Disusun oleh:
Sesuai dengan Keppres No.39/1978 tugas pokok Bulog antara lain adalah melakukan
pengendalian harga beras, gandum, gabah, serta bahan pokok yang lain dengan tujuan untuk
menjaga harga tetap stabil, baik bagi produsen atau konsumen. Perusahaan Umum Badan
Urusan Logistik atau disingkat Perum Bulog adalah sebuah lembaga pangan di Indonesia
yang mengurusi tata niaga beras. Bulog dibentuk pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan
Keputusan Presidium Kabinet Nomor 114/Kep/1967. Sejak tahun 2003, status Bulog menjadi
BUMN. BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik
pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan
pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi
pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari
pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk
gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin
(Raskin) dan pengelolaan stok pangan.
Tugas dari Badan urusan logistik adalah melaksanakan pemerintahan serta
pembangunan pada bidang manajemen logistik dengan cara melakukan tata kelola
persediaaan, menyalurkan dan mengendalikan harga beras, serta melakukan usaha jasa
logistik yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Visi Bulog adalah untuk
menciptakan kedaulatan pangan serta menjadi satu perusahaan yang unggul. Misi Bulog
antara lain yaitu : memberikan pelayanan yang prima baik kepada masyarakat serta pihak-
pihak yang berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan pangan, mengelola perusahaan
dengan baik dan benar dan mencapai pertumbuhan usaha yang terus menerus atau
berkesinambungan.
Waktu dan tempat pelaksanan kunjungan yang dilakukan dalam pengumpulan data
dan bahan laporan ialah :
Hari : Jum’at
Tanggal : 05 April 2019
Pukul : 15.00 WIB s.d Selesai
Tempat : Siron, Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh 24414
1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
Pengajar Mata Kuliah Bangunan Pertanian dalam konteks Bangunan Penyimpanan Badan
Urusan Logistik yaitu Dr. Rita Khatir S.TP,. M.Sc., serta agar mahasiswa mengetahui
struktur bangunan gudang penyimpanan pada bulog.
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
Pada kunjungan ke Badan Urusan Logistik (Bulog), metode yang digunakan adalah
metode pengamatan dan wawancara langsung kepada petugas Bulog Banda Aceh, dimana
yang diamati pada kunjungan tersebut berupa jumlah bangunan, konstruksi bangunan, luas
bangunan, asal beras yang disimpan dan rentang waktu penyimpanannya, pendistribusian
beras, bangunan pendukung, dan kendala yang dihadapi.
Berikut adalah tabel hasil dari pengamatan serta wawancara bersama petugas BULOG:
Tabel ini dibuat sesuai dengan ketetapan SNI 7331:2007
N Klasifikasi Gudang
Persyaratan
O A B C
I. Persyaratan Umum
Peralatan Gudang
1 Alat Timbang Bertera Sah Ada(√) Ada Ada
(digital)
2 Palet Kayu/plastik Ada(√) Ada Ada
3 Alat ukur
Ada(√) Ada Ada
a. Higronometer
Ada(√) Ada Ada
b. Termometer
1. BULOG di Banda Aceh memiliki 6 Gudang yaitu 2 Gudang Baru Bulog (GBB) dan 4
Gudang Semi Permanen serta terdapat bangunan penunjang lainnya seperti bangunan
khusus untuk kilang padi yang sudah lama tak lagi dioperasikan. Kapasitas di dua
bangunan GBB ini ialah 65.000 ton/unit gudang. Sedangkan kapasitas 4 bangunan
GSP ini ialah 3.500 ton/unit gudang. Akan tetapi 1 gudang GSP telah dialih fungsikan
menjadi tempat pengemasan.
2. Kontruksi serta fasilitas yang ada didalamnya telah sesuai dengan standar SNI, dapat
dilihat pada tabel yang telah di centang.
3. Selain menerima beras dari Indonesia sendiri, Bulog juga mengimpor beras. Impor
beras paling banyak diterima dari India dan Thailand dengan tingkat kualitas yang
berbeda pula tentunya.
4. Proses pendistribusian beras dari perum BULOG sendiri ialah, beras masuk lalu akan
disimpan terlebih dahulu di gudang BULOG pusat, baru kemudian didistribusikan
kepada cabang cabang BULOG didaerah Aceh, kemudian baru bisa dikonsumsi oleh
masyarakat.
5. Bangunan pendukung pada perum BULOG sendiri ialah terdapat bangunan GSP yang
diubah menjadi bangunan pengemasan, kemudian terdapat kantor didepan bangunan
penyimpanan BULOG dan pos satpam serta bangunan untuk kilang padi yang
letaknya diarea paling belakang dari gudang Bulog itu sendiri.
6. Kendala yang paling sering dihadapi penjaga Gudang BULOG ialah beras yang telah
disimpan digudang tersebut terserang hama seperti tribolium (kumbang beras) dan
rejoverta (kutu beras) juga tikus sehingga kadang BULOG mengalami kerugian yang
tidak sedikit, dan mengakibatkan beras yang ada tidak dapat didistribusikan ke
masyarakat. Serangan kutu beras adalah yang paling berbahaya diantara serangan
hama lainnya karena ukurannya yang kecil dan ketika menggerogoti beras, kutu beras
selalu datang dalam jumlah besar.
Gambar 1. Foto bersama didepan gudang penyimpanan beras Bulog.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan kunjungan ke Bulog yaitu
diantaranya :
1. Gudang bulog memiliki bangunan Gudang Baru Bulog (GBB) dan Gudang Semi
Permanen (GSP).
2. Standar gudang penyimpanan bulog telah memenuhi standar SNI.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah, sebaiknya pihak bulog dapat bekerja
ekstra dalam mengantisipasi serangan hama yang sifatnya merugikan.