sebelum memberikan opininya. [ CITATION Lee99 \l 2057 ]
21
piutang pembiayaan konsumen Columbia. Pihak Bank Panin mengatakan bahwa, daftar
pembiayaan yang diajukan telah di-mark up, ditambah, diubah, atau diulangi. SNP Finance
telah mengajukan ke sejumlah bank dan menjalankan operasional perusahaan menggunakan
uang hasil dari fasilitas kredit ini.
Para tersangka sampai saat ini tidak dapat menunjukkan dokumen kontrak
pembiayaan yang dijadikan jaminan, karena memang “list’ piutang pembiayaan itu fiktif
sehingga tidak bisa ditagih. Sejumlah barang bukti yang disita dalam kasus ini diantaranya
fotokopi perjanjian kredit Bank Panin dengan PT SNP, fotokopi jaminan fidusia piutang yang
dijaminkan kepada Bank Panin dan fotokopi laporan keuangan in house PT SNP periode
2016-2017. [ CITATION Bar18 \l 2057 ]
Menurut corporate secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas, pembobolan dana tersebut,
bukan akibat kesalahan pada sistem perbankan atau regulasi sistem keuangan yang berlaku
saat ini, karena pemalsuan data yang sudah menjadi skenario SNP Finance sejak awal
dikatakan Rohan berasal dari itikad buruk perusahaan. Mereka sendiri tidak percaya, karena
SNP Finance diketahui telah menjadi debitur selama belasan bahkan puluhan tahun dari
keempat belas bank yang menjadi korban, dan memiliki reputasi yang baik. Namun secara
tiba-tiba perusahaan melaporkan kepailitan dan mengajukan penundaan kewajiban
pembayaran utang (PKPU). [ CITATION Hen18 \l 2057 ]
22
Namun dengan mengabaikan SNP Finance memiliki itikad buruk dan bersalah dalam
hal ini, pihak bank yang memberikan sumber dana bagi SNP Finance juga melakukan
kesalahan. Sifat mereka kurang konservatif dan tidak selektif dalam memberikan fasilitas
akses keuangan terhadap perusahaan multifinance. Bank tidak seharusnya langsung percaya
terhadap reputasi baik sebuah perusahaan, mereka perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut
terhadap laporan keuangan dan juga informasi yang relevan dengan kinerja mereka untuk
benar-benar memastikan bahwa mereka tidak akan mengalami gagal bayar. Meski sistem
yang berjalan sudah baik, sehingga tidak perlu insentif tambahan dari regulator, mereka
sebaiknya juga melakukan tindakan preventif tambahan, berupa syarat penyerahan asset yang
jauh lebih besar untuk kredit, agar rasa percaya dengan kreditur dapat tumbuh.
23
Tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan Kantor Akuntan Publik, antara lain dengan
pertimbangan:
a. Telah memberikan opini yang tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang
sebenarnya.
b. Besarnya kerugian industri jasa keuangan dan masyarakat yang ditimbulkan atas opini
kedua AP tersebut terhadap LKTA PT SNP.
c. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan akibat dari
kualitas penyajian LKTA oleh akuntan publik.
OJK memberikan sanksi berupa pembatalan pendaftaran pada AP Marlinna, AP
Merliyana Syamsul, dan KAP Satrio Bing, Eny dan Rekan. OJK juga melarang KAP tersebut
untuk menambah klien baru, seperti yang dikatakan oleh Anto Prabowo, Deputi Komisioner
Manajemen Strategis dan Logistik OJK, pada Senin (1/10/2018).[ CITATION Dea18 \l 2057 ]
Pengenaan sanksi terhadap AP dan KAP oleh OJK mengingat LKTA yang telah
diaudit tersebut digunakan PT SNP untuk mendapatkan kredit dari perbankan dan
menerbitkan MTN yang berpotensi mengalami gagal bayar dan/atau menjadi kredit
bermasalah. Sehingga langkah tegas OJK ini merupakan upaya menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap Industri Jasa Keuangan. [ CITATION Syl18 \l 2057 ]
24
Perilaku Profesional
Pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan SNP Finance telah berperilaku tidak
professional sehingga akhirnya melakukan penipuan dan menimbulkan reputasi perusahaan
yang buruk.
Prinsip Standar Teknis
Perusahaan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelaporan keuangan dan pengelolaan
financial sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Sedangkan pihak SNP Finance
tidak mematuhi hal tersebut, dengan tidak melakukan rekonsiliasi terhadap core bank, yang
memang sengaja dilakukan dalam rangka membuat laporan keuangannya/kondisi
keuangannya terlihat baik.
3.4.1 Etika yang Dilanggar Pihak Perbankan Pemberi Dana SNP Finance
Prinsip objektivitas
Pihak perbankan seharusnya melakukan analisa atas laporan keuangan dan informasi lain
secara tersendiri, dan tidak langsung mempercayai suatu perusahaan dalam memberikan
kreditnya hanya karena reputasinya baik dan telah beroperasi dalam periode yang cukup
lama. Terlebih lagi apabila pihak bank tidak memberikan syarat yang memang cukup
reasonable sehingga dapat dipastikan perusahaan tersebut dapat melunasi hutangnya.
Perilaku Profesional
Pihak bank berlaku tidak professional karena tidak mampu mengetahui adanya penipuan yang
dilakukan oleh pihak SNP Finance, sehingga mereka tetap mempercayai perusahaan tersebut
dan member pinjaman. Seharusnya mereka menerapkan tindakan antisipatif dan preventif
yang professional berupa peningkatan prosedur dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
sehingga hal serupa tidak akan terjadi.
25
Prinsip objektivitas
Adanya dugaan pemalsuan dokumen, hingga mark-up kredit fiktif seharusnya dapat dideteksi
oleh pihak KAP Deloitte.
Prinsip Integritas
Selama mengaudit SNP Finance, pihak auditor Deloitte memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian meskipun pada realitasnya, kondisi SNP Finance tidak sesuai dengan laporan
keuangan yang disajikan. Hal inilah yang menjadikan auditor dianggap melakukan
kebohongan meskipun jika sebenarnya pihak Deloitte memang murni tidak mengetahui/tidak
mempunyai itikad buruk.
Perilaku Profesional
Dalam kasus ini, Deloitte berperilaku tidak professional sehingga menimbulkan reputasi KAP
tersebut sekarang menjadi yang dipertanyakan. Mereka selaku auditor tidak berhasil
mendeteksi adanya fraud oleh SNP Finance tersebut, meskipun telah melakukan prosedur
audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan
adanya unsur kesengajaan.
26
BAB IV
Melalui latar belakang masalah dan kajian teori, baik SNP Finance, bank pemberi
kredit, serta Deloitte memang terbukti melakukan kesalahan dan kesalahan ini termasuk
kesalahan yang fatal. Dengan adanya kasus ini, banyak sekali pihak yang dirugikan, terutama
pihak bank-bank yang memberikan pinjaman kredit. Penulis memiliki beberapa saran untuk
SNP Finance, bank pemberi kredit, serta Deloitte secara preventif mau pun saran untuk
peristiwa yang sudah terjadi. Berikut ini merupakan saran sebagai tindakan pencegahan:
1. Seharusnya ada kebijakan serta prosedur yang lebih ketat bagi SNP Finance,
Perbankan dan Deloitte. Dengan adanya kebijakan yang jelas dan tegas, maka kecil
kemungkinan bagi orang-orang di dalam perusahaan tersebut untuk melakukan
tindakan kecurangan. Salah satu contoh kebijakan pada SNP Finance adalah dengan
menerapkan hukuman yang sangat berat bagi pelaku tindak kecurangan tersebut.
Dengan begitu maka tidak akan ada pihak yang berani melakukan kecurangan. Selain
itu, prosedur yang jelas, tidak akan membuat perbankan tertipu untuk berinvestasi di
SNP Finance, karena mereka seharusnya tidak langsung percaya dengan reputasi baik
saja, tentunya diperlukan pemeriksaan atas laporan keuangan dengan benar. Begitu
juga dengan Deloitte, yang melewatkan beberapa prosedur dan ketentuan sebagai
audit, sehingga ia sebagai auditor SNP Finance gagal mendeteksi adanya
ketidakwajaran.
2. Utamakan profesionalitas, sehingga terhindar dari KKN. Berdasarkan hasil pencarian
Penulis, Penulis menemukan bahwa di Indonesia terdapat suatu kebudayaan untuk
saling bergotong-royong, baik dalam hal yang positif dan juga negatif. Mungkin hal
inilah yang menyebabkan kasus di SNP Finance ini baru terungkap setelah ia
mengalami gagal bayar. Mungkin saja sebenarnya karyawan di SNP Finance tahu
akan hal tidak baik yang sudah dilakukan oleh para Board of Directors, namun
karyawan tersebut tidak berani mengungkapkan maupun melapor karena adanya
unsur gotong-royong, atau bias jadi unsure kekuasaan dan ancaman.
3. Mendesain dan menggunakan internal control yang lebih kuat, sehingga suatu tujuan
dari perusahaan dapat tercapai dan berupaya untuk menghindari tindakan-tindakan
tidak terpuji (salah satunya adalah bentuk tindakan yang mengindikasikan adanya
27
kecurangan). Internal control ini sendiri diatur oleh COSO (Committee of Sponsoring
Organization of The Treadway Commission). Pelaporan keuangan dituntut agar tersaji
dengan benar, serta berjalannya efektivitas dan efisiensi operasi dalam perusahaan,
dan sehingga seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan patuh terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku. Jika melihat kembali kasus yang ada, SNP Finance jelas
melanggar peraturan yang berlaku. Sehingga, untuk menghindari dan mencegah hal
tak terduga dibutuhkan kekuatan internal control.
28
DAFTAR PUSTAKA
Akuntan, P. I. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (Vol. PSA No.04 SA Seksi
230). Jakarta.
Akuntan, P. I. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (Vol. Seksi 220.1
SPAP:2011). Jakarta.
Aliya. (2012, November 28). Kantor Akuntan Publik dan Big Four. Retrieved from
https://hayahayah.wordpress.com/2012/11/28/kantor-akuntan-publik-dan-big-four/
Antara, & Widyastuti, R. A. (2018, September 27). Tak Hanya Bank Mandiri, BCA Jadi
Korban Pembobolan SNP Finance. Retrieved from tempo.co:
https://bisnis.tempo.co/read/1130570/tak-hanya-bank-mandiri-bca-jadi-korban-
pembobolan-snp-finance/full&view=ok
Arens et al., a. (2012). Auditing and Assurance Services: An Intregrated Approach (Vol.
Fourteen Edition). Prentice Hall.
Asworo, H. T. (2018, September 25). Kebobolan Rp1,4 Triliun, Bank Mandiri Sebut Bukan
Kesalahan Bank. Retrieved from finansial.bisnis:
http://finansial.bisnis.com/read/20180925/90/842032/kebobolan-rp14-triliun-bank-
mandiri-sebut-bukan-kesalahan-bank
Atiqoh, N. (2016, Februari). Pengaruh Due Profesionel Care, Motovasi Auditor, Time
Budget, Pressure Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 5.3, 1-6.
Bareskrim Bekuk 5 Petinggi SNP Finance. (2018, September 25). Retrieved from BeritaSatu:
http://id.beritasatu.com/home/bareskrim-bekuk-5-petinggi-snp-finance/180751
Boynton, N., R., Johnson., W. C., & Kell, W. G. (2001). Modern Auditing (Ketujuh ed., Vol.
2). Jakarta: Erlangga.
Etika Auditor. (2017, Juni 14). Retrieved Oktober 06, 2018, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/cindyanty01/593d6409fcd3ae13b84d9402/etika-auditor
29
Gumiwang, R. (2018, Juni 21). Kasus SNP Finance & Upaya Menutup Celah Curang
Keuangan. Retrieved Oktober 06, 2018, from tirto.id.
IAI, I. A. (2012). Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Kartika, H., & Walfajri, M. (2018, September 26). Berikut opsi solusi dari OJK untuk
mengatasi kasus SNP Finance. Retrieved from Kontan.co.id:
https://keuangan.kontan.co.id/news/berikut-opsi-solusi-dari-ojk-untuk-mengatasi-
kasus-snp-finance
KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Retrieved Oktober 06, 2018, from
Web KBBI: https://kbbi.web.id/pusat
Laucereno, S. F. (2018, Oktober 1). OJK Beri Sanksi ke Akuntan Publik yang Terlibat Kasus
SNP Finance. Retrieved from detikfinance: https://finance.detik.com/moneter/d-
4237228/ojk-beri-sanksi-ke-akuntan-publik-yang-terlibat-kasus-snp-finance
Lee, C., Liu, C., & Wang, T. (1999). The 150-hour Rule. Journal of Accounting and
Economics, 203-228.
Lingga, E. (2017, Desember 31). Etika dalam Auditing dan KAP serta Perkembangan Etika
Bisnis dan Profesi. Retrieved Oktober 06, 2018, from eldorislingga:
https://eldorislingga.wordpress.com/2017/12/31/etika-dalam-auditing/
Maryani, T., & Unti, L. (2001). Survei Atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi. TEMA, 49-
62.
Septiadi, A., & Winarto, Y. (2018, Mei 30). Ini daftar tagihan 14 bank dalam PKPU SNP
finance. Retrieved from Kontan.co.id: https://nasional.kontan.co.id/news/ini-daftar-
tagihan-14-bank-dalam-pkpu-snp-finance
30
Syafina, D. C. (2018, Oktober 1). OJK Jatuhkan Sanksi Kantor Akuntan Publik Auditor SNP
Finance. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/ojk-jatuhkan-sanksi-kantor-akuntan-
publik-auditor-snp-finance-c31F
Utami, I. (2003, Maret). Studi Praktik Rekayasa Akuntansi Yang Terungkap Melalui Media
Massa Pada Periode 2000 -2002. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, IX, 99 -116. Retrieved
from http://repository.uksw.edu/handle/123456789/3441
Yudistira, G. (2018, September 25). Nilai pembobolan SNP Finance versi OJK Rp 2,4 triliun.
Retrieved from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/nilai-pembobolan-
kasus-snp-finance-versi-ojk-rp-24-triliun
31