Editor:
Haidlor Ali Ahmad
Perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDT)
ISBN : 978-979-797-359-9
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk
dengan cara menggunakan mesin fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit
Editor:
Haidlor Ali Ahmad
Penerbit:
Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI
Jl. MH. Thamrin No. 6 Jakarta
Telp./Fax. (021) 3920425, 3920421
www.puslitbang1.balitbangdiklat.co.id
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSLITBANG KEHIDUPAN
KEAGAMAAN
iii
7. Masyarakat Membangun Harmoni: Resolusi Konflik dan Bina
Damai Etnorelijius di Indonesia.
8. Peran Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama dalam
Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama.
Kami berharap penerbitan naskah buku hasil penelitian
yang lebih banyak menyampaikan data dan fakta ini dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan khazanah sosial
keagamaan, serta sebagai bahan masukan bagi para
pengambil kebijakan tentang pelbagai perkembangan dan
dinamika sosial keagamaan. Di samping itu, diharapkan pula
buku-buku ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi berbagai
pihak tentang informasi kehidupan keagamaan di Indonesia.
Dengan selesainya kegiatan penerbitan naskah buku
kehidupan keagamaan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
yang telah memberikan kepercayaan, arahan dan
sambutan bagi terbitnya buku-buku ini.
2. Para pakar yang telah sudi membaca dan memberikan
prolog atas buku-buku yang diterbitkan.
3. Para peneliti sebagai editor yang telah menyelaraskan
laporan hasil penelitian menjadi buku, dan akhirnya dapat
hadir di depan para pembaca yang budiman.
4. Kepada semua fihak yang telah memberikan kontribusi
bagi terlaksananya program penerbitan naskah buku
kehidupan keagamaan ini.
5. Tim Pelaksana Kegiatan, sebagai penyelenggara.
iv
Apabila dalam penerbitan buku ini masih ada hal-hal
yang perlu perbaikan, kekurangan dan kelemahannya baik
dari sisi substansi maupun teknis, kami mohon maaf dan
berharap masukan serta saran untuk penyempurnaan dan
perbaikan buku-buku yang kami terbitkan selanjutnya dan
semoga bermanfaat. Semoga bermanfaat.
v
vi
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
SAMBUTAN
KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT
KEMENTERIAN AGAMA RI
D
alam tahun 2012 yang lalu, berbagai kalangan baik
dari kalangan birokrasi maupun kalangan umat
beragama sempat dikejutkan oleh hasil penelitian
yang dilakukan CSIS yang menunjukkan bahwa sikap intoleran
masyarakat beragama di Indonesia semakin meningkat. Hal ini
dapat dimaklumi, karena masalah intolerasi beragama adalah
masalah yang peka dalam kehidupan bermasyarakat, ber-
bangsa dan bernegara. Memang dalam realitasnya, konflik
akibat intolerasi sampai saat ini masih sering terjadi dan
melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Akan tetapi benarkah
jika bangsa Indonesia semakin tidak toleran?
Untuk mendapatkan gambaran tentang kerukunan antar
umat beragama dengan menggali masalah kerukunan dan
mencatatkan tingkatan serta indeksnya, Puslitbang Kehidupan
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI -
dalam tahun 2009 - melakukan penelitian berkaitan dengan
kerukunan ini di daerah Jawa Barat. Penelitian yang sama
dilakukan pula di Jawa Timur (2010) dan Lampung (2011).
Hasil yang didapat dari penelitian ini hampir sama dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya di Jawa Barat.
Kesimpulannya adalah ditemukannya variasi tingkat
kerukunan di berbagai wilayah kabupaten di Jawa Barat dan
Lampung mulai dari yang “tidak rukun” sampai pada yang
“harmonis”.
vii
Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
viii
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
ix
Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
x
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
PROLOG
SURVEI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
DI INDONESIA
Oleh: Prof. Dr. Imam Tholkhah MA.
1
Bandingkan Syamsul Arifin. 2009. Studi Agama Perspektif Sosiologis dan Isu-
Isu Kontemporer. Malang: UMM Press. hlm. 63-98
xi
Prolog
2
Hasil penelitian Badan Litbang Agama tahun 1989/1990, memberikan contoh
tradisi hidup rukun, damai, tidak saling mengganggu antar penganut Buddha dan
Hindu sejak masa kerajaan Sriwijaya tahun 629M telah berkembang (Bahrul
Hayat. 2012. Mengelola Kemajemukan Umat Beragama. Jakarta: Saadah Cipta
Mandiri)
xii
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
3
Imam Tholkhah (ed). 2012. Masalah Sosial Keagamaan Peserta Didik SLTA
Pulau Jawa Jawa dan Sulawesi. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan. hlm 1-4
xiii
Prolog
xiv
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
xv
Prolog
4
Lihat Atho’Mudhzhar .”Memelihara Kerukunan Umat Beragama: Jalan Landai
atau Mendaki.” Dalam Abdurrahman Mas’ud dkk (ed). 2011. Kerukunan Umat
Beragama dalam Sorotan: Refleksi dan Evaluasi 10 Tahun Kebijakan dan
Program Pusat Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Sekretariat Jenderal
Kementerian Agama. Hlm. 19 – 38.
xvi
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
5
Lihat Bahrul Hayat. 2012. Mengelola Kemajemukan Umat Beragama. Jakarta:
Saadah Cipta Mandiri.
xvii
Prolog
xviii
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
xix
Prolog
xx
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
DAFTAR ISI
hal
Kata Pengantar Kepala Puslitbang Kehidupan
Keagamaan ………………………………………………… iii
Sambutan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI ………………………………….. vii
Prolog oleh: Prof. Dr. H. Imam Tholkhah, MA ………... xi
Daftar Isi …………………………………………………… xxi
xxi
Daftar Isi
DAFTAR PUSTAKA 61
xxii
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Bab I. Pendahuluan
1
M. Natsir et al. (2005) dalam Laporan Penelitian tentang Pemetaan Kehidupan Beragama
di Lombok mengatakan bahwa secara umum ada dua penyebab terjadinya konflik sosial. Pertama,
pada tataran makroskopik, konflik sosial disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah dalam segala
bidang yang sentralistik dengan dampak ketimpangan dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi,
hukum, politik dan budaya. Kedua, pada tataran mikroskopik, konflik sosial bernuansa agama
sebagai akibat dari adanya kebijakan yang kurang memperhatikan kehidupan sosial keagamaan
masyarakat lokal.
2
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
3
Bab I. Pendahuluan
4
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
5
Bab I. Pendahuluan
6
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
7
Bab I. Pendahuluan
Tahap pertama :
Penentuan Kabupaten/Kota
(Ibukota Provinsi)
Tahap kedua :
Penentuan Kecamatan
(ambil 2 kecamatan)
Tahap ketiga :
Penentuan Kelurahan
(ambil 5 kelurahan)
Tahap Keempat :
Setiap kelurahan dipilih
Diplih 10 Rumah Tangga
8
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
9
Bab I. Pendahuluan
ini juga bisa terjadi, dengan situasi dan faktor penyebab yang
mungkin sama.
2. Variabel Pemahaman.
Pemahaman adalah kelanjutan dari penafsiran terhadap
ajaran. Dalam kasus masyarakat Islam diasumsikan bahwa di
sana ada beberapa paham umum yang muncul setelah
masyarakat menafsirkan ajaran Islam. Pemahaman ini
merupakan penerapan manhaj tertentu dalam menafsirkan teks
al Quran maupun hadits. Karena pemahaman bisa berbeda,
tindakan atau sikap dalam hubungannya dengan agama lain
juga bisa berbeda. Variabel pemahaman ini bisa saja diwarnai
oleh perbedaan yang mencolok antara satu daerah dari daerah
lainnya.
3. Variabel Sikap.
Variabel ini muncul ketika variable kedua dihadapkan
dengan kondisi sosial nyata dalam masyarakat. Hal ini
termasuk di dalamnya adalah faktor-faktor domestik dan
internasional. Hegemoni politik oleh negara atau represi yang
dilakukan oleh kelompok apapun terhadap umat Islam akan
melahirkan respon yang berbeda dari berbagai kelompok yang
ada. Meskipun demikian, sejauh ancaman hegemoni tadi
menyangkut kedirian Islam sebagai agama atau umat Islam
sebagai masyarakat, maka respon kalangan Islam akan sama,
karena mereka juga terikat oleh ajaran bahwa “sebagai sesama
umat Islam, mereka adalah bersaudara”.
4. Variabel Persepsi
Persepsi adalah penilaian yang dalam hal ini terhadap
kelompok agama lain, baik mengenai gambaran umumnya,
10
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Gambar 1:
Hubungan Antarpemeluk Agama dalam Konteks
Faktor-Faktor Berpengaruh
11
Bab I. Pendahuluan
G. Fokus Penelitian
Secara teoritis sikap dan juga tindakan seseorang sangat
dipengaruhi baik oleh nilai yang hidup dalam diri orang
bersangkutan atau yang hidup dalam masyarakat yang
mengelilinginya. Nilai itu selain berasal dari ciptaan manusia –
sebagai produk kebudayaan – juga bisa berasal dari ajaran-
ajaran agama yang dalam kehidupan masyarakat beragama
bisa saja merupakan faktor dominan. Tanpa menyederhana-
kan permasalahan yang ada, nilai-nilai atau norma-norma
yang hidup dalam masyarakatlah yang memengaruhi anggota
masyarakat untuk bersikap dan bahkan mendorong tindakan-
tindakan tertentu, sehingga dalam hal ini nilai dan norma
tersebut, termasuk juga pandangan hidup (world view),
merupakan faktor dominan yang mengerahkan baik itu sikap,
pandangan maupun persepsi manusia yang dalam kasus
penelitian ini terhadap kelompok lainnya.
Meskipun demikian, sikap sosial seorang pemeluk agama
atau bahkan tindakan-tindakan tertentunya bisa merupakan
respon terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemeluk
agama lain atau terhadap kondisi kehidupan yang diciptakan
oleh pemeluk agama lain tersebut. Meskipun ajaran bisa saja
berpengaruh terhadap sikap seorang pemeluk suatu agama,
unsur sosial atau kondisi sosial politik biasanya lebih
mendorong dalam memunculkan sikap dalam kaitannya
dengan pemeluk agama lain tersebut.
Survei ini melihat kecenderungan umum berkaitan
dengan masalah kerukunan antarumat beragama. Untuk
ketajaman atau fokus telaahan, beberapa variabel dijadikan
sebagai sasaran. Dalam penelitian pola hubungan antara
pemeluk agama ini – dengan maksud melihat unsur
12
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
13
Bab I. Pendahuluan
Kelas/Golongan
(Intervening variable)
Pendidikan
Gender
(Intervening variable)
14
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
2
Bogardus, Emory S. (1933). "A Social Distance Scale." Sociology and Social Research 17
(1933): 265-271.
15
Bab I. Pendahuluan
16
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
17
Bab I. Pendahuluan
18
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
19
Bab I. Pendahuluan
20
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
21
Bab I. Pendahuluan
22
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
23
Bab I. Pendahuluan
24
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
RELIABILITAS ANTARKOTA/KABUPATEN
DEPOK
RELIABILITAS ANTARKOTA/KABUPATEN
BOGOR
25
Bab I. Pendahuluan
RELIABILITAS ANTARKOTA/KABUPATEN
BEKASI
RELIABILITAS ANTARKOTA/KABUPATEN
KOTA BEKASI
26
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
RELIABILITAS ANTARKOTA/KAB
DEPOK 0.930
BOGOR 0.837
BEKASI 0.841
SELURUHNYA 0.891
KESIMPULAN
Nilai Reliabilitas sudah bagus 0.891 (Reliabel)
Nilai Validitas yang perlu diperhatikan hanya pertanyaan
E02 karena nilai korelasinya di bawah 0.3 (kurang valid),
alternatif solusinya dibuang atau diganti pertanyaan dan
diuji lagi.
Instrumen tetap memiliki reliabilitas yang tinggi walaupun
diujicobakan pada daerah yang berbeda.
27
Bab I. Pendahuluan
28
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
29
Bab I. Pendahuluan
30
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
BAB II
HASIL SUVEI
KARAKTERISTIK RESPONDEN
31
Bab II. Hasil Survei
32
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
33
Bab II. Hasil Survei
34
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
35
Bab II. Hasil Survei
36
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
37
Bab II. Hasil Survei
38
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
39
Bab II. Hasil Survei
40
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
41
Bab II. Hasil Survei
42
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
No Pertanyaan
Tidak Baik / Sangat Tdk
Baik Biasa Baik Jawab
43
Bab II. Hasil Survei
INDEKS KERUKUNAN:
PERSPESI TENTANG KERUKUNAN
BERAGAMA
SIKAP DAN INTERAKSI ANTARUMAT
BERAGAMA
KERJASAMA ANTARUMAT BERAGAMA
KLASIFIKASI PENILAIAN
44
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
45
Bab II. Hasil Survei
46
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
47
Bab II. Hasil Survei
Buddha
48
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
49
Bab II. Hasil Survei
50
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
51
Bab II. Hasil Survei
52
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
HUBUNGAN ANTARVARIABEL
Persespsi
Sikap Dan
Tentang Kerjasama
Tindakan Membangun
Kerukunan Antarumat
Antarumat Kerukunan
Antarumat Beragama
Beragama
Beragama
Persespsi Tentang
Kerukunan
1 0.24 0.25 0.26
Antarumat
Beragama
Sikap Dan
Tindakan
0.24 1 0.68 0.69
Antarumat
Beragama
Kerjasama
Antarumat 0.25 0.68 1 0.71
Beragama
Membangun
0.26 0.69 0.71 1
Kerukunan
53
Bab II. Hasil Survei
54
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
55
Bab III. Penutup
56
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
57
Bab III. Penutup
58
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
59
Bab III. Penutup
60
Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
DAFTAR BACAAN
61
Daftar Pustaka
62