Disusun Oleh:
AMALIATUL KHANIFA
18.0083.T
S1 FISIOTERAPI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah PANCASILA tentang 'Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu'.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
II
HALAMAN JUDUL .......................................................................................I
KATA PENGANTAR ......................................................................................II
DAFTAR ISI ...................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................4
A. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ............................4
B. Pengimplementasian Pancasila Sebagai Dasar
Nilai Pengembangan Ilmu..................................................................6
C. Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan
Pengetahuan sebagai Penentu Kehidupan ........................................ 8
BAB IV PENUTUP .........................................................................................11
A. Kesimpulan ........................................................................................11
B. Saran ..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................12
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dulu, Ilmu Pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas
berpikir manusia. Istilah Ilmu Pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata
berbeda makna, Ilmu dan Pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui
merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu. Sikap
kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya,
berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun
dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat
manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh
manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai
ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat
agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu
pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
1
tertentu tentang gejala, ramalan, dan anjuran tertentu mengenai langkah-
langkah praktikal (Joesoef, 1987: 1, 15).
2
dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan
sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan
Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif.
IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga
persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-
dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran
mencapai tujuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
3
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas,
di pihak lain IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama
dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo
dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang
sering mencampur adukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga
pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang
dilihatnya.Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-
cumulative (tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang
dari waktu ke waktu. Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah),
artinya kemajuan itu selalu berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat,
dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative(tidak bertambah),
sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative
(Kuntowijoyo, 2006: 4).
Relasi antara IPTEK dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan
beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, IPTEK yang gayut dengan
nilai budaya dan agama sehingga pengembangan IPTEK harus senantiasa
didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, IPTEK yang lepas sama sekali
dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat
pada kemajuan IPTEK tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal
ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa IPTEK
memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-
nilai dari luar. Ketiga, IPTEK yang menempatkan nilai agama dan budaya
sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan
yang beranggapan bahwa IPTEK memang memiliki hukum tersendiri (faktor
internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya,ideologi,
dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat.
Relasi yang paling ideal antara IPTEK dan nilai budaya serta agama
tentu terletak pada fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat
berlangsung secara optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di
Indonesia itu sendiri.Keragaman tersebut di satu pihak dapat menjadi
kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena
itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah
timbulnya konflik.Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter
4
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.
Fenomena kedua yang menempatkan pengembangan IPTEK di luar nilai
budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok ilmuwan dalam
fenomena kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal justru dapat
mengganggu objektivitas ilmiah. Fenomena ketiga yang menempatkan nilai
budaya dan agama sebagai mitra dialog merupakan sintesis yang lebih
memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan IPTEK di
Indonesia. Sebab IPTEK yang berkembang di ruang hampa nilai, justru akan
menjadi bumerang yang membahayakan aspek kemanusiaan.
5
yang adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap elemen lapisan
masyarakat.
6
dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan
manusia Indonesia dengan masyarakat Internasional.
7
b. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap
lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan
eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia.
8
tersebut. Isu ketuhanan dikaitkan dengan dikesampingkannya martabat
manusia sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dalam pembangunan iptek.
Artinya, pembangunan fasilitas teknologi acapkali tidak melibatkan peran
serta masyarakat sekitar, padahal apabila terjadi dampak negatif berupa
kerusakan fasilitas teknologi, maka masyarakat yang akan terkena langsung
akibatnya. Masyarakat sudah menyadari perannya sebagai makhluk hidup
yang dikaruniai akal dan pertimbangan moral sehingga kepekaan nurani
menjadi sarana untuk bersikap resisten terhadap kemungkinan buruk yang
terjadi di balik pengembangan iptek. Masyarakat terlebih peka terhadap isu
kemanusiaan di balik pembangunan dan pengembangan iptek karena dampak
negatif pengembangan iptek, seperti limbah industri yang merusak
lingkungan, secara langsung mengusik kenyamanan hidup masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konsep pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu selalu
berpedoman pada pancasila. Pancasila adalah ilmu yang sangat penting
9
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Nilai-nilai Pancasila berperan
sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya
mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia. Pancasila sangat penting sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu seperti pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek
menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan.
B. Saran
Indonesia sangat menjunjung tinggi pancasila, sudah seharusnya
sebagai generasi muda kita harus menjadi generasi yang tangguh dan bisa
menegakkan sila-sila yang terkandung dalam pancasila. Marilah kita jaga
Bhineka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda-beda namun keberagaman ini
sudah seharusnya kita jaga sebagai suatu keharmonisan yang luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
http://coretanpena-template.blogspot.com/2017/11/makalah-pancasila-sebagai-
dasar-nilai.html?m=1
10