Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami
uji coba berkali-kali sehinga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya.
2. Tes terstandar yaitu tes yang biasanya sudah tersedia dilembaga testing, yang sudah
terjamin keampuhannya. Ter terstandar adalah tes yang sudah mengalami uji coba berkali-
kali, direvisi berkali-kali sehingga sudah dapat dikatakan cukup baik. Didalam setiap tes
yang standar sudaha dicantumkan : petunjuk pelaksanaan, waktu yan dibutuhkan, bahan
yang tercakup, dan hal-hal lain, misalnya validitas dan reabilitas.
Pentingnya pelaksanaan tes memahami masalah pengumpulan data dalam
penelitian,digambarkan dengan contoh pengambilan data dengan skala intelegensi
standord-biner. Enam orang wanita dan enam orang pria melaksanakan tes stanford-binet
terhadap sample anak-anak usia 4 tahun. Hasil tes menunjukan bahwa anak-anak yang dites
oleh wanita mencapai IQ yang lebih tinggi (89,61) dibandingkan dengan anak-anak yang
dites oleh pria (83,16), suatu perbedaan yang cukup signifikan.
Contoh ini memberikan gambaran bahwa hasil pengetesan bukanlah
menggambarkan tingkat IQ tetapi tingkat pengaruh tester. Oleh karena itu, harus diadakan
latihan bagi terter untuk mengurangi pengaruh yang tidak digunakan (untuk mengurangi
variance error, atau varians kesalahan).
Untuk mengatasi kecondongan (bias) hasil yang diperoleh tes, maka disarankan :
1. Memberikan kesempatan berlatih kepada tester (orang yang melaksanakan tes).
2. Menggunakan tes lebih dari satu orang, kemudia hasilnya dibandingkan.
3. Melengkapi instrumen tes dnegan manual (pedoman pelaksanaan selengkap dan
sejelas mungkin)
4. Menciptakan situasi tes sedemikian rupa sehingga membantu tester (orang yang
mengerjakan tes) tidak mudah terganggu oleh lingkungan (lampu,suara, kepadatan
peserta tes, baru, dan sebagainya)
5. Memeilih situasi tes sebaik-baiknya misalnya bukan malam minggu, bukan dalam
keadaan udara panas sekali, bukan sehabis liburan panjang, menjeloang ujian, dan
sebagainya.
6. Perlu meciptakan kerja sama yang baik dan rasa saling percaya antara tester dengan
tester.
7. Menentukan waktu untuk mengerjakan tes secara tepat, baik kecepatan pelaksanaan
maupun lamanya.
8. Memperoleh izin dari atasan apabila tes tersebut dilaksanakan disekolah maupun
kantor-kantor.
Suatu hal yang dilakukan oleh peneliti adalah pengambilan nilai dari hasil tes yang
sudah didokumentasikan disekolah, misalnya nilai tes masuk, nilai raport atau nilai
EBTA. Memang hasil-hasil tersebut adalahcukup baik bagi sekolah sesuai dengan
tujuan pada waktu tes tersebut dilaksanakan. Akan tetapi bagi tujuan penelitian yang
diadakan kemudian nilai tersebut kurang relavan karena :
1. Ukuran yang digunakan mungkin tidak cocok dengan ukuran yang seharusnya
digunakan dalam penelitian.
2. Barangakali ada beberapa bagian bahan yang belum tercakupo dalam tes yang dulu
dilaksanakan oleh sekolah.
3. Situasi pada waktu tes berlangsung mungkin mungkin kurang sesuai dnegan situasi
yang dikehendaki oleh peneliti.
4. Standar yang digunankan mungkin berbeda-beda antara beberapa orang guru, sehingga
angka 7disekolah yang satu tidak sama dengan angka 7 disekolah lain.
Sebagaian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih
untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angka memang mempunyai banyak kebaikan sebagai
instrumen pengumpulan data.
Meman kesioner baik, asal cara pengadaannya mungkin persyaratan uang telah digariskan
dalam penelitian.
Contoh serupa dengan diterapkan kepada sejumlah pemuda apabila peneliti ingin
mengetahui pendapat pemuda tentang bentuk kumis dan perawatannya. Ternyata sampel
yang diambil banyak pemuda yang tidak suka memelihara kumis. Itulah sebabnya perlu
adanya studi pendahuluan seperti dijelaskan dalam langkah kedua.
1. Sukar ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden
kurang memahami maksud item.
2. Tidak mungkin mengadakan analisis lebih lanjut apabila peneliti ingin memecah
kelompok berdasarkan karakteristik yang diperlukan.
Salah satu kelemahan metode angket adalah bahwa angketnya sukar kembali.
Apabila demikian keadaanya maka peneliti sebaiknya mengirim