Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAAI DASAR NILAI


PENGEMBANGAN ILMU
Ilmu dan Pengetahuan sebagai Penentu Kehidupan

Dosen Pengampu : H. Mujianto, M.Pd

Disusun Oleh:

AMALIATUL KHANIFA
18.0083.T

S1 FISIOTERAPI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah PANCASILA tentang 'Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu'.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Penulis

DAFTAR ISI

II
HALAMAN JUDUL .......................................................................................I
KATA PENGANTAR ......................................................................................II
DAFTAR ISI ...................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................4
A. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ............................4
B. Pengimplementasian Pancasila Sebagai Dasar
Nilai Pengembangan Ilmu..................................................................6
C. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan
Pengetahuan sebagai Penentu Kehidupan ........................................ 8
BAB IV PENUTUP .........................................................................................11
A. Kesimpulan ........................................................................................11
B. Saran ..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................12

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dulu, Ilmu Pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas
berpikir manusia. Istilah Ilmu Pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata
berbeda makna, Ilmu dan Pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui
merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu. Sikap
kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya,
berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun
dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat
manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh
manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai
ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat
agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu
pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pernah


dikemukakan oleh Prof Notonagoro, anggota senat Universitas Gadjah Mada
sebagaimana dikutip oleh Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, yang menyatakan
bahwa Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam usaha ilmu
pengetahuan untuk dipergunakan sebagai asas dan pendirian hidup, sebagai
suatu pangkal sudut pandangan dari subjek ilmu pengetahuan dan juga
menjadi objek ilmu pengetahuan atau hal yang diselidiki (Koesnadi, 1987:
xii). Penggunaan istilah “asas dan pendirian hidup” mengacu pada sikap dan
pedoman yang menjadi rambu normatif dalam tindakan dan pengambilan
keputusan ilmiah. Pancasila adalah gagasan vital yang berasal dari
kebudayaan Indonesia, artinya nilai-nilai yang benar-benar diramu dari sistem
nilai bangsa Indonesia sendiri.Konsep Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu menurut cara pandang Daoed Joesoef adalah sebagai
tuntunan dan pertimbangan nilai dalam pengembangan iptek. Oleh karena itu,
Pancasila memiliki metode tertentu dalam memandang, memegang kriteria
tertentu dalam menilai sehingga menuntunnya untuk membuat pertimbangan

1
tertentu tentang gejala, ramalan, dan anjuran tertentu mengenai langkah-
langkah praktikal (Joesoef, 1987: 1, 15).

Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari situasi yang


melingkupinya, artinya IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang
budaya.Perkembangan IPTEK pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai
budaya danagama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas,
di pihak lain IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama
dalampengembangannya agar tidak merugikan umat manusia.Kuntowijoyo
dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang
sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga
pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang
dilihatnya.Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-
cumulative (tidakbertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang
dari waktu ke waktu.Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah),
artinya kemajuan itu selaluberkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat,
dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika,
teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo,
2006: 4).

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila


Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para
pakar untuk menggambarkan peran Pancasila sebagai rujukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai
intellectual bastion 241 (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common
denominator values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu Pentingnya
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah
untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan
ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia
itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.

Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan


dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia
serta menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita

2
dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan
sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan
Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif.
IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga
persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-
dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran
mencapai tujuan bangsa.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?

2. Mengapa Perkembangan Ilmu Pengetahuan perlu berdasar kepada nilai-


nilai yang terkandung dalam Pancasila ?

3. Bagaimana Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dan


pengetahuan sebagai penentu kehidupan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pancasila dijadikan dasar nilai pengembangan ilmu.

2. Untuk menjelaskan cara pengimplementasian Pancasila Sebagai Dasar


Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

3. Untuk menjelaskan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dan


pengetahuan sebagai penentu kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini


mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan
yang luar biasa. Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari situasi yang
melingkupinya, artinya IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang
budaya.Perkembangan IPTEK pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai

3
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas,
di pihak lain IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama
dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo
dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang
sering mencampur adukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga
pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang
dilihatnya.Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-
cumulative (tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang
dari waktu ke waktu. Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah),
artinya kemajuan itu selalu berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat,
dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative(tidak bertambah),
sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative
(Kuntowijoyo, 2006: 4).

Relasi antara IPTEK dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan
beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, IPTEK yang gayut dengan
nilai budaya dan agama sehingga pengembangan IPTEK harus senantiasa
didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, IPTEK yang lepas sama sekali
dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat
pada kemajuan IPTEK tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal
ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa IPTEK
memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-
nilai dari luar. Ketiga, IPTEK yang menempatkan nilai agama dan budaya
sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan
yang beranggapan bahwa IPTEK memang memiliki hukum tersendiri (faktor
internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya,ideologi,
dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat.

Relasi yang paling ideal antara IPTEK dan nilai budaya serta agama
tentu terletak pada fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat
berlangsung secara optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di
Indonesia itu sendiri.Keragaman tersebut di satu pihak dapat menjadi
kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena
itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah
timbulnya konflik.Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter

4
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.
Fenomena kedua yang menempatkan pengembangan IPTEK di luar nilai
budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok ilmuwan dalam
fenomena kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal justru dapat
mengganggu objektivitas ilmiah. Fenomena ketiga yang menempatkan nilai
budaya dan agama sebagai mitra dialog merupakan sintesis yang lebih
memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan IPTEK di
Indonesia. Sebab IPTEK yang berkembang di ruang hampa nilai, justru akan
menjadi bumerang yang membahayakan aspek kemanusiaan.

Namun, tanpa kita sadari dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang begitu santernya kita mulai melupakan akan apa tujuan dari
yang kita lakukan ini. Padahal hal ini tercantum jelas dalam landasan ideologi
bangsa kita (Pancasila) bahwa mengembangkan IPTEK haruslah secara
beradab. Tercantum dalam sila kedua yang berbunyi ”Kemanusiaan yang adil
dan beradab”. Perkembangan dan kemajuan IPTEK seharusnya diwujudkan
untuk keadilan dan kehidupan yang beradab serta bermoral. Dengan segala
fasilitas dan kemudahan yang ada seharusnya menyokong kita untuk
meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, bukannya sebagai alat
menindas atau berbuat kejahatan serta kecurangan bagi mereka yang
memegang penguasaan akan IPTEK.

Di sinilah betapa pentingnya landasan Pancasila yang kental dalam setiap


hati nurani anak bangsa Indonesia agar tidak akan timbul penyalahgunaan
perkembangan dan kemajuan IPTEK dalam kehidupan masyarakat. Seperti
yang dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian. Berbagai macam
informasi dapat dengan mudah disebarkan kepada khalayak umum. Oleh
sebab itu, penanaman Pendidikan Pancasila sejak usia dini merupakan
antisipasi awal dalam membangun filter bagi perkembangan dan kemajuan
IPTEK yang terlamapau deras. Sehingga moral dan mental anak bangsa
justru tidak melorot menghadapinya di tengah-tengah perubahan zaman.
Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal hal-hal
yang buruk dalam perkembangan IPTEK. Lima sila yang terdapat dalam
Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan suatu rumusan
kompleks dan menyeluruh dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian diharapan dapat tercipta kehidupan masyarakat

5
yang adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap elemen lapisan
masyarakat.

B. Pengimplementasian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945


yang merupakan bagian dari UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi negara
berkaitan erat dengan sifat ideologi Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu,
tentulah setiap masyarakat melandasi segala aspek kehidupannya dengan
dasar-dasar nilai Pancasila. Begitu pula dalam upaya perkembangan Ilmu
Pengetahuan , menjadikan Pancasila sebagai kerangka berpikir dalam
pelaksanaannya. Dalam setiap perkembangan Ilmu Pengetahuan harus
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai berikut :

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan Ilmu Pengetahuan,


menciptakan, perimbangan antara rasional dan irrasional antara akal, rasa dan
kehendak. Berdasarkan sila pertama ini Ilmu Pengetahuan tidak hanya
memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan tetapi juga
mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan
manusia dan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila
pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai sentral
melainkan sebagai bagian yang sistematika dari alam yang diolahnya.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar


moralitas bahwa manusia dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan haruslah
secara beradab. Ilmu Pengetahuan adalah bagian dari proses budaya manusia
yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, perkembangan Ilmu
Pengetahuan harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan
umat manusia.

Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia


bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara,
persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena
tidak lepas dari faktor kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Ilmu
Pengetahuan harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan

6
dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan
manusia Indonesia dengan masyarakat Internasional.

Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam


Permusyawaratan dan Perwakilan, mendasari Ilmu Pengetahuan secara
demokratis. Artinya, setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan ilmunya. Selain itu dalam perkembangan ilmu pengetahuan
setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang
lain dan harus memilki sikap yang tebuka artinya terbuka untuk dikritik atau
dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.

Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,


mengimplementasikan pengembangan Ilmu Pengetahuan haruslah menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan
keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

Berdasar dari pemikiran tersebut, maka Pengembangan Ilmu Pengetahuan


yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa
perbaikan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari tidak akan terjerumus kepada hal yang dapat
membuatnya menjauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila.

C. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan Pengetahuan


sebagai Penentu Kehidupan

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke


dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa


Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan
perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini
membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

7
b. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap
lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan
eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia.

c. Perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan


politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan
bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas,
musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu, diperlukan
orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh
nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian
bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat ditemukan pada


sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan
kemanusiaan sehingga manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan
dan kemanusiaan, biasanya terjadi penolakan. Contohnya, penolakan
masyarakat atas rencana pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir
di semenanjung Muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan masyarakat
terhadap PLTN di semenanjung Muria didasarkan pada kekhawatiran atas
kemungkinan kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Chernobyl
Rusia beberapa tahun yang lalu. Trauma nuklir berkaitan dengan keselamatan
reaktor nuklir dan keluaran limbah radioaktif yang termasuk ke dalam
kategori limbah beracun. Kedua isu tersebut memicu dampak social sebagai
akibat pembangunan PLTN, bukan hanya bersifat standar seperti terciptanya
kesempatan kerja, kesempatan berusaha, tiumbulnya gangguan kenyaman
karena kemacetan lalu lintas, bising, getaran, debu, melainkan juga dampak
yang bersifat khusus, seperti rasa cemas, khawatir dan takut yang besarnya
tidak mudah dikuantifikasi. Dalam terminologi dampak sosial, hal yang
demikian itu dinamakan perceived impact, dampak yang dipersepsikan
(Sumber: Suara Merdeka, 8 Desember 2006).

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat peka terhadap isu-isu ketuhanan


dan kemanusiaan yang ada di balik pembangunan pusat tenaga nuklir

8
tersebut. Isu ketuhanan dikaitkan dengan dikesampingkannya martabat
manusia sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dalam pembangunan iptek.
Artinya, pembangunan fasilitas teknologi acapkali tidak melibatkan peran
serta masyarakat sekitar, padahal apabila terjadi dampak negatif berupa
kerusakan fasilitas teknologi, maka masyarakat yang akan terkena langsung
akibatnya. Masyarakat sudah menyadari perannya sebagai makhluk hidup
yang dikaruniai akal dan pertimbangan moral sehingga kepekaan nurani
menjadi sarana untuk bersikap resisten terhadap kemungkinan buruk yang
terjadi di balik pengembangan iptek. Masyarakat terlebih peka terhadap isu
kemanusiaan di balik pembangunan dan pengembangan iptek karena dampak
negatif pengembangan iptek, seperti limbah industri yang merusak
lingkungan, secara langsung mengusik kenyamanan hidup masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Konsep pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu selalu
berpedoman pada pancasila. Pancasila adalah ilmu yang sangat penting

9
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Nilai-nilai Pancasila berperan
sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya
mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia. Pancasila sangat penting sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu seperti pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek
menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan.

B. Saran
Indonesia sangat menjunjung tinggi pancasila, sudah seharusnya
sebagai generasi muda kita harus menjadi generasi yang tangguh dan bisa
menegakkan sila-sila yang terkandung dalam pancasila. Marilah kita jaga
Bhineka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda-beda namun keberagaman ini
sudah seharusnya kita jaga sebagai suatu keharmonisan yang luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo.2014.”Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pengetahuan”.

http://coretanpena-template.blogspot.com/2017/11/makalah-pancasila-sebagai-
dasar-nilai.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai