Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PEMBAHASAN MODUL

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Pengajar :
Kurniawan Erman W., S.Kep., Ners., M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok I
Dian Permatasari (1810.14201.662)
Liliosa F. Mumu (1608.14201.492)
Julian Mahendra (1608.14201.529)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2019

1
BAB I
RINGKASAN MATERI

1. Pendahuluan
Keperawatan keluarga adalah proses pemberian layanan kesehatan sesuai
lingkup praktik keperawatan. Pelaksanaan proses keperawatan keluarga
menempatkan keluarga dan komponennnya sebagi fokus pelayanan dan
melibatkan semua anggota keluarga dalam pengkajian, perumusan masalah,
perencanaan, serta pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dengan
menggunakan sumber pelayanan kesehatan yang tersedia dikeluarga dan profesi
lain dalam pemberi layanan kesehatan.

2. Pengkajian Keperawatan Keluarga


Pengkajian adalah tahap dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Pengkajian
adalah syarat utama untuk mengidentifikasi masalah. Pengkajian keperawata
bersifat dinamis, interaktif, dan fleksibel. Data dikumpulkan secara sistematis dan
terus menerus menggunakan alat pengkajian. Metode yang digunakan dalam
pengkajian keperawatan keluarga yaitu observasi, wawancara dan pemeriksaan
fisik.
Variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :
a. Data umum / identitas keluarga yang mencangkup nama kepala keluarga,
anggota keluarga, agama, alamat, suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan
kesehatan terdekat dan transportasi.
b. Kondisi keluarga seluruh anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan dengan
keluarga, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status
gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi, riwayat penyakit seluruh anggota
keluarga.
c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (saat ini sedang
sakit) meliputi nama, diagnosa medis, rujukan dokter/rumah sakit, keadaan
umum dan pemeriksaan fisik

2
d. Data kesehatan lingkungan mencakup vintilasi, penerangan, kondisi lantai,
tempat pembuangan sampah dll.
e. Struktur keluarga mencakup peran, komunikasi antar keluarga, hubungan antar
keluarga.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga mencakup tentang tugas
perkembangan keluarga.
g. Fungsi keluarga mencakup dua aspek yaitu aspek instrumental adalah aktivitas
sehari-hari seperti pola makan, tidur, pemeliharaan kesehatan sedangkan aspek
ekspresif adalah emosi, komunikasi, pemecahan masalah, keyakinan, dll.

Pengkajian keluarga ada 2 tahap:


 Tahap I berfokus pada masalah kesehatan keluarga, sedangkan untuk
penentuan tipologi masalah keperarawatan berdasarkan 3 norma perkembangan
kesehatan:
1) Keadaan kesehatan yang normal pada setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah maupun llingkungan yang membawa peningkatan kesehatan
pada keluarga
3) Sifat keluarga, dinamika dan kesanggupan keluarga yang dapat membawa
perkembangan keluarga.
Tipologi masalah keperawatan sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Tipologi : Ancama Kesehatan (kondisi beresiko)
Keadaan yang dapat memungkinkan penyakit, kecelakaan, atau kegagalan
dalam mencapai potensi sehat.
1) Riwayat penyakit keturunan
2) Bahaya penyakit menular
3) Jumlah melampaui sumber daya
4) Resiko kecelakaan seperti: benda tajam, listrik, obat-obatan.
5) Kurang gizi atau obesitas
6) Faktor stress seperti: hubungan suami istri yang tegang, hubungan orangtua
dan anak tegang, hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis

3
7) Sanitasi lingkungan jelek seperti: luas rumah yang tak memadai, barang
dan peralatan yang kurang, air minum tidak sehat, cara pembuangan
sampah, dll
8) Kebiasaan kurang sehat: minum alkohol, merokok, tidak menggunakan alas
kaki, makan makanan mentah, meminum obat tanpa resep.
9) Sifat kepribadian yang melekat
10) Riwayat kesehatan yang dapat menimbulkan masalah seperti persalinan
yang sulit
11) Peran yang tidak sesuai
12) Imunisasi bayi yang kurang lengkap
13) Suasana keluarga yang kurang harmonis.
b. Tipologi Kurang/ Tidak Sehat (Defisit)
Kegagalan dalam menetapkan kesehatan termasuk di dalamnya.
1) Keadaan sakit (sudah terdiagnosa / belum)
2) Kegagalan tumbuh kembang sesuai dengan kecepatan normal
c. Tipologi Krisis (Perubahan Peran di Keluarga)
Saat-saat keadaan menuntut terlalu banyak dari individu atau keluarga dalam
hal penyesuaian maupun dalam sumber daya mereka.
1) Perkawinan
2) Kehamilan, persalinan, nifas
3) Menjadi orangtua
4) Penambahan anggota keluarga: bayi baru lahir, kost, family lain
5) Abortus
6) Anak masuk sekolah
7) Remaja
8) Kehilangan pekerjaan
9) Kematiaan anggota keluarga
10) Pindah rumah.

 Tahap II berfokus pada keluarga mempu melaksanakan 5 tugas kesehatan


keluarga, dan perawat dapat mengkaji pengetahuan, kamampuan, kemauan
terhadap tugas keluarga.

4
1) Mengenal gangguan kesehatan setiap anggota keluarga, hal ini
bersinambung dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal
masalahkesehatan setiap anggota keluarga. Ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan disebabkan oleh :
a) Ketidaktahuan tentang fakta seperti pengertian masalah, tanda gejala,
faktor penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b) Rasa takut akibat masalah diketahui baik secara sosial (seperti dicap
masyarakat, hilang penghargaan) secara ekonomi (ongkos) dan secara
psikis.
c) Sikap dan falsafah hidup.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah dapat diakibatkan oleh :
a) Tidak mengerti mengenai sifat, beratnya, dan luasnya masalah.
b) Masalah tidak begitu menonjol
c) Rasa takut dan menyerah disebabkan tidak dapat memecahkan masalah
d) Kurang pengetahuan / pengertian mengenai macam-macam jalan
keluar
e) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
f) Ketidakcocokan pendapat antar keluarga tentang pemilihan tindakan
g) Tidak tau fasilitas kesehatan yang ada
h) Rasa takut akan akibat dari tindakan
i) Sikap negative terhadap masalah
j) Kurang percaya/ keyakinan terhadap tenaga kesehatan
k) Kesalahan konsepsi karena informasi
l) Fasilitas tidak terjangkau
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak
dapat membantu diri karena cacat atau usia terlalu mudah.
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit
b) Tidak mengetahui tintang sifat dan perkembangan yang dibutuhkan
c) Tidak ada fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan

5
d) Ketidakseimbangan sumber-sumber yang ada pada keluarga
e) Kurang pengetahuan dan keterampilan
f) Sikap negative terhadap penyakit
g) Adanya konflik individu
h) Sikap/pandangan hidup
i) Perilaku mementingkan diri sendiri
4) Memelihara lingkungan rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
a) Sumber-sumber keluarga tidak ada / cukup
b) Kurang dapat melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan
dimasa yang akan datang
c) Adanya konflik personal / psikologis
d) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
e) Sikap / pandangan hidup
f) Kektidakkompakan keluarga
5) Memanfaatkan sumber pelayanan kesehatan terdekat.
a) Ketidaktahuan / tidak sadar bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan
c) Pengalaman yang kurang baik karena petugas kesehatan
d) Rasa takut akibat tindakan keperawatan
e) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
f) Tidak ada fasilitas yang diperlukan

3. Diagnosis Keperawatan Keluarga


Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data dan
analisis cermat dan sistematis, serta memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan keperawatan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya. Diagnosis keperawatan kelarga dianalisis dari hasil pengkajian
dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,
fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik bersifat actual, resiko dan
potensial dimana perawat memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk

6
melakukan tindakan keperawatan bersama keluarga berdasarkan kemampuan
yang dimiliki keluarga dan sumberdaya keluarga.
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga actual berarti terdapat gangguan/
deficit kesehatan dalam keluarga dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai
tanda dan gejala dari gangguan kesehatan. Diagnosa keluarga resiko berarti sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan
rumah yang kurang bersih atau pola makan tidak adekuat. Diagnosa keluarga
potensial berarti keluarga dalam keadaan baik-baik saja atau sejahtera sehingga
hanya perlu ditingkatkan.
Ketentuan rumusan diagnose keperawatan keluarga yaitu : rumusan
masalah berdasarkan NANDA+ etiologi berdasarkan hasil kerja perawat
yang didapat.

7
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1. Definisi
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, pengumpulan data dalam proses
keperawatandilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi
visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang
dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa adanya (bukan
penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik,
misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data,
dan dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik
khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya
pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan
dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan
seperti data dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS),
kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
serta pemeriksaan tanda-tanda vital.

Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara
terperinci, proses keperawatan yaitu :

1. Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi


Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal dari

8
proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai
dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dari American
Nursing Assosiation (ANA).

Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga,


menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pada pengkajian, yaitu::
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga) merupakan
modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut
dapat dibentuk dengan menerapkan strategi perawat untuk memberikan
bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
1. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
2. Menjelaskan tujuan kunjungan.
3. Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
keluarga menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
4. Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, dan
menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang menjadi
jaringan perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada
pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan keadaan keluarga hingga
penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga,
data yang dikajian dalam asuhan keperawatan keluarga yaitu :
a. Berkaitan dengan keluarga
1. Data demografi dan sosiokultural
2. Data lingkungan

9
3. Struktur dan fungsi keluarga
4. Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5. Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1. Fisik
2. Mental
3. Emosi
4. Sosial
5. Spritual
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu :
1) Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak klien dan
keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.
2) Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.Observasi adalah
mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
3) Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
a. Inspeksiadalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik.Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra
penglihatan,dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.
b. Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan jari
adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang : temperatur, tugor, bentuk, kelembaban,
vibrasi, dan ukuran.
c. Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan
menghasilkan suara.
d. Auskultasi

10
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3) Struktur keluarga
4) Fungsi keluarga
5) Stres dan koping keluarga
6) Pemeriksaan fisik
7) Harapan keluarga
8) Dasar data pengkajian pasien Kanker berdasarkan Doenges (2000)
b. Analisa data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan Kesehatan Keluarga
menyatakan tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :
1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3. Karateristik keluarga

Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu pernyataan
yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah.
a. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang
sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan
tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh
keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah

11
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan
masalah dapat diperbaiki adalah :
 Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani masalah
 Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,
keuangan atau tenaga
 Sumber-sumber dari perawatan, misal dalam bentuk pengetahuan,
ketrampilan, dan waktu
 Sumber-sumber di masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat
3) Potensi masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria
potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :
 Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah,
prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah masalah. Umumnya
makin berat masalah tersebut makin sedikit kemungkinan untuk mengubah
atau mencegah sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul
 Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya
masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan
langsung dengan potensi masalah bisa dicegah
 Kelompok risiko, adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka
atau rawan, hal ini menambah masalah bisa dicegah
4) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah
mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal ini
yang perlu diperhatikan dalam memeberikan skor pada cerita ini, perawat
perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut menilai masalah dan
perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor tinggi.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses
dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat dibedakan menjadi 5
kategori yaitu :
 Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.

12
 Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
 Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah
dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat
menimbulkan masalah.
 Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang keadaan
individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera yang
lebih tinggi.
 Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari
kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan
akan muncul atau timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga
menyatakan bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu :
 Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
 Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
 Daiagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai
sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno (2004)
menggunakaan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
 Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
 Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah,
mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara
lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan.

13
 Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperolehperawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung
masalah dan penyebab.
Rumusan problem pada diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien Ca Mamae yang mengacu pada buku Rencana Asuhan Keperawatan
Doenges edisi 3 adalah :
a. Menagement regimen teraupetik tidak efektif
b. Cemas
c. Nyeri akut
d. Kurang pengetahuan
e. Risiko tinggi infeksi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis keperawatan
keluarga menggunakan lima sekala ketidak kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugaskesehatan dan keperawatan, yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena :
1) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
2) Rasa takut akibat maslah yang diketahui
3) Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk
melaksanakan tindakan, disebabkan karena :
1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan,
dan kurangnya sumberdaya keluarga
4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5) Ketidakcocokan pendapat dari keluarga
6) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
7) Takut dari tindakan yang dilakukan
8) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan
9) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan

14
c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
disebabkan karena :
1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang dibutuhkan
3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga
5) Sikap negatif terhadap penyakit
6) Konflik individu dalam keluarga
7) Sikap dan pandangan hidup
8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang
kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga, disebabkan karena :
1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung
jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
2) Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan
rumah
3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
4) Konflik personal dalam keuarga
5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6) Sikap dan pandangan hidup
7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak
ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah
e. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
5) Rasa takut pada akibat tindakan
6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan

15
7) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

16
BAB III
PEMBAHASAN

Dari jurnal yang kami baca dan sesuai dengan ringkasan materi yang kami
buat bahwa ASKEP pada keluarga berbeda dengan ASKEP dari departemen lain
di mana saat kita melakukan ASKEP, kita harus mengkaji sampai pada evaluasi
kepada keluarga bukan individu. Tujuan dari ASKEP keluarga sendiri untuk
mensehjahterakan keluarga dan memandirikan pasien.
Dalam Asuhan Keperawatan pada keluarga ada 6 asuhan keperawatan
yakni ;
1) Pengkajian Keperawatan Keluarga
2) Diagnose Keperawatan Keluarga
3) Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
4) Perencanaan Keperawatan Keluarga
5) Implementasi Keperawatan Keluarga
6) Evaluasi Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga dapat menggunakan metode observasi,
wawancara, dan pemeriksaan fisik. Dalam pengkajian keperawatan
keluarga memiliki 2 tahapan atau penjajakan yaitu penjajakan 1 berfokus
pada masalah kesehatan keluarga dan penjajakan 2 berfokus menyajikan
kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas kesehatan keluarga. Ada
beberapa variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga, mencakup
:
a. Data umum / identitas keluarga
b. Kondisi keluarga seluruh anggota keluarga
c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (saat ini
sedang sakit)
d. Data kesehatan lingkungan
e. Struktur keluarga
f. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
g. Fungsi keluarga

17
Selain variabel dalam pengkajian keperawatan keluarga, ada juga tahapan
pengkajian keperawatan keluargayang terdiri dari :
A. Pengkajian Keluarga Tahap I
tipologi masalah keperawatan keluarga yang dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a. Tipologi Ancaman Kesehatan : di mana keadaan yang dapat memungkinkan
terjadi suatu penyakit, kegagalan dalam mencapai potensi sehat yang meliputi ;
riwayat penyakit keturunan, bahaya ppenularan penyakit menular, jumlah
melampaui sumber daya, resiko kecelakaan, dan gizi kurang, factor yang
menimbulkan stress, sanitasi lingkungan yang jelek, kebiasaan kurang sehat,
sifat kepribadian melekat, imunisasi yang kurang lengkap, susunan keluarga
yang tidak harmonis.
b. Tipologi Kurang Sehat : kegagalan dalam memantapkan kesehatan termasuk
didalamnya yang meliputi ; keadaan sakit, kegagalan tumbuh kembang yang
tidak sesuai dengan kecepatan normal.
c. Tipologi Krisis : perubahan peran dalam keluarga pada saat keadaan menuntut
terlampau banyak dari individu atau keluarga dalam hal penyusaian yang
meliputi ; perkawinan, kehamilan, persalinan, menjadi orangtua, penambahan
anggota keluarga, abortus, anak masuk sekolah, remaja, kehilangan pekerjaan,
kematian anggota keluarga, pindah rumah, kelahiran di luar pernikahan.
B. Pengkajian Keluarga Tahap II
Menurut Bailon & Maglaya ( 1978 ) Berfokus pada 5 tugas kesehatan keluarga
yang meliputi :
a. Mengenal gangguan perkembangankesehatan setiap anggota keluarga
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Memelihara lingkungan rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Memanfaatkan sumber pelayanan kesehatan terdekat

18
2. Diagnose Keperawatan Keluarga
Untuk membuat diagnose keperawatan, ada ketentuan dalam merumuskan
diagonosa yaitu : rumusan masalah berdasarkan NANDA/ SDKI + etiologi
berdasarkan hasil dari tugas kesehatan keluarga.
3. Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
a. Kriteria sifat masalah
Sifat masalah dikelompokkan ke dalam ancaman kesehatan/ resiko, tidak
sehat, dan krisis.
b. Kriteria kemungkinan masalah dapat diatasi
c. Kriteria potensial masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah
4. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Merupakan kumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat bersama – sama
sasaran yaitu keluarga untuk dilaksanakan sehingga masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan.
Dalam perencanaan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang harus
dilakukan perawat keluarga yaitu penyusunan tujuan, mengidentifikasi sumber
– sumber, mendefinisikan pendekatan alternative, memilih intervensi
keperawatan, dan penyusunan prioritas.
5. Implementasi Keperawatan Keluarga
Pada pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga, hal – hal yang perlu di
perhatikan adalah :
a. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat
b. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan
kesehatan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit
d. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis
e. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi
sehat
f. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
6. Evaluasi Keperawatan Keluarga

19
Evaluasi keperawatan keluarga dapat bersifat evaluasi sumatif dan formatif.
Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir setelah suatu implementasi pada keluarga
binaan ( SOAP ) sedangkan evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan
keperawatan keluarga ( SOAPIER ).

20
BAB IV
KESIMPULAN

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan pada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. ASKEP pada keluarga berbeda dengan ASKEP dari
departemen lain di mana saat kita melakukan ASKEP, kita harus mengkaji sampai
pada evaluasi kepada keluarga bukan individu. Tujuan dari ASKEP keluarga
sendiri untuk mensehjahterakan keluarga dan memandirikan pasien.Asuhan
Keperawatan keluarga memilki 6 pembagian yang di mulai dari pengkajian
sampai evaluasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik. Jakarta
: Salemba Medika.
Tarwoto, Wartonah. 2005. Kebutuhan dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
http://anita-anjarita.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-dokumentasi-
keperawatan.html

22

Anda mungkin juga menyukai