Anda di halaman 1dari 6

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Bagaimanakah Pengkajian dan Pemberian Rehidrasi pada Anak


Diare Akut di Rumah Sakit?
Septi Wardani1*, Nurul Purborini2
1Program Studi Ners /Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
2Program Studi Ners /Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
*Email: septiwardani@ummgl.ac.id

Abstrak
Keywords: Permasalahan yang muncul pada tatalaksana diare pada anak di rumah
Rehidrasi, Diare sakit di magelang adalah belum semua petugas kesehatan melakukan
Akut, Pengkajian pengkajian diare, belum semua petugas melakukan penilaian derajad
Diare dehidrasi dan masih diberikannya cairan intravena pada semua anak diare
yang dirawat di rumah sakit. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk menyelidiki bagaimana pengkajian diare dan bagaimana pemberian
rehidrasi pada anak diare akut di rumah sakit. Metode yang digunakan
adalah studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah perawat yang
melakukan tatalaksana diare akut. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi, dokumentasi dan wawancara, dengan menggunakan
instrument penilaian mutu pelayanan kesehatan anak bagi rumah sakit
rujukan tingkat pertama kabupaten/ kota. Analisis data dilakukan dengan
pendekatan yang disarankan oleh Miles dan Huberman, 1984. Hasil yang
didapatkan dari pengkajian diare yaitu, penilaian dehidrasi belum
dilakukan dengan benar dan pengklasifikasian derajad dehidrasi belum
dilaksanakan dengan tepat. Dari pemberian rehidrasi hasil yang didapatkan
adalah bahwa rencana terapi rehidrasi belum sesuai dan monitoring
pemberian rehidrasi sudah dilakukan.

1. PENDAHULUAN intravena masih pada semua anak diare yang


Di Indonesia, diare masih menjadi menjalani hospitalisasi.
penyebab utama kematian pada anak. Pentingnya dilakukan penelitian
Diketahui bahwa penyebab utama kematian mengenai tatalaksana diare akut pada anak
pada balita tersebut karena tatalaksana diare karena tatalaksana diare merupakan bentuk
yang tidak tepat baik di rumah atau di penanganan yang paling utama untuk
pelayanan kesehatan. (Riskesdas, 2013). mengatasi berbagai permasalahan pada anak
Tatalaksana yang diberikan pada anak dengan diare. Dengan dilakukan penelitian ini akan
diare akut di rumah sakit di magelang belum diketahui bagaimana penerapan tatalaksana
terlihat adanya kejelasan, dimana petugas diare yang sudah dilakukan, apakah sudah
kesehatan belum semuanya melakukan benar atau belum sesuai dengan tatalaksana
pengkajian diare, belum semua melakukan diare yang sudah direkomendasikan. Belum
penilaian derajad dehidrasi dan cairan optimalnya tatalaksana yang diberikan pada
anak diare akut akan berdampak pada kondisi

ISSN 2407-9189 53
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

anak, yaitu memanjangnya kesakitan pada dapat teridentifikasi klasifikasi diare, apakah
anak dan dapat menambah angka kematian termasuk diare akut, persisten, kolera atau
anak yang disebabkan oleh diare. Dari disentri. Pada penilaian derajad dehidrasi,
dampak-dampak yang ditimbulkan pada WHO sudah memformulasikan dengan
akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan penilaian yang cukup mudah dan sederhana,
dan perkembangan anak menjadi tidak dengan menilai 4 hal. Keempat hal tersebut
optimal. Dari hal itu dapat disampaikan yaitu: penialian keadaan umum, mata,
bahwa tatalaksana diare merupakan kemauan minum dan turgor. Dari penilaian
komponen utama yang sangat penting tersebut maka akan dapat dinilai, apakah anak
dilaksanakan dengan benar, sehingga masalah mengalami dehidrasi atau tidak. Penilaian
diare akan teratasi dengan baik dan angka derajad dehidrasi diklasifikasikan menjadi 3,
kematian pada anak akibat diare akan dapat yaitu diare tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan/
diturunkan. sedang dan dehidrasi berat (WHO, 2009).
Dari hal tersebut di atas terlihat begitu Berikut adalah table penilaian derajad
pentingnya tatalaksana diare akut, sehingga dehidrasi.
perlu diketahui secara jelas bagaimana Table 1. Penilaian derajad dehidrasi
tatalaksana diare akut yang sudah dilakukan di Klasifikasi Tanda atau gejala
rumah sakit, apakah sudah sesuai dengan Dehidrasi Jika terdapat dua atau lebih dari
rekomendasi dari WHO, Depkes RI dan Berat tanda di bawah ini:
Ikatan Dokter Anak Indonesia atau belum. - Letargis/ tidak sadar
- Mata cekung
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
- Tidak bisa minum/ malas
untuk menyelidiki bagaimana penilaian minum
tingkat dehidrasi anak dengan diare akut dan - Cubitan kulit perut kembali
untuk menyelidiki bagaimana pemberian sangat lambat (≥ 2 detik)
rehidrasi pada anak diare akut, dengan Dehidrasi Jika terdapat dua atau lebih dari
melakukan studi kasus. ringan/ tanda di bawah ini:
WHO sudah mengembangkan sedang - Rewel, gelisah
penanganan diare pada anak, yang dijelaskan - Mata cekung
dalam buku pelayanan anak sakit di rumah - Minum dengan lahap, haus
sakit. Tatalaksana diare yang dimaksud - Cubitan kulit kembali lambat
dikenal dengan LINTAS diare atau lima Tanpa Tidak terdapat cukup tanda untuk
dehidrasi diklasifikasikan sebagai dehidrasi
langkah tuntaskan diare. LINTAS diare
ringan atau berat
tersebut meliputi: penilaian tingkat Sumber: WHO, Depkes, IDAI (2009)
dehidrasi, pemberian rehidrasi atau cairan
sesuai dengan tingkat dehidrasi, Pada pemberian rencana rehidrasi terdapat tiga
pemberian zink, melanjutkan pemberian rencana terapi, yaitu rencana terapi A, B dan C.
makan dan air susu ibu (ASI), antibiotik rencana rehidrasi tersebut disesuaikan dengan
derajad dehidrasi anak. Pada anak yang mengalami
selektif dan antidiare tidak diberikan, serta dehidrasi berat diberikan rencana terapi A, pada
pemberian nasehat kepada orang tua. dehidrasi ringan/ sedang diberikan rencana terapi
Pengkajian dehidrasi dan pemberian B dan pada anak yang tidak mengalami dehidrasi
rehidrasi termasuk dalam LINTAS diare diberikan rencana terapi A.
tersebut. (WHO, 2009). Pendahuluan setidaknya mencakup
Menurut WHO, Depkes DAN IDAI beberapa poin berikut: (1) latar belakang atas
(2009), langkah pertama yang dilakukan isu atau permasalahan, (2) urgensi dan
dalam penanganan diare adalah pengkajian. rasionalisasi kegiatan (penelitian atau pengab-
Pengkajian dilakukan dengan anamnesa dian), (3) tujuan kegiatan dan rencana
tentang diare dan penilaian derajad dehidrasi. pemecahan masalah, (4) telaah pustaka yang
Anamnesa yang dilakukan meliputi lama
relevan dengan masalah yang diteliti, dan 5)
diare, frekuensi buang air besar (BAB),
konsistensi, terdapat darah atau lender dalam pengembangan hipotesis (jika ada) [1–3].
tinja, dan konsumsi antibiotic sebelumnya.
Anamnesa tersebut harus dilakukan, supaya

54 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

2. METODE daftar yang berbeda. Informasi tersebut adalah


Metode yang digunakan dalam penelitian hasil pengumpulan data dari ketiga sumber
ini adalah studi kasus (Case Study). Penelitian bukti, yaitu wawancara, dokumen dan
dilakukan di ruang perawatan anak di dua observasi, yang dibuat transkrip. Tahap yang
rumah sakit umum daerah (RSUD) magelang, kedua adalah dengan membuat matriks
yaitu RSUD Tidar kota magelang dan RSUD kategori dan menempatkan buktinya ke dalam
Kabupaten magelang selama dua bulan, dari kategori tersebut. Matrik kategori dibuat
bulan Mei sampai dengan Juni 2017. Setelah dengan menentukan tema, subtema dan
mendapatkan ijin penelitian dari pemerintah kategori dari hasil transkrip. Selanjutnya
kota dan kabupaten, maka dimulailah menempatkan bukti ke dalam kategori dengan
pengumpulan data tentang bagaimana cara memasukan petikan kata kunci transkrip
penilaian derajad dehidrasi pada anak diare ke setiap kategori yang sudah ditentukan.
akut dan bagaimana pemberian rencana terapi Tahap yang ketiga dari analisis adalah
rehidrasi pada anak diare akut tersebut. melakukan pengecekan terhadap data yang
Penilaian derajad dehidrasi adalah menilai sudah dimasukan ke dalam kategori. Tahap
semua anak diare yang dilakukan dengan keempat adalah melakukan tabulasi dari
benar sesuai rekomendasi nasional, dengan semua kategori sumber data, baik wawancara,
mengklasifikasikan ke dalam diare tanpa dokumen dan observasi. Tahap yang kelima
dehidrasi, dehidrasi ringan sedang dan adalah memeriksa kekompleksan tabulasi dan
dehidrasi berat. Pemberian rencana terapi mengurutkannya secara kronologis. Uji
rehidrasi adalah membuat rencana rehidrasi validitas dilakukan dengan cara trianggulasi
yang tepat berdasarkan penilaian dehidrasi sumber. Sumber yang digunakan adalah orang
dengan jenis dan jumlah cairan yang diberikan tua anak.
harus sesuai dengan pedoman nacional, dan Metode penelitian menjelaskan
dilaksanakan secara benar serta diawasi rancangan kegiatan, ruang lingkup atau objek,
dengan baik. bahan dan alat utama, tempat, sumber data,
Data dikumpulkan dari tiga sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional
yaitu wawancara, melihat dokumen medis dan variabel penelitian, dan teknik analisis [4,5].
paramedic dan observasi. Pengumpulan data
dengan wawancara dilakukan terhadap 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
perawat yang melakukan tatalaksana langsung Pada bagian ini, dijelaskan hasil
kepada anak diare akut dengan menggunakan penelitian dan pada saat bersamaan diberikan
panduan wawancara. Pengumpulan data pembahasan yang komprehensif. Hasil dapat
selanjutnya adalah melihat dokumen medis disajikan dalam gambar, grafik, tabel dan lain-
dan paramedic dengan menggunakan alat lain yang membuat pembaca mudah mengerti
penilaian mutu pelayanan kesehatan anak bagi [6]. Diskusi bisa dilakukan di beberapa sub-
rumah sakit rujukan tingkat pertama bab.
kabupaten/ kota. Pengumpulan data dengan
3.1. Hasil
observasi dilakukan dengan cara melihat
Hasil yang didapatkan dari
langsung penanganan anak diare akut oleh
penelitian ini adalah diketahuinya
perawat.
bagaimana penilaian derajad dehidrasi
Analisis data dilakukan dengan
pada anak diare akut dan diketahui
pendekatan yang disarankan oleh Miles dan bagaimana pemberian rencana rehidrasi
Huberman (1984). Teknik analisis dilakukan pada anak diare akut pada dua rumah
melalui 5 tahap. Tahap pertama dilakukan sakit, yaitu RSUD Tidar kota magelang
dengan memasukkan informasi ke dalam

ISSN 2407-9189 55
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

dan RSUD Kabupaten magelang, tingkat dehidrasinya dengan benar


dengan menggunakan alat penilaian meskipun sudah ada spo yang tidak
mutu pelayanan kesehatan anak di rumah lengkap. Komponen pemberian rencana
sakit rujukan kabupaten atau kota. rehidrasi memiliki skor rerata 2 yang
Di bawah ini adalah tabel scoring berarti ada rencana rehidrasi, tertulis,
dari Penilaian derajad dehidrasi yang tapi tidak tepat. Selain itu, rehidarsi yang
sudah dilakukan oleh petugas kesehatan, dilaksanakan belum benar dan spo yang
yang didapatkan peneliti dari hasil ada tidak lengkap.
melihat dokumen medis dan paramedic Berikutnya adalah tabel yang
di RSUD Tidar kota megalang. menunjukan scor penilaian derajad
dehidrasi dan pemberian rencana
Table 2. scor penilaian derajad rehidrasi di dua rumah sakit, kabupaten
dehidrasi dan rencana terapi rehidrasi di dan kota
RSUD Tidar kota magelang Tabel 4. Scor penilaian derajad
Komponen Rerata dehidrasi dan rencana terapi rehidrasi di
Peskoran Dehidrasi 2 2 RS
Rencana Rehidrasi 2.056 Komponen Rerata
Peskoran Dehidrasi 2
Table di atas menunjukan bahwa di Tatalaksana Rehidrasi 2.028
RSUD Tidar kota magelang, komponen Sumber: data dasar
peskoran dehidrasi memiliki skor rerata Dari tabel di atas menunjukan
2. Skor 2 berarti pasien belum dinilai bahwa komponen peskoran penialaian
tingkat dehidrasinya dengan benar derajad dehidrasi memiliki skor rerata 2.
meskipun sudah ada spo yang tidak Skor 2 berarti pasien belum diskor
lengkap. Komponen tatalaksana tingkat dehidrasinya dengan benar
rehidrasi memiliki skor rerata 2.056. meskipun sudah ada spo yang tidak
Pada penjelasan skor tidak ada lengkap. Komponen tatalaksana
penjelasan untuk skor 2.05 dan rehidrasi memiliki skor rerata 2.028.
seterusnya. Hal ini membuat skor Pada penjelasan skor tidak ada
komponen tatalaksana masuk di skor 2 penjelasan untuk skor 2.05 dan
yang berarti ada rencana rehidrasi, seterusnya. Hal ini membuat skor
tertulis, tapi tidak tepat. Selain itu, komponen tatalaksana masuk di skor 2
rehidarsi yang dilaksanakan belum benar yang berarti ada rencana rehidrasi,
dan spo yang ada tidak lengkap. tertulis, tapi tidak tepat. Selain itu,
Berikut ini adalah tabel penscoran rehidarsi yang dilaksanakan belum benar
penilaian derajad dehidrasi dan dan spo yang ada tidak lengkap.
pemberian rencana rehidrasi di RSUD Selanjutnya, di bawah ini disajikan
Kabupaten magelang. gambar tema yang ditentukan dari hasil
Tabel 3. Scor penialain derajad analisis.
dehidrasi dan rencana rehidrasi RSUD
Kabupaten magelng
REFERENSI
Komponen Rerata
Peskoran Dehidrasi 2
Tatalaksana Rehidrasi 2 [1] Masi M, Gobbato P. Measure of the
Tabel di atas menunjukan bahwa di volumetric efficiency and evaporator device
RSUD Kabupaten magelang, komponen performance for a liquefied petroleum gas
peskoran dehidrasi memiliki skor rerata spark ignition engine. Energy Conversion
2. Skor 2 berarti pasien belum dinilai

56 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

and Management. Elsevier Ltd; 2012; using Electric Compressor. In: Energy
3(60):18–27. Procedia. Elsevier B.V.; 2014. p. 270–273.
[2] Price P, Guo S, Hirschmann M. Performance [6] Çengel YA, Boles MA. Thermodynamics:
of an evaporator for a LPG powered vehicle. an engineering approach. Sixth Edition.
Applied Thermal Engineering. 2004; Singapore: McGraw-Hill; 2007. 1-978.
24(8):1179–94. [7] Zainal BZ, Mustafa A, Hanapi M. Heat And
[3] Alahmer A. Thermal analysis of a direct Mass Transfer Studies In Liquefied
evaporative cooling system enhancement Petroleum Gas Storage Operations.
with desiccant dehumidification for Universiti Teknologi Malaysia; 2006.
vehicular air conditioning. Applied Thermal [8] Berry IM. The Effects of Driving Style and
Engineering. 2016; 9(8):1273–85. Vehicle Performance on the Real-World
[4] Shah RK. Automotive Air-Conditioning Fuel Consumption of U.S. Light-Duty
Systems – Historical Developments, The Vehicles. Massachusetts Institute of
State of Technology and Future Trends. In: Technology; 2010.
Proceedings of the 3rd BSME-ASME [9] European Committee for Standardization.
International Conference on Thermal CEN - EN 589 - Automotive fuels - LPG -
Engineering. Dhaka; 2006. p. 20–32. Requirements and test methods. 2008. [cited
[5] Aiman A, Haziqah A, Nasution H, Abdul A, 2017 Jan 6]. Available from:
Rozi M, Perang M, et al. Efficient and “ http://standards.globalspec.com/std/1517884
Green ” Vehicle Air Conditioning System /cen-en-589

ISSN 2407-9189 57
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

58 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai