Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH INDIVIDU

PENGARUH ASUPAN PROTEIN YANG BERLEBIH


TERHADAP KESEHATAN

OLEH:

MUH. ARMAN NYOMBA


K011181057
KESMAS A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat, tauhik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Asupan Protein yang Berlebih
Terhadap Kesehatan” ini dalam waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik II.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Allah SWT. Yang telah meridhoi
pembuatan makalah ini dandosen mata kuliah Biomedik II.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan karya
tulis ini sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat terkait informasi dan pengetahuan bagi pembaca, khususnya guna
mengetahaui bagaimana pengaruh asupan protein berlebih terhadap
kesehatantersebut.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 22 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Protein........................................................................................3
B. Sumber Protein.............................................................................................4
C. Dampak Kelebihan Asupan Protein.............................................................5
D. Asupan Protein yang Dibutuhkan Tubuh Perhari........................................6
E. Cara Memenuhi Asupan Protein yang Seimbang........................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................12

B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang
tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino
yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan sebagai pembentuk
struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis (Bintang,
2010).
Protein adalah zat pembangun yang penting dalam siklus kehidupan
manusia. Protein digunakan sebagai zat pembangun tubuh untuk mengganti
dan memelihara sel tubuh yang rusak, reproduksi, mencerna makanan
dankelangsungan proses normal dalam tubuh. Sumber protein adalah kacang-
kacangan dan hasil olahannya, telur, teri, ikan segar, daging, udang, susu dan
sebagainya perlu ditambahkan dalam menu makanan sebagai zat tambahan
darah untuk mencegah dan mengatasi anemia (Adriani dan Wirjatma, 2012).
Namun, dibalik melimpahnya manfaat protein bagi tubuh, ternyata
asupan protein yang berlebih dapat berdampak buruk bagi kesehata tubuh.
Tubuh memerlukan asupan protein sekita r 50-62 gram perhari. Jika lebih dari
batas asupan yang disarankan, maka akan muncul beberapa dampak negatif
yang dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk
dapat mengetahui pengaruh asupan protein yang berlebih terhadap kesehatan
sehingga tubuh kita dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan
karena asupan protein yang berlebih.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian protein?
b. Apa sumber-sumber protein?
c. Apa dampak kelebihan asupan protein?
d. Berapa asupan protein yang dibutuhkan tubuh perhari
e. Bagaimana cara memenuhi asupan protein yang seimbang?

1
C. Tujuan Umum
 Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami
pengaruh asupan protein yang berlebih terhadap kesehatan.
 Tujuan khususnya adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pengertian protein
b. Untuk mengetahui sumber-sumber protein
c. Untuk mengetahui dampak kelebihan asupan protein
d. Untuk mengetahui berapa asupan protein yang dibutuhkan tubuh
perhari
e. Untuk mengetahui cara memenuhi asupan protein yang seimbang
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami
pengaruh asupan protein yang berlebih terhadap kesehatan dan dapat menjadi
referensi bagi pembaca yang ingin mengkaji permasalahan asupan protein.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,
karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah
sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N.
(Winarno,1992).
Protein merupakan bagian terpenting dari sel-sel tubuh dan merupakan
bagian terbesar dari substansi kering dari organ-organ tubuh dan otot-otot.
Segala jenis protein mengandung unsur nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen,
dan belerang (Sediaoetama, 1976).
Sedangkan protein menurut pendapat Adams (1988) merupakan
kumpulan dari beberapa asam amino. Asam amino itu sendiri mengandung
unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan belerang. Asam amino sendiri
dikelompok menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok asam (oksigen, karbon, dan
belerang) dan kelompok amino (nitrogen dan hidrogen) yang menempel pada
atom karbon.
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,
karena zat ini mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat pembangun dalam
tubuh dan juga berfungsi sebagai bahan bakar dan zat pengatur. Protein
sebagai zat pembangun karena protein merupakan bahan pembentukan
jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh, terutamapada masa
pertumbuhan, protein juga menggantikan jaringan tubuh yang rusak dan yang
perlu dirombak serta mempertahankan jaringan yang telah ada.
Protein dikatakan berfungsi sebagai bahan bakar karena protein
mengandung karbon yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar. Protein akan
dibakar manakala keperluan tubuh akan energi tidak terpenuhi oleh
karbohidrat dan lemak. Apabila tubuh memerlukan energi tambahan, maka
pembakaran protein menjadi energi didalam tubuh akan didahulukan
sehingga pada saat itu sebagaian protein tidak digunakan untuk pembentukan
jaringan.

3
Protein merupakan komponen makro molekul utama yang dibutuhkan
makhluk hidup. Fungsi protein lebih diutamakan untuk sintesis protein-
protein baru sesuai kebutuhan tubuh, sementara karbohidrat dan lipid
digunakan untuk menjamin ketertersediaan energi untuk tubuh. Diet protein
secara sempurna akan dihidrolisis di saluran gastrointestinal dan hanya asam
amino bebas yang dapat diserap usus. Kemudian asam amino dan peptida
yang terbentuk dari pencernaan protein alami akan diabsorbsi dan
dianabolisme di berbagai jaringan dan organ sebagai protein tubuh (Pacheco
et al. 2008).
B. Sumber Protein
Berdasarkan sumbernya protein dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Protein hewani
Protein hewani merupakan protein yang berasal dari hewan baik
dari apa yang dihasilkan oleh hewan tersebut (susu), maupun dari
dagingnya. Protein hewani merupakan sumber protein yang terbesar.
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber
protein adalah daging , telur, susu dan ikan. Protein hewani disebut
sebagai protein yang lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai
kandungan asam-asam amino esensial yang lengkapnyang
susunannya mendekatiapa yang diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, D
2010).
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (daging,
ikan, dan susu) dan nabati (tahu dan tempe). Protein hewani
memiliki komposisi protein yang lebih lengkap dibandingkan protein
nabati. Namun, di Indonesia konsumsiprotein hewani tergolong
tinggi akan tetapi daya beli masyarakat masih rendah(Ginting,dkk.
2013). Menurut Badan Pusat Statistik (2013), diperoleh data bahwa
konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2013 yaitupada daging
2,38% dan ikan 7,56% lebih tinggi dibanding konsumsi protein
nabati yaitu 2,31%.

4
2. Protein nabati
Protein nabati adalah protein yang dihasilkan oleh tumbuh-
tumbuhan baik secara langsung maupun hasil olahan dari tumbuh-
tumbuhan seperti sereal, tepung dan lain-lain. Hampir sekitar 70%
penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati (hasil tanaman),
terutama berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-kacangan.
Sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein
dalam jumlah yang cukup berarti, sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia (terutama beras, gandum dan jagung) sebagai
sumber utama kalori, yang ternyata sekaligus juga merupakan
sumber protein yang penting.
C. Dampak Kelebihan Asupan Protein
1. Kelebihan berat badan
Salah satu tanda yang paling mudah dilihat dan dikenali adalah berat
badan melonjak. Mendapat banyak asupan protein dengan jumlah besar
dapat menjadi baik dan juga sebaliknya. Jika Anda ingin membentuk otot
dan mendapatkan berat badan untuk melakukan itu, peningkatan asupan
protein bisa membantu.
2. Masalah ginjal
Ginjal sebagaimana fungsinya yakni menyaring seluruh racun yang
dihasilkan dari makanan. Jika Anda banyak mengonsumsi makanan
dalam satu jenis, artinya Anda secara tidak sadar memerintahkan ginjal
Anda untuk bekerja lebih keras lagi untuk menyaring racun yang ada di
dalamnya. Kita disarankan untuk mengonsumsi beragam jenis makanan.
3. Dehidrasi
Bila ginjal Anda menjalani proses pengelolaan racun, salah satu
produk yang dilepaskan adalah nitrogen urea darah. Pada gilirannya,
tubuh Anda harus menggunakan lebih banyak air untuk membersihkan
zat berbahaya tersebut. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi serius jika
asupan air minum kita kurang.

5
4. Kalsium tulang terkikis
Asam yang dilepaskan setiap kali Anda mengkonsumsi protein sulit
dicerna tanpa kalsium. Telah ditunjukkan dalam banyak penelitian bahwa
orang-orang yang mengkonsumsi lebih banyak protein daripada yang
dibutuhkan memiliki tulang lebih lemah.
5. Masalah jantung
Diet tinggi protein memang lebih disukai banyak orang karena
menganggap mereka bisa bebas mengasup protein hewani. Namun,
protein terutama yang berasal dari daging merah yang mengandung
lemak jenuh merupakan musuh bagi kesehatan jantung dan pembuluh
darah.
6. Mengurangi ketosis
Ketosis adalah kondisi liver manusia memproduksi keton untuk
digunakan sebagai bahan bakar atau energi yang digunakan seluruh tubuh
terutama otak. Ketosis terjadi ketika tubuh tidak mendapat asupan
karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi
energi.
Saat diet, biasanya orang akan mengurangi makanan sumber
karbohidrat dan menggantinya dengan makanan sumber protein. Namun
sebetulnya ini sangat merugikan. Sebenarnya lebih sehat jika kita
mengasup karbohidrat kompleks dan lemak sehat.
7. Asam urat
Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein berbasis
hewan dapat meningkatkan risiko terkena asam urat. Ini karena protein
berbasis hewan memiliki kadar purin yang tinggi, yang menyebabkan
kadar asam purin tinggi.
D. Asupan Protein yang Dibutuhkan Tubuh Perhari
Kebutuhan protein per hari dalam kondisi sehat adalah 0,8 g/kgBB atau
15-25% dari kebutuhan energi. Sekitar 20% dari tubuh manusia terbentuk
dari protein. Karena protein tidak disimpan di dalam tubuh, maka Anda perlu
untuk mencukupi asupan protein setiap hari agar tidak berdampak negatif

6
pada kesehatan tubuh. Yang perlu dipahami, kebutuhan protein harian setiap
orang berbeda-beda – tergantung pada berat badan dan jenis aktivitas yang
dijalani sehari-hari.
Berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes RI, standar
angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia adalah sekitar 56-59
gram per hari untuk perempuan dan 62-66 gram per hari untuk laki-laki.
Namun secara khusus, berikut adalah AKG Protein yang dibutuhkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun
2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa
Indonesia :
1. AKG Protein bayi kurang dari 6 bulan : 12 g
2. AKG Balita : 18 – 35 g
3. AKG laki-laki
 Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 56 g
 Remaja (12 s.d 25 tahun) : 62 – 72 g
 Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 62 – 65 g
 Lansia (41 s.d 65 tahun) : 65 g
 Manula (>65 tahun) : 62 g
4. AKG perempuan
 Anak-anak (5-11 tahun) : 49 – 60 g
 Remaja (12 s.d 25 tahun) : 56 – 69 g
 Dewasa (26 s.d 45 tahun) : 56 g
 Lansia (41 s.d 65 tahun) : 56 g
 Manula (>65 tahun) : 56 g
 Masa kehamilan dan menyusui : ditambah 20 g dari kebutuhan
berdasarkan usia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa
Indonesia

7
E. Cara Memenuhi Asupan Protein yang Seimbang
Untuk memenuhi asupan protein yang seimbang kita dapat
mengonsumsi makanan sumber protein yang secukupnya sesuai kadar yang
dibutuhkan tubuh. Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan
pangan sumber protein nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein
hewani meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging
rusa dll), daging unggas (daging ayam, daging bebek dll), ikan termasuk
seafood, telur dan susu serta hasil olahnya. Kelompok Pangan lauk pauk
sumberprotein nabati meliputi kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti
kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam,
kacang tolo dan lain-lain.
Meskipun kedua kelompok pangan tersebut (pangan sumber protein
hewani dan pangan sumber protein nabati) sama-sama menyediakan protein,
tetapi masing-masing kelompok pangan tersebut mempunyai keunggulan dan
kekurangan. Pangan hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap
danmempunyai mutu zat gizi yaitu protein, vitamin dan minerallebih baik,
karena kandungan zat-zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah diserap
tubuh. Tetapi pangan hewani mengandung tinggi kolesterol (kecuali ikan) dan
lemak.Lemak dari daging dan unggas lebih banyak mengandung lemak
jenuh.Kolesterol dan lemak jenuh diperlukan tubuh terutama pada anak-anak
tetapi perlu dibatasai asupannya pada orang dewasa.

8
Pangan protein nabati mempunyai keunggulan mengandung proporsi
lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibanding pangan hewani.Juga
mengandung isoflavon, yaitu kandungan fitokimia yang turut berfungsi mirip
hormon estrogen (hormon kewanitaan) dan antioksidan serta anti-kolesterol.
Konsumsi kedele dan tempe telah terbukti dapat menurunkan kolesterol dan
meningkatkan sensitifitas insulin dan produksi insulin. Sehingga dapat
mengendalikan kadar kolesterol dan gula darah. Namun kualitas protein dan
mineral yang dikandung pangan protein nabati lebih rendah dibanding pangan
protein hewani.

Oleh karena itu dalam mewujudkan gizi seimbang kedua kelompok


pangan ini (hewani dan nabati) perlu dikonsumsi bersama kelompok pangan
lainnya setiap hari, agar jumlah dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih
baik dan sempurna. Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi (setara dengan 70-
140 gr/2-4 potong daging sapi ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4potong
daging ayam ukuran sedang atau 80-160 gr/2-4 potong ikan ukuran sedang)
sehari dan pangan protein nabati 2-4 porsi sehari ( setara dengan 100-200 gr/
4-8 potong tempe ukuran sedang atau 200-400 gr/ 4-8 potong tahu ukuran
sedang) tergantung kelompok umur dan kondisi fisiologis (hamil, menyusui,
lansia, anak, remaja, dewasa). Susu sebagai bagian dari pangan hewani yang
dikonsumsi berupa minuman dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu
menyusui serta anak-anak setelah usia satu tahun. Mereka yang mengalami
diare atauintoleransi laktosa karena minum susu tidak dianjurkan minum susu
hewani. Konsumsi telur, susu kedele dan ikan merupakan salah satu alternatif
solusinya.

Berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang, Kementerian Kesehatan


RI 2014. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada
dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi
yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara
teratur. Empat Pilar tersebut adalah:

9
A. Mengonsumsi makanan beragam.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi
baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama
kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada
umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan
protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori.
Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal
yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi
kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai
dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.
B. Membiasakan perilaku hidup bersih
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-
anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami
penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk
ke tubuh berkurang.Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan
metabolisme pada orang yang menderita infeksi terutama apabila disertai
panas. Pada orang yang menderita penyakitdiare, berarti mengalami
kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akanmemperburuk
kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang
gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada
keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga
kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut
menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah
hubungan timbal balik.
C. Melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk
olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara

10
pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam
tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga
memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme
zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan
zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
D. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa
telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya
Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi
Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus
menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga
dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi
penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanganannya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,
Karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah
sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O,dan N. Sumber
protein digolongkan menjadi 2 yaitu protein hewani dan protein nabati.
Protein hewani merupakan protein yang berasal dari hewan baik dari apa
yang dihasilkan oleh hewan tersebut (susu), maupun dari dagingnya. Protein
hewani merupakan sumber protein yang terbesar. Seperti daging, ikan, telur,
susu, keju dan lain-lain. Sedangkan Protein nabati adalah protein yang
dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun hasil olahan
dari tumbuh-tumbuhan seperti sereal,tepung, tempe, tahu, kentang dan lain-
lain.
Mengonsumsi protein harus sesuai dengan kadar yang dibutuhkan
tubuh. Kebutuhan protein perhari dalam kondisi sehat adalah 0,8g/kgBB
atau15-25%dari kebutuhan energi. Jika kita mengonsumsi protein di atas
kadar kebutuhan tubuh maka akan menyebabkan dampak negatif seperti
menimbulkan penyakit ginjal, jantung, obesitas, asam urat, dehidrasi, dan
lain-lain.
Untuk memenuhi asupan protein yang seimbang kita dapat mengonsumsi
makanan sumber protein yang secukupnya sesuai kadar dari yang dibutuhkan
tubuh. Menyeimbangkan mengonsumsi protein hewani dan protein nabati
sesuai dengan kadar kebutuhan karena protein hewani dan nanati memiliki
kelebihan dan keunggulan masing-masing.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan bahwa dalam mengonsumsi protein
harus sesuai dengan kadar yang dibutuhkan tubuh atau sesuai dengan angka
kecukupan gizi protein karena jika tidak sesuai maka akan menyebabkan
dampak negatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://gizi.de
pkes.go.id/download/pedoman%2520gizi/pgs%2520ok.pdf&ved=2ahUK
EwiZhaPe7-
ThAhXEEHIKHVbYDskQFjACegQIBBAB&usg=AOvVaw0ewTqyt-
PbCcPAFHNGi75B (Diakses 22 April 2019)

Kompas.com. 7 Bahaya Kelebihan Protein.


https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2017/07/
06/101800520/7.bahaya.kelebihan.protein (Diakses 22 April 2019)

Maharan, Safira. 2018. 5 Bahaya Kelebihan Protein pada Tubuh.


https://www.msn.com/id-id/kesehatan/nutrisi/5-bahaya-kelebihan-
protein-pada-tubuh/ar-AAxMdzD (Diakses 22 April 2019).

Sari, Mayang. 2011. "Identifikasi Protein Menggunakan Fourier Transform


Infrared (FTIR)" Skripsi Sarjana Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Depok.

Susanti, R dan Hidayat, E. 2016. "Profil Protein Susu dan Produk Olahannya":
Jurnal MIPA, (Online). Vol. 2, Hlm. 98-106,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM diakses 22 April 2019).

Wati, Novi Sulistia. Sudah Cukupkah Asupan Protein Anda Hari Ini?.
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-
sehat/angka-kebutuhan-protein-harian/amp/ (Diakses 23 April 2019)

Sediaoetama, A., D. 1976. Ilmu Gizi dan Ilmu Diet di Daerah Tropik.1 st ed.
Jakarta: PN Balai Pustaka.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Adams, A., & Ray., C. 1988. Catering technology, 1st ed. London: B.T. Batsford
Ltd.,.

13
Pacheco MTB, Costa Antunes AE, & Sgarbieri VC. 2008. New Technological
and physiological functional properties of milk proteins. In: Boscoe AB,
Listow CR, editors, Protein Research Progress. New York: Nova Science
Publishers Inc. pp. 117-168.

Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta
: Kencana Pustaka. Hlm 21-22.

Muchtadi, D.2010. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Alfabeta. Bandung.

Ginting, Alan Randall, Ninuk Herlina, Setyono Yudo Tyasmoro.. 2013. Jurnal
Produksi Tanaman. Studi Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleorotus Ostreatus) Pada Media Tumbuh Gergaji Kayu Sengon Dan
Bagas Tebu. Vol. 1 No.2. Muchrodji Dan Cahyana Y.A.2010. Budidaya
Jamur Kuping. Jakarta : Niaga Swadaya.

14

Anda mungkin juga menyukai