KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber air limbah dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu(Metcalf and Eddy,
2003):
1. Air limbah domestik atau rumah tangga
Limbah cair domestik adalah limbah cair yang berasal dari usaha dan atau
kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan
asrama. Air limbah domestik mengandung berbagai bahan, yaitu kotoran, urine,
dan air bekas cucian yang mengandung deterjen, bakteri, dan virus
2. Air limbah industri
Air yang dihasilkan oleh industri, baik akibat proses pembuatan atau
produksi yang dihasilkan industri tersebut maupun proses lainnya Limbah non
domestik adalah limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, perternakan,
perikanan,transportasi, dan sumber-sumber lain
3. Infiltrasi
Infiltrasi adalah masuknya air tanah ke dalam saluran air buangan melalui
sambungan pipa,pipa bocor, atau dinding manhole, sedangkan inflow adalah
masuknya aliran air permukaan melalui tutup manhole, atap, area drainase, cross
connection saluran air hujan maupun air buangan
2.2 Jaringan Sistem Penyaluran Air Limbah
Sistem penyaluran air limbah adalah suatu rangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi atau membuang air limbah dari suatu kawasan/lahan
baik itu dari rumah tangga maupun kawasan industri. Sistem penyaluran biasanya
menggunakan sistem saluran tertutup dengan menggunakan pipa yang berfungsi
menyalurkan air limbah tersebut ke bak interceptor yang nantinya di salurkan ke
saluran utama atau saluran drainase. Jenis-jenis sistem penyaluran air limbah
adalah sebagai berikut (Fajarwati, 2000) :
1. Sistem Penyaluran Terpisah
Sistem Penyaluran terpisah atau biasa disebut separate system / full
sewerage adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan
riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran
drainase khusus untuk air yang tidak tercemar.
Kelebihan sistem ini adalah masing-masing sistem saluran mempunyai
dimensi yang relatif kecil sehingga memudahkan dalam konstruksi serta operasi
dan pemeliharaannya. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan tempat luas
untuk jaringan masing-masing sistem saluran.
besar. Bila jenis saluran pengumpul yang digunakan adalah berupa jaringan
perpipaan maka kemungkinan terjadi infiltrasi lebih kecil.
2. Saluran Terbuka
Bentuk Saluran Air Limbah Terbuka Merupakan saluran yang mengalirkan air
dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang
menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan
dapat mengurangi kenyamanan. Bentuk saluran yang dipakai yaitu
(Hardjosuprapto, 2000):
a. Jenis Pipa
Menurut Soeparman dan Suparmin (2002), bahwa jenis pipa yang umumnya
digunakan untuk penyaluran air limbah adalah :
1) Pipa asbes semen (Asbestos Cement Pipe) Pipa asbes semen tahan
terhadap korosi akibat asam, tahan terhadap kondisi limbah yang sangat
septik dan pada tanah yang alkalis.
Keterangan:
Qr =Debit rata – rata air buangan (L/detik)
Fab =Faktor timbulan air buangan
Qam =Besarnya kebutuhan rata-rata air minum (L/det) 2
2. Debit Rata – rata Non Domestik
Debit rata-rata non domestik adalah debit air buangan yang berasal dari
fasilitas umum, institusional, industri dan pemerintahan. Besarnya debit air
buangan non domestik tergantung dari pemakaian air dan jumlah penghuni
fasilitas-fasilitas tersebut (Moduto,2000):
Qnd = Fab x Qam(nd) ........................................................(2.2)
Keterangan:
Qnd =Debit rata-rata air buangan non domestik (L/detik).
Fab =Faktor timbulan air buangan.
Qam(nd) =Besarnya kebutuhan rata-rata air minum non domestik.
3. Debit Infiltrasi
Dalam suatu sistem penyaluran air buangan, terdapat kemungkinan terjadinya
pertambahan jumlah air yang masuk ke saluran yang berasal dari infiltrasi air
tanah dan resapan air hujan. Dalam kondisi ideal, air yang masuk maupun keluar
dari sistem penyaluran tidak dibenarkan, tetapi infiltrasi tidak dapat dihindarkan
sepenuhnya karena hal berikut (Moduto,2000):
Jenis-jenis bahan saluran dan bahan sambungan yang digunakan.
Pengerjaaan sambungan pipa yang kurang sempurna.
Kondisi tanah dan air tanah.
Keterangan:
P =Populasi
L =Panjang lajur pipa lateral (km).
4. Debit Puncak
Debit puncak didapat dari hasil perkalian antara faktor puncak dengan debit
rata-rata. Untuk menghitung faktor puncak dari beberapa literatur diketahui
sebagai berikut:
Persamaan Babbit Fp = 5/P0.2 ………………………………..(2.4)
Persamaan Harmon Fp = 14/(4+p0.5) ……………..…………….(2.5)
Persamaan Fair & Geyer Fp = (18+(P)0.5)/(4+P)0.5)…………………..(2.6)
Persamaan Melbourne & Metropolitan Board Of Works (MMBW)
Fp = (2.25+(15x106)/P1.414)1/6 ………………………………..…….(2.7)
Keterangan:
Fp =Faktor puncak.
P =Jumlah Penduduk.
Keterangan:
St = slope tanah
E1 = elevasi tanah hulu (m)
E2 = elevasi tanah hilir (m)
L = jarak (m)
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/det)
Q = Debit aliran (m3/det)
n = Koefisien kekasaran
A = Luas penampang basah aliran
R = Jari-jari hidrolis aliran (m2)
S = Kemiringan saluran
D = Diameter pipa (m)
5. Debit maksimum
Debit maksimum digunakan untuk (Babbit, 1982):
Qmd = Fmd . Qr
Dimana :
Qmd = Debit maksimum per hari (L/det)
Fmd = Faktor maksimum per hari (1,1-1,25)
Qr = Debit satuan air limbah (L/det/1000 k)
7. Debit minimum (Babbit, 1982)
1 𝑃 0,2
Qmin = (
5 1000
) x Qr
Dimana :
qr = Debit satuan air limbah (L/det/1000 k)
P = jumlah penduduk
Tabel 2.1 Nilai Kekasaran Pipa
Kondisi
Material Pipa
Good Fair Deteriorated
DIP 0,011 0,013 0,015
HDPE 0,010 0,011 0,013
PVC 0,010 0,011 0,013
RCP 0,013 0,015 0,018
VCP 0,013 0,015 0,017
Sumber: Davis, 2010
Salah satu syarat utama manhole adalah besarnya diameter manhole harus
cukup untuk pekerja dan peralatannya masuk kedalam serta dapat mudah
melakukan pekerjaannya, diameter manhole bervariasi sesuai dengan kedalaman
manhole. Berikut adalah tabel ukuran diameter manhole menurut kedalaman:
b. Klasifikasi Manhole
1. Manhole dangkal : kedalaman (0,75-0,9) m, dengan cover kedap
2. Manhole normal : kedalaman 1,5 m, dengan cover berat
4. Drop Manhole
Drop Manhole adalah bangunan yang dipasang jika elevasi permukaan air
pada riol penerima lebih rendah dan mempunyai perbedaan ketinggian lebih besar
dari 0.6 meter (2 ft) terhadap dasar riol pemasukkannya dalam satu manhole
pertemuan. Sebelum sampai di riol pertemuan itu, riol pemasukkannya harus
dibelokkan terlebih dahulu miring atau vertikal ke bawah di luar manhole dengan
sambungan Y atau T. Drop Manhole berfungsi untuk menghindari terjadinya
spalshing air buangan yang dapat merusak dasar manhole serta mengganggu
operator. Selain itu drop manhole pun berfungsi untuk mengurangi pelepasan H2S
yang terbentuk dalam saluran (Davis,2010).
Dua jenis drop manhole yang sering digunakan:
a. Tipe Z (pipa drop 900)
b. Tipe Y (pipa drop 450)
keadaan aliran tunak. Tetapi dalam desain stasiun pompa, aliran dalam pipanya
jelas aliran tidak tunak, khusus dalam hal ini tidak boleh diabaikan. Aliran saluran
terbuka, tunak, merupakan aliran dalam pipa riol. Aliran seragam bila kecepatan
dan kedalamannya tetap sama dari titik ke titik sepanjang pipa. Sebaliknya, aliran
tidak seragam bila kecepatan dan kedalamannya berubah. Aliran dalam pipa
riol,sering tidak seragam, namun diasumsikan seragam.Perhitungan rinci aliran
tidak seragam dalam pipa riol, biasanya hanya dilakukan untuk transisi mayor,
outfalls, dan mungkin pipa utama dalam stasiun pompa (Hardjosuprapto, 2000).
m/det, misal 0.35 m/det. Sebaliknya, jika setelah dicek pada kedalaman db→ vb
>> 0.30 m/det, penetapan vpbdi atas dapat diperkecil (Masduki, 2000).
d. Kecepatan penuh
Kecepatan penuh adalah kecepatan dalam keadaan pipa penuh tetapi tanpa
tekanan.Dalam penyaluran tidak boleh terjadi aliran penuh, sehingga istilah
kecepatan penuhanya untuk media perhitungan. Perhitungan kecepatan penuh (Vf)
ini berguna untuk menentukan diameter pipa, kemiringan lajur pipa, dan
kedalaman air pipa. Persaman untuk kecepatan penuh adalah (Masduki, 2000):
Keterangan :
vf = Kecepatan penuh (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
a. Kontrol Sulfida
Kontrol sulfida dilakukan untuk mendapatkan kemiringan saluran yang
dapat mengikis lendir yang timbul akibat adanya bakteri sulfida yang menempel
di dinding saluran (Supeno, 1987).
b. Kontrol Endapan
Kontrol endapan dilakukan untuk mendapatkan kemiringan yang memberikan
kecepatan pembersihan sendiri, yang dapat membersihkan endapan dari dasar
saluran (Supeno, 1987). Kemiringan saluran berdasarkan kontrol endapan
diformulasikan sebagai berikut:
................................... (2.14)
Keterangan :
S = Kemiringan saluran (/m)
τ = Gaya geser kritis ( 0,33 <τ< 0,38 kg/m2)
Rm = Jari-jari hidrolis saluran pada kedalaman minimum (m)
Rf = Jari-jari hidrolis saluran pada aliran penuh (m)
Qp = Debit aliran pada kondisi puncak (L/dt)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Layla dan Anis, M. 1978. Water Supply Engineering Design. Dean. College of
Engineering University of Mosul: Iraq.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam). Jakarta :Universitas Indonesia Press .
Davis, M. .2010. Water and Wastewater Engineering Desain Principle and
Practice.New York: Mc Graw Hill.
Eddy. 2008. Karakteristik Limbah Cair. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol.2,
No.2.
Mardana. 2007. Pengolahan yang Tepat bagi Limbah Cair. Jakarta : Universitas
Indonesia:
Rahardjo. 2008. Mikroalga Sumber Energi Alternatif Masa Depan. Jakarta
:Universitas Indonesia Press
Sugiharto. 2008. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta : Universitas
Indonesia
Taha. 1982 .OperationReearh. NewYok:McGraw-Hill.Inc