“JalurBiosintesisMetabolitSekunder”
KELOMPOK 2
KELAS : FARMASI – E
DisusunOleh :
2019
JalurBiosintesaMetabolitSekunder
Senyawafenolikataupolifenolmerupakansekumpulanmetabolitsekunderyang
memilikicincinaromatik yang terikatdengansatuataulebih substituent gugushidroksi yang
berasaldarijalurmetabolismesikimatdanfenilpropanoid.Termasukdalamkelompoksenyawafenolik
danpolifenoladalahfenolsederhana, asamfenolat, kumarin, tanin,dan flavonoid.Dalamtanaman,
senyawa-senyawainibiasanyaberadadalambentukglikosidaatauesternya (Proestos&Kokaitis,
2006).Biosintesissemuasenyawafenolik (primer dansekunder) termasuktaninsebagianbesarterjadi
di sitoplasmadandiawalimelaluijalurshikimat.Asam3-dehidrosikimat
merupakanprodukantarajalurshikamatedarisubstratkarbohidrat yang
pentingdalambiosintesissenyawafenolik. 3-dehidrosikimat disintesismenjadiasam-
asamorganikdiubahdandihasilkansenyawafenolikantara lain gallotanin&ellagitanin ,asamsalisilat,
asamsinapatdanasam 5-O-kafeoilquinat (Crozier dkk., 2006).
Penentuankadar total
fenolikdapatditetapkansecaraspektrofotometrimenggunakanpereaksiFolinCiocalteu (FC).Pereaksi
FC merupakanlarutankompleks ion polimetrik yang
dibuatdariasamfosfomolibdatdanasamheteropolifosfotungstat.Pereaksiiniterbuatdariair,
natriumtungstat, natriummolibdat, asamklorida, litium, sulfat, danbromin (Sutrisno,
1986).Pereaksi FC merupakanpereaksiterbaikuntukdeteksifenolik (Harborne, 1987).
Terpenoidadalahsenyawahasilderivatisasidarikombinasiduaataulebih unit
isoprena.Isoprenaadalahsebuah unit yang tersusundari 5 karbon, dikenaldengan 2-metil-1,3-
butadiena. Terpenoiddisusundariisoprena yang bentuknyamengikutiaturan head-to-tail.Karbon 1
dinamakan head dankarbon 4 dinamakan tail (SarkerdanNahar, 2007).
ManfaatMetabolitSekunderbagiTanaman
Tanamanmemilikimekanisme yang
berbedauntukmenghilangkanataumemodifikasisenyawaberacun, diantaranya:
ekskresisenyawaberacunkebagianekstraseluler, mengisolasisenyawaberacunkevakuola,
biosintesissenyawaberacundalambagianekstraselulerdanmodifikasisenyawaberacunkedalambentu
ktidakaktif (Sirikantaramaset al. 2008).
Ada beberapahipotesistentangfungsimetabolitsekunderbagipenghasilmetabolitsekunder,
misalnyadalammempertahankanhidupdariinfeksibakteri, fungi,insekta,
danhewanmelaluiproduksiantibiotic (Gudbjarnason
1999).Metabolitsekunderjugaberperandalammemperbaikikehidupanmikrobapenghasilmetabolitp
adasaatberkompetisidenganspesies lain(Tabarez 2005).
Tanamanyang
mampumenghasilkansenyawametabolitsekunderberpotensidijadikansebagaisumbergen
tahanterhadaphamaataupenyakittertentu, sertaberpeluangdikembangkansebagaibiopestisida
(Croteauet al. 2000, Leisset al. 2011).
EkstrakfenolikdaritanamantahanmenunjukkanaktivitaspenghambatanpertumbuhanpadaSclerotini
aascosporesyang lebihkuatdaripadatanamanrentan (Pratset al. 2003).Kadar tanin yang
tinggipadakedelaivarietasMutiaramenyebabkantanamanlebihtahanterhadapseranganlalatbibitOph
iomyiaphaseoli(Muliani 2013).
PenelitianRubiyodanAmariya (2013)
menyebutkanbahwakakaoklontahanmempunyaikandungansenyawafenolat yang
lebihtinggidaripadaklonmoderatdanrentanpascainfeksi.Namun, Lyginet al. (2009)
tidakmenemukanperan yang signifikandarikuersetindankamferolsebagaisenyawa yang
melindungitanamankedelaidaripenyakit karat.Hal
inidapatdilihatdarikenaikansenyawainitidakberkorelasidenganketahanankarat.Meskipundemikian
, secaraumumsenyawametabolitsekunderbermanfaatbagitanaman,
namunmanfaattersebutbergantungpadajenisbahanaktifnya.
ManfaatMetabolitSekunderbagiManusia
Selainmemberikanmanfaatbagitanaman,
senyawametabolitsekundertertentujugadapatbermanfaatbagimanusia.Pemanfaatannyaberbeda-
beda, bergantungpadajenissenyawa yang ada.Fenilpropanoid
yangdikandungbeberapatanamanmemberikan aroma danrasa,
sehinggadapatdigunakandalamindustrimakanandanminuman.Sebagaicontohadalahsenyawa
capsaicindalam paprika merah, piperinoidspadaladahitam,sinamatpadakayumanis,
dangingerolpadajahe (Croteauet al. 2000).
Beberapajenismatabolitsekunderbersifatantikankerseperticamptothecin, paclitaxel,
vinkristin, danpodophyllotoxin (Sirikantaramaset al. 2008).Metabolitsekunderjugabersifat anti-
inflamasidanantimikroba(Epifano 2007).Vinblastindan vincristine yang
diproduksidaribungatapakdara (Catharanthusroseus) merupakanalkaloid untukobat leukemia
(Mariska 2013).
Biosintesis fenolik terdapat tiga jalur biosintesis fenol dengan rute yang berbeda
dalam tubuh tanaman tingkat tinggi, yaitu :
1. Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang terpenting dari pada biosintesis
fenol (jalur yang paling banyak digunakan).
2. Jalur asam asetat-malonat, pola ini dipergunakan untuk sintesis cincin A aromatik
dari turunan flavonoid. Pola ini penting bagi mikro organisme.
3. Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini relatif kurang penting dalam tubuh tanaman
tingkat tinggi
1. Jalur sikimat
Proses terjadinya jalur sikimat dalam plastida ataupun sitosol merupakan jalur
penting untuk memproduksi prekursor dalam pembentukan komponen aromatik
ataupun pembentukan biopolimer (lignin, suberin, sporopollenin), seperti fenilalanin,
tirosin, dan 2triptofan (Weaverand dan Herrmann, 1997). Jalur sikimat memulai
reaksinya dengan kondensasi fosfoenolpiruvat dan eritrosa-4-fosfat yang merupakan
hasil glikolisis karbohidrat (Ryan et al., 2002). Jalur sikimat ditunjukkan pada
Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Jalur sintesis sikimat (Weaverand and Herrmann, 1997)
2. Jalur Manolat
Jalur malonat memproduksi komponen fenolik dengan menggunakan bahan dasar
malonil Ko-A. Malonil Ko-A tersebut diproduksi dari asetil Ko-A yang dibantu oleh
asam, mineral, vitamin, dan enzim (Olivo, 1997). Asetil Ko-A tersebut dibentuk dengan
bahan dasar glukosa. Proses pembentukan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Komponen fenolik yang diproduksi melalui jalur tersebut, seperti naringin, memberikan
rasa pahit pada buah anggur dan pomelo. Selain jalur malonat, jalur Sikimat dapat
memproduksi naringin (Bar-Peled et al., 1993). Jalur biosintesis naringin, baik melalui
jalur malonat maupun Sikimat dapat dilihat pada Gambar 1.7. Menurut Formica dan
Regelson dalam Jedinák el al. (2004), jalur malonat juga memproduksi cincin A
flavonoid, sedangkan cincin A dan B diproduksi melalui jalur Sikimat. Gambar 1.8
menunjukkan struktur dasar flavonoid.
Selain flavonoid, isokumarin juga dapat diproduksi melalui jalur malonat dengan
cara kondensasi rantai poliketometilen. Isokumarin tersebut merupakan fenolik golongan
derivat asam hidroksinamat (Anonim, 2009). Isokumarin memberikan rasa pahit seperti
rasa pahit pada wortel (Hoehn, 2007). Isokumarin tersebut dapat berfungsi sebagai
antijamur, antivirus, antimikrobia, antimalaria, fitotoksik, diuretik, antihipertensif,
antitumor, dan anti leukimia (Kurosaki dalam Magid et al., 2007). Menurut Harborne
(1997), jalur malonat juga memproduksi plumbagin. Reaksi pembentukan plumbagin
dapat dilihat pada Gambar 1.9.
Komponen fenolik dalam bentuk terpenoid yang diproduksi melalui jalur asam
mevalonat (VA) juga menggunakan bahan dasar glukosa. Glukosa tersebut diubah
menjadi triosesfosfat, lalu diubah menjadi asetil Ko-A yang menghasilk an isopentenil
difosfat (IPP/IDP).
IPP merupakan bahan dasar dalam biosintesis terpen karena kondensasi IPP
menghasilkan geranil difosfat, farnesil dilosfat, dan geranilgeranil difosfat yang berfungsi
sebagai prekursor mono-, sesqui-, dan diterpen-, secara berurutan. Produksi IPP diawali
dengan tiga asetil Ko-A menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril-Ko-A (HMG-Ko-A) yang
kemudian direduksi menjadi asam mevalonat. Asam tersebut kemudian mengalami
fostorilasi dan dekarboksilasi menghasilkan IPP. Produksi IPP berlangsung di sitoplasma
sel (Takita et al., 2007), IPP tersebut dapat juga diubah menjadi dimetolalildifosfat
(DMAPP/DMADP).Mekanisme permbentukan IPP melalui jalur asetat-
mevalonatditunjukkan pada Gambar 1.10
Namun, IPP juga dapat diproduksi tidak melalui jalur asetatmevalonat di plastid,
yaitu melalui 2-Cmethyl-D-erythritol-4-phosphate pathway (MEP). IPP dari jalur MVA
berfungsi sebagai prekursor sesquiterpen dan triterpen, sedangkan IPP dari MEP
berfungsi sebagai
prekursor mono-, di-, dan tetrarterpen. IPP tersebut dapat juga diubah menjadi
dimetolalildifosfat (DMAPP/DMADP). Dua mekanisme pembentukan IPP/DP dapat
dilihat pada Gambar 1.11.
Gambar 1. 11 Skema mekanisme sintesis isopentenil difosfat (IPP/IDP) melalui
jalur aasam mevalonat (MVA) atau jalur 2-Cmethyl-D-erythritol-4-phosphate
(MEP) (Aharoni et al., 2005)
I. TERPENOID
Senyawa terpenoid merupakan salah satu metabolit sekunder. Senyawa terpen ini
ada dalam jumlah yang besar dan kerangka molekul yang beragam, namun dapat dengan
mudah dikenali melalui keteraturan monomernya yang terbentuk dari isopren.
(gunawan,2008)
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan
dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri yang awalnya berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan
struktur secara sederhana yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon
dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid (Lenny, 2006).
Monoterpen-monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen utama dari minyak
menguap atauminyak atsiri. Minyak menguap ini diperoleh dari daun atau jaringan-
jaringan tertentu dari tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan. Minyak atsiri adalah bahan
yang mudah menguap, sehingga ia mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan. Salah satu cara yang paling popular untuk memisahkan minyak
atsiri dari jaringan tumbuh-tumbuhan ialah penyulingan. Senyawa-senyawa di dan
tri
Contoh
te Nama Sumber Nama Tumbuhan
Senyawa
rp
e
n
ti
d
a
k
d
a
pat diperoleh dengan jalan destilasi uap, tapi diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan
tanaman karet atau resin dengan jalan isolasi serta metoda pemisahan tertentu.
Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul
umum (C5H8)n.Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai n.
Dari rumus di atas sebagian besar terpenoid mengandung atom karbon yang
jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan selanjutnya menunjukan pula bahwa
sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih
unit C5 yang disebut unit isopren. Unit C5 ini dinamakan demikian karena kerangka
karbonnya seperti senyawa isopren. Wallach (1887) mengatakan bahwa struktur rangka
terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul isopren. Pendapat ini dikenal dengan
“hukum isopren”.
Ingold (1925) mengatakan pula bahwa isopren unit yang terdapat di alam
masing-masing bergabung dengan ikatan “head to tail” yang bahagian ujung suatu
molekul berikatan dengan bagian kepala molekul isopren lainnya.
Jalur biosintesis merupakan urutan pembentukan suatu metabolit dari molekul
yang paling sederhana hingga molekul yang paling kompleks. Misalnya pembentukan
metabolit sekunder yang diproduksi melalui jalur biosintesis yang panjang yang
melibatkan banyak enzim. Selain itu, jalur biosintesis metabolit sekunder dapat terdiri
dari berbagai jalur, mulai dari yang sederhana sampai dengan jalur yang rumit.
Keragaman biosintesis metabolit sekunder tergantung dari golongan senyawa yang
bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada
tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asam mevalonat. Untuk
menghasilkan metabolit sekunder pada jalur tersebut digunakan prekursor tertentu.
Secara umum biosintesa terpenoid terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
1. Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-,
di-, sester-, dan poli-terpenoid.
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP, dengan mekanisme yang
sama seperti antara IPP dan DMAPP, menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) yang
merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpen. Senyawa-senyawa diterpen
diturunkan dari geranil-geranil pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara
atau satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama pula.