Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BOTANI FARMASI

“JalurBiosintesisMetabolitSekunder”

KELOMPOK 2

KELAS : FARMASI – E

DisusunOleh :

1. Dinar Apri Liana 201710410311150


2. FitriaFebriIndarwati 201710410311151
3. RizkaAyu Indah Setiawati 201710410311154
4. ShafeliaNataAjiKusuma 201710410311156
5. AlqiyaMuhuDhisi 201710410311159
6. AndiHariyanto 201710410311162
7. DwiMeilycaRatna Sari 201710410311167
8. Octavian EkaKusuma 201710410311172
9. Ade ChriestySugiyanto 201710410311173
10. DanarIzzaMahendra 201710410311174
11. RiskaIsmatulFawzi 201710410311175
12. Nadia DwiPratiwi 201710410311181
13. Faldiyudastama 201710410311189
14. JimmiSetiawan 201710410311191

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PROGRAM STUDI FARMASI

2019
JalurBiosintesaMetabolitSekunder

Secaraumum, adaduamacammetabolisme, yaitumetabolisme primer


danmetabolismesekunder.Metabolisme primer menghasilkanmetabolit primer,
sedangkanmetabolismesekundermenghasilkanmetabolitsekunder.Metabolisme primer
terdapatdalamsemuaorganismedengan proses danjalur yang hampirsama,
sedangkanmetabolismesekundermem-punyaijalurdanproduk yang
spesifikdanunikuntuksetiaporganisme. Metabolisme primer
terlibatsecaralangsungdalampertumbuhan,
sedangkanmetabolismesekunderumumnyatidakterlibatdalamaktivitaspertumbuhan (Anuraget al.,
2015).
SenyawaFenolik

Senyawafenolikataupolifenolmerupakansekumpulanmetabolitsekunderyang
memilikicincinaromatik yang terikatdengansatuataulebih substituent gugushidroksi yang
berasaldarijalurmetabolismesikimatdanfenilpropanoid.Termasukdalamkelompoksenyawafenolik
danpolifenoladalahfenolsederhana, asamfenolat, kumarin, tanin,dan flavonoid.Dalamtanaman,
senyawa-senyawainibiasanyaberadadalambentukglikosidaatauesternya (Proestos&Kokaitis,
2006).Biosintesissemuasenyawafenolik (primer dansekunder) termasuktaninsebagianbesarterjadi
di sitoplasmadandiawalimelaluijalurshikimat.Asam3-dehidrosikimat
merupakanprodukantarajalurshikamatedarisubstratkarbohidrat yang
pentingdalambiosintesissenyawafenolik. 3-dehidrosikimat disintesismenjadiasam-
asamorganikdiubahdandihasilkansenyawafenolikantara lain gallotanin&ellagitanin ,asamsalisilat,
asamsinapatdanasam 5-O-kafeoilquinat (Crozier dkk., 2006).

Penentuankadar total
fenolikdapatditetapkansecaraspektrofotometrimenggunakanpereaksiFolinCiocalteu (FC).Pereaksi
FC merupakanlarutankompleks ion polimetrik yang
dibuatdariasamfosfomolibdatdanasamheteropolifosfotungstat.Pereaksiiniterbuatdariair,
natriumtungstat, natriummolibdat, asamklorida, litium, sulfat, danbromin (Sutrisno,
1986).Pereaksi FC merupakanpereaksiterbaikuntukdeteksifenolik (Harborne, 1987).

Metodepenetapan total fenolikdenganpereaksiFolinCiocalteu (FC) inipertama kali


dikembangkanpadatahun 1972untukmenganalisisasam amino tirosin.
Metodeiniberdasarkanprinsipreaksiredoksdalamsuasanabasa,
yakniadanyasenyawafenolikakandioksidasiolehreagenasamfosfomolibdat-
tungstatmenghasilkanproduksenyawaberwarna yang
dapatdiukur.absorbansinyapadapanjanggelombangmaksimal 745-750 nm. Warnabiru yang
terbentukakansemakinpekatsetaradengankonsentrasi ion fenolat yang terbentuk,
artinyasemakinbesarkonsentrasisenyawafenolikmakasemakinbanyak ion fenolat yang
akanmereduksiasamheteropolisehinggawarnabiruyang dihasilkansemakinpekat (Singleton &
Rossi, 1985).

Terpenoidadalahsenyawahasilderivatisasidarikombinasiduaataulebih unit
isoprena.Isoprenaadalahsebuah unit yang tersusundari 5 karbon, dikenaldengan 2-metil-1,3-
butadiena. Terpenoiddisusundariisoprena yang bentuknyamengikutiaturan head-to-tail.Karbon 1
dinamakan head dankarbon 4 dinamakan tail (SarkerdanNahar, 2007).

MenurutDewick (2009) terpenoidmerupakanmetabolitsekunder yang


terbentukmelaluijalurasammevalonat (MVA) danjalurmetileritritolfosfat
(MEP).Melaluikeduajaluriniakandihasilkanberbagaisenyawaterpenoid yang
dapatdikelompokkanmenjadibeberapakelompokterpenoidberdasarkanjumlahisoprenapenyusunny
a. Pengelompokanterpenoidtersebutantara lain: monoterpena (C10), sesquiterpena (C15),
diterpena (C20), sesterterpenes (C25), triterpena (C30), tetraterpena (C40), danpolimerterpenoid
(C10). Berikutiniadalahberbagaicontohsenyawaterpenoid yang terdapat di alam (Dewick, 2009).

MANFAAT METABOLIT SEKUNDER

ManfaatMetabolitSekunderbagiTanaman

Fungsisenyawametabolitsekunderbanyak yang belumdiketahui.(Croteauet al.


2000).Mariska
(2013)menyebutkanbahwasenyawametabolitsekunderpadatanamanmemilikibeberapafungsi, di
antaranyasebagaiatraktan (menarikseranggapenyerbuk), melindungidaristresslingkungan,
pelindungdariseranganhama/penyakit(fitoaleksin), pelindungdarisinar ultra violet,
sebagaizatpengaturtumbuhdanuntukbersaingdengantanamanlain (alelopati).
Metabolitsekunderterutamaberfungsiuntukketahananterhadap predator danpatogen (Croteauet al.
2000, Leisset al. 2011).

Tanamanmemilikimekanisme yang
berbedauntukmenghilangkanataumemodifikasisenyawaberacun, diantaranya:
ekskresisenyawaberacunkebagianekstraseluler, mengisolasisenyawaberacunkevakuola,
biosintesissenyawaberacundalambagianekstraselulerdanmodifikasisenyawaberacunkedalambentu
ktidakaktif (Sirikantaramaset al. 2008).

Senyawa alkaloid berfungsimelindungitanamandariberbagaihewanherbivora.Tanin,


lignin, flavonoid,
danbeberapasenyawafenoliksederhanajugaberfungsisebagaipertahananterhadapherbivoradanpato
gen.Selainitu, lignin berfungsimemperkuatdindingselmekanis, danbanyakpigmen flavonoid yang
berperansebagaipenarikbagipenyerbukdanpenyebarbiji.Beberapasenyawafenolikmemilikiaktivita
salelopatidandapatmempengaruhisertamerugikantanaman yangtumbuhberdampingan (Croteauet
al. 2000, Junaedietal. 2006, Mariska 2013).Metabolit primer
tertentujugamemilikiperandalamalelopati, sepertiasampalmitatdanstearat,
tetapiumumnyasenyawaalelopatitermasukkedalamgolonganmetabolitsekunder.

Ada beberapahipotesistentangfungsimetabolitsekunderbagipenghasilmetabolitsekunder,
misalnyadalammempertahankanhidupdariinfeksibakteri, fungi,insekta,
danhewanmelaluiproduksiantibiotic (Gudbjarnason
1999).Metabolitsekunderjugaberperandalammemperbaikikehidupanmikrobapenghasilmetabolitp
adasaatberkompetisidenganspesies lain(Tabarez 2005).

Tanamanyang
mampumenghasilkansenyawametabolitsekunderberpotensidijadikansebagaisumbergen
tahanterhadaphamaataupenyakittertentu, sertaberpeluangdikembangkansebagaibiopestisida
(Croteauet al. 2000, Leisset al. 2011).
EkstrakfenolikdaritanamantahanmenunjukkanaktivitaspenghambatanpertumbuhanpadaSclerotini
aascosporesyang lebihkuatdaripadatanamanrentan (Pratset al. 2003).Kadar tanin yang
tinggipadakedelaivarietasMutiaramenyebabkantanamanlebihtahanterhadapseranganlalatbibitOph
iomyiaphaseoli(Muliani 2013).

PenelitianRubiyodanAmariya (2013)
menyebutkanbahwakakaoklontahanmempunyaikandungansenyawafenolat yang
lebihtinggidaripadaklonmoderatdanrentanpascainfeksi.Namun, Lyginet al. (2009)
tidakmenemukanperan yang signifikandarikuersetindankamferolsebagaisenyawa yang
melindungitanamankedelaidaripenyakit karat.Hal
inidapatdilihatdarikenaikansenyawainitidakberkorelasidenganketahanankarat.Meskipundemikian
, secaraumumsenyawametabolitsekunderbermanfaatbagitanaman,
namunmanfaattersebutbergantungpadajenisbahanaktifnya.

ManfaatMetabolitSekunderbagiManusia

Selainmemberikanmanfaatbagitanaman,
senyawametabolitsekundertertentujugadapatbermanfaatbagimanusia.Pemanfaatannyaberbeda-
beda, bergantungpadajenissenyawa yang ada.Fenilpropanoid
yangdikandungbeberapatanamanmemberikan aroma danrasa,
sehinggadapatdigunakandalamindustrimakanandanminuman.Sebagaicontohadalahsenyawa
capsaicindalam paprika merah, piperinoidspadaladahitam,sinamatpadakayumanis,
dangingerolpadajahe (Croteauet al. 2000).

Beberapajenismatabolitsekunderbersifatantikankerseperticamptothecin, paclitaxel,
vinkristin, danpodophyllotoxin (Sirikantaramaset al. 2008).Metabolitsekunderjugabersifat anti-
inflamasidanantimikroba(Epifano 2007).Vinblastindan vincristine yang
diproduksidaribungatapakdara (Catharanthusroseus) merupakanalkaloid untukobat leukemia
(Mariska 2013).

Flavonoid yang mengandunggugusflavon, flavanon,katekin,


danantosianindalamstrukturmolekulnyamempunyaiaktivitassebagaiantioksidan.Flavonoidberfung
simeredamradikalbebassepertisuperoksidayang
dihasilkandarireaksienzimxantinoksidase.Isoflavonberperansebagaiantioksidan
primer.Selainbekerjasebagaiantioksidan, flavonoid jugadapatberfungsisebagaiantiaterosklerosis,
antitrombogenik, antiinflamasi,antitumor, antivirus danantiosteoporosis(Simanjuntak 2012).
BIOSINTESIS FENOLIK

Biosintesis fenolik terdapat tiga jalur biosintesis fenol dengan rute yang berbeda
dalam tubuh tanaman tingkat tinggi, yaitu :

1. Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang terpenting dari pada biosintesis
fenol (jalur yang paling banyak digunakan).

2. Jalur asam asetat-malonat, pola ini dipergunakan untuk sintesis cincin A aromatik
dari turunan flavonoid. Pola ini penting bagi mikro organisme.

3. Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini relatif kurang penting dalam tubuh tanaman
tingkat tinggi

Berikut penjelasan dari uraian masing-masing jalur biosintesis fenolik :

1. Jalur sikimat

Proses terjadinya jalur sikimat dalam plastida ataupun sitosol merupakan jalur
penting untuk memproduksi prekursor dalam pembentukan komponen aromatik
ataupun pembentukan biopolimer (lignin, suberin, sporopollenin), seperti fenilalanin,
tirosin, dan 2triptofan (Weaverand dan Herrmann, 1997). Jalur sikimat memulai
reaksinya dengan kondensasi fosfoenolpiruvat dan eritrosa-4-fosfat yang merupakan
hasil glikolisis karbohidrat (Ryan et al., 2002). Jalur sikimat ditunjukkan pada
Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Jalur sintesis sikimat (Weaverand and Herrmann, 1997)

Selanjutnya, prekursor (fenilalanin) dengan bantuan enzim membentuk asam


salisilat, flavonoid, dan lignin. Proses pembentukan tersebut digolongkan ke dalam
metabolisme sekunder. Fenilalanin merupakan prekursor hampir semua komponen
fenolik. Reaksi pembentukan komponen fenolik dengan prekursor fenilalanin disebut
juga metabolisme fenilpropanoid. Metabolisme tersebut diinduksi oleh fenilalanin
amonia liase (PAL). PAL terdapat dalam jaringan vaskular dan mengeliminasi amonia
dari fenilalanin menghasilkan trans-sinamat (Haslam dan Ryan et al., 2002). Reaksi
pembentukan asam salisilat, flavonoid, dan lignin oleh fenilalanin ditunjukkan pada
Gambar 1.4. Selanjutnya, asam p-kumarat oleh enzim diubah menjadi 4-kumaroilKOA
yang pada akhirnya akan menghasilkan bermacam-macam flavonoid (Winkel-Shirley,
2001). Reaksi tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.5.
Gambar 1.4 Sintesis asam salisilat, flavonoid, dan lignin oleh fenilalanin
(Weaverand dan Herrmann, 1997)
Gambar 1. 5 Jalur biosintesis flavonoid (Winkel-Shirley,2001)

2. Jalur Manolat
Jalur malonat memproduksi komponen fenolik dengan menggunakan bahan dasar
malonil Ko-A. Malonil Ko-A tersebut diproduksi dari asetil Ko-A yang dibantu oleh
asam, mineral, vitamin, dan enzim (Olivo, 1997). Asetil Ko-A tersebut dibentuk dengan
bahan dasar glukosa. Proses pembentukan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Komponen fenolik yang diproduksi melalui jalur tersebut, seperti naringin, memberikan
rasa pahit pada buah anggur dan pomelo. Selain jalur malonat, jalur Sikimat dapat
memproduksi naringin (Bar-Peled et al., 1993). Jalur biosintesis naringin, baik melalui
jalur malonat maupun Sikimat dapat dilihat pada Gambar 1.7. Menurut Formica dan
Regelson dalam Jedinák el al. (2004), jalur malonat juga memproduksi cincin A
flavonoid, sedangkan cincin A dan B diproduksi melalui jalur Sikimat. Gambar 1.8
menunjukkan struktur dasar flavonoid.

Gambar 1.6 Reaksi pembentukan malonil Ko-A (Olivo, 1997)


Gambar 1.7 Biosintesis narigin melalui jalur malonat dan sikimat (Bar-Peled et
al,.1993)
Gambar 1. 8 Struktur dasar flavonoid (Jedinak et al., 2004)

Selain flavonoid, isokumarin juga dapat diproduksi melalui jalur malonat dengan
cara kondensasi rantai poliketometilen. Isokumarin tersebut merupakan fenolik golongan
derivat asam hidroksinamat (Anonim, 2009). Isokumarin memberikan rasa pahit seperti
rasa pahit pada wortel (Hoehn, 2007). Isokumarin tersebut dapat berfungsi sebagai
antijamur, antivirus, antimikrobia, antimalaria, fitotoksik, diuretik, antihipertensif,
antitumor, dan anti leukimia (Kurosaki dalam Magid et al., 2007). Menurut Harborne
(1997), jalur malonat juga memproduksi plumbagin. Reaksi pembentukan plumbagin
dapat dilihat pada Gambar 1.9.

Gambar 1. 9 Reaksi sintesis plumbagin melalui jalur malonat (Harbone,1997)

3. Jalur Asam Mevalonat

Komponen fenolik dalam bentuk terpenoid yang diproduksi melalui jalur asam
mevalonat (VA) juga menggunakan bahan dasar glukosa. Glukosa tersebut diubah
menjadi triosesfosfat, lalu diubah menjadi asetil Ko-A yang menghasilk an isopentenil
difosfat (IPP/IDP).
IPP merupakan bahan dasar dalam biosintesis terpen karena kondensasi IPP
menghasilkan geranil difosfat, farnesil dilosfat, dan geranilgeranil difosfat yang berfungsi
sebagai prekursor mono-, sesqui-, dan diterpen-, secara berurutan. Produksi IPP diawali
dengan tiga asetil Ko-A menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril-Ko-A (HMG-Ko-A) yang
kemudian direduksi menjadi asam mevalonat. Asam tersebut kemudian mengalami
fostorilasi dan dekarboksilasi menghasilkan IPP. Produksi IPP berlangsung di sitoplasma
sel (Takita et al., 2007), IPP tersebut dapat juga diubah menjadi dimetolalildifosfat
(DMAPP/DMADP).Mekanisme permbentukan IPP melalui jalur asetat-
mevalonatditunjukkan pada Gambar 1.10

Gambar 1. 10 Biosintesis isopentenil difosfat (IPP/IDP) melalui jalur asam


mevalonat (Anonim, 2009)

Namun, IPP juga dapat diproduksi tidak melalui jalur asetatmevalonat di plastid,
yaitu melalui 2-Cmethyl-D-erythritol-4-phosphate pathway (MEP). IPP dari jalur MVA
berfungsi sebagai prekursor sesquiterpen dan triterpen, sedangkan IPP dari MEP
berfungsi sebagai

prekursor mono-, di-, dan tetrarterpen. IPP tersebut dapat juga diubah menjadi
dimetolalildifosfat (DMAPP/DMADP). Dua mekanisme pembentukan IPP/DP dapat
dilihat pada Gambar 1.11.
Gambar 1. 11 Skema mekanisme sintesis isopentenil difosfat (IPP/IDP) melalui
jalur aasam mevalonat (MVA) atau jalur 2-Cmethyl-D-erythritol-4-phosphate
(MEP) (Aharoni et al., 2005)

I. TERPENOID
Senyawa terpenoid merupakan salah satu metabolit sekunder. Senyawa terpen ini
ada dalam jumlah yang besar dan kerangka molekul yang beragam, namun dapat dengan
mudah dikenali melalui keteraturan monomernya yang terbentuk dari isopren.
(gunawan,2008)
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan
dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri yang awalnya berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan
struktur secara sederhana yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon
dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid (Lenny, 2006).
Monoterpen-monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen utama dari minyak
menguap atauminyak atsiri. Minyak menguap ini diperoleh dari daun atau jaringan-
jaringan tertentu dari tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan. Minyak atsiri adalah bahan
yang mudah menguap, sehingga ia mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan. Salah satu cara yang paling popular untuk memisahkan minyak
atsiri dari jaringan tumbuh-tumbuhan ialah penyulingan. Senyawa-senyawa di dan
tri
Contoh
te Nama Sumber Nama Tumbuhan
Senyawa
rp
e
n
ti
d
a
k
d
a
pat diperoleh dengan jalan destilasi uap, tapi diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan
tanaman karet atau resin dengan jalan isolasi serta metoda pemisahan tertentu.
Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul
umum (C5H8)n.Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai n.

Nama Rumus Sumber


Monoterpen C10H16 Minyak Atsiri
Seskuiterpen C15H24 Minyak Atsiri
Diterpen C20H32 Resin Pinus
Triterpen C30H48 Saponin, Damar
Tetraterpen C40H64 Pigmen, Karoten
Politerpen (C5H8)n n 8 Karet Alam
Kamfer (Cinnamomum
Champor
D camphora)
Minyak
Monoterpenoid Kayu putih (Melaleuca
Atsiri Sineol
leucadendron)
Thymol Thymus (Thymus vulgaris)
Bunga Artemisia (Artemisia
Artemisinin
annua)
Bunga Matricia (Matricia
Chamomil
recutita)
Minyak
Sesquiterpenoid Daun Tanaman
Atsiri
Feverfew Feverfew(Tanacetum
parthenium)
Bungan Valerian (Valeriana
Valerian
officinalis)
Tanaman Ginkgo (Ginkgo
Ginkgo
Resin biloba)
Diterpenoid
Pinus Tanaman Taxus (Taxus
Taxol
brevifolia)
Tanaman Labu
Triterpenoid Cucurbitacins Cucurbitacins
(Cucurbita foetidissima)
Tetraterpenoid Pigmen Karoten karotenoid Wortel (Daucus carota)
Politerpenoid Karet Alam Karet Alam Karet (Ficus elastica)

Dari rumus di atas sebagian besar terpenoid mengandung atom karbon yang
jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan selanjutnya menunjukan pula bahwa
sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih
unit C5 yang disebut unit isopren. Unit C5 ini dinamakan demikian karena kerangka
karbonnya seperti senyawa isopren. Wallach (1887) mengatakan bahwa struktur rangka
terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul isopren. Pendapat ini dikenal dengan
“hukum isopren”.
Ingold (1925) mengatakan pula bahwa isopren unit yang terdapat di alam
masing-masing bergabung dengan ikatan “head to tail” yang bahagian ujung suatu
molekul berikatan dengan bagian kepala molekul isopren lainnya.
Jalur biosintesis merupakan urutan pembentukan suatu metabolit dari molekul
yang paling sederhana hingga molekul yang paling kompleks. Misalnya pembentukan
metabolit sekunder yang diproduksi melalui jalur biosintesis yang panjang yang
melibatkan banyak enzim. Selain itu, jalur biosintesis metabolit sekunder dapat terdiri
dari berbagai jalur, mulai dari yang sederhana sampai dengan jalur yang rumit.
Keragaman biosintesis metabolit sekunder tergantung dari golongan senyawa yang
bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada
tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asam mevalonat. Untuk
menghasilkan metabolit sekunder pada jalur tersebut digunakan prekursor tertentu.
Secara umum biosintesa terpenoid terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:

1. Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-,
di-, sester-, dan poli-terpenoid.
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid.

Aasetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen


menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A
melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana
ditemukan pada asam mevanolat. Reaksi-reaksi berikutnya ialah fosforilasi, eliminasi
asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang selanjutnya berisomerisasi
menjadi DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara
kepada ke-ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari
polimerisasi isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena
serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang
kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ison pirofosfat. Serangan ini menghasilkan
geranil pirofosfat (GPP) yakni senyawa antara bagi semua senyawa monoterpen.

Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP, dengan mekanisme yang
sama seperti antara IPP dan DMAPP, menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) yang
merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpen. Senyawa-senyawa diterpen
diturunkan dari geranil-geranil pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara
atau satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama pula.

Bila reaksi organik sebagaimana tercantum dalam Gambar 2 ditelaah lebih


mendalam, ternyata bahwa sintesa terpenoid oleh organisme adalah sangat sederhana
sifatnya. Ditinjau dari segi teori reaksi organik sintesa ini hanya menggunakan beberapa
jenis reaksi dasar. Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP dan GGPP
untuk menghasilkan senyawa-senyawa terpenoid satu persatu hanya melibatkan beberapa
jenis reaksi sekunder pula. Reaksi-reaksi sekunder ini lazimnya ialah hidrolisa, siklisasi,
oksidasi, reduksi dan reaksi-reaksi spontan yang dapat berlangsung dengan mudah dalam
suasana netral dan pada suhu kamar, seperti isomerisasi, dehidrasi, dekarboksilasi dan
sebagainya.

Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa pembentukan senyawa-senyawa


monoterpen dan senyawa terpenoida berasal dari penggabungan 3,3 dimetil allil
pirofosfat dengan isopentenil pirofosfat.

Sintesis Terpenoid Jalur Sintesis Plastidal

Untuk jalur sintesis plastidal, prekursor adalah piruvat dan D-gliseraldehida-3-


fosfat. Seperti dalam piruvat dehidrogenase piruvat reaksi yang dekarboksilasi melalui
pirofosfat tiamin (TPP), dan kemudian, seperti dalam reaksi transketolase ditransfer ke
D-gliseraldehida-3-fosfat untuk menghasilkan 1-deoksi-D-xylulose-5-fosfat (DOXP).
Setelah isomerisasi dan pengurangan oleh NADPH, 2-C-metil-Derythritol-4-fosfat
(MEP) disintesis. MEP kemudian diaktifkan dengan bereaksi dengan CTP untuk
menghasilkan metil CDP erythriol. Dua langkah pengurangan lebih lanjut, diikuti oleh
dehidrasi dan fosforilasi, akhirnya menghasilkan pirofosfat isopentenil. Jalur MEP-
sintase untuk isoprenoidnya hadir dalam bakteri, ganggang, dan tanaman, tetapi tidak
pada hewan. Sebagian besar dari isoprenoidnya tanaman, termasuk isoprena hemiterpene,
monoterpen seperti pinene dan limonene, diterpen (misalnya, rantai fitol, giberelin, asam
abietic sebagai konstituen oleoresin) serta tetraterpenes (karotenoid) disintesis melalui
jalur sintase MEP terletak di plastida. Juga, rantai samping dari klorofil dan
plastoquinone disintesis oleh jalur ini. Seskuiterpen dan triterpen, di sisi lain, menurut
pengetahuan kita sekarang disintesis oleh jalur mevalonate dalam sitosol.

Anda mungkin juga menyukai