Modul Praktikum Labmet 2 2018 PDF
Modul Praktikum Labmet 2 2018 PDF
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM METALURGI II
Laboratorium Metalurgi
Disusun oleh:
CILEGON-BANTEN
2018
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
MODUL I
UJI TARIK
1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kekuatan dan bentuk patahan pada bahan melalui proses
2. Teori Dasar
Kekuatan suatu struktur desain material sangat dipengaruhi oleh sifat fisik
tersebut, salah satunya adalah pengujian tarik (tensile test). Dalam dunia
manufaktur pengetahuan tentang sifat fisik suatu bahan sangat penting, khususnya
dalam mendesain dan menentukan proses manufaktur. Uji tarik adalah salah satu
jenis pengujian merusak yang dilakuan dengan cara memberi gaya tarik ke arah
yang berlawanan secara kontinu pada satu sumbu spesimen yang diuji, sehingga
sehingga panjang spesimen terus meningkat secara teratur sampai putus. Pada
dasarnya percobaan tarik ini dilakukan untuk menentukan respons material pada
saat dikenakan beban atau deformasi dari luar (gaya-gaya yang diberikan dari
yang terjadi dalam kisi kristal material tersebut). Uji tarik merupakan salah satu
uji mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya
4
tarik. Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai putus. Pada uji tarik, benda
uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah besar secara kontinu,
dialami benda uji. Contoh mesin uji tarik ditunjukan pada Gambar 1.1
Hasil uji tarik biasanya informasi yang akan diperoleh dalam bentuk kurva
yang dilakukan uji tarik akan mengalami deformasi baik deformasi elastis
dimana di dalamnya terdapat tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh suatu
elastis dan plastis yang mana telah disebutkan dalam pernyataan sebelumnya.
5
engineering stress dan true stress, begitu pula dengan regangan, terdapat
engineering strain dan true strain. Perbedaan dari kedua jenis tegangan dan
tegangan– regangan yang diperoleh akan turun setelah melewati batas UTS.
perhitungan ini luas penampang yang digunakan adalah luas penampang pada
saat terjadi deformasi, artinya bahwa luas penampang tersebut selalu berubah –
2. Spesimen pelat
3. Spesimen kawat
4. Jangka sorong
5. Penggaris
6. Spidol
7. Video recorder
4. Prosedur Percobaan
3. Spesimen dipasang pada pegangan (grip) atas dan bawah mesin uji tarik
4. Mesin uji tarik dioperasikan yaitu dengan mengatur panjang awal serta
luas spesimen
5. Video recorder digunakan untuk melihat data pada display mesin uji
tarik
7. Nilai Fy, Fm dan Ff yang terdapat pada display mesin uji tarik
8. Spesimen dilepaskan dari mesin uji tarik dan diamati bentuk patahan
yang terjadi
9. Dari data yang didapatkan dihitung nilai tegangan dan regangan hasil
uji tarik
strain
3. Buatlah grafik hasil dari data percobaan yang telah dilakukan kemudian
telah dilakukan!
tegangan sebenarnya?
9
MODUL II
UJI IMPAK
1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap harga impak (HI) serta jenis
2. Teori Dasar
Hasil uji impak juga tidak dapat membaca secara langsung kondisi perpatahan batang
uji, sebab tidak dapat mengukur komponen gaya-gaya tegangan tiga dimensi yang
terjadi pada batang uji. Hasil yang diperoleh dari pengujian impak ini, juga tidak ada
impak batang uji bertakik dengan berbagai desain telah dilakukan dalam menentukan
perpatahan rapuh pada logam. Metode yang telah menjadi standar untuk uji impak ini
1. Metoda Charpy
charpy mempunyai luas penampang lintang bujur sangkar (10 x 10 mm) dan
10
mengandung takik V-45o, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm.
Benda uji diletakan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tidak
bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak sekitar 16
ft/detik). Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan yang tinggi,
2. Metoda Izod
Inggris, namun saat ini jarang digunakan. Benda uji izod mempunyai
penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dan bertakik V di dekat ujung
yang dijepit. Perbedaan antara metoda charpy dengan metoda izod perbedaan
yang sangat jelas antara metoda charpy dengan metoda izod adalah peletakan
bahan uji dan arah beban impaknya. Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa pada
charpy, benda uji diletakkan mendatar (horizontal) dan beban impak datang
dari arah belakang takik, maka pada metoda izod, benda uji diletakkan dengan
posisi berdiri tegak (vertikal) dan beban impak datang dari arah depan takik.
Beban impak
Beban impak
dan izod
11
menyerap energy pada daerah plastis atau ketahanan bahan terhadap beban tumbukan
atau beban kejut. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ketangguhan bahan
adalah:
a. Bentuk Takikan
b. Temperatur
c. Beban
f. Ukuran Butir
Secara umum perpatahan dapat digolongkan menjadi dua golongan umum yaitu:
1. Patah Getas
retakan secara cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis terlebih
dahulu dan dalam waktu yang singkat. Adapun ciri-cirinya yaitu permukaannya
2. Patah Ulet
Merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang diberikan pada
material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retak akan berhenti. Adapun
2. Benda uji
3. Oven
4. Bejana
5. Es
6. Jangka sorong
7. Thermometer
4. Prosedur Percobaan
benda uji
7. Menghitung harga impak (HI) yang didapatkan pada setiap benda uji
1. Apa yang dimaksud dengan temperatur transisi uji impak? dan jelaskan
temperatur transisi!
standar ASTM!
MODUL III
PASIR CETAK
1. Tujuan Percobaan
pasir cetak.
2. Teori Dasar
Pasir cetak yang paling lazim dipergunakan adalah pasir gunung berasal dari
gunung berwarna cenderung hitam, pasir pantai berasal dari pantai laut
berwarna coklat agak kehitaman, pasir sungai berasal dari sungai berwarna
kehitaman, dan pasir silika berasal dari persediaan alam berwarna kekuningan.
Dalam praktik bahan-bahan pasir tersebut dipilih dengan ukuran yang cocok
sehingga dapat langsung dipakai begitu saja. Bentuk butir pasir ada yang bulat,
sebagian bersudut, bersudut, dan berkristal. Lihat bentuk butir-butir pasir pada
Gambar 1.
15
Gambar 1. Bentuk butir-butir pasir cetak (Tata Surdia, Kenji C, 2000: 110)
Pasir dengan butiran yang bulat baik sebagai bahan pasir cetak, karena
diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk memperoleh kekuatan dan
permeabilitas tertentu serta memiliki sifat alir yang baik sekali. Sebaliknya
pasir berbutir kristal kurang baik karena ketahanan api dan permeabilitasnya
buruk.
b. Bahan Tambah
tanah liat/lempung dengan ukuran butir antara 0,005 mm s.d 0,02 mm yang
tanah liat sangat baik sebagai pelekat pasir silika mencapai ±10%. Biasanya
campuran pasir cetak ditambah pula bahan pengikat tambahan seperti; air (1,5 –
8 %) , tetes gula (8 –10 %), dekstrin/kanji (±1%), semen (±10%), resin (4-7%),
dan atau tepung grafit (±1%). Tidak ada ketentuan pasti mengenai komposisi
campuran pasir cetak, dikarenakan banyak variabel lain yang sangat berkaitan
Pasir cetak yang baik untuk pembuatan cetakan perlu memenuhi persyaratan
berikut ini:
cetakan dengan kekuatan yang cocok sehingga tidak rusak jika dipindah-
pindah letaknya dan mampu menahan logam cair saat dituang kedalam
rongga cetak.
menentukan seberapa besar gas-gas dari cetakan atau logam cair mampu
pada coran.
iii. Distribusi besar butir yang sesuai mengingat dua hal diatas terpenuhinya
sifat mampu bentuk yang baik dan mudahnya gas-gas keluar dari cetakan.
iv. Tahan terhadap temperatur logam cair selama penuangan. Pasir dan bahan
pengikat harus tahan api sehingga dinding dalam cetakan tidak rontok
v. Komposisi yang cocok antara bahan baku pasir dengan bahan tambah
lainnya.
1. Mesin pengayak
2. Pasir kuarsa
4. Solobon
5. Gas CO2
6. Neraca
8. Pemadat pasir
9. Mesin press
10. Oven
4. Prosedur Percobaan
a. Pengayakan
fraksi ukuran. Untuk tiga sampel uji dibuat masing-masing sebanyak 150
b. Pengujian Permeabilitas
pemadat pasir
4. Hasil pemadatan dihembuskan gas CO2 pada permukaan pasir atas dan
neraca
1. Sebutkan tahapan pembuatan pasir cetak! Jelaskan fungsi dari setiap tahapan
tersebut!
Jelaskan!
3. Sebutkan dan jelaskan jenis pengujian pada pasir cetak selain uji
MODUL IV
ANODIZING ALUMINIUM
1. Tujuan Percobaan
2. Teori Dasar
permukaan logam dengan suatu material ataupun oksida yang bersifat melindungi
dari lingkungan sekitar. Proses anodizing akan menghasilkan sebuah lapisan poros
Al2O3, maka lapisan tersebut harus dilindungi dengan menutup poros tersebut serta
dilakukan pada temperatur 950C (2000F) dalam waktu 15 menit. Proses sealing hanya
dilakukan pada proses chromic anodizing dan sulfuric anodizing, sedangkan pada
hard anodizing tidak dilakukan. Berikut adalah contoh percobaan anodizing yaitu :
21
1. Sumber arus listrik searah memompa elektron dari katoda ke anoda. Elektron
ini ditangkap oleh kation (ion positif) pada larutan elektrolit sehingga pada
2. Pada saat yang sama, anion (ion negatif ) pada larutan elektrolit melepaskan
1. Timbangan
2. Gelas ukur
3. Hair dryer
4. Rectifier
22
5. Gelas kimia
6. Pipet
8. Amplas
9. Hot Plate
10. Termometer
4. Prosedur Percobaan
asisten
4. Amati secara visual hasil anodizing serta perubahannya beratnya dan buat
pembahasannya!
MODUL V
METALOGRAFI
1. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari hubungan antara struktur mikro dari suatu logam dengan
2. Teori Dasar
keperluan produksi dan riset. Metalografi pertama kali digunakan oleh seorang
peneliti bernama Sorby sekitar 120 tahun yang lalu, hingga perkembangannya yang
pesat sampai saat ini metalografi dapat digunakan untuk hampir semua jenis material.
Metalografi merupakan perpaduan antara seni (art) dan ilmu pengetahuan (science).
1. Metalografi makro
mengetahui jenis fasa-fasa yang ada, segregasi, inklusi, dan jenis struktur
lainnya.
2. Metalografi mikro
mengetahui jumlah dan ukuran fasa-fasa yang ada, ketebalan lapisan, kekerasan
mikro.
Pada analisa metalografi digunakan mikroskop optik untuk menganalisa struktur dari
material. Parameter berhasil atau tidaknya itu ditentukan oleh preparasi benda uji
(specimen) semakin baik preparasi benda uji maka semakin jelas gambar struktur
mikro yang akan diperoleh. Tahapan persiapan benda uji metalografi secara umum,
sebagai berikut :
1. Sampling
Penentuan bagian yang mewakili material uji/sampel yang akan diamati dan
Pemotongan pada sampel yang dilakukan secara hati-hati dengan tujuan agar
struktur mikro material tidak rusak akibat oleh gesekan alat potong dengan
3. Mounting
Tahap ini dilakukan pada benda uji yang berukuran kecil dan tipis sehingga
melapisi sampel dengan zat organik seperti bakelit, resin, dan sebagainya.
4. Pengamplasan (grinding)
amplas berukuran mesh kecil (kasar) sampai dengan ukuran mesh sangat besar
26
5. Pemolesan (polishing)
6. Etsa (etching)
Proses untuk mengikis daerah batas butir dengan larutan etsa sehingga butir
lebih terlihat jelas saat diamati di bawah mikroskop optik. Jenis larutan etsa
4. Hair dryer
5. Larutan nital 3%
6. Kertas amplas ukuran 100#, 120#, 240#, 320#, 400#, 600#, 800#, 1000#, dan
1200#
7. Mikroskop optik
8. Etanol
27
9. Pasta alumina
10. Kapas
4. Prosedur Percobaan
1. Mengamplas benda uji dengan kertas amplas ukuran 100#, 120#, 240#, 320#,
3. Jelaskan tujuan dari tahapan etsa (etching) serta sebutkan zat etsa yang
a. Besi cor
b. Stainless steel
28
c. Alumunium
larutan electropolyshing!
MODUL VI
1. Tujuan Percobaan
2. Teori Dasar
Sifat – sifat mekanik yang dihasilkan pada baja tersebut setelah mendapatkan
Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju
diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh sifat–sifatnya yaitu cepat, bebas dari kesalahan
baja yang diperkeras, dan ukuran lekukannya kecil sehingga bagian yang
indentor kerucut intan atau bola baja. Indentor kerucut intan biasanya
yang menggunakan indentor bola baja biasanya untuk material yang tidak
Beberapa aplikasi dari skala kekeraan Rokwell ini adalah sebagai berikut:
HRB . . . . Paduan tembaga, soft steel, paduan aluminium, besi lunak, dsb.
HRC . . . . Baja, besi cor keras, hardened steel dan material lain yang lebih
HRD . . . . Baja lembaran and mediumhardened steel dan besi lunak pearlit.
bearing
3. Muffle furnace
4. Stopwatch
5. Tang penjepit
6. Sarung tangan
7. Ampelas
9. Media pendingin
4. Prosedur Percobaan
ampelas
7. Membersihkan permukaan benda uji yaitu baja AISI 1045 yang telah di
8. Memilih indentor yang digunakan sesuai dengan benda uji dan atur
pembebanannya, yaitu untuk baja AISI 1045 yang telah di heat treatment
5. Pertanyaan
3. Apa yang anda ketahui tentang diagram TTT dan CCT serta jelaskan
material!
MODUL VII
PENGECORAN LOGAM
1. Tujuan Percobaan
cetakan, persiapan dan pelabura logam, penuangan, dan kebersihan hasil coran. Serta
untuk memahami beberapa variabel yang mempengaruhi produk coran dan cacat apa
2. Teori Dasar
Proses pengecoran atau casting atau foundry adalah salah satu metoda
merupakan tiruan dari benda yang hendak dibuat dengan pengecoran. Pola dapat
terbuat dari logam, kayu, stereofoam, lilin, dan sebagainya, sedangkan cetakan adalah
rongga atau ruang di dalam pasir cetak yang akan diisi dengan logam cair. Pembuatan
cetakan dari pasir cetak dilakukan pada sebuah rangka cetak. Cetakan terdiri dari kup
dan drag. Kup adalah cetakan yang terletak di atas, dan drag cetakan yang terletak di
35
bawah. Hal yang perlu diperhatikan pada kup dan drag adalah penentuan permukaan
Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan
cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya
terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan dengan tangan untuk produk
dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran tanah liat sebagai pengikat.
Dewasa ini cetakan banyak dibuat secara mekanik dengan mesin agar lebih presisi
serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan kualitas yang sama baiknya.
Gambar 7.1 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan tertutup
a. Expendable mold, yang mana tipe ini dapat terbuat dari pasir, gips, keramik,
dan bahan semacam itu dan umumnya dicampur dengan berbagai bahan
36
pasir khas terdiri dari 90% pasir, 7% tanah liat, dan 3% air. Materi-materi
ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada temperatur tinggi logam cair.
Setelah cetakan yang di-cor telah berbentuk padat, hasil cetakan dipisahkan
dari cetakannya.
b. Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada
bagian yang tidak perlu dibuang dari coran. Kemudian coran diselesaikan dan
pemeriksaan dimensi dan cacat apa yang terjadi pada produk coran. Mudah
tidaknya pembuatan coran tergantung pada bentuk dan ukuran benda coran. Oleh
karena itu, untuk membuat suatu coran yang baik, perencan dan pembuat coran
digunakan yaitu coran besi cor, coran baja, coran paduan tembaga, coran logam
1. Pola Coran
37
4. Aluminium
5. Pasir Kuarsa
6. Solobon
7. Serbuk grafit
8. Bahan coating
9. Burner
12. Termokopel
4. Prosedur Percobaan
grafit
4. Bagian atas drag ditutup dengan kup, kemudian dipasang pola saluran
pasir cetak
secukupnya
dibuat
melebur seluruhnya
temperatur penuangan
39
yang timbul)
1. Selain aluminium, logam apa saja yang bisa di cor dan temperature yang
digunakan?
cetakan logam!
proses pengecoran!
5. Jelaskan macam-macam cacat yang dapat terjadi pada produk coran, dan
penyebabnya!
contoh!
listrik!
40
MODUL VIII
1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui jenis cacat pada permukaan suatu benda kerja dengan salah
satu metode Non Destructive Test dengan menggunakan pengujian cairan penetran
2. Teori Dasar
Liquid penetrant test atau Dye penetrant (penetran cair) merupakan inspeksi
pada cacat yang menggunakan prinsip kapilaritas pada cairan. Prinsip kerjanya
adalah dengan mendeteksi cacat yang terlihat pada permukaan benda. Pengujian tak
merusak dengan menggunakan cairan penetran dapat digunakan pada benda ferro
dan non ferro, konduktor dan non konduktor, magnetik dan non magnetik, serta
semua bahan alloy dan plastik. Kelemahan pengujian tak merusak dengan metode ini
adalah pendeteksian cacat hanya bisa dilakukan pada permukaan benda uji.
Pada gambar 8.1 liquid penetrant dengan warna tertentu (merah) meresap masuk
diskontinuitas yang bersifat terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada gambar.
Deteksi diskontinuitas dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran, bentuk
meresap kedalam celah diskontinyuitas yang sangat kecil. Pengujian penetran tidak
dapat mendeteksi kedalaman dari diskontinuitas. Proses ini banyak digunakan untuk
lapisan bahan, dll. Standar penerimaan material dengan pengujian liquid penetrant
adalah apabila di sepanjang baris lasan tidak ditemukan indikasi cacat linier dan
rounded ataupun terdapat cacat tersebut tidak lebih dari spesifikasi yang ada dan
tidak lebih dari 4 temuan dalam 1 baris dan jarak kurang dari 1,6 mm. standar
1. Penetrant
2. Cleaner / remover
3. Developer
42
4. Spesimen
5. Sarung tangan
6. Masker
7. Kacamata
8. Kain majun
4. Prosedur Percobaan
1. Membersihkan permukaan spesimen dari kotoran baik debu maupun oli, dll
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cacat lack of fusion dan cacat lack of
sidewall?
3. Sebutkan jenis cacat apa saja yang bisa muncul di logam plate hasil lasan
4. Sebutkan sifat – sifat yang harus dimiliki oleh cairan penetrant! Jelaskan!
6. Jelaskan jenis cacat seperti apa saja yang dapat diuji oleh liquid penetrant
test!
44
DAFTAR PUSTAKA
Cengage Learning
BLANKO PERCOBAAN
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Jenderal Soedirman Km. 3 Cilegon. Email : labmet.untirta@gmail.com
Benda Uji Fy YS
t/d L P0 P A0 Fm Ff (N) TS FS %El
Standar Up Low Up Low
Keterangan :
t/d : tebal/diameter sampel Fm : gaya maksimum Fy : gaya pada saat yield %El : % elongasi
L : lebar sampel Ff : gaya pada saat fracture P0 : panjang awal sampel YS : yield strength
P : panjang akhir sampel TS : tensile strength Fs : failure strength (N/mm2)
Tanggal :
\ DATA PERCOBAAN Kelompok :
UJI IMPAK
Luas
Suhu Energi Harga Impak Bentuk
No. Bahan Penampang
2
(oC) (Joule) (J/mm2) Patahan (%)
(mm )
A. Pengayakan
Fraksi Ukuran Massa (Gram)
B. Pengujian Permeabilitas
Volume Luas Tekanan
Sampel Panjang Waktu Permeabilitas
Udara Irisan Udara
(x) (cm) (detik) (l/cm2)
(liter) (cm2) (cm)
Bahan :
Perbesaran : Bahan :
Perbesaran :
Bahan : Bahan :
Perbesaran : Perbesaran :
Hardness Vickers
Average
No Bahan Temperatur Holding Perlakuan Hardness
(......) Hardness
(VHN)
Waktu Temperatur
Pengamatan Hasil Coran
(detik) (oC)
15
30
45
60
75
Indikasi Cacat
No Ukuran (pxl) mm Keterangan
Rounded Linier