Anda di halaman 1dari 14

KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH COMPANY VISIT


“BATIK PUSPITA MEKAR”

Disusun Oleh:
VICTORIA JENIFFER RAYA
12030116120079

FAKULTAS EKOMOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkatnya, saya dapat menyelesaikan LAPORAN COMPANY VISIT Batik Puspita Mekar.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Company Visit yang dilaksanakan pada tanggal 30 April
2017 di Kampung Batik Laweyan “Batik Puspita Mekara” Jl. Parang Pamor RT 01 RW 04
Sondakan Surakarta. Laporan ini saya buat sebagai tugas dari mata kuliah Kewirausahaan,
dengan dosen pengampu Bapak Drs. Suryono Budi Santoso..

Dengan membaca makalah ini, saya mengharapkan para pembaca mampu mengetahui
konsep teknologi yang diterapkan di perusahaan tersebut dan dapat berguna untuk menambah
pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya. Selain itu, makalah ini juga dapat berguna
bagi mahasiswa, agar dapat mengetahui Proses pembuatan awal batik hingga bisa menjadi
produk yang membanggakan bagi Indonesia.

Pada kesempatan ini,saya sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Puspita Mekar
Karena telah menerima kami mahasiswa FEB Undip untuk belajar membatik. Semoga
mendapatkan balasan yang setimpal terhadap budi baik yang telah diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Amiin

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu,saya sangat mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari
berbagai pihak.

Akhir kata, semoga dengan terselesaikannya laporan ini, dapat memberikan manfaat bagi
kita semua
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Sejarah Batik di Indonesia


1.2 Macam-macam batik Indonesia
1.3 Sejarah Batik Puspita Mekar

Bab II Pembahasan

2.1 Pemilihan dan Deskripsi pilihan Batik


2.2 Proses dan cara membatik
2.3 Lampiran Dokumentasi

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah batik di Indonesia terkait erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan
penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Dalam beberapa catatan,
pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada
zaman Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus
berkembang sampai kerajaan berikutnya beserta raja-rajanya. Kesenian batik secara umum
meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad
ke-19.

Teknik batik sendiri telah diketahui lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal dari
Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika
Barat seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri
Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru
dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah
satu kebudayaan keluarga kerajaan di Indonesia zaman dahulu. Awalnya kegiatan membatik
hanya terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja dan keluarga
pemerintah dan para pembesar. Oleh karena banyak dari pembesar tinggal di luar keraton,
maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar dari keraton dan dihasilkan pula di
tempatnya masing-masing.

Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas
sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka.

Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan


asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila. Bahan
sodanya dibuat dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Batik Indonesia telah dikenal luas seluruh masyarakat Mancanegara. Peninggalan nenek
moyang masyarakat Jawa yang satu ini bahkan sudah dinobatkan oleh UNESCO sebagai
salah satu Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the
Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 lalu (kini dikenal sebagai
Hari Batik Nasional). Bukan hanya oleh orang Jawa, kain batik ternyata kini telah dikenakan
oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Kain batik dianggap sebagai pakaian semi resmi
yang cocok dikenakan dalam acara apapun.

Terkait dengan teknik pembuatannya, pada masa itu batik tulis merupakan satu-satunya
teknik yang digunakan. Dalam proses pengerjaannya, pewarnaan pun masih menggunakan
bahan pewarna alami yang dibuat dari sendiri menggunakan tanaman-tanaman seperti daun
jati, tinggi, mengkudu, pohon nila, dan soga. Sedangkan untuk bahan sodanya, para pembatik
masa itu menggunakan soda abu dan tanah lumpur. Penggunaan kain batik yang sebelumnya
hanya terbatas di lingkungan keraton, lambat laun mulai dikembangkan oleh rakyat jelata.

Hal ini membuat corak batik kian beragam sesuai dengan minat dan jiwa seni para
pembuatnya. Asal usul batik juga tak lepas dari perkembangan teknologi. Pada masa
sebelumnya teknik batik tulis menjadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk membuat
motif batik, setelah perang dunia I atau setelah modernisasi kian menjamur, teknik batik cap
dan batik printing pun mulai dikenal. Kedua teknik batik ini sendiri dianggap sebagai teknik
pembatikan yang sangat efisien dan tidak memakan banyak waktu, meskipun secara kualitas
dinilai kurang memiliki nilai estetis. Sejarah perkembangan batik tidak hanya berhenti
sampai di situ. Di era sekarang, batik bukan hanya dikenal sebagai corak pakaian semata.

Berbagai pernik pelengkap penampilan dalam kehidupan sehari-hari seperti tas, sepatu,
dasi, hingga helm, juga sudah menggunakan batik sebagai motifnya. Bahkan, pakaian-
pakaian sekolah, kedinasan, dan lain sebagainya juga menggunakan motif ini sebagai pilihan
utama. Nah, demikianlah pemaparan sekilas kami mengenai asal usul batik Indonesia dan
perkembangannya. Mari kita lestarikan warisan nenek moyang bangsa Indonesia ini dengat
terus mengenakannya dan memperkenalkannya pada anak cucu kita. Semoga bermanfaat.
1.2 Macam-macam batik di Indonesia

1. Macam macam batik berdasarkan cara pembuatan batik


 Batik tulis adalah teknik atau cara dalam membatasi warna yang membubuhkan
tulisan diatas kain batik (mirip menulis) menggunakan canting. Proses pembuatan
batik tulis memerlukan waktu yang cukup lama yang mengakibatkan harga batik tulis
juga cukup mahal di pasaran.
 Batik Cap, merupakan cara
engan dengan melukis diatas kain putih. Tetap menggunakan canting dan malam.
Akan tetapi, kreasi yang ada pada batik lukis adalah menggunakan kuas dalam
membuat motif tertentu sehingga lebih kreatif dan inovatif dan tetap mempertahankan
kesederhanaan.

2. Macam macam batik berdasarkan Motif atau Corak

 Batik Keraton
Batik Keraton merupakan batik yang dikhususkan motif tertentu yang hanya boleh
digunakan oleh anggota kerajaan tertentu seperti raja maupun keluarganya. Batik ini
seringkali mengandung makna dan filosofi hidup.
 Batik Sudagaran
Batik sudagaran adalah batik yang muncul sebagai perlawanan dan penentangan
terhadap motif keraton yang terkesan ekslusif. Oleh karena itu, seniman membuat
batik yang memiliki kesamaan motif dengan batik keraton sehingga dapat digunakan
oleh orang banyak. Dahulunya, batik Sudagaran biasanya merupakan batik keraton
yang ditambahkan motif tertentu diatasnya sehingga terkesan lebih rumit dan lebih
indah dari batik keraton.
 Batik Cuwiri
Batik ini terkesan mistis karena dipercaya mampu membantu orang yang sakit dalam
proses penyembuhan orang sakit dengan cara menyelimuti orang yang sakit.
 Batik sekar jagad
Batik ini merupakan batik yang paling umum di Indonesia. Makna motif ini adalah
kecantikan atau orang yang membuat orang melihat menjadi terpesona
 Batik Kawung
Batik kawung merupakan batik yang berpola seperti buah kawung yaitu sejenis
kelapa atau kolang kaling.

 Batik Sido Mukti

Batik ini merupakan batik yang sering digunakan oleh warga solo dalam upacara
perkawinan. Memberikan makna harapan kebahagiaan lahir batin.

 Batik sido luhur


Batik ini adalah salah satu macam batik yang berasal dari kraton surakarta. Batik ini
merupakan batik yang sering dikenakan oleh pengantin wanita di malam pengantin di
daerah solo.
 Batik Sido Asih
Batik yang juga berasal dari Keraton Surakarta yang juga digunakan oleh pengantin
wanita. Memiliki arti kasih sayang antar sesama.
1.3 Sejarah Batik Puspita Mekar

Puspita Mekar adalah usaha mandiri yang didirikan pada tahun 1988, didirikan oleh H.
Muhammad Mufid dan Hj.Upik Suratmi.
Puspita Mekar bergerak dalam bidang industri batik tradisional , produk tekstile, serta handycraft
Puspita Mekar adalah Usaha mandiri masyarakat yang di bina oleh :
1. Dinas Koperasi & UMKM Kota Surakarta
2. Dinas Pedagangan & Perindustrian Kota Surakarta
3. Dinas Pariwisata Kota Surakarta
4. Dinas Koperasi & UMKM Propinsi Jawa Tengah
5. Dinas Pedagangan & Perindustrian Propinsi Jawa Tengah
6. Kementrian Koperasi & UMKM
7. Kementrian Pedagangan & Perindustrian
8. Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
9. Kementrian Komunikasi dan Informasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemilihan dan Deskripsi pilihan Batik

Ketika kami semua telah sampai di rumah produksi BATIK PUSPITA MEKAR, setelah
melakukan perjalanan kurang lebih 2-3 jam dari Semarang, kami tidak langsung melakukan
proses pembatikan tetapi terlebih dahulu dikenalkan mengenai Batik Puspita Mekar itu sendiri,
bagaimana perjalanan Batik Puspita Mekar dari awal hingga bisa seperti sekarang ini. Anak dari
pencetus Batik Puspita Mekar menjelaskan seluk beluk, pasang surut serta produk dan kegiatan
yang telah dihasilkan dan diikuti oleh Batik Puspita Mekar.

Produk yang dihasilkan tidak hanya ada di dalam negeri saja, tetapi ada pula yang di
ekspor ke luar Indonesia. Batik Puspita Mekar ini telah memiliki nama, sampai ketika pihak
istana Negara memesan batik begitu banyak untuk di jadikan souvenir.

Setelah pengenalan dan bincang-bincang mengenai batik dan wirausaha, kami diberi
penjelasan tentang pola dan bagaimana sentuhan awal lilin/malam diatas kain Tshirt dengan
menggunakan canting. Pola yang di gunakan yaitu motif bunga. Setelah itu dijelaskan bagaimana
cara pewarnaan terhadap kain batik.

Sampai kepada prakteknya, kami semua dipersilahkan untuk memilih pola apa yang kita
inginkan. Terdapat beberapa pola yang disediakan seperti Kembang, ikan, wajah perempuan dan
masih banyak lagi. Batik puspita mekar juga menyediakan kain kecil untuk percobaan, serta
tshirt sesuai dengan ukuran yang kita pilih. Saya memutuskan untuk memilih motif kembang.

Untuk pemilihan warna kembang awalnya saya bingung karena baru pertama kali, dan
saya menyukai warna-warna soft, tetapi warna yang disediakan hanya 4 warna, dan jika ingin
warna yang lainnya kami harus mencampur-campurkan warna tersebut. Karena ragu-ragu saya
hanya menggunakan warna yang ada saja karena nantinya jika mencampur-campur warna
hasilnya akan kurang baik. Akhirnya saya memilih merah dan orange untuk kembangnya, ungu
untuk biji pada kembang, hijau dan kuning untuk daun dan coklat untuk batangnya. Pemilihan
warna-warna tersebut terinspirasi dari kebanyakan warna kembang yaitu merah. Untuk
pemilihan warna dasar Tshirt saya memilih warna biru. Pemilihan warna biru karena saya
menyukainya, selain itu jika kembang di padukan dengan warna biru mendeskripsikan keindahan
ketika kita melihatnya kembang yang sedang mekar dengan background langit biru yang cerah.

2.2 Proses dan Cara membatik

Masuk kedalam proses pembatikan,

1. kami semua memulai dengan menggambar pola yang ada di kertas pada kain Tshirt
menggunakan pensil.
2. Lalu setelah dipola kami memberikan Tshirt tersebut kepada pegawai Batik puspa mekar
untuk dilukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan
mengikuti pola tersebut. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam
larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena warna.
3. Tahap selanjutnya yaitu kain Tshirt di beri batik cap sesuai keinginan
4. Setelah itu masuk dalam tahap pewarnaan batik, kami mengambil pewarna, kuas serta
bambu berbentuk kotak sebagai tatakan untuk Tshirt. Lalu kami mulai mewarnai pola
sesuai keinginan.
5. Ketika tahap pewarnaan sudah selesai Tshirt dijemur hingga kering
6. Tahap selanjutnya yaitu member warna dasar untuk Tshirt. Pada tahap ini kami dibantu
oleh Batik Puspita Mekar.

Setalah melewati proses pembatikan, kami pun kembali ke semarang pada sore hari. Dan
hasil batik nya akan dikirimkan beberapa minggu setelahnya.
2.3 Lampiran Dokumentasi

Proses melukis pola menggunakan lelehan lilin


Pewarnaan pola

Pola telah selesai diberi warna


Thsirt batik yang sudah jadi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kunjungan Lapangan bertujuan agar mahasiswa/mahasiswi mendapatkan pengalaman


faktual tentang pelaksanaan proses perkuliahan. Setelah diadakannya
kunjungan lapangan ini, mahasiswa/mahasiswi mampu memahami secara langsung bagaimana
sistem produksi yang dilakukan oleh Batik Puspita Mekar yang bermula dari keinginan untuk
tidak bekerja di perusahaan orang akhirnya H.Muhammad Mufiq memutuskan untuk membuat
usaha batik dan dengan kemampuannya dalam seni gambar maka lahirlah Batik Puspita Mekar
yang telah dikenal di seluruh Indonesia bahkan luar Indonesia. Melalui kunjungan ini pula
semoga kami sebagai mahasiswa mendapat pengetahuan bagaimana cara berwirausaha yang baik
dengan membuat strategi-strategi baru agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan keadaan
dan keinginan pasar.

3.2 Saran

Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis. Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat khususnya bagi para
pembaca yang ingin mengetahui tentang batik Indonesia khususnya dalam proses produksinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://puspitamekarsolo.blogspot.co.id/p/blog-page.html

http://syafa94.blogspot.co.id/2016/01/laporan-company-visit-pt-indofood-cbp.html

https://rennytha.wordpress.com/cara-membuat-batik/

http://hariannetral.com/2014/07/macam-macam-batik-di-indonesia-beserta-motif-batik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Batik

Anda mungkin juga menyukai