Anda di halaman 1dari 23

Laporan Layanan Informasi Publik

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi


Komisi Informasi Pusat
Tahun 2015
Kata Pengantar ............................................................................................... i

BAGIAN PERTAMA
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOMISI INFORMASI
PUSAT
A. Gambaran Umum Layanan Informasi Publik ....................................... 1
B. Kebijakan Layanan Informasi Publik ...................................................... 3
C. Struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Komisi Informasi
Pusat............................................................................................................ 4

BAGIAN KEDUA
LAYANAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK
A. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik ............................................ 6
B. Permohonan Informasi Publik.................................................................. 7
B.1 Jumlah Permohonan Informasi Publik ........................................... 8
B.2 Sarana Permohonan Informasi Publik ........................................... 9
B.3 Jangka Waktu Pemberian Informasi Publik.................................. 9
B.4 Pemenuhan Permohonan Informasi Publik .................................. 10
B.5 Jumlah Keberatan ........................................................................... 11
C. Informasi Berdasarkan Permohonan ..................................................... 12
BAGIAN KETIGA
KENDALA LAYANAN INFORMASI PUBLIK
A. Kendala Internal ........................................................................................ 15
A.1 Kendala Teknis ................................................................................ 15
A.2 Kendala Substansi .......................................................................... 15
B. Kendala Eksternal ..................................................................................... 15

BAGIAN KEEMPAT
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................... 17
Semangat keterbukaan informasi publik di Negara Republik
Indonesia mulai berkembang dengan pesat pasca diundangkannya
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (UU KIP) pada 30 April 2008. Adanya keterbukaan informasi publik
akan membawa pada penyelenggaraan negara yang baik karena
dengan adanya keterbukaan informasi publik dapat dijadikan sarana
bagi masyarakat untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap
penyelengaraan negara.

Keterbukaan informasi publik merupakan bentuk keniscayaan bagi


Negara Indonesia yang mengakui sebagai negara demokrasi. Ciri suatu
negara demokrasi adalah adanya pengakuan hak asasi atas akses
informasi publik. Pengakuan hak asasi atas informasi termuat dalam
ketentuan Pasal 28 F Undang Undang Dasar 1945. Dengan demikian,
setiap penyelenggaraan negara harus dilakukan dengan prinsip-prinsip
keterbukaan informasi publik.

Komisi Informasi Pusat yang dibentuk berdasarkan UU KIP memiliki


tanggung jawab moral maupun yuridis untuk melaksanakan prinsip-prinsip
keterbukaan informasi publik. Salah satu pelaksanaan keterbukaan
informasi publik yang diimplementasikan Komisi Informasi Pusat (KI Pusat)
adalah dengan melaporkan pelaksanaan tugas dan fungsi Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam memberikan layanan
informasi publik pada masyarakat, melalui pembuatan Laporan Layanan
Informasi Publik PPID KI Pusat.

i
Laporan ini dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban dan akuntabilitas PPID KI Pusat dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya selama Tahun 2015. Laporan ini tidak
hanya sekadar menggugurkan tanggung jawab yang diperintahkan oleh
UU KIP juncto Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP), melainkan sebagai bentuk
pelaksanaan prinsip keterbukaan informasi publik dan akuntabilitas
kepada masyarakat.

Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan


negara yang baik adalah dengan cara membuka seluruh pelaksanaan
tugas dan fungsi masing-masing badan publik. Semakin terbuka
penyelenggaraan negara maka makin dapat dipertanggungjawabkan.
Oleh sebab itu, PPID KI Pusat terus berusaha meningkatkan keterbukaan
informasi publik pada Komisi Informasi Pusat serta
mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi PPID.

Akhir kata, semoga Laporan Layanan Informasi Publik Pejabat


Pengelola Informasi dan Dokumentasi Komisi Informasi Pusat ini, dapat
memberikan manfaat dan informasi kepada masyarakat sehingga apa
yang dilaksanakan oleh PPDI KI Pusat dapat dipertanggungjawabkan
secara maksimal.
Jakarta, Desember 2015
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
Komisi Informasi Pusat

Drs. Bambang Hardi Winata, MM.

ii
BAGIAN PERTAMA
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI
KOMISI INFORMASI PUSAT

A. Gambaran Umum Layanan Informasi Publik

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Komisi


Informasi Pusat (KI Pusat) ditunjuk pada Tahun 2010 melalui surat
Keputusan Komisi Informasi Pusat dengan Nomor 04/KIP/SK/XII/2010
tertanggal 6 Desember 2010. Keputusan tersebut beberapa kali
mengalami perubahan dan terakhir kali diubah pada Tahun 2015, melalui
Keputusan Komisi Informasi Pusat Nomor 68-A/KEP/KIP/VII/2015.

Keluarnya keputusan tentang PPID KI Pusat didasarkan pada


ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (UU
“PPID KI Pusat berusaha meningkatkan
KIP), Peraturan layanan informasi publik yang berada pada
penguasaannya secara cepat dan tepat waktu,
Pemerintah Nomor
biaya ringan, dan cara sederhana kepada
publik.”
61 Tahun 2010
tentang Peraturan
Pelaksana UU KIP
(PP 61 Tahun 2010)
dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar
Layanan Informasi Publik (SLIP).

Ketiga regulasi yang disebutkan di atas, merupakan payung hukum


bagi PPID untuk mengimplementasikan keterbukaan informasi publik pada
KI Pusat dan secara luas mendorong terwujudnya tujuan UU KIP
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UU KIP. Pada tataran implementasi,
PPID KI Pusat berusaha meningkatkan layanan informasi publik yang

1
berada pada penguasaannya secara cepat dan tepat waktu, biaya
ringan, dan cara sederhana kepada publik.

Untuk memberikan kemudahan


“PPID KI Pusat memanfaatkan sistem
layanan informasi publik melalui bagi masyarakat atas akses informasi
sarana dan/atau media elektronik
dan non-elektronik melalui publik secara cepat, efisien, dan
pengembangan website efektif. PPID KI Pusat memanfaatkan
www.komisiinformasi.go.id dan
Anjungan Informasi Publik” sistem layanan informasi publik
melalui sarana dan/atau media
elektronik dan non-elektronik melalui
pengembangan website
www.komisiinformasi.go.id, anjungan
informasi publik, sehingga dengan
adanya sarana tersebut dapat
memudahkan masyarakat
mengetahui informasi yang berada
pada penguasaan PPID KI Pusat dan
dapat mengaksesnya setiap saat.

Sarana tersebut memudahkan publik mengakses informasi yang


dikuasai Komisi Informasi Pusat sesuai kebutuhan masyarakat. Apabila
publik tidak memperoleh informasi yang dibutuhkan pada sarana tersebut
dapat mengajukan permohonan informasi publik melalui dua cara yaitu
pertama, mengajukan secara langsung (datang ke Kantor KI Pusat.
Kedua, melalui email ke ppid@komisiinformasi.go.id.

Sebagai bentuk akuntabilitas atas pelaksanaan fungsi dan tugas


PPID KI Pusat serta atas perintah Pasal 11 ayat (1) huruf h UU KIP juncto
Pasal 4 huruf j Perki SLIP, maka di Tahun 2015 ini, PPID KI Pusat membuat
Laporan tentang Layanan Informasi Publik. Dengan adanya laporan ini,
masyarakat dapat mengetahui secara komprehensif kinerja PPID KI Pusat
selama 1 Tahun (2015) dalam memberikan layanan informasi publik
kepada masyarakat.

2
B. Kebijakan Layanan Informasi Publik

Dalam memberikan layanan informasi publik kepada setiap


Pemohon Informasi Publik, PPID KI pusat berpedoman pada UU KIP, PP 61
Tahun 2010, dan Perki SLIP. Regulasi tersebut telah
mengatur pemenuhan hak atas informasi dan
akses informasi publik melalui mekanisme
memperoleh informasi sebagaimana diatur dalam
Pasal 21 dan Pasal 22 UU KIP.

Menjadi sebuah kewajiban bagi PPID KI Pusat


untuk mentaati dan melaksanakan ketentuan terkait hak akses atas
informasi publik dengan segala
konsekuensinya (Mekanisme MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI
(Berdasarkan Pasal 22, 35, 36 UU KIP)
Memperoleh Informasi dapat
dilihat pada box di samping). 1. Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan
permintaan Informasi Publik kepada Badan
UU KIP telah menekankan Publik secara tertulis atau tidak tertulis;
2. Badan Publik wajib mencatat, memberikan
bahwa setiap informasi publik tanda bukti permintaan, dan wajib memberikan
harus diperoleh dengan cepat jawaban paling lambat 10 hari kerja sejak
diterimanya permintaan serta dapat
dan tepat waktu, biaya memperpanjang paling lambat 7 hari kerja
dengan memberikan alasan tertulis;
ringan, dan sederhana. 3. Setiap Pemohon Informasi Publik dapat
Sehingga prinsip tersebut mengajukan keberatan secara tertulis kepada
atasan PPID dengan menyertakan alasan dalam
menjadi tantangan bagi PPID jangka waktu paling lambat 30 hari kerja;
4. Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja
KI Pusat untuk memberikan sejak diterimanya keberatan secara tertulis,
layanan informasi publik Atasan PPID memberikan tanggapan atas
keberatan yang diajukan Pemohon Informasi
kepada masyarakat secara Publik.

cepat, efektif dan efisien.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, dalam memberikan layanan


informasi secara cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan sederhana.
PPID KI Pusat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-
elektronik sehingga masyarakat dapat secara cepat memperoleh
informasi publik sesuai dengan kebutuhannya.

3
Selain memanfaatkan sarana media elektronik dan non-elektronik.
PPID KI Pusat memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 12 (dua
belas) Orang yang memiliki masing-masing tugas sesuai dengan
Keputusan Komisi Informasi tentang PPID KI Pusat (tugas PPID dan personil
akan diuraikan pada bagian selanjutnya). Jumlah SDM tersebut, memang
kurang ideal ditambah lagi minimnya anggaran untuk layanan informasi
publik. Pada Tahun 2015 anggaran tersebut sebanyak Rp.74.312.000,-.
Secara umum anggaran tersebut digunakan untuk honor tim PPID dan
akomodasi rapat.

C. Struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Komisi Informasi


Pusat

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Komisi Informasi


Pusat sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya telah
ditunjuk pada tahun 2010. Dalam strukturnya, Atasan Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (Atasan PPID) dijabat oleh Ketua Komisi
Informasi Pusat, sedangkan PPID dijabat oleh Sekretaris Komisi Informasi
Pusat.

4
Dalam struktur itu, PPID dibantu oleh PPID Pelaksana yang
merupakan jabatan struktural dalam Struktur Organisasi Komisi Informasi
Pusat yang terdiri dari Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Bagian Umum,
dan Kepala Bagian Administrasi Penanganan Penyelesaian Sengketa
(APPS). Berdasarkan Keputusan Komisi Informasi Pusat Nomor 68-
A/KEP/KIP/VII/2015, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PPID
bertanggung jawab kepada Ketua KI Pusat selaku Atasan PPID. Secara
umum PPID Pelaksana memiliki tugas mengkoordinasikan pengumpulan,
pendataan, pengklasifikasian, penyimpanan, seluruh Informasi Publik
dilingkungan PPID Pelaksana pada setiap bidang.

5
BAGIAN KEDUA
LAYANAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK

A. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik

Konstitusi Republik Indonesia telah memberikan jaminan kepada


setiap orang untuk dapat memperoleh dan mengakses informasi publik.
Sebagai bentuk jaminan atas informasi publik tersebut, Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP),
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Peraturan Pelaksana
UU KIP (PP 61 Tahun 2010), dan Peraturan Komisi Informasi Pusat Nomor 1
Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) mengatur
secara teknis mekanisme memperoleh informasi publik.

Pengaturan mekanisme memperoleh informasi publik tersebut


merupakan hal yang wajar di negara yang berlandaskan hukum
(rechstaat). Hal ini bertujuan agar pemerolehan informasi publik dapat
terlaksana dengan teratur dan baik, begitu juga dengan badan publik
yang notabene sebagai penyedia informasi publik untuk mengelola
informasi publik yang dikuasainya dapat terdokumentasi dengan baik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Secara umum, terdapat dua mekanisme pemerolehan informasi


publik berdasarkan regulasi yang disebutkan di atas yaitu, melalui akses
pada sarana elektronik maupun non-elektronik yang telah disediakan oleh
badan publik, dan melalui pengajuan permohonan
informasi publik ke setiap badan publik. Tahun 2010,
merupakan tahun yang amat bersejarah bagi
pemenuhan hak asasi atas informasi publik. Pasalnya,
tahun tersebut merupakan tahun reformasi layanan
informasi publik yang sebelumnya bersifat tertutup dan

6
sejak UU KIP diberlakukan setiap informasi publik bersifat terbuka dan
dapat diakses kecuali terhadap informasi publik yang dikecualikan.

Berdasarkan hal di atas, maka setiap orang dapat mengakses dan


memohon informasi publik sesuai kebutuhannya dengan berlandaskan UU
KIP. Komisi Informasi Pusat sebagai salah satu badan publik yang wajib
tunduk pada UU KIP diwajibkan untuk menyediakan, memberikan
dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada pada
penguasaannya. Adanya kewajiban tersebut, Komisi Informasi Pusat (KI
Pusat) berusaha meningkatkan pelayanan informasi publik dengan tujuan
agar publik dapat meminta dan mengakses informasi publik secara cepat,
tepat, dan sederhana.

Bentuk layanan informasi publik yang diberikan oleh Komisi Informasi


Pusat sebagaimana dijelaskan pada Bagian Pertama adalah melalui
sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik. Pada Tahun 2015,
PPID Komisi Informasi Pusat telah menerima beberapa permohonan
informasi publik. Penjelasan terkait dengan permohonan dan layanan
informasi publik, dapat dijelaskan pada bagian di bawah ini.

B. Permohonan Informasi Publik

Dalam konsideran UU KIP pada bagian menimbang, dijelaskan


bahwa Informasi Publik merupakan kebutuhan setiap orang untuk
mengembangkan pengetahuannya dan lingkungannya. Menjadi wajar
jika setiap badan publik menerima adanya
permohonan informasi publik karena selain
sebagai kebutuhan individu setiap orang
untuk memperoleh informasi, hal ini juga
sebagai bentuk partisipasi dan kontrol
masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih yang
sejalan dengan tujuan UU KIP.

7
Pada tahun 2015, Komisi Informasi Publik menerima permohonan
informasi dari berbagai kalangan masyarakat dan organisasi masyarakat.
Informasi yang diminta pun sangat beragam. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan di bawah ini.

B.1. Jumlah Permohonan Informasi Publik

Dalam kurun bulan Januari


JUMLAH PERMOHONAN INFORMASI
hingga Desember 2015, PPID Komisi
Informasi Pusat telah menerima 19%

permohonan informasi publik 2%

sebanyak 43 permohonan. Dari 43


Permohonan Informasi Publik yang 79%

diterima PPID Komisi Informasi Pusat, Individu Badan Hukum Instansi

sebanyak 34 permohonan diajukan


oleh Individu, Badan Hukum sebanyak 1 (satu) permohonan, dan
Instansi sebanyak 8 (delapan) permohonan.
JUMLAH PERMOHONAN INFORMASI
SETIAP BULANNYA Dari data yang
disebutkan di atas, sebanyak
79% Permohonan Informasi
43
Publik yang diterima PPID Komisi
5 5 5 5 6
3 3 1 3 4 2 1
Informasi Pusat berasal dari
SEPTEMBER

DESEMBER
NOVEMBER
JANUARI

MARET
APRIL

OKTOBER
JUNI

JUMLAH
FEBRUARI

JULI
AGUSTUS
MEI

Individu. Dari bulan Januari


hingga Desember 2015,
Permohonan Informasi yang
banyak diterima oleh PPID Komisi Informasi Pusat yaitu pada Bulan
September sebanyak 6 Permohonan.

Selengkapnya data permohonan informasi berdasarkan bulan


kalender dapat dilihat pada tabel di atas.

8
B.2. Sarana Permohonan Informasi Publik

PPID Komisi Informasi


Sarana Permohonan Informasi Publik
Pusat memberikan kemudahan
bagi masyarakat untuk dapat 24%

memperoleh Informasi Publik.


76%
Khusus terhadap layanan
permohonan informasi publik,
sarana yang disediakan
Elektronik Datang Langsung
melalui elektronik email/faximile
ke ppid@komisiinformasi.go.id dan dapat datang secara langsung ke
Kantor Komisi Informasi Pusat untuk mengisi form Permohonan Informasi
Publik pada Meja Layanan Informasi Publik.

Sesuai dengan jumlah permohonan informasi publik yang diterima PPID


Komisi Informasi Pusat. jumlah Permohonan Informasi Publik melalui
sarana elektronik (email/faximile) sebanyak 26 dan secara langsung
(datang ke kantor Komisi Informasi Pusat) sebanyak 8 (delapan).
Berdasarkan data tersebut, sarana elektronik dapat dikatakan sebagai
media untuk mengajukan permohonan informasi publik yang efektif
dan efisien.

B.3. Jangka Waktu Pemberian Informasi Publik

Jangka waktu untuk memberikan layanan Permohonan Informasi

Tanggal Surat Masuk


Tanggal Jawaban Publik telah diatur secara
Permohonan
16 Maret 2015 23 Maret 2015 tegas oleh UU KIP juncto Perki
20 Maret 2015 20 Maret 2015
SLIP. Setiap badan publik
30 Maret 2015 6 April 2015

31 Maret 2015 31 Maret 2015 wajib memberikan jawaban


4 Maret 2015 23 Maret 2015 Permohonan Informasi Publik
6 April 2015 15 April 2015
paling lambat 10 (sepuluh)
13 April 2015 13 April 2015

13 April 2015 15 April 2015 hari kerja sejak diterimanya


11 Mei 2015 15 Mei 2015 permintaan. Badan publik
27 Mei 2015 4 Juni 2015
juga diberikan hak oleh UU
15 Juni 2015 8 Juli 2015

9
KIP untuk dapat memperpanjang
Tanggal Jawaban
waktu pemberian informasi publik Tanggal Surat Masuk
Permohonan

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja. 8 Juli 2015 6 Agustus 2015


8 Juli 2015 27 Juli 2015
Perpanjangan pemberian informasi 8 Juli 2015 27 Juli 2015

publik sebagaimana dijelaskan di 8 Juli 2015 23 Maret 2015


24 Agustus 2015 26 Agustus 2015
atas dengan syarat badan publik
26 Agustus 2015 28 Agustus 2015
mengirimkan pemberitahuan 1 September 2015 9 September 2015
8 September 2015 15 September 2015
secara tertulis terlebih dahulu
23 September 2015 23 September 2015
kepada Pemohon Informasi Publik 29 September 2015 9 Oktober 2015

dengan menguraikan alasan-alasan 29 September 2015 6 Oktober 2015


5 Oktober 2015 9 Oktober 2015
perpanjangan pemberian informasi.
9 Oktober 2015 12 Oktober 2015
Berdasarkan mekanisme 19 Oktober 2015 28 Oktober 2015

memperoleh informasi publik tersebut, PPID Komisi Informasi Pusat


dalam memberikan layanan Permohonan Informasi Publik tidak pernah
menyalahi aturan atau dalam bahasa lain pemberian informasi sesuai
dengan jangka waktu yang ditentukan.

Berdasarkan data-data yang ada pada tabel tanggal surat


masuk dan jawaban atas permohonan informasi publik, PPID Komisi
Informasi Pusat memberikan jawaban atas permohonan informasi
publik tidak melebihi jangka waktu yang ditentukan UU KIP juncto Perki
SLIP.

B.4. Pemenuhan Permohonan Informasi Publik

UU KIP juncto Perki SLIP mengatur jawaban atas adanya


permohonan informasi publik yang secara garis besar dikelompokkan
menjadi 2 (dua) hal yaitu, (1) Informasi yang
dimohonkan tidak dapat diberikan, (2) Informasi
yang dimohonkan dapat diberikan.

Sebagaimana data jumlah Permohonan


Informasi Publik yang diterima oleh PPID Komisi
Informasi Pusat pada Tahun 2015 sebanyak 43 permohonan, terdapat 2
(dua) informasi yang dimohonkan Pemohon diberikan sebagian dan 1
10
(satu) informasi yang dimohonkan Pemohon tidak dikuasai oleh PPID
Komisi Informasi Pusat.

Sebanyak 59 informasi publik yang dimohonkan Pemohon


diberikan seluruhnya oleh PPID Komisi Informasi Pusat. Jumlah informasi
publik yang dimohonkan Pemohon sebagaimana tabel di atas,
memang tidak sesuai dengan jumlah Pemohon yang meminta
informasi ke PPID Komisi Informasi Pusat. Hal tersebut dikarenakan setiap
1 (satu) Pemohon PEMENUHAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK
DIBERIKAN DITOLAK
Informasi Publik dapat Se bagian Se luruh Dike cualikan Tidak Dikuasai

meminta informasi lebih - 15 - -


1 4 - -
dari satu sehingga - 6 - -
1 4 - -
jumlah informasi yang - 3 - -
- 1 - -
dimohonkan lebih - 5 - -
- 3 - -
banyak daripada - 12 - -
- 6 - 1
Jumlah Pemohon Jumlah
2 59 - 1
Informasi Publik.

B.5. Jumlah Keberatan

Berdasarkan penjelasan tentang pemenuhan permohonan


informasi publik sebagaimana dijelaskan pada bagian A.4. Terlihat
bahwa seluruh permohonan informasi dijawab dan diberikan oleh PPID
Komisi Informasi Pusat, sehingga dalam hal ini.
Upaya keberatan yang diatur dalam Pasal 35 UU
KIP tidak ditempuh oleh Pemohon Informasi
Publik. Dengan demikian, pada Tahun 2015 PPID
Komisi Informasi Pusat tidak pernah menerima
keberatan dari Pemohon Informasi Publik atas
layanan informasi publik.

Tidak adanya keberatan yang diajukan Pemohon Informasi Publik


ke Komisi Informasi Pusat. Menandakan bahwa Komisi Informasi Pusat
tidak pernah mengalami sengketa informasi publik dengan Pemohon
Informasi Publik. Karenanya, dalam laporan layanan informasi publik
11
Tahun 2015 ini, tidak diuraikan mengenai jumlah sengketa informasi
publik antara Pemohon dengan Komisi Informasi Pusat

C. Informasi Berdasarkan Permohonan

Berdasarkan ketentuan Bab IV UU KIP yang mengatur tentang


informasi yang wajib disediakan dan umumkan oleh badan publik.
Terdapat 3 (tiga) kewajiban badan publik untuk mengumumkan dan
menyediakan informasi publik yaitu:

(1) badan publik wajib mengumumkan informasi secara berkala yang


meliputi (Pasal 9 UU KIP);
a. informasi yang berkaitan dengan badan publik;
b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik;
c. informasi mengenai laporan keuangan;
d. informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(2) badan publik wajib mengumumkan informasi serta merta yaitu,
informasi yang dapat mengancam hidup orang banyak dan
ketertiban umum (Pasal 10 UU KIP).
(3) badan publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang
meliputi (Pasal 11 UU KIP):
a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah
penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;
b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;
c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;
d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan Badan Publik;
e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;
f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik
dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;
g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat; dan/atau
h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik
sebagaimana diatur dalam UU KIP.

12
Berdasarkan data yang telah disebutkan pada bagian A.4, tentang
pemenuhan permohonan informasi publik terdapat 59 jenis informasi
publik yang dimohonkan. Terdapat 1 permohonan informasi tentang
Laporan Keuangan, dan 59 terkait informasi di luar yang diatur dalam
Pasal 9, 10, dan 11 UU KIP, sebagaimana dijelaskan di atas. Artinya,
sebanyak 59 jenis informasi yang dimohonkan berkaitan dengan hal lain-
lain, misalnya terkait dengan notulensi sidang penyelesaian sengketa
informasi publik, rekaman (video) penyelesaian sengketa informasi publik,
jumlah Komisi Informasi yang sudah terbentuk seluruh Indonesia, daftar
kehadiran komisioner dan pegawai Komisi Informasi Pusat dan lain-lain.

JENIS INFORMASI YANG DIMOHONKAN


70

60

50

40

30 59
20

10
1 0
0
LAPORAN KEUANGAN INFORMASI DIATUR PASAL 9, 10, LAIN-LAIN
DAN 11 UU KIP

13
BAGIAN KETIGA
KENDALA LAYANAN INFORMASI PUBLIK

Setiap badan publik dalam memberikan layanan informasi publik


berasaskan pelayanan informasi secara cepat dan tepat waktu (Pasal 2
ayat (3) UU KIP). Ketentuan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi
setiap badan publik untuk
“Setiap Informasi Publik harus dapat
mewujudkan layanan
diperoleh setiap Pemohon Informasi
informasi publik kepada
Publik dengan cepat dan tepat waktu,
masyarakat tidak hanya
biaya ringan, dan cara sederhana,”
Komisi Informasi Pusat.
Pasal 2 ayat (3) UU KIP.
Untuk mewujudkan
pelayanan informasi secara cepat. UU KIP telah memberikan solusi
kepada setiap badan publik agar mengembangkan sistem penyediaan
layanan informasi secara cepat, mudah dan wajar dengan
memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik.

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bagian Pertama, Komisi


Informasi Pusat telah menyediakan sarana dalam memberikan layanan
informasi publik kepada masyarakat. Sarana untuk mengajukan
permohonan informasi publik dapat melalui elektronik (email, faximile,
surat) dan non-elektronik (datang langsung untuk mengisi form
permohonan informasi publik), kemudian publik dapat mengakses
informasi publik yang dikuasai oleh Komisi Informasi Pusat melalui website
resmi www.komisiinformasi.go.id. Disadari bahwa layanan informasi publik
yang diberikan oleh PPID KI Pusat belum maksimal, hal ini dikarenakan
terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh PPID KI Pusat.

14
A. Kendala Internal

Seperti telah disinggung pada penjelasan sebelumnya, bahwa


Komisi Informasi Pusat dalam memberikan layanan
informasi publik memiliki beberapa kendala yang
terbagi menjadi dua yaitu, kendala teknis dan
kendala substansi:

A.1. Kendala Teknis


Yang dimaksud dengan kendala teknis adalah kendala
ketersediaan sarana prasarana layanan informasi publik yang
dimiliki Komisi Informasi Pusat. Minimnya sarana layanan informasi
publik ini akan berdampak pada pemenuhan hak atas informasi
publik bagi masyarakat.

A.2. Kendala Substansi


Yang dimaksud dengan kendala substansi adalah berkaitan
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Komisi
Informasi Pusat dalam memberikan layanan permohonan
informasi publik. Sebagaimana telah disinggung pada Bagian
Pertama, SDM pada struktur Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi yang dimiliki Komisi Informasi Pusat sebanyak 12
orang, sedangkan yang khusus memberikan pelayanan informasi
publik baik secara digital maupun datang langsung hanya
berjumlah 2 orang. Kendala ini tentunya akan berdampak
langsung pada pemenuhan hak masyarakat atas informasi publik.

B. Kendala Eksternal

Banyaknya jenis informasi yang dimohonkan Pemohon menjadi


kendala tersendiri bagi PPID KI Pusat. Sebagaimana diuraikan pada
Bagian Kedua, bahwa satu orang Pemohon Informasi dapat meminta
informasi lebih dari satu. Selain itu, informasi yang dimohonkan pun
merupakan informasi yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya.

15
BAGIAN KEEMPAT
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai lembaga yang melaksanakan UU KIP dan peraturan


pelaksananya, Komisi Informasi Pusat berupaya melaksanakan tugas dan
fungsinya secara transparan dan akuntabel, khususnya dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID). Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian-
bagian sebelumnya, tugas dan tanggung jawab PPID di antaranya
melakukan pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan
informasi.

Pada tahun 2015, PPID KI Pusat menerima sebanyak 43


permohonan. Dari 43 Permohonan Informasi Publik yang diterima PPID KI
Pusat, sebanyak 34 permohonan diajukan oleh Individu, Badan Hukum
sebanyak 1 (satu) permohonan, dan Instansi sebanyak 8 (delapan)
permohonan. Dari jumlah permohonan tersebut PPID Pusat telah
memenuhi seluruh permohonan dengan mendasarkan pada layanan
informasi secara cepat, dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara
sederhana kepada publik.

Capaian dalam memberikan layanan secara cepat dan dapat


memenuhi permohonan informasi publik yang diajukan oleh masyarakat
merupakan nilai yang positif bagi PPID KI Pusat. Adanya capain tersebut
menjadi tantangan bagi PPID KI Pusat pada tahun-tahun selanjutnya,
tentunya dengan mengembangkan sarana dan prasarana dalam
mendukung layanan atau akses informasi publik. Adanya pengembangan
sarana tersebut, pastinya dapat memberikan layanan informasi yang lebih
optimal serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara luas.

16
B. Saran

Secara yuridis, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab


PPID dalam memberikan layanan informasi publik. PPID dituntut untuk
membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi
untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat
diakses dengan mudah. Sebagaimana penjelasan pada bagian
sebelumnya, PPID KI Pusat memiliki beberapa kendala dalam memberikan
layanan informasi publik.

Berdasarkan hal tersebut, guna dapat memberikan layanan


informasi publik kepada masyarakat secara efisien dan efektif. PPID KI
Pusat pada tahun selanjutnya akan mengembangkan sistem informasi
dan dokumentasi yang dapat melayani masyarakat secara mudah
melalui layanan permohonan informasi secara elektronik atau disebut e-
ppid berbasis web.

Layanan permohonan informasi secara elektronik atau disebut e-


ppid merupakan aplikasi berbasis website yang didalamnya terdapat fitur
formulir permohonan informasi secara elektronik, yang dapat memberikan
notifikasi kepada admin untuk segera menjawab permohonan informasi
publik (notifikasi telah disesuaikan dengan perhitungan tanggal
permohonan informasi publik). Aplikasi ini juga secara langsung dapat
membuat report pengelompokan jenis Pemohon Informasi Publik,
membuat disposisi secara elektronik, dan lain-lain.

Semoga rencana tersebut pada tahun 2016 dapat terwujud


sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi
pengembangan pengetahuan dan dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa.

17
Komisi Informasi Pusat
Graha PPI Lt. 5, Jl. Abdul Muis No. 8 Jakarta Pusat, Telp. (021) 34830757
www.komisiinformasi.go.id

Anda mungkin juga menyukai