Anda di halaman 1dari 7

Materi : Uji Daya Hantar Listrik Pada Benih Kedelai (Glycine max)

Hari/Tanggal : Senin , 25 Maret 2019


Tempat : Laboratorium Agroteknologi UMM

Uraian Kegiatan

I. Tujuan
Praktikum uji daya hantar listrik bertujuan untuk memberikan ketrampilan bagi
praktikan untuk melakukan uji vigor benih dengan perlakuan daya hantar listrik dan
membandingkan hasil pengujian dengan hasil uji vigor menggunkan metode lainnya.
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pengujian daya hidup adalah gelas beaker
atau gelas ukur, plastik wrap, aluminium foil, EC meter, alat tulis dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih kedelai (Glycine max)
dan larutan aquabides .
III. Metode Kerja
Metode kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Persiapan alat dan bahan
2. Menuangkan larutan aquabides kedalam gelas ukur sebanyak 100 ml
3. Mengukur DHL larutan aquabides sebelum disimpan dengan menggunakan alat EC
meter
4. Memasukkan benih kedelai kedalam larutan aquabides
5. Menutup gelas ukur yang sudah diisi benih kedelai dan larutan aquabides dengan
kertas alumunium foil dan plastik wrap
6. Menyimpan selama 24 jam di ruang bersuhu
7. Mengukur nilai DHL setelah disimpan selama 24 jam

IV. Hasil

Kecambah Normal Kecambah Kecambah


Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 Abnormal Mati
I 0 0 0 21 12 9 1 1 0 24
II 0 0 0 14 14 13 12 0 0 25
Rata-
0 0 0 17,5 19 11 6,5 6,5 0 24,5
rata

Ulangan
Variabel Rerata
1 2

DHL 0,516 0,516 0,516


DB 88% 56% 72%

KCT 8% 0% 4%

IV 84% 56% 70%

V. Pembahasan
Daya hantar listrik merupakan pengujian benih secara fisik yang mencerminkan tingkat
kebocoran membran sel. Benih bervigor rendah memiliki integritas membran yang rendah
sebagai akibat dari deteriorasi selama penyimpanan dan adanya luka mekanis (Copeland dan
McDonald, 1994). Vigor benih dapat dideteksi secara dini dari integritas membran sel yang
dapat diukur melalui konduktivitas kebocoran benih.
Uji vigor benih dapat dilakukan melalui metode langsung atau metode tidak langsung.
Pengujian vigor bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang nilai daya tumbuh
(planting value) dalam kondisi lingkungan kisaran luas atau potensi penyimpanan dari lot
benih. Pengujian ini memberikan informasi tambahan dalam pengujian daya berkecambah
untuk membantu dalam membedakan mutu antar lot benih dengan daya
berkecambah.Metode untuk menguji vigor benih yang telah divalidasi oleh International
Seed Testing Association (ISTA) adalah uji daya hantar listrik, metode pengusangan cepat
(accelerated aging methods atau AAM), serta controlled deterioration test (ISTA, 2011).
Viabilitas benih yang diukur dengan peubah DHL akan lebih dini menunjukkan gejala
kemunduran benih. Benih yang memiliki kebocoran elektrolit tinggi dianggap memiliki vigor
rendah, sedangkan yang kebocoran elektrolitnya rendah adalah benih bervigor tinggi (ISTA,
2005).
Penelitian Taliroso (2008) juga menyebutkan bahwa DHL memiliki keeratan
hubungan yang nyata dengan tolok ukur vigor benih kedelai yang diamati (IV, KCT, VAA, dan

DT) sehingga DHL terbukti dapat digunakan untuk menentukan status vigor benih. Uji DHL
juga dapat digunakan untuk mendeteksi Daya Tumbuh (DT) dan Daya Simpan (DS) benih
kedelai.
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa rata-rata DHL 0,516,
DB 72%, KCT 4%, IV 70% Dilihat dari tabel tersebut dapat diketahui hubungan DHL-DB,
besarnya perubahan DHL yang mengakibatkan perubahan DB dan nilai keragaman dari
peubah DB. Pola hubungan DHL-DB mengalami naik turun. Menurut ISTA (2005) semakin
tinggi DHL benih maka DB yang terhitung akan semakin rendah. Hal ini juga menunjukkan
bahwa viabilitas benih dapat dilihat dari nilai DHL nya. Benih yang memiliki kebocoran
elektrolit tinggi dianggap memiliki vigor rendah dan benih yang memiliki kebocoran
elektrolit rendah dianggap memiliki vigor tinggi.
Makin rendah jumlah kebocoran yang dilepaskan dalam larutan rendaman benih,
mengindikasikan bahwa benih memiliki vigor yang tinggi. Pada penyimpanan kondisi
terkontrol dengan kadar air benih stabil dan suhu konstan rendah mampu mempertahankan
integritas membran sel. Peningkatan kadar air berpengaruh terhadap proses metabolik di
dalam benih seperti hidrolisis lipid pada membran phospolipid yang akan menyebabkan
degradasi membran yang diindikasikan oleh banyaknya kebocoran dan meningkatnya daya
hantar listrik (Noviana, 2017).
Daftar Pustaka
nd
Copeland, L.O dan M.B. McDonald. 1994. Principles of Seed Science and Technology. 2
ed. Chapman & Hall. 409p
[ISTA] International Seed Testing Association. 2011. “Handbook of Vigour Test
Methods”.3rd edition.International Seed Testing Associat-ion. Zurich. Switzerland.
ISTA. 2005. Annexe to Chapter 15: Seed Vigour Testing. International Rules for Seed
Testing ed. 5.
Taliroso, D. 2008. Deteksi status vigor benih kedelai (Glycine max L. Merr) melalui metda
uji daya hantar listrik. Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. 84 hal
Noviana, irma, dkk. 2017. Pendugaan Deteriorasi Benih Kedelai (Glycine max
L.Merr) Selama Penyimpanan. Jurnal Pertanian Agros. Vol . 19, No. 1, Januari 2017:
1-12.
Dokumentasi

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Menyiapkan alat dan Menuangkan larutan Mengukur DHL
bahan yang akan aquabides kedalam dengan EC meter
digunakan gelas ukur

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Memasukkan benih Menutup gelas ukur Menutup dengan
kedelai kedalam dengan aluminium plastik wrap agar
larutan aquabides foil rapat
LAMPIRAN
Peritungan :

𝑋−𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
 DHL Ulangan 1,2 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
0,671−0,015
= 1,27 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,516
𝐾𝑁 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝐾𝑁 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
 DB Ulangan 1 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑢𝑗𝑖

21+1
= 𝑥 100%
25

= 88%

𝐾𝑁 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝐾𝑁 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
 DB Ulangan 2 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑢𝑗𝑖

14+0
= 𝑥 100%
25

= 56%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑁
( 𝑥 100%)
 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑈𝑗𝑖
KCT Ulangan 1 = [𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑥 8]

1
( 𝑥 100%)
25
=[ 𝑥 8]
4

= 8%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑁
( 𝑥 100%)
 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑈𝑗𝑖
KCT Ulangan 2 = [𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑥 8]

0
( 𝑥 100%)
25
=[ 𝑥 8]
4

= 0%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑁 𝑎𝑤𝑎𝑙
 IV Ulangan 1 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑢𝑗𝑖
21
= x 100%
25
= 84%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑁 𝑎𝑤𝑎𝑙
 IV Ulangan 1 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑢𝑗𝑖
14
= x 100%
25

= 56%

Anda mungkin juga menyukai