NASKAH PUBLIKASI
SUIB
20121050005
i
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi
Oleh :
SUIB
20121050005
Penguji
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Keperawatan
Program pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ii
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku pembimbing tesis mahasiswa Program Magister Keperawatan
Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta:
Nama : SUIB
NIM : 20121050005
Judul : Upaya Peningkatan Persepsi Perawatan Kaki Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2: Action Research di Klinik Pratama 24 Jam Firdaus
UMY
Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan
dipublikasi dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum
Pembimbing I Mahasiswa
Pembimbing II
iii
Upaya peningkatan persepsi perawatan kaki pasien Diabetes Melitus tipe 2: Action Research
di Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY
ABSTRAK
Latar Belakang Masalah. Pasien diabetes melitus jarang mendapatkan edukasi kesehatan mengenai perawatan
kaki dari layanan kesehatannya, sehingga mempunyai persepsi bahwa perawatan kaki tidak dibutuhkan oleh pasien
diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan persepsi perawatan kaki pasien diabetes melitus
tipe 2 di Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY. Metode Penelitian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
desain action research, yang terdiri dari 3 siklus. Subyek penelitian ini adalah pasien penderita diabetes melitus tipe 2
Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY sebanyak 6 orang. Hasil Penelitian. Sebelum mendapat intervensi, pasien
diabetes melitus mempunyai persepsi bahwa perawatan kaki tidak dibutuhkan oleh pasien diabetes melitus dan belum
melakukan perawatan kaki secara khusus, akibat kurang informasi tentang perawatan kaki. Perawatan kaki yang
dilakukan selama ini sama seperti perawatan kaki orang sehat. Setelah mendapatkan edukasi dan menjalankan
perawatan kaki pada siklus I, pasien diabetes melitus berpersepsi bahwa perawatan kaki itu penting. Pasien diabetes
melitus merasakan gangguan di kaki seperti kesemutan, pegal dan nyeri di kaki berkurang setelah menjalani senam
kaki pada siklus II. Hingga evaluasi siklus III pasien diabetes melitus masih menjalankan perawatan kaki.
Perawatan kaki telah menjadi rutinitas setiap hari karena telah merasakan manfaatnya. Kesimpulan. Berdasarkan
analisis terhadap hasil Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara pada penderita diabetes melitus tipe 2
didapatkan hasil bahwa Pelatihan perawatan kaki bagi penderita diabetes melitus tipe 2 dapat meningkatkan persepsi
mengenai pentingnya perawatan kaki dan bermanfaat sehingga mereka tetap patuh mengerjakan perawatan kakinya.
iv
ENHANCING PATIEN’S PERCEPTION ON DIABETIC FOOT CARE IN DIABETIC
MELLITUS TYPE 2 : ACTION RESEARCH IN THE FIRDAUS PRIMARY CLINIC UMY
ABSTRAK
Background: Diabetic Mellitus (DM) patient rarely to obtain health education related foot care from the health
services, therefore patients perceived that DM foot care is unnecessary. This study was aimed to enhance the patient’s
perception on Diabetic foot care in DM type 2 in the Firdaus Primary Clinic Muhammadiyah University of Yogyakarta
(UMY). Methods: Qualitative study with action research design which composed three cycles was applied to frame this
study. Six of DM type 2 clients in the Firdaus Primary Clinic Muhammadiyah University of Yogyakarta (UMY) were
selected to participate as respondents in this research.Findings: Before received intervention, DM patients were assumed
that foot care was not being required and has not performed special foot care yet. This might happen because insufficient
information related the diabetic foot care.DM type 2 client have perceived that diabetic foot care was the same treatment
like healthy people have. After received intervention and perform the foot care at the first cycle, the DM patients were
perceived that foot care is important. They felt some foot disorder such as numb, aches and pain were decreased after
performing the foot care at the second stage. Moreover, at the third cycle evaluation’s patients still conducting the foot care.
Furthermore, diabetic foot care has become daily activity because they felt the advantages. Conclusion: Based on the
Focus Group Discussion (FGD) analysis and interview with the DM type 2 patients found that the diabetic foot care
training could improve perception related the importance and beneficence of foot care so that patients keep performing the
foot care.
v
Pendahuluan mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus kaki
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah diabetik pada masa hidupnya dan resiko
satu penyakit kronik yang terjadi diseluruh terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar
peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke Sebagian besar kejadian ulkus diabetik akan
tahun. Diabetes melitus dapat menyebabkan berakhir dengan amputasi dan akan
komplikasi yang bersifat jangka pendek dan mengakibatkan dampak negatif terhadap
jangka panjang. Komplikasi jangka pendek pada kelangsungan hidup individu. Sebanyak 50% dari
diabetes yaitu hipoglikemia, ketoasidosis diabetik kasus-kasus amputasi diperkirakan dapat dicegah
dan koma hiperglikemik hiper osmoler non bila pasien diajarkan tindakan preventif untuk
ketonik (HHNK). Komplikasi jangka panjang merawat kaki dan mempraktikannya setiap hari2.
yang sering ditemukan yaitu penyakit Perawatan kaki yang terus-menerus dapat
neuropati dan ulkus pada kaki1. namun penelitian menunjukkan bahwa pasien
Ulkus kaki pada diabetes dapat melebar dan tidak mempelajari perawatan kaki dengan tepat3.
cenderung lama sembuh akibat adanya infeksi. Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
Kadar gula dalam darah yang tinggi merupakan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
makanan bagi kuman untuk berkembang biak adalah Bagaimana upaya peningkatan persepsi
dan mengakibatkan infeksi bertambah buruk. perawatan kaki pasien diabetes melitus tipe 2:
Infeksi yang semakin memburuk dan tidak segera Action Research di Klinik Pratama 24 jam Firdaus
ditangani dapat menimbulkan gangren. Amputasi UMY. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
diperlukan untuk mencegah gangren tidak mengetahui persepsi perawatan kaki pasien
Salah satu upaya preventif pada pasien Firdaus UMY sebelum dan sesudah dilakukan
diabetes melitus yang sudah mengidap penyulit intervensi tentang perawatan kaki.
untuk mengurangi terjadinya komplikasi ulkus Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
kaki diabetik. Penderita diabetes melitus tipe 2 desain action research (penelitian tindakan). Data
1
dikumpulkan dengan metode Focus Group walaupun telah lama menderita diabetes
Discussion (FGD) dan wawancara mendalam serta melitus. Informasi yang paling sering
Pratama 24 jam Firdaus UMY dengan jumlah asupan gizi untuk penderita diabetes
(FGD) dengan partisipan secara semi masalah perawatan kaki bahkan tentang
struktur, memfokuskan pada topik yaitu penyakit diabetes melitus pun belum
kuku, pemilihan alas kaki, pencegahan cedera diabetes melitus tidak pernah
Assessment dilakukan untuk menggali “Kalau perawatan kaki dan sebagainya belum
pengetahuan dan persepsi penderita diabetes pernah, kalau faktor makan atau gizi dan
melitus mengenai perawatan kaki. Informasi kapan harus periksa itu sering...” (P1, F1, 3)
kaki, perawatan kuku, pemilihan alas kaki, mempunyai persepsi yang keliru
pencegahan cedera pada kaki, pengelolaan mengenai perawatan kaki. Sebagian dari
2
luka di kaki, namun mereka tidak penderita diabetes melitus sama seperti
tidak mempunyai masalah dengan kaki seperti biasa dan wudhu. Selama ini
perawatan kaki. Bila ada luka cukup masalah dengan perawatan kaki,
diobati dengan antiseptik dan sembuh. sehingga menjaga kebersihan seperti itu
Penderita diabetes melitus tidak berpasrah diri dan menjaga pola makan.
pernah memeriksa kondisi kaki secara Untuk mengatasi kulit kaki yang kering
mengilustrasikan penderita diabetes kaki, hati kita kan memikirkan sakit DM,
melitus tidak pernah memeriksa kondisi biasa juga pola makan” (P1, F1, 33)
“Kalau saya Kalau tidak ada luka ya tidak Penderita diabetes melitus juga
saya periksa...” (P2, F1, 13) tidak mempunyai cara khusus untuk
persepsi yang keliru mengenai perawatan tidak mampu memotong kuku kakinya
kaki dengan menjaga kebersihan kaki. sendiri. Penderita diabetes melitus yang
3
tolong orang lain untuk memotong kuku g. Pencegahan cedera pada kaki
“Saya dari kecil sampai tua itu potong kuku biasanya digaruk.
biasa-biasa aja” (P1, F1, 42) “Kaki saya pernah gatal saya garuk seperti
mereka adalah ukuran alas kaki pas. Alas dengan anti septik. Mereka menganggap
digunakan. Kulit sepatu yang tebal juga Bila luka yang diderita cukup parah,
menjadi alasan memilih alas kaki. Alas partisipan memilih mencari pertolongan
kaki dengan kulit yang tebal berfungsi ke dokter. Selain itu, penderita diabetes
sebagai pelindung kaki agar tidak mudah melitus telah mempunyai cara perawatan
Partisipan juga menggunakan alat terapi menghindarkan luka dari air. Keluhan
berupa sandal kesehatan. Alas kaki pasien diabetes melitus hanyalah bekas
tersebut digunakan sebagai alat luka yang sulit hilang, bahkan kadang
pemijatan refleksi, yang diharapkan menjadi plek hitam. Kulit kering menjadi
“Kalau saya ya biasa aja yang penting nyaman luka dikasih betadine, setalah itu saya tutup
dipakai, menyesuaikan ukuran kaki aja ... “ pakai hansaflas” (P1, F1, 61)
4
Dari hasil Assessment dapat pendidikan kesehatan perawatan kaki bagi
disimpulkan bahwa selama ini penderita penderita diabetes melitus. Evaluasi siklus I
minum obat dan asupan makanan dan kaki. Penyebab gangguan di kaki yang
kesehatan. Penderita diabetes melitus kaki dengan benda keras, kaki terkena
juga tidak berupaya untuk mencari benda agak tajam. Hal tersebut
karena mereka tidak mengetahui bahwa alas kaki. Menurut partisipan, tanda
Adapun materi yang disampaikan dalam berupaya mencegah terjadi resiko cidera
pemilihan alas kaki, penyebab cedera bila terluka akan meninggalkan bekas
pada kaki, pengelolaan awal cedera pada luka yang menghitam dan tidak dapat
kedua satu minggu setelah dilakukan memeriksa kondisi kaki. Kaki harus
5
diperiksa secara teratur walaupun tidak sehingga mudah untuk dipotong. Alat
ada luka dan kaki harus diperiksa setiap yang digunakan untuk memotong kuku
Partisipan telah mengetahui bahwa alas kaki, Penggunaan alas kaki sebagai
dan penanganan luka yang utama. Setiap tajam atau gesekan dengan benda keras.
hari pada saat mandi, partisipan Kulit sepatu yang tebal dan lembut juga
membersihkan kaki dan memeriksa menjadi alasan memilih alas kaki untuk
kakinya. Kebersihan kaki hingga di sela- mengurangi gesekan dengan kaki yang
sela jari, kaki direndam menggunakan air berakibat cidera pada kaki. Untuk
hangat. Cara mengetahui kehangatan air menghindari Alas kaki dengan kulit yang
sebelumnya bahwa kuku yang panjang terluka menggunakan anti septik, bila
berisiko menimbulkan luka. Kuku luka tak kunjung sembuh harus dibawa
terlihat panjang harus segera dipotong. ke dokter. Cidera pada kaki bisa juga
Waktu yang baik untuk memotong kuku berupa rasa nyeri. Salah satu alternatif
yaitu setelah mandi karena kuku lunak, yang diberikan dalam pendidikan
6
kesehatan perawatan kaki adalah terapi melakukan senam kaki dan manfaat yang
air hangat. Partisipan juga telah dirasakan setelah melakukan senam kaki.
mengetahui bila kaki terasa gatal tidak Hasil FGD pada siklus II, menunjukkan
partisipan mengeluhkan rasa pegal dan melakukan senam kaki. Mereka juga telah
nyeri di kaki pada saat bangun tidur. mempunyai persepsi yang positif mengenai
Dari hasil FGD pada siklus pertama manfaat perawatan kaki bagi penderita
memotong kuku, memilih alas kaki, pencegahan gerakan senam kaki meningkat.
cedera pada kaki, pengelolaan cedera awal pada Partisipan menilai gerakan senam kaki
kaki. Mereka telah mempraktekkan pengetahuan yang disarankan mudah dikerjakan dan
baru yang diterimanya. Partisipan masih dapat dilakukan setiap saat. Hasil
mengeluhkan gangguan kaki seperti kaki terasa observasi senam kaki, partisipan mampu
pegal dan terasa tepal untuk berjalan pada saat melakukan gerakan senam dengan baik
Hasil evaluasi pada siklus II, partisipan perawatan dan senam kaki semakin baik.
setelah merasakan perawatan kaki termasuk telah merasakan manfaat dari senam
siklus II dilakukan dengan FGD untuk senam kaki dapat mengurangi rasa pegal
7
4. Evaluasi Siklus III tersebut. Perawatan kaki masih tetap
Siklus III dilakukan untuk melakukan dijalankan walaupun waktu mandi lebih
melitus melakukan perawatan kaki. dengan baik. Hingga evaluasi siklus III,
dilakukan dengan melakukan kunjungan kaki dan dapat melakukan senam kaki
pada saat kunjungan rumah, penderita Dalam fase pengkajian, didapatkan hasil
diabetes melitus masih melakukan kegiatan penderita diabetes melitus tidak pernah
kegiatan evaluasi siklus III juga melakukan kaki. Informasi yang diterimanya hanyalah
wawancara mendalam terhadap partisipan informasi mengenai asupan gizi bagi penderita
dengan tujuan untuk mengevaluasi program diabetes melitus dan waktu pemeriksaan ulang.
pelatihan perawatan kaki bagi penderita DM. Hasil penelitian sebelumnya menyetakan pasien
perawatan kaki, karena telah merasakan Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil
mengenai perawatan kaki walaupun telah pemeriksaan kaki sebagai bagian dari perawatan
8
persepsinya terhadap suatu obyek6. Objek atau kesehatan yang lebih parah seperti amputasi
seseorang, maka semakin terbentuk persepsi Mereka tidak melakukan pemeriksaan kaki
orang tersebut mengenai objek atau peristiwa setiap hari. Pemeriksaan kaki hanya dilakukan
tersebut. Partisipan sebagain besar telah pada saat ada luka di kaki. Hal tersebut
menderita DM lebih dari 5 tahun, sehingga menunjukkan bahwa pemeriksaan kaki secara
perawatan selama ini yang dirasakan telah rutin tidak dilakukan oleh partisipan.
dipersepsikan sebagai perawatan yang benar. Pemeriksaan kaki secara rutin sangat
Keterbatasan informasi tersebut juga penting dilakukan oleh pasien diabetes melitus.
mempunyai persepsi perawatan kaki diabetik praktek mandiri yang efektif dan murah untuk
sama seperti perawatan kaki orang biasa mencegah komplikasi di kaki seperti Ulkus
mempunyai persepsi yang keliru mengenai Hasil penelitian lain menemukan 66,7%
perawatan kaki. Perawatan kaki yang selama ini pasien dengan ulkus kaki diabetes memiliki
dikerjakan sama seperti sebelum menderita kebiasaan buruk dalam melakukan pemeriksaan
diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian visual kaki rutin7. Sedangkan pasien tanpa ulkus
menunjukkan gejala yang sama yaitu perilaku kaki diabetes dalam penelitian ini yaitu sebesar 19
penderita diabetes melitus di RS PKU % saja yang termasuk kedalam kategori buruk
Muhammadiyah Yogyakarta mengenai perawatan pada aspek pemeriksaan visual kaki rutin. Hal ini
kaki kurang bagus7. Penelitian lain menyebutkan berarti, pasien diabetes melitus yang memiliki
pasien percaya bahwa diabetes tidak memerlukan kebiasaan buruk dalam pemeriksaan visual
pemeriksaan kaki secara teratur ketika tidak ada kakinya maka resiko kejadian Ulkus Kaki
luka di kaki mereka5. Persepsi yang kurang bagus Diabetesnya semakin besar.
mengenai perawatan kaki beresiko mengalami Kebersihan kaki yang dilakukan penderita
kejadian ulkus kaki diabetes. Kejadian ulkus kaki diabetes melitus sama seperti sebelum menderita
9
dan wudhu. Selama ini meraka tidak merasa kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Hasil
sehingga menjaga kebersihan seperti itu dianggap 71,43 % pasien diabetes melitus dengan ulkus
cukup. Bahkan mereka beranggapan bahwa kaki diabetes mempunyai kebiasaan buruk dalam
dengan berpasrah diri dan menjaga pola makan. Salah satu penyebab Ulkus adalah
Kebiasaan yang buruk dalam membersihkan kaki penggunaan alas kaki yang kurang tepat. Tekanan
berisiko terjadinya ulkus. Hasil penelitian di dan gesekan pada kaki yang berlangsung terus
Yogyakarta menemukan 95,2 % pasien diabetes menerus akan menyebabkan kerusakan jaringan
melitus dengan Ulkus Kaki Diabetes memiliki yang pada awalnya berupa pre ulkus berupa
kebiasaan membasuh, membersihkan kaki perdarahan didalam kalus, kulit yang melepuh,
untuk memotong kuku kaki. Cara memotong Hasil FGD pengkajian didapatkan bahwa
kuku yang dilakukannya seperti biasa. Cara sebagian partisipan telah menggunakan alas kaki
memotong kuku masih sama seperti sebelum yang nyaman dan tebal sebagai upaya
sakit diabetik serta memberi antiseptik jika luka. pencegahan luka di kaki. Hal tersebut berarti
merupakan sumber kuman, sehingga bila ada Hasil pengkajian menunjukkan sebagian dari
luka akan mudah terinfeksi, yang ditandai dengan mereka telah melakukan perawatan kaki, seperti
bengkak dan keluar cairan nanah9. Pemotongan skinboot. Perilaku tersebut untuk menghindari
kuku yang terlalu pendek akan melukai kulit luka namun mereka tidak memahami bahwa hal
disekelilingnya, pertumbuhan kuku kedalam tersebut merupakan bagian dari perawatan kaki
jaringan di sekitar kuku. Keadaan ini disebabkan Penderita diabetes melitus perlu mencegah
oleh perawatan kuku yang tidak tepat termasuk luka terutama di kaki karena kaki merupakan
10
organ tubuh yang rentan terluka pada penderita karenanya pada dalam pengembangan siklus
diabetes melitus. Penderita diabetes melitus bila I ditekankan untuk membangun persepsi
mengalami luka biasanya sulit untuk sembuh10. melalui pendidikan kesehatan perawatan kaki
Hal tersebut karena sistem kekebalan tubuh diabetik. Tujuan siklus I adalah
penurunan, sehingga bila terluka mudah diabetes melitus sehingga mereka akan
Luka pada penderita diabetes melitus perlu perawatan kaki dan mampu melakukan
dirawat dengan baik agar tidak terjadi infeksi dan perawatan kaki secara mandiri. Hal tersebut
menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Hasil dikarenakan pengetahuan merupakan faktor
antiseptik sebagai upaya penyembuhan luka di kemampuan seseorang melalui teknik praktik
kaki. Antiseptik dalam perawatan luka digunakan belajar atau instruksi dengan tujuan
Temuan pada fase pengkajian menunjukkan manusia baik secara individu, kelompok
bahwa perilaku penderita diabetes melitus kurang maupun masyarakat untuk meningkatkan
bagus dalam melakukan perawatan kaki. kesadaran akan nilai kesehatan sehingga
perawatan kaki menjadi salah satu hambatan bagi menjadi perilaku sehat13. Pendidikan
pasien dalam melaksanakan perawatan kaki2. kesehatan adalah pendidikan dan pelatihan
Hasil pengkajian ditemukan bahwa bagi pasien diabetes melitus yang bertujuan
perawatan kaki diabetik walaupun dalam tercapai kualitas hidup yang lebih baik.
perilaku kebiasaan sebagian dari partisipan Pendidikan kesehatan yang diberikan secara
11
keberhasilan pasien dalam melakukan melitus pasien Klinik Pratama 24 jam
diabetes melitus mengacu pada NDEP dan disampaikan oleh seorang pembicara di
Indian Health Diabetes Best Practice diantaranya depan sekelompok pendengar. Metode ini
: memeriksa kondisi kaki setiap hari, menjaga dipergunakan jika berada dalam kondisi
kebersihan kaki setiap hari, memotong kuku waktu untuk penyampaian informasi
yang baik dan benar, memilih alas kaki yang terbatas, orang yang mendengar sudah
pengelolaan cedera awal pada kaki15,16. Paket gambar dalam kata-kata; kelompok terlalu
edukasi penderita diabetis mellitus perlu besar untuk menggunakan metode lain; ingin
diberikan yaitu pengetahuan dan menambah atau menekankan apa yang sudah
seperti foot hygiene, perawatan kalus, mengantarkan suatu pelajaran atau aktivitas
pencegahan luka, serta identifikasi dan dan sasaran dapat memahami kata-kata yang
dengan metode ceramah dan pembagian ceramah pada penderita diabetes melitus
leaflet. Metode ceramah dipilih karena pasien Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY
keterbatasan waktu untuk menyampaikan dan menggunakan media cetak leaflet. Media
promosi kesehatan pada penderita diabetes cetak mempunyai kelebihan antara lain
Firdaus UMY mempunyai agenda rutin perpaduan tulisan dan gambar, serta dapat
12
Persepsi sebagai proses di mana luka. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
menginterpretasikan sensasi yang dirasakan “Mungkin kaki kering, pecah-pecah kulitnya, itu
dengan tujuan untuk memberi makna tanda mau ada luka harus diwaspadai” (P2, F2,
persepsi yang dilakukan adalah dengan Pada dasarnya luka di kaki dapat
perawatan kaki pada siklus I pendidikan satu penyebab luka adalah gesekan, sehingga
kesehatan perawatan kaki sangat penting penggunaan alas kaki perlu diperhatikan.
dilakukan untuk memperbaiki pengetahuan Kaki yang terluka pada penderita diabetes
dan kemampuan perawatan kaki pasien melitus harus segera ditangani agar tidak
diabetes melitus secara mandiri khususnya semakin parah. Penanganan sementara kaki
diabetes melitus tipe 2 yang lebih beresiko yang terluka dengan antiseptik. Untuk
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hand body lotion. Pelembab berfungsi untuk
berkaitan dengan perawatan kaki persepsi Gangguan di kaki yang dialami penderita
partisipan meningkat. Partisipan memahami diabetes melitus selain luka dapat berupa
bahwa luka pada kaki biasanya disebabkan rasa nyeri. Salah satu alternatif yang
karena pemakaian alas kaki yang kurang diberikan dalam pendidikan kesehatan
tepat, sehingga kaki sering terluka akibat perawatan kaki adalah terapi air hangat.
gesekan dengan alas kaki. Partisipan telah Hasil evaluasi siklus I didapatkan bahwa
Penderita diabetes melitus menyebutkan luka di kaki, termasuk cara memotong kuku
bahwa kaki kering merupakan tanda-tanda menjaga kebersihan kaki. Penderita diabetes
kaki akan terluka sehingga kaki pecah-pecah melitus mulai menganggap bahwa perawatan
harus diwaspadai karena dapat menimbulkan kaki menjadi penting. Penderita diabetes
13
melitus juga mulai melakukan perawatan kaki hiperglikemia1. Kadar glukosa dalam darah
sesuai dengan penyuluhan dan leaflet yang dapat diminimalkan dengan melakukan
diterimanya. Pengetahuan yang baik memiliki aktifitas yang terkendali, seperti senam kaki
praktik perawatan kaki yang baik20. Klien diabetik. Kaki yang rentan terhadap luka
diabetes melitus tipe 2 yang berpengetahuan yang ditandai penurunan nilai ABI dapat
baik memiliki peluang praktik perawatan kaki dilakukan terapi mulai dari terapi suportif
yang baik dibandingkan dengan klien sebagai tindakan primer salah satunya adalah
diabetes melitus tipe 2 yang kurang dengan melakukan senam kaki21. Senam kaki
perawatan yang baik pula dimana kebiasaan misalnya saat menonton TV22. Oleh
terbentuk oleh pengetahuan yang dimiliki karenanya, pada Siklus II, peneliti
luka penting dilakukan karena luka kecil pada memperkuat otot kecil kaki dan mencegah
penderita diabetes melitus dapat berakibat terjadinya kelainan bentuk kaki sehingga
fatal. Luka pada penderita diabetes melitus resiko terjadi Ulkus Diabetes dapat dicegah9.
seperti kaki terasa pegal dan terasa tebal kelompok untuk memecahkan masalah
untuk berjalan pada saat bangun tidur. mengenai perawatan kaki secara bersama-
Keluhan yang lain adalah kaki kesemutan sama. Demonstrasi dipilih sebagai strategi
ketika duduk terlalu lama. Hal tersebut pembelajaran senam. Hasil evaluasi siklus II
dikarenakan sirkulasi darah di kaki kurang menunjukkan bahwa partisipan telah mampu
lancar. Keluhan tersebut disebabkan oleh melakukan senam kaki sebagai upaya
14
Pasien diabetes melitus yang melakukan Manfaat senam kaki diabetik merupakan
senam kaki akan terjadi pergerakan tungkai kepentingan penderita diabetes melitus.
tungkai dan menekan vena di sekitar otot Hasil observasi menunjukan bahwa
tersebut23. Hal ini akan mendorong darah ke semua partisipan masih mengerjakan
arah jantung dan tekanan vena akan perawatan kaki. Kondisi kaki juga lebih baik,
menurun, mekanisme ini yang dikenal seperti selalu kuku tidak panjang dan bersih,
dengan pompa vena. Mekanisme ini akan memeriksa kaki pada saat mandi. Hasil
bagian kaki dan memperbaiki sirkulasi darah. didapatkan partisipan mempunyai persepsi
bahwa senam kaki dapat meningkatkan Hasil penelitian juga ini menunjukkan
partisipan telah mampu mengerjakan senam menjalani perawatan kaki. Hal tersebut yeng
kaki dengan benar. Hal tersebut dikarenakan memotivasi partisipan untuk tetap
gerakan senam kaki tidak sulit atau mudah. menjalankan perawatan kaki diabetik setiap
rasa pegal atau kesemutan di kaki. penyerapan terhadap rangsang atau objek
Senam kaki diabetes masih belum dari luar individu25. Rangsangan tersebut
dari proses pembelajaran senam diabetik ini terhadap suatu obyek melalui kesan dalam
dapat bermanfaat ganda karena partisipan otak dan melakukan evaluasi. Dalam
dapat promosi senam kaki diabetes kepada melakukan evaluasi terjadi proses
kegiatan sehari-hari24. Salah satu faktor yang diperoleh tersebut dengan kriteria atau
15
subjektif. Salah satu kriteria atau norma yang mempengaruhi kemampuan individu dalam
adalah manfaat yang dirasakan. Peristiwa Perawatan kaki yang efektif mampu
atau obyek akan dianggap positif bila memutus resiko ulkus menjadi amputasi.
individu telah merasakan manfaat dari obyek Hasil penelitian lain juga mengungkapkan
Dampak dari persepsi yang baik tentang perawatan kaki menjadi salahsatu
rekomendasi perawatan kaki diabetes melitus melitus tipe 2 yang sangat beresiko untuk
Pasien yang diberikan pendidikan kesehatan Penelitian lain menyatakan bahwa peran
kepatuhan yang lebih baik dengan perawatan tentang perawatan kaki29. Pengetahuan
kaki rutin, peningkatan kepuasan dengan tentang perawatan kaki yang tepat secara
perawatan kaki, dan penurunan jumlah positif sangat dipengaruhi oleh pendidikan
menjelaskan edukasi yang tepat dalam merawat kaki sehingga dapat mengurangi
perawatan kaki dan penanganan awal resiko terjadinya komplikasi pada kaki.
diharapkan mampu mencegah infeksi kaki27. Pendidikan juga merupakan aspek status
Dengan adanya perubahan perilaku yang sosial yang sangat berhubungan dengan
dilakukan pasien secara terus menerus dapat status kesehatan karena pendidikan penting
16
perilaku seseorang. Perilaku perawatan kaki, mengontrol kadar glukosa darah sehingga
kepercayaan diri dan pengetahuan pasien tingkat penerimaan pasien terhadap penyakit
serta keluarga dengan penyakit diabetes menjadi lebih baik yang berakibat pada
dapat mencegah terjadinya ulkus kaki Pasien yang patuh melakukan perawatan
perilaku dari perilaku yang tidak mentaati pada siklus III, pasien patuh melakukan
langgeng dibanding perilaku yang tidak diabetes melitus mempunyai persepsi bahwa
merupakan titik tolak terjadinya perubahan sama dengan orang nomal sehingga belum
perilaku seseorang yang akan mempengaruhi melakukan perawatan kaki secara khusus,
kurang merupakan salah satu faktor yang kaki kepada penderita diabetes melitus.
yang mempunyai pengetahuan yang rendah 2. Pendidikan kesehatan perawatan kaki pada
cenderung sulit untuk mengikuti anjuran dari penderita diabetes melitus terdiri dari 3
pengetahuan yang baik yang didapat melalui a. Setelah mendapatkan edukasi dan
edukasi dan sugesti yang baik dari diri pasien menjalankan perawatan kaki pada siklus
17
perawatan kaki karena mengetahui cara people with type 2 diabetes in Tehran, Iran.
Primary Care Diabetes 3(2), 73-77.
perawatan kaki.
3. Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin.
b. Pasien diabetes melitus merasakan (2005). Fundamentals of Nursing (4th Ed.).
Philadelphia: Mosby Elsevier.
gangguan di kaki seperti kesemutan,
4. Guell and unwin (2015) “ Barriers to diabetic
pegal dan nyeri di kaki berkurang setelah foot care in a developing country with a high
incidence of diabetes related amputations:
menjalani senam kaki pada siklus II. anexploratory qualitative interview study”
Journal BMC Health Services Research (2015).
c. Pada Siklus III, partisipan patuh 15(1), 1.
1. Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY dapat 7. Dewi A (2007). Hubungan Aspek-aspek
Perawatan Kaki Diabetes dengan Kejadian
mengembangkan program pelayanan bagi Ulkus Kaki Diabetes pada Pasien Diabetes
Mellitus. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/
penderita diabetes melitus tipe 2 dan Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
mengembangkan edukasi perawatan kaki Journal Mutiara Medika.
bagi penderita diabetes melitus tipe 2dalam 8. Hosler,A.S.& Melnik,T.A. (2005). Language
And Others Factors Assosiated With Foot
program pelayanan tersebut. Self Management Among Puerto Ricans With
Diabetes In New York City. The Diabetes
2. Bagi perawat disarankan untuk melakukan Educator, 31( 3): 418-426.
18
12. Robbins, Stephen P.(2006). Perilaku Organisasi. 23. Guyton & Hall. (2007). Fisiologi Kedokteran,
Edisi kesepuluh. Jakarta: PTIndeks Edisi 11. Jakarta: EGC.
Kelompok Gramedia
24. Wahyuni, T.D. (2013). Ankle Brachial Index
13. Muninjaya, A.A.G. (2004) Manajemen (ABI) Sesudah Senam Kaki Diabetes Pada
Kesehatan. Edisi II. Jakarta : Penerbit Buku Penderita Diabetes Melitus tipe 2, Journal
Kedokteran EGC. KeperawatanUMM. 4(2), 143-151
14. Hokkam, EN. (2009). Assesment of Risk 25. Walgito, B. (2001). Pengantar Psikologi Umum.
Factors in Diabetic Foot Ulceration and Yogyakarta: Andi Offset.
Their Impact on the Outcome of the Disease.
PrimaryCare Diabetes 3 (2009) 219-224. 26. Tovar, E G (2007) . Relationship Between
Psychosocial Factor and Adherence to Diet
15. National Diabetes Education Program and Exercise in Adult With Type 2 Diabetes:
(NDEP).(2009). Feet Can Last a Lifetime. A Test Of a Theoretical Model. The University of
.www.ndep.nih.gov/media/feet_HCGuide.pd Texas Medical Branch
f
27. Black, J.M & Hawks, J.H (2009). Medical
16. Indian Health Diabetes Best Practices. (2011). Surgical Nursing Clinical Managemen for Positive
Foot Care. Indian Health Service Division Of Outcome (8 ed). Singapore : Elsevier Pte Ltd
Diabetes Treatment and Prevention. Available
http://www.ihs.gov/MedicalPrograms/Diabetes/H 28. Khamseh, M.E., Vatankah, N., Baradaran,
omeDocs/Tools/BestPractices/2011_BP_FootCare H.R. (2007). Knowledge and practice of
_508c.pdf foot care in Iranian people with type 2
diabetes. International Wound Journal, 4(4),
17. Frykberg, R. G. (2000). Diabetic Foot 298-302.
Disorders A Clinical Practice Guideline.
American College of Foot and Ankle Surgery. 29. Hasnain, S. & Sheikh, H.S (2009)
The Journal Of Foot & Ankle Surgery, 5(5), 1-68. Knowledge and Practice Regarding Foot
Care In Diabetic Patiens Visiting Diabetic
18. Ewles, L and Simnett, I., 1994; Promosi Clinic In Jinnah Hospital Lahore. Journal
Kesehatan, Petunjuk Praktis. Edisi Kedua. Pakistan Medical Assosiation, 59(10), 659-687.
Yogyakarta: UGM Press.
30. Windani, M.S (2012). Pengaruh perawatan Kaki
19. Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Berbasis Keluarga Terhadap Perilaku Perawatan
PT Raja Grafindo Persada. Kaki Pasien Diabetes Mellitus Pada pasien Diabetes
Mellitus Type 2 di Kota Bandung. Tesis,
20. Desalu, O.O, Salawu, F.K, Jimoh, A.K., Universitas Padjajaran Bandung
Adekoya, A.O., Busari, A.O., & Olokaba, A.B
(2011). Diabetic Foot Care : Self Reported 31. Notoatmodjo, S., 2003; Pendidikan dan
Knowledge and Practice among Patient Att Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
ending There Tertiary Hospital in Nigeria.
Ghana medical Journal, 45 (2), 60- 65. 32. Basuki, E (2009). Teknik Penyuluhan Diabetes
Mellitus dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
21. Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang., Alwi, Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Idrus., Marcellus., Simadibrata., Setiati, Siti.,
(2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1 33. Callaghan, G.M. (2007). Improving Diabetes
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Self-Management Through Acceptance,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Mindfulness, and Values: A Randomized
Controlled Trial. Journal of Consulting and
22. Soegondo, S. (2009). Penatalaksanaan diabetes Clinical Psychology, 75(2), 336-343, Copyright
melitus terpadu. Jakarta: Pusat diabetes dan lipid 2007 by the American Psychological
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dan Association.
FKUI, bekerjasama dengan WHO dan
Kementrian kesehatan RI.
19