Program Studi Teknik Industri- Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI ¹
Email: hers3sm@gmail.com/her.ruslan@yahoo.co.id
Program Studi Teknik Industri- Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indraprasta PGRI ²
Abstrak
Objective: To determine the factors causing the high injection engine component damage
and keep production machines capable of operating or functioning properly then it takes
care of a good machine. As researchers know through observation, XYZ has been
implementing corrective maintenance regardless of the reliability factor of engine
components production, resulting in engine damage often occurs suddenly. In this study used
a model of preventive maintenance of the injection machine. The method used to obtain the
critical component is to use the concept of Pareto. Determination of the MTTF, Weibull
distribution, reliability function. For critical components obtained by the Pipe Distribution
component, gained Distribution Pipe replacement interval with a MTTF of 115 hours or
equal to 6 days with 58.07% reliability level. Thus the need for preventive maintenance is
good, one of the efforts is to create a Standard Operational Procedure (SOP) as a reference
for the implementation of the treatment.,
Abstrak
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor penyebab tingginya kerusakan komponen mesin
injeksi dan menjaga agar mesin-mesin produksi mampu beroperasi ataupun berfungsi
sebagaimana mestinya maka dibutuhkan perawatan mesin yang baik. Seperti yang peneliti
ketahui melalui observasi, PT XYZ selama ini menerapkan perawatan korektif tanpa
memperhatikan faktor keandalan dari komponen-komponen mesin produksi, akibatnya
sering terjadi kerusakan mesin secara tiba-tiba. Pada penelitian ini digunakan model
preventive maintenance terhadap mesin injeksi. Metode yang digunakan untuk mendapatkan
komponen kritis adalah dengan menggunakan konsep pareto. Penentuan MTTF, Distribusi
Weibull, fungsi keandalan. Untuk komponen kritis yang diperoleh yaitu komponen
Distribution Pipe, didapat selang waktu penggantian Distribution Pipe dengan MTTF
sebesar 115 jam atau sama dengan 6 hari dengan tingkat keandalan 58,07%. Dengan
demikian perlunya preventive maintenance yang baik, salah satu upaya yang dilakukan
adalah membuat Standart Operational Prosedure (SOP) sebagai acuan untuk pelaksanaan
perawatan.
.
Kata kunci: Pemeliharaan preventif, Distribusi Weibull, Standart Operational Prosedure
1. PENDAHULUAN
Semua industri termasuk industri manufaktur dituntut untuk menghasilkan produk
yang berkualitas dan harus bercacat nol (zero defect), tentunya untuk menghasilkan produk
yang demikian perusahaan harus memiliki operator handal yang bersertifikasi atau operator
yang memiliki skill untuk mengoperasikan dan menjalankan mesin tersebut. Seperti yang
diketahui saat ini perusahaan industri manufaktur, asset perusahaan bukan hanya karyawan,
divisi-divisi, departemen dan pelanggan melainkan mesin juga merupakan asset dari
perusahaan. Karena mesinlah yang memproduksi produk dan menentukan apakah produk
tersebut memenuhi kriteria atau spesifikasi yang diinginkan. Oleh karena itu mesin haruslah
selalu dilakukan pemeliharaan dan perawatan secara berkala, karena jika mesin mengalami
kerusakan pada saat proses produksi akan berdampak pada kerusakan atau kegagalan produk.
Bukan hanya itu, perusahaan juga akan kehilangan waktu produksi yang seharusnya produk
tersebut sudah selesai untuk diproduksi dan siap untuk dikirimkan kepada konsumen. Tujuan
kegiatan dan rencana pemecahan masalah adalah Dengan cara menerapkan sistem-sistem
perawatan mesin yang sesuai standar maka perusahaan dapat mewujudkan peningkatan
kualitas produk yang baik dan mengurangi resiko gagalnya proses produksi. PT
XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang panel insulasi untuk
dinding dan plafon dengan daya tahan tinggi. PT XYZ dengan produk Insulasi Sistem Panel
telah disediakan untuk berbagai proyek di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun. Dengan
Kayu yang gratis, CFC Gratis, bahan Aman Ozon, sistem dapat membantu pengguna untuk
menghemat energi, waktu serta uang. Hal ini disebabkan tingginya kapasitas pemakaian
mesin injeksi dengan sistem perawatan yang tidak berkala. Tinjauan pustaka yang relevan
sebagai berikut:
Berikut ini merupakan pengertian mengenai sistem perawatan menurut beberapa ahli, antara
lain:
a. Kurniawan. F (2013:1) dalam bukunya “Manajemen Perawatan Industri”
menyatakan bahwa “Manajemen perawatan Industri adalah upaya pengaturan
aktivitas untuk menjaga kontinuitas produksi, sehingga dapat menghasilkan produk
yang berkualitas dan memiliki daya saing, melalui pemeliharaan fasilitas industri”.
b. Corder (1988) dalam website andreas putrawan (2010:16), menyatakan
“perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa
diterima”. .
c. Journal Teknik STT STT Yupentex Tangerang. Budi Ariyanto, dengan judul
“Analisis Penggantian Komponen Mesin Tube Splicing Dan Mesin Tube
Curring Dengan Distribusi Weibull Dan Perhintungan Efisiensi Biaya di
PT GAJAH TUNGGAL TBK”. ,boediariyanto@gmail.com. Temuan-temuan
dalam penelitian ini adalah dapat menentuan MTTF, Distribusi Weibull, fungsi
keandalan. Untuk komponen kritis yang diperoleh yaitu komponen Distribution Pipe,
didapat selang waktu penggantian Distribution Pipe dengan MTTF sebesar 115 jam
atau sama dengan 6 hari dengan tingkat keandalan 58,07%. Dengan demikian
perlunya preventive maintenance yang baik, salah satu upaya yang dilakukan adalah
membuat Standart Operational Prosedure (SOP) sebagai acuan untuk pelaksanaan
perawatan.
d. Journal Teknik “Perancangan Penjadwalan Preventive Maintenance
Pada PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR”. Program Studi Teknik
Industri, Universitas Tarumanagara Jl. Letjen. S. Parman No. 1, Jakarta
11440, Email : yugowatip@ft.untar.ac.id. PT. Artha Prima Sukses Makmur
memiliki lima mesin dalam menjalankan kegiatan produksi sol sepatu yang
berlangsung 24 jam setiap hari, sehingga kegiatan perawatan dan
pemeliharaan perlu dilakukan dengan baik dan dijadwalkan agar tidak
mengganggu kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Kerusakan mesin
saat ini masih terhitung tinggi dan memerlukan waktu perbaikan yang cukup
lama.
e. Penelitian Jurnal Spectrum Industri, 2012, Vol.10, No.2. 108-109, ISSN 1963-
6590 yang dilakukan oleh Ahmad Kholid Al-Ghofari, Muchlison Anis, Ayub
As’ Ari pada tahun 2012 berkaitan dengan performansi mesin menjadi sebuah
jaminan bagi kelangsungan perusahaan dalam rangka menghasilkan produk
seperti yang direncanakan. Pengukuran produktivitas mesin diperlukan sebagai
upaya mengetahui dan mendesain agar mesin dapat berjalan lebih optimal. Mesin
HN50C(P5) adalah mesin utama yang banyak mengalami kerusakan di
machining shop. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai performasi
mesin dengan OEE dan melakukan analisa untuk perbaikan. Penelitian diawali
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 3 Agustus 2015 sampai
dengan 1 Sepetember 2015 mulai pukul 08:00 WIB sampai pukul 17.00 WIB tiap hari
pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT XYZ yang
beralamatkan di Kawasan Industri Sentul Jl. Olympic Raya Kav. A-2, Sentul Citeureup
16810 – Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada bagian produksi yaitu dengan
objek penelitian adalah satu mesin dibagian produksi yakni mesin injeksi. objek
penelitian adalah satu mesin dibagian produksi yakni mesin injeksi.
Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap. Berikut adalah uraian dari
pengolahan data.
a. Penentuan komponen kritis
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diketahui jumlah kerusakan
yang terjadi sebanyak 51 kali untuk semua komponen mesin injeksi dari periode
September 2014 hingga Agustus 2015. Berdasarkan data kerusakan, komponen mesin
injeksi yang rusak terdapat 6 komponen mesin. Untuk mengetahui komponen kritis
pada mesin injeksi, maka dilakukan perhitungannya dengan mengelompokkan
kerusakan komponen tersebut.
b. Waktu perbaikan komponen distribution pipe diurutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar: Data waktu reparasi komponen Distribution Pipe dapat dilihat pada:
Tabel 4.2 Data Waktu Reparasi Komponen Distribution Pipe (Silo)
Diurutkan
Waktu Diurutkan Waktu Diurutkan Waktu
Kecil-
Reparasi Kecil-Besar Reparasi Kecil-Besar Reparasi
Besar
(Jam) (Jam) (Jam) (Jam) (Jam)
(Jam)
40 80
Percent
30 60
20 40
10 20
0 0
) l r l r
lve
Component
ilo r ia te Se
a he
(S te Va Fil Ot
e a id Ai
r or
Pip rM no Do
n to le er
ti o j ec Se bb
ibu In t1 R u
str mp en
Di Pu V
all
Sm
Percent 31 5 5 4 4 2
Percent 60.8 9.8 9.8 7.8 7.8 3.9
Cum % 60.8 70.6 80.4 88.2 96.1 100.0
Gambar 4.4
Diagram Pareto Kerusakan Untuk Komponen Kritis
Sumber: Pengolahan Data
0.40
0.20
0.00
0.39
0.43
0.46
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.41
0.44
0.48
0.50
0.55
0.56
0.59
t (jam)
Gambar 4.6 Kurva Fungsi Keandalan Waktu Reparasi Komponen Distribution Pipe
2) Kurva Keandalan operasi komponen distribution pipe
Berikut adalah kurva fungsi keandalan operasi dapat dilihat pada gambar 4.7
Kurva Fungsi Keandalan Waktu Operasional
1.00
0.80
R (t)
0.60
0.40
0.20
0.00
36.02
18.11
36.10
36.10
45.04
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
Gambar 4.7 Kurva Fungsi Keandalan Waktu Operasional Komponen
Distribution Pipe
b. Fungsi distribusi kumulatif
Distribusi kumulatif merupakan peluang suatu kegagalan mesin yang
terjadi sebelum periode perawatan. Dari kurva dapat dilihat semakin tinggi nilai t
maka kumulatifnya semakin meningkat. Kurva-kurva fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:
1). Kurva distribusi kumulatif reparasi komponen distribution pipe
0.40
0.20
0.00
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.39
0.41
0.43
0.44
0.46
0.48
0.50
0.55
0.56
0.59
t (Jam)
0.40
F
0.20
0.00
18.11
36.02
36.10
36.10
45.04
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
c. Fungsi kepadatan
Fungsi kepadatan menyatakan waktu untuk kegagalan dari suatu mesin dalam
operasinya. Kurva fungsi kepadatan dapat dilihat sebagai berikut:
h(t)*
R(t)
2.00
1.00
0.00
0.44
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.39
0.41
0.43
0.46
0.48
0.50
0.55
0.56
0.59
t (jam)
Gambar 4.10 Kurva fungsi kepadatan waktu reparasi komponen Distribution Pipe
0.01
0.01
0.01
h (t) * R
0.01
0.00
(t)
0.00
0.00
36.02
18.11
36.10
36.10
45.04
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
Gambar 4.11 Kurva fungsi kepadatan operasional komponen Distribution Pipe
10.00
5.00
0.00
0.46
0.23
0.28
0.30
0.32
0.35
0.36
0.39
0.41
0.43
0.44
0.48
0.50
0.55
0.56
0.59
t (Jam)
Gambar 4.12 Kurva Laju Kerusakan Waktu Reparasi Komponen Distribution Pipe
2). Kurva laju kerusakan operasional komponen Distribution Pipe
h (t)
0.03
0.02
0.01
0.00
45.04
18.11
36.02
36.10
36.10
45.06
45.12
54.07
54.12
63.08
81.03
81.10
117.03
117.03
153.09
225.07
t (jam)
Gambar 4.23 Kurva Laju Kerusakan Waktu Operasional Komponen Distribution Pipe
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan dan
mengajukan saran yang bisa dipergunakan untuk pengembangan sistem perawatan pada PT
XYZ ke tahap yang lebih baik lagi. Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi dan
juga solusi pemecahan yang ditawarkan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat
dirinci seperti di bawah ini :
1. Pada mesin injeksi, komponen yang sering mengalami kerusakan adalah komponen
Distribution Pipe dengan persentase sebesar 60,8% dengan jumlah breakdown terbesar
yaitu 31 kali selama periode September 2014 sampai dengan Agustus 2015. Tingginya
frekuensi kerusakan komponen mesin injeksi tersebut disebabkan oleh besarnya
kuantitas pemakaian mesin injeksi dalam operasional, sedangkan sistem perawatan yang
terlaksana tidak memiliki sifat berkala.
2. Sistem perawatan dengan tanpa adanya Standar Operasional Prosedur berdasarkan
hasil perhitungan dapat diketahui hasil kinerja sistem perawatan yang terlaksana didapat
nilai MTTF (Mean time to failure) untuk komponen distribution pipe adalah 115,27 (6
hari ) dengan tingkat keandalan 58,07% serta interval waktu pemeriksaan 94 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa rata- rata komponen mengalami kerusakan pada selang waktu
MTTF tersebut, maka pelaksanaan perawatan dengan adanya Standar Operasional
Prosedur untuk perbaikan pada waktu MTTF sangat disarankan.
SARAN
Adapun saran penulis kedepannya yang dapat dijadikan sebagai masukan, dan
pertimbangan bagi perusahaan untuk pelaksanaan sistem perawatan yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Pihak perusahaan agar selalu memperhatikan kegiatan maintenance dengan tujuan
pelaksanaan kegiatan perawatan sesuai dengan program preventive yang ditetapkan.
Dengan pelaksanaan perawatan yang sesuai program preventive ini adalah salah satu
upaya untuk mengurangi tingginya frekuensi kerusakan komponen mesin tersebut.
2. Pihak perusahaan sangat disarankan untuk membuat dan mengimplementasikan Standart
Operational Prosedur (SOP) sebagai acuan untuk tenaga maintenance dalam melakukan
kegiatan perawatan mesin. Dengan mengikuti prosedur ini adalah salah satu bentuk
upaya untuk membuat kegiatan pelaksanaan perawatan bersifat berkala.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
Penelitian ini tepat pada waktunya.
Penelitian ini yang berjudul Usulan Sistem Perawatan Mesin Injeksi Dengan Metode
Distribusi Weibull Pada PT XYZ, ini ditulis untuk tugas sebagai tenaga pengajar untuk
memenuhi tridarma perguruan tinggi.. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah peneliti
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus
ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam meyelesaikan tugas
penelitian ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sumaryoto, selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI
2. Bapak Dr. Supardi U.S. MM, MPd. selaku Dekan Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI.
3. Ibu Elfitria Wiratmani, MT selaku ketua program studi teknik industri Universitas
Indraprasta PGRI.
4. Direktur perusahaan dan para staff kantor PT XYZ yang telah memberikan bantuan untuk
menyelesaikan Tugas penelitian ini.
5. Keluarga peneliti atas motivasi dan dukungan doa.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi
maupun teknik menyajikan, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dan berbagai pihak
peneliti terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga kehadiran hasil penelitian
ini memenuhi sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA