Anda di halaman 1dari 99

Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)

at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia
Description of Knowledge, Attitude, and Act Girls Teenager on Breast Self Examination (BSE)
at Budi Murni 1 Chatolic Senior High School Medan in 2014

Maria Sri Ratu Pane¹, Lita Sri Andayani², Drs. Eddy Syahrial²

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pengajar pada Departemen PKIP FKM USU²
Alumni Departemen PKIP FKM USU¹

ABSTRACT

Breast self examination (BSE) is a way to do a woman to detect early abnormalities in the
breast. Generally can be done by girls from the age of productive and has experienced changes the
physical characteristics of primary and secondary. BSE goal is to determine whether there is
abnormality such as breast cancer.

The purpose of this study was to determine the internal factors, external factors, knowledge,
attitudes and actions girls about breast self-examination (BSE). Type of research is descriptive
research. In this study the number of population is all students of class XII SMA Katolik Budi Murni
1Medan as many as 200 people and sampled as many as 62 people. Sampling techniques using simple
random sampling technique. Data collected by using a questionnaire. The data were analyzed using
descriptive statistics.

Based on the analysis of the study found adolescent knowledge about BSE were in the category
of less than 61.3%. Student attitudes regarding BSE is in good enough category of 54.8%. And student
action against BSE no middle category (74.2%).

From these results it is expected that the school, parents, and caregivers around can play an
active role in providing information about methods of early detection of breast self-examination and
breast cancer in the students.

Keywords: BSE, girls teenager, level of knowledge, attitude, actions

LATAR BELAKANG ikat pada payudara yang merupakan kanker


nomor dua yang terjadi pada wanita. Biasanya
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, atas. Didunia, kematian akibat kanker payudara
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 Menurut data dari Badan Registrasi
juta diantaranya ditemukan di negara Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
berkembang, sedangkan jumlah penderita Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada
baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, perempuan kanker payudara menduduki
2002). urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus
Kanker payudara menduduki kanker dengan proporsi 12,2%. Menurut
peringkat kedua setelah kanker leher rahim SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di
yang menyerang kaum wanita di seluruh Indonesia pada tahun 2007, pada kanker
dunia (Dalimartha, 2004). Berdasarkan payudara menempati urutan pertama dari
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 dan seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%
sistem informasi rumah sakit tahun 2006, (Juliana, 2005).
kanker merupakan penyebab kematian Masyarakat pada umumnya
kelima di Indonesia. memandang kanker sebagai penyakit yang
Kanker payudara merupakan kasus mematikan dan tidak bisa diobati. Padahal,
terbanyak dari seluruh kasus kanker jika kanker ditangani dengan baik pada
(Sulistiani, 2008). stadium dini, angka kesembuhannya dapat
Menurut Organisasi Badan Kesehatan mencapai 90%. Saat ini, sangat sedikit
Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami penyakit kanker yang terdeteksi pada
kanker payudara. Ini menjadikan kanker stadium dini sehingga angka kematian akibat
payudara sebagai jenis kanker yang paling kanker masih tergolong tinggi. Setiap tahun,
banyak ditemui pada wanita. Laporan WHO diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru
tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker di seluruh dunia dan seperlimanya
kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, akan akan meninggal akibat penyakit
700.000 diantaranya tinggal di negara tersebut. Salah satu jenis kanker yang sering
berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian terjadi pada wanita adalah kanker payudara.
Kanker Internasional di Lyon Perancis juga Sesuai dengan namanya, kanker ini berada
mencatat lebih dari satu juta kasus terjadi di
pada jaringan payudara. Pria juga memiliki
seluruh dunia setiap tahunnya, dan mayoritas
resiko menderita kanker payudara. Namun
menyerang perempuan usia lanjut.
Berdasarkan data dari IARC (International
angka kejadiannya pada wanita lebih banyak
Agency for Research on Cancer), pada tahun dibandingkan dengan pria. Di Medan, angka
2002 kanker payudara menempati urutan kejadian kanker payudara pada wanita
pertama dari seluruh kanker pada perempuan sekitar 10,9% dari seluruh jenis kanker
(insiden rate 38 per 100.000 perempuan) (Dinkes, 2007).
dengan kasus baru sebesar 22,7% dan jumlah Menurut Jane Wardle dari Badan
kematian 14% per tahun dari seluruh kanker Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian
pada perempuan di dunia ( Pusat Komunikasi besar remaja putri disetiap negara tidak
Publik Setjen Depkes, 2008). menyadari faktor pola hidup dapat
Di Negara-Negara Asia, insiden memengaruhi resiko mereka terserang
kanker payudara mencapai 20 per 100.000 kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari
penduduk. Disamping itu, berdasarkan data bahwa menyantap makanan, minuman
Globocan, International Agency for alkohol serta kurang berolahraga beresiko
Research on Cancer (IARC) (2002), terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).
didapatkan estimasi insiden kanker payudara Resiko kanker payudara dimulai saat
di Indonesia sebesar 26 per 100.000 remaja wanita memutuskan untuk merokok
perempuan (Depkes RI,2008). atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh
Olson juga menunjukan bahwa para wanita awam, karena masih sedikitnya jumlah
yang mulai merokok sebelum mengalami wanita yang rutin melakukan SADARI
kehamilan pertama akan memiliki resiko setiap bulan (Hidayat, 2007).
terkena kanker payudara setelah masa Remaja Indonesia saat ini sedang
menopause. Olson menyatakan bahwa target mengalami perubahan sosial yang cepat dari
untuk menanggulangi terjadinya kanker masyarakat tradisional menuju masyarakat
payudara pada wanita bisa dicegah saat modern, yang juga mengubah norma-norma,
masih remaja (Jaknews, 2005). nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai
Jumlah kasus baru di RS Kanker hal tersebut mengakibatkan peningkatan
Dharmais dari tahun ke tahun mengalami kerentanan remaja terhadap berbagai macam
peningkatkan, pada tahun 2003 berjumlah penyakit (Agustiani, 2009).
221 orang, mengalami kenaikan tiga kali Sejauh ini penelitian yang terkait
lipat pada tahun 2012. Tahun 2010 kasus dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
baru kanker payudara yaitu sebesar 567 remaja puteri dalam melakukan pemeriksaan
orang, tahun 2011 meningkat menjadi 711 payudara sendiri (SADARI) sangat terbatas,
orang serta tahun 2012 berjumlah 769 orang. berdasarkan survey awal yang dilakukan
Sebesar 85 persen pasien datang pada peneliti di SMA Katolik Budi Murni 1
stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir Medan di dapat hanya 10 orang yang
setengah dari angka kejadian kanker mengetahui cara melakukan SADARI,
payudara berakhir dengan kematian.7 sedangkan yang tidak mengetahui cara
Mereka umumnya datang karena ada melakukan SADARI sebanyak 20 orang.
kekambuhan, dengan rentang usia semakin Hal inilah yang membuat penulis tertarik
muda dibandingkan 5 tahun yang lalu. Pada untuk meneliti bagaimana pengetahuan,
tahun 2007 rata-rata usia 27-81 tahun, sikap, dan tindakan remaja puteri dalam
dengan usia tersering 48 tahun, tahun 2012 melakukan pemeriksaan payudara sendiri
rata-rata usia 17- 80 tahun dengan usia (SADARI) di SMA Katolik Budi Murni 1
tersering 45 tahun. Terdapat kecenderungan Medan.
kasus yang terdiagnosis pada usia semakin
muda. Perubahan gaya hidup diduga METODE PENELITIAN
menjadi pemicu.
Pada saat ini, masih banyak remaja Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif
Indonesia masih belum peka terhadap dengan menggunakan pendekatan Cross
perawatan untuk payudaranya sendiri Sectional (pengamatan sesaat) untuk
(SADARI), mereka lebih peka terhadap mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
jerawat yang timbul di wajah daripada dan tindakan remaja puteri dalam melakukan
adanya gejala kanker payudara. Di balik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
ketidakpekaan itu, juga dilatarbelakangi oleh SMA Katolik Budi Murni 1 Medan. Jumlah
kurang informasi dan kemauan untuk sampel dalam penelitian ini sebanyak 62
menggali informasi mengenai pencegahan responden.
kanker payudara ini. Selain daripada
program pemerintah yang saat ini belum DEFENISI OPERASIONAL
terfokus pada promosi tentang pelaksanaan 1. Karakteristik siswa
SADARI bagi remaja, masih fokus kepada - Umur yaitu lamanya hidup
pelaksanaan mammografi saja. Bukan hanya seseorang responden dihitung sejak
itu, Teknik SADARI juga terasa masih
ia lahir sampai saat penelitian Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan tahun Berdasarkan Karakteristik Usia Siswa di
- Uang saku yaitu besarnya rata-rata SMA Katolik Budi Murni 1 Medan
nominal uang saku yang diberikan
Tahun 2014
orang tua kepada responden untuk
uang saku satu bulan terakhir. No. Usia Jumlah (n) %
2. Sumber informasi adalah keterangan 1. 15 tahun 4 6,5
yang diperoleh responden tentang 2. 16 tahun 54 87
SADARI anatara lain : 3. 17 tahun 4 6,5
- Media yaitu sarana informasi bagi Total 62 100,0
responden yang menjadi sumber Berdasarkan tabel 4.1. diatas
keterangan perihal SADARI seperti diketahui bahwa usia responden yang paling
televisi, internet, majalah. banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 54
- Teman sebaya yaitu teman orang (87%), sedangkan usia responden
seumuran yang ada dilingkungan yang paling sedikit adalah 15 tahun dan 17
responden. tahun yaitu sebanyak 4 orang (6,5%).
- Guru adalah orang yang
mengajarkan pelajaran di sekolah Distribusi Frekuensi Responden
tersebut. Berdasarkan Karakteristik Uang Saku
3. Pengetahuan Remaja adalah Informasi Siswa di SMA Katolik Budi Murni 1
yang diperoleh dan pengertian remaja
Medan Tahun 2014
dalam hal pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) No. Uang Saku Jumlah %
4. Sikap remaja adalah Suatu bentuk reaksi (n)
atau respon remaja yang masih tertutup 1. <500.000 19 30,65
terhadap pemeriksaan payudara sendiri 2. >500.000 43 69,35
(SADARI) Total 62 100,0
5. Tindakan remaja adalah Suatu bentuk
Berdasarkan tabel 4.2. diatas
reaksi atau respon remaja terhadap
diketahui bahwa uang saku responden yang
pemeriksaan payudara sendiri
paling banyak adalah >500.000 yaitu
(SADARI).
sebanyak 43 orang (69,35%) dan paling
sedikit adalah <500.000 sebanyak 19 orang
ANALISA DATA
(30,65%).
Dalam analisa data, menggunakan statistik
Sumber Informasi
deskriptif yaitu untuk menganalisa data
Distribusi Frekuensi Responden
dengan cara mendeskripsikan atau
Berdasarkan Sumber Informasi
menggambarkan data yang telah terkumpul
No. Sumber Jumlah %
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Informasi (n)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
1. Media massa 41 66,13
umum atau generalisasi
(cetak,
elektronik)
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
2. Teman sebaya 11 17,74
Karakteristik Responden 3. Guru/sekolah 10 16,13
Total 62 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas Berdasarkan tabel 4.24 diatas
diketahui bahwa responden mendapatkan diketahui bahwa sebagian besar responden
informasi tentang SADARI yang paling memiliki kategori tingkatan tindakan baik
banyak melalui media massa (cetak, yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), kategori
elektronik) sebanyak 41 orang (66,13%) dan tingkatan tindakan sedang sebanyak 46
paling sedikit melalui guru/sekolah orang (74,2%) dan kategori tingkatan
sebanyak 10 orang (16,13%). tindakan kurang tidak ada.

Distribusi Kategori Pengetahuan Kategori Umur dan Uang Saku


Responden Tentang SADARI Berdasarkan hasil penelitian
No. Kategori Jumlah % sebagian besar responden umurnya berada
Pengetahuan (n) pada kategori 16 tahun (87%) dan
1. Baik 1 1,6 selebihnya ada pada usia 15 dan 17 tahun
2. Sedang 23 37,1 sebanyak masing-masing 4 orang (6,5%).
Pada hasil dilapangan sebagian besar
3. Kurang 38 61,3
siswi memiliki uang saku setiap bulannya
Jumlah 62 100,0
paling banyak >500.000. Hal ini menjadi
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui
tolak ukur yang digunakan oleh peneliti
bahwa sebagian besar responden memiliki
untuk mengetahui seberapa besar kapasitas
kategori pengetahuan kurang sebesar 38
responden dalam mendapatkan informasi
orang (61,3%), pengetahuan sedang sebesar
tentang pemeriksaan payudara sendiri
23 orang (37,1%), dan pengetahuan baik
melalui media massa cetak maupun
sebesar 1 orang (1,6%).
elektronik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Distribusi Responden Berdasarkan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
Kategori Tingkatan Sikap bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
No. Sikap Jumlah % internal yaitu mencakup: pendidikan,
1. Baik 28 45,2 pekerjaan, umur. Faktor eksternal
2. Cukup Baik 34 54,8 mencakup: lingkungan, dan sosial budaya.
3. Kurang Baik - - Pendidikan seks ataupun pengetahuan
Jumlah 62 100,0 kesehatan reproduksi dan tingkat
Berdasarkan tabel 4.22. diatas pengetahuan remaja puteri tentang metode
diketahui bahwa sebagian besar responden SADARI sangat berkaitan satu sama lain.
memiliki kategori tingkatan sikap cukup Adanya ketidaktahuan merupakan suatu
baik sebanyak 34 orang (54,8%) dan gambaran minimnya pengetahuan mereka
kategorintingkatan sikap baik sebanyak 28 mengenai informasi pentingnya melakukan
orang (45,2%) dan kategori tingkatan sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
kurang baik tidak ada. sedari dini untuk mendeteksi gejala atau
Distribusi Responden Berdasarkan tanda awal kanker payudara.
Kategori Tingkatan Tindakan Bila dilihat dari usia remaja yang
masih muda, ini juga dapat mempengaruhi
No. Tindakan Jumlah %
perilaku remaja untuk melakukan tindakan
1. Baik 16 25,8
pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini
2. Sedang 46 74,2
menunjukkan bahwa pengetahuan responden
3. Kurang - - masih kurang. Pengetahuan responden yang
Jumlah 62 100,0
kurang dapat dipengaruhi oleh tingkat diperoleh oleh responden mayoritas dari
pendidikan, pekerjaan dan umur responden. Media massa (internet, majalah) sebanyak
Dalam fase rentang usia ini seharusnya 38 orang (45,89%). Peristiwa ini
remaja puteri wajib untuk mendapatkan dikarenakan di zaman yang modern seperti
informasi kesehatan tentang SADARI yang ini remaja putri lebih mudah memanfaatkan
bermanfaat bagi mereka khususnya wanita fasilitas internet yang ada di handphone
muda hingga menopause. mereka untuk memperoleh informasi apa
saja yang mereka inginkan termasuk
Kategori Sumber Informasi informasi tentang tehnik Pemeriksaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh payudara sendiri (SADARI). Maka dapat
Media massa dengan kategori terbanyak diamsumsikan bahwa pengalaman yang
digunakan oleh responden sebanyak 41 banyak mengenai informasi pendidikan seks
orang (66,13%) selebihnya memperoleh akan mendorong seseorang untuk dapat
informasi melalui teman sebaya dan guru. lebih mudah merubah sikap dan berperilaku
Hal ini menunjukkan bahwa responden yang lebih baik lagi.
mampu menggunakan media massa sebagai
sumber informasi dengan adanya pengaruh Pengetahuan Responden terhadap
ketertarikan dan uang saku yang memadai Pemeriksaan Payudara Sendiri
untuk menggunakan sarana tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Informasi tentang pemeriksaan payudara dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang
sendiri dapat diberikan oleh pihak sekolah SADARI mayoritas kurang sebanyak 38
dan juga teman sebaya, akan tetapi baik guru orang (61,3%), sedangkan minoritas ada
maupun teman sebaya belum memberikan pada kategori baik sebanyak 1 orang (1,6%).
gambaran tentang dampak yang dapat Hal ini sejalan dengan hasil
diketahui dengan melakukan tehnik penelitian Asfriyati (2004) tentang
pemeriksaan payudara tersebut, bahkan ada pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di
teman sebaya yang menganggap tabu, SMA 6 Malang yang menunjukkan bahwa
karena tidak pantas dibicarakan secara dari 80 responden ada 60% responden
terbuka untuk alasan apapun, sehingga hal memiliki pengetahuan kurang. Dan sejalan
ini mengakibatkan remaja tidak mengetahui juga dengan penemuan Purwoastuti (2008)
manfaat serta dampak tersebut. di pesantren boyolali tentang pengetahuan
Menurut Sarwono (2012) dan sikap remaja puteri terhadap
ketidaktahuan orang tua maupun sikap yang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
masih menabukan pembicaraan seks dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
anak tidak terbuka terhadap anak, bahkan ada pada kategori pengetahuan kurang
cenderung membuat jarak dengan anak berjumlah 51 orang (72,9%), sedangkan
tentang masalah ini akibatnya pengetahuan sebagian kecil ada pada kategori baik yaitu
remaja tentang pemeriksaan payudara sebanyak 4 orang (5,7%).
sendiri sangat kurang. Peran orang tua, guru, Hal ini menunjukkan bahwa
dan teman sebaya dalam berbagi informasi pengetahuan responden masih kurang.
kesehatan remaja putri sangatlah penting Pengetahuan responden yang kurang dapat
terutama pemberian pengetahuan tentang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
SADARI. pekerjaan dan umur responden. Hal ini
Hal ini sejalan dengan penelitian sesuai dengan pendapat Notoadmodjo
Yamin (2007) di SMA Negeri 2 Medan yang (2003) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa sumber informasi yang
pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal maka sebaiknya perlu disosialisasikan
yaitu mencakup: pendidikan, pekerjaan, tentang SADARI.
umur. Faktor eksternal mencakup: Hasil ini sesuai dengan penelitian
lingkungan, dan sosial budaya. Lubis (2007) di SMK Negeri 8 tentang
Hubungan SADARI Terhadap Deteksi Dini
Sikap Responden terhadap Pemeriksaan Kanker Payudara terdapat 69,6% siswa yang
Payudara Sendiri memiliki sikap dengan kategori baik dan
Bila dilihat dari jawaban remaja atas 29,4% yang memiliki sikap dengan kategori
beberapa pernyataan sikap dapat dilihat sedang dan 1% memiliki sikap dengan
berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa kategori kurang.
ternyata sikap siswa tentang SADARI
mayoritas memiliki kategori tingkatan sikap Tindakan Responden terhadap
baik yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), Pemeriksaan Payudara Sendiri
kategori tingkatan sikap cukup baik Berdasarkan hasil penelitian diatas
sebanyak 34 orang (54,8%) dan kategori diketahui bahwa mayoritas responden
tingkatan sikap kurang baik tidak ada. Dari memiliki kategori tingkatan tindakan sedang
Tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 29 sebanyak 46 orang (74,2%), kategori baik
orang (46,77%) responden yang sangat yaitu sebanyak 16 orang (25,8%), dan
setuju dengan pernyataan bahwa kanker kategori tingkatan tindakan kurang tidak
payudara dapat dideteksi secara dini dengan ada.
SADARI. Sejalan dengan penelitian Sibarani
Penyerapan informasi yang beragam (2000) yang mengatakan tindakan remaja
dan berbeda dipengaruhi oleh tingkat putri terhadap SADARI pada kategori
pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh sedang sebanyak 46 responden (71,9%) dan
pada seluruh aspek kehidupan manusia baik kategori tindakan tidak baik sebanyak 18
pikiran, perasaan maupun sikapnya. responden (28,1%).
Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi Dalam hal ini banyak faktor yang
pula kemampuan dasar yang dimiliki mempengaruhi tindakan tersebut baik faktor
seseorang, khususnya pemeriksaan payudara dari dalam diri sendiri seperti pengetahuan,
sendiri. Tingkat pendidikan dapat mendasari sikap, kepercayaan, sosial ekonomi maupun
sikap ibu dalam menyerap dan mengubah faktor dari luar.
sistem informasi tentang pemeriksaan
payudara sendiri atau SADARI (Akustik, Tindakan melakukan SADARI
2003). Berdasarkan hasil penelitian pada
Kondisi dapat muncul karena tabel 4.23 diperoleh bahwa 23 orang
kurangnya paparan responden tentang (37,10%) yang sudah melakukan SADARI.
informasi yang berkaitan dengan Dan dari hasil penelitian juga diketahui
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). bahwa 11 orang (17,74%) yang melakukan
Pada kuesioner memang tidak terdapat SADARI >5kali selebihnya tidak
pernyataan pernah tidaknya responden melakukan.
mendapat informasi tentang pemeriksaan Hasil ini sejalan dengan penelitian
payudara sendiri (SADARI). Akan tetapi Sulistiowati (2009), diketahui bahwa hanya
melihat hasil penelitian untuk pengetahuan 33 responden (45,67%) yang melakukan
maupun sikap yang cenderung masih kurang SADARI. Tetapi tidak dilakukan secara
rutin. SADARI sebaiknya dlakukan secara
rutin 1kali per bulan setelah menstruasi V. Penerbit PT. Rineke Cipta,
selesai. Karena pada fase ini, wanita dapat Jakarta
mengetahui kelainan yang tampak pada
payudara secara langsung sebelum Asfriyati. 2004. Gambaran Pngetahuan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi. Remaja Putri tentang SADARI di
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan 5 SMA 6 Malang Tahun 2004.
hari – 7 hari setelah menstruasi berakhir. Skripsi, Malang
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah suatu prosedur untuk Azwar, S. (2005). Sikap manusia,
mengetahui kelainan-kelainan pada Yogyakarta; Pustaka Belajar.
payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan Dalimartha, S., 2004. Deteksi Dini Kanker
pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus dan Simplisia Antikanker.
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi Penebar Swadaya, Jakarta.
pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan Darmasih, R. 2002. Modul Kesehatan
untuk pencegahan infeksi pada payudara. Reproduksi. Jakarta: Salemba
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk medika
mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur,bentuk ataupun Depkes RI, 2008. Deteksi Dini Kanker
tekstur (Long, 1996). Leher Rahim dan Kanker
Peneliti melihat bahwa responden Payudara.
yang melakukan SADARI sudah cukup baik http://www.depkes.go.id
hal ini didukung dengan adanya sikap yang
baik dari responden terhadap tindakan Dinkes RI. (2007). Kanker Payudara.
SADARI. Namun hanya 11 orang yang http://www.dinkes.go.id/
sudah melakukan SADARI, hal ini sejalan
dengan pengetahuan remaja yang kurang Gani. 1995. Pentingnya SADARI Pada
akan watu pelaksanaan SADARI. Remaja. Bandung: Gramedia

DAFTAR PUSTAKA Hawari. 2004. Pemeriksaan Mammografi.


Jakarta: Salemba
Agustiani. (2009). Gaya Hidup Remaja.
Diakses pada 4 Juli 2014 dari Hidayat, A.H. (2007). Metode Penelitian
http://www.perkembangan- kebidanan dan Teknik Analisa
remaja.go.id/ Data. Ed 1, Jakarta, Salemba
Medika
Akustik. 2003. Bahaya dan Tanda Kanker
Payudara. Diakses pada 20 Hidrah. 2008. Deteksi Dini Kanker
September 2014 dari http://bahaya- Payudara. Jakarta : Ganesha
tanda-kanker-
payudara.blogspot.co.id/ Jacknews. (2005). Resiko kanker. Diakses
pada 8 Juli 2014 dari
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian http://www.clinic-collage-of-
Satu Pendekatan Praktek. Edisi medicine.go.id/
Juliana, 2005. Karakteristik Penderita dan-anak/cara-cegak-kanker-
Kanker Payudara Rawat Inap di payudara dengan-periksa-
RSUD Provinsi Riau Pekanbaru payudara-sendiri-sadari
Tahun 2000-2004, Skripsi, FKM
USU Medan. Mansjoer. (2002). Angka Penderita
Kanker Payudara. Diakses pada 7
Kartono, K. 1995. Psikologi Remaja. Juli 2013 dari
Jakarta: Ganesha http://www.datakankerpayudara.co
m/usia-penderita-kanker-payudara

Kollinko. (2007). Badan Penelitian Manuaba. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta:


Kanker Amal Inggris. Diakses Ganesha
pada 8 Juli 2014 dari
http://www.badanpenelitiankanker. Mardiana, L. (2004). Kanker Pada
co.id/resiko-terserang-kanker- Wanita. Jakarta: Penebar Swadaya
payudara/
Melda. 2008. Pendidikan kesehatan
Kusminarto. 2005. Gizi dan Kanker. terhadap remaja tentang
Indonesian Journal of Cancer, pemeriksaan payudara sendiri
Volume 2, Nomor 3. (SADARI). Diakses 17 Juli 2014
dari http:// www.forumsehat.com/
Lakshmi. (2004). Tehnik Pemeriksaan pendidikan-kesehatan-sadari-pada-
Payudara Sendiri (SADARI). remaja
Diakses pada 20 September 2014
dari Niven. 2002. Skala Pengukuran Sikap.
tehnikpemeriksaan.blogspot.com/h Edisi 1., Jakarta: Gramedia
ome/kanker-payudara
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Lily. (2007). Tumor Payudara. Diakses 1 penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
juli 2014 dari www.peduli-kanker- Rineka Cipta
usia-remaja.com/
_____________. (2003). Pendidikan dan
Long. 1996. Pemeriksaan Payudara Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT
Seniri (SADARI). Diakses pada 3 Asdi Mahasatya
Juli 2014 dari
http://www.sadari.com/ _____________. (2007). Promosi
kesehatan dan Ilmu perilaku,
Lubis, R.S. 2007. Hubungan SADARI Jakarta: PT Asdi Mahasatya
terhadap Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMK Negeri 8. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan
Skripsi, Medan. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Lusa. (2009). Pemeriksaan Payudara Teses dan Instumen Penelitian,
Sendiri. Diakses 17 Juli 2014 dari Edisi 1., Jakarta: Salemba Medika
http://www.sobatsehat.com/ibu-
Peiwen. (2007). Kanker Payudara di Sulistiani. 2008. Kasus Kanker. Diakses
Eropa. Diakses pada 2 Juli 2014 pada 7 Juli 2014 dari
dari http://www.breastcancer.go.id/ http://www.datakanker-skn.co.id/

Purnomo. 2008. Hubungan Karakteristik Sulistiowati. 2009. Faktor-faktor yang


Remaja Puteri terhadap Metode mempengaruhi Remaja Puteri
SADARI di pesantren sanawiyah melakukan Pemeriksaan
tapanuli selatan. Skripsi : Medan Payudara Sendiri di SMK N 11
Perbaungan. Skripsi: Medan
Purwoastuti. 2008. Persepsi Remaja Putri
terhadap SADARI di Pesantren Suryaningsih. 2009. Metode Pelaksanaan
Boyolali Tahun 2008. Skripsi SADARI. Jakarta: Bineka cipta.
Jawa Timur
Taufik. 2007. Perilaku Kesehatan. Jakarta
Retnowati. (2007). Perilaku Remaja. : Aneka cipta
Diakses pada 3 Juli 2014 dari
http://www.perilaku-remaja.com/ Tjindarbumi. (2005). Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Payudara.
RS Kanker Dharmais, 2010. Statistik Diakses pada 1 Juli 2014 dari
Kanker 10 Besar Kanker www.html.pendidikan-
Tersering RSKD Rawat Jalan kesehatan.co.id/
(Kasus Baru) tahun 2007.
http://www.dharmais.co.id Yamin. 2007. Kanker Payudara dan
Tumor Payudara. Diakses pada
Sarwono, 2006. Pengertian Remaja. 20 Januari 2014 dari
Jakarta: Aneka cipta www.html.jurnal-kesehatan.co.id

Sibarani, P. 2000. Persepsi Remaja Puteri Yuni, (2009). Cegah Kanker Payudara
tentang Pemeriksaan Payudara Sejak Dini. Diakses pada 4 Juli
Sendiri di SMA Negeri 1 2014 www.html.promosi-
Tanjung Balai. Skripsi, Medan kesehatan.co.id

Sri wahyuni. 2009. Gambaran Perilaku Widiyanto. (1999). Cancer Age. Diakses
Remaja Puteri terhadap pada 4 Juli 2014 dari
SADARI di SMA 3 Karimun. http://www.cancerage.co.id/
Skripsi: Medan.
WHO, 2007. World Health Statistics
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian 2007. www.who.int/whosis
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta WHO, 2008. Breast Cancer: A Role for
Trans Fatty Acids? http://www.who.in.
Sukardja. 2000. Kesehatan Wanita.
Bandung: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai