Hubungan Indoonesia Swiss
Hubungan Indoonesia Swiss
Ekononomi Intrnasional
Pada tahun 1952, Swiss dan Indonesia menjalin hubungan diplomatik. Kerja sama
pembangunan antara Indonesia dan Swiss dimulai pada tahun 1960-an dan suatu
kerangka hukum untuk kerja sama teknis antara kedua negara dibentuk tahun
1971.
Swiss merupakan salah satu negara industri maju di Eropa yang kekuatan
ekonominya bertumpu pada pengelolaan usaha industri kecil menengah yang
sangat berkembang dan kompetitif di tataran internasional. Swiss juga merupakan
salah satu mitra penting Indonesia dalam bidang perdagangan dan
investasi. Pemerintah Swiss memberikan perhatian, dukungan dan bantuan yang
cukup signifikan dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia melalui kerjasama pembangunan, khususnya yang ditujukan bagi
pengembangan dan peningkatan kapasitas(capacity building) untuk meningkatkan
daya saing (competitiveness) kalangan usaha kecil dan menengah Indonesia untuk
memasuki pasar perdagangan internasional.
Sejak Periode tahun 2006 s.d 2010, total volume perdagangan kedua negara
mengalami peningkatan sebesar 2,68% (namun masih menunjukkan angka defisit
bagi Indonesia). Total volume perdagangan tertinggi terjadi pada tahun 2008
sebesar US$. 983,86 juta dan mengalami penurunan sebesar 36,83% pada tahun
2009 menjadi sebesar US$. 621,48 juta yang disebabkan oleh dampak krisis
keuangan global. Namun kondisi ini terus mengalami perbaikan pada tahun 2010
yang ditandai dengan kenaikan volume perdagangan kedua negara sampai dengan
kuartal IV 2010 (Desember 2010) yang mencapai sebesar US$. 643, 30 juta atau
naik sebesar 3,57% pada periode yang sama tahun 2009.
Komoditi ekspor utama Indonesia ke Swiss, seperti: minyak atsiri, garmen, sepatu
dan perlengkapannya, produk elektronik, furniture, minyak kopi, teh, rempah-
rempah, tumbuhan, plastik dan produknya serta timah yang memiliki nilai produk
yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan komoditi ekspor Swiss ke Indonesia,
antara lain: suku cadang mesin pembangkit listrik, produk farmasi, produk kimia,
bahan pewarna dan bahan kosmetik.
Swiss, berdasarkan catatan BKPM, menempati urutan negara investor ke-15
dibandingkan dengan negara-negara lain untuk periode 1 Januari 1990 s.d 2009
dengan total nilai investasi sebesar USD 740.742.270 dengan 120 proyek. Pada
periode 1 Januari 2005 s.d 30 September 2009 terdapat 36 proyek dengan nilai
investasi sebesar USD 313.090.000. Sedangkan pada periode 1 Januari sampai 31
Desember 2010 terdapat 11 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 129,6 juta.
Antara Indonesia dan Swiss telah terjalin hubungan kerjasama di bidang sosial
budaya yang berjalan cukup baik meskipun antara kedua negara belum terdapat
persetujuan bilateral di bidang ini. Dalam kaitan ini, kerja sama pendidikan
antara RI – Swiss sejauh ini masih perlu dioptimalkan. Setiap tahun, Pemerintah
Swiss memberikan kesempatan bagi para mahasiswa yang berprestasi dari
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, untuk mengikuti program beasiswa
tingkat paska sarjana (S2) di Swiss. Kesempatan tersebut belum dimanfaatkan
secara maksimal dimana rata-rata hanya 2-3 mahasiswa Indonesia per tahun yang
memperoleh beasiswa tersebut. Pemerintah Indonesia juga memberikan
kesempatan kepada WN Swiss untuk mengikuti pendidikan bahasa Indonesia,
melalui program beasiswa Darmasiswa.
Pada tahun 2008, Indonesia menjadi negara prioritas bagi kerja sama
pembangunan ekonomi SECO dalam kerangka kredit untuk kerja sama
pembangunan periode 2009-2012 yang telah disetujui oleh parlemen Swiss. Pada
titik ini, SECO memfokuskan kembali kegiatannya pada di sejumlah beberapa
negara berkembang yang tengah berupaya meraih status sebagai negara
berpendapatan menengah.
Dukungan makroekonomi
Kerangka makroekonomi yang stabil, reformasi ekonomi pasar, dan lembaga yang
berfungsi dengan baik merupakan hal penting bagi pembangunan ekonomi.
Langkah-langkah dalam dukungan ini menyasar kebijakan moneter yang sesuai,
anggaran keuangan yang berimbang, dan sektor keuangan yang kokoh. SECO
juga bertanggung jawab memberikan langkah-langkah peringanan utang yang
efektif bagi para debitur publik.
Pengembangan Sektor Swasta
Promosi Perdagangan
Sistem preferensi tarif yang memfasilitasi akses bagi negara berkembang ke pasar
Swiss juga merupakan elemen penting dalam langkah-langkah tersebut.
Pembiayaan Infrastruktur
INDONESIA-SWISS
Disusun Oleh:
MANAJEMEN / VII C
2018/2019