Anda di halaman 1dari 24

UPAYA PENINGKATAN PERSEPSI PERAWATAN KAKI

PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 : ACTION RESEARCH


DI KLINIK PRATAMA 24 JAM FIRDAUS UMY

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat Magister


Keperawatan pada Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

SUIB
20121050005

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i
LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Publikasi

UPAYA PENINGKATAN PERSEPSI PERAWATAN KAKI


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 : ACTION RESEARCH
DI KLINIK PRATAMA 24 JAM FIRDAUS UMY

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal:


23 Desember 2016

Oleh :
SUIB
20121050005

Penguji

Dr. dr. Arlina Dewi,M.Kes. AAK (...............................)

Novita Kurnia Sari, S.Kep.,Ns., M.Kep. (................................)

Azizah Khoiriyati, S.Kep.,Ns., M.Kep. (................................)

Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Keperawatan
Program pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(Fitri Arofiati, S.Kep.,Ns.,MAN.,Ph.D)

ii
PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing tesis mahasiswa Program Magister Keperawatan
Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta:
Nama : SUIB
NIM : 20121050005
Judul : Upaya Peningkatan Persepsi Perawatan Kaki Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2: Action Research di Klinik Pratama 24 Jam Firdaus
UMY

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan
dipublikasi dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum

Yogyakarta, 23 Desember 2016

Pembimbing I Mahasiswa

Dr. dr. Arlina Dewi, M.Kes. AAK Suib

Pembimbing II

Novita kurnia Sari, S.Kep.Ns.,M.Kep

iii
Upaya peningkatan persepsi perawatan kaki pasien Diabetes Melitus tipe 2: Action Research
di Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY

Suib1, Arlina Dewi2, Novita Kurnia Sari3, Yuni Permatasari Istanti3

ABSTRAK

Latar Belakang Masalah. Pasien diabetes melitus jarang mendapatkan edukasi kesehatan mengenai perawatan
kaki dari layanan kesehatannya, sehingga mempunyai persepsi bahwa perawatan kaki tidak dibutuhkan oleh pasien
diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan persepsi perawatan kaki pasien diabetes melitus
tipe 2 di Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY. Metode Penelitian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
desain action research, yang terdiri dari 3 siklus. Subyek penelitian ini adalah pasien penderita diabetes melitus tipe 2
Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY sebanyak 6 orang. Hasil Penelitian. Sebelum mendapat intervensi, pasien
diabetes melitus mempunyai persepsi bahwa perawatan kaki tidak dibutuhkan oleh pasien diabetes melitus dan belum
melakukan perawatan kaki secara khusus, akibat kurang informasi tentang perawatan kaki. Perawatan kaki yang
dilakukan selama ini sama seperti perawatan kaki orang sehat. Setelah mendapatkan edukasi dan menjalankan
perawatan kaki pada siklus I, pasien diabetes melitus berpersepsi bahwa perawatan kaki itu penting. Pasien diabetes
melitus merasakan gangguan di kaki seperti kesemutan, pegal dan nyeri di kaki berkurang setelah menjalani senam
kaki pada siklus II. Hingga evaluasi siklus III pasien diabetes melitus masih menjalankan perawatan kaki.
Perawatan kaki telah menjadi rutinitas setiap hari karena telah merasakan manfaatnya. Kesimpulan. Berdasarkan
analisis terhadap hasil Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara pada penderita diabetes melitus tipe 2
didapatkan hasil bahwa Pelatihan perawatan kaki bagi penderita diabetes melitus tipe 2 dapat meningkatkan persepsi
mengenai pentingnya perawatan kaki dan bermanfaat sehingga mereka tetap patuh mengerjakan perawatan kakinya.

Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Diabetes Melitus, Perawatan Kaki

¹Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


2Dosen Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

iv
ENHANCING PATIEN’S PERCEPTION ON DIABETIC FOOT CARE IN DIABETIC
MELLITUS TYPE 2 : ACTION RESEARCH IN THE FIRDAUS PRIMARY CLINIC UMY

Suib1, Arlina Dewi2, Novita Kurnia Sari3, Yuni Permatasari Istanti3

ABSTRAK

Background: Diabetic Mellitus (DM) patient rarely to obtain health education related foot care from the health
services, therefore patients perceived that DM foot care is unnecessary. This study was aimed to enhance the patient’s
perception on Diabetic foot care in DM type 2 in the Firdaus Primary Clinic Muhammadiyah University of Yogyakarta
(UMY). Methods: Qualitative study with action research design which composed three cycles was applied to frame this
study. Six of DM type 2 clients in the Firdaus Primary Clinic Muhammadiyah University of Yogyakarta (UMY) were
selected to participate as respondents in this research.Findings: Before received intervention, DM patients were assumed
that foot care was not being required and has not performed special foot care yet. This might happen because insufficient
information related the diabetic foot care.DM type 2 client have perceived that diabetic foot care was the same treatment
like healthy people have. After received intervention and perform the foot care at the first cycle, the DM patients were
perceived that foot care is important. They felt some foot disorder such as numb, aches and pain were decreased after
performing the foot care at the second stage. Moreover, at the third cycle evaluation’s patients still conducting the foot care.
Furthermore, diabetic foot care has become daily activity because they felt the advantages. Conclusion: Based on the
Focus Group Discussion (FGD) analysis and interview with the DM type 2 patients found that the diabetic foot care
training could improve perception related the importance and beneficence of foot care so that patients keep performing the
foot care.

Key Words: Health education, Diabetic Mellitus, Foot care

1Master of Nursing Students, Universitas of Muhammadiyah Yogyakarta


2Lecture Master of Hospital Management, Universitas of Muhammadiyah Yogyakarta
3Lecture Master of Nursing, Universitas of Muhammadiyah Yogyakarta
3Lecture Master of Nursing, Universitas of Muhammadiyah Yogyakarta

v
Pendahuluan mempunyai resiko 15% terjadinya ulkus kaki

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah diabetik pada masa hidupnya dan resiko

satu penyakit kronik yang terjadi diseluruh terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar

negara di dunia, dan terus menerus mengalami 70%.

peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke Sebagian besar kejadian ulkus diabetik akan

tahun. Diabetes melitus dapat menyebabkan berakhir dengan amputasi dan akan

komplikasi yang bersifat jangka pendek dan mengakibatkan dampak negatif terhadap

jangka panjang. Komplikasi jangka pendek pada kelangsungan hidup individu. Sebanyak 50% dari

diabetes yaitu hipoglikemia, ketoasidosis diabetik kasus-kasus amputasi diperkirakan dapat dicegah

dan koma hiperglikemik hiper osmoler non bila pasien diajarkan tindakan preventif untuk

ketonik (HHNK). Komplikasi jangka panjang merawat kaki dan mempraktikannya setiap hari2.

yang sering ditemukan yaitu penyakit Perawatan kaki yang terus-menerus dapat

makrovaskuler, penyakit mikrovaskuler, mencegah terjadinya ulkus dan amputasi jari,

neuropati dan ulkus pada kaki1. namun penelitian menunjukkan bahwa pasien

Ulkus kaki pada diabetes dapat melebar dan tidak mempelajari perawatan kaki dengan tepat3.

cenderung lama sembuh akibat adanya infeksi. Berdasarkan uraian latar belakang diatas,

Kadar gula dalam darah yang tinggi merupakan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini

makanan bagi kuman untuk berkembang biak adalah Bagaimana upaya peningkatan persepsi

dan mengakibatkan infeksi bertambah buruk. perawatan kaki pasien diabetes melitus tipe 2:

Infeksi yang semakin memburuk dan tidak segera Action Research di Klinik Pratama 24 jam Firdaus

ditangani dapat menimbulkan gangren. Amputasi UMY. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk

diperlukan untuk mencegah gangren tidak mengetahui persepsi perawatan kaki pasien

meluas1. diabetes melitus di Klinik Pratama 24 jam

Salah satu upaya preventif pada pasien Firdaus UMY sebelum dan sesudah dilakukan

diabetes melitus yang sudah mengidap penyulit intervensi tentang perawatan kaki.

menahun adalah keterampilan perawatan kaki Metode

untuk mengurangi terjadinya komplikasi ulkus Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan

kaki diabetik. Penderita diabetes melitus tipe 2 desain action research (penelitian tindakan). Data

1
dikumpulkan dengan metode Focus Group walaupun telah lama menderita diabetes

Discussion (FGD) dan wawancara mendalam serta melitus. Informasi yang paling sering

observasi. Jumlah partisipan sebanyak 6 orang didapatkan pasien diabetes melitus

mereka adalah pasien DM tipe 2 di Klinik hanya informasi berkaitan dengan

Pratama 24 jam Firdaus UMY dengan jumlah asupan gizi untuk penderita diabetes

patisipan sebanyak 6 pasien. melitus serta waktu pemeriksaan

Hasil Penelitian ulang/kontrol. Hal tersebut

1. Pre Siklus menyebabkan mereka hanya memahami

Hasil analisis Focus Group Discussion mengenai masalah gizi, sedangkan

(FGD) dengan partisipan secara semi masalah perawatan kaki bahkan tentang

struktur, memfokuskan pada topik yaitu penyakit diabetes melitus pun belum

persepsi pasien terhadap perawatan kaki: mereka pahami. Percakapan pasien

Memeriksa kaki, kebersihan kaki, perawatan dibawah ini mengilustrasikan penderita

kuku, pemilihan alas kaki, pencegahan cedera diabetes melitus tidak pernah

pada kaki, pengelolaan awal cedera pada mendapatkan informasi tentang

kaki. perawatan kaki.

Assessment dilakukan untuk menggali “Kalau perawatan kaki dan sebagainya belum

pengetahuan dan persepsi penderita diabetes pernah, kalau faktor makan atau gizi dan

melitus mengenai perawatan kaki. Informasi kapan harus periksa itu sering...” (P1, F1, 3)

yang digali berkaitan dengan informasi b. Perilaku Perawatan Kaki

mengenai cara memeriksa kaki, kebersihan Penderita diabetes melitus

kaki, perawatan kuku, pemilihan alas kaki, mempunyai persepsi yang keliru

pencegahan cedera pada kaki, pengelolaan mengenai perawatan kaki. Sebagian dari

awal cedera pada kaki. mereka telah melakukan perawatan kaki,

a. Informasi Perawatan Kaki seperti menggunakan pelembab,

Selama ini, penderita diabetes menggunakan skinboot untuk

melitus tidak pernah mendapatkan menghindari luka dan menggunakan

informasi tentang perawatan kaki, antiseptik sebagai upaya penyembuhan

2
luka di kaki, namun mereka tidak penderita diabetes melitus sama seperti

memahami konsep perawatan kaki. sebelum menderita diabetes melitus.

Persepsi yang keliru tersebut Penderita diabetes melitus

dikarenakan selama ini mereka merasa membersihkan kaki dengan mandi

tidak mempunyai masalah dengan kaki seperti biasa dan wudhu. Selama ini

dan tidak ada informasi mengenai meraka tidak merasa mempunyai

perawatan kaki. Bila ada luka cukup masalah dengan perawatan kaki,

diobati dengan antiseptik dan sembuh. sehingga menjaga kebersihan seperti itu

Mereka berpandangan bahwa luka di dianggap cukup. Bahkan mereka

kaki cepat kering. beranggapan bahwa menjaga kebersihan

c. Memeriksa Kondisi Kaki kaki tidak dibutuhkan, cukup dengan

Penderita diabetes melitus tidak berpasrah diri dan menjaga pola makan.

pernah memeriksa kondisi kaki secara Untuk mengatasi kulit kaki yang kering

teratur. Pemeriksaan kaki hanya penderita diabetes melitus menggunakan

dilakukan pada saat ada luka di kaki. handbody lotion.

Percakapan pasien dibawah ini “Kadang kita tidak butuh membersihkan

mengilustrasikan penderita diabetes kaki, hati kita kan memikirkan sakit DM,

melitus tidak pernah memeriksa kondisi biasa juga pola makan” (P1, F1, 33)

kaki. e. Memotong Kuku

“Kalau saya Kalau tidak ada luka ya tidak Penderita diabetes melitus juga

saya periksa...” (P2, F1, 13) tidak mempunyai cara khusus untuk

d. Menjaga Kebersihan Kaki memotong kuku kaki. Cara memotong

Penderita diabetes melitus tidak kuku yang dilakukannya seperti biasa,

mempunyai kebiasaan untuk menjaga kecuali penderita diabetes melitus yang

kebersihan kaki secara khusus karena kebetulan berperut gendut sehingga

persepsi yang keliru mengenai perawatan tidak mampu memotong kuku kakinya

kaki dengan menjaga kebersihan kaki. sendiri. Penderita diabetes melitus yang

Kebersihan kaki yang dilakukan berperut gendut biasanya meminta

3
tolong orang lain untuk memotong kuku g. Pencegahan cedera pada kaki

kakinya. Percakapan penderita diabetes Penderita diabetes melitus

melitus yang mengilustrasikan mengenai menganganggap kalau kaki tidak ada

kebiasaan memotong kuku partisipan masalah tidak perlu memeriksakan kaki

selama ini. pada saat kontrol, apabila kulit gatal

“Saya dari kecil sampai tua itu potong kuku biasanya digaruk.

biasa-biasa aja” (P1, F1, 42) “Kaki saya pernah gatal saya garuk seperti

f. Pemilihan Alas Kaki biasa...” (P2, F1, 56)

Kenyamanan adalah faktor utama h. Pengelolaan awal cedera pada kaki

penderita diabetes melitus memilih alas Penderita diabetes melitus, bila

kaki. Kenyamanan yang dimaksud terluka hanya melakukan perawatan

mereka adalah ukuran alas kaki pas. Alas dengan anti septik. Mereka menganggap

kaki dengan ukuran yang tepat lukanya cepat kering, sehingga

menyebabkan kenyaman ketika perawatan tersebut dinilai sudah cukup.

digunakan. Kulit sepatu yang tebal juga Bila luka yang diderita cukup parah,

menjadi alasan memilih alas kaki. Alas partisipan memilih mencari pertolongan

kaki dengan kulit yang tebal berfungsi ke dokter. Selain itu, penderita diabetes

sebagai pelindung kaki agar tidak mudah melitus telah mempunyai cara perawatan

terluka. luka pada kaki yaitu dengan

Partisipan juga menggunakan alat terapi menghindarkan luka dari air. Keluhan

berupa sandal kesehatan. Alas kaki pasien diabetes melitus hanyalah bekas

tersebut digunakan sebagai alat luka yang sulit hilang, bahkan kadang

pemijatan refleksi, yang diharapkan menjadi plek hitam. Kulit kering menjadi

dapat mengurangi dampak penyakit problema bagi penderita DM.

diabetes melitus. “Selama saya kena ini 12 tahun kalau ada

“Kalau saya ya biasa aja yang penting nyaman luka dikasih betadine, setalah itu saya tutup

dipakai, menyesuaikan ukuran kaki aja ... “ pakai hansaflas” (P1, F1, 61)

(P4, F1, 52)

4
Dari hasil Assessment dapat pendidikan kesehatan perawatan kaki bagi

disimpulkan bahwa selama ini penderita penderita diabetes melitus. Evaluasi siklus I

diabetes melitus belum pernah dilakukan dengan cara FGD.

mendapatkan informasi tentang a. Penyebab Gangguan di Kaki

perawatan kaki. Informasi yang Partisipan telah mengetahui

didapatkannya hanya mengenai pola penyebab dan tanda-tanda gangguan di

minum obat dan asupan makanan dan kaki. Penyebab gangguan di kaki yang

waktu kunjungan ulang ke layanan dapat menyebabkan luka adalah gesekan

kesehatan. Penderita diabetes melitus kaki dengan benda keras, kaki terkena

juga tidak berupaya untuk mencari benda agak tajam. Hal tersebut

informasi mengenai perawatan kaki, dikarenakan berjalan di luar rumah tanpa

karena mereka tidak mengetahui bahwa alas kaki. Menurut partisipan, tanda

perawatan kaki bagi penderita DM gangguan di kaki yang perlu diwaspadai

sangat penting. adalah kesemutan, mati rasa, kulit kaki

Hasil temuan identifikasi masalah kering dan pecah-pecah. Peningkatan

tersebut ditindaklanjuti dengan pengetahuan mengenai tanda dan

melakukan pendidikan kesehatan yang penyebab cidera pada kaki diharapkan

berkaitan dengan perawatan kaki. partisipan dapat berhati-hati dan

Adapun materi yang disampaikan dalam berupaya mencegah terjadi resiko cidera

siklus I pelatihan perawatan kaki pada kaki. Partisipan masih berpersepsi

berkaitan dengan: Memeriksa kaki, bahwa ciri penderita DM adalah

kebersihan kaki, perawatan kuku, mempunyai kaki yang menghitam atau

pemilihan alas kaki, penyebab cedera bila terluka akan meninggalkan bekas

pada kaki, pengelolaan awal cedera pada luka yang menghitam dan tidak dapat

kaki. pulih seperti sedia kala.

2. Evaluasi Siklus I b. Pemeriksaan Kaki

Evaluasi siklus I dilakukan pada minggu Partisipan telah mengetahui cara

kedua satu minggu setelah dilakukan memeriksa kondisi kaki. Kaki harus

5
diperiksa secara teratur walaupun tidak sehingga mudah untuk dipotong. Alat

ada luka dan kaki harus diperiksa setiap yang digunakan untuk memotong kuku

hari. Pemeriksaan kaki dilakukan bukan gunting namun pemotong kuku.

partisipan sambil membersihkan semua Cara memotong kuku sejajar dengan

bagian kaki. Partisipan beranggapan kuku dan tidak terlalu dalam.

bahwa pemeriksaan kaki tidak sulit. e. Memilih alas kaki

Informasi pemeriksaan kaki merupakan Partisipan telah mengetahui bahwa

pengetahuan baru bagi partisipan. tidak hanya sekedar kenyamanan yang

c. Menjaga kebersihan kaki menjadi faktor utama dalam memilih

Partisipan telah mengetahui bahwa alas kaki, Penggunaan alas kaki sebagai

kebersihan kaki merupakan pencegahan upaya untuk mencegah tergores benda

dan penanganan luka yang utama. Setiap tajam atau gesekan dengan benda keras.

hari pada saat mandi, partisipan Kulit sepatu yang tebal dan lembut juga

membersihkan kaki dan memeriksa menjadi alasan memilih alas kaki untuk

kakinya. Kebersihan kaki hingga di sela- mengurangi gesekan dengan kaki yang

sela jari, kaki direndam menggunakan air berakibat cidera pada kaki. Untuk

hangat. Cara mengetahui kehangatan air menghindari Alas kaki dengan kulit yang

dengan menggunakan siku. tebal berfungsi sebagai pelindung kaki

d. Memotong kuku agar tidak mudah terluka. Kaos kaki

Partisipan telah mengetahui bahwa harus diganti setiap hari.

kuku yang panjang berisiko f. Perawatan Sementara Cidera pada

menimbulkan luka, sehingga harus rajin Kaki

potong kuku. Partisipan tidak menyadari Penanganan sementara kaki yang

sebelumnya bahwa kuku yang panjang terluka menggunakan anti septik, bila

berisiko menimbulkan luka. Kuku luka tak kunjung sembuh harus dibawa

terlihat panjang harus segera dipotong. ke dokter. Cidera pada kaki bisa juga

Waktu yang baik untuk memotong kuku berupa rasa nyeri. Salah satu alternatif

yaitu setelah mandi karena kuku lunak, yang diberikan dalam pendidikan

6
kesehatan perawatan kaki adalah terapi melakukan senam kaki dan manfaat yang

air hangat. Partisipan juga telah dirasakan setelah melakukan senam kaki.

mengetahui bila kaki terasa gatal tidak Hasil FGD pada siklus II, menunjukkan

boleh digaruk. Partisipan telah bahwa partisipan telah menerapkan

mengetahui penanganan sementara perawatan kaki sesuai dengan pendidikan

gangguan di kaki tersebut, namun kesehatan yang telah diterimanya termasuk

partisipan mengeluhkan rasa pegal dan melakukan senam kaki. Mereka juga telah

nyeri di kaki pada saat bangun tidur. mempunyai persepsi yang positif mengenai

Dari hasil FGD pada siklus pertama manfaat perawatan kaki bagi penderita

didapatkan bahwa partisipan telah mengetahui diabetes melitus, termasuk senam.

perawatan kaki berkaitan dengan pemeriksaan a. Gerakan Senam

kondisi kaki, menjaga kebersihan kaki, Pengetahuan partisipan mengenai

memotong kuku, memilih alas kaki, pencegahan gerakan senam kaki meningkat.

cedera pada kaki, pengelolaan cedera awal pada Partisipan menilai gerakan senam kaki

kaki. Mereka telah mempraktekkan pengetahuan yang disarankan mudah dikerjakan dan

baru yang diterimanya. Partisipan masih dapat dilakukan setiap saat. Hasil

mengeluhkan gangguan kaki seperti kaki terasa observasi senam kaki, partisipan mampu

pegal dan terasa tepal untuk berjalan pada saat melakukan gerakan senam dengan baik

bangun tidur. Keluhan yang lain adalah kaki dan benar.

kesemutan ketika duduk terlalu lama. b. Manfaat Senam

3. Evaluasi Siklus II Persepsi partisipan mengenai

Hasil evaluasi pada siklus II, partisipan perawatan dan senam kaki semakin baik.

semakin memahami manfaat perawatan kaki Hal tersebut dikarenakan Partisipan

setelah merasakan perawatan kaki termasuk telah merasakan manfaat dari senam

mengerjakan senam kaki. Evaluasi pada kaki. Partisipan berpandangan bahwa

siklus II dilakukan dengan FGD untuk senam kaki dapat mengurangi rasa pegal

mengetahui kemampuanm partisipan atau kesemutan di kaki.

7
4. Evaluasi Siklus III tersebut. Perawatan kaki masih tetap

Siklus III dilakukan untuk melakukan dijalankan walaupun waktu mandi lebih

monitoring rutinitas penderita diabetes lama karena harus memeriksa kaki

melitus melakukan perawatan kaki. dengan baik. Hingga evaluasi siklus III,

Pemantauan perilaku perawatan kaki partisipan masih menjalani perawatan

dilakukan dengan melakukan kunjungan kaki dan dapat melakukan senam kaki

rumah. Kunjungan rumah dilakukan setelah dengan benar.

2 minggu kegiatan siklus II. Hasil observasi Pembahasan

pada saat kunjungan rumah, penderita Dalam fase pengkajian, didapatkan hasil

diabetes melitus masih melakukan kegiatan penderita diabetes melitus tidak pernah

perawatan kaki. Selain melakukan observasi, mendapatkan informasi mengenai perawatan

kegiatan evaluasi siklus III juga melakukan kaki. Informasi yang diterimanya hanyalah

wawancara mendalam terhadap partisipan informasi mengenai asupan gizi bagi penderita

dengan tujuan untuk mengevaluasi program diabetes melitus dan waktu pemeriksaan ulang.

pelatihan perawatan kaki bagi penderita DM. Hasil penelitian sebelumnya menyetakan pasien

a. Persepsi Perawatan Kaki diabetes melitus tidak menerima informasi yang

Partisipan mempunyai persepsi memadai, konseling atau dukungan otonomi dari

yang positif mengenai program pelatihan penyedia layanan kesehatan mereka4.

perawatan kaki, karena telah merasakan Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil

manfaatnya. Selama ini partisipan belum penelitian sebelumnya yang mengungkapkan

pernah mendapatkan pelatihan bahwa layanan kesehatan tidak melakukan

mengenai perawatan kaki walaupun telah pemeriksaan kaki sebagai bagian dari perawatan

menderita DM cukup lama. diabetes, sehingga pasien percaya bahwa

b. Kepatuhan melakukan Perawatan kehadiran diabetes tidak membutuhkan

Kaki pemeriksaan kaki secara teratur ketika tidak ada

Perawatan kaki menjadi rutinitas luka di kakinya5.

Partisipan, karena telah merasakan Kebiasaan merupakan salah satu yang

manfaat dari program perawatan kaki mempengaruhi seseorang membangun

8
persepsinya terhadap suatu obyek6. Objek atau kesehatan yang lebih parah seperti amputasi

peristiwa yang semakin sering dirasakan hingga kematian.

seseorang, maka semakin terbentuk persepsi Mereka tidak melakukan pemeriksaan kaki

orang tersebut mengenai objek atau peristiwa setiap hari. Pemeriksaan kaki hanya dilakukan

tersebut. Partisipan sebagain besar telah pada saat ada luka di kaki. Hal tersebut

menderita DM lebih dari 5 tahun, sehingga menunjukkan bahwa pemeriksaan kaki secara

perawatan selama ini yang dirasakan telah rutin tidak dilakukan oleh partisipan.

dipersepsikan sebagai perawatan yang benar. Pemeriksaan kaki secara rutin sangat

Keterbatasan informasi tersebut juga penting dilakukan oleh pasien diabetes melitus.

menyebabkan penderita diabetes melitus Pemeriksaan kaki secara rutin merupakan

mempunyai persepsi perawatan kaki diabetik praktek mandiri yang efektif dan murah untuk

sama seperti perawatan kaki orang biasa mencegah komplikasi di kaki seperti Ulkus

Selama ini, penderita diabetes melitus Diabetes8.

mempunyai persepsi yang keliru mengenai Hasil penelitian lain menemukan 66,7%

perawatan kaki. Perawatan kaki yang selama ini pasien dengan ulkus kaki diabetes memiliki

dikerjakan sama seperti sebelum menderita kebiasaan buruk dalam melakukan pemeriksaan

diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian visual kaki rutin7. Sedangkan pasien tanpa ulkus

menunjukkan gejala yang sama yaitu perilaku kaki diabetes dalam penelitian ini yaitu sebesar 19

penderita diabetes melitus di RS PKU % saja yang termasuk kedalam kategori buruk

Muhammadiyah Yogyakarta mengenai perawatan pada aspek pemeriksaan visual kaki rutin. Hal ini

kaki kurang bagus7. Penelitian lain menyebutkan berarti, pasien diabetes melitus yang memiliki

pasien percaya bahwa diabetes tidak memerlukan kebiasaan buruk dalam pemeriksaan visual

pemeriksaan kaki secara teratur ketika tidak ada kakinya maka resiko kejadian Ulkus Kaki

luka di kaki mereka5. Persepsi yang kurang bagus Diabetesnya semakin besar.

mengenai perawatan kaki beresiko mengalami Kebersihan kaki yang dilakukan penderita

kejadian ulkus kaki diabetes. Kejadian ulkus kaki diabetes melitus sama seperti sebelum menderita

diabetes dapat menimbulkan permasalahan diabetes melitus. Penderita diabetes melitus

membersihkan kaki dengan mandi seperti biasa

9
dan wudhu. Selama ini meraka tidak merasa kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Hasil

mempunyai masalah dengan perawatan kaki, penelitian di Yogyakarta menemukan bahwa

sehingga menjaga kebersihan seperti itu dianggap 71,43 % pasien diabetes melitus dengan ulkus

cukup. Bahkan mereka beranggapan bahwa kaki diabetes mempunyai kebiasaan buruk dalam

menjaga kebersihan kaki tidak dibutuhkan, cukup memotong kuku7.

dengan berpasrah diri dan menjaga pola makan. Salah satu penyebab Ulkus adalah

Kebiasaan yang buruk dalam membersihkan kaki penggunaan alas kaki yang kurang tepat. Tekanan

berisiko terjadinya ulkus. Hasil penelitian di dan gesekan pada kaki yang berlangsung terus

Yogyakarta menemukan 95,2 % pasien diabetes menerus akan menyebabkan kerusakan jaringan

melitus dengan Ulkus Kaki Diabetes memiliki yang pada awalnya berupa pre ulkus berupa

kebiasaan membasuh, membersihkan kaki perdarahan didalam kalus, kulit yang melepuh,

dengan buruk7. lecet dan akan menjadi Ulkus yang semakin

Partisipan tidak mempunyai cara khusus meluas7.

untuk memotong kuku kaki. Cara memotong Hasil FGD pengkajian didapatkan bahwa

kuku yang dilakukannya seperti biasa. Cara sebagian partisipan telah menggunakan alas kaki

memotong kuku masih sama seperti sebelum yang nyaman dan tebal sebagai upaya

sakit diabetik serta memberi antiseptik jika luka. pencegahan luka di kaki. Hal tersebut berarti

Memotong kuku merupakan upaya sebagian partisipan telah melakukan pencegahan

pencegahan ulkus kaki diabetes karena kuku terjadinya Ulkus.

merupakan sumber kuman, sehingga bila ada Hasil pengkajian menunjukkan sebagian dari

luka akan mudah terinfeksi, yang ditandai dengan mereka telah melakukan perawatan kaki, seperti

sakit pada jaringan disekitar kuku, merah, menggunakan pelembab, menggunakan

bengkak dan keluar cairan nanah9. Pemotongan skinboot. Perilaku tersebut untuk menghindari

kuku yang terlalu pendek akan melukai kulit luka namun mereka tidak memahami bahwa hal

disekelilingnya, pertumbuhan kuku kedalam tersebut merupakan bagian dari perawatan kaki

jaringan mengakibatkan luka infeksi pada untuk mencegah luka di kaki.

jaringan di sekitar kuku. Keadaan ini disebabkan Penderita diabetes melitus perlu mencegah

oleh perawatan kuku yang tidak tepat termasuk luka terutama di kaki karena kaki merupakan

10
organ tubuh yang rentan terluka pada penderita karenanya pada dalam pengembangan siklus

diabetes melitus. Penderita diabetes melitus bila I ditekankan untuk membangun persepsi

mengalami luka biasanya sulit untuk sembuh10. melalui pendidikan kesehatan perawatan kaki

Hal tersebut karena sistem kekebalan tubuh diabetik. Tujuan siklus I adalah

penderita diabetes melitus mengalami meningkatkan pengetahuan penderita

penurunan, sehingga bila terluka mudah diabetes melitus sehingga mereka akan

mengalami infeksi. mempunyai persepsi yang baik terhadap

Luka pada penderita diabetes melitus perlu perawatan kaki dan mampu melakukan

dirawat dengan baik agar tidak terjadi infeksi dan perawatan kaki secara mandiri. Hal tersebut

menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Hasil dikarenakan pengetahuan merupakan faktor

pengkajian menemukan bahwa sebagian internal yang mampu mempengaruhi

partisipan telah berupaya untuk melakukan persepsi seseorang12. Pendidikan kesehatan

perawatan luka di kaki dengan menggunakan adalah penambahan pengetahuan dan

antiseptik sebagai upaya penyembuhan luka di kemampuan seseorang melalui teknik praktik

kaki. Antiseptik dalam perawatan luka digunakan belajar atau instruksi dengan tujuan

untuk mengurangi resiko infeksi11. mengubah atau mempengaruhi perilaku

Temuan pada fase pengkajian menunjukkan manusia baik secara individu, kelompok

bahwa perilaku penderita diabetes melitus kurang maupun masyarakat untuk meningkatkan

bagus dalam melakukan perawatan kaki. kesadaran akan nilai kesehatan sehingga

Kurangnya pengetahuan pasien tentang dengan sadar mau mengubah perilakunya

perawatan kaki menjadi salah satu hambatan bagi menjadi perilaku sehat13. Pendidikan

pasien dalam melaksanakan perawatan kaki2. kesehatan adalah pendidikan dan pelatihan

1. SiklusI mengenai pengatahuan dan keterampilan

Hasil pengkajian ditemukan bahwa bagi pasien diabetes melitus yang bertujuan

partisipan belum memahami konsep menunjang perubahan perilaku sehingga

perawatan kaki diabetik walaupun dalam tercapai kualitas hidup yang lebih baik.

perilaku kebiasaan sebagian dari partisipan Pendidikan kesehatan yang diberikan secara

telah menjalankan perawatan kaki. Oleh terus-menerus dapat berkontribusi terhadap

11
keberhasilan pasien dalam melakukan melitus pasien Klinik Pratama 24 jam

perawatan kaki14. Firdaus UMY maka waktu penyuluhan

Materi pendidikan kesehatan perawatan dilakukan setelah kegiatan senam.

kaki untuk membangun persepsi penderita Ceramah adalah pidato yang

diabetes melitus mengacu pada NDEP dan disampaikan oleh seorang pembicara di

Indian Health Diabetes Best Practice diantaranya depan sekelompok pendengar. Metode ini

: memeriksa kondisi kaki setiap hari, menjaga dipergunakan jika berada dalam kondisi

kebersihan kaki setiap hari, memotong kuku waktu untuk penyampaian informasi

yang baik dan benar, memilih alas kaki yang terbatas, orang yang mendengar sudah

baik, pencegahan cedera pada kaki dan termotivasi; pembicara menggunakan

pengelolaan cedera awal pada kaki15,16. Paket gambar dalam kata-kata; kelompok terlalu

edukasi penderita diabetis mellitus perlu besar untuk menggunakan metode lain; ingin

diberikan yaitu pengetahuan dan menambah atau menekankan apa yang sudah

keterampilan dasar terkait perawatan kaki dipelajari; mengulangi, memperkenalkan atau

seperti foot hygiene, perawatan kalus, mengantarkan suatu pelajaran atau aktivitas

pencegahan luka, serta identifikasi dan dan sasaran dapat memahami kata-kata yang

penanganan infeksi jamur17. digunakan18.

Edukasi yang dilakukan pada siklus I Pengetahuan yang disampaikan melalui

dengan metode ceramah dan pembagian ceramah pada penderita diabetes melitus

leaflet. Metode ceramah dipilih karena pasien Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY

keterbatasan waktu untuk menyampaikan dan menggunakan media cetak leaflet. Media

promosi kesehatan pada penderita diabetes cetak mempunyai kelebihan antara lain

melitus pasien Klinik Pratama 24 jam memudahkan pengulangan materi,

Firdaus UMY. Klinik Pratama 24 jam pemahaman informasi dengan adanya

Firdaus UMY mempunyai agenda rutin perpaduan tulisan dan gambar, serta dapat

berupa senam bagi penderita diabetes menyesuaikan dengan kecepatan

melitus setiap hari Rabu. Agar tidak kemampuan pemahaman pembaca19.

mengganggu aktivitas lain penderita diabetes

12
Persepsi sebagai proses di mana luka. Hal tersebut terlihat dalam kutipan

seseorang mengorganisasikan dan FGD berikut :

menginterpretasikan sensasi yang dirasakan “Mungkin kaki kering, pecah-pecah kulitnya, itu

dengan tujuan untuk memberi makna tanda mau ada luka harus diwaspadai” (P2, F2,

terhadap lingkungannya12. Cara membangun 6)

persepsi yang dilakukan adalah dengan Pada dasarnya luka di kaki dapat

melakukan edukasi tentang pentingnya dicegah. Partisipan telah mengetahui salah

perawatan kaki pada siklus I pendidikan satu penyebab luka adalah gesekan, sehingga

kesehatan perawatan kaki sangat penting penggunaan alas kaki perlu diperhatikan.

dilakukan untuk memperbaiki pengetahuan Kaki yang terluka pada penderita diabetes

dan kemampuan perawatan kaki pasien melitus harus segera ditangani agar tidak

diabetes melitus secara mandiri khususnya semakin parah. Penanganan sementara kaki

diabetes melitus tipe 2 yang lebih beresiko yang terluka dengan antiseptik. Untuk

untuk terjadinya ulkus kaki diabetik2. menanggulangi kaki pecah-pecah dengan

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hand body lotion. Pelembab berfungsi untuk

setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mengurangi kaki pecah-pecah.

berkaitan dengan perawatan kaki persepsi Gangguan di kaki yang dialami penderita

partisipan meningkat. Partisipan memahami diabetes melitus selain luka dapat berupa

bahwa luka pada kaki biasanya disebabkan rasa nyeri. Salah satu alternatif yang

karena pemakaian alas kaki yang kurang diberikan dalam pendidikan kesehatan

tepat, sehingga kaki sering terluka akibat perawatan kaki adalah terapi air hangat.

gesekan dengan alas kaki. Partisipan telah Hasil evaluasi siklus I didapatkan bahwa

mengetahui tentang penyebab luka serta partisipan telah mengetahui penyebab

pentingnya menggunakan alas kaki. gangguan kaki, penanganan dan pencegahan

Penderita diabetes melitus menyebutkan luka di kaki, termasuk cara memotong kuku

bahwa kaki kering merupakan tanda-tanda menjaga kebersihan kaki. Penderita diabetes

kaki akan terluka sehingga kaki pecah-pecah melitus mulai menganggap bahwa perawatan

harus diwaspadai karena dapat menimbulkan kaki menjadi penting. Penderita diabetes

13
melitus juga mulai melakukan perawatan kaki hiperglikemia1. Kadar glukosa dalam darah

sesuai dengan penyuluhan dan leaflet yang dapat diminimalkan dengan melakukan

diterimanya. Pengetahuan yang baik memiliki aktifitas yang terkendali, seperti senam kaki

praktik perawatan kaki yang baik20. Klien diabetik. Kaki yang rentan terhadap luka

diabetes melitus tipe 2 yang berpengetahuan yang ditandai penurunan nilai ABI dapat

baik memiliki peluang praktik perawatan kaki dilakukan terapi mulai dari terapi suportif

yang baik dibandingkan dengan klien sebagai tindakan primer salah satunya adalah

diabetes melitus tipe 2 yang kurang dengan melakukan senam kaki21. Senam kaki

berpengetahuan. Seseorang yang merupakan olahraga yang murah dan mudah

berpengetahuan yang baik memiliki dilakukan karena dapat dilakukan kapanpun

perawatan yang baik pula dimana kebiasaan misalnya saat menonton TV22. Oleh

terbentuk oleh pengetahuan yang dimiliki karenanya, pada Siklus II, peneliti

terutama kebiasaan baik tentang cara menambahkan treatment perawatan kaki

perawatan kaki. berupa senam kaki. Senam kaki dapat

Mengubah persepsi mengenai perawatan membantu memperbaiki sirkulasi darah dan

luka penting dilakukan karena luka kecil pada memperkuat otot kecil kaki dan mencegah

penderita diabetes melitus dapat berakibat terjadinya kelainan bentuk kaki sehingga

fatal. Luka pada penderita diabetes melitus resiko terjadi Ulkus Diabetes dapat dicegah9.

penyembuhannya lambat10. Strategi pembelajaran senam diabetes

2. Siklus II yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Partisipan mengeluhkan gangguan kaki mendemonstrasikan senam kaki dan diskusi

seperti kaki terasa pegal dan terasa tebal kelompok untuk memecahkan masalah

untuk berjalan pada saat bangun tidur. mengenai perawatan kaki secara bersama-

Keluhan yang lain adalah kaki kesemutan sama. Demonstrasi dipilih sebagai strategi

ketika duduk terlalu lama. Hal tersebut pembelajaran senam. Hasil evaluasi siklus II

dikarenakan sirkulasi darah di kaki kurang menunjukkan bahwa partisipan telah mampu

lancar. Keluhan tersebut disebabkan oleh melakukan senam kaki sebagai upaya

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau memperbaiki sirkulasi darah.

14
Pasien diabetes melitus yang melakukan Manfaat senam kaki diabetik merupakan

senam kaki akan terjadi pergerakan tungkai kepentingan penderita diabetes melitus.

yang mengakibatkan menegangnya otot-otot 3. Siklus III

tungkai dan menekan vena di sekitar otot Hasil observasi menunjukan bahwa

tersebut23. Hal ini akan mendorong darah ke semua partisipan masih mengerjakan

arah jantung dan tekanan vena akan perawatan kaki. Kondisi kaki juga lebih baik,

menurun, mekanisme ini yang dikenal seperti selalu kuku tidak panjang dan bersih,

dengan pompa vena. Mekanisme ini akan memeriksa kaki pada saat mandi. Hasil

membantu melancarkan peredaran darah Wawancara mendalam pada siklus III

bagian kaki dan memperbaiki sirkulasi darah. didapatkan partisipan mempunyai persepsi

Hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa perawatan kaki tidak sulit.

bahwa senam kaki dapat meningkatkan Hasil penelitian juga ini menunjukkan

Ankle brachial index (ABI)24. bahwa partisipan merasakan keluhan yang

Hasil evaluasi siklus II didapatkan selama ini dirasakan berkurang setelah

partisipan telah mampu mengerjakan senam menjalani perawatan kaki. Hal tersebut yeng

kaki dengan benar. Hal tersebut dikarenakan memotivasi partisipan untuk tetap

gerakan senam kaki tidak sulit atau mudah. menjalankan perawatan kaki diabetik setiap

Partisipan juga telah merasakan manfaat dari hari.

senam kaki. Senam kaki dapat mengurangi Persepsi memiliki indikator-indikator

rasa pegal atau kesemutan di kaki. penyerapan terhadap rangsang atau objek

Senam kaki diabetes masih belum dari luar individu25. Rangsangan tersebut

popular di masyarakat24. Persepsi yang baik menuntun individu pada pemahaman

dari proses pembelajaran senam diabetik ini terhadap suatu obyek melalui kesan dalam

dapat bermanfaat ganda karena partisipan otak dan melakukan evaluasi. Dalam

dapat promosi senam kaki diabetes kepada melakukan evaluasi terjadi proses

penderita lain untuk mempraktekan dalam membandingkan pemahaman yang baru

kegiatan sehari-hari24. Salah satu faktor yang diperoleh tersebut dengan kriteria atau

mempengaruhi persepsi adalah kepentingan6. norma yang dimiliki individu secara

15
subjektif. Salah satu kriteria atau norma yang mempengaruhi kemampuan individu dalam

menjadi pembanding pemahaman baru merawat kesehatannya10.

adalah manfaat yang dirasakan. Peristiwa Perawatan kaki yang efektif mampu

atau obyek akan dianggap positif bila memutus resiko ulkus menjadi amputasi.

individu telah merasakan manfaat dari obyek Hasil penelitian lain juga mengungkapkan

tersebut. bahwa kurangnya pengetahuan pada pasien

Dampak dari persepsi yang baik tentang perawatan kaki menjadi salahsatu

terhadap program pendidikan kesehatan hambatan bagi pasien dalam melaksanakan

perawatan kaki adalah kepatuhan26. Hal perawatan kaki28. Pendidikan kesehatan

tersebut dikarenakan kepatuhan perawatan perawatan kaki sangat penting dilakukan

kaki pasien diabetes melitus merupakan untuk memperbaiki pengetahuan dan

perilaku menyakini dan menjalankan perilaku perawatan kaki pasien diabetes

rekomendasi perawatan kaki diabetes melitus melitus tipe 2 yang sangat beresiko untuk

yang diberikan oleh petugas kesehatan. terjadinya komplikasi kaki diabetik28.

Pasien yang diberikan pendidikan kesehatan Penelitian lain menyatakan bahwa peran

menunjukkan peningkatan yang lebih besar pendidikan menunjukkan hubungan yang

dalam pengetahuan perawatan kaki, signifikan dengan pengetahuan dan praktik

kepatuhan yang lebih baik dengan perawatan tentang perawatan kaki29. Pengetahuan

kaki rutin, peningkatan kepuasan dengan tentang perawatan kaki yang tepat secara

perawatan kaki, dan penurunan jumlah positif sangat dipengaruhi oleh pendidikan

masalah kaki yang membutuhkan pasien. Dengan pengetahuan dan pendidikan

pengobatan14. Penelitian sebelumnya yang baik diharapkan pasien mampu

menjelaskan edukasi yang tepat dalam merawat kaki sehingga dapat mengurangi

perawatan kaki dan penanganan awal resiko terjadinya komplikasi pada kaki.

diharapkan mampu mencegah infeksi kaki27. Pendidikan juga merupakan aspek status

Dengan adanya perubahan perilaku yang sosial yang sangat berhubungan dengan

dilakukan pasien secara terus menerus dapat status kesehatan karena pendidikan penting

dalam membentuk pengetahuan dan pola

16
perilaku seseorang. Perilaku perawatan kaki, mengontrol kadar glukosa darah sehingga

kepercayaan diri dan pengetahuan pasien tingkat penerimaan pasien terhadap penyakit

serta keluarga dengan penyakit diabetes menjadi lebih baik yang berakibat pada

melitus tipe 2 dapat meningkat setelah tingginya kepatuhan terhadap program

diberikan edukasi perawatan kaki dan juga manajemen diabetes melitus33.

dapat mencegah terjadinya ulkus kaki Pasien yang patuh melakukan perawatan

diabetik30. kaki, resiko pasien mengalami ulkus kaki

Kepatuhan merupakan suatu perubahan diabetik sangat kecil34. Hasil pemantauan

perilaku dari perilaku yang tidak mentaati pada siklus III, pasien patuh melakukan

peraturan ke perilaku yang mentaati perawatan kaki, termasuk melakukan senam

peraturan. Proses perubahan perilaku juga kaki.

didasarkan oleh pengetahuan. Perilaku yang Kesimpulan

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih 1. Sebelum mendapat intervensi, pasien

langgeng dibanding perilaku yang tidak diabetes melitus mempunyai persepsi bahwa

didasarkan oleh pengetahuan31. Pengetahuan perawatan kaki penderita diabetes melitus

merupakan titik tolak terjadinya perubahan sama dengan orang nomal sehingga belum

perilaku seseorang yang akan mempengaruhi melakukan perawatan kaki secara khusus,

tingkat kepatuhan seseorang dalam Hal tersebut akibat dari keterbatasan

pengobatan32. Tingkat pengetahuan yang informasi yang didapat mengenai perawatan

kurang merupakan salah satu faktor yang kaki kepada penderita diabetes melitus.

menjadi penghambat dalam perilaku Informasi yang diperolehnya selama ini

kepatuhan dalam kesehatan karena mereka hanya berkaitan dengan gizi.

yang mempunyai pengetahuan yang rendah 2. Pendidikan kesehatan perawatan kaki pada

cenderung sulit untuk mengikuti anjuran dari penderita diabetes melitus terdiri dari 3

petugas kesehatan. Pasien yang memiliki siklus dengan hasil :

pengetahuan yang baik yang didapat melalui a. Setelah mendapatkan edukasi dan

edukasi dan sugesti yang baik dari diri pasien menjalankan perawatan kaki pada siklus

untuk menerima kondisinya lebih mampu I, partisipan berpersepsi baik terhadap

17
perawatan kaki karena mengetahui cara people with type 2 diabetes in Tehran, Iran.
Primary Care Diabetes 3(2), 73-77.
perawatan kaki.
3. Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin.
b. Pasien diabetes melitus merasakan (2005). Fundamentals of Nursing (4th Ed.).
Philadelphia: Mosby Elsevier.
gangguan di kaki seperti kesemutan,
4. Guell and unwin (2015) “ Barriers to diabetic
pegal dan nyeri di kaki berkurang setelah foot care in a developing country with a high
incidence of diabetes related amputations:
menjalani senam kaki pada siklus II. anexploratory qualitative interview study”
Journal BMC Health Services Research (2015).
c. Pada Siklus III, partisipan patuh 15(1), 1.

menjadikan perawatan kaki sebagai 5. Qamar, M. Z A. (2011) tentang “Foot care


within the jordanian healtcare system: a
rutinitas setiap hari karena berpersepsi qualitative inquiry of patien’s prespectives”
Australian Journal Of Advanced Nursing, 29(1),
bahwa perawatan kaki sangat 28-36.

bermanfaat. 6. Pieter, H., Z., Lubis., N., L. (2010). Pengantar


Psikologi dalam Keperawtan. Jakarta: Prenada
Saran Media Group.

1. Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY dapat 7. Dewi A (2007). Hubungan Aspek-aspek
Perawatan Kaki Diabetes dengan Kejadian
mengembangkan program pelayanan bagi Ulkus Kaki Diabetes pada Pasien Diabetes
Mellitus. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/
penderita diabetes melitus tipe 2 dan Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
mengembangkan edukasi perawatan kaki Journal Mutiara Medika.

bagi penderita diabetes melitus tipe 2dalam 8. Hosler,A.S.& Melnik,T.A. (2005). Language
And Others Factors Assosiated With Foot
program pelayanan tersebut. Self Management Among Puerto Ricans With
Diabetes In New York City. The Diabetes
2. Bagi perawat disarankan untuk melakukan Educator, 31( 3): 418-426.

edukasi perawatan secara komprehensip 9. Tambunan, M. (2004). Perawatan Kaki


Diabetes. Dalam: Penatalaksanaan Diabetes
secara mandiri pada penderita diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI
melitus tipe 2, termasuk perawatan kaki.
10. Waspadji, S (2009). Diabetes Mellitus :
Daftar Pustaka Mekanisme Dasar Dan Pengelolaannya yang
Rasional Dalam : Penatalaksanaan Diabetes
1. Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. Mellitus Terpadu Edisi 2. Jakarta : Balai
2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Penerbit FKUI.
Brunner & suddat Vol.3. jakarta: EGC
11. Sutandi, Aan. (2012). Self Management
2. Vatankhah, Nasibeh., Khamseh, Mohammad Education (DSME) Sebagai Metode
Ebrahim., Noudeh, Younes Jahangiri., Aghili, Alternatif Dalam Perawatan Mandiri Pasien
Rokhsareh.,, Baradaran, Hamid Reza., Haeri, Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga. Jurnal
Nami Safai. (2009). The EffectivenesThe Manajemen.
effectiveness of foot care education on Vol.29 nomor 321.

18
12. Robbins, Stephen P.(2006). Perilaku Organisasi. 23. Guyton & Hall. (2007). Fisiologi Kedokteran,
Edisi kesepuluh. Jakarta: PTIndeks Edisi 11. Jakarta: EGC.
Kelompok Gramedia
24. Wahyuni, T.D. (2013). Ankle Brachial Index
13. Muninjaya, A.A.G. (2004) Manajemen (ABI) Sesudah Senam Kaki Diabetes Pada
Kesehatan. Edisi II. Jakarta : Penerbit Buku Penderita Diabetes Melitus tipe 2, Journal
Kedokteran EGC. KeperawatanUMM. 4(2), 143-151

14. Hokkam, EN. (2009). Assesment of Risk 25. Walgito, B. (2001). Pengantar Psikologi Umum.
Factors in Diabetic Foot Ulceration and Yogyakarta: Andi Offset.
Their Impact on the Outcome of the Disease.
PrimaryCare Diabetes 3 (2009) 219-224. 26. Tovar, E G (2007) . Relationship Between
Psychosocial Factor and Adherence to Diet
15. National Diabetes Education Program and Exercise in Adult With Type 2 Diabetes:
(NDEP).(2009). Feet Can Last a Lifetime. A Test Of a Theoretical Model. The University of
.www.ndep.nih.gov/media/feet_HCGuide.pd Texas Medical Branch
f
27. Black, J.M & Hawks, J.H (2009). Medical
16. Indian Health Diabetes Best Practices. (2011). Surgical Nursing Clinical Managemen for Positive
Foot Care. Indian Health Service Division Of Outcome (8 ed). Singapore : Elsevier Pte Ltd
Diabetes Treatment and Prevention. Available
http://www.ihs.gov/MedicalPrograms/Diabetes/H 28. Khamseh, M.E., Vatankah, N., Baradaran,
omeDocs/Tools/BestPractices/2011_BP_FootCare H.R. (2007). Knowledge and practice of
_508c.pdf foot care in Iranian people with type 2
diabetes. International Wound Journal, 4(4),
17. Frykberg, R. G. (2000). Diabetic Foot 298-302.
Disorders A Clinical Practice Guideline.
American College of Foot and Ankle Surgery. 29. Hasnain, S. & Sheikh, H.S (2009)
The Journal Of Foot & Ankle Surgery, 5(5), 1-68. Knowledge and Practice Regarding Foot
Care In Diabetic Patiens Visiting Diabetic
18. Ewles, L and Simnett, I., 1994; Promosi Clinic In Jinnah Hospital Lahore. Journal
Kesehatan, Petunjuk Praktis. Edisi Kedua. Pakistan Medical Assosiation, 59(10), 659-687.
Yogyakarta: UGM Press.
30. Windani, M.S (2012). Pengaruh perawatan Kaki
19. Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Berbasis Keluarga Terhadap Perilaku Perawatan
PT Raja Grafindo Persada. Kaki Pasien Diabetes Mellitus Pada pasien Diabetes
Mellitus Type 2 di Kota Bandung. Tesis,
20. Desalu, O.O, Salawu, F.K, Jimoh, A.K., Universitas Padjajaran Bandung
Adekoya, A.O., Busari, A.O., & Olokaba, A.B
(2011). Diabetic Foot Care : Self Reported 31. Notoatmodjo, S., 2003; Pendidikan dan
Knowledge and Practice among Patient Att Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
ending There Tertiary Hospital in Nigeria.
Ghana medical Journal, 45 (2), 60- 65. 32. Basuki, E (2009). Teknik Penyuluhan Diabetes
Mellitus dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
21. Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang., Alwi, Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Idrus., Marcellus., Simadibrata., Setiati, Siti.,
(2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1 33. Callaghan, G.M. (2007). Improving Diabetes
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Self-Management Through Acceptance,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Mindfulness, and Values: A Randomized
Controlled Trial. Journal of Consulting and
22. Soegondo, S. (2009). Penatalaksanaan diabetes Clinical Psychology, 75(2), 336-343, Copyright
melitus terpadu. Jakarta: Pusat diabetes dan lipid 2007 by the American Psychological
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dan Association.
FKUI, bekerjasama dengan WHO dan
Kementrian kesehatan RI.

19

Anda mungkin juga menyukai