Anda di halaman 1dari 2

Epistaksis pada septum deviasi

Pasien dengan septum deviasi dextra dan terjadi epistaksi kiri


Patofisiologi :
- Ketika menarik udara (dari ruang yang besar ke ruang yang kecil) rongga
dada akan mengembang  ketika menarik lebih kuat, maka cuping hidung
akan mengempis karena tekanan negatif yang menarik.
- Rongga hidung kanan (sempit)  aliran udara akan lebih bertekanan negatif
dari yang kiri  mukosa akan tertarik  proses pengkondisian udara
kurang baik, aliran udara akan semakin cepat, gesekan dengan udara
meningkat  mengiritasi mukosa.
- Seharusnya yang bleeding akan sebelah kanan
- Polip : terjadi proses inflamasi  submukosa menjadi longgar  bagian
bawah epitel dan bagian atas submukosa terisi air (karena syaraf dan
pembuluh darah berada di atas lapisan submukosa, karena terisi air maka
menjadi jauh dari epitel)
- Kejadian diatas hanya akan berlangsung bila lubang hidung sebelah kiri
ditutup
- Karena lubang hidung sebelah kiri tidak ditutup maka udara akan memilih
daerah yang longgar, udara akan lebih banyak ke lubang hidung kiri. Udara
membawa banyak iritan, bakteri, alergen dll, sehingga hidung bagian kiri
akan lebih banyak endapannya. Hal ini akan diperparah apabila pasien
merokok, mempunyai rhinitis alergi (lebih sering inflamasi), sering
mencukur bulu hidung (fungsi filtrasi berkurang)  mudah iritasi
Edukasi pasien :
Pripsip dasar:
- Pasien deviasi septum karena trauma  reposisi
- Pasien deviasi septum non trauma  koreksi
Penanganan pasien :
- Faktor risiko : paparan iritan, debu, bakteri  menghindari paparan 
gunakan masker, hindari merokok.
- Sarankan pasien untuk tidak bekerja di tempat yang banyak polusi.
- Sarankan pasien untuk rutin melakukan cuci hidung.
- Berikan dekongestan pada pasien
- Meredakan inflamasi pada hidung pasien  kortikosteroid dan antihistamin
- Bila keluhan memberat, pasien dirujuk untuk mendapat penanganan
Pada pleksus kiesselbach sering terjadi epistaksis
Perdarahan dikatakan abnormal apabila : ketika sudah dilakukan tindakan standar
(bebat tekan – jahit) tetapi perdarahan tetap berlangsung.
Kapan curiga terjadi epistaksi karena gangguan pembekuan darah
Gangguan pembekuan darah :
- Faktor pembuluh darahnya : angiopati
- Faktor trombositnya : trombositopati
- Faktor koagulasinya : koagulopati
Angiopati : bisa disebabkan karena kekurangan vit C atau faktor herediter
Trombositopati : bisa karena kekurangan trombosit seperti pada DHF. Tetapi
trombosit normal bisa saja kualitasnya buruk.
Koagulopati ; faktor intrinsik atau ekstrisik koagulasi yang terganggu.
Bagaimana cara menentukan letak kelainan pembekuan darah tersebut :
- Cek trombosit (darah lengkap)  jumlah berkurang  tromositopati
- Bila trombosit normal  bisa saja bukan dari trombositnya atau
trombositnya kualitasnya jelek.
- Bila trombosit eritrosit dan leukosit rendah  anemia aplastik
- Cek bleeding time dan cloting time
- Ct normal bt memanjang  trombosit kualitas jelek
- Trombosit normal, bt ct memanjang  faktor koagulasi dan trombosit
kualitas kurang bagus
- Cara mengecek kualitas trombosit  uji retraksi bekuan.

Anda mungkin juga menyukai