Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IAN NIKO ISWARA SIHOMBING

NIM : 21090115120079

1. Persamaan Continuitas (Continuity Equation) = Kekekalan Massa

Persamaan continuitas berbicara tentang hukum kekekalan massa fluida sepanjang


aliran. Untuk dapat memahami lebih mudah tentang ini, kita ambil contoh sehari-hari.
Pernahkah kalian mainan selang waktu kecil?. Adakalanya dulu kita sering iseng menutupi
sebagian ujung selang agar airnya ngalirnya “kenceng”. Nah, sederhananya seperti itu. Alam
akan “memaksa” agar massa yang mengalir sepanjang pipa konstan. Supaya massa alirannya
konstan, maka kecepatan aliran pada penampang pipa kecil harus lebih cepat, dan
kecepatan aliran pada penampang besar harus lebih lambat. Biar lebih paham, kalian bisa
lihat gambar dibawah ini:

Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida


dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus
memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai
jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan
kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama lain. Tabung air
adalah kumpulan dari garis-garis aliran.
Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar melalui mulut tabung. Untuk itu, semua fluida
tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung karena dapat menyebabkan
persimpangan/perpotongan garis-garis aliran. Hal ini akan menyebabkan aliran tidak tunak
lagi.
Persamaan di atas adalah persamaan kontinuitas. Karena sifat fluida yang
inkonpresibel atau massa jenisnya tetap, maka persamaa itu menjadi:
A1.v1 = A2.v2
Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang dan kecepatan
fluida pada setiap titik sepanjang tabung aliran adalah konstan. Persamaan di atas
menunjukkan bahwa kecepatan fluida berkurang ketika melalui pipa lebar dan bertambah
ketika melewati pipa sempit. Karena itulah ketika kita sedang berperahu disebuah aliran
sungai, perahu akan melaju semakin cepat ketika celah hujan semakin menyempit

2. Persamaan Momentum (Momentum Equation) = Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang
bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total
sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah
kecepatan tiap benda.
Hukum kekekalan momentum berbicara tentang kekalnya momentum di sepanjang aliran
dan dapat berubah ke dalam bentuk lain, yakni gaya (force) begitu pula sebaliknya.
Persamaan momentum ini dicetuskan oleh 2 ilmuan bernama Navier dan Stokes. Jadi, nama
resminya adalah persamaan navier-stokes. Sebenernya hukum navier-stokes ini turunan dari
hukum newton ke-2 ∑F=ma. Bedanya adalah hukum ini diimplementasikan pada fluida.
Alhasil, jadi lebih rumit. Ringkasnya begini, persamaan navier-stokes adalah hukum newton
yang terjadi pada aliran fluida. Biar lebih jelas, bisa lihat gambar dibawah

Dari persamaan diatas dapat kita ketahui bahwa ada 3 gaya yang memengaruhi gerakan
fluida:

1. Gaya akibat Perbedaan Tekanan


2. Gaya akibat gravitasi
3. Gaya akibat gesekan fluida

3. Control Volume (Volume Kontrol) dan System (Sistem).

Fluida yang kita bahas pada sebelumnya adalah fluida yang harus memenuhi persamaan-
persamaan fisika dasar. Sehingga, hukum-hukum seperti kekekalan massa dan kekekalan
energy dalam fisika haruslah dipenuhi dalam pembahasan fluida yang kita bahas. Dan
mengingat bahwa fluida itu terdiri dari banyak sekali partikel,

kita untuk menganalisis tiap-tiap partikel, oleh karena itu untuk menganalisis bagaimana
fluida ini memenuhi hukum-hukum tadi, kita memerlukan suatu konsep pendekatan yang
membatasi objek yang kita analisis.
Untuk menjelaskan konsep ini, bayangkan kita adalah siswa sekolah dasar yang sedang
berada di dalam sebuah bus, dalam sebuah rombongan yang terdiri dari banyak bus. Dan
ada 10 rombongan bus tadi yang berangkat satu persatu dalam interval waktu tertentu.
Dalam perjalanan, rombongan bus tadi melewati sebuah terowongan.

Terowongan yang dilewati oleh banyak rombongan bus tadi adalah sebuah gambaran dari
Volume Kontrol, dan rombongan-rombongan bus yang melewati terowongan tadi adalah
sebuah gambaran dari sebuah Sistem. Jadi volume kontrol adalah sebuah bentuk yang
membatasi elemen fluida yang kita analisis, dan volume kontrol ini tidak akan pernah
berubah dan bergerak, seperti terowongan tadi. Dan system adalah elemen fluida yang
selalu bergerak dan selalu berubah bentuk mengikuti bentuk volume kontrolnya seperti
rombongan bus tadi, yang akan terus bergerak, dan akan mengikuti bentuk terowongan
agar rombongan bus tadi bisa lewat.

Perhatikan kembali, volume kontrol adalah sebuah pendekatan Eulerian karena kita melihat
suatu fenomena dalam keadaan diam pada sebuah posisi (kita tidak ikut bergerak bersama
partikel), dalam contoh di atas kita berada di terowongan, diam. Dan system adalah sebuah
pendekatan Lagrangian melihat suatu fenomena dalam keadaan bergerak bersama partikel
dan ikut bergerak dengan partikel, dalam contoh di atas kita sebagai siswa sekolah dasar
yang berada dalam sebuah bus tadi, yang bergerak, yang dianalogikan seperti partikel yang
kita tinjau.

Anda mungkin juga menyukai