Anda di halaman 1dari 16

USULAN SISTEM PERAWATAN MESIN INJEKSI DENGAN METODE

DISTRIBUSI WEIBULL PADA PT XYZ

Hermantoˡ Dermawan Simanjuntak²

Program Studi Teknik Industri- Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI ¹
Email: hers3sm@gmail.com/her.ruslan@yahoo.co.id

Program Studi Teknik Industri- Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI ²

Abstrak
Objective: To determine the factors causing the high injection engine component damage
and keep production machines capable of operating or functioning properly then it takes
care of a good machine. As researchers know through observation, XYZ has been
implementing corrective maintenance regardless of the reliability factor of engine
components production, resulting in engine damage often occurs suddenly. In this study used
a model of preventive maintenance of the injection machine. The method used to obtain the
critical component is to use the concept of Pareto. Determination of the MTTF, Weibull
distribution, reliability function. For critical components obtained by the Pipe Distribution
component, gained Distribution Pipe replacement interval with a MTTF of 115 hours or
equal to 6 days with 58.07% reliability level. Thus the need for preventive maintenance is
good, one of the efforts is to create a Standard Operational Procedure (SOP) as a reference
for the implementation of the treatment.,

Keywords : Preventive maintenance, Distribusi Weibull, Standart Operational Prosedure

Abstrak
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor penyebab tingginya kerusakan komponen mesin
injeksi dan menjaga agar mesin-mesin produksi mampu beroperasi ataupun berfungsi
sebagaimana mestinya maka dibutuhkan perawatan mesin yang baik. Seperti yang peneliti
ketahui melalui observasi, PT XYZ selama ini menerapkan perawatan korektif tanpa
memperhatikan faktor keandalan dari komponen-komponen mesin produksi, akibatnya
sering terjadi kerusakan mesin secara tiba-tiba. Pada penelitian ini digunakan model
preventive maintenance terhadap mesin injeksi. Metode yang digunakan untuk mendapatkan
komponen kritis adalah dengan menggunakan konsep pareto. Penentuan MTTF, Distribusi
Weibull, fungsi keandalan. Untuk komponen kritis yang diperoleh yaitu komponen
Distribution Pipe, didapat selang waktu penggantian Distribution Pipe dengan MTTF
sebesar 115 jam atau sama dengan 6 hari dengan tingkat keandalan 58,07%. Dengan
demikian perlunya preventive maintenance yang baik, salah satu upaya yang dilakukan
adalah membuat Standart Operational Prosedure (SOP) sebagai acuan untuk pelaksanaan
perawatan.
.
Kata kunci: Pemeliharaan preventif, Distribusi Weibull, Standart Operational Prosedure

1. PENDAHULUAN
Semua industri termasuk industri manufaktur dituntut untuk menghasilkan produk
yang berkualitas dan harus bercacat nol (zero defect), tentunya untuk menghasilkan produk
yang demikian perusahaan harus memiliki operator handal yang bersertifikasi atau operator
yang memiliki skill untuk mengoperasikan dan menjalankan mesin tersebut. Seperti yang
diketahui saat ini perusahaan industri manufaktur, asset perusahaan bukan hanya karyawan,
divisi-divisi, departemen dan pelanggan melainkan mesin juga merupakan asset dari
perusahaan. Karena mesinlah yang memproduksi produk dan menentukan apakah produk
tersebut memenuhi kriteria atau spesifikasi yang diinginkan. Oleh karena itu mesin haruslah
selalu dilakukan pemeliharaan dan perawatan secara berkala, karena jika mesin mengalami
kerusakan pada saat proses produksi akan berdampak pada kerusakan atau kegagalan produk.
Bukan hanya itu, perusahaan juga akan kehilangan waktu produksi yang seharusnya produk
tersebut sudah selesai untuk diproduksi dan siap untuk dikirimkan kepada konsumen. Tujuan
kegiatan dan rencana pemecahan masalah adalah Dengan cara menerapkan sistem-sistem
perawatan mesin yang sesuai standar maka perusahaan dapat mewujudkan peningkatan
kualitas produk yang baik dan mengurangi resiko gagalnya proses produksi. PT
XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang panel insulasi untuk
dinding dan plafon dengan daya tahan tinggi. PT XYZ dengan produk Insulasi Sistem Panel
telah disediakan untuk berbagai proyek di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun. Dengan
Kayu yang gratis, CFC Gratis, bahan Aman Ozon, sistem dapat membantu pengguna untuk
menghemat energi, waktu serta uang. Hal ini disebabkan tingginya kapasitas pemakaian
mesin injeksi dengan sistem perawatan yang tidak berkala. Tinjauan pustaka yang relevan
sebagai berikut:
Berikut ini merupakan pengertian mengenai sistem perawatan menurut beberapa ahli, antara
lain:
a. Kurniawan. F (2013:1) dalam bukunya “Manajemen Perawatan Industri”
menyatakan bahwa “Manajemen perawatan Industri adalah upaya pengaturan
aktivitas untuk menjaga kontinuitas produksi, sehingga dapat menghasilkan produk
yang berkualitas dan memiliki daya saing, melalui pemeliharaan fasilitas industri”.
b. Corder (1988) dalam website andreas putrawan (2010:16), menyatakan
“perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa
diterima”. .
c. Journal Teknik STT STT Yupentex Tangerang. Budi Ariyanto, dengan judul
“Analisis Penggantian Komponen Mesin Tube Splicing Dan Mesin Tube
Curring Dengan Distribusi Weibull Dan Perhintungan Efisiensi Biaya di
PT GAJAH TUNGGAL TBK”. ,boediariyanto@gmail.com. Temuan-temuan
dalam penelitian ini adalah dapat menentuan MTTF, Distribusi Weibull, fungsi
keandalan. Untuk komponen kritis yang diperoleh yaitu komponen Distribution Pipe,
didapat selang waktu penggantian Distribution Pipe dengan MTTF sebesar 115 jam
atau sama dengan 6 hari dengan tingkat keandalan 58,07%. Dengan demikian
perlunya preventive maintenance yang baik, salah satu upaya yang dilakukan adalah
membuat Standart Operational Prosedure (SOP) sebagai acuan untuk pelaksanaan
perawatan.
d. Journal Teknik “Perancangan Penjadwalan Preventive Maintenance
Pada PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR”. Program Studi Teknik
Industri, Universitas Tarumanagara Jl. Letjen. S. Parman No. 1, Jakarta
11440, Email : yugowatip@ft.untar.ac.id. PT. Artha Prima Sukses Makmur
memiliki lima mesin dalam menjalankan kegiatan produksi sol sepatu yang
berlangsung 24 jam setiap hari, sehingga kegiatan perawatan dan
pemeliharaan perlu dilakukan dengan baik dan dijadwalkan agar tidak
mengganggu kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Kerusakan mesin
saat ini masih terhitung tinggi dan memerlukan waktu perbaikan yang cukup
lama.
e. Penelitian Jurnal Spectrum Industri, 2012, Vol.10, No.2. 108-109, ISSN 1963-
6590 yang dilakukan oleh Ahmad Kholid Al-Ghofari, Muchlison Anis, Ayub
As’ Ari pada tahun 2012 berkaitan dengan performansi mesin menjadi sebuah
jaminan bagi kelangsungan perusahaan dalam rangka menghasilkan produk
seperti yang direncanakan. Pengukuran produktivitas mesin diperlukan sebagai
upaya mengetahui dan mendesain agar mesin dapat berjalan lebih optimal. Mesin
HN50C(P5) adalah mesin utama yang banyak mengalami kerusakan di
machining shop. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai performasi
mesin dengan OEE dan melakukan analisa untuk perbaikan. Penelitian diawali

Masalah bidang industri tentang penggantian (replacement) sparepart/alat produksi


adalah salah satu masalah yang sangat penting, karena permasalahan ini berhubungan
dengan biaya (cost) yang harus dikeluarkan, baik itu akibat dari penggantian alat,
perbaikan atau yang paling fatal adalah produksi yang hilang akibat kerusakan
tersebut. PT Gajah Tungal Tbk adalah perusahan besar dengan jumlah mesin atau
alat produksi yang sangat banyak baik jumlah maupun jenisnya.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 3 Agustus 2015 sampai
dengan 1 Sepetember 2015 mulai pukul 08:00 WIB sampai pukul 17.00 WIB tiap hari
pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT XYZ yang
beralamatkan di Kawasan Industri Sentul Jl. Olympic Raya Kav. A-2, Sentul Citeureup
16810 – Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada bagian produksi yaitu dengan
objek penelitian adalah satu mesin dibagian produksi yakni mesin injeksi. objek
penelitian adalah satu mesin dibagian produksi yakni mesin injeksi.

Dalam website widisudharta, berpendapat bahwa metode penelitian merupakan suatu


penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga
merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah
tertentu yang memerlukan jawaban. Metode penelitian yang digunakan dalam
mengumpulkan datanya dilakukan secara survei langsung dan menggunakan data yang
telah lampau kemudian hasil yang didapat dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan program excel untuk mengetahui sistem maintenance yang berjalan.
Teknik analisa data Setelah semua data yang diperlukan sudah diperoleh dan telah
dilakukan perhitungan, maka selanjutnya dilakukan analisis data beberpa hal yang harus
diperhatikan sebelum melakukan analisis data, yaitu mencatat berapa lamanya
breakdown mesin, penyebab terjadinya breakdown mesin, dan mengumpulkan data yang
diperlukan diantaranya jam kerja operator, jam kerja peralatan atau mesin. Teknik
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis komponen kritis
Penentuan mesin dan komponen kritis dengan melihat frekuensi breakdown
tertinggi atau kerusakan komponen yang satu yang lebih dominan sering terjadi
dibanding komponen lainnya pada suatu mesin biasanya dengan menggunakan diagram
pareto.
b. Analisis distribusi weibull
Berikut uraian dari analisis distribusi weibull yang digunakan adalah Pengujian
distribusi weibull Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa untuk
menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak. Hipotesa Weibull yaitu: Ho:
Data terdistribusi secara weibull H1: Data tidak terdistribusi secara weibull.
Plot weibull Setelah pengujian data dengan distribusi weibull, selanjutnya dilakukan
plot terhadap data untuk mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran datanya dari
komponen kritis yang telah diplot mengikuti distribusi weibull, maka sebaran datanya
akan cenderung membentuk garis lurus (regresi linear). Perhitungan parameter weibull
Perhitungan parameter weibull dilakukan untuk mendapatkan nilai a dan nilai b, setelah
nilai a dan nilai b diketahui, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
θ (parameter skala) dengan satuan jam dan  (parameter bentuk).Fungsi distribuasi
weibull Setelah parameter weibull diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan untuk
fungsi distribusi weibull untuk waktu operasional, dan reparasi.
c. Analisis MTTF dan MTTR
Perhitungan MTTF merupakan waktu rata-rata interval waktu saat komponen
selesai diperbaiki sampai pada saat komponen tersebut mengalami kerusakan kembali
dan MTTR merupakan waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
komponen yang rusak.
d. Analisis keandalan mesin
Keandalan didefinisikan sebagai probabilitas komponen, peralatan, mesin, atau
sistem tetap beroperasi dengan baik sesuai dengan fungsi yang diharapkan dalam interval
waktu dan kondisi tertentu (Govil, 1990) dalam bukunya Ansori N, Mustajib M.I
(2013:16). Perhitungan Availability presentase waktu suatu komponen atau sistem dapat
beroperasi pada interval waktu tertentu.
Availability= LoadingTime/Loadingtime + Downtime * 100%
e. Perhitungan umur desain dengan tingkat keandalan 70%, 80%, 90%
Menghitung nilai keandalan dari mesin atau komponen untuk mengetahui tingkat
keandalan suatu mesin atau komponen berdasarkan perhitungan.
f. Interval Waktu Pemeriksaan
Pada tahap ini akan ditentukan jadwal pemeliharaan komponen. Interval waktu
penggantian pencegahan dihitung berdasarkan umur pergantian optimal. Dari hasil
perhitungan beberapa interval waktu pergantian komponen D(tp) terkecil. Perhitungan
interval waktu pergantian pencegahan dan pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap. Berikut adalah uraian dari
pengolahan data.
a. Penentuan komponen kritis
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diketahui jumlah kerusakan
yang terjadi sebanyak 51 kali untuk semua komponen mesin injeksi dari periode
September 2014 hingga Agustus 2015. Berdasarkan data kerusakan, komponen mesin
injeksi yang rusak terdapat 6 komponen mesin. Untuk mengetahui komponen kritis
pada mesin injeksi, maka dilakukan perhitungannya dengan mengelompokkan
kerusakan komponen tersebut.

Tabel 4.1. Data Frekuensi dan Persentase Kerusakan


Periode September 2014- Agustus 2015
No Frekwensi
Komponen % %Kum.
Breakdown
1 Air Filter 4 7.84% 7.84%
2 Pump Injector Material 5 9.80% 17.65%
Small Vent 1 Selenoid
3 5 9.80% 27.45%
Valve
4 Rubber Door Seal 4 7.84% 35.29%
5 Distribution Valve (Silo) 2 3.92% 39.22%
6 Distribution Pipe (Silo) 31 60.78% 100.00%
Jumlah 51 100.00%

b. Waktu perbaikan komponen distribution pipe diurutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar: Data waktu reparasi komponen Distribution Pipe dapat dilihat pada:
Tabel 4.2 Data Waktu Reparasi Komponen Distribution Pipe (Silo)

Diurutkan
Waktu Diurutkan Waktu Diurutkan Waktu
Kecil-
Reparasi Kecil-Besar Reparasi Kecil-Besar Reparasi
Besar
(Jam) (Jam) (Jam) (Jam) (Jam)
(Jam)

0.30 0.23 0.32 0.38 0.46 0.50


0.48 0.26 0.42 0.39 0.26 0.53
0.33 0.28 0.38 0.40 0.58 0.55
0.35 0.29 0.40 0.41 0.59 0.56
0.39 0.30 0.36 0.43 0.29 0.58
0.41 0.31 0.45 0.44 0.23 0.59
0.44 0.32 0.31 0.45 12.91
0.50 0.33 0.55 0.46
0.36 0.35 0.28 0.47
0.56 0.36 0.43 0.48
0.47 0.36 0.50 0.50

c. Pembahasan dan analisis


Berdasarkan pengolahan data pada penelitian mengenai sistem perawatan yang telah
dilakukan maka dapat diketahui hasil perhitungan tersebut. Adapun hasil dari pembahasan
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Diagram pareto untuk komponen kritis mesin injeksi
Penentuan komponen yang akan difokuskan untuk perawatan, maka dibuatlah diagram
pareto. Adapun diagram pareto tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:
DIAGRAM PARETO KOMPONEN KRITIS MESIN INJEKSI
50 100
Frekuensi Breakdown

40 80

Percent
30 60

20 40

10 20

0 0
) l r l r
lve
Component
ilo r ia te Se
a he
(S te Va Fil Ot
e a id Ai
r or
Pip rM no Do
n to le er
ti o j ec Se bb
ibu In t1 R u
str mp en
Di Pu V
all
Sm
Percent 31 5 5 4 4 2
Percent 60.8 9.8 9.8 7.8 7.8 3.9
Cum % 60.8 70.6 80.4 88.2 96.1 100.0

Gambar 4.4
Diagram Pareto Kerusakan Untuk Komponen Kritis
Sumber: Pengolahan Data

2. Distribusi weibull untuk waktu reparasi


Berdasarkan dari hasil perhitungan uji kecocokan untuk komponen Distribution
Pipe dengan menggunakan Mann’s Test dapat terlihat bahwa pengujian memenuhhi
persyaratan statistic untuk mengikuti distribusi weibull, karena nilai M < F yaitu M = 0.66
dan F = 1.83 maka Ho diterima dan H1 ditolak sehingga fungsi distribusi kerusakan
komponen berdistribusi weibull. Selain itu untuk membuat diagram plot waktu antar
kerusakan maupun waktu perbaikan dilakukan dengan menggunakan metode regresi
linear dengan nilai a = 3.72 dan b = 4.72 serta nilai θ = 0.45 dan nilai  = 4.72 sehingga
dapat dicari nilai MTTR = 0.33 jam, artinya waktu rata-rata perbaikan yaitu selama 0.33
jam. Diagram plot tersebut digambarkan untuk melihat besaran data waktu perbaikan
yang dihasilkan dari kegiatan perawatan yang dilakukan. Dari diagram plot weibull
tersebut dapat diketahui bahwa mesin mengalami perbaikan.

3. Distribusi weibull untuk waktu operasional

Berdasarkan dari hasil perhitungan uji kecocokan komponen Distribution Pipe


dengan menggunakan Mann’s Test dapat terlihat bahwa pengujian memenuhi
persyaratan statistik untuk mengikuti distribusi weibull, karena nilai M < F yaitu M =
0.78 dan F = 1.83 maka Ho diterima dan H1 ditolak sehingga distribusi fungsi kerusakan
komponen berdistribusi weibull. Selain itu untuk membuat diagram plot waktu antar
maupun waktu perbaikan dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear dengan
nilai a = -8,17 dan b = 1,84 serta nilai θ = 84,14 dan  = 1,84 sehingga dapat dicari nilai
waktu rata-rata antar kerusakan/ waktu mesin beroperasi (MTTF) = 115,27 jam, artinya
mesin tersebut setiap 115 jam harus dilakukan penggantian/ perawatan pada komponen
tersebut. Diagram plot tersebut digambarkan untuk melihat persebaran data waktu antar
kerusakan yang dihasilkan dari kegiatan perawatan yang dilakukan.
Plot Weibull Waktu Operasional
2.00
1.00
0.00
-1.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
-2.00
-3.00
Y -4.00
-5.00
X

Gambar 4.3 Plot Weibull Waktu Operasional Komponen Distribution Pipe


4. Kurva-kurva fungsi dari distribusi weibull
Dari parameter yang telah didapat maka dapat dibuat fungsi kerusakan yang berdistribusi
weibull. Adapun hasil dari distribusi weibull adalah fungsi-fungsi antara lain:
a. Fungsi keandalan
Fungsi keandalan merupakan kemungkinan suatu mesin akan melakukan fungsi
yang dibutuhkan untuk satu periode waktu yang ditentukan sesuai dengan kondisi
operasi yang ditentukan. Sehingga dari kurvanya dapat dilihat semakin tinggi nilai t
(waktu) maka nilai keandalannya akan menurun.
1) Kurva Keandalan waktu reparasi komponen distribution pipe
Kurva fungsi keandalan waktu reparasi dapat dilihat pada gambar 4.6
berikut ini:
Kurva Fungsi Keandalan Waktu Reparasi
1.20
1.00
0.80
0.60
(t)
R

0.40
0.20
0.00
0.39

0.43

0.46
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36

0.41

0.44

0.48
0.50
0.55
0.56
0.59

t (jam)
Gambar 4.6 Kurva Fungsi Keandalan Waktu Reparasi Komponen Distribution Pipe
2) Kurva Keandalan operasi komponen distribution pipe
Berikut adalah kurva fungsi keandalan operasi dapat dilihat pada gambar 4.7
Kurva Fungsi Keandalan Waktu Operasional
1.00
0.80

R (t)
0.60
0.40
0.20
0.00

36.02
18.11

36.10
36.10
45.04
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
Gambar 4.7 Kurva Fungsi Keandalan Waktu Operasional Komponen
Distribution Pipe
b. Fungsi distribusi kumulatif
Distribusi kumulatif merupakan peluang suatu kegagalan mesin yang
terjadi sebelum periode perawatan. Dari kurva dapat dilihat semakin tinggi nilai t
maka kumulatifnya semakin meningkat. Kurva-kurva fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:
1). Kurva distribusi kumulatif reparasi komponen distribution pipe

Kurva Fungsi Distribusi Kumulatif Waktu Reparasi


1.20
1.00
0.80
0.60
F (t)

0.40
0.20
0.00
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.39
0.41
0.43
0.44
0.46
0.48
0.50
0.55
0.56
0.59
t (Jam)

Gambar 4.8 Kurva Fungsi Distribusi Kumulatif Reparasi Komponen


Distribution Pip
2). Kurva distribusi kumulatif operasi komponen distribution pipe

Kurva Fungsi Distribusi Kumulatif Waktu Operasional


1.20
1.00
0.80
0.60
(t)

0.40
F

0.20
0.00
18.11
36.02
36.10
36.10
45.04
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07

t (jam)

Gambar 4.9 Kurva Distribusi Kumulatif Operasional Komponen Distribution


Pipe

c. Fungsi kepadatan
Fungsi kepadatan menyatakan waktu untuk kegagalan dari suatu mesin dalam
operasinya. Kurva fungsi kepadatan dapat dilihat sebagai berikut:

1). Kurva fungsi kepadatan reparasi komponen distribution pipe


Kurva Fungsi Kepadatan Kemungkinan Waktu Reparasi
5.00
4.00
3.00

h(t)*
R(t)
2.00
1.00
0.00

0.44
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.39
0.41
0.43

0.46
0.48
0.50
0.55
0.56
0.59
t (jam)
Gambar 4.10 Kurva fungsi kepadatan waktu reparasi komponen Distribution Pipe

2). Kurva fungsi kepadatan operasional komponen distribution pipe (silo)

Kurva Fungsi Kepadatan Waktu Operasional

0.01
0.01
0.01
h (t) * R

0.01
0.00
(t)

0.00
0.00
36.02
18.11

36.10
36.10
45.04
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
Gambar 4.11 Kurva fungsi kepadatan operasional komponen Distribution Pipe

d. Fungsi laju kerusakan


Fungsi laju kerusakan ini digunakan untuk mengetahui laju kerusakan mesin.
Pada kurva dengan bertambahnya nilai t (waktu) maka laju kerusakan akan
cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan tingkat keandalan suatu mesin sudah
menurun. Kurva laju kerusakan dapat dilihat dibawah ini:
1). Kurva laju kerusakan reparasi komponen Distribution Pipe.

Kurva Fungsi Laju Kerusakan Waktu Reparasi


30.00
25.00
20.00
15.00
h(

10.00
5.00
0.00
0.46
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.39
0.41
0.43
0.44

0.48
0.50
0.55
0.56
0.59

t (Jam)

Gambar 4.12 Kurva Laju Kerusakan Waktu Reparasi Komponen Distribution Pipe
2). Kurva laju kerusakan operasional komponen Distribution Pipe

Kurva Fungsi Laju Kerusakan Waktu Operasional


0.06
0.05
0.04

h (t)
0.03
0.02
0.01
0.00

45.04
18.11
36.02
36.10
36.10

45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
Gambar 4.23 Kurva Laju Kerusakan Waktu Operasional Komponen Distribution Pipe

5. Tingkat ketersediaan (avaibility) dan keandalan (reliability)


Berikut ini akan diuraikan mengenai tingkat ketersediaan (Avaibility) dan keandalan
(Reliability).
a. Tingkat ketersediaan (avaibility)
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan. Avaibility ini prinsipnya meliputi pencegahan dan pemeriksaan
atau dapat dikatakan bahwa avaibility merupakan proporsi waktu teoritis yang
tersedia untuk dapat beroperasi dengan baik. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap
komponen kritis yang dianggap paling sering mengalami breakdown yaitu
komponen Distribution Pipe (Silo) dengan tingkat ketersediaan komponen atau
peluang komponen
tersebut dapat melakukan fungsi yang diharapkan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan komponen tersebut adalah 99,57%. Tingkat ketersediaan tersebut
menunjukkan angka yang cukup tinggi dan tentunya hal ini akan mendukung proses
berjalannya kegiatan perawatan.

b. Tingkat keandalan (reliability)


Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui waktu komponen untuk gagal,
sedangkan waktu untuk gagal ditentukan dari tingkat keandalan mesin. Berdasarkan
nilai MTTF sebesar 81,61 jam didapat keandalan sebesar 58,07% untuk komponen
Distribution Pipe (Silo). Untuk mengetahui umur desain dari keandalan komponen
Distribution Pipe dilakukan perhitungan tingkat keandalan 90%, 80% dan 70%.
Adapun hasil dari perhitungan untuk keandalan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tingkat Keandalan
Keandalan % 90% 80% 70%

Umur Desain (Jam) 3,27 jam 4,92 jam 6,35 jam

Sumber: Pengolahan data


Dari tabel tersebut dapat diketahui umur desain dengan keandalan yang berbeda.
Tingkat keandalan 90% akan mengalami kegagalan dalam beroperasi setiap 3,27
jam, apabila dioperasikan dengan tingkat keandalan 80% maka akan mengalami
kegagalan dalam waktu 4,92 jam dan apabila dioperasikan dalam tingkat keandalan
70% komponen akan mengalami
kegagalan setiap 6,35 jam. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
keandalan maka waktu kegagalannya akan semakin cepat.

6. Usulan sistem perawatan


Seperti yang diketahui sistem perawatan PT XYZ yang diberlakukan, dapat dilihat
bahwa penggantian komponen pada mesin injeksi akan dilakukan apabila komponen
tersebut sudah mengalami kerusakan. Dapat juga dikatakan bahwa metode yang
digunakan oleh PT XYZ dalam perawatan adalah dengan metode pemeliharaan setelah
kerusakan (breakdown). Pemeliharaan setelah kerusakan merupakan salah satu tindakan
reactive, dimana penggantian dilakukan pada saat komponen telah rusak. Selain itu
melihat proses produksi yang sifatnya continue tidak sebanding dengan pelaksanaan
dengan program perawatan yang ada yang menyebabkan tingginya kerusakan komponen
tersebut.
Peneliti mengusulkan beberapa dari hal pelaksanaan perawatan yang diharapkan dapat
menjadi pertimbangan bagi perusahaan. Usulan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pihak perusahaan PT XYZ agar mengganti metode perawatan replacement dengan
repair. Dimana penggantian komponen dilakukan secara berkala dan dengan melihat
tanda-tanda-tanda kerusakan yang biasa terjadi pada komponen mesin. Hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan proses produksi tanpa gangguan yang dapat memperlambat atau
bahkan menghentikan proses kelangsungan prduksi.
b. Usulan berupa Standart Operasional Prosedur (SOP) Maintenance. SOP ini dibuatkan
karena penulis melihat pada Perusahaan bahwa pelaksanaan perawatan mesin tidak
berdasarkan SOP, sehingga pelaksanaan perawatan bersifat tidak berkala. Sesuai dengan
pengamatan penulis pada perusahaan belum terdapat Standart Operasional Prosedur
(SOP) untuk melakukan kegiatan perawatan. Sehingga pada saat penelitian penulis
mendapat sebuah tugas khusus dari perusahaan untuk membuatkan SOP yang sesuai
dengan kegiatan perawatan. SOP yang penulis kerjakan sekaligus menjadi usulan
prosedur pelaksanaan perawatan. Tujuan pembuatan SOP ini adalah agar seorang
maintenance dapat bekerja sesuai dengan prosedur atau aturan yang ditetapkan oleh
perusahaan. Sehingga pelaksanaan perawatan dapat berjalan optimal dan bersifat berkala.
Berikut adalah flowchart usulan Standart Operasional Prosedur (SOP).

4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan dan
mengajukan saran yang bisa dipergunakan untuk pengembangan sistem perawatan pada PT
XYZ ke tahap yang lebih baik lagi. Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi dan
juga solusi pemecahan yang ditawarkan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat
dirinci seperti di bawah ini :
1. Pada mesin injeksi, komponen yang sering mengalami kerusakan adalah komponen
Distribution Pipe dengan persentase sebesar 60,8% dengan jumlah breakdown terbesar
yaitu 31 kali selama periode September 2014 sampai dengan Agustus 2015. Tingginya
frekuensi kerusakan komponen mesin injeksi tersebut disebabkan oleh besarnya
kuantitas pemakaian mesin injeksi dalam operasional, sedangkan sistem perawatan yang
terlaksana tidak memiliki sifat berkala.
2. Sistem perawatan dengan tanpa adanya Standar Operasional Prosedur berdasarkan
hasil perhitungan dapat diketahui hasil kinerja sistem perawatan yang terlaksana didapat
nilai MTTF (Mean time to failure) untuk komponen distribution pipe adalah 115,27 (6
hari ) dengan tingkat keandalan 58,07% serta interval waktu pemeriksaan 94 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa rata- rata komponen mengalami kerusakan pada selang waktu
MTTF tersebut, maka pelaksanaan perawatan dengan adanya Standar Operasional
Prosedur untuk perbaikan pada waktu MTTF sangat disarankan.

SARAN
Adapun saran penulis kedepannya yang dapat dijadikan sebagai masukan, dan
pertimbangan bagi perusahaan untuk pelaksanaan sistem perawatan yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Pihak perusahaan agar selalu memperhatikan kegiatan maintenance dengan tujuan
pelaksanaan kegiatan perawatan sesuai dengan program preventive yang ditetapkan.
Dengan pelaksanaan perawatan yang sesuai program preventive ini adalah salah satu
upaya untuk mengurangi tingginya frekuensi kerusakan komponen mesin tersebut.
2. Pihak perusahaan sangat disarankan untuk membuat dan mengimplementasikan Standart
Operational Prosedur (SOP) sebagai acuan untuk tenaga maintenance dalam melakukan
kegiatan perawatan mesin. Dengan mengikuti prosedur ini adalah salah satu bentuk
upaya untuk membuat kegiatan pelaksanaan perawatan bersifat berkala.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
Penelitian ini tepat pada waktunya.
Penelitian ini yang berjudul Usulan Sistem Perawatan Mesin Injeksi Dengan Metode
Distribusi Weibull Pada PT XYZ, ini ditulis untuk tugas sebagai tenaga pengajar untuk
memenuhi tridarma perguruan tinggi.. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah peneliti
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus
ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam meyelesaikan tugas
penelitian ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sumaryoto, selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI
2. Bapak Dr. Supardi U.S. MM, MPd. selaku Dekan Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI.
3. Ibu Elfitria Wiratmani, MT selaku ketua program studi teknik industri Universitas
Indraprasta PGRI.
4. Direktur perusahaan dan para staff kantor PT XYZ yang telah memberikan bantuan untuk
menyelesaikan Tugas penelitian ini.
5. Keluarga peneliti atas motivasi dan dukungan doa.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi
maupun teknik menyajikan, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dan berbagai pihak
peneliti terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga kehadiran hasil penelitian
ini memenuhi sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ansori. N, Mustajib. M.I (2013). “Sistem Perawatan Terpadu (Integrated Maintenance


System)”, Edisi Pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu.
Assauri Sofjan, Edisi Revisi 2008. “Manajemen Produksi dan Operasi”, Edisi
Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Deitiana Tita. Agustus 2011. “ Manajemen Operasional Strategi dan Analisa”,
Service dan Manufacture, Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kurniawan. F (2013). “Manajemen Perawatan Industri”, Edisi Pertama, Yogyakarta;
Graha Ilmu.
Prof. Dr. H Santoso, Gempur. Juni 2010. “Manajemen Perawatan Pabrik”,
Dengan Pendekatan Ergonomis. Pustakaraya-Jakarta.
Sudradjat, Ating. April 2011. “ Manajemen Perawatan Mesin Industri”,
Bandung.
Tim Dosen. Oktober 2014. “SISTEM PERAWATAN” Universitas Indraprasta PGRI.
Jakarta.
Putrawan, Andreas. 2010. Sistem Perawatan. Diakses 09 Oktober 2015 pada pukul 21:25
WIB dari http://andreasputrawan.blogspot.com/2010/02/sistem-perawatan_16.html
Journal Teknik STT STT Yupentex Tangerang. Budi Ariyanto, dengan judul
“Analisis Penggantian Komponen Mesin Tube Splicing Dan Mesin Tube
Curring Dengan Distribusi Weibull Dan Perhintungan Efisiensi Biaya di PT
GAJAH TUNGGAL TBK”. ,boediariyanto@gmail.com.
Journal Teknik “Perancangan Penjadwalan Preventive Maintenance Pada
PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR”. Program Studi Teknik Industri,
Universitas Tarumanagara Jl. Letjen. S. Parman No. 1, Jakarta 11440, Email :
yugowatip@ft.untar.ac.id.
Penelitian Jurnal Spectrum Industri, 2012, Vol.10, No.2. 108-109, ISSN 1963-
6590 yang dilakukan oleh Ahmad Kholid Al-Ghofari, Muchlison Anis, Ayub As’
Ari pada tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai