Anda di halaman 1dari 3

Uraian tentang proses pengumpulan, perpindahan limbah (asal limbah dan titik akhir limbah), dan

pengelolaan pasca penyimpanan/ pengumpulanProses

Proses pengelolaan Limbah B3 di Rumah Sakit Queen Latifa Kulon Progo

A) Pengumpulan limbah
Secara umum jenis pengolahan limbah rumah sakit Queen Latifa Kulon Progo adalah
1. Limbah umum; sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-
infectious, limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Pengolahan limbah ini tidak diperlukan
pengolahan khusus, dan dapat disatukan dengan limbah domestik. Seluruh makanan
yang telah meninggalkan dapur pada prinsipnya adalah limbah bila tidak dikonsumsi
dan sisa makanan dari bagian penyakit menular perlu di autoclave terlebih
dahulu sebelum dibuang ke landfill.
2. Limbah patologis; terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta,
bangkai binatang, darah dan cairan tubuh. Pengolahan limbah ini dilakukan dengan
sterilisasi, insinerasi, lalu dilanjutkan dengan landfilling. Insinerasi merupakan
metode yang sangat dianjurkan, kantong-kantong yang digunakan untuk
membungkus limbah juga harus diinsinerasi.
3. Limbah radioaktif; dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida, dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap jaringan tubuh dan
cairan, atau analisis in-vivo terhadap organ tubuh dalam pelacakan atau lokalisasi
tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis. Bahan radioaktif yang digunakan
dalam kegiatan kesehatan/medis ini biasanya tergolong mempunyai daya
radioaktivitas level rendah, yaitu di bawah 1 megabecquerel (MBq). Limbah
radioaktif dari rumah sakit dapat dikatakan tidak mengandung bahaya
yang signifikan bila ditangani secara baik. Penanganan limbah dapat dilakukan di
dalam area rumah sakit itu sendiri, dan umumnya disimpan untuk menunggu waktu
paruhnya telah habis, untuk kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif
biasa.
4. Limbah kimia; dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal dari
pekerjaan diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau prosedur
desinfeksi. Bagi limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya adalah identik
dengan limbah lainnya yang tidak termasuk kategori berbahaya. Konsep penanganan
limbah kimia yang berbahaya adalah identik dengan penjelasan sebelumnya yang
terdapat dalam diktat ini tentang limbah berbahaya. Beberapa kemungkinan daur-
ulang limbah kimiawi berbahaya misalnya :
– Solven semacam toluene, xylene, acetone dan alkohol lainnya yang dapat
diredistilasi
– Solven organik lainnya yang tidak toksik atau tidak mengeluarkan produk toksik
bila dibakar dapat digunakan sebagai bahan bakar
– Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas di
laboratorium, atau didaur ulang untuk mendapatkan khromnya
– Limbah logam – merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya
dikumpulkan untuk didaur-ulang ; limbah jenis ini dilarang untuk diinsinerasi karena
akan menghasilkan gas toksik
– Larutan-larutan pemerosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver
dapat direklamasi secara elektrostatis
– Baterai-baterai bekas dikumpulkan sesuai jenisnya untuk didaur-ulang seperti :
merkuri, kadmium, nikel dan timbal.
Insinerator merupakan sarana yang paling sering digunakan dalam menangani
limbah jenis ini, baik secara on-site maupun off-site; insinerator tersebut harus
dilengkapi dengan sarana pencegah pencemaran udara, sedang residunya yang
mungkin mengandung logam-logam berbahaya dibuang ke landfill yang sesuai.
Solven yang tidak diredistilasi harus dipisahkan antara solven yang berhalogen dan
nonhalogen; solven berhalogen membutuhkan penanganan khusus dan solven non-
halogen dapat dibakar pada on-site insinerator. Limbah cytotoxic dan obat-obatan
genotoxic atau limbah yang terkontaminasi harus dipisahkan, dikemas dan diberi
tanda serta dibakar pada insinerator; limbah jenis ini tidak di autoclave karena
disamping tidak mengurangi toksiknya juga dapat berbahaya bagi operator. Beberapa
jenis limbah kimia berbahaya juga dihasilkan dari bagian pelayanan alat-
alat kesehatan, misalnya: disinfektan, oli dari trafo dan kapasitor atau dari mikroskop
yang mengandung PCB dan sebagainya, sehingga perlu ditangani sesuai jenisnya
5. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious); mengandung mikroorganisme
patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit. Katagori yang termasuk limbah ini antara lain
jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedah
atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular , atau dari pasien yang
diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis
(tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya) atau materi yang
berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi dengan penyakit menular atau
sedang menderita penyakit menular. Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi
terlebih dahulu atau langsung ditangani pada insinerator. Autoclave tidak dibutuhkan
bila limbah tersebut telah diwadahi dan ditangani secara baik sebelum diinsinerasi.
6. Benda-benda tajam; berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting
kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi
infeksi. Benda-benda ini mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi atau bahan sitotoksik. Limbah ini harus dikemas dalam kemasan yang
dapat melindungi petugas dari bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam insinerator.
7. Limbah farmasi: berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan
kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah,
kadaluwarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan
lagi. Obat-obatan yang tidak digunakan dan masa kadaluwarsanya masih lama
dikembalikan pada apotik, sedangkan yang tidak terpakai dan sudah mendekati atau
sudah lewat masa kadaluwarsanya ditangani secara khusus misalnya diinsinerasi atau
di landfilling atau dikembalikan ke pemasok.
8. Kontainer-kontainer di bawah tekanan; berupa tabung yang mengandung gas dan
aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan karena
kecelakaan (tertusuk dan sebagainya). Pengolahannya dengan cara landfilling atau
didaur-ulang.
Setiap Unit Pelayanan medis di RSU Queen Latifa Kulon Progo di sediakan tempat sampah
yang terpisah antara tempat sampah medis dan tempat sampah non medis dan telah di beri
label, unit pelayanan medis meliputi , rawat inap, klinik 1-5 , Instalasi Gawat Darurat,
Kamar Operasi, Radiologi dan ruang tindakan Sasaran pengelolaan limbah rumah sakit
adalah bagaimana menangani limbah berbahaya, menyingkirkan dan memusnahkannya
seekonomis mungkin, namun higienis dan tidak membahayakan lingkungan. Untuk limbah
yang bersifat umum, penanganannya adalah identik dengan limbah domestik yang lain. Daur
ulang sedapat mungkin diterapkan pada setiap kesempatan. Bahan-bahan tajam yang tidak
terinfeksi harus dibungkus secara baik serta tidak akan mencelakakan pekerja yang
menangani dan dapat dibuang seperti limbah umum, sedangkan bahan-bahan tajam yang
terinfeksi diperlakukan sebagai limbah berbahaya. Lari pengaruh luar ataupun dari
limbahnya sendiri) dan tahan air atau dimasukkan dalam kontainer-kontainer logam.
Kantong-kantong yang digunakan dibedakan dengan warna yang seragam dan jelas, dan
diisi secukupnya agar dapat ditutup degan mudah dan rapat. Disamping warna yang
seragam, kantong tersebut diberi label atau simbol yang sesuai.
B)

Anda mungkin juga menyukai