Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat populasi
manusia danperkembangan zaman. Populasi manusia mempengaruhi keadaan
alam. Semakinbanyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup
juga bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan sebagai
konsumen, para produsen memproduksi produk mereka agar memenuhi
kebutuhan konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak produk yang
dikeluarkan oleh industri mengeluarkan limbah yang dibuang ke lingkungan.
Limbah inilah yang mengakibatkan kerusakanalam khususnya pada lingkungan
hidup.
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya
yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah
merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keseimbangan ekosistem ?
2. Bagaimana komponen penyusunan ekosistem ?
3. Proses-proses dasar apa dalam keseimbangan ekosistem?
4. Apa saja faktor-faktor dalam keseimbangan ekosistem?
5. Bagaimana upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem?

C. Tujuan
1. Agar siswa dapat mengetahui tentang keseimbangan ekosistem
2. Agar siswa dapat mengetahui apa saja komponen dari ekosistem
3. Agar siswa mengetahui bagaimana proses keseimbangan ekosistem
4. Agar siswa mengetahui faktor-faktor dari keseimbangan ekosistem
5. Agar siswa mengetahui cara menjaga keseimbangan ekosistem

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara


komponen-komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang.
Ekosistem adalah sususan sistem yang terbentuk karena adanya interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya pada tempat tertentu. Makhluk hidup tidak
hanya hidup sendiri di Bumi ini. Untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup.
diperlukan interaksi dengan sesama makhluk hidup lain dan lingkungan. Dengan
demikian tercipta hubungan saling timbal balik, baik berupa hubungan saling
menguntungkan atau saling merugikan. Semua kondisi dan perilaku tiap tiap
komponen dalam ekosistem akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

Keseimbangan ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselerasan


serta kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Keseimbangan
ekosistem adalah kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan
dalam sistem secara keseluruhan. Ekosistem dapat dikatakan tidak seimbang jika
salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak. Misalnya populasi tikus di
sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan mengakibatkan populasi
ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus. Ekosistem yang dikatakan
seimbang dapat dikatakan seimbang apabila semua komponen baik biotik maupun
abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam
lingkungan.1

1
Anonim, Ekologi Tumbuhan, (Makassar: Biologi FMIPA Universitas Hasannudin, 2010),
hl. 22

3
B. KOMPONEN PENYUSUNAN EKOSISTEM

Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat
yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Konsep Ekosistem.
Dekomposer, yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari
bangkai yang telah mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.
Konsumen, disebut organisme heterotrof. Artinya organisme yang tidak mampu
menghasilkan sendiri makanan di dalam tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat
organik yang telah dibentuk oleh produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi
mangsanya. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah hewan dan manusia.
Produsen, disebut organisme autotrof. Artinya organisme yang mampu
menghasilkan makananya sendiri. Yang termasuk organisme autotrof adalah
tumbuhan hijau, karena mampu melakukan fotosintesis.
Komponen Hidup atau Biotik. Komponen abiotik merupakan keadaan
fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk
menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.Beberapa contoh
komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi ,dan iklim.
Komponen Abiotik. Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem Melakukan
proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan. Mengolah limbah
sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain. Tidak menagkap ikan
dengan pukat harimau dan bahan peledak. Tidak melakukan perburuan liar
terhadap satwa-satwakan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang
hutan secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Ekosistem terdiri atas komunitas biologis pada suatu tempat (komponen
biotik) dan faktor fisika dan kimiawi yang mempengaruhinya (komponen abiotik).
Organisme yang menunjukkan ciri ciri makhluk hidup seperti manusia, hewan,
dan tumbuhan termasuk kedalam komponen biotik. Sedangkan batu, temperatur,
dan iklim masuk dalam komponen abiotik.2

2
Wisnuwati, Aplikasi Ekosistem dan Peranannya dalam Bidang Pertanian, (Departemen
Sains Terapan dan Lingkungan, 2011), hl 13-14

4
1. Komponen Biotik

Seperti yang telah diuraikan, komponen biotik mewakili semua organisme


yang ada dalam ekosistem. Secara umum, komponen biotik terbagi menjadi 3
yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

a. Produsen – adalah semua makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk


menghasilkan makanannya sendiri atau dapat melakukan proses
fotosintesis. Tumbuhan masuk dalam kategori ini meskipun beberapa biota
laut seperti fitoplankton dan alga juga ada dalam kategori produsen.

b. Konsumen – merupakan organisme yang mendapatkan energi makanan


dengan cara mengonsumsi organisme lain. Konsumen dapat dibedakan
menurut tingkatannya dalam rantai makanan atau dari jenis makanannya.
Berdasarkan jenis makanannya konsumen dibedakan menjadi herbivora
(hewan pemakan tumbuhan), karnivora (hewan pemakan daging), dan
omnivora (hewan pemakan tumbuhan dan daging). Contoh dan ciri ciri
hewan dapat dilihat pada artikel Ciri ciri hewan karnivora herbivora
omnivora dan hewan karnivora, herbivora, dan omnivora.

c. Pengurai – atau disebut juga dengan dekomposer, adalah organisme yang


menguraikan organisme yang telah mati. Penguraian memungkinkan zat-
zat organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dan dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen. Makhluk hidup yang
termasuk dekomposer adalah bakteri, cendawan, cacing, beberapa jenis
rodentia dan serangga tanah.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merujuk kepada benda mati atau benda yang tidak
memiliki ciri makhluk hidup. Dalam ekosistem, komponen abiotik adalah kondisi
fisika dan kimiawi hal/benda disekitar yang menunjang kehidupan makhluk
hidup. Contoh komponen abiotik diantaranya:

5
a. Air – air merupakan hal vital yang dibutuhkan makhluk hidup. Tubuh
manusia 70% terdiri atas air, begitu pula sebagian besar hewan, dan
tumbuhan memerlukan air sebagai salah satu bahan dalam
fotosintesis. Akibat kekurangan air pada tumbuhan sangat terlihat.
Tumbuhan menjadi layu dan pada akhirnya mati.

b. Cahaya matahari – cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam


kehidupan makhluk hidup, khususnya tumbuhan. Fungsi cahaya matahari
untuk tumbuhan adalah sebagai bahan utama fotosintesis.

c. Udara – udara terdiri atas banyak senyawa seperti oksigen, karbondioksida,


gas nitrogen dan sebagainya. Senyawa oksigen dibutuhkan manusia dan
hewan untuk bernafas. Sedangkan tumbuhan menyerap karbondioksida dari
udara untuk diproses dalam fotosintesis.

d. Tanah – tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Tanpa adanya


tanah, maka tumbuhan tidak dapat hidup. Kondisi tanah juga mempengaruhi
tumbuhan apa yang dapat hidup. Tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman adalah tanah yang banyak mengandung humus. Tanah yang
tercemar logam berat akan membuat tanaman sulit tumbuh. Bahaya logam
berat juga akan mempengaruhi kehidupan manusia dan hewan disekitarnya.

e. Iklim – iklim adalah keadaan rata-rata suatu daerah luas untuk waktu yang
relatif lama. Komponen dalam iklim adalah kelembaban, suhu, curah hujan
dan sebagainya. Keadaan ini akan mempengaruhi tanaman yang tumbuh di
daerah tersebut.

6
C. PROSES-PROSES DASAR DALAM EKOSISTEM

Untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa


makan dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu
organisme. Peristiwa makan dan dimakan antarmakhluk hidup dalam suatu
ekosistem membentuk rantai makanan dan jaring- jaring makanan.

1. Rantai Makanan
Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis
konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua,
dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen
puncak. Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Di antara rantai makanan
tersebut terdapat pengurai, karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati
dan diuraikan oleh pengurai. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai
pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
a. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau
sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat
herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang
memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan
pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
b. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang
hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri,
dan benalu.
c. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai.
Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi
saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring
makanan.

7
2. Jaring-jaring Makanan

Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang


berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen adalah
penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah pemakan
produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang
mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis).
Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof
(manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung.
Tapi ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen
dengan memakan konsumen lainnya karenanya konsumen dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu konsumen I, II, dan seterusnya hingga konsumen puncak.

D. FAKTOR KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Semua tingkat organisasi kehidupan dalam ekosistem saling berinteraksi


membentuk kehidupan yang harmonis dan seimbang. Sama halnya dengan tubuh
manusia yang memiliki sistem sistem pendukung yang menjaga kestabilan, di
dalam ekosistem juga terjadi hubungan yang hampir sama. Kondisi ini disebut
keseimbangan ekosistem atau kondisi homeostasis. Sama halnya dengan sistem
sistem tubuh seperti sistem pencernaan pada manusia atau sistem sirkulasi pada
manusia, sistem dalam ekosistem juga dapat terganggu keseimbangannya. Bumi
sendiri selalu berubah setiap saat meskipun sedikit, misalnya adalah cuaca. Cuaca
hari ini bisa berbeda dengan cuaca esok hari. Kita mungkin juga pernah
mempelajari musim di Indonesia. Dua dekade terakhir, musim hujan dan musim
kemarau di Indonesia bisa diprediksi waktunya. 3

3
Anonim, Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Ekosistem, (Jakarta:
Purdakarya, 2011), hl 56

8
Sedangkan sekarang, musim penghujan dan kemarau sulit untuk diprediksi
awalnya. Perubahan di ekosistem dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mengganggu kondisi homeostasisnya. Faktor pengganggu keseimbangan
ekosistem meliputi faktor alam dan faktor perilaku manusia.

1. Faktor alam

Secara umum, penyebab terganggunya keseimbangan


ekosistem atau lingkungan dibagi ke dalam dua garis besar, yakni:
Faktor penyebab yang terjadi sebagai akibat bencana alam. Misalnya saja
tterjadinya banjir, terjadinya gempa bumi, gunung yang meletus, bencana
tsunami, dan masih banyak lagi lainnya. Bencana yang terjadi secara
alamiah ini akan memicu kacaunya keseimbangan ekosistem yang
berdampak pada kacaunya interaksi komponen-komponen di dalam
ekosistem tersebut. Faktor alam banyak dipengaruhi oleh bencana alam
yang terjadi. Beberapa bencana yang dapat mempengaruhi keseimbangan
ekosistem antara lain: Gunung meletus, Tsunami, Gempa, Banjir, Longsor,
Pergeseran lempeng tektonik.

2. Faktor Perilaku Manusia

Faktor penyebab yang terjadi akibat ulah manunsia. Tindakan yang


dilakukan oleh anusia bisa memicu terganggunya keseimbangan di dalam
lingkungan ekosistem. Tindakan yang dilakukan manusia ini bisa memicu
terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, perubahan iklim yang
ekstrim dan masih banyak lagi lainnya. Perilaku manusia yang tidak
bertanggungjawab dapat merusak keseimbangan ekosistem, baik
ekosistem alami maupun ekosistem buatan. Dengan pertumbuhan

9
penduduk yang pesat, manusia semakin banyak mengeksploitasi alam
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 4
Ada beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem. Antara lain:
a. Kegiatan penambangan pohon juga pembakaran hutan. Dua kegiatan ini
bisa menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem. Tak
hanya menyebabkan banjir juga longsor, berkurangnya pohon yang
merupakan paru-paru dunia ini akan membuat iklim di bumi terganggu.
Penebangan pepohonan akan membuat tanah tidak lagi terkunci secara
benar sehingga mudah longsor dan udara tidak lagi bida didaur ulang
sehingga kadar oksigen semakin berkurang. Sementara itu, pembakaran
hutan jauh lebih berbahaya lagi sebab bisa membunuh semua makhluk
hidup yang ada di dalam hutan tersebut dan menyebabkan kelangkaan
beberapa tanaman tertentu.
b. Perburuan hewan yang tak terkendali. Manusia membutuhkan hewan
baik itu sebagai salah satu bahan makanan maupun sebagai rekreasi. Poin
pertama, manusia mengkonsumsi hewan , misalnya ikan, bukan hal yang
merusak jika dilakukan dengan cara yang wajar. Namun, manakala
manusia menangkap ikan dengan bom peledak, racun atau kejut listrik,
maka bisa dipastikan akan berakibat buruk pada keseimbangan
lingkungan. Bom ikan misalnya akan merusak ekosistem terumbu karang
yang merupakan tempat hidup ikan. Poin kedua adalah hewan sebagai
rekreasi. Terkadang banyak manusia yang menangkap hewan hanya
untuk dipelihara dan dijual demi tujuan komersil mislanya bahan garmen
dan semcamnya. Hal ini sangat buruk dan berdampak pada kelangkaan
hewan tertentu. Hilangnya satu organisme hewan dalam satu lingkungan
akan berdampak pada keseimbangan ekosistem.

4
http://ekologi-hutan.blogspot.com/2010/11/kerusakan-ekosistem.html,
diakses pada tanggal 15 Maret 2019

10
c. Kegiatan pemakaian pupuk yang berlebihan. Aktivitas pertanian manusia
juga terkadang bisa mengganggu keseimbangan alam. Pupuk digunakan
untuk memaksimalkan hasil pertanian. Ada dua jenis pupuk yang
digunakan yakni pupuk alami dan pupuk buatan. Penggunaan pupuk
alami tidak membahayakan organisme lainnya sementara itu penggunaan
pupuk buatan atau insektisida misalnya, jika digunakan secara berlebihan
akan berbahaya bagi organisme lainnya misalnya saja burung yang tidak
mengganggu tanaman sama sekali.
d. Kegiatan pembuangan sampah juga limbah. Ratusan milyar manusia di
dunia ini, setiap melakukan kegiatan pasti menghasilkan sampah juga
limbah. Sebut saja limbah dari rumah tangga, transportasi, pertanian,
hingga limbah industri. Apabila tidak diurai secara cermat makan limbah
dan sampah ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan
mengancam nyawa organisme lainnya.
e. Kegiatan yang mencemari lingkungan. Cakupan poin ini adalah
pencemaran terhadap tanah, pencemaran terhadap udara, pencemaran
terhadap suara, dan juga pencemaran terhadap air. Pencemaran tanah
terjadi dengan cara menciptakan limbah yang tak bisa diurai hingga
ribuan tahun lamanya, misalnya saja plastik. Pencemaran suara misalnya
oleh suara bising yang merusak pendengaran organisme. Pencemaran air
misalnya dengan masuknya bahan padat maupun cair di dalam air yang
membahayakan organisme di dalam air. Sedangkan pencemaran udara
adalah masuknya berbagai polutan ke udara baik itu dari asap kendaraan,
debu.5

5
http://www.crayonpedia.org/mw/PengaruhKegiatanManusiaTerhadapKes
eimbanganEkosistem. diakses pada tanggal 15 Maret 2019

11
E. UPAYA UNTUK MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan


usaha-usaha yang nyata yang dapat kita lakukan. Beberapa usaha untuk menjaga
keseimbangan ekosistem diantaranya:

1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan


secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran
hutan, melakukan pangadaan: taman nasional (kawasan pelestarian alam
yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dan dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata
dan rekreasi alam); cagar alam (kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami); suaka margasatwa (kawasan suaka alam yang
mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis
satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan
terhadap habitatnya)
2. Tidak melakukan perburuan liar terhadap satwa-satwa
3. Tidak menagkap ikan dengan pukat harimau dan bahan peledak
4. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan
menggalakan penggunaan pupuk alami
5. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain
6. Tidak membuang sampah sembarangan
7. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara
komponen-komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang.
Ekosistem adalah sususan sistem yang terbentuk karena adanya interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya pada tempat tertentu. Ekosistem terdiri atas
komunitas biologis pada suatu tempat (komponen biotik) dan faktor fisika dan
kimiawi yang mempengaruhinya (komponen abiotik). Organisme yang
menunjukkan ciri ciri makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan
termasuk kedalam komponen biotik. Sedangkan batu, temperatur, dan iklim
masuk dalam komponen abiotik.

Penyebab terganggunya keseimbangan ekosistem atau lingkungan dibagi


ke dalam dua garis besar, yakni: Faktor penyebab yang terjadi sebagai akibat
bencana alam: Misalnya saja terjadinya banjir, terjadinya gempa bumi, gunung
yang meletus, bencana tsunami, dan masih banyak lagi lainnya. Bencana yang
terjadi secara alamiah ini akan memicu kacaunya keseimbangan ekosistem yang
berdampak pada kacaunya interaksi komponen-komponen di dalam ekosistem
tersebut. Faktor penyebab yang terjadi akibat ulah manunsia: Tindakan yang
dilakukan oleh anusia bisa memicu terganggunya keseimbangan di dalam
lingkungan ekosistem. Tindakan yang dilakukan manusia ini bisa memicu
terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, perubahan iklim yang ekstrim dan
masih banyak lagi lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Ekologi Tumbuhan. Makassar: Biologi FMIPA Universitas


Hasannudin.

Anonim. 2012. Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Ekosistem.

Wisnuwati. 2011. Aplikasi Ekosistem dan Peranannya dalam Bidang Pertanian.


Departemen Sains Terapan dan Lingkungan.

http://ekologi-hutan.blogspot.com/2010/11/kerusakan-ekosistem.html,diakses
pada tanggal 15 Maret 2019

http://www.crayonpedia.org/mw/PengaruhKegiatanManusiaTerhadapKeseimbang
anEkosistem. diakses pada tanggal 15 Maret 2019

14

Anda mungkin juga menyukai