6
Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Ruang
Pengawasan Jalan (Ruwasja)
7 Struktur Bangunan
Detail Kriteria
a) Menerapkan ragam hias tradisional Bali pada
komponen bangunan dengan seimbang,
menyatu, dan proporsional
Harus mempertimbangkan:
a. Fungsi, lokasi, keawetan dan pelaksanaan
konstruksi;
b. Pengaruh aksi sebagai akibat beban yang
bekerja selama umur layanan bangunan, baik
beban muatan tetap maupun sementara (gempa,
angin, korosi, jamur dan serangga perusak);
c. Pengaruh gempa terhadap substruktur
maupun struktur atas bangunan;
d. Struktur bangunan yang direncanakan secara
daktail pada kondisi pembebanan maksimum;
e. Struktur bawah pada lokasi tanah yang dapat
terjadi likuifaksi; dan
f. Keandalan Bangunan Gedung.
Peraturan Daerah
Perwali Kota Denpasar Nomor 25 tahun 2010 tentang
Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung (Pasal: Prinsip-
Prinsip Ragam Hias)
Detail Kriteria
Tampilan luar berkarakteristik Arsitektur Bali
Memenuhi persyaratan tata ruang dalam
Bangunan Gedung (fungsi dan keandalan)
Seimbang, selaras dan terpadu dengan
lingkungan
Sesuai dengan nilai-nilai luhur beserta identitas
budaya Bali
Konsep Orientasi bangunan mengacu pada Catus
Patha dan Tri Mandala
Tinggi Lantai Dasar Bangunan:
a. Maksimal 120 cm dari muka tanah/ tinggi rata-
rata jalan;
b. Permukaan atas dari lantai dasar adalah 45 -
120 cm di atas titik tertinggi pekarangan;
c. Paling rendah 45 cm di atas titik tertinggi
sumbu jalan yang berbatasan.
Ketinggian Bangunan:
Maksimal 15 meter di atas permukaan tanah.
DIperbolehkan melebihi 15 meter apabila bagian
bangunan bukan merupakan untuk aktivitas
manusia.
Harus mempertimbangkan:
a. Fungsi, lokasi, keawetan dan pelaksanaan
konstruksi;
b. Pengaruh aksi sebagai akibat beban yang
bekerja selama umur layanan bangunan, baik
beban muatan tetap maupun sementara (gempa,
angin, korosi, jamur dan serangga perusak);
c. Pengaruh gempa terhadap substruktur
maupun struktur atas bangunan;
d. Struktur bangunan yang direncanakan secara
daktail pada kondisi pembebanan maksimum;
e. Struktur bawah pada lokasi tanah yang dapat
terjadi likuifaksi; dan
f. Keandalan Bangunan Gedung.
Peraturan Daerah
Perda Kab. Badung Nomor 3 Tahun 2016 tentang Bangunan
Gedung; Perda Nomor 26 Tahun 2013 tentang RTRW Kab.
Badung
Detail Kriteria
Pemanfaatan ruang kawasan permukiman
perkotaan dan perdesaan menerapkan ciri khas
arsitektur Bali.
Ketinggian Bangunan:
Maksimal 15 meter kecuali bangunan khusus
yang memerlukan ketinggian > 15m.
KDB:
a. Perumahan Kavling Besar (Luas Kavling ≥ 1600
m2) = maksimal 20%
b. Perumahan Kavling Sedang (600 m2 > Luas
Kavling > 1600 m2) = maksimal 25%
c. Perumahan Kavling Kecil (Luas Kavling ≤
600m2) = maksimal 30%
KLB:
a. Kavling Besar = maksimal 40%
b. Kavling Sedang = Maksimal 50%
c. Kavling Kecil = Maksimal 60%
Harus mempertimbangkan:
a. Fungsi, lokasi, keawetan dan pelaksanaan
konstruksi;
b. Pengaruh aksi sebagai akibat beban yang
bekerja selama umur layanan bangunan, baik
beban muatan tetap maupun sementara (gempa,
angin, korosi, jamur dan serangga perusak);
c. Pengaruh gempa terhadap substruktur
maupun struktur atas bangunan;
d. Struktur bangunan yang direncanakan secara
daktail pada kondisi pembebanan maksimum;
e. Struktur bawah pada lokasi tanah yang dapat
terjadi likuifaksi; dan
f. Keandalan Bangunan Gedung.
Peraturan Daerah
Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Gianyar
Peraturan Daerah