Anda di halaman 1dari 20

Critical Book Report

“GEOGRAFI BENCANA DAN MITIGASI”

Dengan judul buku yaitu:


“Manajemen Bencana (Buku Utama)
Dan
Tanggap Darurat Bencana Alam (Buku Pembanding)”

Dosen Pengampu: Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti,S.Si., M.Sc

Disusun oleh:
Andrian Mukti
3161131008
B-Reguler 2016

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan salah satu
kewajiban saya pada mata kuliah Geografi Bencana dan Mitigasi mengenai tugas
“Critical Book Report”.
Saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen selaku
pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya
juga menyadari bahwa tugas yang saya kerjakan ini banyak terdapat kekurangan
oleh karena itu saya sebagai penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan saya sebagai penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan dalam membuat tugas ini pada kedepannya.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan
dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.

Medan, 22 September 2018


Hormat Saya

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Informasi Blibiografi ……………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN CRITICAL BOOK


2.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 2
2.2. Tujuan …………………………………………………………….. 3
2.3. Manfaat …………………………………………………………… 3

BAB III PEMBAHASAN BUKU


3.1. Ringkasan Buku ………………………………………………….. 4
3.2. Penilaian Terhadap Buku ………………………………………… 14

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ……………………………………………………….. 17
4.2. Saran ……………………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Informasi Blibiografi
Buku Utama
1. Judul : Manajemen Bencana
2. Penulis : Soehatman Ramli
3. Penerbit : Dian Rakyat
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2018
6. Edisi : kedua
7. Bahasa : Indonesia
8. Tebal Buku : xxi + 172 halaman
9. ISBN : 978-979-078-039-2

Buku Pembanding
1. Judul Buku : Tanggap Darurat Bencana Alam
2. Pengarang : Giri Wiarto
3. Penerbit : Gosyen Publishing
4. Tahun Terbit : 2007
5. Cetakan Ke- : Pertama (1)
6. ISBN : 978-602-1107-09-6
7. Tebal Buku : xxvi + 196 halaman
8. Dimensi buku : 14 x 20 cm
9. Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK
2.1. Latar Belakang Masalah
Bahwa buku yang saya gunakan ataupun buku yang saya pilih untuk
membuat critical book yaitu buku dengan judul “Manajemen Bencan” karangan
Soehatman Ramli. Buku ini saya gunakan sebagai buku utama untuk pembuatan
critical book ini. Kemudian buku pembanding yang saya gunakan yaitu buku
dengan judul “Tanggap Darurat Bencana Alam” karangan Giri Wiarto.
Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang
menganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat (atau
komunitas). Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang menimbulkan korban
dan atau kerusakan atau kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan
yang penting atau sarana kehidupan pada satu skala yang brada diluar kapasitas
normal dari komunitas-komunitas yang terlanda untuk mengatasinya.
Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana besar
dimana pola-pola normal khidupan (atau ekosistim) teah terganggu dan intervensi-
intervensi darurat dan luar biasa diperlukan untuk menyelamatkan dan
mengamankan kehidupan manusia dan atau lingkungan. Bencana-bencana sering
dikategorikan sesuai dengan penyebab-penyebab yang dirasakan dan kecepatan
dampak.
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan
penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya. Bencana alam juga tidak
hanya menimbulkan luka atau cedera fisik, tetapi juga menimbulkan dampak
psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta benda dan nyawa dari orang-orang
yang dicintainya, membuat sebagian korban bencana alam mengalami stress atau
gangguan kejiwaan. Hal tersebut sangat berbahaya terutama bagi anak-anak yang
dapat terganggu perkembangan jiwanya.
Mengingat dampak yang luar biasa terebut, maka penanggulangan bencana
alam harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain
itu, penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat
terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitas serta
rekonstruksi setelah terjadi bencana.

2
Hal yang dituntut dalam penugasan ini yaitu cara berfikir mahasiswa dan
alisis mahasiswa tentang perbandingan antara kedua, menganalisis masing-masing
kelebihan dan kelemahan buku serta mengkaji buku mana yang paling unggul,
sehingga dapat menuntut mahasiswa berfikir secara analitis dan logis.

2.2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan critical book report ini antara lain:
1. Untuk mengetahui atau mempelajari suatu pembahasan mengenai mitigasi
bencana dan manajemen bencana
2. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Geografi Bencana dan Mitigasi

2.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa dalam penugasan ini antara lain:
3. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai mitigasi bencana dan
manajemen bencana
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas critical book report.

3
BAB III
PEMBAHASAN BUKU
3.1. Ringkasan Buku
Buku Utama (Manajemen Bencana)
Sejarah umat manusia penuh dengan peristiwa bencana. Dalam berbagai
kitab suci banyak kisah-kisah mengenai bencana sebagai peringatan bagi umat
manusia misalnya banjir Nabi Nuh dan kaum Luth semuanya disertai dengan
peristiwa bencana yang memusnahkan satu generasi.
Peristiwa bencana senantiasa disertai dengan cerita tragis penderitaan
manusia yang tidak habis-habisnya. Menyisakan kerusakan alam dan materi yang
tidak ternilai serta hancurnya peradaban manusia.
Bencana tsunami di Aceh misalnya mengakibatkan 150 ribu orang
meninggaldan puluhan ribu lainnya hilang, cedera atau sakit. Ribuan janda dan
anak yatim harus menyelesaikan sisa masa hidupnya dengan penderitaan. Suatu
desa atau kampung musnah dengan sekejap beserta seluruh makhluk bernyawa
menyisakan puing-puing berserakan.
Dari kejadian-kejadian bencana baik alam maupun non-alam, Indonesia
merupakan kawasan rawan bencana. Namun demikian kepedulian dan kesadaran
mengenai bencana ini masih sangat rendah di kalangan masyarakat luas.
Masyarakat Indonesia khususnya yang masih tradisional menganggap bencana
sebagai takdir dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pengertian manajemen bencana, menurut United Nation Development
Program (UNDP), bencana adalah suatu kejadian yang ekstrim dalam lingkungan
alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia,
harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana.
Bencana adalah kejadian dimana sumberdaya, personal atau material yang
tersedia di daerah bencana yang tidak dapat mengancam nyawa atau sumberdaya
fisik dan lingkungan. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam, mengganggu yang di sebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau
faktor nonalam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.

4
Asas Manajemen Bencana:
a. Kemanusiaan
b. Keadilan
c. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
d. Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
e. Ketertiban dan kepastian hukum
f. Kebersamaan
g. Kelestarian lingkungan hidup
h. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu Lembaga yang menangani kebencanaan yaitu Badan Nasional


Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB memiliki tugas pokok antara lain :
 Memberikan pedoman dan pengarahan terhdapa usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat,
rehabilitas, dan rekonstruksi secara adil dan setara.
 Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan
 Menyampaikan informasi kegiatan penanggulagan bencana kepada
masyarakat
 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada presiden setiap
sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat
bencana
 Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional
dan internasional
 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang di terima dari
anggaran pendapatan dan belanja Negara
 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
dan
 Menyusun pedoman pembentukan Badan penanggulangan Bencana Daerah.

Menurut Undang-undang No.24 tahun 2007, bencana di klasifikasi atas 3


jenis sebagai berikut,
1. Bencana Alam
Yaitu bencana yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi,
letusan gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan tsunami.
2. Bencana Non-alam

5
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial
Adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang di akibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok
atau antar komunitas masyarakat dan teror.

Bencana Alam terjadi hampir sepanjang tahun di berbagai belahan dunia,


termasuk di Indonesia. Jenis bencana alam sangat banyak beberapa diantaranya
sebagai berikut.
a. Gempa
b. Tsunami
c. Letusan Gunung Api
Bahaya Utama (Primer)
 Awan Panas
 Lontaran Material
 Hujan Abu Lebat
 Lava
 Gas Racun
 Tsunami
d. Banjir
e. Longsor.

Bencana Buatan Manusia (Man Made Disaster) atau sering juga disebut
bencana non alam yaitu bencana yang di akibatkan atau terjadi karena campur
tangan manusia. Campur tangan ini dapat berupa langsung atau tidak langsung.
Buatan manusia langsung misalnya bencana akibat kegagalan teknologi di suatu
pabrik atau industri. Bencana tidak langsung misalnya pembabatan hutan yang
mengakibatkan timbulnya bahaya banjir.
a. Bencana Industri
Adalah bencana yang berkaitan dengan aktivitas industri dalam proses
operasinya.
Bencana yang dapat terjadi akibat kegiatan industri antara lain :
 Kebakaran dan Peledakan
 Bocoran bahan berbahaya dan Beracun
 Pencemaran Lingkungan
 Kegagalan konstruksi
b. Bencana Non Industri

6
c. Bencana Sosial.

Konsep manajemen bencana, mengelola bencana tidak bisa dilakukan


hanya dengan cara dadakan atau insidentil, tetap harus dilakukan secara terencana
dengan manajemen yang baik, jauh sebelum suatu bencana terjadi melalui suatu
proses yang di sebut bencana terjadi melalui suatu proses yang di sebut
manajemen bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penatapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Tahapan Manajemen Bencana :
Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang di lakukan
untuk mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan sebagai
berikut :
1. Pra Bencana
 Kesiagaan
 Peringatan dini
 Mitigasi
2. Saat bencana
 Tanggap darurat
3. Pasca Bencana
 Rehabilitasi
 Rekontruksi

Mitigasi Bencana harus di lakukan secara terencana dan komprehensif


melalui berbagai upaya dan pendekatan antara lain :
a. Pendekatan Teknis
b. Pendekatan Manusia
c. Pendekatan Administrasi
d. Pendekatan kultural
Tanggap darurat bencana (response) adalah serangkaian kegiatan yang di
lakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang di timbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyalamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

7
Penanggulangan bencana, selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang di
lakukan adalah menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan
jenisnya. Penanggulangan becncana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus
menurut kondisi dan skala kejadian.
Tim tanggap darurat diharapkan mampu menangani segala bentuk
bencana. Oleh karena itu tim tanggap darurat harus di organisir dan dirancang
untuk dapat menangani berbagai jenis bencana.
Pasca bencana, setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat
di lewati, maka langkah berikutnya adalah melakukan rehabilitas dan rekontruksi.
Rehabilitas adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
Rekontruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana.
Manajemen bencana harus dikembangkan dan dilaksanakan secara
terencana dan sistematis. Penerapannya tidak sederhana namun membutuhkan
berbagai aktivitas yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Manajemen
bencana juga harus mencakup seluruh fase di mulai dari pra bencana, bencana,
dan pasca bencana.
Kebijakan manajemen, manajemne tanggap darurat harus menajdi
kebutuhan dan dituangkan dalam kebijakan manajemen. Tanpa dukungan dan
keinginan dari manajemen, maka program pengelolaan tanggap darurat tidak akan
berhasil.
Kebijakan ini menjadi landasan penerapan manajemen bencana di masing-
masing daerah atau perusahan/organisasi. Kebijakan ini juga sangat penting
karena sekaligus menjadi bukti komitmen pimpinan setempat terhadap penerapan
manajemen bencana di lingkungannya masing-masing. Dengan demikian, semua

8
pihak terkait, bawahan dan anggota tim pengedilan bencana akan memperoleh
dukungan nyata dari pimpinan setempat.
Identifikasi bencana, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi semua potensi bencana yang dapat terjadi. Sebagai contoh :
1. Tumpahan bahan kimia beracun
2. Kebakaran dan peledakan
3. Pencemaran lingkungan dan perairan
4. Gempa bumi
5. Tsunami
6. Banjir
7. Badai dan topan
8. Gangguan keamanan (sosial)

Buku Pembanding (Tanggap Darurat Bencana Alam)


Bencana sering diidentikan dengan sesuatu yang buruk. Paralel dengan
istilah disaster dalam bahasa inggris. Bencana alam adalah konsekuensi dari
kombinasi aktivitas alam (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa
bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Jenis-jenis bencana alam, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis,
yang bersifat geologis, wabah dan bencana ruang angkasa.
1. Bencana alam meteorologis atau hidrometeorogis berhubungan dengan iklim.
Bencana pada umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus,
walaupun ada daerah-daerah yang menderita banjir musiman, kekeringan atau
abdai tropis dikenal terjadi pada daerah-daerah tertentu.
2. Bencana alam geologi, adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi
seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus.
3. Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar melalui populasi
manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya antar negara atau
seluruh dunia.

9
4. Bencana alam dari ruang angkasa, adalah datangnya berbagai benda langit
seperti asteroid atau gangguan badai matahari. Meskipun dampak langsung
asteroid yang berukuran kecil tidak berpengaruh besar, asteroid kecil tersebut
berjumlah sangan banyak sehingga berkemungkinan besar untuk menabrak
bumi.
Dampak bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada
bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan insfrastruktur dapat
mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian,
luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara
kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
Penanggulangan bencana atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk
mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda. Lebih sedikit
orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana alam dengan
menggerakkan program ini. Perbedaan tingkat bencana yang dapat merusak dapat
di atasi dengan menggerakkan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan
sifat masing-masing bencana alam.
Siklus penanggulangan bencana, penanganan atau penanggulangan
bencana meliputi 3 fase yaitu fase sebelum terjadinya bencana, fase saat
terjadinya bencana, dan fase sesudah kejadian bencana.
a. Sebelum bencana, kegiatan yang di lakukan bertujuan untuk mengurangi
kerugian harta benda dan korban manusia yang di sebabkan oleh bahaya dan
memastikan bahwa kerugian yang ada juga minimal ketika terjadi bencana.
b. Kesiap siagaan, mencakup penyusunan rencana pengembangan sistem
peringatan, pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil.
c. Mitigasi, mencakup semua langkah yang di ambil untuk mengurangi skala
bencana di masa mendatang.
Peranan PMI dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap
kemanusiaan seperti strategi 2010 berisi tentang memperbaiki hajat hidup
masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan
bencana, kesiap siagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan keperawatan di
masyarakat.
Kinerja PMI di bidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun
1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut :
a. Membantu saat terjadi peperangan/konflik
b. Membantu korban bencana alam

10
c. Transfusi darah dan kesehatan

Penyelamatan terhadap bencana, kita tentu sering melihat dan mendengar di


berbagai media massa tentang bencana, seperti gempa bumi, gunung meletus,
kebakaran, banjir maupun tanah longsor.
Bencana tersebut dapat mengakibatkan berbagai kerugian yang tidak sedikit.
Bahkan juga dapat merenggut korban jiwa. Memang benar sekali bencana
merupakan hal yang tak bisa di hindari. Namun biasanya sebelum bencana terjadi,
pasti ada tanda-tanda yang di berikan oleh alam.
1. Kebakaran
Kebakaran, adalah suatu reaksi yang menghasilkan energi panas yang
cukup untuk di sebarkan bahan bakar lainnya menjadi ikut terbakar. Kebakaran
dapat terjadi apabila terdapat tiga unsur yang menyatu bersama-sama yaitu unsur
zat asam, bahan-bahan yang mudah terbakar dan panas. Perlu di ketahui api dapat
hidup karena adanya oksigen. Apabila di gunakan untuk hal yang baik pasti akan
dapat bermanfaat bagi manusia. Namun apabila digunakan secara sembarangan
maka nyawapun bisa melayang.
Contohnya seorang akrobatik yang sedang menyemprotkan minyak dari
mulutnya ke sebuah obor dan ketika diseburkan apinya menjadi besar. Hal itu
apabila tidak melakukan latihan terlebih dahulu akan berakibat fatal pada diri
pemain.

2. Gunung Meletus
Gunung meletus, gunung meletus akibat endapan magma yang berada
dalam perut bumi terdorong oleh gas yang memiliki tekanan tinggi. Gunung
meletus menimbulkan asap tebal yang mampu menutupi sekitas 90 km daerah
disekitarnya. Gunung meletus korban jiwa dan materi dalam jumlah besar.
Letusan gunung berapi tidak hanya menimbulkan dampak buruk bagi manusia,
namun juga bagi binatang dan tumbuhan.
Tanda-tanda gunung meletus, sebelum gunung berapi biasanya akan
memberikan tanda-tanda atau gejala sebagai berikut :
 Suhu disekitar kawah naik
 Sumber mata air mulai banyak yang kering

11
 Gempa bumi sering muncul
 Binatang mulai turun gunung
 Suara gemuruh mulai terdengar

3. Gempa Bumi
Gempa bumi, merupakan salah satu bencana yang terbesar bagi seluruh
umat manusia. Berbeda sekali dengan gejala alam yang sering muncul sebelum
terjadinya bencana. Gempa bumi merupakan gejala alam yang bersifat mendadak
karena adanya gangguan pada lapisan bumi. Gempa bumi biasanya di sebabkan
oleh pergerakan lapisan kulit bumi (kerak bumi). Pusat gempa bumi biasanya
dipermukaan bumi dan di kedalam bumi. Gempa bumi yang memiliki pusat
gempa di lautan sangat berpotensi sekali terjadinya gelombang tsunami.
Tanda-tanda gempa bumi :
 Adanya awan yang berbentuk aneh seperti batang yang berdiri secara lurus ke
atas.
 Terdapat medan elektromagnetik di sekitar kita.
 Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitar kalian, apakah hewan-
hewan tersebut bertingkah aneh atau gelisah. Sebab hewan memiliki naluri
yang sangat tajam dan mampu merasakan gelombang elektromagnetik.

4. Banjir
Banjir, merupakan peristiwa terendamnya daratan oleh air yang jumlahnya
terlalu banyak. Pada dasarnya banjir terjadi akibat sungai tidak mampu
menampung debet air yang terlalu banyak sehingga air itu meluap dan memasuki
daratan dan menutupi daratan.
Penyebab banjir :
 Hujan yang terus-menerus
 Erosi tanah
 Saluran air yang tidak di pelihara
 Kerusakan hutan
 Membuang sampah sembarangan
 Membangun perkampungan di daerah resapan air.

5. Tanah Longsor

12
Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri
terdiri merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan.
Semakin curam kemiringan lereng suatu kawasan, semakin besar pula
kemungkinan terjadi tanah longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas
dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit.

6. Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam atau lebih seing terjadi di wilayah tropis diantara yang sangat berdekatan
dengan khatulistiwa. Angin topan di sebabkan oleh perbedaan tekanan dalam
suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini
umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem
tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20km/jam di indonesia di
kenal dengan sebutan angin badai.

7. Tsunami
Tsunami adalah sebuah ombak yang sangat besar dan terjadi akibat adanya
gempa bumi, gempa laut, gunung meletus atau hantaman benda langit yang jatuh
ke laut. Kata tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu tsu “pelabuhan” dan nami
“gelombang”, jadi tsunami dapat diartikan sebagai ombak besar di pelabuhan.

3.2. Penilaian Terhadap Buku


1. Kelebihan Buku
a) Buku utama (1)
Dalam buku utama yang berjudul “Manajemen Bencana” karangan
Soehatman Ramli memiliki beberapa kelebihan antara lain:
 Pengetikan dalam buku ini sudah bagus, tidak terlalu banyak kesalahan dalam
kata perkata-kata dalam buku ini.
 Bahasa yang digunakan sudah bagus, para pembaca lebih mudah untuk
memahami isi buku ini, namun ada beberapa kalimat yang sulit untuk
dimengerti maksudnya.

13
 Isi dalam buku ini lumayan menarik, dan banyak ilmu pengetahuan yang
terdapat dalam buku ini.
 Daftar pustaka ataupun referensi dalam buku ini sangat banyak sehingga
tampak jelas bahwasannya buku ini bayak landasan dan kelihatan bagus.
 Didalam buku ini juga ditampilkan tabel serta gambar yang relevan tentang
pembahasan yang berada pada buku.
 Cover buku ini sudah bagus, sehinnga akan menimbulkan rasa penasaran bagi
para pembaca untuk mengetahui makna dari buku ini.
 Judul dan materi sudah relevan sudah sesuai dengan apa yang akan dikaji.
 Pada buku ini juga diterakan indeks mengenai kata-kata yang penting dalam
buku ini yang disusun berdasarkan abjad.

b) Buku Pembanding
Dalam buku yang berjudul “Tanggap Darurat Bencana Alam” karangan
Giri Wiarto memiliki beberapa kelebihan antara lain:
 Materi yang disajikan dalam buku ini sudah bagus, teori-teori yang disajikan
sesuai dengan judul perbab masing-masing.
 Referensi yang digunakan dalam buku ini sudah banyak, sehingga buku ini
banyak pedoman ataupun sudah banyak terdapat landasan dalam penyajian
materi dalam buku ini.
 Buku ini juga disertai dengan banyak gambar dan tabel
 Kaitan perbab dalam materi persubbab dalam buku ini sudah relevan, sudah
saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
 Pengetikan dalam buku ini sudah bagus.
 Dimana dalam penyampaian materi buku ini sudah bagus dan bahasa serta
ejaannya sudah bagus, hanya saja masih terdapat kata-kata asing yang tidak
dipaparkan maknanya.
 Dalam hal pengetikan, buku ini sudah bagus dan sistematika penyusunan buku
ini juga sudah bagus.
 Cover buku ini sudah bagus, sehinnga akan menimbulkan rasa penasaran bagi
para pembaca untuk mengetahui makna dari buku ini.

2. Kelemahan Buku
Buku Utama (1)
Selain kelebihan, Dalam buku utama yang berjudul “Manajemen
Bencana” karangan Soehatman Ramli memiliki beberapa kekurangan antara lain:

14
a. Didalam buku ini tidak dicamtumkannya identitas tentang penulis, sehingga
pembaca tidak dapat mengetahui tentang biografi penulis buku ini
b. Gambar-gambar yang ditampilkan tidak berwarna sehingga kurang menarik.
c. Dalam permasalahan pengetikan, didalam buku ini terdapat beberapa kata
yang salah dalam pengetikannya.
d. Didalam buku ini cukup banyak terdapat kalimat asing atau pun bahasa asing
yang diketahui maknanya, hal ini dapat menyebabkan sedikit menimbulkan
kebingungan untuk para pembaca terlebih-lebih yang tidak mengetahui bahasa
itu

Buku Pembanding
Dalam buku yang berjudul “Tanggap Darurat Bencana Alam” karangan
Giri Wiarto memiliki beberapa kelemahan antara lain:
a. Didalam buku ini cukup banyak terdapat kalimat asing atau pun bahasa asing
yang diketahui maknanya, hal ini dapat menyebabkan sedikit menimbulkan
kebingungan untuk para pembaca terlebih-lebih yang tidak mengetahui bahasa
itu
b. Didalam buku ini tidak dicamtumkannya identitas tentang penulis, sehingga
pembaca tidak dapat mengetahui tentang biografi penulis buku ini
c. Gambar-gambar yang ditampilkan tidak berwarna sehingga kurang menarik.
d. Didalam buku ini juga menurut pengamatan saya juga terdapat kesalahan
Dalam permasalahan pengetikan, didalam buku ini terdapat beberapa kata
yang salah dalam pengetikannya

15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang
menganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat (atau
komunitas). Bencana terbagi menjadi 3 yaitu Bencana Alam, Bencana Non-Alam
dan Bencana Sosial.
Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang di lakukan
untuk mengelola bencana dengan baik dan aman melalu 3 (tiga) tahapan sebagai
berikut :
1. Pra Bencana
 Kesiagaan
 Peringatan dini
 Mitigasi
2. Saat bencana
 Tanggap darurat
3. Pasca Bencana
 Rehabilitasi
 Rekontruksi

Bahwa kesimpulan dari critical book ini adalah dalam pembahasan critical
book ini para penulis menggunakan metode yang disebut dengan deskriptif yaitu
dengan cara membaca buku ini secara keseluruhan dan kemudian para penulis
akan menulis kembali isi buku tersebut dengan kata–kata sendiri. Setelah itu para
penulis akan menganalisis buku tersebut dengan seksama dan akan memberikan
kritikan terhadap buku tersebut tentang kelebihan dan kekurangan dari buku
tersebut.

4.2. Saran
Kita harus siap siaga dalam menghadapi bencana yang akan terjadi namun
tidak dapat diprediksi baik itu bencana alam, non-alam maupun bencana sosial.

16
DAFTAR PUSTAKA
Soehatman Ramli, 2018, Manajemen Bencana, Penerbit: Dian Rakyat, Jakarta.
Giri Wiarto, 2007, Tanggap Darurat Bencana Alam, Penerbit: Gosyen Publishing,
Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai