Daftar Isi
Daftar Isi
Puji syukur kami panjatkan kehdirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah materi mata kuliah Ilmu Almiah Dasar dengan judul
Pemberangkatan TKI keluar Negeri.
Dalam dewasa ini ada berbagai macam faktor dan tuntutan salah diantaranya
perihal gaji yang tinggi, namun demikian akibat kurangnya kesadaran akan dampak
apabila salah satu modul tidak terpenuhi contohnya adalah bahasa, yang
menyebabkan sering terjadinya kriminal.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dwi Nur Aini
selaku pembimbing kami dallam pembelajaran mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
dan kepada semua anggota kelompok yang telah bekerjasama dengan baik sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Harapan kami mengangkat studi kasus ini agar dapat menambah informasi
dan pengetahuan akan pegaruh dan dampak dari “Pemberngkatan TKI keluar
Negeri”.
Kami menyadari jika dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka dibutuhkan kritik dan saran guna kesempurnaan makalah ini.
Apabila terdapat kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan dan semoga
bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
C. Tujuan Makalah .................................................................................................. 3
BAB II................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
A. Fungsi dan Peran TKI ......................................................................................... 4
B. Aturan TKI .......................................................................................................... 7
C. Perlindungan Pemerintah Terhadap TKI ............................................................ 8
D. Peran Pemerintah Dalam Melindungi ................................................................. 8
E. Hak-hak Kewajiban Pekerja.............................................................................. 11
F. Perlindungan Norma Kerja ............................................................................... 12
G. Permasalahan dan Solusi................................................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................ 16
PENUTUP ....................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 16
Daftar Pustaka................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Alamia Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejala yang terjadi dialam semesta termasuk didalamnya manusia, sehingga
terciptanya prinsip dasar. Mengangkat studi kasus “Pemberangkatan TKI Keluar
Negeri” kami mengupas berbagai poin penting diantaranya faktor-faktor, hal-hal
yang kurang diperhatikan, dampak serta manfaat dari apa yang kami bahas dalam
makalah ini.
Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yaitu sebutan bagi warga negara Indonesia
yang bekerja diluar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu
dengan menerima upah.
Hal-hal yang sering terlupakan oleh kebanyakan TKI adalah dalam aspek
penguasaan bahasa asing yang menyebabkan berbagai konflik diantaraya kesalaha
pahaman, sebab tidak memiliki basis pendidikan yang layak.
Beberapa fakta di lapangan menunjukkan tidak sedikit dari calon TKI yang
terjebak dalam proses menjadi TKI yang merugikan. Tahun 1999 hasil Laporan
Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia (KOPBUMI) menunjukkan bahwa
permasalahan yang dialami dalam pemberangkan dan penempatan TKI keluar
negeri baik yang berdokumen maupun yang tidak berdokumen, mulai saat
rekruitmen, di penampungan PPTKIS, di penampungan agen ketika berada di
negara tujuan, saat bekerja, sampai kepulangan TKI ke daerah masing-masing.
1
Uraian di atas menjadi latar belakangnya untuk dapat menyelesaikan studi kasus
dengan tema “Pemberangkatan Tki Keluar Negeri”.
2
B. Rumusan Masalah
Menyangkut latar belakang diatas, kami merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.2 Faktor apa saja yang mendorong masyarakat kita memilih untuk menjadi
TKI ?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan makalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Selama ini pemerintah memang telah mengerahkan segenap upaya untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin secara berarti. Berbagai program
penanggulangan kemiskinan berlapis pun telah diluncurkan, yang tentu saja
menghabiskan anggaran yang tidak sedikit–mencapai 90 triliun di tahun 2012.
Namun sayangnya, penurunan jumlah penduduk miskin berjalan lambat dan jauh
dari harapan. Karenanya, pemerintah perlu terus bekerja keras, dan upaya
penanggulangan kemiskinan hendaknya tidak hanya bertumpu pada berbagai
program penanggulangan kemiskinan yang telah dijalankan selama ini. Berbagai
upaya lain juga perlu dicoba, dan salah satunya adalah pemanfaatan potensi uang
yang dikirim oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri (remitansi).
Hingga tahun 2012, jumlah TKI yang bekerja di luar negeri telah mencapai
3.998.592 orang. Tiga negara utama tujuan para TKI adalah Arab Saudi (1.427.928
orang), Malaysia (1.049.325 orang), dan Taiwan (381.588 orang). Ini adalah data
resmi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI
(BNP2TKI) yang tentu saja tidak mencakup mereka yang bekerja di luar negeri
tanpa melalui jalur resmi alias ilegal.
5
Sebagai gambaran, pada tahun 2009, jumlahnya diperkirakan mencapai 6,77 miliar
dollar AS (BI dan BNP2TKI).
Angka 6,77 miliar dollar AS tersebut dipastikan lebih kecil dari jumlah
remitansi sesungguhnya yang diterima dari para TKI. Pasalnya, selama ini belum
ada sistem yang memadai terkait penghitungan jumlah remitansi yang diperoleh
dari para TKI. Secara sederhana, selama ini remitansi dihitung dari semua residual
pada neraca pembayaran (balance of payment).
Umumnya, para TKI berasal dari rumah tangga dengan kondisi ekonomi
pas-pasan. Karena itu, peran remitansi dari para TKI cukup besar bagi upaya
penanggulangan kemiskinan. Hasil studi yang dilakukan oleh Suhariyanto et al.
juga menemukan bahwa sebagian besar sumber pendapatan rumah tangga migran,
yakni rumah tangga dengan minimal satu anggota rumah tangga bekerja sebagai
TKI, berasal dari remitansi. Donasinya mencapai 31,2 persen terhadap total
pendapatan yang diterima oleh rumah tangga.
6
B. Aturan TKI
Banyak sekali peraturan hukum positif yang menegaskan tentang eksistensi
dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI), bahwa negara sangat berperan dalam
pembudidayaan TKI di Indonesia. Seperti halnya, pengurusan negara terhadap TKI.
Maka, secara emplisit negara telah menetapkan peraturan yang harus dijalan oleh
seorang yang ingin menjadi TKI, yaitu sebagai berikut:
7
Tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279).
Dari berbagai peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentang pelaksanaan
dan tanggung jawab TKI telah disebutkan dalan peraturan pemerintahan. Maka,
secara otomatis seorang TKI harus patuh dan taat hukum di dalam negri maupun di
luar Negri, agar asuransi dan perlengakapan persiapan Tki bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
8
1. Upaya penanggulangan masalah pengangguran.
2. Melakukan pembinaan, perlindungan dan memberikan berbagai
kemudahan kepada TKI dan Perusahaan Jasa Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia (PJTKI).
3. Peningkatan kesejahteraan keluarganya melalui gaji yang diterima atau
remitansi.
4. Meningkatkan keterampilan TKI Karena mempunyai pengalaman kerja
di luar negeri.
5. Bagi Negara, manfaat yang diterima adalah berupa peningkatan
penerimaan devisa, karena para TKI yang bekerja tentu memperoleh
imbalan dalam bentuk valuta asing.
9
tentang penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang
pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik
Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan
yang melindungi tenaga kerja asing.. Padahal di dalam pasal 80 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Perlindungan selama masa penempatan
TKI di luar negeri dilaksanakan antara lain:
10
dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar
negeri;
h. Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan
kepulangan TKI ke tempat asal.
A. Hak-hak Pekerja
Menurut Darwan Prints, yang dimaksud dengan hak di sini adalah sesuatu
yang harus diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari kedudukanatau status
dari seseorang, sedangkan kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau
jasa yang harus dilakukan oleh seseorang Karena kedudukanatau statusnya.
Hak atas istirahat tahunan, tiap-tiap kali setelah ia mempunyai masa kerja
12 (dua belas) bulan berturut-turut pada satu majikan atau beberapa majikan dari
satu organisasi majikan (Pasal 79 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)
11
B. Kewajiban pekerja
Di samping mempunyai hak-hak sebagaimana diuraikan di
atas,tenaga kerja juga mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. Wajib melakukan prestasi/pekerjaan bagi majikan
b. Wajib mematuhi peraturan perusahaan;
c. Wajib mematuhi perjanjian kerja;
d. Wajib mematuhi perjanjian perburuhan;
e. Wajib menjaga rahasia perusahaan;
f. Wajib mematuhi peraturan majikan;
g. Wajib memenuhi segala kewajiban selama izin belum diberikan
dalam hal ada banding yang belum ada putusannya
a. 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam
1 minggu; atau
b. 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam
1 minggu pasal 78
b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1
hari dan 14 jam dalam 1 minggu;
12
c. Pengusaha wajib membayar upah kerja lembur Pasal 79 :
b. Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu;
13
TKI mengikuti mekanisme legal sebagaimana yang ditetapkan, para TKI harus
membayar mahal diluar kepatutan oleh rangkaian birokrasi yang berbelit. Solusi
Masalah TKI Pengaturan penempatan TKI di Luar Negeri diatur melalui UU No.
39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri, yang diperkuat melalui Instruksi Presiden RI (Inpres) No. 6 Tahun
2006. UU No. 39 Tahun 2004 Pasal 7 huruf e secara tegas telah menyatakan bahwa
Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan kepada TKI selama masa
sebelum pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna-penempatan. Namun
pada kenyataannya, terdapat berbagai ketidaksesuaian/penyimpangan dalam
implementasinya. Salah satu penyimpangan tersebut misalnya, aturan mengenai
bahwa Calon TKI harus memperoleh kompetensi kerja setelah mengikuti
pendidikan dan pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pendidikan dan
pelatihan kerja yang terakreditasi. Pada kenyataannya, banyak TKI yang tidak
memperoleh pendidikan dan pelatihan yang memadai, yang mengakibatkan mereka
tidak memiliki kompetensi kerja yang memadai, tidak memahami adat istiadat
setempat, serta tidak bisa berbahasa negara tujuan dengan baik. Terjadinya
ketidaksesuaian/penyimpangan tersebut dapat memicu diajukannya gugatan,
khususnya kepada Pemerintah RI baik di Pusat maupun Perwakilan RI di luar
negeri. Penyimpangan dan ketidaksesuaian yang sangat mendasar inilah yang mesti
diperbaiki oleh Pemerintah agar penempatan TKI ke Luar Negeri menjadi lebih
baik. Artinya, jika Pemerintah tidak mampu memenuhi hal ini, Pemerintah tidak
perlu mengirim mereka atau melakukan moratorium bila perlu, sebab tidak sesuai
dengan standar kualifikasi TKI yang dibutuhkan. Saya menggarisbawahi instruksi
Presiden kepada Menakertrans agar dalam waktu 3 bulan, untuk melakukan kajian
negara-negara tujuan TKI agar dapat diputuskan langkah-langkah berikutnya.
Pelaksanaan Kebijakan Nasional Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan TKI Ke
Luar Negeri (P3TKI-LN) haruslah bersifat menyeluruh dan terintergrasi. Hal ini
dapat diwujudkan melalui komitmen nasional untuk melaksanakan koordinasi
lintas regional dan sektoral, baik vertikal maupun horizontal dengan proporsi peran
dan tanggung jawab yang jelas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dan
14
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Kejelasan
proporsi dan tanggung jawab tersebut perlu dijalin dalam rangka kemitraan karena
ketika TKI berangkat dan bekerja di luar negeri menyandang harkat dan martabat
bangsa, negara, dan Pemerintahan Indonesia di dunia internasional.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kami diatas dengan judul “Pemeberangkatan TKI
ke Luar Negeri” diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai
banyak hal yang bersangkutan dengan judul. Terutama agar warga Indonesia yang
menjadi TKI lebih dijamin haknya oleh hukum negara, dan yang terakhir agar kita
semua turut mengantsipasi dalam permasalahan tersebut.
B. Saran
Demi terselenggarannya program ini, maka dibutuhkan:
1. Peraturan yang tegas sehingga dapat tepat sasaran.
2. Kesadaran dan kesiapan yang cukup oleh calon pekerja.
16
Daftar Pustaka
17