Vektor
Vektor
Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke hewan lain atau
manusia disebut dengan vektor,. arthropoda merupakan vektor penting dalam penularan
penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan
virus yang menyebabkan encephalitis pada manusia. Nyamuk menghisap darah dari reservoir
yang terinfeksi agen penyakit ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada
manusia.
Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar jaringan hewan
dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice dan Wood tick adalah vektor
Jenis Vektor
Vektor adalah jenis serangga dari filum Arthropoda yang dapat memindahkan/ menularkan
suatu penyakit (infectiuous agent) dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan
(susceptible host). Binatang pengganggu dalam hal ini termasuk filum Chordata yang
umumnya merupakan binatang mengerat yang dapat merusak tanaman, harta benda,
makanan, dan yang lebih penting lagi dapat menjadi induk semang (host) bagi beberapa
penyakit tertentu. Induk semang adalah suatu media yang paling baik untuk hidup dan
berkembang biaknya bibit penyakit menular di dalam tubuh host tersebut kemudian setelah
dewasa/matang akan menularkan kepada host lain melalui gigitan, sengatan, sekresi/kotoran
e) Lalat Tse-tse sebagai vektor penyakit sleeping sickness (penyakit tidur abadi)
2. Ordo Siphonaptera. Contohnya pinjal tikus (xenopsylla cheopis) sebagai vektor penyakit
plague (pes).
3. Ordo Anoplura. Contohnya, kutu kepala (Pediculus humanus capitis) sebagai vektor
4. Kelas Aracnoidea.
b) Mite sebagai vektor penyakit scrub thypus, endemic thypus, dan scabies.
C. Transmisi Penyakit
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui
2. Melalui udara
4. Melalui hewan
Nyamuk
sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang mengalami tingkatan
(stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadia dengan 3 stadium
1.Nyamuk dewasa :
Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1 : 1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu
dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal
di dekat sarang, sampai nyakum betina keluar dari kepompong, setelah jenis betina keluar,
maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum mencari darah. Selama
hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur tergantungkepada
beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta species dari nyamuk.
2.Telur nyamuk.
Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang keberadaannya
kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda – beda
pengapung.
- Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas air atau
menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat airpada batas permukaan
pada tumbuhan
3.Jentik nyamuk
Merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada staidum ini
memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium
Dalam perkembang biakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu tempat
berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan umpan/darah (feeding places)
dan tempat untuk beristirahat (reesting palces).Nyamuk mempunyai tipe breeding palces
yang berlainan seperti culex dapat berkembang di sembarangan tempat air, sedangkan
Aedeshanya dapat berkembang biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah
langsung, mansonia senang berkembang biak di kolam–kolam, rawa –rawa, danau yang
banyak tanaman airnya dan Anopeheles bermacam breeding placec, sesuai dengan jenis
1.Anopheles Sundaicus, Anopheles subpictus dan anopheles vagus senang berkembang biak
di air payau.
3.Breeding palces yang terlindung dari sinar matahari disenangi anopheles vagus, anopheles
5.Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi anopheles aconitus,
Waktu keaktifan mencari darah dari masing–masing nyamuk berbeda –beda, nyamuk yang
aktif pada malam hari menggigit, adalah anopheles dancolex sedangkan nyamuk yang aktif
pada siang hari menggigit yaitu Aedes. Khusus untuk anopheles, nyamuk ini bila menggigit
mempunyai perilaku bila siap menggigit langsung keluar rumah. Pada umumnya nyamuk
Biasanya setelah nyamuk betina menggigit orang/hewan, nyamuk tersebut akan beristirahat
selama 2–3 hari, misalnya pada bagian dalam rumah sedangkan diluar rumah seperti gua,
lubang lembab, tempat yangberwarna gelap dan lain–lain merupakan tempat yang disenangi
nyamukuntuk berisitirahat.
Bionomik sangat penting diketahui dalam kegiatan tindakan pemberantasan misalnya dalam
kita belum mengetahui kebiasaan hidup dari nyamuk, terutama yang menjadi vektor dari satu
BAB III
Pasal 5
(1)
Untuk mencapai dan memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
(2)
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kegiatan:
b.Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dengan metode fisik, biologi, kimia,
(3)
(4)
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit pada lingkungan dan kondisi tertentu dapat dilakukan oleh
Pasal 6
(1)
dengan:
b.Manajemen Resistensi.
(2)
perundang-undangan.00
(3)
Manajemen Resistensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditujukan agar
pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit terarah dan tepat sasaran.
(4)
Dalam melaksanakan Manajemen Resistensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus
b.penggunaan pestisida harus sesuai dengan dosis yang tercantum padalabel petunjuk dari
pabrikan;
c.pestisida dengan jenis/produk yang berbeda dari golongan yang sama dianggap sebagai
e.menghindari penggunaan satu golongan pestisidauntuk target pada pradewasa dan dewasa
Pasal 7
Pasal 8
(1)
dimaksud dalam Pasal 5, dapat bekerja sama dengan atau menggunakan jasa pihak lain yang
(2)
Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan paling sedikit
meliputi:
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 8 tercantum dalam Lampiran
Menteri ini