Anda di halaman 1dari 7

Nama : Isabella Amalia Denisa Putri

Nim : 1607123544
Kelas : Teknik Lingkungan
Tugas : Ekosistem Pesisir

1. Standar Kualitas Air Laut adalah:


Jawab : Menurut Kepmen Lingkungan Hidup nomor 51 Tahun 2004 Standar Baku Mutu
Air Laut
No Parameter Satuan Baku Mutu
1. Fisika
1. Kecerahan m coral: >5 mangrove: lamun: >3
2. Kebauan - alami
3. Kekeruhan NTU <5
4. Padatan tersuspensi total mg/L coral: 20 mangrove: 80 lamun: 20
5. Sampah - nihil
o
6. Suhu C alami, coral: 28-30( c) mangrove:
28-32 ( c) lamun: 28-30( c
7. Lapisan minyak - nihil
2. Kimia
1. pH - 7-8,5
2. Salinitas %0 alami3( e)
coral: 33-34( e)
mangrove: s/d 34 ( e)
lamun: 33-34( e)
3. Oksigen terlarut (DO) mg/L >5
4. BOD5 mg/L 20
5. Ammonia total mg/L 0,3
6. Fosfat (PO4-P) mg/L 0,015
7. Nitrat (NO3-N) mg/L 0,008
8. Sianida (CN-) mg/L 0,5
9. Sulfida (H2S) mg/L 0,01
10. PAH (Poliaromatik 0,003
hidrokarbon) mg/L
11. Senyawa Fenol total 0,002
12. PCB total µg/l
(poliklor bifenil) mg/L MBAS 0,01
13. Surfaktan (deterjen) mg/L 1
14. Minyak & lemak µg/l 1
15. Pestisidaf µg/l 0,01
16. TBT (tributil tin) mg/L 0,01

Logam terlarut:
17. Raksa (Hg) mg/L 0,001
18. Kromium heksavalen (Cr(VI)) mg/L 0,005
19. Arsen (As) mg/L 0,012
20. Kadmium (Cd) mg/L 0,001
21. Tembaga (Cu) mg/L 0,008
22. Timbal (Pb) mg/L 0,008
23. Seng (Zn) mg/L 0,05
24. Nikel (Ni) 0,05
3. Biologi
1. Coliform MPN/100 ml 1000
2. Patogen sel/100 ml Nihil
3. Plankton sel/100 ml Tidak bloom
4. Radio Nuklida
1. Komposisi yang tidak
diketahui Bq/l 4

2. Struktur pembentukan terumbu karang (jelaskan jika ada gambar)


Jawab : Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut
penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-
sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis jenis moluska, krustasea,
ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup
bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.
Awal mula terbentuknya terumbu karang adalah dari satu polip. Dalam
bentuksederhananya, karang hanya terdiri dari satu polip yang memiliki bentuk tubuh
seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi tentakel. Karang
dapat menarik danmemunculkan tentakelnya. Tentakel tersebut umumnya aktif dijulurkan
pada malam hariuntuk memangsa mangsanya berupa plankton. Selama 100 tahun,
terumbu karang hanyatumbuh 100 cm. Terumbu karang memiliki umur optimal sekitar
10.000 tahun. Setelah dewasa, terumbu karang akan menumbuhkan tunas medusa yang
kemudian akan lepas dan menetap di lingkungan yang sesuai. Setelah itu, tunas ini akan
terjadi fertilisasi dengan tunaslain sehingga terbentuklah zigot. Kemudian, zigot ini akan
terombang-ambing di laut untukmencari lingkungan yang cocok untuk tumbuh menjadi
polip.
Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang
laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang
bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem
laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan
ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C.
Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan
India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia.
Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu
karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan
panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan
dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.Terumbu karang memberikan
perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu
karang,clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular
laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber
makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.

3. Cara mengubah air laut menjadi air tawar


Jawab :
a. Piramid desalinator
Teknologi piramid desalinator adalah teknologi penguapan air laut yang dapat
menghasilkan garam dan air tawar. Teknologi ini merupakan serangkaian proses
produksi garam dan turunannya, yang bermanfaat bagi daerah kering dan kesulitan air
bersih.
Ilustrasi piramid desalinator

Secara fisik, piramid desalinator biasanya dibangun dengan menggunakan bambu dan
plastik yang berlapiskan ultra violet. Adapun, untuk ukuran sudut prima, sudut yang
paling ideal adalah yang mencapai 45 derajat. Dengan sudut yang sedemikian tajam,
maka teknologi pengolahan akan semakin bagus untuk mengalirkan air. Akan tetapi
volume dan terpaan angin akan lebih tinggi juga. Air yang dihasilkan dari penguapan
akan mengalir mengikuti plastik UV, dan selanjutnya mengalir pada pipa paralon yang
terpasang dibagian bawah aliran air di lapisan plastik.
Untuk saat ini, , penggunaan teknologi canggih tapi efisien itu sudah diterapkan di
pabrik pengolahan garam di Cirebon, Jawa Barat. Untuk ke depan, teknologi tersebut
akan dikembangkan di kawasan Indonesia Timur dengan menggandeng kementerian
atau lembaga yang berkaitan. Dengan pengembangan itu, maka diharapkan
permasalahan air bersih bisa diatasi.

b. Penyulingan
Untuk mengolah air sumur asin agar bisa digunakan bisa melalui proses penyulingan.
Salah satu cara alami penyulingan ialah menguapkan air yang asin kemudian
mengembunkan uapnya kembali. Jadi saat air tanah yang asin dipanaskan atau direbut,
hanya air yang akan menguap, sedangkan garam – garam tetap larut dalam larutan
tersisa.

c. Reverse Osmosis
Sistem ini dikerjakan dengan cara memberikan tekanan pada air yang asin sehingga
memaksa molekul – molekul air murni menembus sebuah membrane, sedangkan
sisanya yang bisa berupa garam, bahan organic hingga bakteri akan tertinggal di
penyaringan. Sistem ini dapat dikerjakan secara terus menerus sehingga mampu
menghasilkan kemurnian air mencapai 99%. Dengan tingkat produksi yang tinggi,
sistem ini menjadi cara paling gampang untuk mengolah air tanah asin. Sistem ini juga
diklaim lebih hemat tempat dan tentu saja hemat energi dibanding sistem penyulingan.
d. Pencegahan Intrusi Air Laut
Setelah berhasil mengolah air yang asin, harus mampu mengendalikan intrusi laut agar
tidak semakin parah. Caranya dengan memindah lokasi sumur lebih ke arah hulu. Hal ini
membuat tekanan air tanah akan bertambah besar. Selain itu, Anda juga bisa menambah
kedalaman sumur hingga kurang lebih 100 meter. Dengan cara ini, sumber air yang
didapat akan menjadi lebih bagus. Namun, cara ini memiliki kekurangan karena air tanah
yang keluar biasanya memiliki warna berbeda dan suhu diatas rata – rata dari air sumur
biasanya.
Untuk mengurangi intrusi, Anda juga bisa menambah vegetasi atau tumbuhan di
sekitar pantai. Hal ini berguna karena tumbuhan bisa mengontrol pergerakan pasir
hingga mengontrol pergerakan air laut yang masuk ke tanah.

4. Jelaskan mengenai zona ekonomi eksklusif


Jawab :
A. Definisi
Dalam Konvensi hukum laut 1982, zona ekonomi eksklusif diatur dalam bagian kelima,
dimana ZEE didefinisikan sebagai suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut
teritorial, yang tunduk pada rezim hukum khusus yang ditetapkan dalam Bab ini berdasarkan
mana hak- hak dan yurisdiksi Negara pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan Negara
lain, diatur oleh ketentuan-ketentuan yang relevan Konvensi ini. Sedangkan dalam peraturan
nasional Indoneisa dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1983 Tengtang Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia didefinisikan sebagai jalur di luar
dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-
undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya
dan air di atasnya dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia.

B. Perkembangan Zona Ekonomi Eksklusif


Awal mula pemikiran yang mendasari munculnya ZEE oleh Negara pantai berawal pada
tahun 1945 untuk menegaskan hak dan yurisdiksi atas wilayah meningkatnya dasar laut
didorong oleh keyakinan bahwa kelimpahan sumber daya alam di bawahnya. Pada dasarnya
dikembangkan bersama-sama dengan klaim landas kontinen dengan banyak Latin Amerika
Serikat dan Negara Afrika membuat klaim ke laut teritorial yang luas dan zona perikanan,
dengan mantan panggilan untuk "laut patrimonial" hingga 200 nm. Upaya untuk
menggabungkan klaim ke kolom air dan klaim ke dasar laut menjadi "konsep zona salah satu
sumber daya" yang tak terelakkan, dan pada tahun 1971, Kenya mengedepankan konsep ZEE
kepada Komite Asia-Afrika Hukum Permusyawaratan dan Komite Sea-B PBB di 1.972,8
konsep baru dari ZEE sebagian besar didukung oleh sebagian besar negara berkembang dan
menunjukkan keinginan Negara-negara tersebut memiliki kontrol lebih besar atas sumber-
sumber ekonomi mereka, terutama stok ikan, yang merasa telah berada di bawah peningkatan
eksploitasi armada yang jauh air dikembangkan.

C. Delimitasi Zona Ekonomi Eksklusif


a) Batas Luar
Batas awal dari ZEE adalah batas terluar dari laut teritorial. Batas akhir dari ZEE
tidak boleh melebihi 200 nm dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur laut
teritorial suatu negara. Dalam konvensi hukum laut 1982 dikatakan bahwa negara
dapat meng klaim maksiman 200 nm zona ekonomi eksklusif, sehingga
memungkinkan apabila negara ingin mengkleim ZEE kurang dari 200nm. Dalam
beberapa wilayah negara tidak memiliki pilihan selain mengklaim ZEE kurang daro
200nm dikarenakan berbenturan dengan negara tetangga. Pada dasarnya tidak terdapat
alasan signifikan secara geografi ataupun sejarah mengapa jarak 200 nm yang
digunakan sebagai jarak maksimum dari ZEE. Pada awal konvensi hukum laut
dibentuk, ada beberapa negara Amerika Latin dan Afrika yang menglaim
perpanjangan jurisdiksi hukngga 200nm, untuk mengakomodasi hal tersebut dalam
proses negosiasi ditetapkanlah 200nm sebagai zona ekonomi eksklusif negara atas
sumber daya yang ada di dalamnya dan bukan merupakan jurisdiksi kedaulatan penuh
negara pantai.
b) Pulau
Pada prinsipnya, seluruh daerah darat dari negara pantai dapat dijadikan pengukur
ZEE. Namun terdapat tiga kualifikasi yang harus dipenuhi untuk suatu pulau dapat
memiiki ZEE. Pertama, walaupun pada dasarnya semua pulau dapat memiliki ZEE,
Pasal 121 (3) Konvensi hukum laut 1982 mengatur bahwa batu yang tidak bisa
menjadi habitat dan penunjang ekonomi manusia tidak dapat memiliki ZEE dan
landas kontinen. Setelah tahun 1997 pasal 121 (3) Konvensi hukum laut yang
mengatur bahwa pulau yang bukan habitat manusia tidak dapat memiliki ZEE dapat
dikatakan sebagai customary international law. Kedua, Kualifikasi kedua yang tidak
memiliki ZEE adalah pulau atau daerah yang tidak memiliki kemerdekaan
sepenuhnya yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan daerah yang berada
dibawah kekuasaan kolonial. Resolusi III dari konvensi hukum laut 1982. Ketiga,
adalah antartika, dimana perlu dipahami bahwa Pasal IV dari Traktat Antartika 1959
menyatakan bahwa ZEE tidak ddapat diterapkan di wilayah yang termasuk dalam
konvensi ini.
D. Hak dan Kewajiban Negara Pantai
Pada dasarnya hak dan kewajiban dari negara pantai telah diatur dalam Pasal 56
Konvensi hukum laut 1982. Negara pantai mempunyai hak yang berkaitan dengan sumber
daya alam di ZEE, yang tertuang dalam enam katagori berikut:
a. Sumber Daya Alam non- Hayati.
Negara pantai mempunyai hak untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi
dan manejemen sumber daya alam non hayati di perairan yang termasuk dalam zona
ekonomi eksklusif negara pantai. Sedangkan sumber daya non-hayati yang ada didasar
laut tunduk pada hukum yang terpisah yaitu continental shelf.
b. Sumber daya Hayati
Negara pantai memiliki hak berdaulat untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber
daya hayati, tetapi juga memiliki kewajiban yang terkait dengan pengelolaan konservasi
sumber kekayaan hayati di ZEE nya . Terkait dengan pemanfaatan sumber daya hayati di
ZEE, konvensi hukum laut membebankan kewajiban pada negara pantai untuk
mempromosikan pemanfaatan yang optimal dari sumber daya hayati. Hal ini juga
membebankan kewajiban Negara pantai untuk menentukan jenis tangkapan yang
diperbolehkan dari sumber kekayaan hayati di ZEE dan kapasitas kemampuan sendiri
untuk memanen sumber daya hayati. Jika kemampuan tangkapan yang diperbolehkan
melebihi kapasitas kemampuan negara pantai sendiri, Negara pantai wajib memberikan
akses negara lain. Namun, Negara pantai diberikan kebebasan yang luas untuk
memutuskan di mana negara lain mendapatkan akses untuk memanfaatkan sumber daya
hayati yang berlebih. Konvensi hukum laut 1982 mengatur bahwa dalam memberikan
akses ke ZEEnya yang surplus, Negara pantai harus memperhitungkan semua faktor
yang relevan. Salah satu dari beberapa faktor yang harus diperhitungkan adalah ke
negara yang warganegaranya telah memancing di sekitar ZEE.
c. Sumberdaya Ekonomi Lainnya
Pasal 56 Konvensi hukum laut memberikan hak berdaulat bagi negara pantai terkait
dengan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi di ZEE, seperti produksi energi yang
bersumber dari air laut, currents dan angin. Aturan ini memberikan hak baru bagi negara
pantai untuk mengembangkan teknologi terkait. Produksi energi seringkali
membutuhkan konstruksi dan instalasi, sehingga hal tersebut juga dapat diakomodasi
oleh ketentuan hukum.
d. Konstruksi Pulau Buatan dan Instalasi
Di ZEE pada dasarnya tidak terdapat kedaulatan panuh negara pantai, namun lebih
merupakan kedaulatan terbatas pada pemanfaatan ekonominya. Pasal 56 Konvensi
Hukum Laut, mengatur bahwa di zona ekonomi eksklusif, Negara pantai mempunyai hak
eksklusif untuk membangun dan untuk menguasakan dan mengatur pembangunan
operasi dan penggunaan :
 Pulau buatan;
 Instalasi dan bangunan untuk keperluan sebagaimana ditentukan dalam pasal 56 dan
tujuan ekonomi lainnya;
 Instalasi dan bangunan yang dapat mengganggu pelaksanaan hak-hak Negara pantai
dalam zona tersebut.
e. Riset Ilmiah Kelautan
Pasal 56 memberikan jurisdiksi bagi negara pantai untuk melakukan riset ilmiah
kelautan. Dimana negara pantai memiliki mengatur, memberikan izin dan
menyelenggarakan riset ilmiah kelautan di ZEE. Negara-negara pantai dalam keadaan
biasa harus memberikan ijinnya terhadap proyek riset ilmiah kelautan yang
diselenggarakan oleh Negara-negara lain atau organisasi- organisasi internasional yang
kompeten dalam zona ekonomi eksklusif atau di landas kontinennya yang
diselenggarakan sesuai dengan Konvensi ini semata-mata untuk tujuan damai dan dengan
tujuan untuk menambah pengetahuan ilmiah tentang lingkungan laut demi kepentingan
umat manusia. Untuk tujuan termaksud Negara-negara pantai harus secepatnya
menentukan ketentuan dan prosedur guna menjamin agar persetujuan tersebut tidak akan
diundurkan atau ditolak tanpa alasan yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai