Anda di halaman 1dari 42

BRIEF

COUNSELING
(Solution-Focused Brief Therapy)
OUR MEMBERS
Ayuning Sekar Putih   16/398972/PS/07171
Faizatur Rachmadanti     16/394386/PS/07082
Hasna Aslama  16/399009/PS/07208
Hasrat Listaria M.   16/394393/PS/07089
M. Adzkia F.     16/395794/PS/07139
Rico Arika R.  16/394420/PS/07116
Putri Afifah Yasmine  16/399052/PS/07251
Vinly Candri O R  16/399072/PS/07271
1
BACKGROUND
"ORANG YANG MERASA DIRINYA BURUK, AKAN
TERUS MERASA BURUK APABILA MEREKA TIDAK
MEMBUAT PERUBAHAN (PERILAKU) POSITIF DALAM
HIDUP MEREKA"
Orientasi masa depan
lebih diutamakan Orang pada dasarnya dipandang Klien memiliki sumber daya
daripada orientasi baik, mampu berpikir rasional, dan kekuatan untuk
saat ini. mampu menerapkan perubahan menyelesaikan masalah
positif, dan bebas membuat mereka
pilihan.
Relationship
• Konselor tidak menganggap diri mereka ahli
• Membangun lingkungan percakapan yang
mengundang perubahan
• Memperhatikan kekuatan dan gagasan klien.
• Mendengarkan secara aktif,memberikan ketenangan,
menggunakan empati, pertanyaan, penjelasan, dan
saran.
• Bersikap hormat dan ingin tahu tentang persepsi
hidup klien.
Bersifat spesifik, dapat dicapai,

Tujuan dan konkrit yang disusun oleh


konselor bersama klien

Tujuan dalam solution-focused menurut


Ciri-ciri tujuan yang baik menurut O’Halen dan Weiner-Davis (2003):
De Jong dan Berg (2013): - Mengubah doing dari permasalahan
- Dianggap penting oleh klien - Mengubah viewing dari permasalahan
- Memberikan sumberdaya, kekuatan,
- Ditentukan secara interaktif
dan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan
MENENTUKAN TUJUAN
KONSELING
Tujuan paling tidak harus:
• Disusun bersama klien
• Konselor memastikan bahwa tujuan yang disusun
bersama klien itu konkret
• Tujuan yang berorientasi behavioral yang dapat
diobservasi langsung
• Tujuan disusun berdasarkan perilaku seperti apa ,
seberapa sering, dan pada kondisi bagaimana
muncul
Tujuan Tidak
Produktif
1.Negative Goals -> Tujuan yang
bersifat
v mengurangi perbuatan
diri sendiri atau orang lain. ”

Contoh:
“I would like to stop getting so many
detentions”
“Saya ingin mengurangi teman-teman
yang tidak senang dengan saya
2. Harmful Goals -> Tujuan
yang bila tercapai, dapat
‘merugikan’ klien atau orang lain.

Contoh:
Klien tidak suka sekolah,
karenanya berpendapat lebih baik
drop out dan menjual zat terlarang Presentations are
communication tools.
Teknik SBT
•Kombinasi antara behavioral
dan cognitive interventions.
•Terdiri dari:
1.Scaling
2.Identifying exceptionsut.
3.Solution talks
4.Miracle Questions
2. Identifying exceptions
Proses ini mengajak klien untuk
1.Scaling mengidentifikasi saat-saat dimana
Klien diminta untuk menilai mereka tidak merasakan atau
sesuatu dalam skala 1-10. mengalami masalah tersebut.

4. Miracle Questions
Teknik ini dikembangkan oleh de
3. Solution talks
Shazer (1991) dan digunakan untuk
Merupakan salah satu teknik yang
membantu klien memvisualisasikan
menggunakan kata-kata tertentu untuk
memunculkan harapan dan optimisme, hal-hal yang akan terjadi jika
keyakinan untuk mengontrol, serta masalah yang dialami klien telah
keterbukaan pada kemungkinan- terselesaikan.
kemungkinan.
MENETAPKAN TUJUAN KONSELING

Pertanyaan pembuka "apa tujuan Anda datang


untuk konseling?" atau "apa yang Anda inginkan terjadi
dari konseling ini?" menjaga fokus pada tujuan dan
informasi positif, bukan pada masalah dan aspek
negatif dari masalah.

O'Hanlon dan Wiener-Davis (2003) memulai setiap


sesi konseling dengan bertanya, "apa yang terjadi dalam
seminggu terakhir yang Anda ingin terus lihat terjadi?"
berfokus dan memperkuat tindakan positif terhadap
perubahan yang telah dicapai klien.
Pujian
Pujian digunakan untuk membantu orang merasa lebih baik
tentang diri mereka sendiri dan berharap untuk perubahan
(Shapiro et al., 2006).
Mendengarkan Aktif
1. Klarifikasi: (a) "apa tuju an saya dan apa yang akan
saya lakukan ketika tujuan saya tercapai," (b) "perasaan
saya tentang situasi saya," dan (c) "seberapa kuat saya
merasakan tentang situasi saya."

2. Penskalaan: misalnya, "pada skala sepuluh poin, di


mana sepuluh sangat baik dan nol sangat buruk, pada
posisi berapa kah Anda pada skala nol hingga sepuluh?"
jika klien mengindikasikan bahwa mereka berada pada
posisi no. 4, tanyakan apa yang terjadi yang menjaga
perasaan buruk mereka dari menjadi 0. Fokus pada
bagaimana mereka dapat membuat lebih banyak hal baik
ini terjadi
MERUMUSKAN TUGAS SESI
PERTAMA

Konselor dapat memberikan tugas pada akhir sesi


pertama dengan meminta klien untuk mengamati
antara sekarang dan sesi berikutnya apa yang terjadi
dalam (hubungan, sekolah, dan permainan) yang
mereka ingin teruskan terjadi. Tugas ini memusatkan
perhatian pada hal positif dan pada apa yang mereka
inginkan (de Shazer, 1985).
BEKERJA DENGAN TUJUAN POSITIF

Tujuan positif kehadiran sesuatu, seperti:


klien: Saya ingin mendapat nilai lebih baik.
konselor: Apa yang akan Anda lakukan, yang
akan menunjukkan apa yang Anda inginkan?

BEKERJA DENGAN TUJUAN NEGATIF


Tujuan negatif tidak adanya sesuatu, seperti:
Klien: Saya tidak mau ...
Konselor: Jadi, apa yang akan Anda lakukan? atau
Klien : Saya ingin orang lain berhenti ...
Konselor: apa bedanya ini? [atau] apa manfaatnya
bagi Anda? [atau] apa yang akan Anda lakukan jika
mereka tidak berubah?
Coping Question
Konselor bertanya kepada klien bagaimana mereka berhasil
mengatasinya sejauh ini. Bahkan dengan masalah itu, klien
masih menjalankan kehidupan dan belum sepenuhnya
dikalahkan. Oleh karena itu, semacam koping sedang terjadi.

Misalnya, jawaban untuk "Saya sengsara. Saya tidak akan


pernah bisa melupakan betapa buruknya dia menyakiti saya.
Saya hanya ingin duduk dan menangis," mungkin,
“Bagaimana Anda bisa mengatur untuk tidak menangis
sekarang? " ketika dibingkai dengan hati-hati, kesusahan
dapat dilihat sebagai motivasi untuk berubah (Shapiro et al.,
2006).
Miracle Question

Dapat menggunakan beberapa pertanyaan berikut untuk


mendapatkan rincian lebih lanjut. "Jika kami merekam
Anda setelah miracle terjadi, apa yang akan kami lihat
Anda lakukan? siapa yang akan melihat? apa yang akan
mereka lihat? bagaimana mereka merespons? bagaimana
Anda merespons? apa yang akan berbeda setelah miracle
ini?" konselor ingin mengulangi pertanyaan terakhir ini tiga
atau empat kali untuk mendapatkan lebih banyak indikator
tentang apa tujuan konseling bagi klien. Agenda konseling
dapat ditetapkan dari jawaban tentang miracle question..
RELATIONSHIP QUESTION
1. "Apa yang akan [orang tua, saudara lelaki
atau saudara perempuan Anda, guru, teman]
katakan akan berbeda setelah miracle?“
a. "Bagaimana mereka akan bertindak ketika
mereka melihat kamu berbeda setelah
miracle?“
b. "Ketika mereka bertindak berbeda
terhadapmu, apa yang akan kamu lakukan
secara berbeda dalam menanggapinya?"
Exception to the Problem Situation
• Menanyakan contoh apakah “miracle" sudah terjadi meskipun sedikit

• Dorong dan perkuat pengecualian tersebut untuk situasi masalah

• Pendekatan EARS (Elicit, Amplify, Reinforce, dan Start again)

digunakan apabila ada pengecualian untuk masalah, pemikiran positif

lain, dan perilaku positif disebutkan (DeJong & Berg, 2013).


Positive Blame
Konselor menggunakan humor dan menyalahkan secara positif
ketika pengecualian pada masalah teridentifikasi. Misal: “How in the
world did you make that happen?”

Changing the Doing


Konselor merancang langkah-langkah untuk mencapai tujuan setelah
mendapatkan gambaran mengenai solusi dari masalah. Langkah-
langkah adalah tugas-tugas berorientasi pada aksi yang didasarkan
pengecualian pada masalah.
Scaling Progress Toward Goals
•"dari angka 0 sampai 10, dimana 0 itu kemungkinan untuk keadaan yang
paling buruk, dan 10 adalah keadaan setelah keajaiban terjadi, sekarang
kamu dimana?”,
•Apabila klien mengatakan 4, tanyakan apa yang akan membantu klien
agar tidak mencapai angka 0,
•Fokus untuk membicarakan bagaimana caranya membuat hal-hal yang
baik terus terjadi,
•Sekali lagi, perkuat segala indikator yang membantu telah dilakukan
klien sehingga dapat meningkat.
•Sekali lagi, perkuat segala indikator yang membantu telah dilakukan klien sehingga dapat meningkat.
•Sekali lagi, perkuat segala indikator yang membantu telah dilakukan klien sehingga dapat meningkat.
Tanyakan kepada klien apa yang
mereka butuhkan untuk naik satu
tingkat, atau 10 persen. Konselor
perlu memodifikasi pertanyaan
untuk anak-anak yang tidak
10% IMPROVEMENT mengerti konsep persentase,

Kembangkan rencana untuk


meningkatkan 10 persen, dalam
bentuk yang spesifik seperti
satu atau beberapa tugas.
Tanyakan pada klien hal apa
(ladang ranjau) saja yang dapat
menghambat mereka untuk naik
10 persen atau hal yang dapat
mensabotase rencana mereka,
FLAGGING THE
Tanyakan kepada klien apa MINEFIELD
yang dapat mereka lakukan
untuk mencegah sabotase
rencana mereka.
CLOSING THE SESSION
Mintalah kepada klien untuk menggambar
keadaan dimana keajaiban sudah terjadi
(visualisasi),
Tanyakan pada klien apakah mereka ingin
mengajukan pertanyaan atau ada hal-hal yang
perlu konselor tahu,
Sesi dapat diakhiri apabila konselor sudah
mengatakan kesimpulan dari sesi konseling, pada
kesimpulan ini pengecualian pada masalah harus
ditekankan dan eksperimen serta observasi harus
diselesaikan sebelum sesi berikutnya.
Writing the Notes
Tulis pesan untuk klien yang isinya minimal tiga (3) pujian dan
menggunakan pernyataan penyambung antara pujian dengan
tugas yang harus dilakukan klien untuk meningkatkan 10 persen.
Konselor dapat menggambar visualisasi keadaan apabila
keajaiban terjadi
Pernyataan lain yang digunakan
pada solution-focused brief
counselling :
Normalizing statements
Restructuring statements
Affirmation statements
Bridging statements
Between-session homework
statements
Konselor menyiapkan tempat
konseling yang baik atau cocok
De Jong dan Berg (2013) untuk anak, begitu pula harus
menyiapkan mainan dan alat lain
mengatakan bahwa sebaiknya:
yang sesuai untuk anak-anak,

Konselor harus mengerti persepsi anak


mengenai kesulitan yang mereka
bekerja sama dengan orang
alami, sebaiknya melalui gambar dewasa untuk membantu anak,
bukan dikatakan dengan kata-kata,

Konseling anak dan remaja sebaiknya Konselor harus menganggap


tidak menggunakan pertanyaan anak dan remaja adalah
“kenapa”, tetapi menggunakan lebih individu yang kompeten.
banyak pertanyaan mengenai
hubungan mereka,
2
SOLUTION-FOCUSED PLAY
THERAPY
Media bermain digunakan untuk
Model konseling ini merupakan
membantu anak dalam mencari
penggabungan antara konseling
yang berfokus pada solusi solusi dari masalahnya.
dengan media bermain atau Boneka dapat digunakan sebagai
permainan simbol dari masalah atau solusi.
Model ini tidak cocok digunakan
Pendekatan yang digunakan
untuk anak yang berusia kurang
adalah pragmatis dan berfokus
dari 5 tahun atau anak yang
pada kekuatan anak.
belum masuk TK.
Keterampilan yang harus dimiliki
konselor adalah:

1.Sabar
2.Mendengarkan dengan seksama
3.Menggunakan tracking, refleksi,
dan dorongan
Tugas Konselor dalam konseling model
ini adalah:

1.Tidak memberi anak solusi secara langsung.


2.Bertanya pada anak tentang apa yang dilihat
anak sebagai solusi
3.Mempelajari perspektif anak
4.Melihat siuasi yang digambarkan anak melalui
tatapan mata si anak
Tahapan Konseling
Teknik 1.Art Nims
2.Sand tray
Konseling 3.Puppets
(2007)

1.Scaling question
2.Externalizing
Griffith 3.Playing detective
(2007) 4.Trying magic tricks
5.Experimenting
6.Reporting changes
3
DIVERSITY APPLICATION
“Solution-focused brief therapy
relevan dengan berbagai budaya.”

De Jong & Berg (2013)


•Menekankan pada kesehatan, sumber,
kekuatan, kehormatan, kolaborasi,
pemberdayaan, dan determinasi diri

•Menghargai pandangan seseorang


terhadap dunia, pentingnya hubungan
dengan orang lain dan pendekatannya
nonintrusive
4
EVALUASI
Penelitian mengenai efektivitas pada
brief-counseling telah banyak Kuat dalam menetapkan tujuan
dilakukan dengan hasil menunjukkan spesifik serta mencatat kemajuan
keefektifannya terutama berkaitan untuk mencapai tujuan yang
dengan  masalah kecemasan dan diinginkan.
depresi
Konseling singkat disertai
Model pendekatan ini dapat dukungan perilaku positif di
dikolaborasikan dengan sekolah berdampak positif
pendekatan lain dalam pada menurunkan perilaku
membantu klien mencapai bermasalah siswa
tujuan mereka
Daftar Pustaka
THOMPSON, C. L., RUDOLPH, L. B., & HENDERSON, D. A.
(2000).   COUNSELING CHILDREN. BELMONT: BROOKS/COLE.

NIMS, D. R. (2007). INTEGRATING PLAY THERAPY


TECHNIQUES INTO SOLUTION-  FOCUSED BRIEF THERAPY.
INTERNATIONAL JOURNAL OF PLAY THERAPY, 16(1), 54.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai