Analisis Perusahaan Kimia Farma
Analisis Perusahaan Kimia Farma
Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
2014
BAB I
1.1 Pendahuluan
Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut
Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan
angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu
fenomena. Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur
tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut
(Dwi Prastowo, 2002:52).
1.2.3 IndoFarma
Perusahaan yang menjadi pesaing perusahaan PT Kimia Farma Tbk adalah PT.
Kalbe Farma Tbk dan PT IndoFarma Tbk, karena PT. Kalbe Farma Tbk dan PT IndoFarma
Tbk sama – sama bergerak dalam bidang yang sama yaitu dalam bidang “ Industri Farmasi
“.
Total aset PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 jauh lebih besar dari total aset
perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun yang sama, total aset PT. Kalbe Farma Tbk
sebesar Rp 11.315.061.275.026. Sedangkan total aset Perusahaan Kimia Farma Tbk adalah
sebesar Rp 2.471.939.548.890. Sementara PT IndoFarma Tbk memiliki total asset yang
jauh lebih kecil dari perusahaan lainnya, yaitu sebesar Rp 1.294.510.669.195.
Hal yang paling disorot oleh masyarakat umum adalah jumlah Laba Bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan. Kalbe Farma Tbk yang menjadi market leader mempunyai
jumlah laba bersih yang paling besar yaitu sebesar Rp. 1.970.452.449.686. Kimia Farma
Tbk menempati posisi kedua dengan total Laba Bersih sebesar Rp. 215.642.329.977.
Sedangka PT IndoFarma Tbk menempatai posisi teredah dari ketiga perusahaan ini yaitu
karena PT IndoFarma Tbk mengalami kerugian bersi sebesar Rp. 51.222.595.303.
Secara sederhana, indikator ekonomi dapat dianggap sebagai bagian dari informasi
yang mencerminkan apa yang sedang terjadi dalam perekonomian, biasanya skala ekonomi
makro. Perekonomian sebuah negara mirip makhluk hidup, yang selalu bergerak terdorong
oleh perilaku pelaku dan obyek ekonomi. Karena jumlah pelaku dan obyek sangat banyak,
maka akan sulit untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah perekonomian. Dengan
bantuan dari berbagai indikator ekonomi, investor akan lebih mampu menafsirkan
kemungkinan investasi saat ini atau masa depan dan menilai kesehatan ekonomi secara
keseluruhan. Semua investor, terutama mereka yang berinvestasi terutama pada efek
pendapatan tetap, khawatir tentang inflasi, salah satu inditator utama perekonomian.
Ada empat Indikator Ekonomi yaitu :
1.4.2 Inflasi
Inflasi adalah angka yang mengukur tingkat harga barang dan jasa yang
dibeli oleh konsumen. Angka inflasi yang tinggi, yang ditunjukan dengan naiknya
harga-harga barang, biasanya akan mendorong BI untuk menaikan suku bunga.
Dengan adanya kenaikan suku bunga tersebut akan menyebabkan daya beli
masyarakat turun, maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang lebih rendah
apabila terjadi inflasi.
Tingkat Inflasi pada tahun 2013 mencapai 8,38%. Hal ini mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2012 yang hanya mencapai 4,30%.
Faktor utama yang menyebabkan kenaikan tingkat inflasi ini adalah adanya kenaikan
harga BBM bersubsidi yang cukup signifikan.
1.4.3 Kurs
Hampir semua atau mayoritas bahan baku produk produk PT Kimia Farma
Tbk di dapatkan dari impor, maka kurs akan sangat berpengaruh terhadap
keuntungan perusahaan . Apabila Rupiah menguat terhadap dollar, maka hal ini akan
menguntungkan perusahaan, sebaliknya apabila Rupiah melemah terhadap Dollar
makan hal ini tidak bagus untuk perusahaan.
Kurs Rupiah pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Kurs Rupiah turun sebesar Rp 2.230 dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp 11.900. Hal
ini akan merugikan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku yang mereka
butuhkan. Namun, di sisi lain, perusahaan akan mengalami keuntungan saat mereka
mengekspor produknya ke anak perusahaan yang berada di luar negeri.
Suku bunga perusahaan pada tahun 2013 mencapai 7,50%. Ini mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 5,75%.
Dengan menggunakan matrik SWOT diperoleh strategi bersaing obat generik sebagai
berikut:
1.6.1. Strategi yang memanfaatkan seluruh potensi kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Jenis strategi-strategi alternatif yang masuk
ke dalam kelompok ini terdiri dari; menerapkan strategi penetrasi pasar, menggunakan
saluran distribusi yang telah establish.
1.6.2. Strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan dan
memanfaatkan peluang-peluang eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam
kelompok ini adalah menerapkan strategi keunggulan biaya.
1.6.3. Strategi yang berusaha menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternalnya. Jenis strategi yang
masuk kedalam kelompok ini terdiri dari ; strategi pengembangan produk dan
pembuatan perencanaan berupa peta arsitektur informasi obat generik.
1.6.4. Strategi bertahan yang diarahkan guna mengurangi kelemahan-kelemahan internal
serta menghindari ancaman-ancaman lingkungannya. Jenis strategi yang termasuk
kelompok ini adalah strategi promosi yang efektif.
Kimia Farma memilih strategi bisnis hulu-hilir, dimana perusahaan ini bergerak
dalam bidang pelayanan kesehatan yang terintegrasi, yaitu: industri, marketing,distribusi,
ritel, laboratorium klinik, dan klinik kesehatan. Kimia Farma terus melakukan transformasi
bisnis dengan mengembangkan berbagai layanan sector kesehatan untuk memberikan
kemudahan bagi masyarakat mendapatkan akses layanan pemeriksanaan kesehatannya.
Perluasan jaringan layanan merupakan bagian untuk memenangkan persaingan dalam
merebut pasar farmasi nasioanal seiring dengan berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2014 nanti.
Salah satu cara perluasan jaringan yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero)
Tbk adalah melalui PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang mendekatkan dan memberikan
layanan terbaik kepada masyarakat. Sepanjang 2012 sebanyak 30 apotek dan 100 klinik
baru telah dibuka di berbagai kota di Indonesia. Langkah ini, sebagai bagian dari upaya
Kimia Farma untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan
pelayanan yang praktis, efisien, dan efektif dalam berbagai aktivitasnya, termasuk dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan. Konsep One Stop Healthcare Solution (OSHS)
merupakan salah satu layanan dengan konsep modern yang diberikan oleh Kimia Farma.
1.8 Risiko
Menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan serta
minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang
berurutan. Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah dan
kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap elemen
laporan keuangan di masa yang akan datang. Informasi hasil analisis komparatif bermanfaat
untuk memperediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi pada setiap elemen laporan
keuangan di masa yang akan datang.
Beban Pokok
Penjualan (3,055,921,946,994) (2,559,074,130,367) (496,847,816,627) 19.42%
Beban Usaha
Penghasilan ( Beban )
Lain-Lain
Jumlah Penghasilan (
Beban ) Lain-Lain 34,592,277,663 15,716,895,488 18,875,382,175 120.10%
LABA BERSIH
SEBELUM BEBAN
PAJAK 284,125,432,299 278,284,452,055 5,840,980,244 2.10%
Beban ( Manfaat )
Pajak
Pajak Kini - - - -
Pajak Tangguhan - - - -
Dalam analisis laporan keuangan komparatif ini terlihat bahwa PT Kalbe Farma Tbk
mempunyai peningkatan laba bersih setelah pajak yang paling tinggi yaitu sebesar 11%.
Sedangkan pada PT Kimia Farma hanya mengalami peningkatan sebesar 4% sedangkan
pada PT Indofarma Tbk tidak bisa mendapatkan hasil komparatif yang signifikan. Hal ini
mengindikasikan bahwa PT Kalbe Farma bisa mengefisienkan biaya yang timbul sehingga
bisa meningkatkan total laba bersih setelah pajak mencapai 11%.
Kewajiban Jangka
Pendek 746,123,148,554 537,184,235,226 208,938,913,328 38.90%
Kewajiban Jangka
Panjang 101,461,711,355 97,629,655,893 3,832,055,462 3.93%
Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk
beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun
dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi
proporsi dari total penjualan (utk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk
neraca).Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul.
Beban Usaha
Beban Usaha
Penelitian dan
pengembangan -0.85% -0.67% -0.84% -0.93% -0.87% -0.92%
Keuntungan ( Kerugian )
kurs mata uang asing- Bersih 0.003% 0.15% -0.11% -0.23% -1.04% 0.54%
Jumlah Penghasilan (
Beban ) Lain-Lain 0.15% 0.66% 0.18% -0.20% -1.04% 0.45%
Hasil Investasi - - - - - -
Laba (rugi) kurs mata uang
asing bersih - - -0.06% 0.01% 0.24% -1.14%
Dalam analisis laporan keuangan common size di pos neraca, ketiga perusahaan
berfokus pada jumlah asset lancarnya dibandingkan dengan jmlah asset tidak lancar masing-
masing perusahaan. Jumlah asset lancar ketiga perusahaan mewakili 60-70% total asset
mereka pada tahun 2013. Dan dalam pendanaan untuk biaya operasionalnya, PT Kimia
Farma Tbk dan PT Kalbe Farma Tbk mempunyai pendaan dari ekuitas sebesar 60-70%
sedangka n pada PT Indofarma Tbk, pendaannya 54% berasal dari kreditor pada tahun 2013.
2.3Tren Angka Indeks
Kimia Farma
160
Penjualan
140
Harga Pokok Penjualan
120
100 Beban Operasi
Pendapatan penjualan Kimia Farma pada tahun 2009 stabil bila dibandingkan
dengan HPP + beban operasi nya, di tahun 2010 penjualan terlihat lebih besar dibandingkan
dengan HPP+beban operasi. Kemudian di tahun 2011 penjualan masih lebih besar dibanding
dengan HPP+beban operasi. Ditahun 2012 penjualan dan HPP+beban operasi stabil. Dan di
tahun 2013 HPP+beban operasi lebih besar dibanding dengan penjualan.
Bisa dilihat dari tahun ke tahun dari 2009 sampai 2013 beban operasi lebih besar
dibandingkan dengan HPP.
Pada perusahaan pesaing yaitu PT. Kalbe Farma terlihat jika pendapatan penjualan
Kalbe Farma pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 sebagai
tahun dasar. Pada tahun 2010 pendapatan penjualan mengalami penurunan dibanding tahun
2009. Pendapatan penjualan kembali mengalami penurunan di tahun 2011. Kemuadian pada
tahun 2012 pendapatan penjualan mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 dan tahun
tahun-tahun sebelumnya. Tetapi pendapatan penjualan kembali pengalami penurunan di
tahun 2013.
Pada Tahun 2009 HPP Kalbe farma lebih besar bila dibandingkan dengan beban
operasinya. Di tahun 2010 HPP kalbe farma lebih rendah bila dibandingkan dengan beban
operasinya. Kemudian di tahun 2011 terlihat bahwa HPP dan Beban operasi kalbe farma
mengalami kestabilan. Di tahun 2012 HPP kembali terlihat lebih besar dibanding dengan
beban operasinya. Dan di tahun 2013 HPP kembali lebih rendah dari pada beban operasinya.
Pada perusahaan pesaing lainnya yakni PT.Indofarma pendapatan penjualan Indo
Farma pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 sebagai tahun
dasar. Di tahun 2010 pendapatan penjualan mengalami peningkatan di banding tahun 2009.
Kemudian pada tahun 2011 pendapatan penjualan mengalami peningkatan lumayan besar
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tetapi di tahun 2012 pendapatan penjualan menurun
dibandingkan tahun 2011. Di tahun 2013 pendapatan penjualan kembali mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.
Di tahun 2009 penjualan dan HPP+beban operasi Indo Farma sama-sama stabil. Di
tahun 2010 dan tahun 2011 penjualan indo farma lebih besar dibandingkan dengan
HPP+beban operasi. Kemudian di tahun 2012 penjualannya relatif lebih rendah
dibandingkan dengan HPP+beban operasi ditahun 2013 penjualan indo farma lebih rendah
dari pada HPP+beban operasinya.
Pada Tahun 2009 HPP Kalbe farma lebih besar bila dibandingkan dengan beban
operasinya. Di tahun 2010 HPP kalbe farma lebih rendah bila dibandingkan dengan beban
operasinya. Kemudian di tahun 2011 terlihat bahwa HPP dan Beban operasi kalbe farma
mengalami kestabilan. Di tahun 2012 HPP kembali terlihat lebih besar dibanding dengan
beban operasinya. Dan di tahun 2013 HPP kembali lebih rendah dari pada beban operasinya.
Secara keseluruhan pendapatan, HPP, beban operasi, beban non-operasi dan HPP +
beban operasi mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak konsisten . Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mampu beroperasi dengan baik tapi belum mampu stabil.
2.4 Tren Harga Saham
Saham Kimia Farma dan Indofarma bisa dibilang sepadan atau sama dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Namun, pada saat
memasuki tahun 2011, saham kimia Farma mulai menunjukkan kenaikan yang lebih signifikan dibandingkan dengan saham indofarma.
Hal ini terlihat dari saham kimia farma yang mulanya berada pada titik 100 bergerak naik dan akhirnya mencapai 250 pada tahun 2011.
Dari peningkatan saham kimia farma sendiri, perusahaan ini menurut kami mengalami peningkatan yang cukup stabil pada awalnya dan
kemudian meningkat drastic di awal 2013 dan mengalami sedikit penurunan di akhir tahun 2013. Bila kimia farma dan indofarma
dibandingkan dengan kalbe farma, maka kedua perusahaan tersebut masih tertinggal cukup jauh dalam perkembangan harga sahamnya.
Hal ini dapat dilihat dari saham kalbe farma yang rata-rata pada harga 100-1500 sedangkan kimia farma dan indofarma mempunyai harga
saham yang berkisar di antara 250-1000. Dari table ini, dapat dikatakan bahwa kalbe farma merupakan perusahaan yang memiliki harga
saham yang paling tinggi dia natara kimia farma dan juga indofarma.
BAB III
ANALISIS RASIO
Analisis ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut. Analisis rasio ini juga merupakan bentuk umum atau cara umum yang
digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang
selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu pereusahaan di bidang
keuangan adalah analisi rasio keuangan.
1. Likuiditas
Rasio Lancar PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,75. Hal ini berarti
setiap Rp 1 Kewajiban lancar dijamin oleh Rp 2,75 aset lancar. Rasio lancar perusahaan
yang normal adalah 1,5 sampai 2, rasio perusahaan pada tahun 2011 berada diatas nilai
normal rasio lancar. Pada tahun 2012 Rasio Lancar sebesar 2,80. Hal ini berarti setiap Rp 1
Kewajiban lancar dijamin oleh Rp 2,80 aset lancar. rasio perusahaan pada tahun 2012
berada diatas nilai normal rasio lancar. Pada tahun 2013 Rasio Lancar sebesar 2,473. Hal ini
berarti setiap Rp 1 Kewajiban lancar dijamin oleh Rp 2,473 aset lancar. Rasio perusahaan
pada tahun 2013 berada diatas nilai normal rasio lancar. Sedangkan Perusahaan pesaing, PT
Kalbe Farma Tbk Tbk pada tahun 2013 mempunyai Rasio Lancar sebesar 2,84. Hal ini
berarti setiap Rp 1 Kewajiban lancar dijamin oleh Rp 2,84 aset lancar. Rasio perusahaan
pada tahun 2013 berada diatas nilai normal rasio lancar. Perusahaan Pesaing lainnya, PT
Indofarma Tbk memiliki Rasio Lancar sebesar 1,27 .Hal ini berarti setiap Rp 1 Kewajiban
lancar dijamin oleh Rp 1,27 aset lancar. Rasio perusahaan pada tahun 2013 berada di
bawah nilai normal rasio lancar.
Rasio Cepat PT Kimia Farma tbk pada tahun 2011 sebesar 1,29. Hal ini berarti setiap
Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,29 aset lancar. Pada tahun 2012 Rasio Cepat
sebesar 1,45. Hal ini berarti setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,45 aset lancar.
Sedangkan pada tahun 2013 Rasio Cepat sebesar 1,27. Hal ini berarti setiap Rp 1 kewajiban
lancar dijamin oleh Rp 1,27 aset lancar. Sementara perusahaan pesaing Kalbe Farma Tbk
pada tahun 2013 mempunyai Rasio Cepat sebesar 1,40. Hal ini berarti setiap Rp 1 kewajiban
lancar dijamin oleh Rp 1,40 aset lancar. Sementara pesaing lainnya, PT Indofarma Tbk pada
tahun 2013 Rasio Cepat sebesar 0,58. Hal ini berarti setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin
oleh Rp 0,58 aset lancar.
Pada tahun 2011, 2012 dan 2013 Waktu Penagihan PT Kimia Farma Tbk naik secara
berturut-turut sebesar 39, 41.87, dan 42.76 Hari. Hal ini berarti perusahaan Kimia Farma
Tbk memerlukan 39, 41.87, dan 42.76 Hari untuk merubah piutang menjadi kas. Sedangkan
perusahaan pesaing, PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 Waktu Penagihan sebesar 48.03
Hari. Hal ini berarti perusahaan memerlukan 48.03 hari untuk merubah piutang menjadi
kas. Lalu perusahaan pesaing lainnya, PT Indofarma Tbk Waktu Penagihan sebesar 62
Hari. Hal ini berarti perusahaan Indofarma Tbk memerlukan 62 hari untuk merubah piutang
menjadi kas.
Pada tahun 2011 Jumlah Hari Untuk Menjual Persediaan sebesar 63 hari. Hal ini
berarti antara proses produksi hingga penjualan persediaan memerlukan waktu 63 hari.
Pada tahun 2012 DAN 2013 Jumlah Hari Untuk Menjual Persediaan turun sebesar 61 hari.
Hal ini berarti antara proses produksi hingga penjualan persediaan memerlukan waktu 61
hari.. Pada perusahaan pesaing PT Kalbe Farma Tbk Jumlah Hari Untuk Menjual Persediaan
sebesar 113 hari. Hal ini berarti antara proses produksi hingga penjualan persediaan
memerlukan waktu 113 hari. Sedangkan perusahaan pesaing lain PT Indofarma Tbk Jumlah
Hari Untuk Menjual Persediaan sebesar 73 hari. Hal ini berarti antara proses produksi
hingga penjualan persediaan memerlukan waktu 73 hari.
2. Solvabilitas
Total Utang Terhadap Ekuitas Perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011
sebesar 0,43. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 pendanaan ekuitas didanai oleh Rp 0,76
kreditor. Kemudia naik 0.01Total sebesar 0,44. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 pendanaan
ekuitas didanai oleh Rp 0,44 kreditor. Dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013
sebesar 0.52, hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 pendanaan ekuitas didanai oleh Rp 0,52
kreditor. Kemudian pada perusahaan pesaing, Total Utang Terhadap Ekuitas Perusahaan
Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,25. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1
pendanaan ekuitas didanai oleh Rp 0,25 kreditor dan Total Utang Terhadap Ekuitas
Perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,19. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1
pendanaan ekuitas didanai oleh Rp 1,19 kreditor.
Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun
2011 dan 2012 sebesar 0,07. Hal ini berarti setiap Rp 1 pendanaan ekuitas didamai oleh Rp
0,07 utang jangka panjang. Kemudian Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas perusahaan
Kimia Farma Tbk pada tahun 2013 menurun sebesar 0,06. Hal ini berarti setiap Rp 1
pendanaan ekuitas didamai oleh Rp 0,06 utang jangka panjang. Kemudian dalam
perusahaan pesaing, Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas perusahaan Kalbe Farma Tbk
pada tahun 2013 sebesar 0,02. Hal ini berarti setiap Rp 1 pendanaan ekuitas didamai oleh
Rp 0,02 utang jangka panjang. Dan Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas perusahaan
IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,06. Hal ini berarti setiap Rp 1 pendanaan ekuitas
didamai oleh Rp 0,06 utang jangka panjang.
Kelipatan Kelipatan Bunga dihasilkan perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun
2011 sebesar 20.24. Hal ini berarti Laba sebelum pajak sebesar 20,24 kali dari beban bunga.
Kemudian meningkat pada tahun 2012 sebesar 41,49. Hal ini berarti Laba sebelum pajak
sebesar 41,49 kali dari beban bunga. Dan kembali menurun pada tahun 2013 sebesar 30,47.
Hal ini berarti Laba sebelum pajak sebesar 30,47 kali dari beban bunga. Kemudian pada
perusahaan pesaing Kelipatan Bunga dihasilkan perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun
2013 sebesar 90,82. Hal ini berarti Laba sebelum pajak sebesar 90,82 kali dari beban bunga.
Kelipatan Kelipatan Bunga dihasilkan perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar
3,04. Hal ini berarti Laba sebelum pajak sebesar 3,04 kali dari beban bunga.
3. Perputaran Aset
Perputaran kas perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 14,98 kali.
Hal ini berarti dalam 1 tahun kas berputar sebanyak 14,98 kali. Perputaran kas perusahaan
Kimia Farma Tbk pada tahun 2012 tidak jauh berbeda yaitu sebesar 14,48 kali. Hal ini
berarti dalam 1 tahun kas berputar sebanyak 14,48 kali. Kemudian turun pada tahun 2013
sebesar 12,24 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun kas berputar sebanyak 12,24 kali.
Kemudian pada perusahaan pesaing, Perputaran kas perusahaan Kalbe Farma Tbk pada
tahun 2013 sebesar 9,74 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun kas berputar sebanyak 9,74 kali.
Dan Perputaran kas perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 8,46 kali. Hal ini
berarti dalam 1 tahun kas berputar sebanyak 8,46 kali.
Perputaran piutang perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 9,15
kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun piutang berputar sebanyak 9,15 kali. Kemudian naik pada
tahun 2012 sebesar 14,48 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun piutang berputar sebanyak
14,48 kali. Dan turun secara siginifikan pada tahun 2013 sebesar 8,72 kali. Hal ini berarti
dalam 1 tahun piutang berputar sebanyak 8,72 kali. Kemudian pada perusahaan pesaing
Perputaran piutang perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 7,60 kali. Hal
ini berarti dalam 1 tahun piutang berputar sebanyak 7,60 kali. Dan Perputaran piutang
perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 5,90 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun
piutang berputar sebanyak 5,90 kali.
Perputaran persediaan perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 5,8
kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 5,8 kali. Kemudian naik
secara signifikan pada tahun 2012 sebesar 14,48 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun piutang
berputar sebanyak 14,48 kali. Dan turun kembali pada tahun 2013 sebesar 5,22 kali. Hal ini
berarti dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 5,22 kali. Kemudian pada perusahaan
pesaing Perputaran persediaan perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 3,22
kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 3,22 kali. Dan Perputaran
persediaan perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 5,03 kali. Hal ini berarti
dalam 1 tahun persediaan berputar sebanyak 5,03 kali.
Perputaran Modal Kerja perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar
4,73 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun modal kerja berputar sebanyak 4,73 kali. Kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 2,7 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun
modal kerja berputar sebanyak 2,7 kali. Dan Perputaran Modal Kerja perusahaan Kimia
Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 4,28 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun modal kerja
berputar sebanyak 4,28 kali. Kemudian pada perusahaan pesaing Perputaran persediaan
perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 3,22 kali. Hal ini berarti dalam 1
tahun persediaan berputar sebanyak 3,22 kali. Dan Perputaran Modal Kerja perusahaan
IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 6,58 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun modal
kerja berputar sebanyak 6,58 kali.
Aset Tetap perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,9 kali. Hal ini
berarti dalam 1 tahun aset tetap berputar sebanyak 2,9 kali. Kemudian turun pada tahun
2012 sebesar 2,7 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun aset tetap berputar sebanyak 2,7 kali.
Dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebesar 7,06 kali. Hal ini berarti dalam
1 tahun aset tetap berputar sebanyak 7,06 kali. Kemudian pada perusahaan pesaing Aset
Tetap perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 2,30 kali. Hal ini berarti
dalam 1 tahun aset tetap berputar sebanyak 2,30 kali. Dan Aset Tetap perusahaan
IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,64 kali. Hal ini berarti dalam 1 tahun aset tetap
berputar sebanyak 1,64 kali.
Perputaran total aset perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,02.
Hal ini berarti dalam 1 tahun total kas berputar sebanyak 2,02 kali. Kemudian turun pada
tahun 2012 sebesar 1,93. Hal ini berarti dalam 1 tahun total kas berputar sebanyak 1,93 kali.
Pada tahun 2013 perputaran total asset tidak jauh berbeda yaitu sebesar 1,91. Hal ini berarti
dalam 1 tahun total kas berputar sebanyak 1,91 kali. Kemudian pada perusahaan pesaing,
Perputaran total aset perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,54. Hal ini
berarti dalam 1 tahun total kas berputar sebanyak 1,54 kali. Dan Perputaran total aset
perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,08. Hal ini berarti dalam 1 tahun
total kas berputar sebanyak 1,08 kali.
4. Profitabilitas
Margin Laba Kotor perusahaan Kimia Farma Tbk pada Tahun 2011 sebesar
29,82%. Hal ini berarti setiap Rp1 penjualan menghasilkan 29,82% atau Rp 0,2982 laba
kotor. Margin Laba Kotor perusahaan Kimia Farma Tbk naik pada Tahun 2012 sebesar
31,5%. Hal ini berarti setiap Rp1 penjualan menghasilkan 31,5% atau Rp 0,315 laba kotor.
Kemudian sedikit mengalami pelemahan pada Tahun 2013 sebesar 30%. Hal ini berarti
setiap Rp1 penjualan menghasilkan 30% atau Rp 0,3 laba kotor. Kemudian pada
perusahaan pesaing, Margin Laba Kotor perusahaan Kalbe Farma Tbk pada Tahun 2013
sebesar 48%. Hal ini berarti setiap Rp1 penjualan menghasilkan 48% atau Rp 0,48 laba
kotor. Dan Margin Laba Kotor perusahaan IndoFarma Tbk pada Tahun 2013 sebesar 25%.
Hal ini berarti setiap Rp1 penjualan menghasilkan 25% atau Rp 0,25 laba kotor.
Margin Laba Operasi perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011sebesar 6,38/%.
Hal ini berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 6,38% atau Rp 0,0638 laba operasi.
Kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 7/%. Hal ini berarti setiap Rp 1
penjualan menghasilkan 7% atau Rp 0,07 laba operasi. Dan kembali menjadi 6% pada tahun
2013. Hal ini berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 6% atau Rp 0,06 laba operasi.
Kemudian pada perusahaan pesaing, Margin Laba Operasi perusahaan Kalbe Farma Tbk
pada tahun 2013sebesar 48/%. Hal ini berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 48% atau
Rp 0,48 laba operasi. Dan Margin Laba Operasi perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun
2013sebesar -2%. Hal ini berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan -2% atau Rp -0,02
laba operasi.
Margin laba bersih perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2011 sebesar 4,93%.
Hal ini berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 4,93% atau Rp 0,0493 laba bersih.
Margin laba bersih perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2012 sebesar 5,5%. Hal ini
berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 5,5% atau Rp 0,055 laba bersih. Kemudian
Margin laba bersih perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 5%. Hal ini
berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 5% atau Rp 0,05 laba bersih. Pada perusahaan
pesaing, Margin laba bersih perusahaan Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 12%.
Hal ini berarti setiap Rp 1 penjualan menghasilkan 12% atau Rp 0,12 laba bersih. Margin
laba bersih perusahaan IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar -4%. Hal ini berarti setiap
Rp 1 penjualan menghasilkan -4% atau Rp -0,04 laba bersih.
Tingkat Pengembalian Aset perusahaan Kimia Farma Tbk pada Tahun 2011 sebesar
10%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Aset menghasilkan 10% atau Rp 0,1 laba bersih.
Tingkat Pengembalian Aset perusahaan Kimia Farma Tbk naik pada Tahun 2012 sebesar
11%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Aset menghasilkan 11% atau Rp 0,11 laba bersih.
Kemudian sedikit mengalami pelemahan pada Tahun 2013 sebesar 9%. Hal ini berarti setiap
Rp1 Investasi Aset menghasilkan 9% atau Rp 0,09 laba bersih. Kemudian pada perusahaan
pesaing, Tingkat Pengembalian Aset perusahaan Kalbe Farma Tbk pada Tahun 2013
sebesar 19%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Aset menghasilkan 19% atau Rp 0,19 laba
bersih. Dan Tingkat Pengembalian Aset perusahaan IndoFarma Tbk pada Tahun 2013
sebesar -7%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Aset menghasilkan -7% atau Rp -0,07 laba
bersih.
Tingkat Pengembalian Ekuitas perusahaan Kimia Farma Tbk pada Tahun 2011
sebesar 23%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Ekuitas menghasilkan 23% atau Rp 0,23
laba bersih. Tingkat Pengembalian Ekuitas perusahaan Kimia Farma Tbk tetap pada Tahun
2012 sebesar 23%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Ekuitas menghasilkan 23% atau Rp
0,23 laba bersih. Kemudian sedikit mengalami pelemahan pada Tahun 2013 sebesar 21%.
Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Ekuitas menghasilkan 21% atau Rp 0,21 laba bersih.
Kemudian pada perusahaan pesaing, Tingkat Pengembalian Ekuitas perusahaan Kalbe
Farma Tbk pada Tahun 2013 sebesar 42%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Ekuitas
menghasilkan 42% atau Rp 0,42 laba bersih. Dan Tingkat Pengembalian Aset perusahaan
IndoFarma Tbk pada Tahun 2013 sebesar -27%. Hal ini berarti setiap Rp1 Investasi Ekuitas
menghasilkan -27% atau Rp -0,27 laba bersih.
5. Nilai Pasar
Rasio Harga Terhadap Laba perusahaa Kimia Farma Tbk pad tahun 2011 sebesar
6,45. Hal ini menunjukkan jumlah Rupiah yang dibayarkan investor untuk setiap Rp 1 laba
berjalan adalah sebesar Rp0,0645. Rasio Harga Terhadap Laba perusahaa Kimia Farma Tbk
pada tahun 2012 sebesar 5,41. Hal ini menunjukkan jumlah Rupiah yang dibayarkan
investor untuk setiap Rp 1 laba berjalan adalah sebesar Rp0,0541. Rasio Harga Terhadap
Laba perusahaa Kimia Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 5,18. Hal ini menunjukkan
jumlah Rupiah yang dibayarkan investor untuk setiap Rp 1 laba berjalan adalah sebesar
Rp0,0518. Kemudian pada perusahaan pesaing, Rasio Harga Terhadap Laba perusahaa
Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,46. Hal ini menunjukkan jumlah Rupiah yang
dibayarkan investor untuk setiap Rp 1 laba berjalan adalah sebesar Rp0,046. Dan Rasio
Harga Terhadap Laba perusahaa IndoFarma Tbk pada tahun 2013 sebesar 5,71. Hal ini
menunjukkan jumlah Rupiah yang dibayarkan investor untuk setiap Rp 1 laba berjalan
adalah sebesar Rp5,71.
Pada tahun 2011 Hasil laba PT Kimia Farma Tbk sebesar 15,5%. Hal ini berarti
satiap Rp 1 harga pasar perlembar saham terdapat 15,5% atau Rp 0,155 laba. Kemudian
mengalami kenaikan sebesar 19% pada tahun 2012 dan 2013. Hal ini berarti satiap Rp 1
harga pasar perlembar saham terdapat 19% atau Rp 0,19 laba. Kemudian pada perusahaan
pesaing, PT Kalbe Farma mempunyai Hasil laba sebesar 21,6% pada tahun 2013. Hal ini
berarti satiap Rp 1 harga pasar perlembar saham terdapat 21,6% atau Rp 0,216 laba. Dan
pada PT Indofarma Tbk, Hasil laba sebesar 18% 2013. Hal ini berarti satiap Rp 1 harga
pasar perlembar saham terdapat 18% atau Rp 0,18 laba.
Hasil dividen PT Kimia Farma tahun 2011 sebesar 2,5%. Hal ini berarti setiap Rp 1
harga pasar per lembar saham terdapat 2,5% atau Rp 0,025 dividen bagi pemegang saham.
Kemudian pada tahun 2012 Hasil dividen sebesar 3%. Hal ini berarti setiap Rp 1 harga pasar
per lembar saham terdapat 3% atau Rp 0,03 dividen bagi pemegang saham. Dan pada tahun
2013 Hasil dividen meningkat sebesar 10%. Hal ini berarti setiap Rp 1 harga pasar per
lembar saham terdapat 10% atau Rp 0,01 dividen bagi pemegang saham. Kemudian pada
perusahaan pesaing, PT Kalbe Farma Tbk mempunyai Hasil dividen sebesar 11,1%. Hal ini
berarti setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 11,1% atau Rp 1,11 dividen bagi
pemegang saham. Dan PT Indofarma Tbk mempunyai Hasil dividen sebesar 21%. Hal ini
berarti setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 21% atau Rp 0,21 dividen bagi
pemegang saham.
LAMPIRAN
LIKUIDITAS
Rasio Lancar =
Interpretasi :
Rasio Cepat =
Kas+Setara Kas+Surat
= $394,149,909,832 + =
Berharga+Piutang $554,220,980,343 1.27
Kewajiban lancar $746,123,148,554
Interpretasi :
Interpretasi :
Interpretasi :
Waktu yang diperlukan antara produksi dan penjualan persediaan adalah 60 hari.
Interpretasi :
Interpretasi:
Sebesar 6 % menunjukkan bahwa terdapat 0,06 pendanaan jangka panjang dari kreditor
untuk setiap Rp 1 pendanaan ekuitas
Interpretasi :
PROFITABILITAS
Penjualan – HPP = =
$4,348,073,988,385 - $3,055,921,946,994 0.30
Penjualan $4,348,073,988,385
Interpretasi:
Keuntungan neto per rupiah penjualanSetiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan neto
sebesar Rp 0,05
Tingkat
Pengembalian = Laba Bersih = $215,642,329,977 =
0.09
Aset
Rata-Rata
$2,471,939,548,890 $2,076,347,580,785 /
Total Aset + 2
Tingkat
Pengembalian = Laba Bersih = $215,642,329,977 =
0.21
Ekuitas
Rata-Rata
$1,064,491,465,983 $968,614,163,938 /
Ekuitas + 2
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas =
Penjualan $4,348,073,988,385 =
12.24
Rata-Rata Kas dan Setara Kas $394,149,909,832 + $316,497,879,806 / 2
Interpretasi :
Penjualan = $4,348,073,988,385 =
8.54
Rata-Rata Piutang $554,220,980,343 + $464,466,907,480 / 2
Interpretasi :
Perputaran Persediaan =
HPP =
$3,055,921,946,994 5.22
$640,909,360,17 $530,417,299,65
Rata-Rata Persediaan /
2 + 7 2
Interpretasi :
Penjualan = $4,348,073,988,385 =
4.28
Interpretasi :
Penjualan $4,348,073,988,385 =
7.06
Rata-Rata Aset Tetap $661,324,934,353 + $570,549,181,621 / 2
Interpretasi :
Penjualan = $4,348,073,988,385 =
1.91
Interpretasi :
UKURAN PASAR
Interpretasi:
Selembar saham PT Unilever dijual 5.18 kali jumlah laba per saham pada akhir tahun
2013
Hasil laba =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 19% laba per saham
Hasil dividen =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 0.10 % dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 laba per saham terdapat 52,0% dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 nilai buku per lembar saham terdapat 2.00 harga pasar per lembar saham
RASIO LAPORAN PT KIMIAFARMA 2012
LIKUIDITAS
Rasio Lancar =
Aset Lancar = =
$1,505,798,399,164 2.80
Kewajiban Lancar $537,184,235,226
Interpretasi :
Rasio Cepat =
Kas+Setara Kas+Surat
= $ + =
Berharga+Piutang 1.45
316,497,879,806 $464,466,907,480
Kewajiban lancar $537,184,235,226
Interpretasi :
Waktu Penagihan =
$
Piutang Rata-Rata + / =
464,466,907,480 $392,230,031,555 2 41.29
Penjualan/360 $3,734,241,101,309 / 360
Interpretasi :
$
Persediaan Rata-Rata = 464,466,907,48 + $392,230,031,55 / =
60.26
0 5 2
36
HPP/360 /
$2,559,074,130,367 0
Interpretasi :
Waktu yang diperlukan antara produksi dan penjualan persediaan adalah 60 hari.
Total Kewajiban = =
$634,813,891,119 0.44
Ekuitas Pemegang Saham $1,441,533,689,666
Interpretasi :
Interpretasi:
Interpretasi :
PROFITABILITAS
Penjualan – HPP = =
$ 3,734,241,101,309 - $2,559,074,130,367 0.31
Penjualan $3,734,241,101,309
Interpretasi:
Laba sebelum Bunga dan Pajak (net operating income) oleh setiap rupiah
penjualanSetiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,07.
Tingkat
Pengembalian = Laba Bersih = $205,763,997,378 =
0.23
Ekuitas
Rata-Rata
$885,974,788,464
Ekuitas
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas =
Penjualan = $3,734,241,101,309 =
14.48
Rata-Rata Kas dan Setara Kas $316,497,879,806 + $199,385,754,109 / 2
Interpretasi :
Penjualan $3,734,241,101,309 =
8.72
$
Rata-Rata Piutang + /
464,466,907,480 $392,230,031,555 2
Interpretasi :
Perputaran Persediaan =
HPP =
$2,559,074,130,367 5.19
$ $456,068,713,23
Rata-Rata Persediaan + /
530,417,299,657 0 2
Interpretasi :
Penjualan $3,734,241,101,309 =
4.21
Rata-Rata Modal Kerja $885,974,788,464
Interpretasi :
Penjualan $3,734,241,101,309 =
2.70
$
Rata-Rata Aset Tetap 1,505,798,399,16 + $1,263,029,723,92 / 2
4 6
Interpretasi :
Penjualan $3,734,241,101,309 =
1.93
$ $
Rata-Rata Total Aset /
2,076,347,580,785 + 1,794,242,423,105 2
Interpretasi :
Interpretasi:
Selembar saham PT Unilever dijual 5.41 kali jumlah laba per saham pada akhir tahun
2013
Hasil laba =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 19% laba per saham
Hasil dividen =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 0.3% dividen tunai per saham
Setiap Rp 1 laba per saham terdapat 16,0% dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 nilai buku per lembar saham terdapat 2.00 harga pasar per lembar saha
LIKUIDITAS
Rasio Lancar =
Aset Lancar = =
$1,263,029,723,926 2.75
Kewajiban Lancar $459,694,310,937
Interpretasi :
Rasio Cepat =
Kas+Setara Kas+Surat
= $ + =
Berharga+Piutang 1.29
199,385,754,109 $392,230,031,555
Kewajiban lancar $459,694,310,937
Interpretasi :
Waktu Penagihan =
$
Piutang Rata-Rata = + / =
392,230,031,555 $368,619,203,011 2 39.34
Penjualan/360 $3,481,166,441,259 / 360
Interpretasi :
$
Persediaan Rata-Rata = + / =
456,068,713,230 $386,653,606,316 2 62.09
HPP/360 $2,443,150,487,283 / 360
Interpretasi :
Waktu yang diperlukan antara produksi dan penjualan persediaan adalah 62 hari.
Total Kewajiban = =
$541,736,739,279 0.43
Interpretasi :
Interpretasi:
Sebesar 7 % menunjukkan bahwa terdapat 0,07 pendanaan jangka panjang dari kreditor
untuk setiap Rp 1 pendanaan ekuitas
Interpretasi :
PROFITABILITAS
$
Penjualan - HPP = =
3,481,166,259 - $2,443,150,487,259 (700.82)
Penjualan $3,481,166,259
Interpretasi:
Laba sebelum Bunga dan Pajak (net operating income) oleh setiap rupiah
penjualanSetiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 63.77.
Tingkat
Pengembalian = Laba Bersih = $171,763,175,754 =
0.10
Aset
Rata-Rata Total $
$ 1,794,242,423,105 /
Aset + 1,657,291,834,312 2
Tingkat
Pengembalian = Laba Bersih = $171,763,175,754 =
0.23
Ekuitas
Rata-Rata
$736,530,793,745
Ekuitas
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas =
Penjualan = $3,481,166,441,259 =
14.98
Rata-Rata Kas dan Setara Kas $199,385,754,109 + $265,445,594,112 / 2
Interpretasi :
Penjualan $3,481,166,441,259 =
9.15
Rata-Rata Piutang $392,230,031,555 + $368,619,203,011 / 2
Interpretasi :
Perputaran Persediaan =
HPP =
$2,443,150,487,283 5.80
Rata-Rata Persediaan $456,068,713,230 + $386,653,606,316 / 2
Interpretasi :
Penjualan $3,481,166,441,259 =
4.73
Rata-Rata Modal Kerja $736,530,793,745
Interpretasi :
Penjualan $3,481,166,441,259 =
2.90
$1,263,029,723,92 $1,139,548,849,75
Rata-Rata Aset Tetap + / 2
6 5
Interpretasi :
Penjualan $3,481,166,441,259 =
2.02
$ $
Rata-Rata Total Aset /
1,794,242,423,105 + 1,657,291,834,312 2
Interpretasi :
UKURAN PASAR
Interpretasi:
Selembar saham PT Unilever dijual 6,45 kali jumlah laba per saham pada akhir tahun
2013
Hasil laba =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 16% laba per saham
Hasil dividen =
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 3% dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 laba per saham terdapat 13,0% dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 nilai buku per lembar saham terdapat 2.00 harga pasar per lembar saham
RASIO LAPORAN PT KALBEFARMA 2013
LIKUIDITAS
Rasio Lancar =
Aset Lancar = =
$7,497,319,451,543 2.84
Kewajiban Lancar $2,640,590,023,748
Interpretasi :
Rasio Cepat =
Kas+Setara Kas+Surat
= $ + =
Berharga+Piutang 1.40
1,426,460,966,674 $2,273,378,788,416
Kewajiban lancar $2,640,590,023,748
Interpretasi :
Waktu Penagihan =
$
Piutang Rata-Rata = + / =
2,273,378,788,416 $1,938,155,599,449 2 47.37
Penjualan/360 $16,002,131,057,048 / 360
Interpretasi :
Rata-rata dibutuhkan 47,37 hari untuk menagih piutang menjadi kas
$
Persediaan Rata-Rata = + / =
3,053,494,513,851 $2,115,483,766,910 2 111.79
HPP/360 $8,323,017,600,990 / 360
Interpretasi :
Waktu yang diperlukan antara produksi dan penjualan persediaan adalah 111 hari.
Total Kewajiban = =
$2,815,103,309,451 0.25
Ekuitas Pemegang Saham $11,315,061,275,026
Interpretasi :
Interpretasi:
Sebesar 2 % menunjukkan bahwa terdapat 0,02 pendanaan jangka panjang dari kreditor
untuk setiap Rp 1 pendanaan ekuitas
PROFITABILITAS
$
Penjualan - HPP = =
16,002,131,057,048 - $8,323,017,600,990 0.48
Penjualan $16,002,131,057,048
Interpretasi:
Laba sebelum Bunga dan Pajak (net operating income) oleh setiap rupiah
penjualanSetiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,48
Tingkat
Laba
Pengembalian = = $1,970,452,449,686 =
Bersih 0.19
Aset
Rata-Rata $ $
/
Total Aset 11,315,061,275,026 + 9,417,957,180,958 2
Tingkat
Laba
Pengembalian = = $1,970,452,449,686 =
Bersih 0.42
Ekuitas
Rata-Rata
$4,703,411,059,076
Ekuitas
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas =
Penjualan = $3,481,166,441,259 =
14.98
Rata-Rata Kas dan Setara Kas $199,385,754,109 + $265,445,594,112 / 2
Interpretasi :
Penjualan $3,481,166,441,259 =
9.15
Rata-Rata Piutang $392,230,031,555 + $368,619,203,011 / 2
Interpretasi :
Perputaran Persediaan =
HPP =
$8,323,017,600,990 3.22
$3,053,494,513,85 $2,115,483,766,91
Rata-Rata Persediaan + /
1 0 2
Interpretasi :
Penjualan $16,002,131,057,048 =
3.40
Rata-Rata Modal Kerja $4,703,411,059,076
Interpretasi :
Penjualan $16,002,131,057,048 =
2.30
$7,497,319,451,54 $6,441,710,544,08
Rata-Rata Aset Tetap + / 2
3 1
Interpretasi :
Penjualan $16,002,131,057,048 =
1.54
$ $
Rata-Rata Total Aset 11,315,061,275,02 9,417,957,180,95 /
6 + 8 2
Interpretasi :
UKURAN PASAR
Selembar saham PT Unilever dijual O,46 kali jumlah laba per saham pada akhir tahun
2013
Hasil laba =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 2,16% laba per saham
Hasil dividen =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 1% dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 laba per saham terdapat 51,0% dividen tunai per saham
Harga terhadap nilai buku =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 nilai buku per lembar saham terdapat 0,76 harga pasar per lembar saham
RASIO LAPORAN PT INDOFARMA 2013
LIKUIDITAS
Rasio Lancar =
Aset Lancar = =
$848,840,281,014 1.27
Kewajiban Lancar $670,902,756,535
Interpretasi :
Rasio Cepat =
Kas+Setara Kas+Surat
= $ + =
Berharga+Piutang 0.58
121,432,026,244 $270,549,638,177
Kewajiban lancar $670,902,756,535
Interpretasi :
Waktu Penagihan =
$
Piutang Rata-Rata = 270,549,638,17 + $182,748,037,41 / =
61.00
7 4 2
36
Penjualan/360 $1,337,498,191,710 /
0
Interpretasi :
$
Persediaan Rata-Rata = + / =
3,053,494,513,851 $2,115,483,766,910 2 111.79
HPP/360 $8,323,017,600,990 / 360
Interpretasi :
Waktu yang diperlukan antara produksi dan penjualan persediaan adalah 111 hari.
Total Kewajiban = =
$703,717,301,306 1.19
Ekuitas Pemegang Saham $590,793,367,889
Interpretasi :
Interpretasi:
Sebesar 6 % menunjukkan bahwa terdapat 0,06 pendanaan jangka panjang dari kreditor
untuk setiap Rp 1 pendanaan ekuitas
Kelipatan Bunga Dihasilkan =
Interpretasi :
PROFITABILITAS
$
Penjualan - HPP = 1,337,498,191,71 =
0.25
0 - $999,930,881,199
Penjualan $1,337,498,191,710
Interpretasi:
Laba sebelum Bunga dan Pajak (net operating income) oleh setiap rupiah
penjualanSetiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,02
Tingkat
Pengembalian = Laba Bersih = -$54,222,595,302 =
(0.27)
Ekuitas
Rata-Rata
$203,293,845,007
Ekuitas
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas =
Penjualan = $3,481,166,441,259 =
14.98
Rata-Rata Kas dan Setara Kas $199,385,754,109 + $265,445,594,112 / 2
Interpretasi :
Penjualan $3,481,166,441,259 =
9.15
Rata-Rata Piutang $392,230,031,555 + $368,619,203,011 / 2
Interpretasi :
Perputaran Persediaan =
HPP =
$8,323,017,600,990 3.22
$3,053,494,513,85 $2,115,483,766,91
Rata-Rata Persediaan + /
1 0 2
Interpretasi :
Penjualan $16,002,131,057,048 =
3.40
Rata-Rata Modal Kerja $4,703,411,059,076
Interpretasi :
Penjualan $16,002,131,057,048 =
2.30
$7,497,319,451,54 $6,441,710,544,08
Rata-Rata Aset Tetap + / 2
3 1
Interpretasi :
Penjualan $16,002,131,057,048 =
1.54
$ $
Rata-Rata Total Aset 11,315,061,275,02 9,417,957,180,95 /
6 + 8 2
Interpretasi :
Interpretasi:
Selembar saham PT Unilever dijual 5,71 kali jumlah laba per saham pada akhir tahun
2013
Hasil laba =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 18% laba per saham
Hasil dividen =
Interpretasi:
Setiap Rp 1 harga pasar per lembar saham terdapat 21% dividen tunai per saham
Setiap Rp 1 laba per saham terdapat 1,17% dividen tunai per saham
Interpretasi:
Setiap Rp 1 nilai buku per lembar saham terdapat 0,50 harga pasar per lembar saham
https://www.dropbox.com/s/n226snei7eh45z7/saham.xlsx?dl=0
https://www.dropbox.com/s/yn9l3zjl6ljz4jo/Ratio%2520Iki.xlsx?dl=0
https://www.dropbox.com/s/22pskolxo7wtb3q/Komparatif.xlsx?dl=0
https://www.dropbox.com/s/sujbmc9cwv40ieo/Common%20Size%20Iki.xlsx?dl=0